by
Robby Candra Purnama, S.Farm., Apt.,
M.Kes.
Pangan Olahan (Permenkes No. 30 Th
2013)
Pangan Olahan:
Pangan Olahan adalah makanan atau
minuman hasil proses dengan cara atau
metode tertentu dengan atau tanpa bahan
tambahan termasuk pangan olahan
tertentu, bahan tambahan pangan, pangan
produk rekayasa genetika, dan pangan
iradiasi
Peraturan BPOM No.34 Th 2019
Setiap Orang yang memproduksi dan/atau
mengimpor Pangan Olahan untuk
diperdagangkan dalam kemasan eceran,
harus memenuhi persyaratan Kategori
Pangan.
Ada bbrp kategori pangan
Lanjutan...
Kategori 01.0 produk-produk susu dan
analognya, kecuali yang termasuk Kategori
02.0
Kategori 02.0 lemak, minyak, dan emulsi
minyak
Kategori 03.0 es untuk dimakan (edible ice)
termasuk sherbet dan sorbet
Kategori 04.0 buah dan sayur (termasuk
jamur, umbi, kacang termasuk kacang kedelai,
dan lidah buaya), rumput laut, biji-bijian
Lanjutan...
Kategori 05.0 kembang gula/permen dan cokelat
Kategori 06.0 serealia dan produk serealia yang
merupakan produk turunan dari biji serealia,
akar dan umbi, kacang dan empulur (bagian
dalam batang tanaman), tidak termasuk produk
bakeri dari Kategori 07.0 dan tidak termasuk
kacang dari Kategori 04.2.1 dan Kategori 04.2.2
Kategori 07.0 produk bakery
Kategori 08.0 daging dan produk daging,
termasuk daging unggas dan daging hewan -4-
buruan
Lanjutan...
Kategori 09.0 ikan dan produk perikanan
termasuk moluska, krustase dan
ekinodermata
Kategori 10.0 telur dan produk-produk
telur
Kategori 11.0 gula dan pemanis, termasuk
madu
Kategori 12.0 garam, rempah, sup, saus,
salad dan produk protein;
Lanjutan...
Kategori 13.0 pangan olahan untuk
keperluan gizi khusus
Kategori 14.0 minuman, tidak termasuk
produk susu
Kategori 15.0 makanan ringan siap santap
Kategori 16.0 pangan siap saji (terkemas)
Label Pangan Olahan
(Peraturan BPOM No. 26 Th
2018
Nama Produk;
Daftar Bahan yang Digunakan;
Berat Bersih atau Isi Bersih;
Nama dan Alamat Pihak yang Memproduksi atau
Mengimpor;
Halal bagi yang dipersyaratkan;
Tanggal dan Kode Produksi;
Keterangan Kedaluwarsa;
Nomor Izin Edar
Asal Usul Bahan Pangan Tertentu.
Informasi Nilai Gizi (ING)
Pencantuman ING pada bagian utama Label
meliputi:
Takaran saji
Jenis dan jumlah zat gizi maupun non gizi
Jumlah sajian per kemasan,
Persentase AKG
Catatan Kaki
1
Definisi
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid
(aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa)
dan meliputi kondensat polimer-
polimernya yang terbentuk
Rumus umum : CnH2nOn atau Cn(H2O)n
yaitu karbon yang mengalami hidratasi.
2
Lanjutan…
Di alam, karbohidrat merupakan hasil
sintesa CO2 dan H2O dg pertolongan
sinar matahari dan klorofil (hijau daun)
Hasil fotosintesa ini kemudian mengalami
polimerisasi menjadi pati dan senyawa-
senyawa bermolekul besar lain yang
menjadi cadangan makanan dan tanaman
3
Pembagian Karbohidrat
Karbohidrat dibagi menjadi 3 :
o Monosakarida
o Disakarida
o Polisakarida
4
Monosakarida
Tidak dapat dihidrolisa menjadi molekul
yang lebih sederhana
Memiliki 5 atom C (pentosa) atau 6 atom
C (heksosa)
Contoh : pentosa (arabinosa, xylosa,
ribose, deoksiribose, ramnosa). Sedangkan
heksosa (dekstrosa, levuloa, galaktosa,
mannose, dan sarbosa)
5
Disakarida
Disusun oleh dua molekul monosakarida
Contoh dari disakarida :
o Sukrosa
o Laktosa
o Maltosa
o Melibiosa
6
Polisakarida
Disusun oleh banyak sekali molekul-
molekul monosakarida
Contoh polisakarida :
o Trisakarida (rafinosa, melezitosa)
o Dekstrin (amilodekstrin, maltodekstrin)
o Tepung dan glikogen (amilum, inulin,
glikogen)
o Lain-lain (gom, pektin, hemiselulosa,
selulosa)
7
Karbohidrat yg Penting
Dekstrosa (D-galaktosa)
o Terdapat dalam darah manusia,hewan atau cairan
tumbuhan
o Hasil akhir hidrolisa dari berbagai polisakarida
Levulosa (D-fruktosa)
o Terdapat didalam berbagai cairan tanaman
o Hasil hidrolisa sukrosa
o Terdapat sbg campuran dg dekstrosa pada inverse
gula tebu
8
Lanjutan…
Galaktosa (D-galaktosa)
o Terbentuk pada hidrolisa laktosa (gula
susu) dan gom
Sukrosa
o Gula (karakteristik pada tanaman)
o Terdapat banyak pada gula tebu, gula bit,
dll
o Sukrosa bersifat dektrorotasi dan tidak
mereduksi
9
Lanjutan…
Laktosa
o Karbohidrat yg terdapat dalam air susu
o Pada hidrolisa akan menjadi dekstrosa dan galaktosa
dan bersifat mereduksi
Maltosa
o Tidak terdapat bebas dialam, terbentuk krna
pengaruh enzim tanaman atau binatang terhadap
tepung
o Pada hidrolisa lebih lanjut maltosa akan menjadi
dekstrosa
10
Lanjutan…
Dekstrin
o Hasil urai dari tepung oleh enzim atau
asam
o Awalnya terbentuk amilodekstrin
Tepung (amilum)
o Terdapat di akar, umbi, padi-padian, dan biji
tanaman sbg cadangan karbohidrat
o Dengan air dingin akan membentuk pasta
11
Sifat-Sifat Karbohidrat
Rasa manis pada mono dan disakarida
disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Sedang
polisakarida tidak berasa manis karena
molekulnya yang sedemikian besar sehingga
tidak dapat masuk kedalam sel-sel kuncup rasa
(taste bud) yang terdapat pada permukaan
lidah
Dengan pereaksi alpha naptol dlm alkohol
akan berwarna merah atau lebih dikenal dgn
uji molish
12
Struktur Karbohidrat
Terdiri dari atom C, H, dan O
Contoh glukosa dari hasil fotosintesa
klorofil :
13
Uji Kualitatif
Uji Molish
Karbohidrat + alpha naptol + H2SO4
lewat dinding tabung cincin warna ungu
Uji Seliwanoff
Perekasi dibuat baru dg mencampur
resolcinol 0,5% dg HCl pekat (3,5 ml : 12
ml), encerkan menjadi 35 ml
14
Lanjutan…
Uji Antrone
0,2ml larutan karbohidrat + larutan antron 0,2%
dlm H2SO4 (p) warna hijau atau hijau
kebiruan
Uji Benedict
Pereaksi benedict : campuran Cu sulfat, Na Sitrat,
Na carbonat
Cara kerja : 5ml larutan sampel + 8 tetes larutan
benedict. Masukkan tabung dalam air mendidih
selama 5 menit endapan hijau, kuning, atau
merah orange.
15
Lanjutan…
Uji Barfoed
5 ml pereaksi dlm tabung reaksi + 1 ml
larutan sampel, tempatkan dlm air
mendidih selama 1 menit endapan
warna merah orange (monosakarida)
Dgn barfoed, gula reduksi yg termasuk
golongan disakarida memberikan reaksi
negatif kecuali dilakukan sangat lama.
16
Lanjutan…
Uji Iodin
o Peka thd polisakarida. Warna spesifik
tergantung jenis karbohidrat
o Amilosa biru
o Amilopektin merah violet
o Glikogen dan dekstrin merah coklat
17
Lanjutan…
Uji Fehling
o Pereaksi : Na-K-tartrat, CuSO4, dan
NaOH
o 1 ml sampel + larutan fehling kemudian
dipanaskan endapan warna hijau,
kuning orange atu merah
18
Lanjutan…
Uji Pembentukan Osazon
o Mekanisme kerja :
o Ikatan osazon yg terbentuk karena ggs aldehid
atau keton dari karbohidrat berikatan dg
fenilhidrazin
o Reaksi antara senyawa tersebut merupakan reaksi
oksido-reduksi
o Atom karbon yg mengalami reaksi adalah atom
karbon nomor satu yg dua dari aldosa atau ketosa
19
Uji Kuantitatif
Metode Oksidasi dg Kupri
o Tereduksinya kupri-oksida kupro-
oksida krn adanya gula reduksi
o Reagen : campuran CuSO4, Na-karbonat,
As. Sitrat (reagen Luff)
o Atau : campuran CuSO4, K-Na-tartrat
(reagen soxhlet)
20
Lanjutan…
Penentuan Gula Reduksi dalam Larutan
o Metode Luff-Schoorl
o Metode Munson-Walker
o Metode Lane-Eynon
21
Terima Kasih
22
PROTEIN
by
Robby Candra P., S.Farm., Apt., M.Kes
Pendahuluan
Protein merupakan sumber kalori yang tersusun
dari asam karboksilat dan asam amino
Sumber protein : daging, ikan,telur, susu,
kacang-kacangan, jagung, dan beras
BM protein besar sehingga tidak larut dalam air.
