Anda di halaman 1dari 160

ANKOSALKES

GUSTI AYU RAI SAPUTRI


2

Dosen Pengampu
• apt. Gusti Ayu Rai Saputri,S.Farm.,M.Si.
• Metro, 08 Nopember 1989
• S1 Farmasi Klinis dan Komunitas Universitas
Setia Budi Surakarta (2007-2011)
• S2 Manajemen Farmasi Rumah Sakit Universitas
Setia Budi Surakarta (2011-2013)
• Profesi Apoteker Universitas Setia Budi
Surakarta (2011-2012)
PERTEMUAN I-II
• PENDAHULUAN
a. Definisi
b. Pembagian kosmetika, alkes dan perbekalan
kesehatan rumah tangga (PKRT)
c. Per-UU-an kosmetika, alkes dan PKRT
d. Efek samping penggunaan kosmetika dan
PKRT
PERTEMUAN III,IV,V
• PENGUJIAN MUTU SEDIAAN KOSMETIKA
a. Pedoman pengujian sabun
b. Pedoman pengujian shampo
c. Pedoman pengujian bedak
d. Pedoman pengujian nsediaan rias wajah
e. Pedoman pengujian sediaan rias mata
PERTEMUAN VI,VII
• BAHAN YANG DILARANG DALAM KOSMETIKA
a. Bahan-bahan yang dilarang digunakan dalam
kosmetika
b. Toksisitas
c. Prinsip dan identifikasi arsen dalam pasta gigi
d. Prinsip dan identifikasi raksa dalam cream
pemutih
e. Prinsip dan identifikasi timbal pada cream
rambut
f. Prinsip dan identifikasi krom pada cat rambut
PERTEMUAN VIII
• UJIAN TENGAH SEMESTER
PERTEMUAN IX
• BAHAN YANG DIIZINKAN DALAM
KOSMETIKA
a. Bahan-bahan yang diijinkan dalam kosmetika
b. Toksisitas
c. Sediaan dalam kosmetika
d. Kadar yang diizinkan
PERTEMUAN X
• ZAT WARNA DALAM KOSMETIKA
a. Definisi
b. Persyaratan zat warna dalam kosmetika
c. Zat warna yang diizinkan
d. Zat warna yang dilarang
e. Identifikasi Rhodamine B dalam Lipstik
f. Identifikasi pewarna jingga K2D dan C Orange
4 dalam sediaan perona mata
PERTEMUAN XI
• ZAT PEMUTIH DAN PENGAWET DALAM
KOSMETIKA
a. Jenis-jenis zat pemutih dan pengawet yang
diizinkan dan dilarang dalam kosmetika
b. Penetapan kadar hidrokinon dalam cream
pemutih
c. Penetapan kadar asam borat dan asam salisilat
dalam bedak bayi
PERTEMUAN XII,XIII
• TABIR SURYA
a. Efek sinar matahari terhadap kulit
b. Penetapan kadar Para Amino Benzoat Acid
(PABA)
c. Penetapan kadar Zinc Piriton (pengawet tabir
surya)
PERTEMUAN XIV,XV
• PENGUJIAN ALAT KESEHATAN
a. Pengujian mutu kassa dan gibs
b. Pengujian mutu plester dan kapas
PERTEMUAN XVI
• UJIAN AKHIR SEMESTER
Penilaian
• Tugas : 10 %
• Quiz : 20 %
• UTS : 30 %
• UAS : 40 %
• Total Penilaian : 100%
Tata tertib perkuliahan
• Absensi minimal 80%
• Aktif dalam komunikasi forum
• Mengerjakan semua tugas atau kuis yang
• diberikan
• Semua informasi tersentral pada PJ
Terima kasih…
PENDAHULUAN

GUSTI AYU RAI SAPUTRI,S.FARM.,APT.,M.SI.


A. DEFINISI
• Menurut Permenkes 140/Menkes/Per/III/1991 :

Kosmetika adalah Sediaan atau paduan bahan yang siap untuk


digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku,
bibir, dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.
• Menurut Keputusan Kepala BPOM tentang Kosmetik
(HK.00.05.4.1745 Tahun 2003):

Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk


digunakan pada bagian tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku,
bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut
terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi
atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
• Sedangkan yang dimaksud dengan obat adalah :

Bahan atau paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi


atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. (Permenkes,
1985)
Peraturan Menteri Kesehatan
Permenkes : 140/Menkes/Per/III/1991
• Alat Kesehatan : Bahan, Instrumen, aparatus, mesin, alat untuk
ditanamkan, reagen/ produk diagnostik invitro atau barang lain yang
sejenis atau yang terkait, termasuk komponen, bagian dan
perlengkapannya yang :
- Disebut dalam FI,EFI, Formularium Nas atau suplemennya
dan atau
- Digunakan untuk mendiagnosa penyakit, menyembuhkan,
merawat, memulihkan, meringankan atau mencegah \
penyakit pada manusia dan atau
- Dimasudkan untuk mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh
manusia dan atau
- Dimaksudkan untuk mendiagnosa kondisi bukan penyakit
• Dan yang dalam mencapai tujuan utamanya :
- Tidak melalui reaksi kimia pada/ dalam tubuh manusia dan atau
- Tidak tergantung dari metabolisme tubuh
• Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) :
Alat, bahan atau campuran untuk pemeliharaan dan perawatan
kesehatan untuk manusia, hewan peliharaan rumah tangga dan
tempat-tempat umum
(Permenkes No.140/Menkes/Per/III/1991)
Kategori Produk Kosmetika Yang Wajib Daftar

• Sediaan Bayi
• Sediaan Mandi
• Sediaan Kebersihan Badan
• Sediaan Cukur
• Sediaan Wangi-wangian
• Sediaan Rambut
• Sediaan Pewarna Rambut
• Sediaan Rias Mata
• Sediaan Rias Wajah
• Sediaan Perawatan Kulit
• Sediaan Mandi Surya dan Tabir Surya
• Sediaan Kuku
• Hygiene Mulut
Penggolongan Kosmetika Berdasarkan Bahan,
Penggunaannya Serta Maksud Evaluasi
(Kep.Badan POM No.HK 00.05.4.1745 Tahun 2003)

1. Kosmetik Golongan I adalah


a. Kosmetik yang digunakan untuk bayi
b. Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan
mukosa lainnya
c. Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan
kadar dan penandaan
d. Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum
lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
2. Kosmetik Golongan II adalah : Kosmetik yang tidak termasuk
Golongan I.
• Berdasarkan fungsinya, kosmetik terdiri dari 13 kategori :
1. Sediaan bayi
a. Sabun mandi bayi dan pembersih mandi lainnya
b. Sampo bayi
c. Bedak bayi
d. Baby oil, baby lotion, baby cream
e. Baby cologne
f. Sediaan untuk bayi lainnya
2. Sediaan mandi
a. Sabun mandi, sabun mandi cair, sabun mandi antiseptik
b. Busa mandi (com bath, bubble bath)
c. Bath oil, bath salt, bath powder
d. Sediaan mandi lainnya
3. Sediaan kebersihan badan
a. Deodorant, antiperspirant
b. Feminin hygiene
c. Bedak badan, bedak badan antiseptik
d. Perawatan kaki
e. Sediaan kebersihan badan lainnya
4. Sediaan cukur
a. Sediaan pra-cukur
b. Sediaan cukur
c. Sediaan pasca cukur
5. Sediaan wangi-wangian
a. Eau de toilette, eau de parfume, eau de cologne
b. Pewangi badan
c. Parfum
d. Sediaan wangi-wangian lainnya
6. Sediaan rambut
7. Sediaan pewarna rambut
8. Sediaan rias mata
9. Sediaan rias wajah
10. Sediaan pewarnaan kulit
11. Sediaan mandi surya dan tabir surya
12. Sediaan kuku
13. Sediaan hygiene mulut
Kategori Alkes
1. Peralatan kimia klinik dan toksikologi
a. Tes kimia klinik
b. Peralatan lab kimia
c. Tes toksikologi klinik
2. Peralatan hematologi dan patologi
a. Pewarna biologikal
b. Produk kultur sel dan jaringan
c. Peralatan dan aksesoris patologi
d. Pereaksi penyediaan spesimen
e. Peralatan hematologi otomatis dan semi otomatis
f. Peralatan hematologi maanual
g. Paket hematologi
h. Pereaksi hematologi
i. Produk yang digunakan pembuatan sediaan darah dan sediaan berasal
dari darah1.
3. Peralatan imunologi dan mikrobiologi
a. Peralatan diagnostika
b. Peralatan mikrobiologi
c. Pereaksi serologi
d. Perlengkapan dan pereaksi lab imunologi
e. Tes imunologikal
f. Tes imunologikal antigen tumor
4. Peralatan anestesi
a. Peralatan anestesi diagnostik
b. Peralatan anestesi pemantauan
c. Peralatan anestesi terapetik
d. Peralatan anestesi lainnya
5. Peralatan kardiologi
a. Peralatan kardiologi diagnostik
b. Peralatan kardiologi pemantauan
c. Peralatan kardiologi prostetik
d. Peralatan kardiologi bedah
e. Peralatan kardiologi terapeutik
6. Peralatan gigi
a. Peralatan gigi diagnostik
b. Peralatan gigi prosteutik
c. Peralatan gigi bedah
d. Peralatan gigi terapeutik
e. Peralatan gigi lainnya
7. Peralatan THT
a. Peralatan THT diagnostik
b. Peralatan THT prosteutik
c. Peralatan THT bedah
d. Peralatan THT terapeutik
8. Peralatan Gastroenterologi Urologi (GU)
a. Peralatan GU diagnostik
b. Peralatan GU pemantauan
c. Peralatan GU prosteutik
d. Peralatan GU bedah
e. Peralatan GU terapeutik
9. Peralatan RS Umum dan perorangan
a. Peralatan RSU dan perorangan pemantauan
b. Peralatan RSU dan perorangan terapeutik
c. Peralatan RSU dan perorangan lainnya
10. Peralatan neurologi
a. Peralatan neurologi diagnostik
b. Peralatan neurologi bedah
c. Peralatan neurologi terapeutik
11. Peralatan obstetrik dan ginekologi (OG)
a. Peralatan OG diagnostik
b. Peralatan OG pemantauan
c. Peralatan OG prostetik
d. Peralatan OG bedah
e. Peralatan OG terapeutik
12. Peralatan mata
a. Peralatan mata diagnostik
b. Peralatan mata prostetik
c. Peralatan mata bedah
d. Peralatan mata terapeutik
13. Peralatan orthopedi
a. Peralatan orthopedi diagnostik
b. Peralatan orthopedi prostetik
c. Peralatan orthopedi bedah
14. Peralatan kesehatan fisik
a. Peralatan kesehatan fisik diagnostik
b. Peralatan kesehatan fisik prostetik
c. Peralatan kesehatan fisik terapeutik
15. Peralatan radiologi
a. Peralatan radiologi diagnostik
b. Peralatan radiologi terapeutik
c. Peralatan radiologi lainnya
Kategori PKRT
1. Tisu dan Kapas
a. Kapas kecantikan
b. Facial tissue
c. Toilet tissue
d. Refreshing tissue
e. Paper towel
f. Tisu dan kapas lainnya

