BAB I
PENDAHULUAN
eksisting, banyak terjadi pencemaran lingkungan terutama pada wilayah sungai, pantai,
dan sumur penduduk yang disebabkan oleh air limbah. Kegiatan penggunaan air oleh penduduk
lokal maupun wisatawan akan meningkatkan produksi air limbah yang umumnya
dibuang secara langsung ke saluran drainase ataupun sungai tanpa ada pengolahan
terlebih dahulu. Adanya bahan pencemar yang terkandung dalam air limbah, seperti zat
organik, nutrien, partikel padat, atau senyawa berbahaya lainnya dapat mencemari
ekosistem air. Air limbah yang dibuang ke sungai atau saluran drainase akan terbawa
ke laut dan berpotensi mencemari ekosistem laut.
DSPD adalah proyek penyediaan infrastruktur pengelolaan air limbah yang
dikelola Pemerintah Provinsi Bali berlokasi di Suwung – Kota Denpasar.
Pengembangan sistem pembuangan air limbah melalui perpipaan terpusat dilakukan
melalui pendayagunaan dan pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Suwung di Denpasar Selatan. IPAL tersebut melayani Kawasan Pusat Kota Denpasar,
Denpasar Selatan, Kawasan Sanur, serta Kawasan Kuta. Pada kawasan yang tidak
terlayani jaringan air limbah perpipaan terpusat skala kota, dikembangkan jaringan air
limbah komunal setempat (on site) dalam bentuk program Sanitasi Berbasis
masyarakat (Sanimas) yang dikelola masyarakat atau kerjasama dengan pihak
lain. DSDP Suwung dikelola oleh UPT Pengelolaan Air Limbah (PAL) Povinsi Bali di
bawah Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
a. Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa dalam rangka
menerapkan atau membandingkan serta menganalisis teori dan
pengetahuan dengan kondisi yang sebenarnya dilapangan
b. Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja sebenarnya di
lapangan sehingga dapat membangun etos kerja yang baik, serta sebagai
upaya untuk memperluas cakrawala wawasan kerja
LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPANGAN
SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH Denpasar
Sewerage Development Project (DSDP) UPT. PAL, DINAS
PEKERJAAN UMUM PROVINSI BALI
c. Untuk mengetahui sistem pengolahan limbah cair industri yang baik dan
benar.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sumber-sumber limbah yang diolah di IPAL Suwung
DSDP Kota Denpasar.
b. Mengetahui dan memahami secara jelas dan detail proses pengolahan
limbah yang diterapkan IPAL Suwung DSDP Kota Denpasar.
c. Mengetahui unit-unit bangunan yang digunakan dalam proses pengolahan
air limbah.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perusahaan
a. Perusahaan dapat melakukan sharing dengan mahasiswa mengenai
perkembangan teori terbaru berkaitan dengan bidang yang diambil
mahasiswa dalam hal ini adalah Sistem Pengolahan Air Limbah
b. Sebagai evaluasi yang dapat dijadikan kontrol dan masukan bagi IPAL
Suwung DSDP Kota Denpasar.
1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi
a. Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan
pengolahan limbah cair di Indonesia
b. Membina kerja sama dan relasi yang baik antara lingkungan akademis
dengan lingkungan kerja.
1.3.3 Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sistem pengolahan limbah
yang diterapkan di IPAL Suwung DSDP Kota Denpasar.
b. Sebagai sarana pengenalan dunia kerja yang sesuai dengan bidang keahlian
dan keilmuan mahasiswa
LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPANGAN
SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH Denpasar
Sewerage Development Project (DSDP) UPT. PAL, DINAS
PEKERJAAN UMUM PROVINSI BALI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berasal dari penyediaan air bersih yang sudah dicemari berbagai macam
penggunaannya (Salvato, 1982). Limbah cair adalah sampah cair dari suatu
lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan
hampir 0,1 % daripadanya berupa benda-benda padat yang terdiri dari zat organic
dan anorganik (Mahida, 1984).
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen yang ada dalam air dan dinyatakan
dalam mg/l atau ppm (part per million) pada suhu 25oC. Oksigen terlarut
dibutuhkan oleh mikroorganisme dan makhluk hidup lainnya untuk
kehidupannya. Adanya oksigen terlarut di dalam air ini akan mencegah bau
yang tidak enak. Semakin tinggi DO dalam air, semakin baik kehidupan
biota airnya.
3. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air
yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa
digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air
limbah. Pengolahan air limbah secara biologis dapat didefinisikan sebagai suatu
proses yang melibatkan kegiatan mikroorganisme dalam air untuk melakukan
transformasi senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam air menjadi
bentuk atau senyawa lain. Mikroorganisme mengkonsumsi bahan-bahan
organik membuat biomassa sel baru serta zat-zat organik dan memanfaatkan
energi yang dihasilkan dari reaksi oksidasi untuk metabolismenya (Metcalf and
Eddy, 2003).
2.3 Pengolahan Air Limbah Domestik
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan
padatan tersuspensi dan minyak dalam limbah. Beberapa proses pengolahan yang
berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage,
serta oil separation.
a. Penyaringan (Screening)
Limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode
penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-
bahan padat berukuran besar dari air limbah.
b. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau
bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain
yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit
chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah
sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah
terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
c. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke
tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan
utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer
limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel-
partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar
tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan
dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain
metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).
d. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa
minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat
yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30
– 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel
minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat
disingkirkan.
LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPANGAN
SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH Denpasar
Sewerage Development Project (DSDP) UPT. PAL, DINAS
PEKERJAAN UMUM PROVINSI BALI
merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah
penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses
pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan
mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami
proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke
lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih
diperlukan.
b. Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan
ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya
akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut
selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi
(pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam
mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan
untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung
bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter,
limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses
lebih lanjut jika masih diperlukan.
c. Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan
metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode
ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh
dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen
tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses
penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang
kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan
mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk
LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPANGAN
SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH Denpasar
Sewerage Development Project (DSDP) UPT. PAL, DINAS
PEKERJAAN UMUM PROVINSI BALI
endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan
atau diolah lebih lanjut.
BAB III
GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR
3.1 Deskripsi Umum
3.1.1 Kondisi Geografis
Kota Denpasar merupakan daerah atau salah satu kota yang terletak di
tengah – tengah Pulau Bali, yang juga merupakan Ibukota dari Provinsi Bali
sekaligus sebagai pusat pemerintahan, pendidikan dan perekonomian. Letak yang
sangat strategis ini sangatlah menguntungkan baik dari segi ekonomis maupun
dari kepariwisataan karena merupakan titik sentral atau pusat dari berbagai
kegiatan sekaligus sebagai penghubung dengan kabupaten lainnya.
kemarau dengan angin timur (Juni – Desember) dan musim hujan dengan angin
barat (September – Maret) dan diselingi pancaroba. Suhu rata – rata 25.4° C –
28.5° C dengan suhu maksimum pada bulan Agustus. Luas wilayah Kota
Denpasar adalah 127,98 km² atau 127,98 Ha (reklamasi Pantai Serangan seluas
380 Ha atau 2,27 % dari seluruh luas daratan Provinsi Bali.
3.1.2 Kondisi Administratif
3.1.3 Kondisi Fisik
3.2 Kondisi Demografi
3.3 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Denpasar
BAB IV
UPT PAL
BAB V
IPAL SUWUNG