Molekul protein merupakan rantai panjang yg
tersusun oleh mata rantai asam amino
Lanjutan…
As. amino yang tidak disintesa tubuh : leusin,
isoleusin, valin, treolin, lisin, fenilalanin,
triptofan, dan metionin
Ada 12 macam as. amino yg diperoleh dg cara
sintesis dari bahan dasar nitrogen dan zat
karbon dlm makanan (disebut sebagai as. amino
karboksilat endogen) : alanin, as. aspartat,
sistein, as. glutamat, glisina, histidina, prolina,
serina, tirosina, aspargina, glutamin, arginina,
dan sistin.
Sifat Protein
1
Pendahuluan
• Lemak dan minyak merupakan salah
satu kelompok lipida
• Ciri dan sifat khasnya adalah daya
larutnya dalam pelarut organik
seperti eter, kloroform, benzena.
2
Lanjutan…
• Lemak dan minyak merupakan sumber
energi yang lebih efektif
dibandingkan dengan karbohidrat
atau protein.
• 1 gram minyak/lemak setara dg 9 Kkal
energi, sedang karbohidrat atau
protein hanya 4 Kkal energi.
3
Lanjutan…
• Dalam lipida, lemak dan minyak
merupakan kelompok trigliserida
• Pembagian kelompok ini berdasarkan
pada polaritas dari zat yang
bersangkutan
4
Lemak
• Adalah trigliserida yg dalam suhu
kamar merupakan bahan padat
disebabkan karena kandungan asam
lemak jenuhnya yang tinggi
• Secara kimia tidak memiliki ikatan
rangkap titik lebur tinggi
5
Minyak
• Adalah trigliserida yang dalam kondisi
ruang merupakan bahan cair, karena
rendahnya kandungan asam lemak
jenuh
• Tingginya kandungan asam lemak tak
jenuh titik lebur yang rendah
6
Kerusakan Lemak
• Penyerapan bau
• Hidrolisa
• Otooksidasi
7
Penyerapan bau
• Minyak bersifat mudah menyerap bau.
• Apabila bahan pembungkus dapat
menyerap lemak, maka lemak yang
tertutup akan teroksidasi oleh udara
sehingga rusak dan berbau
8
Hidrolisa
• Dengan adanya air, lemak terhidrolisa
menjadi gliserol dan asam lemak
• Hidrolisa menyebabkan bertambahnya
asam lemak bebas
• Asam lemak bebas akan menyebabkan
bau tengik
9
Otooksidasi
• Otooksidasi dimulai dengan
pembentukan radikal-radikal bebas
yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang dapat mempercepat reaksi
oksidasi
• Lemak yang teroksidasi menjadi bau
dan tengik
10
Pencegahan Ketengikan
• Ketengikan sangat dipengaruhi oleh
adanya peroksida dan antioksidan
• Proksida akan mempercepat oksidasi,
sedang antioksidan akan menghambat
oksidasi
• Sehingga penyimpanan lemak yang
baik adalah pada tempat tertutup
yang gelap dan dingin.
11
Pengujian Sifat Minyak
• Penentuan Angka Penyabunan
• Angka Iod
• Penentuan angka Reichert-Meissl
• Penentuan Angka Polenske
• Penentuan Bobot Jenis
• Penentuan Indeks Bias
• Penentuan Titik Cair
12
Penentuan Angka Penyabunan
• Digunakan untuk menentukan bobot
molekul minyak dan lemak secara
kasar
• Minyak dg BM yg relatif kecil (rantai
karbon asam lemaknya pendek), maka
angka penyabunannya besar. Demikian
juga sebaliknya.
