Anda di halaman 1dari 16

TATALAKSANA TERAPI PENCEGAHAN

TUBERKULOSIS PADA ODHIV

Dr. Rudi Wisaksana, Sp.PD, KPTI, PhD


Sosialisasi Petunjuk Teknis TPT Pada ODHIV
Tingkat Nasional
Rabu, 6 Oktober 2021
Jenis Terapi Pencegahan Tuberkulosis
Terdapat 2 jenis Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) pada ODHIV:
1. TPT Primer : TPT yang diberikan pada ODHIV yang tidak memiliki TBC aktif, baik
ODHIV dengan/ tanpa riwayat pemberian terapi OAT sebelumnya.
2. TPT Sekunder : TPT yang diberikan pada ODHIV sebagai suatu kelanjutan setelah
menyelesaikan terapi OAT dan dinyatakan sembuh/pengobatan lengkap.
Algoritma Pemeriksaan dan Pemberian TPT pada ODHIV

Dalam upaya mencegah dan menurunkan beban TBC, terapi pencegahan tuberkulosis perlu
diberikan pada kelompok sasaran sebagai berikut:
1. ODHIV berusia ≥12 bulan yang tidak memiliki TBC termasuk ODHIV dalam
pengobatan ART, ibu hamil dan ODHIV yang telah menyelesaikan terapi OAT.
2. ODHIV berusia <12 bulan yang tidak memiliki TBC, namun memiliki riwayat kontak
dengan pasien TBC.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pemberian TPT

a. Riwayat penyakit
b. Riwayat pengobatan: informasi mengenai riwayat pengobatan untuk membantu
dalam pemilihan regimen TPT yang tepat sesuai dengan kondisi komorbid.
c. Pemeriksaan fungsi hati
d. Situasi sosial dan finansial
e. Konseling kepatuhan pasien dalam minum obat melalui pendekatan 5M (menilai,
menyarankan, menyetujui, menyepakati dan merencanakan
Paduan TPT 6H dan 3HP
Paduan 3HP KDT pada ODHIV
Pemantauan dan Evaluasi TPT saat kontrol
A. Evaluasi gejala yang mengarah pada sakit TBC. Gejala tersebut adalah batuk, demam, keringat di
malam hari dan penurunan berat badan.
B. Evaluasi Tanda dengan melakukan pemeriksaan fisik: berat badan, suhu tubuh, tanda ikterus dan
pembesaran kelenjar getah bening. Khusus untuk anak usia ≤ 5 tahun, kurva pertumbuhan datar atau
berat badan sesuai usia sebesar < -2 Z-skor dianggap merupakan tanda TBC.
C. Efek samping obat
D. Kepatuhan ODHIV dalam minum TPT melalui pendekatan 5M (menilai, menyarankan, menyetujui,
menyepakati dan merencanakan).
E. Ada tidaknya dukungan sosial pada ODHIV selama masa pengobatan TPT dari keluarga dan/atau
pendampingan dari komunitas/kader.
F. Setelah ODHIV menyelesaikan pengobatan TPT, pemantauan gejala TBC dan pemeriksaan fisik tetap
harus dilakukan selama kunjungan pengobatan rutin.
Manajemen dan Efek Samping TPT
Yang perlu diperhatikan terkait pemeriksaan Fungsi Hati

A. Pemeriksaan fungsi hati (SGOT/SGPT) pada ODHIV tidak menjadi prasyarat untuk memulai TPT. Pemeriksaan
fungsi hati dapat dilakukan sejalan dengan pemberian TPT.
B. Pemeriksaan fungsi hati dilakukan bila ada kecurigaan hepatitis aktif berdasarkan gejala klinis (lemah, lesu,
hilang nafsu makan, mual, muntah) atau pada individu yang memiliki faktor risiko seperti riwayat penyakit hati,
alcoholism, penyakit hati kronis, usia lebih dari 35 tahun dan kehamilan atau masa nifas (dalam waktu 3 bulan
setelah melahirkan).
C. Pemberian TPT pada ODHIV harus dihentikan apabila hasil pemeriksaan menunjukan transaminase meningkat
≥3 kali batas atas normal disertai gejala awal hepatitis (lemah, lesu, hilang nafsu makan, mual, muntah) atau
meningkat 5 kali dari batas atas normal.
Tatalaksana Pemberian Dosis TPT yang Terlewat
1. Paduan 6H
2. Paduan 3HP
Interaksi Obat TPT pada ODHIV
■ Penelitian menunjukkan tidak adanya interaksi obat yang signifikan antara rifapentine dengan
rejimen ARV berbasis NNRTI efavirenz dan INSTI raltegravir. Tidak ada interaksi obat yang
signifikan antara rifapentine dan regimen ARV yang mengandung abacavir (ABC), emtricitabine
(FTC), tenofovir-disoproxil fumarate (TDF), lamivudine (3TC), or zidovudine (AZT). Efavirenz
atau regimen berbasis raltegravir yang digunakan dengan kombinasi dengan ABC/3TC atau
TDF/FTC dapat digunakan bersamaan dengan 3HP.

■ Dalam penelitian awal, paduan 3HP yang diberikan bersamaan dengan dolutegravir (DTG)
menyebabkan efek samping serius pada 2 dari 4 subyek penelitian yang sehat. Pada fase penelitian
berikutnya, dilakukan pemberian paduan 3HP dan DTG pada pasien dewasa dengan HIV. Penelitian
ini melaporkan toleransi obat yang baik, penekanan viral load, tidak terjadinya efek samping berat
(adverse event Grade> 3) yang terkait dengan paduan 3HP, dan tidak menunjukkan bahwa
rifapentine mengurangi tingkat dolutegravir sehingga tidak memerlukan penyesuaian dosis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai