Anda di halaman 1dari 13

BAB IPENDAHULUANA.

LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunannasional yang bertujuan meningkatkan


kesadaran, kemauan dankemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajatkesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Kesehatan sebagaiinvestasi bangsa dan kesehatan menjadi titik
sentral pembangunannasional. Cita- cita bangsa indonesia sebagaimana tercantum
dalamPembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenapBangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsadan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umumharus
diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan secaramenyeluruh dan terpadu yang didukung oleh
suatu sistemkesehatan.Di Era globalisasi ini perkembangan dan peningkatanpengetahuan teknologi
sangatlah pesat termasuk tuntutanmasyarakat akan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
dimanadimasa lalu pelayanan kesehatan sangatlah sederhana, sering kurangefektif. Pada saat ini
pelayanan kesehatan sangatlah komplek, lebihefektif namun apabila pemberi pelayanan kurang hati
– hati dapatberpotensi terjadinya kesalahan, akibatnya tuntutan terhadap profesimaupun Rumah
Sakit semakin meningkat terutama terhadaptindakan pelayanan kesehatan yang berakhir. Dengan
kecacatan ataukematian, untuk itu baik tenaga profesi maupun non profesi yangberkecimpung di
bidang pelayanan, harus segera merespon keadaantersebut dengan berbagai cara yang berkaitan
dengan tugas masing-masing. Hal ini sangat penting mengingat pelayanan yang diberikanmeliputi
aspek legal, etis, psikologi/ sosial, finansial dan budaya.

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

Iklan

Kondisi tersebut dapat di cegah dengan upaya intensif meningkatkan profesionalisme dan mutu
manajemen di fasilitaskesehatan, bekerja secara profoseional akan melindungi masyarakatatas
haknya untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu sertamelindungi tenaga kesehatan itu sendiri
dari tuntutan hukum akibatmedical error dan malpraktek. Tenaga kesehatan lain memegang
peranan penting setelahdokter, perawat dan bindan. Tenaga kesehatan profesional lainnya(Perekam
medis, penata anestesi, farmasi, gizi, fisioterapis, terapiwicara, terapi okupasi, laboratorium,
radiologi, bank darah,elektromedis, dan kesehatan lingkungan) merupakan tenagaprofesional yang
spesifik memberikan pelayanan langsung kepadamasyarakat dan mereka adalah tenaga kesehatan
spesialistik nonmedis yang harus mendapat kepastian perlindungan hukum dankesejahteraan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kesewenang – wenangan dari pihak yang tidak bertanggung jawab,
juga untukmelindungi tenaga kesehatan tersebut dari gugatan hukum baikpidana maupun
perdata.Kualitas pelayanan dapat dicapai dengan landasan komitmen yang kuat dari seluruh
pemberi pelayanan dengan berbasis pada etikdan moral yang tinggi, pemahaman yang mendalami
tentang etikadan moral serta penerapannya di dalam kegiatan pelayanan menjadibagian yang sangat
penting dan mendasar dalam memberikanpelayanan di mana nilai-nilai hak dan kewajiban pasien
selalumenjadi pertimbangan dan dihormati.

B.TUJUAN1.Tujuan Umum

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

2
Sebagai pedoman Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnyadi Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bandung.

2.Tujuan Khusus

a.Melaksanakan Kegiatan Sub Komite Kredensialb.Melaksanakan Kegiatan Sub Komite Mutu


Profesic.Melaksanakan Kegiatan Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi

C.SASARAN

Sasaran panduan Komite Tenaga Kesehatan ProfesionalLainnya adalah seluruh tenaga kesehatan
profesi masing – masinglainnya di lingkungan RSUD Kota Bandung yaitu : 1. Farmasi2. Bank darah3.
Elektromedis4. Fisioterapis, terapi wicara, terapi okupasi5. Gizi6. Kesehatan lingkungan7.
Laboratorium8. Perekam medis9. Penata anestesi10.Radiologi

D.RUANG LINGKUP

1.Sub Komite Kredensial2.Sub Komite Mutu Profesi3.Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi

E.DASAR HUKUM

1.Undang-undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang PraktikKedokteran;2.Undang-undang RI Nomor


25 Tahun 2009 tentang PelayananPublik;3.Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;4.Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;5.Undang-undang Nomor
36 Tahun 2014 tentang TenagaKesehatan;6.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889 / MenKes /
Per /V / 2011 tentang registrasi, izin praktik dan izin kerja tenaga

