PENDAHULUAN
Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang
Komite Tenaga Kesehatan lainnya adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata
kelola klinis agar tenaga kesehatan di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi klinis dan pemeliharaan etika dan disiplin
profesi klinis. Komite Tenaga Kesehatan RSUD Tora Belo Sigi merupakan wadah bagi tenaga
kesehatan lainnya di RSUD Tora Belo Sigi. Adapun profesi yang merupakan bagian dari Tim
Komite Tenaga Kesehatan adalah sebagai berikut Instalasi Gizi, Laboratorium, Farmasi,
Radiologi, Kesehatan Lingkungan, Fisioterapi, CSSD, elektromedik, dan Rekam Medik. Tim
ini berperan penting dalam pemeriksaan dan pelayanan kesehatan terhadap pasien oleh
karena itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dibidangnya.
1.2 Tujuan
12. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor : 370 tahun 2007 Tentang
Standar Profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan Menteri kesehatan Republik
Indonesia
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 20 tahun 2015 tentang
Standar Kompetensi Manajerial Jabatan Fungsional Sanitarian
14. Peraturan Bupati Badung Nomor 70 Tahun 2010 tentang Pola Tata Kelola Rumah
Sakit Umum Daerah Badung;
15. Peraturan Bupati Badung Nomor 62 Tahun 2010 tentang Penetapan Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Badung sebagai Badan Layanan Umum (BLU).
BAB II
GAMBARAN UMUM
KOMITE TENAGA LAINNYA KESEHATAN
2.1 Tugas dan Fungsi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya di RSUD Tora Belo
Sigi
a. Melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa Tenaga kesehatan yang akan
melakukan pelayanan di rumah sakit kredibel.
b. Mendapatkan dan memastikan Tenaga kesehatan yang profesional dan akuntabel bagi
pelayanan di rumah sakit.
c. Melakukan verifikasi keahlian tenaga kesehatan yang diperbolehkan dalam melakukan
pelayanan kesehatan melalui mekanisme proses kredensial dan re-kredensial.
d. Memelihara mutu profesi dan memantau kualitas kinerja profesi tenaga kesehatan melalui
evaluasi penilaian kinerja dan audit klinis
e. Menjaga etika, disiplin dan perilaku profesi tenaga kesehatan melalui penerapan pedoman
perilaku pegawai (code of conduct) dan pendampingan (proctoring) bagi tenaga
kesehatan
f. Menyusun jenis-jenis kewenangan kerja klinis bagi setiap Tenaga kesehatan yang
melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang ilmu yang ditetapkan
oleh Kolegium Tenaga kesehatan di Indonesia.
g. Menetapkan dasar untuk menerbitkan penugasan kerja klinis bagi setiap Tenaga
kesehatan untuk melakukan pelayanan di rumah sakit.
h. Menjaga reputasi dan kredibilitas para Tenaga kesehatan dan institusi rumah sakit di
hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan (stakeholders ) rumah
sakit lainnya.
2.2.2 Fungsi
3.1. Visi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya di RSUD Tora Belo Sigi
Visi komite tenaga kesehatan lainnya adalah “Memberikan Pelayanan kesehatan penunjang
medis yang profesional dan menyeluruh mengenai kondisi kesehatan pasien, sehingga mampu
berpartisipasi dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan serta pengendalian infeksi”
3.2. Misi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya di RSUD Tora Belo Sigi
1. Menjamin tersedianya tenaga kesehatan yang kompeten dan etis sesuai kewenangannya,
…………………………………
…
KETUA KOMITE
……………………………………
Sekretaris
…………………………………..
URAIAN JABATAN
a. Ketua Komite tenaga kesehatan dipilih pada pemilihan langsung oleh anggota secara
periodik yang diselenggarakan setiap 3 tahun selanjutnya diajukan dan disetujui oleh
Direktur.
b. Ketua tenaga kesehatan adalah karyawan tetap.
c. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan ketua sebelum masa jabatannya berakhir, masa
kekosongan tesebut di isi oleh sekretaris.
d. Tugas Ketua Komite Tenaga kesehatan adalah :
a. Sekretaris Komite tenaga kesehatan ditetapkan oleh Ketua Komite tenaga kesehatan.
3. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Komite tenaga kesehatan.
a) Kompetensi
b) Status kesehatan
c) Perilaku
d) Etika profesi
Keanggotaan sub komite kredensial sekurang-kurangnya terdiri dari ketua dan anggota
serta dibantu oleh kelompok staf fungsional tenaga kesehatan.
4. Mekanisme kerja
Memastikan kualitas asuhan tenaga kesehatanan yang diberikan oleh tenaga tenaga
kesehatan, benar-benar sesuai standar melalui penggunaan sumber-sumber dan evaluasi
yang berkesinambungan.
2. Tugas dan Kewenangan
3) Pendataan kompetensi tenaga kesehatan sesuai jenjang karir pada setiap area
praktik tenaga kesehatan.
4) Mengidentifikasikan dan mengevaluasi data tenaga kesehatan.
6) Melakukan koordinasi dengan unit mutu RS, untuk telaah temuan kualitas
sehingga dapat dilakukan tindak lanjut perubahan mutu.
7) Mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah, pelatihan internal RS, untuk
berdasarkan hasil asesmen kompetensi dan kemajuan IPTEK.
Sub komite mutu profesi terdiri dari sekurang-kurangnya ketua dan anggota dibantu oleh
tenaga kesehatan yang di beri wewenang untuk melakukan asesmen kompetensi tenaga
kesehatan.
4. Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :
1) Koordinasi dengan bidang tenaga kesehatan untuk memperoleh data dasar tentang
profil tenaga tenaga kesehatan di RS sesuai jenjang karirnya
2) Berdasarkan hasil asesmen kompetensi dan perkembangan IPTEK, diidentifikasikan
gap, kompetensi atau kompetensi baru sebagai materi pertemuan ilmiah, dan
pelatihan baik dilakukan di dalam maupun luar RS
3) Koordinasi dengan supervisor, instruktur klinik dan kelompok fungsional tenaga
kesehatan melakukan “couch”, bimbingan (perseptorship/ mentorship) selama
melaksanakan praktik
4) Melakukan audit tenaga kesehatan dan pembahasan kasus bersama unit mutu
5) Mengidentifikasikan telaah kompetensi tenaga kesehatan sebagai bahan mengadakan
perubahan/ motivasi pelayanan penunjang medis, standar pelayanan dan kompetensi
yang ada saat ini.
6) Memberi masukan kepada kepala bidang penunjang medis, bagaimana
pengembangan sumber daya manusia tentang prestasi atau kegagalan tenaga tenaga
kesehatan sebagai bahan penilaian kinerja tenaga kesehatan atau perubahan
kewenangan klinik.
Setiap tenaga kesehatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam memberikan
asuhan dengan menerapkan standar pelayanan, prosedur operasional serta menerapkan etika
profesi dalam praktiknya. Profesialisme tenaga tenaga kesehatan dapat ditingkatkan dengan
melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam
kehidupan profesi.
Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara terencana,
terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan tenaga kesehatan yang diberikan
benar-benar menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan.
1. Tujuan
1) Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga tenaga kesehatan
yang tidak layak.
2) memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga tenaga kesehatan.
Sub komite etik & disiplin profesi tenaga kesehatan terdiri dari ketua dan anggota.
Dalam penegakan disiplin profesi dilakukan oleh panel yang dibentuk oleh ketua sub
komite disiplin profesi. Panel terdiri dari 3 (tiga) orang tenaga kesehatan atau lebih
dengan jumlah yang ganjil, komposisinya disesuaikan dengan jenis penegakan
disiplinnya.
4. Mekanisme kerja
a) Identifikasi sumber lapran dari manajemen rumah sakti, tenaga kesehatan lain, dokter atau
tenaga kesehatan lain serta pasien dan keluarganya, juga dapat berasal dari laporan hasil
konferensi klinis dan kematian.
b) Pemeriksaan didahulukan oleh panel disiplin profesi melalui proses pembuktian. Tim panel
dapat menggunakan keterangan saksi ahli sesuai kebutuhan. Seluruh pemeriksaan dilakukan
tertutup dan rahasia.
2) Membuat keputusan. Keputusan panel dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Bila tenaga kesehatan
merasa keberatan terhadap keputusan maka yang bersangkutan dapat
mengajukan bukti-bukti baru yang kemudian sub komite disiplin membetuk panel baru. Akhirnya
keputusan di laporkan kepada direksi rumah sakit melalui komite tenaga kesehatan.
3) Memberikan tindakan disiplin profesi tenaga kesehatan berupa teguran, penugasan peringatan
tertulis, pembatasan sampai pencabutan wewenang klinis, sementara atau selamanya, serta
bekerja dibawah supervisi dari tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan.
4) Memberi keputusan tindakan disiplin untuk di laksanakan. Keputusan sub komite disiplin
profesi diserahkan kepada pemimpin rumah sakit dalam bentuk rekomendasi komite tenaga
kesehatan untuk selanjutnya disampaikan kepada tenaga kesehatan oleh pemimpin RS untuk
dilaksanakan.
5) Melakukan pembinaan profesionalisme tenaga kesehatan.