2. Sediaan untuk mencuci


a. Sabun cuci
b. Detergen
c. Pelembut cucian
d. Pemutih
e. Enzim pencuci
f. Sediaan untuk pencuci lainnya
3. Pembersih
a. Pembersih peralatan dapur
b. Pembersih kaca
c. Pembersih lantai
d. Pembersih porselen, kloset
e. Pembersih mebel
f. Pembersih karpet
g. Pembersih lainnya

4. Peralatan bayi
a. Dot dan sejenisnya
b. Teething ring
c. Popok bayi
d. Peralatan bayi lainnya
5. Antiseptika dan desinfektan
a. Antiseptika
b. Desinfektan

6. Pewangi
a. Pewangi ruangan
b. Pewangi telepon
c. Pewangi lainnya

7. Pembasmi Rumah Tangga


a. Pembasmi Rumah Tangga
b. Pencegah Serangga
c. Pembasmi kutu rambut
d. Pembasmi kuku binatang peliharaan (bukan ternak)
e. Pembasmi tikus rumah tangga
f. Pestisida lainnya
Pembagian Kelas Produk Alat Kesehatan
dan PKRT
• Klas I/Listing (Resiko rendah)
- Tidak menimbulkan akibat serius seperti iritasi korosif dan
karsinogenik
- Tidak Aerosol
• Kelas II/ Premarket aprroval (Resiko sedang)
- Dapat menimbulkan akibat serius seperti iritasi, korosif
- Produk Aerosol
• Kelas III/ Premarket evaluation (Resiko tinggi)
- Mengandung pestisida dan dapat menyebabkan karsinogenik
C. PER-UU-AN KOSMETIKA, ALKES & PKRT

• Kosmetik yang diproduksi dan/atau diedarkan harus


memenuhi persyaratan :
* Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan
persyaratan mutu serta persyaratan lain yg ditetapkan
* Diproduksi dg menggunakan cara pembuatan kosmetik yg
baik (CPKB)
* Terdaftar pd dan mendapat izin edar dari BPOM.
Alat Kesehatan,Kosmetika dan PKRT yang terdaftar
Harus Memenuhi Kriteria Sebagai Berikut :

• Khasiat dan Keamanan


- Untuk Alat Kesehatan : Khasiat dan keamanan yang cukup
dibuktikan dengan melakukan uji klinis/ bukti lain
- Untuk Kosmetika : Keamanan yang cukup, tidak
menggunakan bahan yang dilarang, tidak melebihi kadar
yang ditetapkan untuk bahan, zat pengawet dan tabir surya
yang diizinkan dengan pembatasan menggunakan zat warna
yang diizinkan sesuai dengan daerah penggunaannya
- Untuk PKRT : Keamanan yang cukup, tidak menggunakan
bahan yang dilarang dan tidak melebihi batas kadar yang
ditetapkan
• Mutu
- Mutu dinilai dari cara produksi yang baik dan hanya
menggunakan bahan dengan spesifikasi yang sesuai untuk
masing-masing produk alkes, kosmetika dan PKRT

• Penandaan
- Untuk Alkes dan Kosmetika : Berisi informasi yang cukup,
dapat mencegah terjadinya salah pengertian atau salah
penggunaan. Khusus kosmetika penandaan tidak boleh berisi
informasi seolah-olah sebagai obat
- Untuk PKRT : Berisi Informasi yang cukup, dapat mencegah
terjadinya salah pengertian atau salah penggunaan, ermasuk
tanda peringatan dan cara penanggulangannya apabila terjadi
kecelakaan.
• Kode pendaftaran / Registrasi Kosmetik, Alkes & PKRT
CD (diikuti 10 digit) ð utk kosmetik produksi dalam negeri
CL (diikuti 10 digit) ð utk kosmetik produksi luar negeri
KD (diikuti 10 digit) ð utk alat kesehatan produksi dalam
negeri
KL (diikuti 10 digit) ð utk alat kesehatan produksi luar negeri
PD (diikuti 10 digit) ð utk PKRT produksi dalam negeri
PL (diikuti 10 digit) ð utk PKRT produksi luar negeri
• Digit 1, 2 : menunjukkan kategori
• Digit 3, 4 : menunjukkan sub kategori
• Digit 5, 6 : tahun pendaftaran (dibalik)
• Digit 7, 8, 9, 10 : nomor urut produk yang didaftarkan pd
tahun tsb.
• Contoh : CD 1008590294
10 : kategori perawatan kulit
08 : sub kategori anti jerawat
59 : tahun pendaftaran dibalik, jd produk tsb
didaftarkan pd tahun 95
0294 : nomor urut produk
• Menurut Permenkes No. 220/Menkes/Per/IX/1976 tentang
Produksi dan Peredaran Kosmetik dan Alkes
Pasal 3 : Dilarang memproduksi dan mengedarkan kosmetik dan
alkes yang
a. Tidak mendapat izin produksi dr menteri
b. 1. kotor, tercemar dan rusak
2. mengandung atau padanya terdapat bahan beracun yang
melampaui batas yg ditetapkan
3. Terdapat jasad renik berbahaya atau yg melampaui batas yg
ditetapkan
4. Dapat mengganggu kesehatan manusia
c. Tidak memenuhi standar mutu atau persyaratan yg ditetapkan
d. Tidak diberi wadah, pembungkus dan penandaan menurut
peraturan yg ditetapkan
e. Tidak didaftarkan pd Depkes RI
• Menurut Permenkes RI No.140/Menkes/Per/III/1991 tentang
Pengumuman/Peraturan Pemerintah Wajib Daftar Alat Kesehatan,
Kosmetika dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga,
Alat Kesehatan , kosmetika dan perbekalan kesehatan rumah tangga
yang terdaftar harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Khasiat dan Keamanan
1. Untuk alat kesehatan : Khasiat dan keamanan yang cukup yang
dibuktikan dengan melakukan uji-klinis atau bukti-bukti lain sesuai
dengan status perkembangan ilmu pengetahuan yang
bersangkutan.
2. Untuk Kosmetika : Keamanan yang cukup yaitu tidak menggunakan
bahan yang dilarang; tidak melebihi batas kadar yang ditetapkan
untuk bahan, zat pengawet dan tabir surya yang di izinkan deengan
pembatasan ; menggunakan zat warna yang di izinkan sesuai
dengan daerah penggunanya.
3. Untuk PKRT : Keamanan yang cukup yaitu tidak menggunakan
bahan yang dilarang dan tidak melebihi batas kadar yang
ditetapkan.
b. Mutu
Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari cara produksi
yang baik dan hanya menggunakan bahan dengan spesifikasi
yang sesuai untuk alat kesehatan, kosmetika dan perbekalan
kesehatan rumah tangga.

c. Penandaan
1. Untuk alat kesehatan dan kosmetika : Penandaan yang berisi
informasi yang cukup, yang dapat mencegah terjadinya salah
pengertian atau salah penggunaan
2. Untuk PKRT : Penandaan yang berisi informasi yang cukup,
yang dapat mencegah terjadinya salah pengertian atau salah
penggunaan, termasuk tanda peringatan dan cara
penanggulangannya apabila terjadi kecelakaan.
• Menurut Permenkes RI No.96/Menkes/Per/V/1977 tentang Wadah,
Pembungkus, Penandaan serta Periklanan Kosmetik dan Alkes,
vWadah harus :
1. Harus dibuat dari bahan yg tidak mengeluarkan zat yg beracun
atau sesuatu yg dapat mengganggu kesehatan yg tidak
berpengaruh terhadap mutu, atau dengan kata lain bersifat
inert.
2. Cukup baik melindungi isi terhadap pengaruh dr luar
3. Ditutup rapat demikian rupa sehingga menjamin keutuhan dan
keaslian isinya
4. Dibuat dengan pertimbangan keamanan pemakai.
vPembungkus harus :
a. Diberi etiket seperti wadah
b. Dibuat dari bahan yg cukup melindungi wadah selama
peredaran.
vPenandaan harus :
1. Sesuai dengan kenyataan, tidak palsu dan tidak menyesatkan
2. Sesuai dg isi formulir permohonan pendaftaran yg disetujui
3. Tulisan pernyataan atau keterangan dlm penandaan harus :
§ Jelas dan mudah dibaca dg ketentuan :
a. Menggunakan huruf yg ukurannya sepadan dg etiket
b. Menggunakan warna kontras thd latar belakang
c. Tidak dikaburkan oleh lukisan atau gambar dan tidak
berdesak-desakan dg lukisan lain, cetakan atau ukiran.
§ Dibuat demikian rupa shg tidak mudah rusak karena air,
pengaruh udara atau sinar matahari.
vHal2 yg sering menyesatkan konsumen :
Bahan keras tidak disebutkan persentase
Terlalu dibesar-besarkan dlm brosur ttg khasiatnya
Bahan keras tidak ditulis dg lengkap
vEtiket : suatu informasi yg berisi pemberitahuan bahwa kosmetik
tsb mencakup isi bahan, perintah dan peringatan.
Persyaratan label kosmetik menurut Kep.BPOM
No.HK.00.05.4.1745 Pasal 23
(1) Pada etiket wadah dan atau pembungkus harus dicantumkan informasi/
keterangan mengenai :
a. nama produk;
b. nama dan alamat produsen atau importir / penyalur;
c. ukuran, isi atau berat bersih;
d. komposisi dengan nama bahan sesuai dengan kodeks kosmetik
indonesia atau nomenklatur lainnya yang berlaku;
e. nomor izin edar;
f. nomor batch /kode produksi;
g. kegunaan dan cara penggunaan kecuali untuk produk yang sudah jelas
penggunaannya;
h. bulan dan tahun kadaluwarsa bagi produk yang stabilitasnya kurang
dari 30 bulan;
i. penandaan lain yang berkaitan dengan keamanan dan atau mutu.

(2) Apabila seluruh informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
memungkinkan untuk dicantumkan pada etiket wadah, maka dapat menggunakan
etiket gantung atau pita yang dilekatkan pada wadah atau brosur.
vPenandaan khusus :
1. Pd etiket cat rambut yg mengandung parafenil-n-diamin atau zat
warna lain yg berasal dr ter batubara, harus dicantumkan tanda
peringatan yg berbunyi sbb :
“AWAS! Cat rambut ini mengandung bahan yg dapat menimbulkan
iritasi kulit pd orang tsb. Lakukanlah percobaan pendahuluan seperti yg
tercantum dlm petunjuk pemakaian. Cat rambut ini jangan digunakan
utk mencat alis atau bulu mata, karena dapat menimbulkan kebutaan.”
2. Cara melakukan perrcobaan pendahuluan pd kulit yg dimaksud di
atas, harus dicantumkan dg jelas dan terperinci dlm penandaan.
3. Pd etiket kosmetik atau alat kecantikan yg berbentuk aerosol hrs
dicantumkan sbb :
a. “PERHATIAN! Jangan sampai kena mata atau selaput lendir lain dan
jangan dihirup.”
b. “AWAS! Isi bertekanan tinggi, dapat meledakkan jika suhu di atas 50
⁰C. Jangan ditusuk, jangan disimpan di tempat yg panas, di dekat api
atau dibuang di tempat pembakaran sampah.
EFEK SAMPING PENGGUNAAN
KOSMETIKA DAN PKRT
• Efek samping penggunaan kosmetika atau PKRT dapat
disebabkan antara lain faktor lingkungan (sinar matahari/uv),
kepatuhan tatacara pemakaian produk kosmetika yg tidak diikuti
dg baik atau krn adanya produk yg dipalsukan.
• Bentuk efek samping yg banyak ditemukan yaitu reaksi alergi dan
iritasi kulit, seperti dermatitis kontak, hiperpigmentasi dan akne.
• Kosmetika umumnya dipakai dg cara dioleskan, digosokkan di
kulit ð reaksi kulit.
• Kosmetika yg disemprotkan dapat dihirup mll jalan napas ð
gejala sistemik spt sesak napas.
• Bahan2 yg mengenai kulit dpt memberikan reaksi dermatitis
kontak, bs berupa reaksi lokal maupun sistemik.
• Bahan asing yg menempel dikulit dpt berupa protein atau bahan
kimia.
• Yg berasal dr protein akan masuk ke kulit/saluran darah ð
ALERGEN.
• Yg dr bahan kimia ð HAPTEN
• Alergen yg berulang masuk ke badan akan tjd reaksi oleh tubuh
berupa homoral atau seluler secara spesifik atau non spesifik, tgt
pd tempat terjadinya reaksi antibodi alergen. Bila di paru2 dpt
sesak, bila di kulit dpt tjd dermatitis.
• Perbedaan antara dermatitis kontak alergi dan iritan :

DK Iritan DK Alergi

Penyebab Iritan, primer Alergen/sensitizer

Kontak Pertama Berulang

Lesi-lesi Sebatas kontak Menyebar luas

24 jam hilang bila


Percobaan tes tempel Menetap/meluas
dilepas/dihapus

Ø Yg bersifat iritan : sabun (sabun colek), sabun antiseptik, detergen, asam


dan basa kuat, bahan-bahan pelarut dan parfum (aerosol, deodoran).
Ø Yg srg memberikan dermatitis kontak alergik : cat rambut, dikromat,
kobal, nikel, formaldehid, koloponium, formaldehid resin, bahan2
pengawet (paraben), karet akrilik (gigi palsu), hidrokinon.
Bahan yg dapat Menimbulkan Efek Samping

1. Lisol (Karbol)
• Fenol (asam karbol), kresol atau karbol, kreolin, lisol, byk
digunakan utk keperluan rumah tangga sbg pencegah hama
(desinfektan) utk membersihkan lantai, kamar mandi/WC.
• Dlm bdg kesehatan digunakan sbg antiseptik dg konsentrasi
larutan 1-2 %.
• Fenol dlm berbagai cara masuk ke dlm tubuh dan mpy
pengaruh yg buruk krn mrp racun protoplasma (sel2 darah)
dan sel lainnya.
• Larutan fenol 10% sgt korosif thd kulit mengakibatkan nekrosis
(kulit mjd mati).
• Bila mengenai kulit, kulit akan terkelupas dan terasa sakit
sekali, kulit mjd kering dan berwarna putih, bila kulit yg putih
terkelupas akan meninggalkan bekas berwarna coklat.
2. Bahan pemutih
♥ Larutan pemutih pakaian yg biasa digunakan di rumah tangga
biasanya mgdg bahan aktif Natrium hipoklorit (NaOCl) 5%.
Selain sbg pemutih dan membersihkan noda, jg digunakan utk
desinfektan (membasmi bau) serta menghilangkan bau busuk.
♥ Bahan ini jk terkena kulit berakibat kemerahan, terasa perih,
iritasi lokal dan kulit erupsi.
♥ Bila terkena mata, mata mjd merrah, korosif, perih dan
penglihatan kabur.
♥ Bila terhirup, maka tenggorokan akan terasa sakit, iritasi
saluran pernapasan, batuk, sesak napas dan mungkin tjd
edema paru2.
3. Asam retinoat
«Asam retinoat dilarang digunakan dlm kosmetik, tetapi
digunakan sbg obat jerawat serta hiperkeratolisis dan
diskeratolisis dg kadar 0,02 – 0,1 %. Namun msh srg dijumpai
dlm sediaan kosmetik sbg pemutih dan antijerawat.
«Senyawa ini mengikis dan melonggarkan lapisan tanduk shg
mengikis ringan sel2 permukaan.

4. Hidrokinon
Hidrokinon diperbolehkan digunakan dlm sediaan kosmetik
sbg pemucat kulit dan pengoksidasi rambut dg kadar maks 2%.

5. Merkuri (raksa)
Merkuri dilarang digunakan krn memiliki efek negatif yg
merugikan kesehatan. Namun msh srg ditemukan dlm sediaan
pemutih atau pencegah bau badan.
Terima kasih
PENGUJIAN MUTU
SEDIAAN KOSMETIKA
(SABUN DAN SHAMPO)

GUSTI AYU RAI SAPUTRI,S.FARM.,M.SI.,APT.


