Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM KERJA

KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA


RSUD SIBUHUAN

PEMERINTAH KABUPATEN PADANG LAWAS


2023
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIBUHUAN
Jl. K.H Dewantara, Sibuhuan Kode Pos 22763,
Telp. (0636) 422041
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas selesai disusunnya
Program Kerja Komite Nakes Lainnya RSUD Sibuhuan. Pelayanan yang
profesional harus dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Lain yang kompeten agar
pelayanan medis dan pelayanan penunjang dapat dilaksanakan secara baik.
Dalam pemberian tindakan medis berupa pelayanan medis dan pelayanan
penunjang Tenaga Kesehatan Lain kompetensi dasar harus menjadi suatu
kewenangan klinis yang wajib dimiliki.
Program Kerja Komite Nakes Lainnya RSUD Sibuhuan ini dibuat untuk
dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan oleh Sub Komite
Kredensial, Sub Komite Mutu Profesi, Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi di
RSUD Sibuhuan. Diharapkan program kerja ini dapat kita laksanakan dengan
sebaik-baiknya dengan hasil yang cukup memuaskan.

Penyusun

Komite Tenaga Kesehatan Lainnya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II LATAR BELAKANG 3

BAB III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS 6

BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 7

BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 10

BAB VI SASARAN PROGRAM 13

BAB VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 14

BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN 16

BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Seiring berkembangnya teknologi dan informasi, kebutuhan akan


pelayanan dibidang kesehatan juga meningkat pesat. Tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas menjadi hal mutlak. Pelayanan
yang profesional harus dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Lain yang kompeten
agar pelayanan medis dan pelayanan penunjang dapat dilaksanakan secara
baik. Perlunya suatu sistem untuk menjamin bahwa Tenaga Kesehatan Lain
yang melaksanakan pelayanan medis memang kompeten dalam pemberian
tindakan medis. Komponen dalam kompetensi yang harus dimiliki seorang
Tenaga Kesehatan Lain meliputi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
dalam pengambilan keputusan klinis. Dalam pemberian tindakan medis berupa
pelayanan medis dan pelayanan penunjang Tenaga Kesehatan Lain kompetensi
dasar harus menjadi suatu kewenangan klinis yang wajib dimiliki.
Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan Tenaga Kesehatan
Lain di Rumah Sakit, maka Tenaga Kesehatan Lain di Rumah Sakit sebagai
pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi, etis dan peka budaya. Mutu
Tenaga Kesehatan Lain di Rumah Sakit harus selalu ditingkatkan melalui
program pengembangan profesional berkelanjutan yang disusun secara
sistematis, terarah dan terpola/ terstruktur.
Mutu Tenaga Kesehatan Lain di Rumah Sakit harus ditingkatkan secara
terus menerus sesuai dengan perkembangan masalah Kesehatan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, perubahan standar profesi, standar pelayanan serta
hasil-hasil penelitian terbaru.
RSUD Sibuhuan berusaha melakukan perbaikan dalam segala bidang
salah satunya dengan menyediakan sumber daya manusia (SDM) Tenaga
Kesehatan Lainnya di Rumah Sakit berdasarkan standar yang ditetapkan. Oleh
karena itu, Sub komite mutu Tenaga Kesehatan Lainnya di Rumah Sakit
membuat “Program kerja Tenaga Kesehatan Lainnya di Rumah Sakit” yang akan
digunakan sebagai acuan di RSUD Sibuhuan.
Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan RSUD
Sibuhuan, tidak terlepas dari peran tenaga profesional lainnya yang sebagai
pemberi pelayanan juga harus memiliki kompetensi, etik dan kepekaan terhadap
budaya kerja. Penerapaan mutu dan etik profesi tenaga kesehatan profesional
lainnya harus selalu ditingkatkan melalui program pengembangan profesional
berkelanjutan yang disusun secara sistematis, terarah, terpola dan terstruktur.
Mutu dan pelaksanaan etik profesi tenaga kesehatan profesional lainnya
harus selalu ditingkatkan secara terus menerus sesuai perkembangan masalah
kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan standar profesi, standar
pelayanan serta hasil-hasil penelitian terbaru.

