Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

Klinik Sehat Rabbani

Created By,
Div. Humas Yayasan Masjid Rabbani
I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Kesehatan adalah hak asasi setiap umat manusia, oleh karena itu pada pasal 28 H
Undang-Undang Dasar 1945 ayat (1) diamanatkan bahwa “Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Sedangkan pada Pasal 34 ayat
(2) dan ayat (3) dikatakan bahwa Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan serta Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Sistem Jaminan Sosial Nasional yang dimulai pada tanggal 1 januari 2014 merupakan
perwujudan dari upaya pemerintah untuk memenuhi target pemerataan pelayanan kesehatan
agar seluruh masyarakat Indonesia dapat terjamin kesehatannya secara komprehensif.
Sistem pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang selama ini dilaksanakan tidak
terstruktur, harus sudah dimulai pelaksanaannya agar terstruktur sesuai dengan sistem
rujukan yang telah ditetapkan. Tujuannya adalah untuk menjamin aksesibilitas masyarakat
kepada fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai, mendorong standar mutu pelayanan
kesehatan secara humanis, ekonomis, dan rasional serta mendorong efisiensi pelayanan
kesehatan sehingga seluruh masyarakat Indonesia memperoleh manfaat jaminan
perlindungan kesehatan guna memenuhi kebutuhan dasarnya. Oleh karena itu, pembenahan
dan optimalisasi berbagai aspek dari seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia sangat
diperlukan.
Dalam rangka ikut serta meningkatkan derajat kesehatan jamaah Masjid Rabbani dan
masyarakat umum dengan ini Yayasan Masjid Rabbani akan mendirikan sarana pelayanan
kesehatan berupa Klinik Sehat sebagai pelaksana pelayanan kesehatan tahap pertama (PPK
1) yang akan dimanfaatkan sebagai penyedia dan penyelenggara pelayanan kesehatan
primer yang diberi nama “Klinik Sehat Rabbani”. Selain sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan primer yang berfungsi menjadi wahana belajar mengajar bagi mahasiswa jurusan
Kedokteran/Kedokteran Gigi dan Ilmu-Ilmu Kesehatan lainnya klinik ini juga sebagai
pendorong kemandirian umat muslim dan masyarakat umum di bidang kesehatan.
2. Maksud dan tujuan
Maksud dibuatnya proposal ini adalah untuk memberikan gambaran kepada stake
holders tentang rencana pendirian Klinik Sehat Rabbani sebagai Penyelenggara Pelayanan
Kesehatan Primer (PPK 1) dengan tujuan :
Tersedianya Sarana Pelayanan Kesehatan Primer sebagai gate keeper pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang sekaligus dapat digunakan sebagai wahana Pendidikan
Kedokteran/Kedokteran Gigi dan Ilmu-Ilmu kesehatan lainnya yang memenuhi standar
pendidikan profesi dan standar kompetensi.
Mensukseskan Penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional sehingga dapat
meningkatkan aksesibilitas masyarakat kepada fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai,
mendorong standar mutu pelayanan kesehatan secara rasional serta mendorong efisiensi
pelayanan kesehatan sehingga seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya dan ummat
muslim di Perumahan Griya Paniki Indah dan masyarakat umum lainnya, dan untuk
memperoleh manfaat jaminan perlindungan kesehatan guna memenuhi kebutuhan dasarnya.
a) Terlaksananya Visi dan Misi Yayasan Masjid Rabbani sebagai salah satu role model
Lembaga Keagamaan dan Sosial yang kuat memberikan dampak sosial
kemasyarakatan.
b) Tersedianya sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan, penelitian di
bidang kedokteran, kedokteran umum dan kesehatan lainnya pada tingkat dasar sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan IPTEK.
A. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran;
b. Undang-Undang RI nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
d. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 Tentang Badan Jaminan Sosial Nasional;
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir 2
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
f. Undang-Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
g. Undang-Undang no 26 tahun 2006 tentang Penataan Ruang;
h. Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
i. Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 22/KKI/Kep/XI/2006 tanggal 9
Nopember 2006 tentang Pengesahan Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi;
j. Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 23/KKI/Kep/XI/2006 tanggal 9
Nopember 2006 tentang Pengesahan Standar Kompetensi Dokter Gigi;
k. Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi;
l. Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum;
m. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan kesehatan;
n. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/Menkes/Per/I/2011
Tentang Klinik;
o. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan
pada Jaminan Kesehatan Nasional;
p. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013;
q. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan;
r. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
s. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan;

1. Pengertian

a. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk


menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau Masyarakat.
b. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat
dan atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter, dokter spesialis,
dokter gigi atau dokter gigi spesialis).
c. “Klinik Sehat Rabbani” adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.