13
Lanjutan…
• Angka penyabunan
“Bilangan atau angka penyabunan
dinyatakan sebagai banyaknya (mg)
KOH yg dibutuhkan untuk
menyabunkan 1 gram lemak atau
minyak”
14
Lanjutan…
• Timbang minyak ± 5 gr masukkan
erlenmeyer
• + 5ml KOH 0,5N dlm alkohol, tutup dg
pendingin, didihkan sampai tidak
terlihat butiran minyak (minyak
tersabun sempurna)
15
Lanjutan…
• Dinginkan, titrasi dg HCl 0,5N dg
indikator PP
• TAT : warna merah menjadi tidak
berwarna
• Angka Penyabunan = (tb-ts) x N HCl x BM KOH
berat sampel (g)
16
Angka Iod
• Angka iod mencerminkan ketidakjenuhan
asam lemak penyusun minyak dan lemak
• Asam lemak tidak jenuh mampu
mengikat iod dan membentuk senyawaan
jenuh
• Banyaknya iod yang diikat menunjukkan
banyaknya ikatan rangkap
17
Lanjutan…
• Angka Iod = banyaknya gram iod yg
diikat oleh 100 gram minyak atau
lemak
• Angka Iod = (tb-ts) x N Na2S2O3 x BA Iod x 100
Bobot sampel (gram) x 1000
= (tb-ts) x N Na2S2O3 x 12.69
Bobot sampel (gram)
18
Lanjutan…
• Larutkan 0,1-0,5 gram minyak dlm
10ml kloroform atau CCl4
• + 25 ml larutan iodin bromida dlm
as.asetat glacial
• Biarkan 1 jam ditempat gelap shg tjd
pengikatan iodin oleh minyak pada
ikatan rangkapnya
19
Lanjutan…
• Titrasi dengan Na tiosulfat 0,1 N
menggunakan indikator amilum
• Akhit titrasi ditandai dengan
hilangnya warna biru
20
Penentuan Kualitas Minyak
• Penentuan Angka Asam
• Penentuan Angka Peroksida
• Penentuan Kadar Air
21
Angka Asam
• Angka Asam dinyatakan sebagai jumlah mg
KOH yg diperlukan untuk menetralkan asam
lemak bebas yg terdapat dalam 1 gram
minyak/lemak
• Angka asam yg besar menunjukkan asam
lemak bebas yg besar yg berasal dari
hidrolisa minyak ataupun karena proses
pengolahan yg kurang baik
• Makin tinggi angka asam, makin rendah
kualitas minyaknya
22
Lanjutan…
Cara kerja :
• Timbang 10-20g minyak/ lemak
• Tambahkan 50ml alkohol netral 95% kmd
panaskan 10 menit dlm penangas air sambil
diaduk dan ditutup
• Dinginkan, titrasi dengan KOH 0,1N
menggunakan indikator PP sampai tepat
warna merah jambu
23
Lanjutan…
• Angka Asam = ml KOH x N KOH x BM KOH
Bobot sampel (g)
• Kadar asam lemak bebas (%FFA) :
= ml KOH x N KOH x BM KOH x 100%
Bobot sampel (g) x 1000
24
Lanjutan…
• Angka Asam = BM x %FFA
BM As.Lemak Bebas
• Angka Asam = Faktor Konversi x %FFA
• Faktor konversi utk oleat = 1,99
• Faktor konversi utk palmitat = 2,19
• Faktor konversi utk laurat = 2,80
• Faktor konversi utk linoleat = 2,01
25
Angka Peroksida
• Hasil yang diakibatkan oleh oksidasi
pada minyak atau lemak antara lain
peroksida, asam lemak, aldehid, dan
keton
• Untuk mengetahui tingkat kerusakan
minyak dapat dinyatakan dalam angka
peroksida atau angka asam
thiobarbiturat (TBA)
26
Lanjutan…
Cara kerja :
• Larutkan sejumlah minyak
dalamcampuran benzene-metanol
(30:70)
• Peroksida akan larut, dan direaksikan
dg Ferroklorida. Ferro akan dioksidasi
oleh peroksida menjadi ferri
27
Lanjutan…
• Tambahkan NH4CNS shg membentuk
Fe(CNS)3 berwarna merah
• Ukur intensitas warna merah yg
timbul pada panjang gelombang 510nm
menggunakan spektrofotometer.
28
Lanjutan…
• Angka peroksida = A x B
C x BM Fe
Dimana :
• A = μg Fe/10ml
• B = volume mula-mula
• C = bobot sampel
29
Kadar Air Minyak
• Dilakukan dgn cara termogravimetri
atau cara termovolumetri
Cara kerja :
• Timbang ± 10 g minyak dlm botol
timbang mulut lebar
• Oven dg suhu 1050C sampai bobot
konstan, selanjutnya timbang
30
Lanjutan…
• Pengurangan berat minyak dinyatakan
sebagai berat air yang menguap dari
minyak
• Kadar air = A – B x 100%
A
• A = berat minyak sebelum di oven
• B = berat minyak setelah di oven
31
Terima Kasih
32
LEMAK DAN MINYAK
by
Robby Candra Purnama, S.Farm., Apt.
Copyright@rcp_akafarma10 1
Pendahuluan
• Lemak dan minyak merupakan salah
satu kelompok lipida
• Ciri dan sifat khasnya adalah daya
larutnya dalam pelarut organik
seperti eter, kloroform, benzena.
Copyright@rcp_akafarma10 2
Lanjutan…
• Lemak dan minyak merupakan sumber
energi yang lebih efektif
dibandingkan dengan karbohidrat
atau protein.
• 1 gram minyak/lemak setara dg 9 Kkal
energi, sedang karbohidrat atau
protein hanya 4 Kkal energi.
Copyright@rcp_akafarma10 3
Lanjutan…
• Dalam lipida, lemak dan minyak
merupakan kelompok trigliserida
• Pembagian kelompok ini berdasarkan
pada polaritas dari zat yang
bersangkutan
Copyright@rcp_akafarma10 4
Lemak
• Adalah trigliserida yg dalam suhu
kamar merupakan bahan padat
disebabkan karena kandungan asam
lemak jenuhnya yang tinggi
• Secara kimia tidak memiliki ikatan
rangkap titik lebur tinggi
Copyright@rcp_akafarma10 5
Minyak
• Adalah trigliserida yang dalam kondisi
ruang merupakan bahan cair, karena
rendahnya kandungan asam lemak
jenuh
• Tingginya kandungan asam lemak tak
jenuh titik lebur yang rendah
Copyright@rcp_akafarma10 6
Kerusakan Lemak
• Penyerapan bau
• Hidrolisa
• Otooksidasi
Copyright@rcp_akafarma10 7
Penyerapan bau
• Minyak bersifat mudah menyerap bau.
• Apabila bahan pembungkus dapat
menyerap lemak, maka lemak yang
tertutup akan teroksidasi oleh udara
sehingga rusak dan berbau
Copyright@rcp_akafarma10 8
Hidrolisa
• Dengan adanya air, lemak terhidrolisa
menjadi gliserol dan asam lemak
• Hidrolisa menyebabkan bertambahnya
asam lemak bebas
• Asam lemak bebas akan menyebabkan
bau tengik
Copyright@rcp_akafarma10 9
Otooksidasi
• Otooksidasi dimulai dengan
pembentukan radikal-radikal bebas
yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang dapat mempercepat reaksi
oksidasi
• Lemak tang teroksidasi menjadi bau
dan tengik
Copyright@rcp_akafarma10 10
Pencagahan Ketengikan
• Ketengikan sangat dipengaruhi oleh
adanya peroksida dan antioksidan
• Proksida akan mempercepat oksidasi,
sedang antioksidan akan menghambat
oksidasi
• Sehingga penyimpanan lemak yang
baik adalah pada tempat tertutup
yang gelap dan dingin.
Copyright@rcp_akafarma10 11
Pengujian Sifat Minyak
• Penentuan Angka Penyabunan
• Angka Iod
• Penentuan angka Reichert-Meissl
• Penentuan Angka Polenske
• Penentuan Bobot Jenis
• Penentuan Indeks Bias
• Penentuan Titik Cair
Copyright@rcp_akafarma10 12
Penentuan Angka Penyabunan
• Digunakan untuk menentukan bobot
molekul minyak dan lemak secara
kasar
• Minyak dg BM yg relatif kecil (rantai
karbon asam lemaknya pendek), maka
angka penyabunannya besar. Demikian
juga sebaliknya.
Copyright@rcp_akafarma10 13
Lanjutan…
• Angka penyabunan
“Bilangan atau angka penyabunan
dinyatakan sebagai banyaknya (mg)
KOH yg dibutuhkan untuk
menyabunkan 1 gram lemak atau
minyak”
Copyright@rcp_akafarma10 14
Lanjutan…
• Timbang minyak ± 5 gr masukkan
erlenmeyer
• + 5ml KOH 0,5N dlm alkohol, tutup dg
pendingin, didihkan sampai tidak
terlihat butiran minyak (minyak
tersabun sempurna)
Copyright@rcp_akafarma10 15
Lanjutan…
• Dinginkan, titrasi dg HCl 0,5N dg
indikator PP
• TAT : warna merah menjadi tidak
berwarna
• Angka Penyabunan = (tb-ts) x N HCl x BM KOH
berat sampel (g)
Copyright@rcp_akafarma10 16
Angka Iod
• Angka iod mencerminkan ketidakjenuhan
asam lemak penyusun minyak dan lemak
• Asam lemak tidak jenuh mampu
mengikat iod dan membentuk senyawaan
jenuh
• Banyaknya iod yang diikat menunjukkan
banyaknya ikatan rangkap
Copyright@rcp_akafarma10 17
Lanjutan…
• Angka Iod = banyaknya gram iod yg
diikat oleh 100 gram minyak atau
lemak
• Angka Iod = (tb-ts) x N Na2S2O3 x BA Iod x 100
Bobot sampel (gram) x 1000
= (tb-ts) x N Na2S2O3 x 12.69
Bobot sampel (gram)
Copyright@rcp_akafarma10 18
Lanjutan…
• Larutkan 0,1-0,5 gram minyak dlm
10ml kloroform atau CCl4
• + 25 ml larutan iodin bromida dlm
as.asetat glacial
• Biarkan 1 jam ditempat gelap shg tjd
pengikatan iodin oleh minyak pada
ikatan rangkapnya
Copyright@rcp_akafarma10 19
Lanjutan…
• Titrasi dengan Na tiosulfat 0,1 N
menggunakan indikator amilum
• Akhit titrasi ditandai dengan
hilangnya warna biru
Copyright@rcp_akafarma10 20
Penentuan Kualitas Minyak
• Penentuan Angka Asam
• Penentuan Angka Peroksida
• Penentuan Kadar Air
Copyright@rcp_akafarma10 21
Angka Asam
• Angka Asam dinyatakan sebagai jumlah mg
KOH yg diperlukan untuk menetralkan asam
lemak bebas yg terdapat dalam 1 gram
minyak/lemak
• Angka asam yg besar menunjukkan asam
lemak bebas yg besar yg berasal dari
hidrolisa minyak ataupun karena proses
pengolahan yg kurang baik
• Makin tinggi angka asam, makin rendah
kualitas minyaknya
Copyright@rcp_akafarma10 22
Lanjutan…
Cara kerja :
