REPUBLIK INDONESIA
No.671, 2011
Menimbang
Mengingat
a.
b.
bahwa
untuk
memenuhi
perkembangan
dan
kebutuhan hukum, perlu dilakukan revisi terhadap
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007;
c.
1.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
www.djpp.kemenkumham.go.id
Menetapkan :
2011, No.671
2.
3.
4.
Surat Izin Praktik, selanjutnya disingkat SIP adalah bukti tertulis yang
diberikan dinas kesehatan kabupaten/kota kepada dokter dan dokter
gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi
persyaratan.
5.
6.
7.
8.
9.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
melaksanakan
program
pemerataan
pelayanan
a.
SIP bagi Dokter dan Dokter Gigi yang melakukan praktik kedokteran
pada suatu fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah berlaku juga
bagi fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dalam wilayah
binaannya yang tidak memiliki dokter/dokter gigi.
b.
SIP bagi Dokter dan Dokter Gigi spesialisasi tertentu yang melakukan
praktik kedokteran pada suatu fasilitas pelayanan kesehatan berlaku
juga bagi fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah di daerah lain
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
c.
d.
e.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
b.
c.
surat persetujuan dari atasan langsung bagi Dokter dan Dokter Gigi
yang bekerja pada instansi/fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
atau pada instansi/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara purna
waktu;
d.
e.
pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3x4
sebanyak 2 (dua) lembar.
b.
c.
d.
pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3x4
sebanyak 2 (dua) lembar.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
Pasal 12
(1) Permohonan memperoleh SIP bagi Dokter atau Dokter gigi yang
menjadi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) atau
peserta Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS), diajukan
oleh Dekan Fakultas Kedokteran/Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
secara kolektif kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di
mana rumah sakit tempat pendidikan spesialis berada, dengan tetap
memenuhi persyaratan dalam memperoleh SIP.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai daftar
jejaring rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan yang
digunakan.
(3) Dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
SIP dokter atau SIP dokter gigi dengan kewenangan sesuai kompetensi
yang ditetapkan oleh Ketua Program Studi (KPS) untuk menjalankan
praktik kedokteran.
(4) SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku di fasilitas tempat
program pendidikan dilaksanakan dan seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan yang menjadi jejaring rumah sakit pendidikan serta fasilitas
pelayanan kesehatan yang ditunjuk.
(5) Bagi dokter atau dokter gigi peserta Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS) atau peserta Program Pendidikan Dokter Gigi
Spesialis (PPDGS) yang mendapat penugasan khusus di fasilitas
pelayanan kesehatan tertentu oleh Menteri,
kepada
yang
bersangkutan secara otomatis diberikan SIP dengan kewenangan
sesuai kompetensinya oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat.
Bagian Ketiga
Masa Berlaku
Pasal 13
(1) SIP dokter, SIP dokter gigi, SIP dokter spesialis, dan SIP dokter gigi
spesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) berlaku untuk
5 (lima) tahun.
(2) SIP Internsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) berlaku
untuk 1 (satu) tahun.
(3) SIP dokter atau SIP dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (3) berlaku selama mengikuti Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS) atau Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis
(PPDGS) dengan selama-lamanya 5 (lima) tahun, dan dapat
diperpanjang dengan tata cara yang sama.
(4) SIP dokter dengan kewenangan tambahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (4) berlaku untuk 5 (lima) tahun.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
Pasal 14
(1) SIP berlaku sepanjang STR masih berlaku dan tempat praktik masih
sesuai dengan yang tercantum dalam SIP, dan dapat diperpanjang
selama memenuhi persyaratan.
(2) Perpanjangan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah
diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambatlambatnya 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku SIP berakhir.
(3) Dalam keadaan STR habis masa berlakunya, SIP dapat diperpanjang
apabila permohonan perpanjangan STR telah diproses yang
dibuktikan dengan tanda terima pengurusan yang dikeluarkan oleh
organisasi profesi dengan masa berlaku paling lama 6 (enam) bulan.