d. Pelayanan medik adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada


pasien sesuai dengan standar pelayanan medis dengan memanfaatkan
sumberdaya dan fasilitas secara optimal.
e. Pelayanan Medik Gigi Dasar adalah kegiatan pelayanan gigi dan mulut perorangan
dan keluarga yang meliputi aspek pencegahan primer, pencegahan sekunder dan
pencegahan tertier, yang dilaksanakan tenaga profesional kesehatan gigi dan
mulut, baik berupa tindakan kompleks maupun sederhana, sesuai dengan standar
yang berlaku.
f. Pelayanan kesehatan komprehensif adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan kebidanan, dan Pelayanan
Kesehatan Darurat Medis, termasuk pelayanan penunjang yang meliputi
pemeriksaan laboratorium sederhana dan pelayanan kefarmasian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang - undangan. Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik
(primer) meliputi pelayanan rawat jalan.
g. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan
kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
h. Tenaga medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
i. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
j. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
k. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS
Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
Jaminan Kesehatan.
l. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
baik vertikal maupun horizontal.

I. PRINSIP DASAR PENDIRIAN “KLINIK SEHAT RABBANI”

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 028/Menkes/Per/I/2011


Tentang Klinik, pada prinsipnya, pendirian klinik harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan dan ruangan, sarana prasarana, peralatan, serta ketenagaan.
1. Bangunan dan ruangan
Persyaratan bangunan klinik pratama paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;
b. ruang konsultasi dokter
c. ruang administrasi;
d. ruang tindakan;

e. ruang farmasi;
f. kamar mandi/wc;
2. Sarana dan prasarana
Prasarana klinik meliputi:
a. instalasi air;
b. instalasi listrik;
c. instalasi sirkulasi udara;
d. sarana pengelolaan limbah;
e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan
g. sarana penunjang lainnya sesuai kebutuhan.
3. Peralatan
Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan, adapun persyaratannya adalah sebagai berikut:
a) memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan, miliki izin edar sesuai ketentuan
peraturan
b) harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengarnana-n Fasilitas Kesehatan
dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
c) peralatan medis yang menggunakan radiasi pengion harus mendapatkan izin sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
d) Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan diagnosis, terapi dan
rehabilitasi harus berdasarkan indikasi medis.

4. Ketenagaan
a) Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi.
b) Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter
dan/atau dokter gigi.
c) Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda
Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
d) Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai Surat Izin
sebagai tanda registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat
Izin Praktik Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Perizinan

a. Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah
daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat.

b. Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi setelah klinik


memenuhi ketentuan persyaratan klinik.
c. Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:
1. Surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;
2. salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan;
3. identitas lengkap pemohon;
4. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;
5. bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan
untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal
selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk
6. penyelenggaraan kegiatan;
7. dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL);
8. profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan;
9. persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -
undangan.
10. Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis
masa berlaku izinnya.

II. ANALISIS SITUASI

Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk dapat menentukan jenis
pelayanan kesehatan dasar yang akan dieselenggarakan, dibutuhkan analisis data sebagai
berikut :
1. Jumlah penduduk
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Mapanget :

2016
Subdistrict
Laki-Laki Perempuan Total

Kec. Mapanget 26.772 26.944 53.716


Kota Manado 214.734 213.172 427.906

Jumlah penduduk pada Tahun 2016 (angka proyeksi sementara dari BPS) adalah sekitar
427.906 jiwa untuk Kota Manado. Perbandingan penduduk Kecamatan Mapanget Tahun
2016 berdasarkan jenis kelamin. (Data Sensus Pernduduk Per 5 Tahunan).

2. Status Kesehatan.
Penyakit gigi dan mulut
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan
sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Menurut hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga – Survey Kesehatan Nasional (SKRT-SKN) 2001, penyakit gigi dan mulut
menempati urutan teratas (60% penduduk) untuk sepuluh kelompok penyakit yang
terbanyak dikeluhkan masyarakat. Data hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT)
2004 yang dilakukan Departemen Kesehatan menyebutkan prevalensi karies (berlubang)
gigi di Indonesia adalah 90,05%. Index DMF-T mencapai rata-rata 5,26 ini berarti jumlah
kerusakan gigi rata-rata perorang adalah lebih dari 5 gigi. Performance Treatment Index
atau motivasi untuk menumpatkan gigi yang karies pada umur 12-18 tahun sangat
rendah sekitar 4-5% sedangkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan
memerlukan penumpatan dan atau pencabutan (Required Treatment Index) pada usia ini
sebesar 72,4 % - 82,5%.
Penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut ke dua terbanyak diderita
masyarakat yaitu ± 70% dan sebesar ± 4-5% penduduk menderita penyakit periodontal
lanjut yang dapat menyebabkan gigi goyang dan lepas, saat ini paling banyak ditemukan
pada usia muda. Salah satu faktor etiologinya adalah karang gigi, dijumpai pada 46,2 %
penduduk dan prevalensinya pada penduduk desa lebih tinggi ( 48,9 % ) dari pada di kota
(42,5%).
Hal ini menunjukkan upaya kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, khususnya di
daerah pedesaan belum terselenggara secara maksimal, menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
a. Penyakit Menular
b. Penyakit Tidak Menular
c. Cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak
d. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
3. Lingkungan Perumahan Griya Paniki Indah
Perumahan GPI sendiri mencapai luasan pemukiman -/+ 220 Ha, mempunyai
penduduk -/+ sekitar 15.000 (lima belas ribu) KK, rumah hunian yang sudah terbangun
mencapai -/+ 15.000 (lima belas ribu) serta dengan kondisi strata kehidupan yang
merata.
III. PENYELENGGARAAN
Dari analisa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Mapanget memiliki
jumlah penduduk yang cukup padat yaitu nomor 5 dari seluruh Kecamatan di Kota
Manado,
1. Kepemilikan:
Klinik Sehat Rabbani adalah milik Masjid Rabbani yang berstatus Badan Layanan
Umum Milik Masjid (BLUMM).
2. Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
Bagan struktur organisasi dan Klinik Sehat Rabbani bersifat Praktisi dan Tata
Kelola Manajemen yang Profesional, Accountable, Transparan, dan merupakan
lampiran dan bagian yang tidak terpisahkan dari poposal ini.
2) Visi dan Misi
“Menjadi klinik pratama madani yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
primer 2023”
Misi
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer secara komprehensif yang
berkualitas dan sesuai standar dalam rangka menjamin kesehatan masyarakat.
4) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan mahasiswa kedokteran/kedokteran
gigi dan ilmu-ilmu kesehatan lainnya agar menjadi tenaga kesehatan yang
berakhlak dan bermoral serta memahami hak asasi manusia.
5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan mahasiswa kedokteran/kedokteran gigi
dan ilmu-ilmu kesehatan lainnya agar memiliki sikap akademik, profesional,
kompetitif, mempunyai kemampuan memimpin dan memecahkan masalah serta
mudah beradaptasi.
6) Menyelenggarakan penelitian di bidang kesehatan serta mengembangkan ilmu
pengetahuan, dan teknologi kesehatan yang relevan dengan pengembangan
sumberdaya pedesaaan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
7) Menyebarluaskan hasil penelitian melalui publikasi, kaji tindak, dan penerapan
teknologi inovatif pada masyarakat.
3. Kegiatan
Berdasarkan jenis pelayanannya, Klinik Sehat Rabbani menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
dalam bentuk rawat jalan dan home visit/care. Adapun pelayanan yang akan diberikan
oleh Klinik Pratama Rawat Jalan Unsoed adalah :
1) Poli Umum
Adalah upaya pelayanan primer atau usaha yang diberikan oleh klinik untuk
memberikan pertolongan langsung kepada pasien yang ditangani langsung oleh
dokter umum.
2) Poli Gigi
Poli yang menyediakan pelayanan dokter gigi untuk penanganan atau tindakan
medik dasar sekitar perawatan gigi seperti : penambalan, pencabutan, perawatan
syaraf gigi dan pembersihan karang gigi.
3) Poli Keluarga Berencana
Poliklinik yang melayani suntik KB, Pil KB, pemeriksaan kehamilan dan KIA.
4) Laboratorium Dasar/Sederhana
Meliputi pemeriksaan gula darah (glukosa), kolesterol, dan asam urat.
5) Kefarmasian/Apotek
Pelayanan kefarmasian melalui ruang farmasi yang hanya dapat melayani resep dari
tenaga medis yang bekerja di Klinik Sehat Rabbani dan dilaksanakan oleh apoteker
yang memiliki kompetensi dan kewenangan kefarmasian.
a. Dalam bidang pendidikan Klinik Sehat Rabbani adalah wahana untuk melaksanakan
pendidikan profesi bagi mahasiswa kedokteran, kedokteran gigi dan ilmu-ilmu
kesehatan lainnya.
b. Sesuai dengan Visi dan Misi Yayasan Masjid Rabbani, maka Klinik Sehat Rabbani
menyediakan sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan, penelitian di
bidang kedokteran, kedokteran gigi dan kesehatan lainnya pada tingkat dasar
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan IPTEK.
c. Sejalan dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional, maka Klinik Sehat Rabbani
bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial untuk
melayani masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Pengelolaan.
Klinik Sehat Rabbani melaksanakan tata kelola klinis dan tata kelola administrasi.
a. Tata kelola klinis
Tata kelola klinis dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan medis
dengan mengutamakan keamanan pasien.
b. Tata kelola administrasi
Tata kelola administrasi meliputi administrasi keuangan, administrasi perkantoran,
administrasi kepegawaian serta pencatatan dan pelaporan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Rencana lokasi dan bangunan.
a. Lokasi
Klinik Sehat Rabbani direncanakan di area seputaran Masjid Rabbani, terletak di
lokasi ini cukup strategis karena terletak dipinggir jalan utama dan cukup ramai. Telah
dibuat studi kelayakan pendirian klinik pratama ini.
b. Bangunan dan Ruangan
Bangunan yang direncanakan untuk Klinik Sehat Rabbani merupakan bangunan
permanen bekas kampus yang akan direnovasi menjadi klinik sesuai dengan standar
dan persyaratan yang berlaku. Bangunan ini berdiri diatas sebidang tanah seluas 180
m2 dan bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya. Rencana denah
ruangan merupakan lampiran dari proposal ini. Karena Klinik Sehat Rabbani akan
digunakan sebagai Pelayanan Fasilitas Kesehatan Pertama dan bisa juga sebagai
wahana pembelajaran mahasiswa yang sedang melaksanakan pendidikan profesi,
utamanya mahasiswa pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi maka
dibutuhkan ruang tambahan yaitu:
1) Ruang diskusi;
2) Ruang Praktek;
3) Ruang Tunggu;
Berkaitan dengan rencana pelayanan kesehatan yang akan diberikan, maka distribusi
ruangan adalah :
1) Ruang Poliklinik (dokter umum, dokter gigi, bidan);
2) Ruang Gawat Darurat (IGD) sederhana;
3) Ruang Laboratorium sederhana;
4) Ruang Farmasi/Apotek;
5) Ruang Jaga
6) Ruang Logistik;
(Gambar perencanaan denah bangunan terlampir dalam proposal ini)
6. Rencana Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Klinik Sehat Rabbani
meliputi :
a. Sarana dan prasarana umum (parkir, kantin, ruang tunggu pasien dan keluarganya,
(RTH)
b. Pengolahan limbah
c. Peralatan medis
d. Generator unit

7. Sumberdaya Manusia meliputi:


a. Tenaga Medis, terdiri dari :
 Dokter umum
 Dokter gigi umum
b. Tenaga pendukung medis, terdiri dari :
 Perawat
 Bidan
 Apoteker
 Asisten Apoteker
 Ahli gizi
 Psikolog
 Laboran
c. Tenaga non-kesehatan, terdiri dari :
• Administrasi
• Penjaga Keamanan
• Petugas Kebersihan

IV. PENUTUP
1. Kesimpulan:
a. Dengan diselenggarakannya Sistem Jaminan Sosial Nasional, maka penyelenggaraan
pelayanan kesehatan akan menjadi terstruktur sesuai dengan sistem rujukan yaitu dari
PPK1 ke PPK2 selanjutnya ke PPK3.
b. Sejalan dengan pelayanan primer (PPK 1) sebagai gate keeper, maka pelayanan
kesehatan primer dan sekunder tidak dapat dilaksanakan dalam satu atap sehingga
tidak bisa dilaksanakan lagi menjadi satu di rumah sakit .
2. Saran
Perlu segera didirikan PPK 1 Klinik Sehat Rabbani sebagai saranan pelayanan kesehatan
masyarakat untuk menunjang program pemerintah di bidang kesehatan, yang berfungsi juga
sebagai wahana pendidikan dan pelatihan pendidikan profesi kedokteran/kedokteran gigi dan
ilmu-ilmu kesehatan lainnya di Universitas Negeri Sam Ratulangi dan Universitas-universitas
lain yang terdapat jurusan Kedokteran atau Keperawatan, dengan menggunakan bangunan
yang ada :
a. Perkiraan cakupan BPJS (minimal 3.500) warga di Perumahan GPI;
b. Kebutuhan kerjasama PPK-2 terhadap PPK-1 yang cukup tinggi;
c. Luas lahan cukup;
d. Tempat strategis dan dekat dengan kawasan yang padat penduduk;
e. Lokasi sangat terjangkau dam tidak memakan biaya terlalu banyak;
f. Dapat digunakan sebagai lahan pendidikan dan pelayanan oleh seluruh jurusan di FKIK
UNSRAT dan lainnya;

Manado, Pada Tanggal xx Mei 2022


Yang Mengesahkan, Yang Mengetahui,

JARIADY LUQMAN BAHRI


Ketua Yayasan Sekertaris Yayasan

Anda mungkin juga menyukai