1
Kemampuan dan keinginan untuk meningkatkan mutu dan etik profesi tenaga
kesehatan profesional lainnya di rumah sakit terkadang masih belum maksimal
dikarenakan tidak semua tenaga kesehatan profesional lainnya terbiasa melatih
berpikir kritis dan reflektif, beban kerja berat sehingga tidak memiliki waktu,
fasilitas-sarana terbatas, belum berkembangnya sistem pendidikan
berkelanjutan bagi tenaga kesehatan profesional lainnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya
masalah etik antara lain tingginya beban kerja tenaga kesehatan, ketidak jelasan
kewenangan klinis, menghadapi pasien dengan kompetensi yang rendah serta
pelayanan yang sudah mulai berorientasi pada bisnis. Berdasarkan hal tersebut,
penegakkan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara
terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan tenaga
kesehatan yang diberikan benar-benar menjamin keselamatan pasien.
Tenaga kesehatan profesional lain adalah tenaga kesehatan profesional
non medis dan non keperawatan yang sudah diterima sebagai mitra kerja RSUD
Sibuhuan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan
serta mempunyai kewenangan untuk melakukan pelayanan penunjang dalam
upaya kesehatan. Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu
dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga
pelayanan penunjang medis yang diberikan menjamin pasien akan aman dan
mendapat kepuasan.

2
BAB II
LATAR BELAKANG

A. SUB KOMITE KREDENSIAL


Proses Kredensial menjamin Tenaga Kesehatan Lain kompeten dalam
memberikan pelayanan medis dan pelayanan penunjang kepada pasien sesuai
dengan standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi,
dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja
Tenaga Kesehatan Lain. Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Tenaga
Kesehatan Lain merekomendasikan kepada Direktur Rumah Sakit untuk
menetapkan Penugasan Klinis yang akan diberikan kepada tenaga Tenaga
Kesehatan Lain berupa Surat Penugasan Klinis. Penugasan Klinis tersebut
berupa daftar kewenangan klinis yang diberikan oleh Direktur Rumah Sakit
kepada Tenaga Kesehatan Lain untuk melakukan tindakan medis berupa
pelayanan medis dan pelayanan penunjang dalam lingkungan Rumah Sakit
untuk satu periode tertentu.
Komite Tenaga Kesehatan Lain RSUD Sibuhuan, memiliki anggota yang
terdiri dari 8 kelompok tenaga kesehatan lain dari 14 profesi yang ada di
lingkungan RSUD Sibuhuan, yaitu :
1. Tenaga Psikologi Klinis yaitu Psikolog Klinis
2. Tenaga Kefarmasian terdiri dari Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian;
3. Tenaga Gizi (Nutrisionis);
4. Tenaga Kesehatan Masyarakat yaitu Tenaga Promosi Kesehatan;
5. Tenaga Keterapian Fisik yang terdiri dari Fisioterapis, Okupasi Terapis dan
Terapis Wicara;
6. Tenaga Keteknisian Medis terdiri dari Tenaga Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan, Terapis Gigi dan Mulut;
7. Tenaga Teknik Biomedika terdiri dari Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium
Medik, Radiografer, Elektromedis;
8. Tenaga Kesehatan Lingkungan (Sanitasi Lingkungan)

B. SUB KOMITE MUTU PROFESI


RSUD Sibuhuan sebagai instansi pemberi pelayanan dituntut untuk
memberikan pelayanan yang terbaik dengan mengutamakan keselamatan
pasien. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia khususnya Tenaga
Kesehatan Lain di Rumah Sakit yang berkualitas dan professional. Untuk
mencapai 4 hal tersebut, RSUD Sibuhuanmelalui komite Tenaga Kesehatan Lain
di Rumah Sakit membentuk Subkomite Mutu Tenaga Kesehatan Lain di Rumah
Sakit.

