Anda di halaman 1dari 15

Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Kediri

Nomor : 188.4/ /418.67/2019


Tanggal : - - 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Rumah Sakit
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutusesuai dengan standar
yang telah ditentukan.
Sumberdaya manusia merupakan salah satu aset yang tidak ternilai bagi
suatu Rumah Sakit. Sumberdaya manusia yang memiliki disiplin, integritas dan
loyalitas yang tinggi merupakan syarat mutlak bagi seluruh insan Rumah sakit
untuk dapat mewujudkan visi dan misi rumah sakit yang telah disepakati bersama
guna menjamin asuhan pasien diberikan dalam norma-norma bisnis, finansial, etis
serta hukum yang melindungi pasien dan hal mereka.
Penunjang medis yaitu Gizi, Rehabilitasi Medik, Laboratorium,
Radiologi, Farmasi, Perekam Medis, Elektromedis, Refraksi Optisien dan
Sanitarian berperan penting dalam pemeriksaan dan pelayanan kesehatan
penunjang terhadap pasien. Oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya
Manusia yang kompeten dibidangnya.

B. Tujuan Pedoman
1) Sebagai panduan perilaku dan budaya kerja yang konsisten dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban bagi seluruh insan Rumah Sakit.
2) Meningkatkan mutu layanan penunjang medis melalui peningkatan
kompetensi tenaga kesehatan sesuai bidang nya
3) Sebagai upaya preventif untuk mencegah penyalahgunaan kewenangan dan
kecurangan.
4) Sebagai upaya untuk memelihara keharmonisan guna mencegah timbulnya
benturan kepentingan.
5) Sebagai upaya untuk membina, meningkatkan dan mempertahankan
integritas, kejujuran dan profesionalisme.

1
C. Ruang Lingkup
Komite tenaga kesehatan meliputi Gizi, Rehabilitasi Medik,
Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Perekam Medis, Elektromedis, Refraksi
Optisien dan Sanitarian.

D. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 20154 tentang Tenaga Kesehatan
b. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Medik;
c. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 370/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Teknologi Laboratorium Kesehatan;

e. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 371/Menkes/SK/III/2007 tentang


Standar Profesi Teknisi Elektromedis;
f. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 373/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Sanitarian
g. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 374/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Gizi
h. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 375/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Radiografer;
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 376/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Fisioterapi;

j. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 377/Menkes/SK/III/2007 tentang


Standar Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan;

k. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 378/Menkes/SK/III/2007 tentang


Standar Profesi Perawat Gigi;
l. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 572/Menkes/SK/VI/2008 tentang
Standar Profesi Refraksi Optisien;
m. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 573/Menkes/SK/VI/2008 tentang
Standar Profesi Asisten Apoteker;

2
BAB II
VISI, MISI, DAN FALSAFAH

A. Visi
Visi Rumah Sakit merupakan suatu gambaran masa depan yang menjadi keinginan
bersama dari seluruh stake holders, adapun gambaran masa depan yang menjadi
keinginan bersama tersebut adalah “Rumah Sakit unggulan yang menjadi pilihan
utama masyarakat di wilayah Kediri dan sekitarnya”
Adapun penjelasan atas visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rumah sakit unggulan adalah menjadi rumah sakit yang memberikan pelayan
kesehatan terbaik, bermutu, terjangkau dan profesional.
2. Pilihan utama masyarakat adalah menjadi rumah sakit pusat rujukan di wilayah
Kediri dan sekitarnya.
3. Masyarakat (karyawan, pemilik,pelanggan dan pihak terkait) ikut bertanggung
jawab dan berpartisipasi aktif dalam memajukan rumah sakit

B. Misi
Untuk mencapai Visi tersebut, maka RSUD mengemban misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terbaik, bermutu, profesional dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
2. Menyelenggarakan sistem manajemen keuangan dan pengelolaan sumber
daya secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
3. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya meningkatkan
pelayanan, sumber daya manusia dan IPTEK di bidang kesehatan.

C. Falsafah
Dengan keyakinan dasar yang dimiliki yaitu: bekerja dengan giat, fokus
pada pelanggan, kerjasama dan empati. Serta nilai dasar yang diyakini berupa
nilai-nilai Kejujuran, kerja keras dan Integritas. Maka seluruh karyawan dan
karyawati mampu mewujudkan visi, misi serta tujuan dari Rumah sakit Umum
Daerah Kabupaten Kediri.

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

3
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN
RSUD KABUPATEN KEDIRI

4
DIREKTUR

KETUA KOMITE TENAGA


KESEHATAN
PROFESIONAL LAIN

SEKRETARIS

SUB KOMITE SUB KOMITE MUTU SUB KOMITE ETIKA


KREDENSIAL DAN DISIPLIN PROFESI

BAB V
URAIAN TUGAS

I. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya


1. Menyelenggarakan komnikasi yang efektif dan mewakili pendapat seluruh
staf Tenaga Kesehatan Lain
2. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas semua risalah rapat yang
diselenggarakan ketua komite Tenaga Kesehatan Lain.
3. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan sub Komite lainnya
yang diselenggarakan ketua Komite Tenaga Kesehatan Lain

5
4. Menentukan agenda setiap rapat Komite Tenaga Kesehatan Lain

II. Sekretaris Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya


1. Membuat undangan, presensi, notulen rapat komite tenaga kesehatan
profesional lainnya
2. Membuat laporan rapat kepada Direktur

III. Komite Tenaga Kesehatan Lain


Tugas :
1) Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga kesehatan profesional selain
dokter/perawat yang akan melakukan pelayanan professional di Rumah
Sakit.
2) Memelihara mutu profesi
3) Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi

Fungsi :

Dalam melaksanakan tugasnya komite tenaga kesehatan profesional lainnya


dibantu 3 sub komite yaitu sub komite kredensial, sub komite mutu profesi,
dan sub komite etika dan disiplin profesi dengan rincian tugas seperti tersebut
dibawah ini.
Wewenang :
1. Memberikan rekomendasi Rincian Kewenangan Klinik (RKK)
2. Memberikan rekomendasi perubahan Rincian Kewenangan Klinik
3. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinik tertentu
4. Memberikan rekomendasi Surat Penugasan Klinis (SPK)
5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit
6. Memberikan rekomendasi pendidikan tenaga kesehatan profesional selain
dokter/perawat
7. Memberikan rekomendasi pendampingan dan pemberian tindakan disiplin

IV. Sub Komite Kredensial


Komposisinya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
Tugas:
Merekomendasikan kewenangan klinis yang adekuat sesuai kompetensi yang
dimiliki setiap tenaga tenaga kesehatan profesional selain dokter/perawat
Fungsi :
1. Meyusun daftar rincian kewenangan klinis dan buku putih
2. Melakukan verifikasi persyaratan kredensial

6
3. Rekomendasi kewenangan klinis kepada tenaga tenaga kesehatan
profesional selain dokter/perawat
4. Rekomendasi pemulihan kewenangan klinis
5. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
6. Melaporkan seluruh proses kredensial kepada ketua komite tenaga
kesehatan profesional lainnya untuk dilanjutkan kepada Direktur.

Wewenang:
Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis untuk memperoleh Surat
Penugasan Klinis (SPK) clinical appointment.

V. Sub Komite Peningkatan Mutu Profesi


Komposisinya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
Tugas:
Melakukan audit tenaga kesehatan profesional selain dokter/perawat dan
merekomendasikan kebutuhan pengembangan profesional berkelanjutan bagi
tenaga-tenaga kesehatan profesional selain dokter/perawat.
Fungsi:
1. Menyusun data dasar profil tenaga tenaga kesehatan profesional selain
dokter/perawat sesuai area praktek
2. Rekomendasi perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
tenaga kesehatan profesional selain dokter/perawat
3. Melakukan audit
4. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan
Wewenang:
1. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit
2. Rekomendasi pendidikan berkelanjutan serta pendampingan

