Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS TEKNIK
PENDAHULUAN
Pembangunan suatu wilayah membutuhkan jasa angkutan yang harus memadai. Tanpa
adanya transportasi sebagai sarana yang menunjang mobilisasi penumpang dan barang, maka
sulit mengharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam pembangunan. Salah satu jasa
layanan transportasi yang sering digunakan saat ini adalah transportasi udarang dengan
menggunakan moda pesawat. Pesawat membutuhkan infrastruktur oendukung yaitu Bandar
Udara (Bandara). Bandara merupakan salah satu fasilitas publik berupa tempat mendarat dan
lepas landasnya pesawat terbang. Bandara Sultan Iskandar Muda adalah sebuah bandara yang
melayani Kota Banda Aceh dan sekitarnya, yang terletak di wilayah Kecamatan Blang
Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Bandara ini dikelola oleh PT. Angkasa Pura
II (Persero), untuk melayani rute domestik dan internasional. Komponen bandara seperti
terminal berserta fasilitasnya menentukan tingkat kepuasan penumpang terhadap layanan yang
diberikan.
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak bandara sangatlah penting bagi
penumpang. Penumpang harus merasa nyaman dengan layanan yang diberikan sehingga citra
pengelola bandara (PT. Angkasa Pura) akan terlihat baik dan juga konsumen/penumpang tidak
merasa dirugikan. Tingkat kualitas pelayanan ini dapat ditentukan berdasarkan penilaian dari
berbagai pihak di bandara seperti pengelola bandara, karyawan dan penumpang. Kualitas
pelayanan bandara ditentukan oleh banyak faktor antara lain keamanan, kondisi lingkungan,
aksesibilitas, layanan kedatangan dan keberangkatan. Aspek proses check-in dan pemeriksaan
keamanan, aspek-aspek yang terkait dengan interaksi penumpang-bandara di terminal,
alternatif waktu luang/kenyamanan, dan pemandangan layanan bandara juga merupakan
variabel penting.
Kualitas pelayanan publik saat ini di Bandara tersebut masih belum memberikan
kepuasan bagi penumpang, seperti masih banyaknya penerbangan yang beroperasi tidak sesuai
dengan jadual penerbangannya (delay), adanya kegiatan-kegiatan yang melanggar hukum
seperti penyelundupan narkoba dan masalah lainnya. Untuk menghadapi persaingan di
lingkungan bisnis jasa, Bandara dituntut untuk selalu memperbaiki kualitas pelayanan jasanya,
dengan cara memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan para penumpang
(pengguna jasa). Hal tersebut dikarenakan salah satu faktor yang menentukan tingkat
keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa. Sedangkan kepuasan pengguna dominan dipengaruhi oleh
daya tanggap. Peningkatan daya tanggap sebesar 10% berdampak besar pada peningkatan
kepuasan sebesar 8,95%. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna menganggap bahwa
responsivitas/daya tanggap adalah hal yang terpenting karena memberikan rasa nyaman dalam
hal bandara melayani kebutuhan dan keinginan konsumen secara cepat dan tepat serta
proporsional. Sebagai pengelola Bandara pihak PT. Angkasa Pura II dituntut tidak hanya
sekedar menyediakan fasilitas-fasilitas di Bandara, tetapi juga memperbaiki kualitas
pelayanan, dengan selalu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan dari
penumpang pesawat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda. Perusahaan yang
bergerak di bidang jasa pelayanan dalam melayani konsumen harus dapat mengetahui
keberadaan lima dimensi kualitas jasa (service quality) seperti bukti fisik (tangible), keandalan
(reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy).
Dalam hal ini bila pihak PT. Angkasa Pura II menerapkan dengan baik kelima dimensi
tersebut, maka pengguna jasa Bandara Internasional Iskandar Muda merasa puas terhadap jasa
yang ditawarkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana tingkat keeratan hubungan dan pengaruh kualitas pelayanan publik Bandara
Internasional Sultan Iskandar Muda terhadap kepuasan penumpang pesawat. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis tingkat keeratan hubungan dan pengaruh kualitas pelayanan
publik Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda terhadap kepuasan penumpang pesawat.
Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi kepada PT. Angkasa Pura II, mengenai
tingkat keeratan hubungan dan pengaruh kualitas pelayanan publik Bandara Internasional
Sultan Iskandar Muda terhadap kepuasan penumpang pesawat.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Fasilitas Sisi Udara (Airside), adalah bagian dari bandar udara dan segala fasilitas
penunjangnya merupakan daerah yang tertutup bagi publik, sehingga setiap orang, barang,
maupun kendaraan yang masuk ke area ini harus memiliki izin khusus. Fasilitas Sisi Udara
terdiri dari :
• Runway atau landas pacu adalah area yang digunakan pesawat untuk melakukan
lepas landas dan pendaratan.
• Taxiway adalah area yang menghubungkan runway dan apron, berfungsi sebagai
jalur pesawat berpindah dari runway ke apron atau sebaliknya.
• Apron adalah area yang digunakan pesawat untuk parkir, mengisi bahan bakar,
kegiatan pemeliharaan pesawat, serta memuat atau menurunkan penumpang maupun
barang. Area ini dibangun berdampingan dengan bangunan terminal untuk
memudahkan kegiatan tersebut.
2. Fasilitas Sisi Darat (Landside), adalah sisi luar bangunan terminal, terbuka untuk umum
dan terletak didalam bangunan terminal yang terbatas untuk umum. Fasilitas Sisi Dara
terdiri dari :
• Terminal bandar udara, adalah tempat untuk penumpang melakukan pengurusan
perjalanan udara seperti pembelian tiker, pemeriksaan, hingga menunggu jadwal
keberangkatan. Diterminal bandara terdapat fasilitas-fasilitas lain: ruang tunggu,
restoran dan berbagai toko.
• Curb, adalah tempat penumpang naik turun dari kendaraan darat ke bangunan
terminal.
• Tempat parkir kendaraan, para penumpang yang akan menggunakan transportasi
udara dapat memarkirkan kendaraannya ditempat parkir yang telah di sediakan.
Berikut ini merupakan fasilitas yang ada di Bandara Sultan Iskandar Muda :
Taxiway
Apron
Toilet
Mushola
Supermarket
Restoran atau Tempat
pembelian makanan
Curb
Dimana:
n = Jumlah elemen/anggota sampel;
N = Jumlah elemen/anggota populasi; dan
e = Error level (tingkat kesalahan) umumnya digunakan 1% atau 0,01, 5% atau 0,05,
dan 10% atau 0,1 (catatan dapat dipilih oleh peneliti).
Dimana:
ri = Reliabilitas instrumen;
k = Banyaknya butir pertanyaan;
b = Jumlah varian butir; dan
t = Varians total.
Rumus varians butir dan varians total adalah sebagai berikut:
Dimana:
x 2 = Jumlah kuadrat varians tiap butir; dan
N = Banyak responden
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Uji validitas digunakan untuk mengetahui pernyataan pada kuesioner valid atau
tidak, berdasarkan data isian yang diterima dari responden. Berdasarkan Lampiran B
Tabel B.2.1 halaman 46-48, nilai Rtabel diperoleh sebesar 0,197. Hasil uji validitas
yang telah diolah melalui software SPSS, tersaji pada Tabel 4.1.
Wanita
37%
Pria
63%
20-30 Tahun
> 50 Tahun
14%
20%
41-50 Tahun
31-40 Tahun
25%
41%
D3
25%
S1
54%
4. Karakteristik pekerjaan
Karakteristik dari 15 penumpang, menunjukkan bahwa hampir setengah
penumpang dengan pekerjaan pegawai swasta sebanyak 6 orang (40%). Sebagian
kecil penumpang dengan pekerjaan wiraswasta sebanyak 4 orang (26%), diikuti
penumpang dengan pekerjaan pegawai pemerintah sebanyak 3 orang (21%), dan
diurutan terakhir penumpang dengan pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 2
orang (13%). Adapun karakteristik penumpang berdasarkan pekerjaan dapat
dilihat pada Gambar 4.4.
Ibu Pegawai
rumah pemerinta
tangga h 21%
Wiraswasta
26%
Pegawai swasta
40%
Datang
47%
Berangkat
53%
Hasil output analisis regresi berganda melalui software SPSS, dapat dilihat
pada Lampiran B Tabel B.4.15 halaman 72. Berdasarkan hasil output regresi linear
berganda pada Tabel 4.4, maka berikut ini dapat diuraikan penafsirannya.
1. Koefisien regresi
Koefisien regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui bentuk dan
besarnya pengaruh antara faktor-faktor kualitas pelayanan publik Bandara
Internasional Sultan Iskandar Muda terhadap kepuasan penumpang pesawat.
Model regresi yang diperoleh adalah Y = 0,189X1 + 0,452X2 + 0,438X3 + 0,115X4
+ 0,183X5. Koefisien regresi pada model tersebut dapat ditafsirkan berikut ini.
a. Pengaruh faktor bukti fisik terhadap kepuasan penumpang pesawat
Faktor bukti fisik mempunyai koefisien regresi sebesar 0,189. Hal ini berarti
bahwa bila faktor bukti fisik ditingkatkan oleh pihak PT. Angkasa Pura II
maka kepuasan penumpang pesawat akan meningkat sebesar 18,9%.
b. Pengaruh faktor keandalan terhadap kepuasan penumpang pesawat
Faktor keandalan mempunyai koefisien regresi sebesar 0,452. Hal ini berarti
bahwa bila faktor keandalan ditingkatkan oleh pihak PT. Angkasa Pura II
maka kepuasan penumpang pesawat akan meningkat sebesar 45,2%.
c. Pengaruh faktor ketanggapan terhadap kepuasan penumpang pesawat
Faktor ketanggapan mempunyai koefisien regresi sebesar 0,438. Hal ini
berarti bahwa bila faktor ketanggapan ditingkatkan oleh pihak PT. Angkasa
Pura II maka kepuasan penumpang pesawat akan meningkat sebesar 43,8%.
d. Pengaruh faktor jaminan terhadap kepuasan penumpang pesawat
Faktor jaminan mempunyai koefisien regresi sebesar 0,115. Hal ini berarti
bahwa bila faktor jaminan ditingkatkan oleh pihak PT. Angkasa Pura II maka
kepuasan penumpang pesawat akan meningkat sebesar 11,5%.
e. Pengaruh faktor empati terhadap kepuasan penumpang pesawat
Faktor empati mempunyai koefisien regresi sebesar 0,183. Hal ini berarti
bahwa bila faktor empati ditingkatkan oleh pihak PT. Angkasa Pura II maka
kepuasan penumpang pesawat akan meningkat sebesar 18,3%.
2. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh secara parsial
antara faktor-faktor kualitas pelayanan publik Bandara Internasional Sultan
Iskandar Muda terhadap kepuasan penumpang pesawat. Berdasarkan Lampiran B
Tabel B.2.2 halaman 49-50, maka rumus untuk mendapatkan nilai ttabel ini adalah
sebagai berikut:
Tingkat kesalahan
ttabel = ; Jumlah responden - variabel bebas -1
2
0,10
= ;100 - 5 -1
= (0,05 ; 94)
2
Pada lampiran tersebut, error level t0,05 dihubungkan dengan derajat kebebasan
atau degree of freedom (df) 94, sehingga nilai ttabel diperoleh sebesar 1,665.
Adapun hasil uji t, yang telah dianalisis melalui software SPSS dapat dilihat pada
Tabel 4.5.
Berdasarkan Tabel 4.5 maka hasil uji t dapat diberikan penafsiran sebagai berikut:
a. Pengaruh faktor bukti fisik terhadap kepuasan penumpang pesawat
Faktor bukti fisik diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 3,627 > 1,665 dan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti
bahwa faktor bukti fisik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
penumpang pesawat.
b. Pengaruh faktor keandalan terhadap kepuasan penumpang pesawat
Faktor keandalan diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 6,054 > 1,665 dan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. Hal ini berarti
bahwa faktor keandalan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
penumpang pesawat.
c. Pengaruh faktor ketanggapan terhadap kepuasan penumpang pesawat
Faktor ketanggapan diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 8,399 > 1,665 dan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Hal ini berarti
bahwa faktor ketanggapan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
penumpang pesawat.
d. Pengaruh faktor jaminan terhadap kepuasan penumpang pesawat
Faktor jaminan diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 2,117 > 1,665 dan nilai
signifikansi 0,037 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Hal ini berarti
bahwa faktor jaminan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan penumpang
pesawat.
e. Pengaruh faktor empati terhadap kepuasan penumpang pesawat
Faktor empati diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 2,117 > 1,665 dan nilai
signifikansi 0,037 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Hal ini berarti
bahwa faktor empati berpengaruh signifikan terhadap kepuasan penumpang
pesawat.
3. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh secara
simultan antara faktor-faktor kualitas pelayanan publik Bandara Internasional
Sultan Iskandar Muda terhadap kepuasan penumpang pesawat. Berdasarkan
Lampiran B Tabel B.2.3 halaman 51-52, maka rumus untuk mendapatkan nilai
Ftabel ini adalah sebagai berikut:
4.6 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Faktor-faktor kualitas pelayanan publik Bandara Internasional Sultan Iskandar
Muda mempunyai 4 tingkat keeratan hubungan terhadap kepuasan penumpang
pesawat, dimana faktor jaminan mempunyai hubungan yang sangat rendah dengan
koefisien korelasi Spearman sebesar 0,103, faktor bukti fisik dan faktor
ketanggapan mempunyai tingkat hubungan yang cukup dengan koefisien korelasi
Spearman sebesar 0,485 dan 0,595, faktor empati mempunyai hubungan yang
tinggi dengan koefisien korelasi Spearman sebesar 0,774, dan faktor keandalan
mempunyai hubungan yang sangat tinggi dengan koefisien korelasi Spearman
sebesar 0,843.
2. Faktor-faktor kualitas pelayanan publik Bandara Internasional Sultan Iskandar
Muda semuanya berpengaruh terhadap kepuasan penumpang pesawat.
Peningkatan kepuasan penumpang pesawat secara parsial pada faktor bukti fisik
sebesar 18,9%, faktor keandalan sebesar 45,2%, faktor ketanggapan sebesar
43,8%, faktor jaminan sebesar 11,5%, dan faktor empati sebesar 18,3%.
Peningkatan kepuasan penumpang pesawat secara simultan pada seluruh faktor
tersebut adalah sebesar 84%.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Disarankan kepada PT. Angkasa Pura II, untuk lebih meningkatkan lagi faktor-
faktor kualitas pelayanan publik Bandara, agar kepuasan penumpang pesawat dapat
semakin meningkat, dimana saat ini tingkat kepuasan penumpang sudah mencapai
84%.
2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian relevan
dengan kualitas pelayanan publik lainnya seperti pada Trans Koetaradja, agar
persentase kepuasan penumpang dapat diketahui, guna untuk selanjutnya dapat
ditingkatkan oleh pihak terkait.
LAMPIRAN