• Timbang 10-20g minyak/ lemak
• Tambahkan 50ml alkohol netral 95% kmd
panaskan 10 menit dlm penangas air sambil
diaduk dan ditutup
• Dinginkan, titrasi dengan KOH 0,1N
menggunakan indikator PP sampai tepat
warna merah jambu
Copyright@rcp_akafarma10 23
Lanjutan…
• Angka Asam = ml KOH x N KOH x GM KOH
Bobot sampel (g)
• Kadar asam lemak bebas (%FFA) :
= ml KOH x N KOH x BM KOH x 100%
Bobot sampel (g) x 1000
• Angka Asam = BM x %FFA
BM As.Lemak Bebas
Copyright@rcp_akafarma10 24
Lanjutan…
• Angka Asam = Faktor Konversi x %FFA
• Faktor konversi utk oleat = 1,99
• Faktor konversi utk palmitat = 2,19
• Faktor konversi utk laurat = 2,80
• Faktor konversi utk linoleat = 2,01
Copyright@rcp_akafarma10 25
Angka Peroksida
• Hasil yang diakibatkan oleh oksidasi
pada minyak atau lemak antara lain
peroksida, asam lemak, aldehid, dan
keton
• Untuk mengetahui tingkat kerusakan
minyak dapat dinyatakan dalam angka
peroksida atau angka asam
thiobarbiturat (TBA)
Copyright@rcp_akafarma10 26
Lanjutan…
Cara kerja :
• Larutkan sejumlah minyak
dalamcampuran benzene-metanol
(30:70)
• Peroksida akan larut, dan direaksikan
dg Ferroklorida. Ferro akan dioksidasi
oleh peroksida menjadi ferri
Copyright@rcp_akafarma10 27
Lanjutan…
• Tambahkan NH4CNS shg membentuk
Fe(CNS)3 berwarna merah
• Ukur intensitas warna merah yg
timbul pada panjang gelombang 510nm
menggunakan spektrofotometer.
Copyright@rcp_akafarma10 28
Lanjutan…
• Angka peroksida = A x B
C x BM Fe
Dimana :
• A = μg Fe/10ml
• B = volume mula-mula
• C = bobot sampel
Copyright@rcp_akafarma10 29
Kadar Air Minyak
• Dilakukan dgn cara termogravimetri
atau cara termovolumetri
Cara kerja :
• Timbang ± 10 g minyak dlm botol
timbang mulut lebar
• Oven dg suhu 1050C samapi bobot
konstan, selanjutnya timbang
Copyright@rcp_akafarma10 30
Lanjutan…
• Pengurangan berat minyak dinyatakan
sebagai berat air yang menguap dari
minyak
• Kadar air = A – B x 100%
A
• A = berat minyak sebelum di oven
• B = berat minyak setelah di oven
Copyright@rcp_akafarma10 31
Terima Kasih
Copyright@rcp_akafarma10 32
BAHAN PEWARNA
by
Robby Candra Purnama, S.Farm., Apt., M.Kes.
PENDAHULUAN
• Bahan tambahan pangan adalah bahan
yang ditambahkan ke dalam pangan
untuk mempengaruhi sifat atau bentuk
Pangan.
• Pengertian ini tertuang dalam Peraturan
Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Bahan
Tambahan Pangan.
Lanjutan…
• Didalam Peraturan Badan Pengawas Obat
Dan Makanan Nomor 11 Tahun 2019
Tentang Bahan Tambahan Pangan telah
diatur semua regulasi dan batasan bahan
tambahan pangan yang diperbolehkan.
• Salah satunya adalah penggunaan bahan
pewarna dalam makanan atau minuman.
Lanjutan…
• Penambahan zat warna dalam makanan
sesuai dengan sifat-sifat makanan,
ditujukan untuk menarik kosumen sesuai
dengan warna aslinya.
• Pemakaian zat warna yang berlebihan
mungkin sekali akan menimbulkan hal-
hal yang merugikan kesehatan manusia.
Lanjutan…
• Oleh sebab itu banyak zat pewarna yang
ditarik dari peredaran karena diduga
meyebabkan berbagai penyakit,
terutama memicu kanker.
• Menurut Permenkes tentang bahan-
bahan tambahan makanan, dibedakan
pula adanya zat pewarna makanan yang
diizinkan dan yang dilarang.
Pewarna Alami Yang Diizinkan
• Pewarna alam yang diizinkan sesuai dengan
Per KBPOM No 37 Tahun 2013 Batas
Maksimum Penggunaan BTP Pewarna
adalah sebagai berikut :
• Kurkumin CI. No. 75300,
• Riboflavin,
• Karmin dan ekstrak cochineal CI. No.