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

Iklan

Kefarmasian;7.Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentangPedoman Teknis


Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah;8.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 31 Tahun
2013tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Penata Anestesi;9.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
26 Tahun 2013tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;10.Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 80 Tahun 2013tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik
Fisioterapis;11.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 65 Tahun 2015tentang Standar Pelayanan
Fisioterapis;12.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 24 Tahun 2013tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan dan Praktik TerapisWicara;13.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 81 Tahun
2014tentang Standar Pelayanan Terapi Wicara;14.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 23 Tahun
2013tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik TerapisOkupasi;15.Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 76 Tahun 2014tentang Standar Pelayanan Terapi Okupasi;16.Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 42 Tahun 2015tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Ahli
TeknologiLaboratorium Kesehatan;17.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 81 Tahun
2013tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Radiografer;18.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45
Tahun 2015tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Elektromedis;19.Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 1204 Tahun 2004tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.20.Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Standar Kompetensi
Manajerial JabatanFungsional Apoteker;21.Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi PerekamMedis dan Informasi
Kesehatan;22.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 55 Tahun 2013tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Perekam Medis;

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

23.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 573 Tahun 2008tentang Standar Profesi Asisten
Farmasi;24.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 370 Tahun 2007tentang Standar Profesi Ahli
Teknologi LaboratoriumKesehatan;25.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 371 Tahun
2007tentang Standar Profesi Teknisi Elektromedis;26.Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16
Tahun 2007tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah SakitUmum Daerah Kota
Bandung.27.Keputusan Walikota Bandung Nomor 445/Kep.868-RSUD/2010 tentang Penetapan
Rumah Sakit Umum DaerahKota Bandung untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuanganpada
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD);

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

Iklan

BAB IIKOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYAA.PENGERTIAN

Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya adalah wadahnon struktural / non medis yang terdiri
dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis
kepadapimpinan Rumah Sakit dalam rangka peningkatan danpengembangan mutu pelayanan
kesehatan. Komite Tenaga KesehatanProfesional Lainnya mempunyai fungsi utama
mempertahankan danmeningkatkan profesionalisme, sehingga pelayanan non medis
nonkeperawatan kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuaistandar dan evidence based
sesuai kode etik profesi tenaga kesehatanprofesional lainnya yang kompeten dengan kewenangan
yang jelassesuai bidangnya masing-masing.Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya
merupakan bagian dariorganisasi Rumah Sakit yang bertujuan untuk menghimpun,merumuskan dan
mengkomunikasikan pendapat dan ide-ide tenagakesehatan profesional lainnya ( Perekam medis,
penata anestesi,farmasi, gizi, fisioterapis, terapi wicara, terapi okupasi, laboratorium,radiologi, bank
darah, elektromedis, dan kesehatan lingkungan)

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

sehingga memungkinkan penggunaan gabungan pengetahuan( Knowledge ), keterampilan ( Skill )


dan sikap ( Attitude ) dari profesitenaga kesehatan profesional lainnya.

B.VISI DAN MISI RUMAH SAKIT1.Visi

Terwujudnya Rumah Sakit Yang Berkualitas dan Nyaman.


2.Misi

Melakukan Upaya Pelayanan Lanjutan Yang Berkualitas KepadaMasyarakat.

C.VISI DAN MISI KOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA1.Visi

Mewujudkan tenaga kesehatan profesional lainnya yang berperanaktif dalam pelayanan kesehatan
sejajar dengan profesi lainnya.

2.Misi

a.Terciptanya standarisasi pelayanan tenaga kesehatanprofesioanal lainnya.b.Terciptanya


dokumentasi pelayanan kesehatan profesional dimasing-masing profesi.c.Terciptanya standar
prosedur operasional (SPO) dan standarpelayanan minimal masing-masing profesi.

D.STRUKTUR ORGANISASI KOMITE TENAGA KESEHATANPROFESIONAL LAINNYA

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUD Kota BandungNomor : 007/3074.B-RSUD/2015,


Struktur Organisasi terdiri dariKetua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Sub Komite Kredensial,Sub
Komite Mutu Profesi, Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi(Struktur Organisasi terlampir).

1.Tugas dan Tanggung Jawab Ketua Komite Tenaga KesehatanProfesional Lainnya :

a.Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam halKomite Tenaga Kesehatan Profesional
Lainnya ( Non Medis danNon Keperawatan) dilingkungan RSUD Kota Bandung.b.Persiapan dan
pelaksanaan Komite Tenaga KesehatanProfesional Lainnya ( Non Medis dan Non Keperawatan)

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

Iklan

c.Menyelenggarakan rapat-rapat internal dengan seluruh anggotapanitiad.Melakukan pemantauan


kegiatan pada Sub Komite Kredensial,Sub Komite Mutu Profesi dan Sub Komite Etik dan
DisiplinProfesie.Menganalisa serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Komite Tenaga Kesehatan
Profesional Lainnya ( Non Medis dan NonKeperawatan) Tugas dan Tanggung Jawab Sub Komite

2.Tugas dan Tanggung Jawab Wakil Ketua Komitea.

Membantu Ketua Komite melakukan koordinasi dengan pihak -pihak terkait dalam hal Komite
Tenaga Kesehatan ProfesionalLainnya ( Non Medis dan Non Keperawatan) dilingkungan RSUDKota
Bandung

b.

Membantu Ketua Komite dalam hal persiapan dan pelaksanaankegiatan Komite Tenaga Kesehatan
Profesional Lainnya ( NonMedis dan Non Keperawatan)

c.

Membantu Ketua Komite menyelenggarakan rapat-rapat internaldengan seluruh anggota panitia

d.
Membantu Ketua Komite melakukan pemantauan kegiatan padaSub Komite Kredensial, Sub Komite
Mutu Profesi dan SubKomite Etik dan Disiplin Profesi

e.

Membantu Ketua Komite menganalisa serta mengevaluasipelaksanaan kegiatan Komite Tenaga


Kesehatan ProfesionalLainnya ( Non Medis dan Non Keperawatan)

3.Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Komite

a.Membuat program kerja Komite Tenaga Kesehatan ProfesionalLainnya ( Non Medis dan Non
Keperawatan)b.Menyiapkan rencana kegiatan dalam pelaksanaan kegiatansarana dan prasarana
pelaksanaan kegiatanc.Menyiapkan dan mengirim surat kegiatan d.Mengumpulkan daftar hadir,
pengadaan konsumsi kegiatan dannotulen rapat

4.Tugas dan Tanggung Jawab Bendahara Komite

a.Mengelola keuangan Komite Tenaga Kesehatan ProfesionalLainnyab.Membuat Laporan Keuangan


Komite Tenaga KesehatanProfesional Lainnya

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

c.Bertanggung Jawab kepada Ketua Komite Tenaga KesehatanProfesional Lainnya

5.Tugas dan Tanggung Jawab Sub Komite Kredensial

a.Menyusun daftar rincian kewenanan teknisb.Melakukan verifikasi persyaratan


Kredensialc.Merekomendasikan kewenangan teknisd.Merekomendasikan pemulihan kewenangan
teknise.Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yangditetapkan

6.Tugas dan Tanggung Jawab Sub Komite Mutu Profesi

a.Menyusun data dasar profil tenaga kesehatan profesionallainnya ( Non Medis dan Non
Keperawatan) sesuai area praktikb.Merekomendasikan perencanaan pengembangan
profesionalberkelanjutan tenaga kesehatan profesional lainnya ( Non Medisdan Non
Keperawatan)c.Melakukan audit tenaga kesehatan profesional lainnya ( NonMedis dan Non
Keperawatan)

7.Tugas dan Tanggung Jawab Sub Komite Etik dan DisiplinProfesional

a.Melakukan sosialisasi kode etik tenaga kesehatan profesionallainnya ( Non Medis dan Non
Keperawatan)b.Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenagakesehatan profesional lainnya
( Non Medis dan NonKeperawatan)c.Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran
disiplindan masalah etik dalam kehidupan profesi

BAB IIISUB KOMITE KREDENSIAL A.Pengertian

Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga kesehatanprefesional lainnya untuk menentukan
kelayakan pemberiankewenangan klinis / teknis.

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

9
Iklan

Rekredensial

adalah proses

Reevaluasi

terhadap tenaga kesehatanprefesional lainnya yang telah memiliki kewenagan klinis / teknis
untukmenentukan kelayakan pemberian kewenangan tersebut. Proses kredensial menjamin tenaga
kesehatan profesional lainnyakompeten dalam memberikan pelayanan keteknisian medis
kepadapasien sesuai dengan standar profesi, proses kredensial mencakuptahapan

review

verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yangberhubungan dengan kinerja tenaga


keteknisian medis.Berdasarkan hasil proses kredensial, komite tenaga kesehatanprofesional lainnya
merekomendasikan kepada direktur rumah sakituntuk menetapkan penugasan klinis / teknis yang
akan diberikankepada tenaga kesehatan prefesional lainnya berupa surat penugasanklinis / teknis.
Penugasan klinis / teknis tersebut berupa daftarkewenangan klinis / teknis yang diberikan oleh
direktur rumah sakitkepada tenaga kesehatan profesioal lainnya untuk melakukanketeknisian medis
dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periodetertentu.

B.Tujuan

1.Memberi kejelasan kewenangan klinis/ teknis bagi setiap tenagakesehatan prefesional


lainnya.2.Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenagakesehatan prefesional
lainnya yang memberikan memiliki kompetensidan kewenangan klinis / teknis yang
jelas.3.Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga kesehatan profesionallainnya yang berada di
semua level pelayanan

C.Tugas

1.Menyusun daftar rincian Kewenangan klinis / teknis2.Melakukan verifikasi persyaratan


kredensial3.Merekomendasikan kewenangan klinis / teknis4.Merekomendasikan pemilihan
kewengan klinis / teknis 5.Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan

D.Kewenangan

Sub komite kredensial mempunyai kewenangan memberikanrekomendasi rincian kewenangan


klinis / teknis untuk memperolehsurat penugasan.

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

10

E.Mekanisme kerja

1.Mempersiapkan Kewenangan klinis / teknis mencakup kompetensisesuai area praktik yang


ditetapkan oleh rumah sakit.2.Menyusun kewenangan klinis / teknis dengan kriteria sesuaidengan
persyaratan Kredensial dimaksud.3.Melakukan asessment Kewenangan klinis / teknis dengan
berbagaimetode yang disepakati.4.Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan
rekomendasimemperoleh penugasan klinis / teknis dari Kepala / DirekturRumah Sakit.5.Memberikan
rekomendasi Kewenangan klinis / teknis untukmemperoleh Penugasan klinis / teknis dari
Kepala/DirekturRumah Sakit dengan cara :a.Tenaga kesehatan profesional lainnya mengajukan
permohonanuntuk memperoleh Kewenangan klinis / teknis kepada KetuaKomite Tenaga Kesehatan
Profesional Lainnya.b.Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnyamenugaskan sub Komite
Kredensial untuk melakukan prosesKredensial (dapat dilakukan individu atau kelompok).c.Sub
komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi denganberbagai metode : porto polio.d.Sub komite
memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahanrapat menentukan Kewenangan klinis / teknis
bagi setiaptenaga kesehatan profesional lainnya.e.Penilaian Kredensial untuk pelaksana klinis /
teknis di unitkerja masing-masing profesi dilakukan oleh ketua komitekredensial didampingi ketua
unit kerja masing-masing profesi.f.Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya, Ketua
subkomite kredensial dan Kepala Unit kerja profesi masing-masinguntuk kredensialnya dilakukan
oleh atasan langsungdidampingi oleh ketua sub. g.Untuk Setiap Tenaga kesehatan profesional
lainnya yang baru /magang perlu dilaksanakan kredensial.6.Melakukan pembinaan dan pemilihan
Kewenangan klinis / teknissecara berkala.7.Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu
yangditetapkan.

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

11

Scribd

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

F.Ruang Lingkup.

1.Memberikan kejelasan kewenangan klinis / teknis bagi setiap tenagakesehatan prosional


lainnya.2.Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenagakesehatan profesional
lainnya yang memberikan pelayanan memilikikompetensi dan kewenangan klinis / teknis yang
jelas.3.Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga kesehatan profesionallainnya yang berada di
semua level pelayanan.

G.Tata Laksana

1.DOKUMEN/INSTRUMEN KREDENSIAL & RE-KREDENSIAL TENAGA KERSEHATANPROFESIONAL


LAINNYA RUMAH SAKIT a.Uraian Tugas Tenaga Kesehatan Profesional lainnyab.Dokumen Rincian
kewenangan klinis / teknisc.Log Bookd.Dokumen Training Recorde.Form Pelaksanaan
Kredensial1)Permohonan Kredensial Kepada Ketua Komite KesehatanProfesional Lainnya sesuai
Rincian Kewenangan klinis /teknis2)Proses Kredensialing 3)Hasil Kredensialing
à

Daftar Kewenangan klinis / teknis2.LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN URAIAN


TUGASIDENTIFIKASI :a.Pekerjaan / Uraian Kompetensi b.Kewenangan pekerjaan tenaga kesehatan
profesional lainnyadiarea praktekc.Unit kompetensi berdasarkan kelompok pekerjaan

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

12

d.SPO berdasarkan unit kompetensi e.Kompetensi berdasarkan pelayanan mandiri dan kolaborasi

BAB IVSUB KOMITE MUTU PROFESIA.PENGERTIAN

Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasienditingkatkan mendekati hasil yang
diharapkan dengan mengurangifaktor-faktor yang tidak diinginkan. (JCAHO,19930) Tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalambidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilanmelalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentumemerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. (Undang – undang Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan)Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan
yang dapatmemuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuaidengan tingkat
kepuasaan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuaidengan standar dan kode etik profesi. (Azrul
Azwar, 1996)Adapun pelayanan kesehatan yang dimaksud pada Tenaga Kesehatan

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

13

Iklan

Profesional Lainnya meliputi :A.Perekam medisB.Penata


anestesiC.FarmasiD.GiziE.FisioterapisF.Terapis wicaraG.Terapis okupasiH.LaboratoriumI.Radiologi
J.Bank darahK.ElektromedisL.Kesehatan lingkungan

B.TUJUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA1.

Peningkatan kemampuan dan mutu pelayanan tenaga kesehatanlainnya.Upaya ini melalui


pengembangan dan pemantapan keilmuansesuai dengan masing-masing profesi tenaga kesehatan
lainnya. 2. Penetapan dan penerapan berbagai standar dan pedoman. Yaitu dengan memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi terkini dan standar internasional.3. Peningkatan
mutu sumber daya manusia. Upaya ini diarahkan pada peningkatan profesionalisme
mencakupkompetensi, moral dan etika. Dengan menyelenggarakan ataumengikusertakan Tenaga
Kesehatan Profesional Lainnya untukmengikuti seminar,

workshop,

in house training

, dan pendidikanberkelanjutan.4. Peningkatan kerjasama dan koordinasiYang dilakukan antar


berbagai pihak yang berkepentingan dalampeningkatan mutu pelayanan kesehatan.
C.TUGAS SUB KOMITE MUTU PROFESI KOMITE TENAGAKESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

14

1.Menyusun dan

review

standar asuhan petugas / tenaga kesehatanprofessional lainnya2.Menyusun pedoman mutu


pelayanan petugas/ tenaga ksehatanprofessional lainnya3.Menyusun pedoman pola ketenagaan
tenaga kesehatanprofessional lainnya4.Menyusun instrument evaluasi kinerja klinik petugas/
tenagakesehatan professional lainnya dan pelaksanaanya.5.Menyusun indikator mutu pelayanan
petugas / tenga kesehatanprofessional lainnya sesuai area praktek6.Menyusun pedoman
manajemen pembimbing mahasiswa praktek7.Mengembangkan SDM Petugas/ Tenaga Kesehatan
ProfesionalLainnya8.Mengorientasi pegawai baru

D.KEWENANGAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA

Sub Komite Mutu Tenaga Kesehatan Profesional Lainnyamempunyai kewenangan memberikan


rekomendasi tindak lanjutpetugas / tenaga kesehatan profesional lainnya berkelanjutan
sertapendampingan .

E.MEKANISME KERJA DAN RUANG LINGKUP SUB KOMITE MUTU PROFESI KOMITE TENAGA
KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA1.Mekanisme

Untuk melaksanakan tugas sub komite mutu tenaga kesehatanprofesional lainnya, maka ditetapkan
mekanisme sebagai berikut :a.Koordinasi dengan komite Tenaga Kesehatan Profesional
Lainnyauntuk memperoleh data dasar tentang profil tiap-tiap anggotaprofesi yang ada dalam lingkup
tenaga kesehatan profesionallainnya di RSUD Kota Bandung sesuai dengan praktiknyaberdasarkan
jenjang karier.b.Mengidentifikasikan kesenjangan kompetensi yang berasal daridata subkomite
kredensial sesuai dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi perubahan standar profesi.

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

15

Iklan

c.Koordinasi dengan masing-masing profesi yang ada di lingkuptenaga kesehatan profesional lainnya
dalam melakukanpendampingan sesuai dengan kebutuhan.d.Melakukan audit kepada anggota
tenaga kesehatan professionallainnya.1)Pemilihan topik audit.2)Penetapan standar
kriteria.3)Penetapan jumlah kasus yang akan dipilih untuk diauditsesuai dengan standar profesi
masing- masing anggota.4)Melakukan analisa kasus yang tidak sesuai dengan standarpelayanan yang
telah ditetapkan masing-masing profesi.5)Menetapkan perbaikan. 6)Rencana audit
ulang.e.Menyusun laporan kegiatan Sub Komite Mutu Profesi untukdisampaikan kepada ketua
komite tenaga kesehatan profesionallainnya.

2.Ruang Lingkup
a.Memberikan kejelasan mutu profesi tenaga kesehatanprofesional lainnya kepada setiap
anggota.b.Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwatenaga kesehatan profesional
lainnya dapat memberikanpelayanan sesuai standar masing-masing profesi.c.Merekomendasi
perencanaan peningkatan mutu kepada unit yang berwenang.

F.KEGIATAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA1.
Ronde Tenaga Kesehatan Profesional Lainnyaa. Pengertian

Ronde Tenaga Kesehatan Profesional lainnya merupakanproses pelayanan yang terstruktur dan
memiliki StandarOperasional Prosedur dari beberapa tenaga kesehatanprofesional penunjang, yang
meliputi:1)Perekam medis2)Penata anestesi3)Farmasi4)Gizi5)Fisioterapis

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

16

6)Terapis wicara7)Terapis okupasi8)Laboratorium9)Radiologi10)Bank


darah11)Elektromedis12)Kesehatan lingkungan

b. Tujuan

Untuk meningkatkan mutu tenaga kesehatan profesional lainnya.

c.Sasaran

1.Aspek medis.2.Mengacu pada keselamatan pasien.3.Berkaitan dengan tingkat kepuasan


pasien.4.Lingkungan (Pasien dan Keluarga Pasien).

2.Audit Tenaga Kesehatan profesional lainnyaa.Pengertian

Audit tenaga kesehatan profesional lainnya adalah kegiatanpemeriksaan yang dilakukan oleh panitia
tenaga kesehatanprofesional lainnya secara langsung dan/ atau tidak langsngkepada anggota tenaga
kesehatan profesional lainnya dalampelaksanaan SOP (Standar Operasional Prosedur) dari masing-
masing profesi tersebut.

b.Tujuan

Untuk menilai pencapaian standar masing-masing profesi dankeefektifan pelayanan yang diberikan
kepada pasien denganmenggunakan proses yang dilakukan oleh masing-masing anggotadari tenaga
kesehatan profesional lainnya.

c.Peserta

Tim Audit masing-masing profesi dari anggota tenaga kesehaatanprofesional lainnya.

d.Sasaran

Semua anggota profesi yang termasuk dalam tenaga kesehatanprofesional lainnya yang melakukan
Standar OperasionalProsedurnya masing-masing.

3. Studi Kasus

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

17
Iklan

e.Pengertian

Studi kasus adalah penelaahan kasus/permasalahan secaralebih intensif dengan menggunakan


berbagai literatur yangterkait dengan kasus/ permasalahan yang sering ditemukanatau jarang
ditemukan agar dapat dipahami secara seksamaoleh masing-masing profesi.

f.Tujuan

1)Untuk meningkatkan dan memperluas wawasan.2)Untuk menigkatkan mutu pelayanan yang


diberikan.

g.Peserta

Anggota profesi tenaga kesehatan profesional lainnya dengankasusnya masing-masing.

h.Sasaran

Masing-masing profesi di lingkungan rumah sakit.

1. Pertemuan Ilmiaha.Pengertian

Pertemuan ilmiah adalah suatu kegiatan untuk meningkatkanpengetahuan dan permasalahan serta
memperbaiki sikapprofesional melalui pemberian konsep-konsep terkini yang didapatdari mengikuti
seminar, lokakarya ataupun hasil-hasil daripenelitian.

b.Tujuan

1)Meningkatkan pengetahuan tiap-tiap profesi.2)Mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang


didapat dikegiatan pelayanan sehari-hari.

c.Sasaran

Masing-masing profesi dari anggota tenaga kesehatan lainnya.

2.Standar Operasional Prosedura.Pengertian

Standar Operasional Prosedur adalah serangkaian instruksi kerja

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

18

tertulis yang dilakukan (terdokumentasi) mengenai prosespenyelenggaraan administrasi instruksi


bagaimana dari kapanharus dilakukan, dimana dan oleh siapa saja dilakukan.

b.Tujuan

Sebagai bahan acuan bagi tiap-tiap profesi dalam melakukanprosedur kerja dan untuk melindungi
pasien dan pelaksana daripihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

c.Sasaran

Pelaksana tiap-tiap profesi di ruangan.


3.Dokumen/Instrumen

a.Formulir Ronde Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya.b.Formulir Pembahasanc.Formulir


instrumen evaluasi persepsi pasien terhadap pelayananmasing-masing profesi terkait.d.Jadwal
program pengendaalian mutu pelayanan masing-masingprofesi terkait.

BAB VSUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESIA.PENGERTIAN

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

19

Iklan

Kode etik adalah pernyataan standar profesional yangdigunakan sebagai pedoman perilaku dan
menjadi kerangka kerjauntuk membuat keputusan.Aturan yang berlaku untuk seorang tenaga
kesehatan profesionallainnya dalam melaksanakan tugas atau fungsi tenaga kesehatanadalah kode
etik ( Perekam medis, penata anestesi, farmasi, gizi,fisioterapis, terapi wicara, terapi okupasi,
laboratorium, radiologi,bank darah, elektromedis, dan kesehatan lingkungan). Dimanaseorang
tenaga kesehatan profesional lainnya selalu berpegang teguhterhadap kode etik tersebut , sehingga
kejadian pelanggaran kode etikdapat dihindari. Kode etik adalah sistem norma, nilai dan
aturanprofesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benardan baik, serta apa yang
tidak benar dan tidak baik bagi profesi.

B.TUJUAN KODE ETIK KOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA

1.Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi. Dalam hal ini yang di jaga adalah

image

organisasi dan mencegah orang luarmemandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena
itu,setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuktindak tanduk atau kelakuan
anggota profesi yang dapatmencemarkan nama baik profesi di dunia luar.2.Untuk menjaga dan
memelihara kesejahteraan para anggota. Yangdimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material
dan spiritualatau mental. Kode etik umumnya menerapkan larangan-laranganbagi anggotanya untuk
melakukan perbuatan yang merugikankesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan yang
ditujukan kepada perubahan tingkah laku yang tidak pantas atautidak jujur para anggota profesi
dalam interaksinya dengansesama anggota profesi.3.Untuk meningkatkan pengabdian para anggota
profesi. Dalam halini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu sehingga para anggota
profesi mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya. Kode etik merumuskan
ketentuan

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

20

yang perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalammenjalankan tugasnya.4.Untuk meningkatkan
mutu, kode etik juga memuat tentangnorma-norma serta anjuran agar selalu berusaha
untukmeningkatkan mutu profesi, sesuai dengan bidang pengabdiannya.

C.FUNGSI KODE ETIK KOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA


Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggotaprofesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan. Maksudnyabahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampumengetahui
suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak bolehdia lakukan.Kode etik profesi merupakan
sarana kontrol sosial bagimasyarakat atas profesi yang bersangkutan, bahwa etika profesidapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agardapat memahami pula arti pentingnya
suatu profesi sehinggamemungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangankerja
(kalangan sosial).

D.KEGIATAN SUB KOMITE ETIKA DAN PROFESI

1.Melaksanakan sosialisasi Komite Etika dan disiplin Profesi tenagakesehatan profesional


lainnya.2.Menegakkan disiplin profesi Komite Tenaga Kesehatan ProfesionalLainnya dan pembinaan
etik penunjang.3.Menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran disiplin danmasalah-masalah etik
dalam kehidupan profesi dan pelayananasuhan Petugas / Tenaga Kesehatan Profesional
Lainnya.4.Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etisdalam asuhan Petugas /
Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya.

Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya

21

Scribd

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

BAB VIPENUTUP

Demikian Panduan Komite Tenaga Kesehatan Profesional LainnyaRumah Sakit Umum Daerah Kota
Bandung, untuk dijadikan dasar dandilaksanakan sebagaimana mestinya, hal-hal lain yang belum
tercantumdalam panduan ini akan dilengkapi dan ditentukan dalam kebijakan laindan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari panduan ini.

Pa

Anda mungkin juga menyukai