3
C. SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Etika profesi adalah Sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-aturan
perilaku yang diterapkan pada suatu profesi. Etika Profesi berarti perilaku yang
diharapkan bagi setiap anggota profesi untuk bertindak dengan kasitas
profesionalnya (Tabbner, 1981).Etika dalam tenaga kesehatan mempunyai
peranan penting dalam menentukan perilaku yang beretika dan dalam
pengambilan keputusan etis, apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan, atau
diizinkan dalam suatu keadaan yang diperlukan untuk membuat keputusan etis
(Potter & Perry, 2005).
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan
prinsipprinsip yang menjadi penuntun berperilaku serta membuat keputusan
untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi, yang
mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek
profesi (Donheny, Cook, Stoper, 1982). Prinsip-Prinsip Moral/Etis dalam
mengambil keputusan, tenaga kesehatan hendaknya senantiasa mendasarkan
dan mempertimbangkan pada prinsip-prinsip moral yang sifatnya universal.
Prinsip yang paling dasar adalah: "Hormat terhadap pribadi manusia". Dari
prinsip dasar inilah dikembangkan prinsip-prinsip lain yaitu : Menghargai
otonomi (Autonomy), tidak merugikan (nonmaleficence), berbuat baik
(beneficence), adil (justice), (Veracity), kerahasiaan jujur
(Privacy/Confidentiality), menjaga setia/memegang teguh janji (fidelity). Setiap
tenaga kesehatan dalam melaksanakan asuhan medis di rumah sakit harus
menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme kinerja profesional yang baik
sehingga dapat memperlihatkan kinerja profesi yang baik. Dengan kinerja
profesional yang baik tersebut pasien akan memperoleh pelayanan yang aman
dan efektif.
Dalam pelayanan, tidak jarang dijumpai kesulitan dalam pengambilan
keputusan etik sehingga diperlukan adanya suatu unit kerja yang dapat
membantu memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan etik
tersebut. Nilai etik sangat diperlukan bagi tenaga kesehatan sebagai landasan
dalam memberikan pelayanan yang manusiawi berpusat pada pasien.
Pelanggaran terhadap standar pelayanan, disiplin profesi tenaga kesehatan dan
hampir selalu dimulai dari pelanggaran nilai moral-etik yang akhirnya akan
merugikan pasien dan masyarakat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah etik antara lain:
a. Tingginya beban kerja tenaga tenaga kesehatan
b. Ketidakjelasan kewenangan klinis
c. Menghadapi keadaan pasien gawat-kritis dengan kompetensi yang rendah
d. Pelayanan yang sudah berorientasi pada bisnis

4
Kemampuan praktek yang etis hanya merupakan kemampuan yang
dipelajari pada saat masa pendidikan, belum merupakan hal yang penting
dipelajari dan diimplementasikan dalam praktek. Berdasarkan hal tersebut,
penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara
terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan tenaga
kesehatan yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan
memberikan kepuasan.

5
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

A. SUB KOMITE KREDENSIAL


1. TUJUAN UMUM
Tujuan dari proses kredensial di RSUD Sibuhuan adalah untuk
mendapatkan Tenaga Kesehatan Lain yang kompeten dan dapat
menjalankan kewenangan klinis yang diberikan sesuai dengan profesi
kesehatan masing-masing.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan medis
Tenaga Kesehatan Lain.
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat
dan lingkungan rumah sakit.
c. Memberikan perlindungan pada Tenaga Kesehatan Lain.
d. Meningkatkan loyalitas pelayanan medis Tenaga Kesehatan Lain.
e. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga.

B. SUB KOMITE MUTU PROFESI


1. TUJUAN UMUM
Memastikan mutu Tenaga Kesehatan Lain di Rumah Sakit sehingga dapat
memberikan asuhan profesi Tenaga Kesehatan Lain di Rumah Sakit yang
berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai dengan kewenangannya.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Memberikan panduan mekanisme mutu Tenaga Kesehatan Lain di
Rumah Sakit
b. Memberikan panduan bagi subkomite mutu Tenaga Kesehatan Lain di
Rumah Sakit dalam upaya meningkatkan mutu profesi
c. Memberikan panduan bagi subkomite mutu Tenaga Kesehatan Lain di
Rumah Sakit untuk melakukan audit Tenaga Kesehatan Lain di Rumah
Sakit dan merekomendasikan kebutuhan pengembangan profesional
berkelanjutan bagi Tenaga Kesehatan Lain di Rumah Sakit.

C. SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI


1. TUJUAN UMUM
Merekomendasikan pembinaan etik dan disiplin profesi.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Melindungi pasien dari pelayanan yang tidak memenuhi syarat
(unqualified) dan tidak layak (unfit/unproper) untuk melakukan
pelayanan kepada pasien.
b. Memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf medis di
rumah sakit.
6
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. SUB KOMITE KREDENSIAL


a) Kegiatan Pokok
1. Seleksi Administrasi
2. Asesmen Kompetensi
3. Pelaksanaan Kredensial
4. Penetapan SPK dan RKK
b) Rincian Kegiatan
1. Penerimaan Tenaga Kesehatan Lain
2. Pengumpulan berkas kredensial
Tenaga Kesehatan Lain yang akan kredensial mengusulkan peromohonan
kredensial kepada Direktur, Formulir Data Profil Tenaga Kesehatan lain,
Formulir Pengajuan Kredensial Tenaga Kesehatan Lain, FC Ijazah terakhir,
FC Surat Tanda Registrasi (STR), Uraian tugas, FC Serttifikat pelatihan
teknis, FC Surat Izin Praktek (SIP), logbook, Rekapan penilaian kinerja dan
Pernyataan Kondisi Kesehatan Pemohon Kredensial.
3. Assesmen Kompetensi Melakukan assesmen kewenangan klinis dengan
metode yang telah disepakati.
4. Laporan Hasil Kredensial Memberikan laporan hasil kredensial sebagai
bahan rekomendasi memperoleh Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian
Kewenangan Klinis (RKK) dari Direktur Rumah Sakit.

B. SUB KOMITE MUTU PROFESI


Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan subkomite mutu Tenaga
Kesehatan Lain di Rumah Sakit :
a. Menyusun data dasar profil tenaga Tenaga Kesehatan Lain di Rumah Sakit
sesuai area kerja. Data dasar profil Tenaga Kesehatan Lainnya terdiri atas
ijazah, verifikasi ijazah, STR, SIP, uraian tugas, EKTKL, SPK dan RKK, dan
sertifikat pelatihan.
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan professional
berkelanjutan Tenaga Kesehatan Lain di Rumah Sakit Berdasarkan hasil
audit yang telah di evaluasi, maka ditetapkan perencanaan
pengembangan profesi tenaga lainnya yang selanjutnya dijadikan
rekomendasi untuk perencanaan pengembangan profesi dengan
pendidikan atau pelatihan.
c. Melakukan audit asuhan Tenaga Kesehatan Lain di Rumah Sakit
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.