75470
Lanjutan…
• Klorofil CI. No. 75810
• Klorofil dan klorofilin tembaga kompleks CI.
No. 75810
• Karamel I, Karamel III amonia proses
• Karamel IV amonia sulfit proses
• Karbon tanaman CI. 77266
• Beta-karoten (sayuran) CI. No. 75130
• Ekstrak anato CI. No. 75120
Lanjutan…
• Karotenoid
• Merah bit
• Antosianin
• Titanium dioksida CI. No. 77891
Pewarna Sintetis Yang Diizinkan
• Pewarna sintesis yang diizinkan sesuai
dengan Per KBPOM No 37 Tahun 2013
Batas Maksimum Penggunaan BTP
Pewarna adalah sebagai berikut :
• Tartrazin CI. No. 19140
• Kuning kuinolin CI. No. 47005
• Kuning FCF CI. No. 15985
• Karmoisin CI. No. 14720
Lanjutan…
• Ponceau 4R CI. No. 16255
• Eritrosin CI. No. 45430
• Merah allura CI. No. 16035
• Indigotin CI. No. 73015
• Biru berlian FCF CI No. 42090
• Hijau FCF CI. No. 42053 (Fast green FCF); dan
• Coklat HT CI. No. 20285 (Brown HT).
Pewarna Yang Dilarang
• Semua bahan tambahan pangan jenis pewarna
yang dilarang adalah yang tidak termuat dalam
peraturan KBPOM diatas.
• Sehingga penggunaanya untuk makanan dan
minuman menjadi bentuk pelanggaran dan
dinyatakan ilegal.
Sumber Pewarna Alam…
• Pewarna alami diperoleh dari tanaman
ataupun hewan yang berupa pigmen.
Beberapa pingmen alami yang banyak
terdapat di sekitar kita antara lain :
Klorofil (terdapat pada daun-daun
berwarna hijau),
Karatenoid (terdapat pada wortel dan
sayuran lain berwarna (oranye-merah).
Lanjutan…
• Umumnya pigmen-pigmen ini bersifat
tidak cukup stabil terhadap
panas,cahaya,dan PH tertentu.
• Walau begitu,pewarna alami umumnya
aman dan tidak menimbulkan efek
samping bagi tubuh.
Sumber Pewarna Buatan…
• Pewarna buatan untuk makanan di peroleh
melalui proses sintetis kimia buatan yang
mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari
bahan yang mengandung pewarna alami
melalui ekstraksi secara kimiawi.
• Beberapa contoh pewarna buatan yaitu
Warna kuning : tartrazin,sunset yellow. Warna
merah : allura, erittrosin, amaranth. Warna
biru : biru berlian
Keuntungan …
• Kelebihan dari pewarna buatan di banding
pewarna alami adalah dapat menghasilkan
warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah
pewarna yang di gunakan hanya sedikit.
• Warna yang di hasilkan dari pewarna buatan
akan tetap cerah meskipun sudah mengalami
proses pengolahan dan pemanasan,
sedangkan pewarna alami mudah mengalami
degradasi atau pemudaran pada saat di olah
dan disimpan.
Tujuan Penggunaan…
• Memperbaiki penampakan dari makanan
yang warnanya memudar karena
pemanasan.
• Memperoleh warna yang seragam pada
makanan yang warna alaminya tidak
seragam.
• Memperoleh warna yang lebih tua dari
aslinya.
Lanjutan…
• Memperoleh penampakan yang lebih
menarik selama penyimpanan.
• Sebagai indikator visual untuk kualitas,
• Mempertahankan warna yang memudar
karena sinar matahari.
Caution…
Pada label makanan yg mengandung
pewarna sintetis harus mencantumkan :
• Tulisan ”Bahan Tambahan Makanan”
• Nama pewarna makanan
• Nomor index pewarna (CI)
• Komposisi untuk produk pewarna
campuran
Lanjutan…
• Isi netto dan kode produksi
• Takaran penggunaan dalam makanan
• Nomor pendaftaran produk (MD/ML)
• Nama dan alamat produsen
• Nomor pendaftaran produsen
Analisa…
Uji Kualitatif :
• Thin Layer Chromathogaphy
Uji Kuantitatif :
• Spektrofotometri UV-Vis
TERIMA KASIH…
BAHAN PEMANIS BUATAN
by
Robby Candra Purnama, S.Farm., Apt., M.Kes.
Pendahuluan
• Bahan tambahan pangan adalah bahan yang
ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk Pangan.
• Pengertian ini tertuang dalam Peraturan
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor
11 Tahun 2019 Tentang Bahan Tambahan
Pangan.