Bagian Keempat
Surat Tugas
Pasal 15
(1) Untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan pelayanan kedokteran,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atas nama Menteri dapat
memberikan Surat Tugas kepada dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis tertentu yang telah memiliki SIP untuk bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan atau rumah sakit tertentu tanpa memerlukan
SIP di tempat tersebut, berdasarkan permintaan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
(2) Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
diberikan di daerah yang tidak ada dokter spesialis untuk memberikan
pelayanan kesehatan spesialis yang sama.
(3) Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun.
(4) Perpanjangan Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilakukan sepanjang mendapat persetujuan dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi setempat atas nama Menteri.
(5) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam mengajukan
permintaan Surat Tugas seorang dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan pelayanan
dengan kemampuan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis
tersebut.
(6) Keseimbangan antara kebutuhan pelayanan dengan kemampuan
dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang harus dipertimbangkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) berdasarkan kesepakatan antara Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Organisasi Profesi terkait setempat, dan
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
10
www.djpp.kemenkumham.go.id
11
b.
2011, No.671
pemberi pelayanan.
(2) Dokter dan Dokter Gigi warga negara asing dilarang berpraktik secara
mandiri.
(3) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk
pemberian pertolongan pada bencana atas izin pihak yang berwenang.
Pasal 19
(1) Kriteria dan Persyaratan dokter dan dokter gigi warga negara asing,
persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan pengguna dokter dan dokter
gigi warga negara asing, dan tata cara permohonan pendayagunaan
dokter dan dokter gigi warga negara asing dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Sertifikasi, Registrasi, dan Perizinan bagi dokter dan dokter gigi warga
negara asing dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB III
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal 20
(1) Dokter dan Dokter Gigi yang telah memiliki SIP berwenang untuk
menyelenggarakan praktik kedokteran, yang meliputi antara lain:
a.
mewawancarai pasien;
b.
c.
d.
menegakkan diagnosis;
e.
f.
g.
h.
i.
j.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
12
www.djpp.kemenkumham.go.id
13
2011, No.671
b.
tetap
di
bawah
c.
d.
e.
(1)
Dokter dan Dokter Gigi yang bekerja di rumah sakit pendidikan dan fasilitas
pelayanan
kesehatan
jejaringnya,
dalam
melaksanakan
tugas
pendidikannya
dapat
memberikan
pembimbingan/
pelaksanaan/pengawasan kepada peserta pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi untuk melakukan pelayanan kedokteran kepada pasien.
(2)
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
14
www.djpp.kemenkumham.go.id
15
2011, No.671
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 30
(1) Menteri, KKI, pemerintah daerah, dan organisasi profesi melakukan
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Peraturan Menteri ini sesuai
dengan fungsi, tugas, dan wewenang masing-masing.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diarahkan pada pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan yang
diberikan oleh Dokter dan Dokter Gigi.
Pasal 31
(1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan administratif terhadap
pelanggaran Peraturan Menteri ini.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa peringatan lisan, tertulis sampai dengan pencabutan SIP.
(3) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam memberikan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terlebih dahulu
dapat mendengar pertimbangan organisasi profesi.
Pasal 32
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIP Dokter dan
Dokter Gigi dalam hal:
a. atas dasar rekomendasi MKDKI;
b. STR Dokter dan Dokter Gigi dicabut oleh KKI;
c. tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPnya; dan/atau
d. dicabut rekomendasinya oleh organisasi profesi melalui sidang yang
dilakukan khusus untuk itu.
Pasal 33
(1) Pencabutan SIP
yang dilakukan Kepala
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota wajib disampaikan kepada Dokter dan Dokter Gigi
yang bersangkutan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal Keputusan ditetapkan.
(2) Dalam hal Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf c
dan huruf d tidak dapat diterima, yang bersangkutan dapat
mengajukan keberatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
untuk diteruskan kepada Menteri dalam waktu 14 (empat belas) hari
setelah Keputusan diterima.