7
C. SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan Sub Komite Etik dan Disiplin :
1. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga-tenaga kesehatan
profesional selain dokter atau perawat
2. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga-tenaga kesehatan
profesional selain dokter dan perawat Pembinaan profesionalisme
merupakan bagian penting dari tahapan sosialisasi profesionalisme
tenaga kesehatan lainnya untuk mencapai profesionalisme. Beberapa hal
terkait pembinaan profesionalisme untuk meminimalisasi masalah-
masalah pelanggaran disiplin dan masalahmasalah etik dalam pelayanan
asuhan penunjang medis dan pelaksanaan tugas lainya antara lain:
a. Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam
pelaksanaan praktik tenaga kesehatan sehari-hari.
b. Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan
metode serta evaluasi.
c. Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya,
seminar, workshop, refleksi diskusi kasus dan lain-lain disesuaikan
dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia bekerjasama
dengan Sub Mutu dan Sub Kredensial.
d. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan bidang penunjang medis,
diklat dan kelompok fungsional tenaga kesehatan lainnya untuk
melakukan pembinaan
e. Membuat laporan dan evaluasi dari hasil kegiatan pembinaan
profesioalisme tenaga profesional lainnya
3. Rekomendasi penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah
etik dalam kehidupan profesi dan pelayanan
a. Melakukan identifikasi sumber laporan dari manajemen rumah sakit,
dokter atau tenaga kesehatan lain serta pasien dan keluarganya, juga
dapat berasal dari laporan hasil konferensi atau audit klinis dan
kematian.
b. Melakukan pemeriksaan didahulukan oleh Tim/ Panel disiplin profesi
melalui proses pembuktian.
c. Bekerjasama dengan tim/ panel tertentu dapat menggunakan
keterangan saksi ahli sesuai kebutuhan, seluruh pemeriksaan
dilakukan tertutup dan rahasia.
d. Keputusan panel dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Bila tenaga
kesehatan merasa keberatan terhadap keputusan maka yang
bersangkutan dapat mengajukan bukti-bukti baru yang kemudian sub
komite disiplin membetuk panel baru. Akhirnya keputusan dilaporkan
kepada direktur rumah sakit melalui komite tenaga kesehatan lain dan
tenaga non medis.

8
e. Laporan dan evaluasi dari hasil kegiatan penegakkan disiplin etik
profesi tenaga kesehatan profesional lainnya.
4. Rekomendasi pencabutan kewenangan klinis dan memberikan
pertimbangan dalam mengambil keputusan etis
a. Memberikan tindakan disiplin etik profesi tenaga kesehatan lainnya
berupa :
1. Teguran
2. Peringatan tertulis
3. Pembatasan sampai pencabutan wewenang klinis sementara atau
selamanya, serta bekerja dibawah supervisi dari penunjang medis
yang memiliki kewenangan
b. Memberikan keputusan tindakan disiplin etik profesi untuk
dilaksanakan, keputusan sub komite etik profesi kemudian
diserahkan kepada pemimpin/ direktur rumah sakit dalam bentuk
rekomendasi komite tenaga kesehatan lainnya dan tenaga non medis
untuk selanjutnya disampaikan kepada bagian penunjang medis oleh
pemimpin/ direktur RS untuk dilaksanakan dan ditegakkan.

9
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

A. SUB KOMITE KREDENSIAL


Sub Komite Kredensial Tenaga Kesehatan Lain memiliki tugas utama untuk
melaksanakan kegiatan kredensial, adapun tata laksana proses kredensial,
yaitu:
1. Portofolio Portofolio adalah deskripsi diri Tenaga Kesehatan Lain yang tidak
hanya sekedar kumpulan curriculum vitae tetapi juga menggambarkan
tentang kompetensi klinis dan pencapaian klinis. Portofolio disertai dengan
kelengkapan dokumen yang meliputi:
a. Permohonan kredensial kepada Direktur,
b. Formulir Data Profil Tenaga Kesehatan lain,
c. Formulir Pengajuan Kredensial Tenaga Kesehatan Lain,
d. FC Ijazah terakhir,
e. FC Surat Tanda Registrasi (STR),
f. Uraian tugas,
g. FC Serttifikat pelatihan teknis,
h. FC Surat Izin Praktek (SIP),
i. Logbook,
j. Rekapan penilaian kinerja,
k. Sertifikasi seminar/workshop/pelatihan/pendidikan/penelitian,
l. Pernyataan Kondisi Kesehatan Pemohon Kredensial.
2. Verifikasi Berkas Melakukan verifikasi kelengkapan dokumen yang meliputi
kelengkapan berkas data diri dan lampiran pendukung kredensial.
3. Proses Kredensial Setelah dilakukan verifikasi terhadap kelengkapan
dokumen, Komite Tenaga Kesehatan Lain menyiapkan Mitra Bestari yang
dapat diambil dari internal atau eksternal rumah sakit dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Mitra Bestari melakukan kredensial dengan telaah dokumen
bukti untuk setiap kewenangan klinis yang diminta sesuai dengan bukti
logbook pencapaian keterampilan klinis sangat membantu sebagai dasar
pengambilankeputusan dari mitra bestari. Jika dirasa perlu maka mitra
bestari akan melakukan wawancara. Mitra Bestari akan merekomendasikan
kesimpulan yang terdiri dari tiga komponen yaitu Kompeten, Kompeten
dengan supervisi dan belum kompeten. Jika Tenaga Kesehatan Lain yang
mengajukan kredensial dinilai belum kompeten maka tim kredensial harus
memberikan masukan terhadap kekurangan dan tindaklanjut pembinaan dan
pengembangan agar Tenaga Kesehatan Lain yang bersangkutan mendapatkan
kewenangan klinis. Bagi staf yang belum kompeten diberikan waktu untuk
kembali memperbaiki ketrampilan klinisnya dengan pembimbingan dan dapat
mengajukan kredensial kembali apabila kompetensinya sudah tercapai.

10
4. Rekomendasi Kewenangan Klinis Rekomendasi kewenangan klinis merupakan
rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komite Tenaga Kesehatan lain sebagai
hasil kesimpulan dari asesmen tim dan mitra bestari. Rekomendasi
kewenangan klinis ditujukan kepada Direktur rumah sakit sebagai dasar
pemberian Surat Penugasan Klinis yang dikeluarkan oleh direktur rumah
sakit kepada Tenaga Kesehatan lain untuk melakukan Pelayanan Medis dan
Pelayanan Penunjang berdasarkan kewenangan klinis.

B. SUB KOMITE MUTU PROFESI


Mekanisme kerja untuk melaksanakan tugas subkomite mutu Tenaga
Kesehatan Lain, maka ditetapkan mekanisme sebagai berikut:
1. Koordinasi dengan bidang Tenaga Kesehatan Lain untuk memperoleh data
dasar tentang profil Tenaga Kesehatan Lain di Rumah Sakit sesuai dengan
area praktiknya berdasarkan jenjang karir
2. Mengidentifikasi terkait kompetensi yang berasal dari data subkomite
kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
perubahan standar profesi. Hal tersebut menjadi dasar perencanaan
CPD/Pengembangan professional berkelanjutan.
3. Merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit yang berwenang
4. Koordinasi dengan praktisi Tenaga Kesehatan Lain di rumah sakit dalam
memfasilitasi pendampingan sesuai kebutuhan
5. Melakukan audit Tenaga Kesehatan Lain di rumah sakit dengan cara :
a) Pemilihan topik yang akan dilakukan audit
b) Penetapan standar dan kriteria
c) Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit
d) Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan
e) Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria
f) Menerapkan perbaikan
g) Rencana reaudit
6. Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada ketua
komite Tenaga Kesehatan Lain di rumah sakit.

C. SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI


Pemantauan etika dan disiplin tenaga kesehatan dilakukan dengan metode
telusur dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Menyiapkan dokumen yang diperlukan, antara lain surat, jadwal telusur
serta perangkat pemantauan
b. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti kamera, alat tulis, dan
lain-lain

11
2. Pelaksanaan
a. Mendatangi penanggung jawab unit kerja terkait telusur
b. Melakukan pemantauan sesuai dengan perangkat yang telah dibuat
c. Meminta data, dokumen, dan/atau informasi yang telah diperoleh
3. Pelaporan
a. Menyiapkan bahan penyusunan laporan
b. Menyusun laporan dan/atau rekomendasi pemantauan
c. Menyampaikan laporan dan/atau rekomendasi kepada unit kerja Setiap
kegiatan pemantauan etika dan disiplin tenaga kesehatan harus
menghasilkan laporan yang didalamnya berisi simpulan hasil
pemantauan dan menyebutkan dengan jelas pihak-pihak yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan tindak lanjut. Pernyataan terkait
tindak lanjut hanya diberikan apabila terdapat temuan dugaan
pelanggaran etik dan disiplin pada saat pelaksanaan
pemantauan.Temuan dugaan pelanggaran dalam kegiatan pemantauan
terhadap kepatuhan etika dan disiplin, harus disampaikan kepada kepala
unit kerja yang bersangkutan. Rekomendasi pemberian tindakan disiplin
tenaga kesehatandapat diberikan dalam bentuk :
1) Peringatan tertulis untuk tenaga kesehatan
2) Limitasi (reduksi) kewenangan klinis (clinical privilege) tenaga
kesehatan
3) Pemberian kewenangan dibawah supervisi untuk periode tertentu, atau
Pencabutan penugasan klinis tenaga kesehatan untuk periode tertentu
dan atau pengakhiran penugasan klinis.

12
BAB VI
SASARAN

A. SUB KOMITE KREDENSIAL


1. Menjaga profesionalisme dan kompetensi tersertifikasi untuk Profesi Tenaga
Kesehatan Lain.
2. Meningkatkan mutu Tenaga kesehatan Lain dalam keselamatan pasien.
3. Menjamin kemampuan dalam pengambilan keputusan klinis
4. Memberikan lisensi kewenangan klinis sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan diri dalam hal pengambilan keputusan.
5. Penjaminan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas Tenaga Kesehatan Lain
sesuai dengan profesi masing-masing.

B. SUB KOMITE MUTU PROFESI


Semua Tenaga Kesehatan Lain di RSUD Sibuhuan yang terdiri dari 13 profesi
dengan jumlah tenaga sebanyak 75 orang. Adapun rincian jumlah Tenaga
Kesehatan Lain di RSUD Sibuhuan sebagai berikut :
No Profesi Jumlah No Profesi Jumlah
1 Farmasi (Apoteker & : 26 6 Elektromedik : 2
Kefarmasian)
2 Nutrisions : 20 7 Perekam Medis : 10
3 Fisioterapi : 4 8 Sanitasi Lingkungan : 6
4 Terapi Wicara : 2 9 Terapis Gigi dan : 7
Mulut
5 Analis Kesehatan : 8 10 Radiografer : 5
: :
Total Keseluruhan : 90 orang

C. SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI


1. Direktur
2. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
3. Seluruh staf dan karyawan RSUD Sibuhuan

13
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. SUB KOMITE KREDENSIAL


No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Mengisi permohonan X X
memperoleh kewenangan
klinis
2 Pengumpulan berkas X X
3 Verifikasi berkas X X
4 Menyiapkan Mitra Bestari X X X
5 Melakukan Kredensial X X X
6 Rapat menentukan Rincian X X
Kewenangan Klinis bagi
setiap Tenaga Kesehatan Lain
7 Laporan Hasil Kredensial X X X
kepada Direktur Rumah Sakit
oleh Komite Tenaga
Kesehatan Lain
8 Penerbitan Surat Penugasan X X
Klinis dan Rincian
Kewenangan Klinis

B. SUB KOMITE MUTU PROFESI


No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Memperoleh data dasar X X
tentang profil Tenaga
Kesehatan Lain di Rumah
Sakit
2 Merencanakan kegiatan X X
pengembangan professional
berkelanjutan untuk profesi
Tenaga Kesehatan Lain di
rumah sakit
3 Merekomendasikan X X X
perencanaan kegiatan
pengembangan professional
berkelanjutan

14
4 Koordinasi dengan praktisi X X X X X X X
Tenaga Kesehatan Lain di
rumah sakit dalam
memfasilitasi pendampingan
sesuai kebutuhan
5 Melakukan audit Tenaga X X X X X X
Kesehatan Lain di rumah
sakit
6 Menyusun laporan kegiatan X
subkomite untuk
disampaikan kepada ketua
komite Tenaga Kesehatan
Lain di rumah sakit

C. SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI


No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melakukan sosialisasi kode
etik profesi tenagatenaga
kesehatan profesional selain
dokter atau perawat
2 Melakukan pembinaan etik
dan disiplin profesi tenaga-
tenaga kesehatan profesional
selain dokter dan perawat
3 Pemantauan etika dan
disiplin tenaga kesehatan
4 Rekomendasi penyelesaian
masalah pelanggaran disiplin Jika terjadi
dan masalah etik dalam pelanggaran etik dan
kehidupan profesi dan disiplin
pelayanan

15
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

A. SUB KOMITE KREDENSIAL


1. Evaluasi
Kegiatan kredensial ini akan dilaksanakan setahun sekali dengan hasil:
1) Input
a. Kebijakan SDM,
b. Pedoman Manajemen SDM,
c. Panduan Kredensial,
d. SPO Kredensial,
e. Komite Tenaga Kesehatan Lain.
2) Proses
a. Perencanaan,
b. Pengorganisasian,
c. Pelaksanaan,
d. Monitoring,
e. Evaluasi.
3) Output
a. Adanya Surat Penugasan Klinis untuk seluruh Tenaga Kesehatan Lain
di RSUD Sibuhuan .
b. Adanya Rincian Kewenangan Klinis untuk seluruh Tenaga Kesehatan
Lain di RSUD Sibuhuan .
2. Pelaporan
Hasil kredensial akan dipegang oleh Komite Tenaga Kesehatan Lain, Surat
Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan Klinis (RKK) akan dicopy 3
untuk pengarsipan yang akan disimpan dalam personal file karyawan yang
berada di SDM, Unit dan Komite.

B. SUB KOMITE MUTU PROFESI


Hasil pelaksanaan kegiatan dilaporkan kepada komite Tenaga Kesehatan Lain di
rumah sakit dan diteruskan kepada direktur.

C. SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI


Pelaksanaan kegiatan dan pelaporan program Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
akan dieavaluasi. Hasil evaluasi dilaporkan kepada Direktur dan diteruskan
kepada Manajer Pelayanan Penunjang Medik :

16
No Kegiatan Evaluasi Waktu Yang Pelaporan
Mengevaluasi
1 Form telusur dari masing – Setiap PJ Profesi yang Ketua Sub
masing profesi bulan bertanggung Komite
jawab
2 Laporan evaluasi dari sub 6 bulan Ketua Sub Ketua
komite etika dan disiplin Komite Komite

17
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

A. Sub Komite Kredensial dan Sub Komite Mutu Profesi melakukan pencatatan
dan pelaporan serta evaluasi hasil kegiatan.
B. Semua kegiatan Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi Tenaga Kesehatan Lain
dicatat dan didokumentasikan untuk dijadikan bahan pelaporan. Untuk
pelaksanaan kegiatan sub komite etik didokumentasikan dalam bentuk :
1. Formulir Telusur Pemantauan Etika dan Disiplin tenaga non medis
2. RKA seminar, workshop, pelatihan tenaga kesehatan profesional lainnya
3. Laporan hasil seminar, workshop, pelatihan tenaga kesehatan
professional lainnya
4. Rekap kritik dan saran untuk tenaga kesehatan profesional lainnya
C. Contoh bentuk serta isi laporan yang digunakan dalam pelaksanaan
pemantauan etika dan disiplin tenaga kesehatan dapat dilihat dalam
lampiran.

Sibuhuan, Januari 2023

Disusun oleh, Ditetapkan oleh,

Winda Sari Hasibuan, A.Md.Ftr dr. Elni Rubianty Daulay


Ketua Komite Staf Klinis Lainnya Direktur RSUD Sibuhuan

18

Anda mungkin juga menyukai