Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kesehatan sebagai investasi
bangsa dan kesehatan menjadi titik sentral pembangunan nasional. Cita- cita bangsa
indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah
melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kesehatan Sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang didukung oleh suatu sistem
kesehatan.
Di Era globalisasi ini perkembangan dan peningkatan pengetahuan teknologi sangatlah
pesat termasuk tuntutan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, dimana
dimasa lalu pelayanan kesehatan sangatlah sederhana, sering kurang efektif. Pada saat ini
pelayanan kesehatan sangatlah komplek, lebih efektif namun apabila pemberi pelayanan
kurang hati – hati dapat berpotensi terjadinya kesalahan, akibatnya tuntutan terhadap profesi
maupun Rumah Sakit semakin meningkat terutama terhadap tindakan pelayanan kesehatan
yang berakhir. Dengan kecacatan atau kematian, untuk itu baik tenaga profesi maupun non
profesi yang berkecimpung di bidang pelayanan, harus segera merespon keadaan tersebut
dengan berbagai cara yang berkaitan dengan tugas masing- masing. Hal ini sangat penting
mengingat pelayanan yang diberikan meliputi aspek legal, etis, psikologi/ sosial, finansial
dan budaya.
Kondisi tersebut dapat di cegah dengan upaya intensif meningkatkan profesionalisme dan
mutu manajemen di fasilitas kesehatan, bekerja secara profoseional akan melindungi
masyarakat atas haknya untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu serta melindungi
tenaga kesehatan itu sendiri dari tuntutan hukum akibat medical error dan malpraktek.
Tenaga kesehatan lain memegang peranan penting setelah dokter, perawat dan bidan.
Tenaga kesehatan profesional lainnya (Perekam medis, penata anestesi, farmasi, gizi,
fisioterapis, laboratorium, radiologi, bank darah dan kesehatan lingkungan) merupakan
tenaga profesional yang spesifik memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dan
mereka adalah tenaga kesehatan spesialistik non medis yang harus mendapat kepastian
perlindungan hukum dan kesejahteraan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kesewenang-wenangan dari pihak yang tidak bertanggung jawab, juga untuk melindungi
tenaga kesehatan tersebut dari gugatan hukum baik pidana maupun perdata.
Kualitas pelayanan dapat dicapai dengan landasan komitmen yang kuat dari seluruh
pemberi pelayanan dengan berbasis pada etik dan moral yang tinggi, pemahaman yang
mendalami tentang etika dan moral serta penerapannya di dalam kegiatan pelayanan menjadi
bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan pelayanan di mana nilai-nilai
hak dan kewajiban pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya di RSUD I Lagaligo
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan Kegiatan Sub Komite Kredensial
b. Melaksanakan Kegiatan Sub Komite Mutu Profesi
c. Melaksanakan Kegiatan Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi
C. SASARAN
Sasaran Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya adalah seluruh tenaga
kesehatan profesi masing-masing lainnya di Lingkungan RSUD I Lagaligo
1. Farmasi
2. UTD (Unit Transfusi Darah)
3. Atem (Ahli Elektromedis)
4. Fisioterapi
5. Gizi
6. Kesehatan Lingkungan
7. Laboratorium
8. Perekam Medis
9. Radiologi
D. RUANG LINGKUP
1. Sub Komite Kredensial
2. Sub Komite Mutu Profesi
3. Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi
E. DASAR HUKUM
1. Undang-undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889 / MenKes / Per /V / 2011 tentang registrasi,
izin praktik dan izin kerja tenaga Kefarmasian;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 26 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 80 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan dan Praktik Fisioterapis;
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 65 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Fisioterapis;
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 Tahun 2015 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 81 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Radiografer;
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2015 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Elektromedis;
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Standar
Kompetensi Manajerial Jabatan Fungsional Apoteker;
16. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan;
17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Perekam Medis;
18. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 573 Tahun 2008 tentang Standar Profesi
Asisten Farmasi;
19. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 370 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Ahli
Teknologi Laboratorium Kesehatan;
20. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 371 Tahun 2007 tentang Standar Profesi
Teknisi Elektromedis.
BAB II
KOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA
A. PENGERTIAN
Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya adalah wadah non struktural / non medis
yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan
strategis kepada pimpinan Rumah Sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan mutu
pelayanan kesehatan. Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya mempunyai fungsi
utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme, sehingga pelayanan non medis
non keperawatan kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai standar dan evidence
based sesuai kode etik profesi tenaga kesehatan profesional lainnya yang kompeten dengan
kewenangan yang jelas sesuai bidangnya masing-masing.
Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya merupakan bagian dari organisasi Rumah
Sakit yang bertujuan untuk menghimpun, merumuskan dan mengkomunikasikan pendapat
dan ide-ide tenaga kesehatan profesional lainnya ( Farmasi, Unit Transfusi Darah, Ahli
Elektromedis, Fisioterapi, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Laboratorium, Perekam Medis dan
Radiologi). Sehingga memungkinkan penggunaan gabungan pengetahuan (Knowledge),
keterampilan (Skill dan sikap (Attitude) dari profesa tenaga kesehatan profesional lainnya.
B. VISI DAN MISI RUMAH SAKIT
1. Visi
2. Misi
C. VISI DAN MISI KOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA
1. Visi
2. Misi
D. STRUKTUR ORGANISASI KOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL
LAINNYA
1. Tugas dan Tanggung Jawab Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya :
a. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam hal Komite Tenaga
Kesehatan Profesional Lainnya ( Non Medis dan Non Keperawatan) dilingkungan
RSUD I Lagaligo
b. Persiapan dan pelaksanaan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya ( Non
Medis dan Non Keperawatan)
c. Menyelenggarakan rapat-rapat internal dengan seluruh anggota panitia
d. Melakukan pemantauan kegiatan pada Sub Komite Kredensial, Sub Komite Mutu
Profesi dan Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi
e. Menganalisa serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Komite Tenaga Kesehatan
Profesional Lainnya (Non Medis dan Non Keperawatan) Tugas dan Tanggung Jawab
Sub Komite
2. Tugas dan Tanggung Jawab Wakil Ketua Komite
a. Membantu Ketua Komite melakukan koordinasi dengan pihak - pihak terkait dalam
hal Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya ( Non Medis dan Non
Keperawatan) dilingkungan RSUD I Lagaligo
b. Membantu Ketua Komite dalam hal persiapan dan pelaksanaan kegiatan Komite
Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya ( Non Medis dan Non Keperawatan)
c. Membantu Ketua Komite menyelenggarakan rapat-rapat internal dengan seluruh
anggota panitia
d. Membantu Ketua Komite melakukan pemantauan kegiatan pada Sub Komite
Kredensial, Sub Komite Mutu Profesi dan Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi
e. Membantu Ketua Komite menganalisa serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya ( Non Medis dan Non Keperawatan)
3. Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Komite
a. Membuat program kerja Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya ( Non Medis
dan Non Keperawatan)
b. Menyiapkan rencana kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan sarana dan prasarana
pelaksanaan kegiatan
c. Menyiapkan dan mengirim surat kegiatan
d. Mengumpulkan daftar hadir, pengadaan konsumsi kegiatan dan notulen rapat
4. Tugas dan Tanggung Jawab Bendahara Komite
a. Mengelola keuangan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya
b. Membuat Laporan Keuangan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya
c. Bertanggung Jawab kepada Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya
5. Tugas dan Tanggung Jawab Sub Komite Kredensial
a. Menyusun daftar rincian kewenanan teknis
b. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial
c. Merekomendasikan kewenangan teknis
d. Merekomendasikan pemulihan kewenangan teknis
e. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
6. Tugas dan Tanggung Jawab Sub Komite Mutu Profesi
a. Menyusun data dasar profil tenaga kesehatan profesional lainnya ( Non Medis dan
Non Keperawatan) sesuai area praktik
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
kesehatan profesional lainnya ( Non Medis dan Non Keperawatan)
c. Melakukan audit tenaga kesehatan profesional lainnya ( Non Medis dan Non
Keperawatan)
7. Tugas dan Tanggung Jawab Sub Komite Etik dan Disiplin Profesional
a. Melakukan sosialisasi kode etik tenaga kesehatan profesional lainnya ( Non Medis
dan Non Keperawatan)
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga kesehatan profesional
lainnya ( Non Medis dan Non Keperawatan)
c. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik
dalam kehidupan profesi
BAB III

SUB KOMITE KREDENSIAL

A. PENGERTIAN
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan profesional lainnya untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis/teknis.
Rekredensial adalah proses Reevaluasi terhadap tenaga kesehatan profesiona; lainnya
yang telah memiliki kewenangan klinis/teknis untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan tersebut.
Proses kresendial menjamin tenaga kesehatan profesional lainnya kompeten dalam
memberikan pelayanan keteknisian medis kepada pasien sesuai dengan standar profesi, proses
kredensial mencakup tahapan review verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan kinerja tenaga keteknisian medis.