(3) Paling lambat 14 (empat belas) hari setelah menerima surat keberatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Menteri dalam perkara
pelanggaran disiplin kedokteran, meneruskannya kepada MKDKI.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
16
Pasal 34
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan setiap pencabutan
SIP Dokter dan Dokter Gigi kepada Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan,
Ketua KKI dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, serta tembusannya
disampaikan kepada organisasi profesi setempat.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 35
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, peserta Program
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) atau peserta Program Pendidikan
Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) yang memperoleh penugasan khusus di
fasilitas pelayanan kesehatan tertentu, dinyatakan telah memiliki SIP
berdasarkan Peraturan Menteri ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 37
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Oktober 2011
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Oktober 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
PATRIALIS AKBAR
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
17
Formulir I
Perihal : Permohonan Surat Izin
Praktik (SIP)
Kepada Yth,
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota ......................
Di
..
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama Lengkap
: .........................................................................
Alamat
: .........................................................................
Tempat, tanggal lahir : .........................................................................
Jenis kelamin
: .........................................................................
Tahun Lulusan
: .........................................................................
Nomor STR
:......................................................................
Nomor rekomendasi OP
:.......................................................................
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin
Praktik (SIP) untuk tempat praktik yang ke dengan alamat di ......
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini dilampirkan :
a. fotokopi STR yang diterbitkan dan dilegalisasi asli oleh KKI;
b. surat pernyataan mempunyai tempat praktik atau surat keterangan
dari fasilitas pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya;
c. surat rekomendasi dari organisasi profesi, sesuai tempat praktik;
d. pas foto berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3 x 4
sebanyak 2 (dua) lembar;
e. surat persetujuan dari atasan langsung bagi Dokter dan Dokter Gigi
yang bekerja pada instansi/fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
atau pada instansi/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara purna
waktu.
Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.
.....................,....................................
Pemohon ,
...............................
www.djpp.kemenkumham.go.id
2011, No.671
18
Formulir II
KOP
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
SURAT IZIN PRAKTIK (SIP) DOKTER / DOKTER GIGI
No. .
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran, yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota*) .................................... memberikan Izin
Praktik pada :
____________________________________
(Nama Lengkap)
Tempat/Tgl. Lahir
:
Alamat
:
Alamat Tempat Praktik :
Nomor STR
:
Nomor rekomendasi OP :
Untuk Praktik sebagai :
.............................................................
.............................................................
...............................................................
.....................................berlaku s/d .../....
.................................................................
dr/drg/dr.spesialis/drg. spesialis *)
Tembusan :
1.
Menteri Kesehatan
2.
3.
4.
Organisasi Profesi
www.djpp.kemenkumham.go.id
19
2011, No.671
Formulir III
KOP
DINAS KESEHATAN PROVINSI
SURAT TUGAS DOKTER SPESIALIS/ DOKTER GIGI SPESIALIS
No. .
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran, yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi .................................... memberikan Surat Tugas
kepada :
____________________________________
(Nama Lengkap)
Tempat/Tgl. Lahir
:.........................................................
Alamat
:.........................................................
Untuk Praktik
: dr. spesialis./drg spesialis*)
Alamat Tempat Praktik :.........................................................
Nomor STR
: .........................................................
Nomor SIP Pertama
:..........................................................
Nomor SIP Kedua
:..........................................................
Nomor SIP Ketiga
:..........................................................
Surat tugas ke
:..........................................................
Surat tugas berlaku sampai dengan tanggal.........................................
Ditetapkan di........................
pada tanggal......................
Pasfoto
Tembusan :
1. Menteri Kesehatan
2. Ketua Konsil Kedokteran Indonesia.
3. Organisasi Profesi;
*) Sebutkan spesialisasinya, dengan kewenangan klinis sesuai dengan
kompetensinya
www.djpp.kemenkumham.go.id