Definisi
• Menurut Per KBPOM No 4 Tahun 2014
tentang BTP PEMANIS, pemanis adalah
“bahan tambahan pangan berupa pemanis
alami dan pemanis buatan yang memberikan
rasa manis pada produk pangan”
Fungsi Pemanis
• Meningkatkan cita rasa dan aroma
• Memperbaiki sifat-sifat fisik
• Pengawet
• Sumber kalori tubuh
• Mengurangi kerusakan gigi
• Bahan substitusi pemanis utama
Jenis Pemanis
Didalam Per KBPOM No 4 Tahun 2014 tentang
BTP PEMANIS, pemanis terbagi menjadi 2 yaitu :
• Pemanis Alami (Natural sweetener)
• Pemanis Buatan (Artificial sweetener)
Pemanis Alami
• Pemanis alami (Natural sweetener) adalah
pemanis yang dapat ditemukan dalam bahan
alam meskipun prosesnya secara sintetik
ataupun fermentasi
Pemanis Buatan
• Pemanis buatan (Artificial sweetener) adalah
pemanis yang diproses secara kimiawi, dan
senyawa tersebut tidak terdapat di alam.
Pemanis Alami…
• Penghasil utama adalah tebu (Saccharum
officanarum) dan bit (Beta vulgaris L.)
• Bahan pemanis yang dihasilkan dikenal
dengan nama gula alam atau sukrosa
• Contoh pemanis alami :
Sorbitol (Sorbitol)
Manitol (Mannitol)
Isomalt/Isomaltitol
Lanjutan
Glikosida steviol (Steviol glycoside);
Maltitol (Maltitol);
Laktitol (Lactitol);
Silitol (Xylitol); dan
Eritritol (Erythritol).
Pemanis Buatan…
• Pemanis sintetis adalah bahan tambahan yang
dapat menyebabkan rasa manis pada pangan
tetapi tidak memiliki nilai gizi.
• Contoh pemanis sintetis:
Asesulfam-K (Acesulfame potassium);
Aspartam (Aspartame);
Siklamat (Cyclamates);
Lanjutan
Sakarin (Saccharins);
Sukralosa (Sucralose/
Trichlorogalactosucrose);
Neotam (Neotame).
Contoh Persyaratan
• Batas maksimum pemanis untuk kembang
gula / permen meliputi kembang gula keras
dan lunak / permen keras dan lunak, nougat,
dan lain-lain adalah sebesar 700 mg/kg.
• Kopi, kopi substitusi, teh, seduhan herbal, dan
minuman biji-bijian dan sereal panas, kecuali
cokelat adalah sebesar 100 mg/kg dihitung
terhadap produk siap konsumsi (as consumed)
Lanjutan
• Minuman beralkohol yang diberi aroma
(misalnya minuman bir, anggur buah,
minuman cooler-spirit, penyegar rendah
alkohol) sebesar 200 mg/kg
• Makanan ringan siap santap sebesar 170
mg/kg
Detail Persyaratan
• Detail kategori dan batas maksimum
penggunaan pemanis dapat dilihat pada Per
KBPOM No 4 Tahun 2014 tentang BTP
PEMANIS.
Tujuan Penggunaan
• Sebagai pangan bagi penderita DM karena tidak
menimbulkan kelebihan gula darah. Bagi
penderita DM disarankan menggunakan
pemanis sintetis untuk menghindari bahaya
gula.
• Memenuhi kebutuhan kalori rendah pada
penderita obesitas. Pemanis sintetis merupakan
salah satu bahan pangan untuk mengurangi
masukan kalori.
Lanjutan
• Sebagai penyalut obat. Pemanis sintetis lebih
banyak digunakan sebagai bahan penyalut obat
(untuk menutupi rasa tidak enak pada obat)
karena bersifat higroskopis dan tidak
menggumpal
• Menghindari kerusakan gigi. Dengan jumlah
sedikit sudah memberikan rasa manis yang
cukup tinggi pada makanan sehingga tidak
merusak gigi
Lanjutan
• Pada industri pangan, minuman, termasuk
industri rokok, pemanis sintetis dipergunakan
dengan tujuan untuk menekan biaya produksi
karena pemanis sintetis harganya relatif
murah tetapi dengan jumlah sedikit dapat
memberikan rasa manis yang tinggi.
Faktor Penentu
• Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk
mengetahui struktur kimia bahan pemanis
dengan rasa manisnya adalah :
o Mutu rasa manis
o Intensitas rasa manis
o Kenikmatan rasa manis
Mutu Rasa Manis
• Faktor ini bergantung dari sifat kimia bahan
pemanis dan kemurniannya.
• Aspartam memiliki rasa manis dengan mutu
serupa dengan kelompok gula dan tidak
memiliki rasa ikutan.
• Sakarin dan siklamat menimbulkan rasa ikutan
pahit yang makin terasa dengan
bertambahnya bahan pemanis tersebut.
Intensitas Rasa Manis
• Intensitas rasa manis menunjukkan kekuatan
atau tingkat kadar kemanisan dari bahan
pemanis.
• Tiap-tiap pemanis berbeda kemampuannya
dalam merangsang indera perasa.
• Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya suhu dan sifat mediumnya (cair
atau padat).
Lanjutan
• Intensitas rasa manis diukur dengan
membandingkannya pada sukrosa 10%.