Bersasarkan hasil proses kredensial, komite tenaga kesehatan profesional lainnya
merekomendasikan kepada direktur rumah sakit untuk menetapkan penugasan klinis/teknis
yang akan diberikan kepada tenaga kesehatan profesional lainnya berupa surat penugasan
klinis/teknis. Penugasan klinis/teknis tersebut berupa daftar kewenangan klinis/teknis yang
diberikan oleh direktur rumah sakit kepada tenaga kesehatan profesional lainnya untuk
melakukan keteknisian medis dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu.
B. TUJUAN
1. Memberi kejelasan kewenangan klinis/teknis bagi setiap tenaga kesehatan profesional
lainnya.
2. Melindungi keselamtan pasien dan menjamin bahwa tenaga kesehatan profesiona; lainnya
yang memberikan memiliki kompetensi dan kewenangan klinis/teknis yang jelas
3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga kesehatan profesional lainnya yang berada
disebuah level pelayanan
C. TUGAS
1. Menyusun daftar rincian Kewenangan klinis / teknis
2. Melakukan verifikasi persyaratan kredensial
3. Merekomendasikan kewenangan klinis / teknis
4. Merekomendasikan pemilihan kewengan klinis / teknis
5. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
D. KEWENANGAN
Sub komite kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian
kewenangan klinis / teknis untuk memperoleh surat penugasan.
E. MEKANISME KERJA
1. Mempersiapkan Kewenangan klinis / teknis mencakup kompetensi sesuai area praktik
yang ditetapkan oleh rumah sakit.
2. Menyusun kewenangan klinis/ teknis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
Kredensial dimaksud.
3. Melakukan asessment Kewenangan klinis / teknis dengan berbagai metode yang
disepakati.
4. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
penugasan klinis/teknis dari Kepala/Direktur Rumah Sakit.
5. Memberikan rekomendasi Kewenangan klinis/teknis untuk memperoleh Penugasan
klinis/teknis dari Kepala/Direktur Rumah Sakit dengan cara :
a. Tenaga kesehatan profesional lainnya mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan klinis / teknis kepada Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional
Lainnya.
b. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya menugaskan sub Komite
Kredensial untuk melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan individu atau
kelompok).
c. Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode : porto
polio.
d. Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat menentukan
Kewenangan klinis /teknis bagi setiap tenaga kesehatan profesional lainnya.
e. Penilaian Kredensial untuk pelaksana klinis/teknis di unit kerja masing-masing profesi
dilakukan oleh ketua komite kredensial didampingi ketua unit kerja masing-masing
profesi.
f. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya, Ketua sub komite kredensial
dan Kepala Unit kerja profesi masing-masing untuk kredensialnya dilakukan oleh
atasan langsung didampingi oleh ketua sub.
g. Untuk Setiap Tenaga kesehatan profesional lainnya yang baru/magang perlu
dilaksanakan kredensial.
6. Melakukan pembinaan dan pemilihan Kewenangan Klinis/teknis secara berkala.
7. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
F. RUANG LINGKUP
1. Memberikan kejelasan kewenangan klinis/teknis bagi setiap tenaga kesehatan profesional
lainnya.
2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga kesehatan profesional
lainnya yang memberikan pelayanan memiliki kompetensi dan kewenangan klinis/teknis
yang jelas.
3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga kesehatan profesional lainnya yang berada di
semua level pelayanan.
G. TATA LAKSANA
1. Dokumen /Instrumen Kredensial & Re-Kredensial Tenaga Kesehatan rofesional Lainnya di
Rumah Sakit
a. Uraian tugas tenaga Kesehatan Profesional Lainnya
b. Dokumen Rincian Kewenangan Klinis/Teknis
c. Log Book
d. Dokumen Training Record
e. Form Pelaksanaan Kredensial
1) Permohonan kredensial kepada ketua komite kesehatan profesional lainnya sesuai
rincian kewenangan klinis/teknis
2) Proses kredensialing
3) Hasil kredensialing dan daftar kewenangan klinis/teknis
2. Langkah-Langkah Penyusunan Uraian Tugas
Identifikasi :
a. Pekerjaan/uraian kompetensi
b. Kewenangan pekerjaan tenaga kesehatan profesional lainnya diarea praktek
c. Unit kompetensi berdasarkan kelompok pekerjaan
d. SPO berdasarkan unit kompetensi
e. kompetensi berdasarkan pelayanan mandiri dan kolaborasi
BAB IV
SUB KOMITE MUTU PROFESI
A. PENGERTIAN
Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien ditingkatkan mendekati
hasil yang diharapkan dengan mengurangi faktor-faktor yang tidak diinginkan.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
serta penyerenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi.
Adapun pelayanan kesehatan yang dimaksud pada tenaga kesehatan profesional
lainnya meliputi:
1. Farmasi
2. UTD (Unit Transfusi Darah)
3. Atem (Ahli Elekrtomedis)
4. Fisioterapi
5. Gizi
6. Kesehatan Lingkungan
7. Laboratorium
8. Perekam Medis
9. Radiologi
B. TUJUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KOMITE TENAGA KESEHATAN
PROFESIONAL LAINNYA
1. Peningkatan kemampuan dan mutu pelayanan tenaga esehatan lainnya
Upaya ini melalui pengembangan dan pemantapan keilmuan sesuai dengan masing-
masing profesi tenaga kesehatan lainnya.
2. Penetapan dan penerapan berbagai standar dan pedoman.
Yaitu dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini
dan standar internasional.
3. Peningkatan mutu sumber daya manusia.
Upaya ini diarahkan pada peningkatan profesionalisme mencakup kompetensi, moral
dan etika. Dengan menyelenggarakan atauu mengikutsertakan Tenaga Kesehatan
Profesional Lainnya untuk mengikuti seminar, workshop, in house training, dan
pendidikan berkelanjutan.
4. Peningkatan kerjasama dan koordinasi
5. Yang melakukan antar berbagai pihak yang berkepentingan dalam peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.
C. TUGAS SUB KOMITE MUTU PROFESI KOMITE TENAGA KESEHATAN
PROFESIONAL LAINNYA
1. Menyusun review standar asuhan petugas/tenaga kesehatan profesional lainnya
2. Menyusun pedoman mutu pelayanan petugas/tenaga kesehatan profesional lainnya
3. Menyusun pedoman pola ketenagaan tenaga kesehatan [rofesional lainnya
4. Menyusun instrumen evaluasi kinerja klinik petugas/tenaga kesehatan profesional
lainnya
5. Menyusun indikator mutu pelayanan petugas/tenaga kesehatan profesional lainnya
sesuai area praktek
6. Mengembangkan SDM petugas/tenaga kesehatan profesional lainnya
7. Mengorientasi pegawai baru
D. KEWENANGAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KOMITE TENAGA KESEHATAN
PROFESINAL LAINNYA
Sub Komite Mutu Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya mempunyai kewenangan
memberikan rekomendasi tindak lanjut petugas/tenaga kesehatan profesional lainnya
berkelanjutan serta pendampingan
E. MEKANISME KERJA DAN RUANG LINGKUP SUB KOMITE MUTU PROFESI
KOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA
1. Mekanisme
Untuk melaksanakan tugas sub komite mutu tenaga kesehatan profesional lainnya,
maka ditetapkan mekanisme sebagai berikut :
a. Koordinasi dengan komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya untuk memperoleh
data dasar tentang profil tiap-tiap anggota profesi yang ada dalam lingkup tenaga
kesehatan profesional lainnya di RSUD I Lagaligo sesuai dengan praktiknya berdasarkan
jenjang karir.
b. Mengidentifikasikan kesenjangan kompetensi yang berasal dari subkomite kredensial
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perubahan standar profesi
c. Koordinasi dengan masing-masing profesi yang ada dilingkup tenaga kesehatan
profesional lainnya dalam melakukan pendampingan sesuai dengan kebutuhan
d. Melakukan audit kepada anggota tenaga kesehatan profesional lainnya.
1) Pemilihan topik audit
2) Penetapan standar kriteria
3) Penetapan jumlah kasus yang akan dipilih untuk diaudit sesuai dengan standar profesi
masing-masing anggota
4) Melakukan analisa kasus yang tidak sesuai dengan standar pelayanan yang telah
ditetapkan masing-masing profesi.
5) Menetapkan perbaikan
6) Rencana audit ulang
e. Menyusun laporan kegiatan Sub Komite Mutu Profesi untuk disampaikan kepada ketua
komite tenaga kesehatan profesional lainnya
2. Ruang Lingkup
a. Memberikan kejelasan mutu profesi tenaga kesehatan profesional lainnya kepada
setiap anggota
b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga kesehatan
profesional lainnya dapat memberikan pelayanan sesuai standar masing-masing
profesi
c. Merekomendasi perencanaan peningkatan mutu kepada unit yang berwenang
F. KEGIATAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KOMITE TENAGA KESEHATAN
PROFESIONAL LAINNYA
1. Ronde Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya
a. Pengertian

Anda mungkin juga menyukai