BENTUK SEDIAAN
KOSMETIKA
1. Serbuk/ Powder
2. Salep
3. Krim
4. Lotion
5. Semprotan/ Spray
6. Suspensi/ Larutan
RUANG LINGKUP
PENGUJIAN
Ruang lingkup pengujian sediaan kosmetika meliputi :
1. Organoleptis : Bentuk, bau, warna
2. Parameter kimia fisika : Batas-batas zat utama
3. Parameter mikrobiologis : Angka Lempeng Total (ALT),
identifikasi Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa, Candida albicans, Clostridium tetani,
Clostridium welchii, Bacillus arithracis, Salmonella.
4. Parameter biologis : Uji iritasi kulit, uji iritasi mata, uji
fotosensitisasi kulit.
PEDOMAN PENGUJIAN
SEDIAAN KOSMETIKA

1. SABUN
SABUN
Sabun adalah hasil reaksi antara basa
natrium atau kalium dengan asam lemak
atau lemak dan digunakan sebagai bahan
pencuci.
PENGUJIAN
Pengujian umum meliputi :
a. Pemerian
b. Jumlah asam lemak (syarat tidak kurang dari 76,5%)
c. Zat yang tidak larut dalam etanol (syarat tidak lebih dari 2,5%)
d. Alkali bebas dihitung sebagai Na2O (syarat tidak lebih dari 0,2%)
e. Klorida (tidak > 0,8%)
f. Uji iritasi mata
g. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat (tidak > 0,2%)
h. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat (tidak > 0,5%)
i. Identifikasi dan penetapan kadar asam salisilat (tidak > 0,2 %)
j. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya (tidak >
0,5%)
k. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida (tidak > 0,05%)
l. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat (tidak >
1%)
1. SABUN

a. Sabun Mandi
b. Sabun Antiseptika
c. Sabun Mandi Bayi
SABUN MANDI
Sabun mandi adalah sediaan kosmetika yg digunakan utk
membersihkan kotoran, menghilangkan sisik2 dan melembutkan
kulit badan.
Dibuat dengan cara menyabunkan basa natrium atau kalium dg
minyak lemak. Lemak yg digunakan dpt dr minyak kelapa, minyak
kelapa sawit, minyak jarak.
Di dalam sabun biasa ditambahkan asam lemak bebas, krem
pendingin, natrium klorida, parfum dan pewarna.
Pengujian khusus :
v Uji S. aureus (syarat negatif)
v Uji P. aeruginosa (syarat negatif)
v Uji C. albicans (syarat negatif)
v Uji ALT (syarat tidak > 105 koloni /gram)
SABUN ANTISEPTIK

Sabun antiseptika adalah sabun yg digunakan utk mandi atau


mencuci anggota badan secara rutin dg maksud utk mencegah
infeksi ringan, serta mengontrol bau badan yg disebabkan oleh
bakteri.
Sabun ini sama dg sabun mandi hanya ditambahkan antiseptik ke
dalamnya, misalnya Irgasan, Triklorokarbanilida, heksaklorofen,
dg kadar tidak > 0,1%.
Pengujian khusus :
v Uji S. aureus (syarat negatif)
v Uji P. aeruginosa (syarat negatif)
v Uji C. albicans (syarat negatif)
v Uji ALT (syarat tidak > 105 koloni /gram)
v Identifikasi dan penetapan kadar zat antiseptik
v Identifikasi senyawa raksa (syarat negatif)
v Identifikasi bitionol (syarat negatif)
v Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen (syarat
tidak > 0,1%)
SABUN MANDI BAYI
Sabun mandi bayi pd dasarnya sama saja dg sabun mandi
dewasa. Namun biasanya berwarna putih dan tidak ditambah
parfum, selain itu bereaksi netral atau agak asam.
Pengujian khusus :
v Uji S. aureus (syarat negatif)
v Uji P. aeruginosa (syarat negatif)
v Uji C. albicans (syarat negatif)
v Uji ALT (syarat tidak > 5 x 102 koloni /gram)
v Salmonella (syarat negatif)
v Heksaklorofen (syarat negatif)
TUGAS
Buatlah 3 kelompok, selanjutnya kerjakan tugas dibawah ini :
1. Carilah hasil mengenai pengujian sediaan sabun (3 hasil
pengujian yaitu hasil pengujian sabun mandi, sabun
antiseptika dan sabun mandi bayi)
2. Lakukan pembahasan dari ketiga hasil pengujian yang didapat
(tunjukan pengujian yang digunakan dan hasil yang
didapatkan dalam pengujian tersebut)
3. Dalam satu kelompok mendapatkan 3 hasil pengujian yaitu
hasil pengujian sabun mandi, sabun antiseptika dan sabun
mandi bayi
4. Dikumpulkan paling lambat Kamis, 15 Oktober 2020 pada
pukul 10.00 wib pada classroom (hasil dan pembahasan
diketik rapi dan dikirim dalam bentuk PDF, lampirkan
penelitian atau pengujian yang didapat.
PEDOMAN PENGUJIAN
SEDIAAN KOSMETIKA

2. SHAMPO
PEDOMAN
PENGUJIAN SHAMPO
Shampo adalah sediaan kosmetika yg digunakan utk maksud
membersihkan rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan
rambut menjadi bersih dan sedapat mungkin rambut menjadi
lembut, mudah diatur dan berkilau.
Shampo yang terdapat di pasaran sekarang dibuat dari
detergen sintetik, jenis detergen anionik karena jenis
detergen kationik menyebabkan iritasi mata.
PENGUJIAN
Pengujian umum meliputi :
1. Pemerian
2. Volume, bobot
3. pH (syarat tidak < 6,0 dan tidak >9)
4. Kadar detergen anionik (syarat tidak < 5%)
5. Zat yg menguap pd suhu 105⁰C (syarat tidak > 95%)
6. Garam anorganik (syarat tidak > 7,0%)
7. Uji iritasi mata
8. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat (tidak > 0,2%)
9. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat (tidak > 0,5%)
10. Identifikasi dan penetapan kadar asam salisilat (tidak > 0,2%)
11. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya (tidak >
0,5%)
12. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida (tidak > 0,05%)
13. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat (tidak > 1%)
2. SHAMPO

a. Shampo Dewasa
b. Shampo Antiketombe
c. Shampo Bayi
SHAMPO DEWASA
Pengujian khusus :
1. Uji S. aureus (syarat negatif)
2. Uji P. aeruginosa (syarat negatif)
3. Uji C. albicans (syarat negatif)
4. Uji ALT (syarat tidak > 105 koloni /gram atau tiap ml)
SHAMPO
ANTIKETOMBE
Shampo antiketombe adalah shampo mgdg antiseptik yg
digunakan utk membersihkan atau menghilangkan ketombe.
Pengujian khusus :
1. Identifikasi dan penetapan kadar kinina sulfat atau kinina klorida
(syarat tidak > 0,5% dihitung sbg kinina)
2. Identifikasi bitional (syarat negatif)
3. Identifikasi dan penetapan kadar seng piriton (tidak > 2%)
4. Identifikasi dan penetapan kadar selenium disulfida (tidak > 2%)
5. Identifikasi dan penetapan kadar resorsin (tidak > 0,5%)
6. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen (tidak > 0,1%)
7. Uji S. aureus (syarat negatif)
8. Uji P. aeruginosa (syarat negatif)
9. Uji C. albicans (syarat negatif)
10. Uji ALT (syarat negatif)
SHAMPO BAYI
Pada shampo untuk bayi dipilih surfaktan yg tidak menyebabkan
iritasi.

Surfaktan tersebut diperoleh dari golongan imidazolin amfoter,


ester asam lemak sulfosuksinat dan senyawa amida lemak
sulfosuksinat, dan kadang dicampurkan ke dalam surfaktan lain
yaitu lauril sulfat.
Pengujian khusus :
1. Identifikasi heksaklorofen (syarat negatif)

2. Uji S. aureus (syarat negatif)


3. Uji P. aeruginosa (syarat negatif)

4. Uji C. albicans (syarat negatif)

5. Uji ALT (syarat tidak > 5 x 102 koloni /gram atau tiap ml)
6. Salmonella (syarat negatif)
TUGAS
Buatlah 3 kelompok, selanjutnya kerjakan tugas dibawah ini :
1. Carilah hasil mengenai pengujian sediaan shampo (3 hasil
pengujian yaitu hasil pengujian shampo dewasa, shampo
antiketombe dan shampo bayi)
2. Lakukan pembahasan dari ketiga hasil pengujian yang didapat
(tunjukan pengujian yang digunakan dan hasil yang
didapatkan dalam pengujian tersebut)
3. Dalam satu kelompok mendapatkan 3 hasil pengujian yaitu
hasil pengujian shampo dewasa, shampo antiketombe dan
shampo bayi
4. Dikumpulkan paling lambat Kamis, 15 Oktober 2020 pada
pukul 10.00 wib pada classroom (hasil dan pembahasan
diketik rapi dan dikirim dalam bentuk PDF, lampirkan
penelitian atau pengujian yang didapat.
TERIMAKASIH..
PENGUJIAN MUTU
SEDIAAN KOSMETIKA
(SEDIAAN RIAS WAJAH DAN RIAS MATA)

GUSTI AYU RAI SAPUTRI,S.FARM.,M.SI.,APT.


PEDOMAN PENGUJIAN
SEDIAAN KOSMETIKA

3. Sediaan Rias
Wajah
PEDOMAN
PENGUJIAN
Sediaan rias wajah yg dimaksud adalah sediaan kosmetika yg
digunakan dalam tata rias wajah untuk mewarnai pipi dan bibir.

Sediaan ini mengandung zat warna, pigmen, pengawet dan zat


tambahan lainnya
Pengujian umum meliputi :

1. Pemerian

2. Volume, bobot

3. Uji logam timbal (syarat negatif)

4. Uji arsen (syarat negatif)

5. Identifikasi garam stronsium (syarat negatif)

6. Identifikasi garam barium (syarat negatif)

7. Identifikasi merah K2 (CI.14700) (syarat negatif)

8. Identifikasi merah K10 (CI. 45170) (syarat negatif)

9. Identifikasi metanil yellow (CI. 13605) (syarat negatif)

10. Uji iritasi kulit

11. Uji ALT (syarat tidak > 105 koloni tiap ml atau gram)

12. Uji S. aureus (syarat negatif)


13. Uji P. aeruginosa (syarat negatif)

14. Uji C. albicans (syarat negatif)

15. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat (syarat tidak > 0,2%)

16. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat (syarat tidak >
0,5%)

17. Identifikasi dan penetapan kadar asam salisilat (syarat tidak > 0,2%)

18. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya (syarat
tidak > 0,5%)

19. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida (syarat tidak


> 0,5%)

20. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat (syarat


tidak > 1%)
3. Sediaan Rias
Wajah

a. Cat Pipi (Blusher)


b. Cat Bibir
CAT PIPI (BLUSHER)
Cat pipi adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai
pipi dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan
estetika dalam tata rias wajah.
Cat pipi mengandung lebih dari satu pigmen yg dicampurkan ke
dalam satu sediaan.
Zat warna resin tidak digunakan dalam sediaan ini karena warnanya
akan berubah apabila kena panas, juga zat warna fluoresein karena
akan menempel terlalu lama pd kulit.
Cat pipi berbentuk krim, larutan atau bubuk tabur.
Komposisinya sama dengan cat bibir, bedanya pada cat pipi
mengandung lebih banyak emolien dibandingkan cat bibir.
Pengujian khusus : Uji Fotosensitisasi.
CAT BIBIR
Cat bibir adalah sediaan kosmetika yg digunakan untuk mewarnai
bibir dg sentuhan artistik shg dapat meningkatkan estetika dlm tata
rias wajah.
Sediaan cat bibir tersedia dlm berbagai bentuk, misal bentuk cair,
krayon dan krim.
Sebagai bahan dasar digunakan campuran lilin dan minyak.
Zat warna dan pigmen yg digunakan sesuai Permenkes, tetapi zat
warna merah K2, merah K10 dan metanil yellow dilarang
digunakan.
Pengujian khusus : Uji Salmonella (syarat negatif).
PEDOMAN PENGUJIAN
SEDIAAN KOSMETIKA

4. Sediaan Rias
Mata
PEDOMAN
PENGUJIAN
Sediaan rias mata adalah sediaan kosmetika yg digunakan untuk
riasan dengan daerah pelekatan pada kulit sekitar mata dalam
rangkaian riasan wajah, dimaksudkan untuk meningkatkan
penampilan yang terpusatkan pada penampakan mata.
Krn kulit sekitar mata sangat peka, maka bahan dasar, pigmen, zat
warna utk sediaan rias mata harus mpy derajat kemurnian tinggi,
aman, tidak toksik dan tidak iritasi.
Penggunaan parfum sebaiknya dihindarkan karena dapat
menyebabkan iritasi.
Sediaan rias mata di pasaran jg mengandung pengawet.
Pengujian umum :

1. Pemerian

2. Bobot

3. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat (syarat tidak > 0,2%)

4. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat (syarat tidak >


0,5%)

5. Identifikasi dan penetapan kadar asam salisilat (syarat tidak >0,2%)

6. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya (syarat


tidak > 0,5%)

7. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida (syarat tidak >


0,05%)

8. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksibenzoat (syarat tidak


1%)

9. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen (syarat tidak > 0,1%)


10. Identifikasi timbal (syarat negatif)

11. Identifikasi dan penetapan kadar tiomersal (syarat tidak > 0,007%
dihitung sebagai Hg)

12. Identifikasi senyawa arsen (syarat negatif)

13. Ientifikasi senyawa antimon (syarat negatif)

14. Identifikasi senyawa perak (syarat negatif)

15. Uji fotosensitisasi kulit

16. Uji iritasi mata


4. Sediaan Rias
Mata

a. Sediaan Bayangan Mata


b. Sediaan Celak Mata
c. Sediaan Maskara
d. Krim Mata
e. Krim Pembersih Mata
SEDIAAN BAYANGAN
MATA
Sediaan bayangan mata adalah sediaan kosmetika yg dimaksudkan
utk memberikan bayangan mata.
Terdapat dlm bentuk krim, padat, krayon dan bentuk suspensi.
Bahan dasar berbentuk krim dan suspensi, biasanya vaselin putih,
lanolin, malam putih atau spermaseti.
Sedangkan bahan dasar bentuk padat yg biasa digunakan seresin
dan minyak biji kapas yg terhidrogenasi.
Pengujian khusus :
Identiifkasi 18 macam zat warna yg dilarang digunakan di sekitar
mata menurut Permenkes No.3591/Menkes/Per/IX/1983
SEDIAAN CELAK MATA

Yaitu : sediaan kosmetika yg dimaksudkan utk memperjelas


penampilan mata, dioleskan pd kelopak mata bagian atas dan
bawah.
Sediaan berbentuk bubuk kompak dan emulsi.
Bahan dasar yg digunakan : veegum, tween, gliseril monostearat,
polivinil pirolidon, dll.
Pengujian khusus : sama seperti pengujian pd sediaan bayangan
mata.
SEDIAAN MASKARA

Sediaan maskara adalah sediaan kosmetika yg dimaksudkan utk


memperindah penampilan bentuk mata dg cara mengoleskannya
pd bulu mata atau alis mata.
Terdapat dlm bentuk krayon, krim atau suspensi.
Bahan dasar yg digunakan : sabun trietanolamin stearat atau
trietanolamin oleat, parafin padat atau parafin cair, lanolin anhidrat,
dll.
Maskara dlm bentuk suspensi kadang mgdg etanol hingga 80%.
Pengujian khusus sama seperti sediaan bayangan mata.
Pengujian khusus sediaan suspensi : identifikasi dan penetapan
kadar metanol (syarat tidak > 5% dihitung sbg x% dalam etanol).
KRIM MATA

Yaitu : sediaan kosmetika untuk melembutkan kulit sekitar mata


dan menghindari kekeringan pada mata.
Parfum dan zat warna dihindari krn dapat menyebabkan iritasi pd
mata.
Tipe emulsi krim wata dapat W/O atauO/W.
Pengujian khusus : pH dan tipe emulsi.
KRIM PEMBERSIH MATA

Yaitu : sediaan kosmetika utk membersihkan riasan sekitar mata,


dpt berbentuk krim atau cairan.
Bahan dasar sediaan biasanya parafin cair, minyak nabati atau
isopropil miristat.
Pengujian khusus : sama seperti krim mata.
PENGUJIAN MUTU SEDIAAN
KOSMETIKA
(SEDIAAN BEDAK)
GUSTI AYU RAI SAPUTRI,S.FARM.,M.SI.,APT.
Pedoman pengujian sediaan kosmetika

5. SEDIAAN
BEDAK
PEDOMAN
PENGUJIAN
Bedak adalah sediaan dasar berupa padat halus lembut,
homogen, mudah ditaburkan atau disapukan merata pada kulit,
tidak menimbulkan iritasi atau melukai kulit.
Pengujian umum meliputi :

1. Pemerian

2. Bobot

3. pH

4. Identifikasi arsen (syarat negatif)

5. Identifikasi timbal (syarat negatif)

6. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat (tidak > 0,2%)

7. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat (tidak > 0,5%)

8. Identifikasi dan penetapan kadar asam salisilat (tidak > 0,2%)

9. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya (tidak >
0,5%)

10. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida (tidak > 0,05%)

11. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat (tidak > 1%)
5. SEDIAAN
BEDAK

a. Bedak Wajah
b. Bedak Bayi
c. Bedak Badan
BEDAK WAJAH
Bedak wajah adalah bedak yang digunakan sebagai pembawa
sediaan kosmetika utk berbagai tata rias.
Bedak diharapkan dapat menutupi luka-luka kecil pada wajah,
dapat menyerap keringat dan melekat pada wajah.
Dari sifat-sifat tersebut digunakan sebagai dasar bedak yaitu talk,
kalsium karbonat, seng oksida, titanium oksida, pati, dll.
Pengujian khusus :
1. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen (tidak >
0,1%)
2. Uji ALT (syarat tidak > 105 koloni /gram)
3. Uji S. aureus (syarat negatif)
4. Uji P. aeruginosa (syarat negatif)
5. Uji C. albicans (syarat negatif)
6. Uji Cl. tetani (syarat negatif)
7. Uji Cl. welchii (syarat negatif)
8. Uji B. antracis (syarat negatif)
BEDAK BADAN
Bedak utk badan atau lbh dikenal dg talk utk badan adalah sediaan
dasar berupa padat, halus, lembut, homogen, dpt menyerap
keringat dr badan shg dpt memberi rasa dingin pd badan.
Komposisi utama : talk.
Kualitas : halus, bebas alkali, bebas bakteri dan telah disterilkan.
Ke dlm sediaan ditambahkan jg seng stearat atau magnesium
stearat, serta kaolin utk memperbesar sifat melekat pd kulit.
Utk memperbesar daya serap keringat ditambahkan magnesium
karbonat atau pati.
Utk menutupi bau bhn dasar ditambahkan parfum.
BEDAK BAYI
Bedak untuk bayi adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan
untuk menyerap air, mencegah gesekan kulit dan mempercepat
penguapan kulit sehingga memberikan efek dingin.
Bedak bayi mempunyai formula lebih sederhana daripada bedak
untuk dewasa, selain itu, penambahan parfum sangat sedikit, atau
sebaiknya dihindari.
Dari masing-masing komponen harus mempunyai derajat
kemurnian yang tinggi.
Pengujian khusus :
1. Identifikasi heksaklorofen (syarat negatif)
2. Identifikasi asam borat (syarat negatif)
3. Uji ALT (syarat tidak > 5 x 102 koloni /gram)
4. Uji S. aureus (syarat negatif)
5. Uji P. aeruginosa (syarat negatif)
6. Uji C. albicans (syarat negatif)
7. Uji Cl. tetani (syarat negatif)
8. Uji Cl. welchii (syarat negatif)
9. Uji B. antracis (syarat negatif)
BAHAN YANG DILARANG DALAM
KOSMETIKA
GUSTI AYU RAI SAPUTRI,S.FARM.,M.SI.,APT.
EFEK SAMPING KOSMETIKA
Terjadi efek samping karena ada kontak antara kosmetika
dengan kulit. Hal ini berhubungan dengan terserapnya
kosmetika ke dalam kulit pemakai. Jumlah yang terserap
tergantung pada :
a) Keadaan kulit pemakai;
b) Keadaan kosmetika yang dipakai;
c) Kondisi kulit pemakai.
Beberapa Efek Samping Yang Diketahui Setelah
Menggunakan Kosmetika Antara Lain :
a. Pada Kulit
- Dermatitis; kontak alergi atau iritan. Misal: Paraphenyl
diamine (PPDA) pada cat rambut; Natrium laurilsulfat/
heksaklorofen pada sabun; Hidrokuinon pada pemutih kulit.
- Akne Kosmetika; kontak dengan aknegenik; misal
Lanolin pada bedak padat atau masker penipis (peeling mask),
petrolatum pada minyak rambut atau maskara, alkohol laurat
pada pelembab
- Fotosensitivitas; fotoalergik dalam kosmetika, misal:
PPDA dalam pewarna rambut; Klomerkaptodikarboksimid dalam
shampo antiketombe, PABA dan betakaroten pada tabir surya;
sitrun dan lavender dalam parfum.
- Pigmented cosmetics dermatitis; terasa gatal, misal:
pewarna jenis ter batubara terutama briliant lake red; pewarna
turunan fenilazonaftol.
b. Pada Rambut dan Kuku
Akibat yang ditimbulkan adalah kerontokan rambut
dan kerusakan kuku. Zat yang sering menimbulkan efek
samping antara lain: Formaldehida dalam cat kuku;
Natrium/kalium hidroksida pada pelepas kutikula kuku
(cuticle remover); Tioglikolat pada kosmetika pengeriting
rambut (permanent wave)
c. Pada Mata
Jenis kosmetika: eye liner, mascara, eye shadow dapat
menimbulkan efek lain antara lain: rasa tersengat (stinging) dan
rasa terbakar (burning) akibat iritasi oleh zat yang masuk ke mata
misal: isoparafin, alkohol, propilen glikol atau sabun; Konjungtivitis
alergik dengan atau tanpa dermatitis akibat masuknya partikel
maskara, eye shadow atau eye liner; Infeksi mata (ringan-berat)
karena kosmetika tercemar Psedomonas aeruginosa.
d. Pada Saluran Nafas
Keluhan dapat timbul dengan pemakaian kosmetika jenis
aerosol (hair spray atau deodorant spray). Bisa timbul bila
digunakan dalam ruangan dengan ventilasi buruk.
Penatalaksanaan Efek Samping Kosmetika

Pengobatan efek samping ditujukan terhadap jenis efek


samping yang terjadi :
a. Dermatitis kontak. Bila dermatitis basah (di
kompres); Bila dermatitis kering (diberikan salep/ krim);
Terapi sistemik (kortikosteroid dan antihistamin).
b. Akne kosmetika. Topikal: asam salisilat, sulfur,
resorsinol. Sistemik: antibiotik Tertasiklin HCl.
c. Fotosensitivitas. Diberikan tabir surya tanpa PABA
juga dengan kortikosteroid topikal; bila berat diberikan
topikal dan sistemik.
d. Pigmented cosmetics dermatitis. Diberikan vitamin
C dosis tinggi secara oral.
Bahan Yang Dinyatakan Berbahaya Digunakan
Dalam Kosmetika
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
239/Menkes/Per/V/1985 tentang zat warna yang dinyatakan sebagai bahan
berbahaya.
No. Nama Indeks warna
1. Alkanet 75520
2. Auramine 41000
3. Chrysoidine 11270/114270
4. Fast Red E (Cl Food Red 4) 16045
5. Fast Yellow AB (Cl Basic Violet 14) 12015
6. Magenta (Cl Basic Violet 14) 42510
7. Mathanyl Yellow (ex DC Yellow 1) 13065
8. Oil Orange SS dan Oil Orange XO 12100/ 12140
9. Oil Yellow AB dan Oil Yellow OB 11380/ 11390
10. Orange G; Orange GGN; Orange RN 16230/ 15980/ 15970
11. Ponceau 3R; Ponceau SX; Ponceau 6R 16135/ 14700/ 16290
12. Rhodamin B (Cl Food Red 15) 45170
13. Scarlet GN (Cl Food Red 2) 14815
14. Sudan I (Cl Solv ent Yellow 14) 12055
15. Violet 6B 42640
Daftar Bahan Yang Tidak Diijinkan Untuk Digunakan Dalam Sediaan Kosmetika

No. Nama
1. Antimon dan senyawanya
2. Arsen dan senyawanya
3. Barium dan senyawanya
4. Berlium dan senyawanya
5. Bitionol
6. Fosfor
7. Hidrokinon monobenzil eter
8. Hormon
9. Kadmium dan senyawanya
10. Krom dan senyawanya, kecuali zat warna hijau K4 dan K5
11. Perak dan senyawanya
12. Air raksa atau merkuri dan senyawanya, kecuali fenil raksa nitrat dan tiomersal yang
13. digunakan sebagai pengawet dalam sediaan tata hias mata
Salisil anilida dan berhalogen
14. Selenium dan senyawanya, kecuali selenium disulfide maksimum 2% dalam shampo
15. Strontium dan senyawanya
16. Timbal dan senyawanya, kecuali timbal asetat maksimum 2% dalam cat rambut
17. Vinil klorida
18. Zirconium dan senyawanya
Peringatan Publik Tentang Kosmetika yang Mengandung
Bahan Kimia Berbahaya
(Public Warning BPOM tentang Bahan Berbahasa dalam Kosmetika)
No. Nomor/ Tahun Jumlah Jenis Bahan Berbahaya dan Zat
Produk Warna yang Dilarang
1. KB.01.002.2003 10 Merkuri (bleaching cream), Merah K.10
3 Januari 2003 (lipstick), Jingga K.1 (lipstick)
2. KH.00.01.2.3984 51 Merkuri (cream malam), Rhodamin B
2 September 2004 (lipstick)
3. KH.00.01.3352 27 Merkuri (cream malam), Rhodamin B
7 September 2006 (lipstick)
4. KH.00.01.432.6081 26 Merah K.3 ((lipstick), Merkuri (facial
1 Agustus 2007 cream), Hidroquinon >4% (peeling), Asam
Retinoat (peeling), Merah K.10 (Rhodamin
B) pada Ilipstick dan lipgloss
5. KH.00.01.431.6147 27 Merah K.3 dan K.10 (lipstick), Asam
26 Nopember 2008 Retinoat (night cream), Merkuri (night
cream)
6. KH.00.01.43.2503 66 Merah K.3 dan K.10 (lipstick), Asam
11 Juni 2009 Retinoat (night cream), Merkuri (night
cream), Hidrokuinon (night cream)
Beberapa dampak penggunaan kosmetika dengan bahan
kimia berbahaya yang terkandungnya antara lain :
a. Merkuri (Hg) atau air raksa. Termasuk logam berat
berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat
racun. Resiko yang ditimbulkannya antara lain: Perubahan
warna kulit, yang akhirnya dapat menyebabkan bintik-
bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, kerusakan
permanen pada susunan saraf, otak, ginjal dan gangguan
perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam
dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare,
dan kerusakan ginjal serta merupakan zat karsinogenik
(menyebabkan kanker pada manusia).
Beberapa dampak penggunaan kosmetika dengan bahan
kimia berbahaya yang terkandungnya antara lain :
b. Hidrokinon. Termasuk golongan obat keras yang hanya
dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Resiko yang
ditimbulkan antara lain: iritasi kulit, kulit menjadi merah
dan rasa terbakar, bercak-bercak hitam.

c. Asam Retinoat/ Tretinoin/Retinoic Acid. Resiko yang


ditimbulkan antara lain: Kulit kering, rasa terbakar,
teratogenik (cacat pada janin).
Beberapa dampak penggunaan kosmetika dengan bahan
kimia berbahaya yang terkandungnya antara lain :
d. Bahan pewarna K.3 (Cl 15585), Merah K.10 (Rhodamin B)
dan Jingga K.1 (Cl 12075). Bahan ini merupakan zat warna
sintetis yang umumnya digunakan sebagai zat warna
kertas, tekstil atau tinta. Resiko yang ditimbulkan antara
lain sebagai zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
Rhodamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kerusakan hati.
Analisis bahan berbahaya pada
kosmetika
Gusti Ayu Rai Saputri,M.Si.,Apt.
PRINSIP & CARA IDENTIFIKASI ARSEN
DALAM PASTA GIGI
PRINSIP
1. Larutan netral jika ditambahkan larutan tembaga sulfat akan
timbul endapan CuHAsO3 dan Cu3(AsO3)2.xH2O yang
berwarna hijau yang larut dalam asam dan dalam natrium
hidroksida.
2. Dengan larutan SnCl2 dan asam klorida pekat, pada pemanasan
akan terbentuk larutan yang berwarna coklat tua karena
terbebaskannya arsen.
3. Gas arsin (AsH3) akan memberikan noda kuning pada kertas
saring yang dibasahi dg perak nitrat. AsH3 dibentuk dari
penambahan asam sulfat pekat dan beberapa butir seng.
4. Pembentukan iodida tak berwarna dari hasil reduksi oleh
arsen (III) oksida.
IDENTIFIKASI
Larutan uji :
5 gram cuplikan dibasahi dg 5 ml Ca(OH)2 0,14% b/v dan diaduk sampai
homogen. Campuran dikeringkan di atas tangas air dan dipijarkan sampai putih.
Sisa pemijaran dilarutkan dalam 7 ml H2SO4 encer.

Cara uji :
} Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan uji dan 1 – 2 gram seng
bebas arsen. Kertas saring yang dibasahi dengan larutan Perak Nitrat 20%
atau kertas raksa (II) klorida dicelupkan ke dalam tabung reaksi. Jika terjadi
bercak kuning/coklat/hitam berarti terdapat arsen dalam cuplikan (warna
tergantung pada jumlah arsen yang ada). Dilakukan juga percobaan blanko
dengan 5 ml larutan Kalsium Hidroksida 0,14% b/v yang diperlakukan sama
seperti cuplikan.
} Satu tetes larutan uji ditambah beberapa mg Natrium Bikarbonat dan 1
tetes larutan kanji-iodium biru dan diaduk. Warna biru larutan kanji-iodium
tidak hilang jika terdapat arsen.
} Satu tetes larutan uji ditambah satu tetes Asam Sulfat 2 N dan beberapa mg
Natrium Karbonat, kemudian diasamkan dengan Asam Asetat 2 N. Satu
tetes larutan kanji-iodium yang terdapat pada ujung batang pengaduk tidak
hilang warnanya jika dicampurkan ke dalam larutan tersebut.
PRINSIP DAN CARA IDENTIFIKASI
RAKSA DALAM KREM PEMUTIH
PRINSIP
Reaksi untuk raksa (II) digunakan larutan dalam aqua regia
dan sudah diencerkan dengan air.
a. Dengan kalium iodida akan memberikan endapan merah
jingga K2(HgI4)
b. Dengan hidrogen sulfida akan memberikan endapan
hitam HgS.
c. Bila dicelupkan kawat tembaga, logam Hg akan
menempel pada kawat yang berwarna hitam dan
mengkilat.
IDENTIFIKASI
Larutan uji :
Sejumlah 5 gram cuplikan dikocok tiga kali, tiap kali dengan 25 ml eter dan dipusingkan.
Fase eter dibuang, pada fase padat ditambahkan 10 ml campuran asam klorida 25% dan
asam nitrat (3:1). Kemudian diuapkan di atas tangas air sampai hampir kering. Perlakuan
ini diulangi sekali lagi. Pada sisa penguapan ditambahkan 10 ml air, didihkan sebentar,
dinginkan dan disaring.

Cara uji :
1. Sejumlah 1 ml larutan uji ditambah 1 tetes larutan Kalium Iodida 0,5 N dengan
perlahan melalui dinding tabung, maka akan terbentuk endapan merah jingga.
2. Batang tembaga yang terlebih dahulu diamplas hingga mengkilap, dicelupkan ke
dalam larutan uji untuk beberapa saat. Pada batang tembaga terbentuk lapisan
berrwarna abu-abu mengkilap yang akan lebih jelas terlihat jika digosok dengan
kertas saring dan akan hilang jika batang tembaga tersebut dipanaskan pada nyala
api bebas.
3. Sejumlah 1 tetes larutan campuran Natrium Sulfat dan Kalium Iodida (5 gram
Na2SO4 + 12 gram KI dalam 75 ml air), ditambah 1 tetes larutan Tembaga (II) Sulfat
(5 gram CuSO4.5H2O dalam 75 ml air), dicampur, kemudian ditambah 1 tetes
larutan uji dalam suasana Asam Klorida 1 N atau Asam Nitrat 1 N, terbentuk warna
merah atau jingga (tergantung konsentrasi raksa).
PRINSIP DAN CARA IDENTIFIKASI
TIMBAL PADA KREM RAMBUT
PRINSIP
1. Larutan timbal dengan kalium iodida akan membentuk
endapan kuning PbI2 yang larut kembali dalam iodida
berlebih.
2. Larutan timbal dengan asam sulfat akan membentuk
endapan timbal sulfida berwarna putih.
3. Larutan timbal dengan hidrogen sulfida akan membentuk
endapan hitam PbS.
4. Pembentukan endapan kuning timbal (II) kromat yang
tidak larut dalam asam asetat atau amonia.
5. Pembentukan senyawa kompleks khelat timbal (II)
dibizionat yang berwarna merah tua.
IDENTIFIKASI
Larutan uji :
Sejumlah 5 gram cuplikan setara dengan ± 100 gram
senyawa timbal dimasukkan ke dalam krus, ditambah Asam
Sulfat pekat beberapa tetes, dipanaskan dan dipijar hati-hati
sampai mengarang pada suhu rendah, kemudian pada suhu
600⁰C sampai sempurna (putih). Setelah didinginkan, sisa
pemijaran ditambah 10 ml Asam Klorida (1:1), ditutup dan
direndam hangatkan di atas tangas air selama 15 menit.
Tutup dibuka dan diuapkan perlahan-lahan di atas tangas air
sampai kering. Sisa penguapan dibasahi 3 tetes Asam Klorida,
ditambah 10 – 15 ml air panas, direndam hangatkan selama
2 menit, tambahkan amonia 10% sampai netral terhadap
kertas lakmus dan saring.
Cara uji :
a. Sejumlah 5 ml larutan uji ditambah 1 atau 2 tetes Kalium
Iodida 0,5N, terbentuk endapan kuning yang akan larut
kembali ke dalam KI berlebih.
b. Sejumlah 5 ml larutan uji ditambah 1 atau 2 tetes Kalium
Kromat 0,5 N, terbentuk endapan kuning yang tidak larut
dalam asam asetat atau dalam amonia. Endapan larut dalam
alkali hidroksida dan dalam asam nitrat.
c. Sejumlah 1 ml larutan uji dikocok dengan 2 tetes pereaksi
ditizon (1-2 mg ditizon dalam 100 ml karbon tetraklorida)
selama 30 detik. Larutan karbon tetraklorida yang berwarna
hijau berubah menjadi merah.
PRINSIP DAN CARA IDENTIFIKASI KROM
DALAM CAT RAMBUT
PRINSIP
} Pembentukan krom oksida yang berwarna hijau dan tidak
larut dalam asam maupun basa.
} Pembentukan garam kromat yang akan memberikan
warna ungu dengan difenilkarbazid dalam suasana asam.
IDENTIFIKASI
Senyawa uji :
Cuplikan setara dengan ± 50 mg Kalium Bikromat dengan ditambah 1
ml Asam Sulfat Pekat, kemudian dipijar. Sisa pijar berwarna hijau kotor.

Cara uji :
} Sedikit sisa pijar ditambah asam sulfat 4N atau asam sulfat pekat, sisa
pijar tidak larut.
} Sedikit sisa pijar ditambah NaOH 8N, sisa pijar tidak larut.
} Sejumlah 25 mg sisa pijar ditambah 100 mg campuran Natrium
Karbonat – Natrium Peroksida (1 :1), kemudian dilelehkan.
Terbentuk Natrium Kromat yang lelehannya berwarna merah jingga
dan berwarna kuning saat dingin. Jika dilarutkan dalam 5 ml asam
sulfat 50% dan ditambah 1 tetes larutan difenilkarbasid terbentuk
warna ungu.
PRINSIP & CARA IDENTIFIKASI
HIDROKUINON
Pemerian Hidrokuinon
adalah : jarum halus, putih, mudah menjadi gelap jika terpapar cahaya dan udara. Mudah
larut dalam air, etanol dan eter.

Identifikasi
1. Spektrum serapan infra merah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam
kalium bromide menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti yang ditunjukkan oleh BPFI.
2. Metode Kromatografi Lapis Tipis. Totolkan secara terpisah masing-masing larutan
dalam metanol yang mengandung (1) zat uji 0,1% dan (2) hidrokuinon BPFI 0,1%
pada lempeng kromatografi silica gel setebal 0,25 mm. masukkan lempeng kedalam
bejana kromatografi yang sebelumnya telah dijenuhkan dengan fase gerak metanol-
kloroform (50:50) dan biarkan fase gerak merambat hingga tiga perempat panjang
lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap dan panaskan diatas lempeng
pemanas atau diamkan di bawah lampu hingga timbul bercak; Harga Rf bercak
utama yang diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2).
3. Spektrum serapan larutan (1 dalam 40.000) dalam metanol menunjukkan
maksimum pada panjang gelombang lebih kurang 291-295 nm. Jarak lebur antara
172-174 derajat celcius.
Penetapan Kadar
Timbang secara seksama lebih kurang 250 mg, larutkan
dalam campuran 100 mL air dan 10 mL asam sulfat 0,1 N,
tambahkan 3 (tiga) tetes difenilamin dan titrasi dengan
Serium (IV) sulfat 0,1 N hingga warna merah lembayung.
Lakukan pula penetapan blanko.
PRINSIP & CARA IDENTIFIKASI ASAM
RETINOAT
Pemerian Asam Retinoat
adalah : serbuk hablur, kuning hingga jingga muda. Tidak larut dalam air,
sukar larut dalam etanol dan kloroform.

Identifikasi
1. Spektrum serapan infra merah zat yang didispersi dalam minyak
mineral menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang
yang sama seperti tretionin BPFI.
2. Spektrum serapan ultraviolet dari larutan (1 dalam 250.000) dalam
isopropyl alkohol yang diasamkan, yang dibuat dengan
mengencerkan 1 mL asam klorida 0,01 N dengan isopropyl alkohol
hingga 1000 mL menunjukkan maksimum dan minimum jangka
panjang gelombang yang sama seperti tretionin BPFI; daya serap
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada
panjang gelombang maksimum lebih kurang 325 nm berbeda tidak
lebih dari 3,0%.
Penetapan Kadar
Timbang secara seksama lebih kurang 240 mg, dengan 50
mL dimetilformamida, tambahkan 3 (tiga) tetes larutan biru
timol dalam dimetilformamida (1 dalam 100), titrasi dengan
natrium metoksida 0,1 N hingga warna kehijauan. Lakukan
pula terhadap blanko.
PRINSIP & CARA IDENTIFIKASI
MERKURI
Tahapan Analisis
Sampel ditimbang dengan teliti sebanyak 2 (dua) gram,
kemudian ditambahkan air sebanyak 25 mL, 10 mL larutan
HCl 37% dan 10 mL HNO3 65%, dihomogenkan. Selanjutnya
diuapkan diatas hot plate sampai hampir kering. Sisa
penguapan ditambahkan aquadest sebanyak 10 mL,
kemudian diuapkan kembali diatas hot plate suhu 100 derajat
celsius selama 20 menit, dinginkan dan disaring. Filtrat
diambil 1 (satu) mL, ditambahkan 2 (dua) tetes larutan KI
0,25 M. Endapan berwarna merah oranye menunjukkan
positif mengandung merkuri.
PRINSIP & CARA IDENTIFIKASI ZAT WARNA
SINTETIK RHODAMIN B DAN METHANYL YELLOW
Reaksi Kimia
Reaksi kimia dilaksanakan dengan jalan mereaksikan sampel
bahan pewarna dengan HCl pekat; H2SO4 pekat; NaOH
10% dan NH4OH 10%. Kemudian diamati reaksi perubahan
warna pada masing-masing sampel yang telah dilakukan
preparasi awal dengan tujuan memisahkan matriks yang
tidak diperlukan dalam analisis.
Kromatografi Kertas
Teknik yang dilaksanakan melalui tahapan berikut :
1. Sejumlah cuplikan 30-5- gram ditimbang dalam gelas kimia 100 mL;
2. Kemudian ditambah sejumlah asam asetat encer, lalu dimasukkan benang wol bebas
lemak secukupnya, dipanaskan dari larutan yang dicuci dengan air dingin berulang-
ulang sampai bersih;
3. Pewarna dilarutkan dari benang dengan menambahkan ammonia 10% di atas
penangas air sampai tidak ada yang tersisa, kemudian dicuci kembali dengan air
sampai dengan bebas ammonia;
4. Pewarna yang terekstraksi ditotolkan pada kertas kromatografi (juga ditambahkan
pembanding yang sesuai);
5. Kondisi kromatografi yang ditentukan adalah :Jarak elusi 12 cm; Menggunakan
campuran 2 (dua) eluen yaitu eluen I (etilmetilketon : aseton : air = 70 : 30 : 30) dan
eluen II (mencampurkan 2 gram NaCl dalam 100 mL etanol 50%)
6. Kemudian kertas kromatografi dikeringkan dengan cara di angin-anginkan pada suhu
kamar, amati noda-noda dalam kertas kromatografi yang ada.
7. Perhitungan dilaksanakan dengan jalan mengukur nilai Rf dari masing-masing noda
melalui pembagian jarak gerak zat terlarut oleh jarak zat pelarut.
TERIMAKASIH..
BAHAN YANG DIIZINKAN
DALAM KOSMETIKA
Gusti Ayu Rai Saputri,M.Si.,Apt.
DIKLOROMETANA (Methylene chloride)
• Diklorometana mrp propelan dari golongan hidrokarbon
terklorkan (chlorinated hydrocarbon).
• Propelan diklorometana digunakan utk zat yang anhidrat
karena dengan adanya air diklorometana akan
terhidrolisa.
• Pemerian : cairan bening, tak berwarna, bau seperti
kloroform.
• Toksisitas : dapat menyebabkan central nervous system
deppresant. Untuk konsentrasi cukup besar dapat
menyebabkan kematian.
• Sediaan : digunakan dalam hair spray, dalam kemasan
insektisida, dalam air freshener, dalam kemasan cat,
dalam pembersih oven.
FORMALIN (Formaldehida)
Penggunaan :
§ Pada sediaan pengeras kuku dengan konsentrasi 5%.
§ Dalam pasta gigi sebagai pewangi, tetapi karena baunya
kurang sedap, tidak digunakan lagi.
§ Dalam sediaan kumur, tapi dapat merusak jaringan2
mulut.
§ Dalam krem untuk kaki mengandung formaldehid 3%,
untuk melancarkan peredaran darah di kaki dan untuk
menghilangkan bau keringat pada sela2 jari kaki.
• Toksisitas :
Menyebabkan iritasi pada hidung, saluran pernapasan
dan mata. Pada pemakaian luar menyebabkan iritasi
lapisan mukosa dan dermatitis.
HIDROKINON
• Kegunaan :
« Sebagai bahan pengoksidasi warna pada pewarna
rambut, baik digunakan oleh umum maupun tenaga
profesional, dengan kadar maksimum 0,3%.
« Untuk kuku artifisial dengan kadar maksimum 0,02%
setelah pencampuran sebelum digunakan
• Toksisitas :
Dapat menimbulkan iritasi dan dipigmentasi.
• Peringatan dalam penandaan :
Untuk sediaan pewarna rambut (umum) :
• Jangan digunakan untuk mewarnai bulu mata atau alis
• Bilaslah mata segera dengan air jika kosmetik tersebut kontak dengan mata
• Mengandung hidrokinon
Sediaan pewarna rambut (tenaga profesional ):
• Hanya digunakan oleh tenaga profesional
• Mengandung hidrokinon
• Bilaslah mata segera dengan air jika kosmetik tersebut kontak dengan mata
Untuk penggunaan kuku artifisial :
• Hanya digunakan oleh tenaga profesional
• Hindari kontak dengan kulit
• Baca petunjuk penggunaan dengan hati-hati
ASAM OKSALAT

• Kegunaan : untuk sediaan perawatan rambut dengan batas


maksimum 5% dan hanya boleh digunakan oleh tenaga
profesional, juga tidak untuk kepala yang luka.
• Sediaan : tonik rambut
• Toksisitas :
Asam oksalat bersifat kaustik dan korosif terhadap kulit dan
selaput lendir. Dapat menyebabkan gangguan saluran usus
parah, muntah, diare dan kerusakan ginjal, serta kematian.
NATRIUM HIDROKSIDA
• Dikenal sebagai pelurus rambut
• Dalam cat rambut digunakan sebagai penetral dan pengatur pH.
• Dapat digunakan sebagai bahan pembantu untuk membuat
parfum padat.
• Toksisitas : bersifat korosif.
• Sediaan :
− Pelarut kutikula kuku (kadar maks. 5%)
− Pelurus rambut (kadar maks. 2%)
− Cat rambut sebagai penetral diperbolehkan hingga pH 11.
MENTHOL
• Kegunaan : sediaan non bilas
• Persyaratan :
− Kadar maksimum 1% hanya untuk bedak badan
− Tidak untuk anak dibawah usia 3 tahun
HIDROGEN PEROKSIDA

• Kegunaan :
* Sebagai zat pengoksidasi pewarna rambut
* Mempunyai sifat memutihkan ð pemutih kulit wajah
• Toksisitas : larutan bersifat oksidator kuat, dapat merusak
kulit (iritasi).
§ Sediaan :
* Sediaan perawatan rambut dengan kadar maksimum 12%
H2O2 yang ada atau yang dilepaskan.
* Sediaan perawatan kulit dengan kadar maksimum 4%
H2O2 yang ada atau yang dilepaskan.
* Sediaan pengeras kuku dengan kadar maksimum 2%
H2O2 yang ada atau yang dilepaskan.
* Sediaan higiene mulut dengan kadar maksimum 0,1%
H2O2 yang ada atau yang dilepaskan.
* Sediaan pemutih gigi untuk penggunaan oleh konsumen
dibawah pengawasan dokter gigi dengan kadar maksimum
6% H2O2 yang ada atau yang dilepaskan.
BENZALKONIUM KLORIDA, BROMIDA, &
SAKARINAT
• Kegunaan :
• Pengawet
• Desinfektan
• Sediaan :
• Perawatan rambut (kulit kepala) dibilas dengan kadar
maks. 3%
• Sediaan lainnya dengan kadar maks. 0,1%
• Toksisitas : penggunaan berulang-ulang pada kulit
menimbulkan iritasi.
• Peringatan : Hindari kontak dengan mata.
ASAM BORAT

Kegunaan :
1. Talk
• Kadar maks. 5% b/b
• Peringatan : tidak digunakan untuk anak di bawah 3 tahun
dan tidak digunakan pada kulit yang terkelupas atau
teriritasi.
2. Sediaan hygiene mulut
• Kadar maks. 0,1% b/b
• Peringatan : Jangan ditelan dan tidak digunakan untuk
anak di bawah 3 tahun.
3. Sediaan lainnya
• Kadar maks. 3% b/b
• Peringatan : tidak digunakan untuk anak di bawah 3 tahun
dan tidak digunakan pada kulit yang terkelupas atau
teriritasi.
HEKSAKLOROFEN

• Heksaklorofen diizinkan digunakan sebagai pengawet


dalam sediaan rias dengan batas kadar maks. 0,1%,
dengan peringatan tidak boleh digunakan untuk anak dan
bayi.
• Heksaklorofen adalah suatu desinfektan dengan daya
bakterisida terhadap gram positif. Dalam sabun dan krem
digunakan pada konsentrasi 0,25 – 3%.
• Heksaklorofen berakumulasi pada kulit setelah pemakaian
beberapa hari.
• Toksisitas :
Fotosensitivitas dan sensitisasi kulit setelah pemakaian
berulang.
• Sediaan : deodoran stik
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai