Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Biaya, Tarif Angkutan Dan Pembentukan Harga

Disusun Oleh :

Abi Yazidal Daifullah Harahap 1911009


Dedek Mulyadi 1911010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SATU NUSA
BANDAR LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT. Semoga kita semua selalu mendapat
rahmat-Nya. Shalawat dan salam kita persembahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan sahabat-sahabat beliau. Kami bersyukur atas
petunjuk dan hidayah Allah SWT pada akhirnya berhasil juga menyusun Makalah yang
berjudul “Biaya, Tarif Angkutan dan Pembentukan Harga” Makalah ini merupakan salah satu
tugas mata kuliah Manajemen Transportasi.

Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan tentang materi perkuliahan
Manajemen Transportasi. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen kami yang telah
membimbing dan semua pihak yang telah ikut berpartisipasi untuk selesainya Makalah ini,
semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang belipat ganda. Kami menyadari bahwa
keseluruhan uraian di dalam Makalah ini masih jauh dari sempurna, Sebagai manusia yang tak
pernah luput dari kesalahan kami akan terus memperbaikinya. Saran dan kritik yang bersifat
perbaikan dan penyempurnaan akan diterima dengan segala senang hati.

Akhirnya kepada Allah SWT kita berserah diri semoga apa yang kita lakukan ini ada
manfaatnya.

Bandar Lampung, 12 Oktober 2022

Penulis

ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Tujuan Penulisan ...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Biaya Transportasi ...............................................................................................2

2.2 Struktur Biaya .................................................................................................................. 3

2.3 Penetapan Harga ............................................................................................................... 3

2.4 Menghitung Harga Jasa Angkutan .................................................................................... 4

2.5 Kategori Tarif Angkutan ................................................................................................... 6

2.6 Lanjutan Biaya Dan Tarif Angkutan ................................................................................. 7

2.7 Tarif Angkutan .................................................................................................................. 9

2.8 Biaya Operasi Perusahaan ................................................................................................. 10

2.9 Kebijakan Penentuan Tarif ............................................................................................... 11

2.10 Tarif Yang Wajar ............................................................................................................. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 15

3.2 Saran ..................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat ini, hal itu tidak
terlepas dari pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahun sehingga semakin
tingginya aktivitas masyarakat untuk melakukan perjalanan. Semakin meningkatnya aktivitas
masyarakat melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain maka kegiatan berlalu
lintas juga semakin padat, sehingga harus ada sarana yang dapat mengakomodir kebutuhan
masyarakat tersebut.

Jasa transportasi terus berkembang setiap tahunnya diiringi bertambahnya jumlah


penduduk. Tersedianya fasilitas transportasi dibutuhkan untuk melayani kegiatan dari
penduduk tersebut. Aktifitas yang dilakukan oleh khalayak perlu adanya interaksi satu dengan
yang lain, sehingga membutuhkan alat untuk bermigrasi orang dan barang dari suatu tempat ke
tempat yang lain.

Angkutan umum adalah salah satu moda transportasi yang dapat menjawab kebutuhan
masyarakat tersebut karena seperti diketahui angkutan umum merupakan angkutan yang
bersifat massal dan pada dasarnya masyarakat juga menginginkan pelayanan angkutan umum
yang nyaman, murah, aman, dan cepat.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui konsep biaya transportasi


2. Mengetahui struktur biaya
3. Mengetahui penetapan harga
4. Menghitung harga jasa angkutan
5. Mengetahui kategori tarif angkutan
6. Mengetahui biaya operasi perusahaan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Biaya Transportasi

Biaya merupakan factor yang sangat menentukan dalam kegitan transportasi dalam
penetapan tarif, dan alat kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat yang seefisien dan
seefektif meungkin. Beberapa biaya yang termasuk dalam biaya transportasi melilputi :

1. Biaya modal (Capital Costs).


Yaitu biaya yang digunakan untuk modal awal menjalankan usaha trasnportasi atau untuk
investasi serta pembelian peralatan lainya yang digunakan untuk memperlancar kegiatan
transportasi.
2. Biaya Operasional (Operational Costs).
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengelola transportasi, yang meliputi :
a. Biaya pemeliharaan jalan raya, bantalan kereta api, alur pelayaran, pelabuhan,
dermaga, penahan gelombang, dam, menara, rambu dan jalan, jalan lain sebagainya.
b. Biaya Pemeliharaan kendaraan, bus, truk, lokomotif, gerbong, pesawat udara, kapal
laut dan sebagainya.
c. Biaya transportasi untuk bahan bakar, oli, tenaga penggerak, gaji crew/awak, dan lain
sebagainya.
d. Biaya-biaya traffic terdiri dari biaya advertensi, promosi, penerbitan buku tarif,
administrasi dan sebagainya.
e. Biaya umum yang meliputi biaya humas, biaya akuntan dan lain sebagainya.
3. Biaya Tetap (Fixed Cost) dan biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan tetap setiap bulannya, sedangkan untuk biaya
variabel adalah biaya yang besarnya berubah tergantung pada pengoperasian alat – alat
pengangkutan.
4. Biaya Kendaraan (Automobile Cost)
Yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan bahan bakar, oli, dan suku
cadang serta biaya reparasi moda transportasi.
5. Biaya Gabungan (Joint Cost)
Yaitu biaya yang digunakan untuk mengoperasikan alat-alat transportasi yang terdiri dari
biaya angkutan barang dan biaya penumpang.
6. Biaya Langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost)

2
Biaya langsung adalah biaya yang diperhitungkan dalam produksi jasa-jasa angkutan,
misalnya untuk gaji awak pesawat, biaya pendaratan, dan biaya bahan bakar. Sedangkan
untuk biaya tidak langsung adalah biaya yang dikelurkan dalam penerbangan yang terdiri
dari biaya harga, peralatan reparasi, worshop, akauntansi dan niaya kantor/umum.
7. Biaya unit (Unit Cost) dan biaya Rata-Rata (Average Cost)
Biaya unit adalah biaya yang jumlah total dibagi dengan unit jasa produk yang dihasilkan.
Sedangkan untuk biaya rata-rata adalah biaya toal yang dibagi dengan jumlah produk/jasa
yang dihasilkan.
8. Biaya Pelayanan (Cost of Service) Adalah biaya yang digunakan untuk penentuan tarif.
9. Biaya Transportasi
Adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif dan alat kontrol
agar dalam pengoperasian dapat dicapai secara efektif dan efisien

2.2 Struktur Biaya

Struktur biaya suatu perusahaan jasa angkutan tergantung dari kapasitas angkutan dan
kecepatan alat angkutan yang digunakan, serta penyesuian terhadap besar arus angkutan yang
berlaku,termasuk manajemen perusahaan untuk mengatur jalannya penggunaan kapasitas
angkutan. Jumlah biaya jasa angkutan tergantung dari :

1. Jarak dalam ton-kilometer


2. Tingkat penggunaan kapasitas angkutan dalam ukuran waktu
3. Sifat khusus dari muatan

2.3 Penetapan Harga

Penetapan harga membawa akibat yang menentukan pembentukan harga akibat yang
menentukan pembentukan harga dari segi produsen,maupun konsumen. Ada dua tahap dalam
penentapan harga, yaitu : pertama, menyangkut waktu produksi dan konsumsi jasa-jasa
angkutan. Kedua, menyangkut tempat atau lokasi dimana alat-alat produksi angkutan berhenti
dan muatan membutuhkan jasa-jasa angkutan.

3
2.4 Menghitung Harga Jasa Angkutan

Harga jasa angkutan (H) ditentukan oleh faktor :

1. Berat muatan yang hendak diangkut (B)


2. Jarak,berapa jauh muatan hendak diangkut (J)
3. Kecepatan muatan diangkut (K)
4. Jenis muatan (M)

Rumus yang digunakan adalah :

H = f (B,J,K,M)

Dari rumus tersebut maka dapat disusun tabel berikut :

Tabel 1.
Penentuan Harga Berdasarkan Moda Transportasi
Jenis Alat H B J K M
Angkutan
1. Truk h1 Kecil Dekat/jauh Sedang Variant
2. Kereta Api h2 Besar Jauh/dekat Sedang Variant
3. Kapal Laut h3 Besar Jauh/dekat Lambat Variant
4. Pesawat h4 Kecil Jauh Cepat Variant
Terbang

Sehingga dalam menentukan harga-harga jasa angkutan, dikenal titik maksimum dan
minimum.

