Disusun Oleh :
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT. Semoga kita semua selalu mendapat
rahmat-Nya. Shalawat dan salam kita persembahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan sahabat-sahabat beliau. Kami bersyukur atas
petunjuk dan hidayah Allah SWT pada akhirnya berhasil juga menyusun Makalah yang
berjudul “Biaya, Tarif Angkutan dan Pembentukan Harga” Makalah ini merupakan salah satu
tugas mata kuliah Manajemen Transportasi.
Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan tentang materi perkuliahan
Manajemen Transportasi. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen kami yang telah
membimbing dan semua pihak yang telah ikut berpartisipasi untuk selesainya Makalah ini,
semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang belipat ganda. Kami menyadari bahwa
keseluruhan uraian di dalam Makalah ini masih jauh dari sempurna, Sebagai manusia yang tak
pernah luput dari kesalahan kami akan terus memperbaikinya. Saran dan kritik yang bersifat
perbaikan dan penyempurnaan akan diterima dengan segala senang hati.
Akhirnya kepada Allah SWT kita berserah diri semoga apa yang kita lakukan ini ada
manfaatnya.
Penulis
ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat ini, hal itu tidak
terlepas dari pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahun sehingga semakin
tingginya aktivitas masyarakat untuk melakukan perjalanan. Semakin meningkatnya aktivitas
masyarakat melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain maka kegiatan berlalu
lintas juga semakin padat, sehingga harus ada sarana yang dapat mengakomodir kebutuhan
masyarakat tersebut.
Angkutan umum adalah salah satu moda transportasi yang dapat menjawab kebutuhan
masyarakat tersebut karena seperti diketahui angkutan umum merupakan angkutan yang
bersifat massal dan pada dasarnya masyarakat juga menginginkan pelayanan angkutan umum
yang nyaman, murah, aman, dan cepat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Biaya merupakan factor yang sangat menentukan dalam kegitan transportasi dalam
penetapan tarif, dan alat kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat yang seefisien dan
seefektif meungkin. Beberapa biaya yang termasuk dalam biaya transportasi melilputi :
2
Biaya langsung adalah biaya yang diperhitungkan dalam produksi jasa-jasa angkutan,
misalnya untuk gaji awak pesawat, biaya pendaratan, dan biaya bahan bakar. Sedangkan
untuk biaya tidak langsung adalah biaya yang dikelurkan dalam penerbangan yang terdiri
dari biaya harga, peralatan reparasi, worshop, akauntansi dan niaya kantor/umum.
7. Biaya unit (Unit Cost) dan biaya Rata-Rata (Average Cost)
Biaya unit adalah biaya yang jumlah total dibagi dengan unit jasa produk yang dihasilkan.
Sedangkan untuk biaya rata-rata adalah biaya toal yang dibagi dengan jumlah produk/jasa
yang dihasilkan.
8. Biaya Pelayanan (Cost of Service) Adalah biaya yang digunakan untuk penentuan tarif.
9. Biaya Transportasi
Adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif dan alat kontrol
agar dalam pengoperasian dapat dicapai secara efektif dan efisien
Struktur biaya suatu perusahaan jasa angkutan tergantung dari kapasitas angkutan dan
kecepatan alat angkutan yang digunakan, serta penyesuian terhadap besar arus angkutan yang
berlaku,termasuk manajemen perusahaan untuk mengatur jalannya penggunaan kapasitas
angkutan. Jumlah biaya jasa angkutan tergantung dari :
Penetapan harga membawa akibat yang menentukan pembentukan harga akibat yang
menentukan pembentukan harga dari segi produsen,maupun konsumen. Ada dua tahap dalam
penentapan harga, yaitu : pertama, menyangkut waktu produksi dan konsumsi jasa-jasa
angkutan. Kedua, menyangkut tempat atau lokasi dimana alat-alat produksi angkutan berhenti
dan muatan membutuhkan jasa-jasa angkutan.
3
2.4 Menghitung Harga Jasa Angkutan
H = f (B,J,K,M)
Tabel 1.
Penentuan Harga Berdasarkan Moda Transportasi
Jenis Alat H B J K M
Angkutan
1. Truk h1 Kecil Dekat/jauh Sedang Variant
2. Kereta Api h2 Besar Jauh/dekat Sedang Variant
3. Kapal Laut h3 Besar Jauh/dekat Lambat Variant
4. Pesawat h4 Kecil Jauh Cepat Variant
Terbang
Sehingga dalam menentukan harga-harga jasa angkutan, dikenal titik maksimum dan
minimum.
2. Seperti terlihat dalam tabel, dimana maksimum untuk ongkos angkutan pesawat terbang dan
minimum untuk ongkos angkutan laut
4
Dari data (1) dan (2) terlihat bahwa harga jasa angkutan dalam satu jenis alat angkutan dan
harga jasa angkutan pada perbandingan beberapa jenis alat angkutan dapat ditentukan sebagai
berikut :
Dan perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa harga jasa angkutan perton kilometer
perjam dapat diubah- ubah,tergantung dari jumlah yang diangkut,jarak dari jumlah yang
diangkut,jarak yang ditempuh dan waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut muatan
tesebut.
b. Variasi Harga (perton kilometer perjam)
Untuk varian harga berdasarkan perton kilometer perjam secara lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2
Varian Harga
Variasi Jumlah M J K H
biaya Jumlah muatan Jumlah yang Waktu yang Harga per ton
dalam ton ditempuh dalam dibutuhkan dalam km perjam
km jam
5
Dalam tabel memperhitungkan kondisi pulang pergi, atau dikatakan bahwa trip kembali
kepangkalan selalu kosong. Di dalam transportasi kembali kepangkalan tanpa muatan
merupakan kapasitas angkutan yang tidak terjual yang merupakan kerugian sehingga
dikatakan merupakan tarif maksimum.
Adalah tarif yang diberlakukan untuk membawa kotak atau boks di atas truk
berdasar ukuran yang diangkut dari asal pengirimanke tempat tujuan barang.
6
2.6 Lanjutan Biaya Dan Tarif Angkutan
1. Tarif Angkutan Reguler (Reguler Service)
Untuk menghindari keraguan tentang pasaran jasa transportasi sebagaiakibat varisai biaya
dan harga jasa-jasa yang dipengaruhi oleh perhitungan pulang-pergi dalam menentukan harga
pada konsumen adalah melayani satuatau beberapa jarak angkutan secara teratur.
Cara penentuan tarif angkutan pada konsumen adalah biaya per tonkm per jam ditambah
denganm profit marjin sesuai dengan keadaan pasar jasa-jasa angkutan yang tersedia. Untuk
menghindari kerugian akibat trayek yang tidak menguntungkan, yaitu dengan cara produsen
jasa angkutan harusmenaikan harga per ton km per jam bagi keseluruhan jarak diharapkan.
Berhasil tidaknya usaha menaikan harga jasa angkutan per ton km per jam ini tergantung dari
elastisitas permintaan akan jasa-jasa angkutan yang dihadapi dan kemungkinan adanya
substitusi alat angkutan lain yang menjadi saingan. Intinya bahwa dasar untuk menaikan tarif
jasa angkutan yang dibutuhkan itu tidak ada.
Tarif jasa angkutan reguler dibedakan menurut jumlah muatan jarak yang ditempuh dan
jenis muatan. Dalam menentukan tarif angkutan, waktu yang dibutuhkan untuk menempuh
trayek yang bersangkutan memainkanperanan yang menentukan.
Contoh :
Perhitungan biaya per ton km per jam untuk satu unit alat angkuttruk satu tahun :
Biaya-biaya
7
Perhitungan biaya per ton km per jam :
Biaya total untuk mengangkut 5 ton setiap trip (pulang-pergi 2x 5 ton) sejauh 210 km
jurusan pergi, dan 5 ton sejauh 210 km setiap trip kembali dalam waktu 10 jam selama 300 hari
kerja. Dengan perhitungan tersebut, untuk jarak 500 km satu arah (1.000 km untuk jarak
pulang pergi) maka jumlah biaya =
Kesimpulan
Supaya terdapat keuntungan, maka harga atau tarif angkutan harus lebih besar dari 5,00
per ton km per jam.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah pengaruh dari perbedaan kecepatan arus angkut
terhadap perhitungan biaya dan penentuan tarif jasa per ton km per jam.
Rumus :
Biaya
Muatan x Jarak
8
menjadi efektif kalau disubtitusi menjadi pertambahan jarak yang dijalani dalam waktu yang
sama. Kesimpulannya adalah batas-batas teknis, perkembangan biaya tertentu adalah
menguntungkan untuk melayani trayek yang dimiliki dalam waktu yang lebih cepat.
Angkutan jasa non oreguler dapat dijual dengan borongan menurut kapasitas yang
tersedia atau alat angkutan yang disewakan untuk waktu tertentu. Tarif angkutan yang
berlaku tetap,tidak ada. Sewaktu-waktu naik turun dipengaruhi oleh keadaan. Sehingga
pedoman menentukan tarif jasa angkutan berdasarkan pada kalkulasi biaya dan hasil
pendapatan yang diperoleh.
Harga jasa angkutan ditentukan oleh sistem pentarifan melalui sewa. Dengan sistem tarif,
maka harga berlaku umum dan tidak ada ketentuan lain yang mengikat kecuali yang sudah
diatur dalam buku tarif. Untuk angkutan barang berlaku tarif barang dan untuk angkutan
orang berlaku tarif penumpang. Tingkat dan jenis tarif barang dan tarif penumpang berbeda
untuk tiap jenis alat angkutan Tingkat tarif angkutan dipengaruhi oleh perubahan biaya
operasi alat angkutan,permintaan dan penawaran di pasara jasa angkutan.
Harga sewa (charter) merupakan hasil negosiasi antara pemakai dan penyedia jasa
angkutan, walaupun harga tersebut dipengaruhi oleh tingkat tarif yang berlaku. Perjanjian
sewa dapat mengikuti :
1. Waktu pemakaian alat angkutan (time charter).
2. Perjalanan yang dilakukan (voyage charter).
Time charter lebih luas dari pada voyage charter, karena di dalam time charter tercakup
voyage charter. Harga voyage Charter adalah berlaku untuk jangka pendek, dan time
charter merupakan charter untuk jangka waktu lebih lama harga time charter
9
menggambarkan arah perkembangan harga voyage charter di masa depan.
Jika permintaan jasa angkutan lebih besar dari kapasitas angkutan, pemakian jasa
mengarah kepada time charter, sebaliknya jika kapasitas angkutan lebih besar dari
permintaan kecendrugan mengarah kepada voyage charter. Ini berarti keadaan ekonomi yang
membaik time charter lebih banyak dipilih. Sebaliknya keadaan ekonomi yang menurun,
voyage charter lebih banyak digunakan.
Dalam perjanjian diatur harga jasa dan hak serta tanggung jawabperusahaan angkutan dan
pemakai jasa angkutan. Harga jasa angkutan melalui lebih mudah ditetapkan karena sifat
berlakunya yang terbatas. Sebaliknya penentuan harga jasa angkutan dengan sistem tarif lebih
sulit, karena tarif berlaku untuk ribuan jenis barang, ke berbagai pengiriman dan melibatkan
banyak perusahaan angkutan di mana jenis dan keadaannya berbeda-beda. Tarif ditetapkan
berdasarkan biaya operasi satuan (unit cost) dari jasa angkutan. Untuk mengetahui operasi
satuan ini banyak jenis biaya yang terjadi dalam menghasilkan jasa angkutan tersebut.
Sebagai dari biaya-biaya ini merupakan biaya umum yang sukar dialokasikan pada setiap jasa
angkutan yang dihasilkan. Misalnya sukar dihitung biaya pemeliharaan per km atau per
penumpang km dari rel yang dipakai oleh kereta api yang mengangkut barang dan kereta api
yang mengangkut penumpang. Ini disebabkan biaya perawatan rel untuk kereta api yang
mengangkut penumpang hampir tidak dapat dipisahkan dari biaya perawatan rel untuk
melayani kereta api yang mengangkut barang.
Pertanyaan yang muncul : Perusahaan mana yang dapat dipakai sebagai dasar perhitungan,
karena banyak perusahaan yang beroperasi dalam kondisi yang berbeda-beda.
1. Biaya operasi perusahaan besar dengan jumlah armada yang besar berbeda dengan
biaya operasi perusahaan yang memiliki armada angkutan yang sedikit.
2. Perusahaan dimana armada angkutannya beroperasi di daerah pegunungan dan
perusahaan yang armadanya melayani angkutan di daerah rata akan memperlihatkan
biaya operasi yang berbeda.
3. Bila biaya operasi perusahaan yang berkapasitas besar dan keadaan efisian dipakai
sebagai dasar perhitungan, maka tingkat tarif akan mendekati batas terendah.
4. Jika penentuan tarif didasarkan pada biaya opersi perusahaan kecil yang kurang
efisien, maka tingkat tarif akan lebih tinggi.
Jadi :
10
Tarif sebaiknya didasarkan pada biaya operasi perusahaan angkutan yang mempunyai
kapasitas menengah dan beroperasi dalam keadaan wajar.
Kebijakan pnentuan tarif angkutan didasrakan pada biaya operasi, nilaijasa angkutan,
dan volume angkutan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
• AC > MC, Artinya belum semua biaya tetap dibebankan pada jasa
angkutan yang dihasilkan (under utilized).
• MC > AC, Artinya menunjukan in-efisien dalam penggunaankapasitas yang
11
ada (over utilized).
• AC = MC,Artinya bahwa kapasitas terpakai penuh (well utilized).
Gambar 1
Grafik Prinsip Marginal Cost
Keterangan :
• Garis Cv,Cf,Cm, dan Ca adalah garis biaya variabel,biaya tetap,biaya
marginal,dan biaya rata-rata.
• Titik X 1 ,keadaan under utiliazed
• Titik X 2 ,keadaan well utilized
• Titik X 3 ,keadaan over utilized
• Jika biaya marginal jangka pendek (short run marginal cost) dipakai sebagai
dasra penetapan tarif,hasil perhitungan biaya menjadi kurang wajar,sebab sukar
dicapai tingkat pemakaian penuh.
• OKI penetapan tarif berdasarkan prinsip biaya marginal menggunakan long run
marginal cost,untuk menghindarkan terjadinya keadaan underdan over utilized.
12
b. Prinsip Biaya Rata-rata (Average Cost Principle)
Tinggi rendahnya tarif ditentukan oleh nilai yang diberikan pemakai jasa. Jika pemakai jasa
angkutan memberi nilai yang tinggi atas jasa angkutan maka tingkat tarif akan tinggi, sebaliknya
tarif ditetapkan lebih rendah jika jasa angkutan tersebut dinilai rendah oleh pemakai jasa. Tinggi
rendahnya nilai itu diketahui dari elasitas pemintaan yang berbeda.
3. Tarif ditentukan Berdasarkan Volume Angkutan
a. Tarif yang ditetapkan berdasarkan nilai jasa angkutan akan menghasilkantingkat
tarif maksimum.
b. Tarif yang ditetapkan berdasarkan biaya operasi akan menghasilkantingkat tarif
minimum.
c. Tingkat tarif yang berbeda antara batas maksimum dan minimum adalahtarif yang
ditetapkan berdasarkan volume angkutan (what the traffic willhear). Pembentukan
tarif berdasarkan what the traffic will hear adalah pengenaan tarif atas barang
atau kelompok barang tertentu yang dapatmemberikan penerimaan tertinggi untuk
menutup biaya tetap perusahaan. Dalam penetapan tarif harus diperhatikan besarnya
volume angkutan,sebabini mempengaruhi besarnya penerimaan perusahaan.
Gambar 2
Tarir berdasarkan “what the traffic Will Bear”
13
Keterangan :
CC : biaya variabel
Keterangan :
Permintaan (DD) menjadi sangat elastis pada tarif OT 1 , sehingga merupakanbatas tarif
maksimum. Batas tarif terendah OT, dan Batas kewajaran tingkat tarif terletak antara OT 1 -
OT.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat
kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi. Biaya pelayanan
merupakan basis/dasar untuk struktur pentarifan, yang terdiri dari : biaya langsung, biaya tidak
langsung. Kelompok biaya operasional terdiri : Biaya pemeliharaan (jalan raya, bantalan
kereta api, alur, Pelabuhan, dermaga, penahan gelombang, dam, Menara, rambu dan jalan),
biaya pemeliharaan kendaraan, biaya transportasi (biaya bahan bakar, oli, tenaga penggerak
(genset), upah/gaji, kerja crew/awak kapal & pesawat serta biaya terminal), biaya trafik (biaya
promosi, penerbittan buku tarif, administrasi, dsb), biaya ukuk ( biaya kantor, gaji biaya RT,
biaya humas, biaya akuntasi, dll)
Biaya kendaraan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan bahan bakar, oli, ban
kendaraan, suku cadang, antar perbaikan (reparasi). Biaya ini juga disebut automobile cost.
Sedangkan biaya umum terdiri dari biaya yang tidak dapat dialokasikan ke tiap jasa angkutan
yang terjadi karena adanya penggunaan fasilitas yang sama. Jenis tarif angkutan dibagi menjadi
4 yaitu : tarif menurut trayek, tarif local, tarif diferensial, tarif peti kemas (container).
3.2 Saran
Kesempurnaan makalah ini tergantung pada motivasi dan saran yang membangun dari para
pembaca. Maka dari itu, penulis mengharapkan masukan ataupun saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Dian Sandi. 2001. Analisis Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya Operasi
Kendaraan dan Daya Beli Penumpang di Surakarta. FT UNS. Surakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22. 2009. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Jakarta.
Yuniarti, Taty. 2009. Analisis Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan,
ATP, dan WTP (Studi Kasus Bus Atmo). Skripsi. Surakarta : FT UNS. Surakarta.
Warpani, S. 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan. Penerbit ITB. Bandung.
Steenbrink, P.A. 1974. Optimized of Transport Networks. London.
Tamin, O. Z. dkk. 1999, Studi Evaluasi Tarif Angkutan Umum dan Analisa Ability To Pay
(ATP) dan Willingness To Pay (WTP) di DKI Jakarta. Jurnal Transportasi. Forum Studi
Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT). Vol 1, No 2, hal 121-135, ISSN: 1411-
2442. Bandung.
Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.96. 2016. Tarif Angkutan Bus
Perkotaan Trans Jogja, Tarif Datar Angkutan Perkotaan, Tarif Batas Atas dan Batas
Bawah Angkutan Kota Dalam Provinsi dan Angkutan Taksi. Yogyakarta.
Keputusan Gubernur DIY no 19. 2015. Penetapan Besaran Biaya Operasional Kendaraan Bus
Trans Jogja. Yogyakarta.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. KM. 89. 2002. Mekanisme Penetaoan Tarif dan
Formula Perhitungan Biaya Pokok Angkutan Penumpang dengan Mobil Bus Antar Kota
Kelas Ekonomi. Jakarta.
16