VI. Sub Komite Peningkatan Mutut Profesi


Komposisinya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
Tugas:
Merekomendasikan pembinaan etik dan disiplin profes
Fungsi:
1. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga tenaga kesehatan
profesional selain dokter/perawat .
2. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga tenaga kesehatan
professional selain dokter/perawat
3. Rekomendasi penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik

7
dalam kehidupan profesi dan pelayanan
4. Rekomendasi pencabutan kewenangan klinis
5. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis

Wewenang :
1. Memberikan usul rekomendasi pencabutan kewenangan klinis (clinical
privilege) tertentu
2. Memberikan rekomendasi perubahan / modifikasi rincian kewenangan
klinis (delineation of clinical privilege)
3. Memberikan rekomendasi pemberian tindakan.

BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA

SDM
KOMITE IPSRS
MEDIK

KOMITE TENAGA
KESEHATAN
LAIN
KOMITE
KOMITE PMKP KEPERAWATAN

IT

8
Komite Tenaga Kesehatan lain merupakan komite yang membawahi tenaga kesehatan
lain yang melakukan pelayanan penunjang medik di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kediri. Dalam melakukan tugasnya, Komite Tenaga Kesehatan Lain
melakukan hubungan kerja dengan Komite Keperawatan, Komite Medik, SDM, IT
dalam hal:

a. Berkoordinasi terkait penyimpanan dokumen kredensial di sistem IT


b. Mengetahui staf yang aktif (Menaruh SIP di RSUD)
c. Update data kepegawaian
d. Koordinasi pelaksanaan audit medis

Hubungan Kesehatan Lain dengan Komite PMKP


a Koordinasi Evaluasi OPPE Staf

BAB VII
RUANG LINGKUP

I. Sub Komite Tenaga Kesehatan Lain


a. Suh Komite Kredensial
Kredensial adalah proses verifikasi kompetensi seorang Tenaga Kesehatan Lain
yang selanjutnya ditetapkan kewenangan klinis (clinical privilege) untuk
melakukan tindakan tenaga kesehatan sesuai dengar lingkup prakteknya. Rumah
sakit wajib menetapkan kewenangan klinis Tenaga Kesehatan Lain yang

9
memperoleh izin praktek dalam rangka melaksanakan tata kelola klinis yang baik
(good clinical governance).
Kewenangan klinins harus dirumuskan dalam peraturan internal Tenaga
Kesehatan
Lain
b. Tujuan Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga
kesehatan
yang memberikan asuhan adalah tenaga kesehatan yang benar- benar
berkompeten
dan etis.
c. Mekanisme kerja
1. Mempersiapkan kewenangan sesuai kompetensi
2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria : pendidikan, lisensi, prestasi
penjagaan dan peningkatan mutu pelayanan tenaga kesehatan, status
personal dan status kesehatan
3. Membuat keputusan untuk pemberian kewenangan dengan memberikan
rekomendasi kepada komite tenaga kesehatan lain
4. Melakukan usulan pemulihan kewenangan secara berkala.
5. Melakukan kredensial dan rekredensial secara berkala sesuai waktu yang di
tetapkan.

II. Sub Komiite Mutu


Dalam rangka menjamin pasien memperoleh pelayanan asuhan tenaga
kesehatan berkualitas, maka tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus
bermutu, kompeten, etis dan profesional. Perlu dilakukan upaya-upaya yang
terencana dan terarah agar kompetensi dipertahankan dan dikembangkan. Tenaga
kesehatan harus memberikan pelayanan-asuhan tenaga kesehatan lain sesuai
dengan standar praktik, standar pelayanan dan standar prosedur operasional yang
ditetapkan oleh rumah sakit.
Mutu pelayanan tenaga kesehatan harus selalu dipantau dievaluasi serta
diperbaharui dan ditingkatkan agar pasien dan keluarga memperoleh kepuasan
a) Tujuan memastikanan kualitas tenaga kesehatan benar-benar sesuai standar
kompetensi masing-masing profesi.
b) Mekanisme Kerja Untuk melaksanakan tugas sub komite mutu profesi,
maka ditetapkan mekanisme Sebagai berikut
1. Koordinasi dengan bidang SDM untuk memperoleh data dasar tentang
profil tenaga tenaga kesehatan di RS.

10
2. Koordinasi dengan Supervisor, instruktur klinik dan kelompok
fungsional tenaga kesehatan melakukan “coach”, bimbingan
(perseptorship/ mentorship) selama melaksanakan praktik.
3. Memberi masukan kepada direksi, bagaimana pengembangan sumber
daya manusia sebagai bahan penilaian kinerja tenaga kesehatan atau
perubahan kewenangan klinik.

III. Sub Komite Etik & Disiplin Profesi


Setiap tenaga kesehatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi
dalam memberikan asuhan dengan menerapkan standar pelayanan, prosedur
operasional serta menerapkan etika profesi dalam praktiknya. Profesionalisme
tenaga tenaga kesehatan dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan
penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan
profesi. Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu
dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga
pelayanan tenaga kesehatan yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan
aman dan mendapat kepuasan.
a) Tujuan Sub komite etik & disiplin profesi bertujuan
1. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga tenaga
kesehatan yang tidak layak.
2. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga tenaga
kesehatan.
b) Mekanisme kerja
1. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapa:.
a. Idenifikasi sumber lapran dari manajemen rumah sakti, lain,
dokter atau tenaga kesehatan lain serta pasien dan keluarganya,
juga dapat berasal dari laporan hasil konferensi klinis dan
kematian.
b. Pemeriksaan didahulukan oleh panel disiplin profesi melalui
proses pembuktian. Tim panel dapat menggunakan keterangan
saksi ahli sesuai kebutuhan. Tim panel dapat menggunakan
keterangan saksi ahli sesuai kebutuhan. Seluruh pemeriksaan
dilakukan tertutup dan rahasia.
2. Membuat rekomendasi berdasarkan keputusan panel. Bila tenaga
kesehatan merasa keberatan terhadap keputusan maka yang
bersangkutan dapat mengajukan bukti-bukti baru yang kemudian sub
komite disiplin membetuk panel baru. Akhirnya keputusan di laporkan
kepada direksi rumah sakit melalui komite tenaga kesehatan.

11
3. Melakukan kerjasama dan koordinasi di bidang etik kepegawaian
dengan sub komite etik lain dan SDM yang berkaitan dengan etika,
perilaku dan disiplin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri.

BAB VIII
BATASAN OPERASIONAL

Batasan operasional Komite Tenaga Kesehatan Lain Rumah Sakit Universitas


Airlangga adalah:

a. Batasan pelaksanaan komite tenaga kesehatan lain hanya pada staf Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Kediri.

12
b. Komite Tenaga Kesehatan Lain melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
asuhan PPA Lain melalui audit medis (terintegrasi).

BAB IX
PELAPORAN

Dalam melaksanakan kegiatannya, Komite Tenaga Kesehatan Lain


mencatat / merekam kegiatan rumah sakit dan melakukan pelaporan dalam bentuk
laporan - laporan sebagai berikut :

13
1. Laporan Triwulan Masing-masing Sub Komite menyampaikan laporan
kinerja meliputi semua program dan kegiatan yang di lakukan setiap tiga
bulan.
2. Laporan masing-masing Ketua Sub Komite kepada Ketua Komite setiap
tiga bulan.
3. Laporan Tahunan dilakukan Komite kepada Direktur yang dilakukan
setahun dua kali. Laporan Tahunan memuat pencapaian program kerja
tahunan serta laporan pertanggungjawaban program Kerja.

BAB X
DOKUMENTASI

4. Program Kerja Komite Tenaga Kesehatan Lain


5. Panduan Kredensial Tenaga Kesehatan Lain
6. Laporan Triwulan
7. Laporan Tahunan

14
15

Anda mungkin juga menyukai