1. Menyangkut maksimum dan minimum dari harga jasa-jasa angkutan dengan


memperhitungkan ongkos pulang pergi untuk satu trip dan ongkos satu kali jalan untuk satu
trip transportasi.

2. Seperti terlihat dalam tabel, dimana maksimum untuk ongkos angkutan pesawat terbang dan
minimum untuk ongkos angkutan laut

4
Dari data (1) dan (2) terlihat bahwa harga jasa angkutan dalam satu jenis alat angkutan dan
harga jasa angkutan pada perbandingan beberapa jenis alat angkutan dapat ditentukan sebagai
berikut :

a. Harga Jasa Angkutan Per Ton-Km Perjam


Untuk menghitung secara kuantitatif harga-harga jasa angkutan,dibutuhkan suatu
ukuran dengan istilah perton kilometer per jam rata-rata.
Contoh : Kapasitas angkutan truk sebesar 10 ton sekali jalan yang mengangkut muatan
sejauh 400 km dalam waktu 10 jam seharga Rp.400.000. Maka akan diperoleh rincian
sebagai berikut :
Harga jasa angkutan perton kilometer perjam adalah:

Dan perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa harga jasa angkutan perton kilometer
perjam dapat diubah- ubah,tergantung dari jumlah yang diangkut,jarak dari jumlah yang
diangkut,jarak yang ditempuh dan waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut muatan
tesebut.
b. Variasi Harga (perton kilometer perjam)
Untuk varian harga berdasarkan perton kilometer perjam secara lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2
Varian Harga
Variasi Jumlah M J K H
biaya Jumlah muatan Jumlah yang Waktu yang Harga per ton
dalam ton ditempuh dalam dibutuhkan dalam km perjam
km jam

1. 250.000 5 500 10 10,00


2. 250.000 4 500 10 12,50
3. 250.000 5 250 10 20,00
4. 250.000 5 500 8 12,50
5. 250.000 5 625 10 8,00

5
Dalam tabel memperhitungkan kondisi pulang pergi, atau dikatakan bahwa trip kembali
kepangkalan selalu kosong. Di dalam transportasi kembali kepangkalan tanpa muatan
merupakan kapasitas angkutan yang tidak terjual yang merupakan kerugian sehingga
dikatakan merupakan tarif maksimum.

2.5 Kategori Tarif Angkutan


Tarif Angkutan adalah suatu daftar yang memuat harga-harga untuk para pemakai jasa
angkutan yang disusun secara teratur. Tarif angkutan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Tarif menurut kelas (class rate),berlaku khusus untuk muatan dan
penumpang.
2. Tarif pengecualian, merupakan tarif yang lebih rendah dari classrate.
3. Tarif perjanjian/kontrak, berlaku untuk anglutan jalan raya danangkutan laut,
dan juga berlaku untuk moda angkutan lainnya (angkutan udara untuk pipa).
Sedangkan untuk jenis-jenis tarif angkutan dapat dijelaskan sebagaiberiktu :
1. Tarif menurut trayek
Ini berdasarkan atas pemanfaatan operasional dari moda transportasi yang
diopersikan dengan memperhitungkan jarak yangdijalani oleh moda transport
tersebut (km/miles).
2. Tarif Lokal
Adalah tarif yang berlaku dalam satu daerah tertentu, misalnya Bus Kota di
Yogyakarta.
3. Tarif Diferensial
Adalah tarif angkutan dimana terdapat perbedaan tinmggi tarif menurut
jarak,berat muatn,kecepatan atau sifat khusus dari muatan yang diangkut.

4. Tarif Peti Kemas (container)

Adalah tarif yang diberlakukan untuk membawa kotak atau boks di atas truk
berdasar ukuran yang diangkut dari asal pengirimanke tempat tujuan barang.

6
2.6 Lanjutan Biaya Dan Tarif Angkutan
1. Tarif Angkutan Reguler (Reguler Service)
Untuk menghindari keraguan tentang pasaran jasa transportasi sebagaiakibat varisai biaya
dan harga jasa-jasa yang dipengaruhi oleh perhitungan pulang-pergi dalam menentukan harga
pada konsumen adalah melayani satuatau beberapa jarak angkutan secara teratur.
Cara penentuan tarif angkutan pada konsumen adalah biaya per tonkm per jam ditambah
denganm profit marjin sesuai dengan keadaan pasar jasa-jasa angkutan yang tersedia. Untuk
menghindari kerugian akibat trayek yang tidak menguntungkan, yaitu dengan cara produsen
jasa angkutan harusmenaikan harga per ton km per jam bagi keseluruhan jarak diharapkan.
Berhasil tidaknya usaha menaikan harga jasa angkutan per ton km per jam ini tergantung dari
elastisitas permintaan akan jasa-jasa angkutan yang dihadapi dan kemungkinan adanya
substitusi alat angkutan lain yang menjadi saingan. Intinya bahwa dasar untuk menaikan tarif
jasa angkutan yang dibutuhkan itu tidak ada.
Tarif jasa angkutan reguler dibedakan menurut jumlah muatan jarak yang ditempuh dan
jenis muatan. Dalam menentukan tarif angkutan, waktu yang dibutuhkan untuk menempuh
trayek yang bersangkutan memainkanperanan yang menentukan.
Contoh :
Perhitungan biaya per ton km per jam untuk satu unit alat angkuttruk satu tahun :
Biaya-biaya

▪ Biaya overhead per tahun = Rp 25.000.000,-

▪ Biaya operasional = Rp 50.000.000,- (personil, bahan bakar, maintenance, dsb)

▪ Biaya total pertahun = Rp 75.000.000,-

Kapasitas angkutan terjual


▪ Jarak yang ditempuh per tahun = 126.000 km
▪ Tonnage muatan pertahun = 3.000 ton
▪ Waktu perjalanan per tahun = 3.000 jam
▪ Jumlah hari kerja per tahun = 300 hari

7
Perhitungan biaya per ton km per jam :

Biaya total untuk mengangkut 5 ton setiap trip (pulang-pergi 2x 5 ton) sejauh 210 km
jurusan pergi, dan 5 ton sejauh 210 km setiap trip kembali dalam waktu 10 jam selama 300 hari
kerja. Dengan perhitungan tersebut, untuk jarak 500 km satu arah (1.000 km untuk jarak
pulang pergi) maka jumlah biaya =

Kesimpulan

Supaya terdapat keuntungan, maka harga atau tarif angkutan harus lebih besar dari 5,00
per ton km per jam.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah pengaruh dari perbedaan kecepatan arus angkut
terhadap perhitungan biaya dan penentuan tarif jasa per ton km per jam.
Rumus :

Biaya
Muatan x Jarak

Biaya makin meningkat,berarti mengurangi keuntungan sebaliknyamakin lambat arus


angkutan,makin besar biaya per ton km per jam. Pertambahan kecepatan arus angkutan baru

8
menjadi efektif kalau disubtitusi menjadi pertambahan jarak yang dijalani dalam waktu yang
sama. Kesimpulannya adalah batas-batas teknis, perkembangan biaya tertentu adalah
menguntungkan untuk melayani trayek yang dimiliki dalam waktu yang lebih cepat.

2. Tarif Angkutan Non Reguler (Non Reguler Service)


Dalam perhitungan dan tarif jasa angkutan reguler, pada posisi monopoli merupakan
pedoman bagi pengusaha angkutan. Tarif jasa non reguler didasarkan pada penghitungan
biaya kapasitas angkutan tertentu, perhitungan ini tidak ada jadwal untuk memproduksi jasa-
jasa angkutan yang dibutuhkan oleh konsumen, sebagai konsekuensi pengusaha tidak
memiliki posisi monopoli. turun dipengaruhi oleh keadaan. Sehingga pedoman menentukan
tarif jasa angkutan berdasarkan pada kalkulasi biaya dan hasil pendapatan yang diperoleh.

Angkutan jasa non oreguler dapat dijual dengan borongan menurut kapasitas yang
tersedia atau alat angkutan yang disewakan untuk waktu tertentu. Tarif angkutan yang
berlaku tetap,tidak ada. Sewaktu-waktu naik turun dipengaruhi oleh keadaan. Sehingga
pedoman menentukan tarif jasa angkutan berdasarkan pada kalkulasi biaya dan hasil
pendapatan yang diperoleh.

2.7 Tarif Angkutan

Harga jasa angkutan ditentukan oleh sistem pentarifan melalui sewa. Dengan sistem tarif,
maka harga berlaku umum dan tidak ada ketentuan lain yang mengikat kecuali yang sudah
diatur dalam buku tarif. Untuk angkutan barang berlaku tarif barang dan untuk angkutan
orang berlaku tarif penumpang. Tingkat dan jenis tarif barang dan tarif penumpang berbeda
untuk tiap jenis alat angkutan Tingkat tarif angkutan dipengaruhi oleh perubahan biaya
operasi alat angkutan,permintaan dan penawaran di pasara jasa angkutan.
Harga sewa (charter) merupakan hasil negosiasi antara pemakai dan penyedia jasa
angkutan, walaupun harga tersebut dipengaruhi oleh tingkat tarif yang berlaku. Perjanjian
sewa dapat mengikuti :
1. Waktu pemakaian alat angkutan (time charter).
2. Perjalanan yang dilakukan (voyage charter).
Time charter lebih luas dari pada voyage charter, karena di dalam time charter tercakup
voyage charter. Harga voyage Charter adalah berlaku untuk jangka pendek, dan time
charter merupakan charter untuk jangka waktu lebih lama harga time charter

9
menggambarkan arah perkembangan harga voyage charter di masa depan.
Jika permintaan jasa angkutan lebih besar dari kapasitas angkutan, pemakian jasa
mengarah kepada time charter, sebaliknya jika kapasitas angkutan lebih besar dari
permintaan kecendrugan mengarah kepada voyage charter. Ini berarti keadaan ekonomi yang
membaik time charter lebih banyak dipilih. Sebaliknya keadaan ekonomi yang menurun,
voyage charter lebih banyak digunakan.
Dalam perjanjian diatur harga jasa dan hak serta tanggung jawabperusahaan angkutan dan
pemakai jasa angkutan. Harga jasa angkutan melalui lebih mudah ditetapkan karena sifat
berlakunya yang terbatas. Sebaliknya penentuan harga jasa angkutan dengan sistem tarif lebih
sulit, karena tarif berlaku untuk ribuan jenis barang, ke berbagai pengiriman dan melibatkan
banyak perusahaan angkutan di mana jenis dan keadaannya berbeda-beda. Tarif ditetapkan
berdasarkan biaya operasi satuan (unit cost) dari jasa angkutan. Untuk mengetahui operasi
satuan ini banyak jenis biaya yang terjadi dalam menghasilkan jasa angkutan tersebut.
Sebagai dari biaya-biaya ini merupakan biaya umum yang sukar dialokasikan pada setiap jasa
angkutan yang dihasilkan. Misalnya sukar dihitung biaya pemeliharaan per km atau per
penumpang km dari rel yang dipakai oleh kereta api yang mengangkut barang dan kereta api
yang mengangkut penumpang. Ini disebabkan biaya perawatan rel untuk kereta api yang
mengangkut penumpang hampir tidak dapat dipisahkan dari biaya perawatan rel untuk
melayani kereta api yang mengangkut barang.

2.8 Biaya Operasi Perusahaan

Pertanyaan yang muncul : Perusahaan mana yang dapat dipakai sebagai dasar perhitungan,
karena banyak perusahaan yang beroperasi dalam kondisi yang berbeda-beda.
1. Biaya operasi perusahaan besar dengan jumlah armada yang besar berbeda dengan
biaya operasi perusahaan yang memiliki armada angkutan yang sedikit.
2. Perusahaan dimana armada angkutannya beroperasi di daerah pegunungan dan
perusahaan yang armadanya melayani angkutan di daerah rata akan memperlihatkan
biaya operasi yang berbeda.
3. Bila biaya operasi perusahaan yang berkapasitas besar dan keadaan efisian dipakai
sebagai dasar perhitungan, maka tingkat tarif akan mendekati batas terendah.
4. Jika penentuan tarif didasarkan pada biaya opersi perusahaan kecil yang kurang
efisien, maka tingkat tarif akan lebih tinggi.
Jadi :

10
Tarif sebaiknya didasarkan pada biaya operasi perusahaan angkutan yang mempunyai
kapasitas menengah dan beroperasi dalam keadaan wajar.

2.9 Kebijakan Penentuan Tarif

Kebijakan pnentuan tarif angkutan didasrakan pada biaya operasi, nilaijasa angkutan,
dan volume angkutan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan Berdasarkan Biaya Operasi


Penetapan tarif adalah menghitung biaya operasi satuan yang dinyatakan per ton km
untuk angkutan barang, dan per penumpang km untuk angkutan penumpang. Untuk
memudahkan perhitungan biaya operasi satuan dibuat pengelompokan biaya yang
sesuai dengan sifatnya yang meliputi biaya tetap, biaya variabel, biaya umum dan biaya
khusus.
a. Biaya tetap : biaya penyusutan kendaraan, bangunan terminal, dan modal
tetap lainnya.
b. Biaya Variabel : bahan bakar, tenaga kerja, asuransi, peralatan dan biaya
lain-lain yang berkaitan dengan biaya operasi.
c. Biaya umum : biaya yang tidak dapat dialokasikan ke tiap jasa angkutan,
yang terjadi karena panggunaan fasilitas yang sama.
d. Biaya khusus : terjadi karena diberikan pelayanan khusus atas barang-
barang dalam pengiriman.
Ada dua prinsip yang digunakan dalam penentuan tarif berdasarkan biayaoperasi,
yaitu :
a. Prinsip Biaya Marginal (Marginal Cost Principle)
Tarif akan memberikan keuntungan maksimum jika : MC = MR, yaitu suatu
kondisi dimana Biaya Marginal (MC = Marginal Cost) =Penerimaan Marginal
(MR = Marginal Revenue).
MC dan MR adalah biaya dan penerimaan dari satu jasa tambahan yang
dihasilkan (marginal Output). Ada tiga kemungkinan dalam penggunaan
kapasitas perusahaan :

• AC > MC, Artinya belum semua biaya tetap dibebankan pada jasa
angkutan yang dihasilkan (under utilized).
• MC > AC, Artinya menunjukan in-efisien dalam penggunaankapasitas yang

11
ada (over utilized).
• AC = MC,Artinya bahwa kapasitas terpakai penuh (well utilized).

Gambar 1
Grafik Prinsip Marginal Cost

Keterangan :
• Garis Cv,Cf,Cm, dan Ca adalah garis biaya variabel,biaya tetap,biaya
marginal,dan biaya rata-rata.
• Titik X 1 ,keadaan under utiliazed
• Titik X 2 ,keadaan well utilized
• Titik X 3 ,keadaan over utilized
• Jika biaya marginal jangka pendek (short run marginal cost) dipakai sebagai
dasra penetapan tarif,hasil perhitungan biaya menjadi kurang wajar,sebab sukar
dicapai tingkat pemakaian penuh.
• OKI penetapan tarif berdasarkan prinsip biaya marginal menggunakan long run
marginal cost,untuk menghindarkan terjadinya keadaan underdan over utilized.

12
b. Prinsip Biaya Rata-rata (Average Cost Principle)

Biaya Rata-Rata satuan = Jasa angkutan dihasilkan : biaya operasi

Tarif = Biaya rata-rata satuan + keuntungan perusahaan

2. Tarif berdasarkan Nilai Jasa Angkutan

Tinggi rendahnya tarif ditentukan oleh nilai yang diberikan pemakai jasa. Jika pemakai jasa
angkutan memberi nilai yang tinggi atas jasa angkutan maka tingkat tarif akan tinggi, sebaliknya
tarif ditetapkan lebih rendah jika jasa angkutan tersebut dinilai rendah oleh pemakai jasa. Tinggi
rendahnya nilai itu diketahui dari elasitas pemintaan yang berbeda.
3. Tarif ditentukan Berdasarkan Volume Angkutan
a. Tarif yang ditetapkan berdasarkan nilai jasa angkutan akan menghasilkantingkat
tarif maksimum.
b. Tarif yang ditetapkan berdasarkan biaya operasi akan menghasilkantingkat tarif
minimum.
c. Tingkat tarif yang berbeda antara batas maksimum dan minimum adalahtarif yang
ditetapkan berdasarkan volume angkutan (what the traffic willhear). Pembentukan
tarif berdasarkan what the traffic will hear adalah pengenaan tarif atas barang
atau kelompok barang tertentu yang dapatmemberikan penerimaan tertinggi untuk
menutup biaya tetap perusahaan. Dalam penetapan tarif harus diperhatikan besarnya
volume angkutan,sebabini mempengaruhi besarnya penerimaan perusahaan.
Gambar 2
Tarir berdasarkan “what the traffic Will Bear”

13
Keterangan :

DD : permintaan jasa angkutan

CC : biaya variabel

Pada tingkat tarif OR,jumlah penerimaan sebesar ORPQ,biaya variabel OCQA,sisa


penerimaan untuk menutup biaya tetap sebesar CRPA. Jika tarif ditetapkan OR,kontribusi
penerimaan untuk menutup biaya tetap,setelah biaya variabel (COQA), yaitu sebesar CRPA.

2.10 Tarif Yang Wajar

Perusahaan angkutan menghendaki tarif yang tinggi. Pemakai jasa angkutan


mengiginkan tarif yang rendah. Kedua kepentingan ini menentukanbatas-batas kewajaran
tingkat tarif. Batas biaya tarif maksimum ditentukan oleh kemampuan pemakai jasa untuk
membayar. Batas tarif minimum ditentukan oleh kemampuan pamakai jasa untuk
membayar. Batas tarif minimum akan mengikuti tingkat biaya operasi minimum (long run
marginal cost) perusahaan angkutan.
Batas-batas tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

Permintaan (DD) menjadi sangat elastis pada tarif OT 1 , sehingga merupakanbatas tarif
maksimum. Batas tarif terendah OT, dan Batas kewajaran tingkat tarif terletak antara OT 1 -
OT.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat
kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi. Biaya pelayanan
merupakan basis/dasar untuk struktur pentarifan, yang terdiri dari : biaya langsung, biaya tidak
langsung. Kelompok biaya operasional terdiri : Biaya pemeliharaan (jalan raya, bantalan
kereta api, alur, Pelabuhan, dermaga, penahan gelombang, dam, Menara, rambu dan jalan),
biaya pemeliharaan kendaraan, biaya transportasi (biaya bahan bakar, oli, tenaga penggerak
(genset), upah/gaji, kerja crew/awak kapal & pesawat serta biaya terminal), biaya trafik (biaya
promosi, penerbittan buku tarif, administrasi, dsb), biaya ukuk ( biaya kantor, gaji biaya RT,
biaya humas, biaya akuntasi, dll)

Biaya kendaraan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan bahan bakar, oli, ban
kendaraan, suku cadang, antar perbaikan (reparasi). Biaya ini juga disebut automobile cost.
Sedangkan biaya umum terdiri dari biaya yang tidak dapat dialokasikan ke tiap jasa angkutan
yang terjadi karena adanya penggunaan fasilitas yang sama. Jenis tarif angkutan dibagi menjadi
4 yaitu : tarif menurut trayek, tarif local, tarif diferensial, tarif peti kemas (container).

3.2 Saran

Kesempurnaan makalah ini tergantung pada motivasi dan saran yang membangun dari para
pembaca. Maka dari itu, penulis mengharapkan masukan ataupun saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Dian Sandi. 2001. Analisis Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya Operasi
Kendaraan dan Daya Beli Penumpang di Surakarta. FT UNS. Surakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22. 2009. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Jakarta.
Yuniarti, Taty. 2009. Analisis Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan,
ATP, dan WTP (Studi Kasus Bus Atmo). Skripsi. Surakarta : FT UNS. Surakarta.
Warpani, S. 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan. Penerbit ITB. Bandung.
Steenbrink, P.A. 1974. Optimized of Transport Networks. London.
Tamin, O. Z. dkk. 1999, Studi Evaluasi Tarif Angkutan Umum dan Analisa Ability To Pay
(ATP) dan Willingness To Pay (WTP) di DKI Jakarta. Jurnal Transportasi. Forum Studi
Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT). Vol 1, No 2, hal 121-135, ISSN: 1411-
2442. Bandung.
Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.96. 2016. Tarif Angkutan Bus
Perkotaan Trans Jogja, Tarif Datar Angkutan Perkotaan, Tarif Batas Atas dan Batas
Bawah Angkutan Kota Dalam Provinsi dan Angkutan Taksi. Yogyakarta.
Keputusan Gubernur DIY no 19. 2015. Penetapan Besaran Biaya Operasional Kendaraan Bus
Trans Jogja. Yogyakarta.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. KM. 89. 2002. Mekanisme Penetaoan Tarif dan
Formula Perhitungan Biaya Pokok Angkutan Penumpang dengan Mobil Bus Antar Kota
Kelas Ekonomi. Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai