Anda di halaman 1dari 78

LEMBAR BALIK

PERENCANAAN KEHAMILAN
BAGI PASANGAN ORANG DENGAN HIV AIDS (ODHA)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


2017
LEMBAR BALIK
PERENCANAAN KEHAMILAN
BAGI PASANGAN ORANG DENGAN HIV AIDS (ODHA)

LEMBAR BALIK INI DIGUNAKAN UNTUK KONSELING BAGI PASANGAN ODHA,


TIDAK UNTUK PENYULUHAN MASSAL

1
PETUNJUK PENGGUNAAN LEMBAR BALIK
Lembar balik ini merupakan alat bantu untuk konseling perencanaan kehamilan bagi pasangan Orang Dengan HIV-
AIDS (ODHA), yaitu pasangan yang salah satu atau keduanya telah terkonfirmasi mengidap HIV AIDS.

Petunjuk penggunaan:
Sasaran penerima/klien: • Lembar balik ini dapat digunakan bersama pelayanan konseling lain
• Pasangan ODHA yang ingin merencanakan kehamilan, baik misalnya konseling calon pengantin, VCT, dan KB.
segera maupun di masa yang akan datang (menunda/ • Setiap topik terdiri dari dua halaman, yaitu halaman untuk klien dan
menjarangkan) halaman untuk petugas.
• Pasangan ODHA yang tidak menginginkan anak kandunglagi • Lembar balik ini hanya mencakup poin-poin utama. Ketika
• Pasangan ODHA yang saat ini sedang hamil berbicara dengan klien, petugas dapat menambahkan informasi dan
mendiskusikan hal-hal lebih lanjut sesuai kebutuhan dan masalah
Sasaran pelaksana: klien.
Lembar balik ini digunakan oleh petugas kesehatan penyedia •Konseling dilakukan di ruangan yang menjamin privasi klien
layanan KIA-KB, VCT, dan PDP
Penggunaan saat konseling:
Informasi tentang lembar balik: • Letakkan lembar balik di tempat yang mudah dilihat oleh klien.
• Bagian pertama, Perencanaan Kehamilan Bagi Pasangan Letakkan di depan petugas agar petugas tetap dapat melihat
ODHA, yang berisi syarat kelayakan hamil, risiko kehamilan bagi halaman untuk petugas dan tidak menutupi pandangan ke arah klien
ibu dan bayi, persiapan kehamilan, dan pelayanan kontrasepsi. • Gunakan halaman dan informasi yang sesuai kebutuhan klien.
•Bagian kedua, Edukasi Kehamilan Bagi Pasangan ODHA, Untuk melakukan hal ini, dengarkan dan nilai situasi, kebutuhan,
yang berisi menjalani kehamilan bagi ODHA, persalinan aman, serta keinginan klien.
edukasi perawatan ibu nifas, rencana pemberian makan pada • Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien dan jangan
bayi dari ibu dengan HIV, KB Pasca Persalinan, profilaksis bayi hanya membacakan teks kepada klien. Jika Anda sudah terbiasa
yang lahir dari ibu HIV, pemberian imunisasi, EID (early infant dengan lembar balik ini, Anda akan mengingat informasi kunci dan
diagnosis), bicarakan dengan pasangan, dan pesan penutup sesi langkah-langkah berikutnya.
konseling • Jika klien tidak dapat membaca, tunjukkan gambar kepadaklien.
1
Setiap kehamilan harus direncanakan dengan baik demi generasi yang sehat

2
SELAMAT
DATANG
SELAMAT DATANG
• Selamat pagi/siang/sore/malam, Ibu/Bapak.
• Saya ….. (nama), petugas penyedia layanan .........(KIA-KB/VCT/PDP) di …. (nama institusi) ini.
• Saya merasa senang bertemu dengan Ibu/Bapak.
• Pada kesempatan ini, kita akan mendiskusikan tentang perencanaan kehamilan dan edukasi
kehamilan bagi pasangan ODHA, sehingga Anda dan pasangan dapat menentukan pilihan yang
tepat dalam merencanakan kehamilan
• Saya dapat membantu Anda untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang:
1. Perencanaan Kehamilan, yaitu bagi pasangan yang saat ini tidak sedang hamil
2. Edukasi Kehamilan, yaitu bagi pasangan yang saat ini sedang hamil

• Saya harap Anda tidak sungkan mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, atau
menyampaikan pernyataan terkait diri Anda atau pasangan Anda.

• Dalam proses konseling ini, saya menjamin privasi dan kerahasiaan Anda.
2
CERITAKAN TENTANG DIRI ANDA
Ceritakan pada kami tentang:
✓Diri Anda
✓Status HIV Anda
✓Status HIV pasangan Anda
✓Bagaimana Anda melindungi diri, pasangan, dan keluarga Anda

Kami menjamin privasi dan kerahasiaan Anda

3
CERITAKAN TENTANG DIRI ANDA
Mohon ceritakan pada kami tentang diri Anda dan pasanganAnda:
• Kapan dan di mana Anda/pasangan didiagnosis HIV?
• Apakah anda sudah didampingi oleh pendukung sebaya? jika sudah mohon nama dan nomor telepon pendukung sebaya tersebut?
• Apakah Anda mengetahui status HIV pasangan Anda? Apakah pasangan anda mengetahui status HIV Anda?
• Apakah Anda/pasangan punya kartu berobat untuk pengobatan HIV? Jika ya, berobat ke mana?
• Apakah Anda/pasangan minum obatARV?
➢ Jika iya, sejak kapan minum ARV? Jika tidak, mengapa?
➢ Apakah Anda minum ARV secara teratur (minum obat setiap hari sesuai dosis)? Jika tidak, mengapa?
• Akses ARV
➢ Di manakah Anda/pasangan mendapatkan obatARV?
➢ Apakah ada kendala dalam mendapatkan obat ARV tersebut?
• CD4 dan viral load?
➢ Kapan dan di mana terakhir Anda/pasangan melakukan pemeriksaan CD4 dan viral load?
➢ Apakah Anda/pasangan mengetahui kadar CD4 dan viral loadterakhir?
• Penyakit penyerta
➢ Selain HIV, apakah Anda/pasangan mengidap penyakit lain, seperti hepatitis B, hepatitis C, sifilis,TB dan penyakit lainnya?
➢ Jika ya, apakah sudah berobat dan obat apa yang didapat?
• Bagaimana Anda/pasangan melindungi diri, pasangan, dan keluarga Anda dari infeksi HIV?

Bagian ini digunakan untuk penapisan terhadap status kesehatan pasangan ODHA secara umum
dan sebagai penilaian awal terhadap kelayakan kehamilan pada pasangan ODHA
Petugas menggali pengetahuan klien tentang HIV AIDS. Apabila diperlukan petugas dapat
memberikan informasi tentang HIV AIDS atau merujuk ke Poli VCT 3
BICARAKAN DENGAN PASANGAN

Saling jujur dan terbuka terhadap pasangan


menumbuhkan rasa cinta kasih dalam keluarga

4
BICARAKAN DENGAN PASANGAN
• Keterbukaan status HIV Anda pada pasangan dan petugas kesehatan sangat mendukung dalam
perencanaan kehamilan. Bila perlu, mintalah dukungan konselor atau pendukung sebaya untuk
mendampingi Anda dalam menginformasikan status HIV kepada pasangan.
• Libatkan dan ajak pasangan Anda dalam perencanaan kehamilan.
• Perencanaan kehamilan merupakan keputusan dan komitmen bersama antara Anda dan
pasangan.
• Konsekuensi jika tidak saling jujur dan terbuka:
o Terdapat potensi penularan HIV kepada pasangan
o Tidak ada dukungan dari pasangan dalam menjalani kehamilan dan setelah melahirkan, baik
bagi ibu maupun bayi.

Saling jujur dan terbuka terhadap pasangan


menumbuhkan rasa cinta kasih dalam keluarga
4
BICARAKAN
DENGAN
PASANGAN
INFORMASI DASAR HIV-AIDS
HIV adalah virus yang menyerang
dan melemahkan sistem Penularan HIV
pertahanan tubuh

Hubungan seksual
tidak aman dengan
penderita HIV

Jarum suntik
terkontaminasi HIV yang
dipakai bergantian
Transfusi darah
tercemar HIV

Dari ibu HIV positif ke bayinya

Risiko penularan HIV dapat diturunkan dengan meminum ARV teratur


dan seumur hidup

5
INFORMASI DASAR HIV-AIDS
- HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang dan
melemahkan sistem pertahanan tubuh, sehingga tubuh kurang atau tidak mampu
melawan infeksi, dan menjadi mudah tertular penyakit.
- AIDS adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem pertahanan tubuh yang
timbul akibat infeksi HIV.
- HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual tidak aman dengan penderita HIV,
transfusi darah tercemar HIV, jarum suntik yang sudah terkontaminasi HIV dan dipakai
secara bergantian, dan penularan dari Ibu positif HIV kepada bayinya saat kehamilan,
persalinan, dan menyusui.
- Minum obat ARV teratur dan seumur hidup dapat menjadi sehat dan meningkatkan
kualitas kesehatan pasangan ODHA.
- CD4 (cluster of differentiation 4) adalah sel darah putih yang merupakan petunjuk untuk
tingkat kerusakan sistem kekebalan tubuh. Semakin rendah kadar CD4, semakin tinggi
tingkat kerusakan sistem kekebalan tubuh.
- Viral load (VL) adalah jumlah virus HIV dalam darah. Semakin besar jumlah VL,
semakin tinggi risiko penularan HIV kepada orang lain. 5
INFORMASI
DASAR
HIV-AIDS
KAMI MENGERTI KEBUTUHAN ANDA

Apakah saat ini


Anda/pasangan sedang hamil ?

Apakah Anda/pasangan mempunyai


rencana untuk hamil ?

Pasangan ODHA berhak untuk merencanakan kehamilan


6
PENAPISAN KEBUTUHAN KLIEN
Apakah saat ini Anda/pasangan sedang hamil?
Jika Iya Lihat Bagian 2: Edukasi Kehamilan Bagi Pasangan ODHA (hal. 24)

Jika Tidak ▪ Jika tidak ingin hamil  lihat Bagian 1: Perencanaan Kehamilan
Apakah Bagi Pasangan ODHA, topik: metode kontrasepsi (hal. 14)
Anda/pasangan
mempunyai ▪ Jika ingin hamil  lihat Bagian 1: Perencanaan Kehamilan Bagi
rencana untuk Pasangan ODHA, topik: syarat kelayakan hamil bagi pasangan
hamil?
ODHA (hal. 9)

Jika tidak tahu Lihat penapisan kemungkinan kehamilan (hal. 7)


status
kehamilan

6
PENAPISAN
KEBUTUHAN
KLIEN
ANDA TIDAK HAMIL JIKA…

1. Mendapat haid
dalam 7 hari terakhir

7
PENAPISAN KEMUNGKINAN KEHAMILAN
Jika klien tidak tahu status kehamilannya  lakukan pemeriksaan tes kehamilan
✓Jika tes kehamilan positif, berarti klien hamil dan lanjutkan ke Bagian 2: Edukasi
Kehamilan Bagi Pasangan ODHA (hal. 24)
✓Jika tes kehamilan negatif, berarti klien tidak hamil dan lanjutkan ke Bagian 1:
Perencanaan Kehamilan Bagi Pasangan ODHA (hal. 8)

Jika tes kehamilan tidak dapat dilakukan, tanyakan pada klien tentang kondisi berikut ini:
1. Mendapat haid dalam 7 hari terakhir
2. Melahirkan dalam 4 minggu terakhir
3. Melahirkan kurang dari 6 bulan dan menyusui eksklusif dan belum mendapat haid
4. Mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir
5. Tidak berhubungan seksual sejak haid terakhir
6. Menggunakan kontrasepsi secara benar
Jika terdapat minimal satu kondisi tersebut, klien kemungkinan tidak sedang hamil dan lanjutkan ke Bagian 1:
Perencanaan Kehamilan Bagi Pasangan ODHA (hal. 8)
7
PENAPISAN
KEMUNGKINAN
HAMIL
1
PERENCANAAN KEHAMILAN
BAGI PASANGAN ODHA

8
PERENCANAAN KEHAMILAN
BAGI PASANGAN ODHA

PERENCANAAN
KEHAMILAN
Pada sesi ini, Saya dapat membantu Anda mendapatkan informasi
tentang:
-Syarat kelayakan hamil
-Risiko kehamilan
-Persiapan kehamilan
-Pelayanan kontrasepsi

8
SYARAT KELAYAKAN HAMIL
PADA PASANGAN ODHA
ASPEK MEDIS ASPEK SOSIAL

1. Kesehatan secara umum baik 1. Kehamilan direncanakan oleh kedua belah


2. Sudah dinyatakan layak hamil oleh dokter pihak
3. Telah minum ARV secara teratur minimal 6 2. Berkomitmen menghindari faktor risiko HIV-
bulan AIDS
3. Dukungan dari anggota keluarga lainnya
4. Dukungan pembiayaan kesehatan

9
SYARAT KELAYAKAN HAMIL PADA PASANGAN ODHA
ASPEK MEDIS

LAKI-LAKI POSITIF HIV PEREMPUAN POSITIF HIV


ASPEK SOSIAL

Kondisi kesehatan Anda/pasangan Kondisi kesehatan Anda/pasangan 1. Kehamilan direncanakan oleh kedua belah pihak, Bapak
memungkinkan untuk kehamilan sehat, jika: memungkinkan untuk kehamilan sehat, jika: dan Ibu harus benar-benar memahami risiko dan
1.Kesehatan secara umum baik*, dan 1.Kesehatan secara umum baik*, dan konsekuensi kehamilan, persalinan dan aspek
2.HIV stadium 1 atau 2, dan 2.HIV stadium 1 atau 2, dan pengasuhan anak
3. CD4 >350, dan 3.CD4 >350, dan 2. Komitmen menghindari faktor risiko HIV AIDS melalui
4.Telah minum ARV secara teratur minimal 6 4.Telah minum ARV secara teratur minimal 6 ABCDE**
bulan atau viral load ≤ 1000 kopi/ml (atau bulan atau viral load ≤ 1000 kopi/ml (atau
VL tidak terdeteksi), dan VL tidak terdeteksi), dan 3. Persetujuan dan dukungan dari anggota keluarga
5.Tidak ada tanda/gejala infeksi lain dengan 5.Tidak ada tanda/gejala infeksi lain dengan lainnya untuk mengasuh anak tersebut di kemudian
memperhatikan kondisi epidemiologi memperhatikan kondisi epidemiologi hari bila terdapat keterbatasan pada orang tuanya
setempat (misal TB, hepatitis B, sifilis, setempat (misal TB, hepatitis B, sifilis, 4. Siap pembiayaan kesehatan sejak persiapan kehamilan
malaria) malaria) hingga perawatan anak setelah lahir

• Jika salah satu/lebih kondisi tersebut tidak memenuhi syarat, sarankan klien untuk menunda kehamilan dengan metode kontrasepsi sambil dilakukan
tata laksana hingga kondisi kesehatan menjadi layak hamil  lanjutkan ke hal. Metode Kontrasepsi (hal. 14)
• Jika seluruh kondisi memenuhi syarat, dapat dilanjutkan ke Tahap Persiapan Kehamilan Pada ODHA (hal.10)
• Anjurkan klien untuk selalu menggunakan kondom saat berhubungan seksual, walaupun pasangan telah menggunakan kontrasepsi lain
• (*) Penilaian kondisi kesehatan klien berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,dan verifikasi hasil pemeriksaan laboratorium
• (**) A: Abstinence, B: Be faithful, C: Use condom, D: No drugs, E: Education
9
SYARAT
KELAYAKAN
HAMIL
PERSIAPAN KEHAMILAN

Minum ARV teratur, Obati penyakit penyerta Gunakan kondom setiap berhubungan seksual.
seumur hidup sampai tuntas Jika ingin hamil, kondom dapat dilepas
pada masa subur

Patuh minum ARV seumur hidup dan selalu gunakan kondom


saat berhubungan seksual
10
PERSIAPAN KEHAMILAN
• Terdapat risiko penularan HIV terhadap pasangan, namun risiko
dapat diturunkan jika:
✓ ODHA patuh minum ARV teratur seumur hidup, serta memantau
kadar CD4 dan viral load secara berkala
✓ Selalu menggunakan kondom bila berhubungan seksual
untuk mencegah infeksi silang/super infeksi
✓ IMS diobati secara tuntas
• Jika ingin hamil, kondom dapat dilepas pada masa subur (hari ke
14 dari hari pertama haid pada siklus haid 28 hari)
Patuh minum ARV seumur hidup dan selalu gunakan kondom
saat berhubungan seksual
10
PERSIAPAN
KEHAMILAN
RISIKO KEHAMILAN PADA
IBU DENGAN HIV

Kehamilan yang tidak direncanakan pada pasangan ODHA


dapat membawa risiko bagi ibu maupun bayi
11
RISIKO KEHAMILAN
PADA IBU DENGAN HIV

• Perencanaan kehamilan merupakan hak dan keputusan Anda dan


pasangan. Namun, ada beberapa hal yang harus Anda ketahui terkait
risiko kehamilan pada ODHA.
• Kehamilan yang tidak direncanakan pada ODHA dapat membawa risiko
bagi:
✓Bayi
✓Ibu

Kehamilan yang tidak direncanakan pada pasangan ODHA


dapat membawa risiko bagi ibu maupun bayi
11
RISIKO
KEHAMILAN
PADA IBU
DENGAN HIV
RISIKO UNTUK BAYI
Bayi dapat tertular HIV dari ibunya selama masa kehamilan, persalinan, atau menyusui

Dengan pengobatan dan perawatan Tanpa pengobatan dan perawatan


selama kehamilan, persalinan, dan selama kehamilan, persalinan, dan
menyusui, kurang dari 2 bayi dari 100 ibu menyusui, 20-50 bayi dari 100 ibu HIV
HIV berisiko tertular HIV berisiko tertular HIV

12
RISIKO UNTUK BAYI
• Kehamilan yang tidak direncanakan pada pasangan ODHA meningkatkan risiko janin lahir
meninggal, kelahiran prematur atau bayi berat lahir rendah (BBLR).
• Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat diturunkan secara bermakna bila ibu minum obat
ARV teratur dan seumur hidup, walaupun tidak menghilangkan risiko penularan 100%.
• Risiko penularan bagi bayi:
o jika tidak mendapat pengobatan dan perawatan yang tepat, maka 20-50 bayi dari 100 ibu HIV
berisiko tertular HIV
o jika mendapat pengobatan dan perawatan yang tepat, kurang dari 2 bayi dari 100 ibu HIV
berisiko tertular HIV
• Dampak bagi bayi yang lahir dari kehamilan yang tidak direncanakan: potensi terinfeksi HIV dari
ibu, gangguan tumbuh kembang, anak mengalami stigma, biaya perawatan bayi lebih mahal,
penelantaran pengasuhan anak akibat keterbatasan orang tua yang menderita HIV (risiko bila
orang tua meninggal)

Bayi dapat tertular HIV dari ibunya selama masa kehamilan, persalinan,
dan menyusui
12
RISIKO UNTUK IBU
HIV dapat meningkatkan risiko komplikasi
kehamilan, persalinan, dan nifas

• Risiko komplikasi, terutama infeksi dan


anemia
• Mempengaruhi pilihan metode persalinan
• Risiko mengalami stigma dan diskriminasi

13
RISIKO UNTUK IBU
Kehamilan yang tidak direncanakan pada pasangan ODHA:
• Dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, persalinan,
dan nifas, seperti infeksi dan anemia.
• Kondisi kesehatan Ibu dengan HIV akan mempengaruhi pilihan
metode persalinan (penjelasan Perencanaan Persalinan bagi
ODHA dapat dilihat pada hal.26)
• Ibu dengan HIV juga berisiko mengalami stigma dan
diskriminasi
HIV dapat meningkatkan risiko komplikasi
kehamilan, persalinan, dan nifas
13
METODE KONTRASEPSI

MAL KONDOM AKDR TUBEKTOMI

VASEKTOMI PIL INJEKSI IMPLAN


Hindari Kehamilan Yang Tidak Direncanakan
Dengan Kontrasepsi Yang Tepat dan Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual

14
METODE
KONTRASEPSI
METODE KONTRASEPSI
• Untuk menunda, menjarangkan, atau menghentikan kesuburan, pasangan ODHAdapat
menggunakan setiap metode kontrasepsi yang tersedia.
• Metode kontrasepsi bagi pasangan ODHA tidak disarankan hanya menggunakan
metode kondom
• Apapun metode kontrasepsi yang digunakan, secara bersamaan kondom juga tetap
harus dipakai saat bersenggama karena kondom dapat mencegah kehamilan
sekaligus mencegah penularan HIV dan IMS.
• Pemilihan metode kontrasepsi harus dikonsultasikan dengan tenaga kesehatan
• Pelayanan kontrasepsi bagi pasangan ODHA dapat diperoleh di fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat.
Bila Anda sudah tidak ingin hamil lagi, disarankan untuk menggunakan kontrasepsi
mantap (MOW/MOP)

Hindari Kehamilan Yang Tidak Direncanakan


Dengan Kontrasepsi Yang Tepat Dan Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual
14
METODE KONTRASEPSI HORMONAL (1)

Hindari Kehamilan Yang Tidak Direncanakan


Dengan Kontrasepsi Yang Tepat Dan Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual

15
METODE KONTRASEPSI HORMONAL (1)
Metode Pengertian Kelebihan Kekurangan
Kontrasepsi

1. Pil progestin Pil kontrasepsi yang • Tidak mempengaruhi ASI • Gangguan pada haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
(mini pil) mengandung • Kesuburan cepat kembali bila obat dihentikan • Peningkatan berat badan
progestin, yaitu • Tidak mengandung estrogen (tidak meningkatkan • Harus diminum setiap hari pada waktu yang sama
bahan tiruan dari gangguan pembekuan darah, kurang meningkatkan • Bila lupa minum satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
progesteron tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi) • Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, atau
• Mengurangi jumlah, lama, dan nyeri haid jerawat
• Mencegah kanker endometrium dan ovarium • Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual
• Dapat diberikan pada pasien endometriosis • ARV dapat menurunkan efektivitas pil progestin
2. Pil Pil kontrasepsi yang • Siklus haid jadi teratur dan jumlah darah haid • Mual terutama 3 bulan pertama
kombinasi mengandung berkurang (mencegah anemia) • Perdarahan bercak atau perdarahan sela pada 3 bulan
hormon estrogen • Dapat digunakan jangka panjang pertama
dan progesteron. • Kesuburan cepat kembali • Nyeri payudara, berat badan naik sedikit
• Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat • Tidak bisa pada ibu menyusui
• Meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan
• Tidak mencegah Infeksi menular seksual
• ARV dapat menurunkan efektivitas pil KB kombinasi

3. Implan Alat kontrasepsi • Tidak mempengaruhi ASI • Gangguan pada haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
bawah kulit yang • Kesuburan cepat kembali bila implan dicabut • Peningkatan berat badan
mengandung • Tidak mengandung estrogen (tidak meningkatkan • Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, jerawat
progestin yang gangguan pembekuan darah, kurang meningkatkan • Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual
dibungkus dalam tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi) • Efek berkurang bila menggunakan obat tuberkulosis
kapsul silastik • Mengurangi jumlah, lama, dan nyeri haid (rifampisin) dan obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat)
silikon polidimetri. • Mencegah kanker endometrium dan ovarium • ARV dapat menurunkan efektivitas implan progestin
• Dapat diberikan pada pasien endometriosis
15
METODE KONTRASEPSI HORMONAL (2)

Hindari Kehamilan Yang Tidak Direncanakan


Dengan Kontrasepsi Yang Tepat Dan Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual

16
METODE KONTRASEPSI HORMONAL (2)
Metode Pengertian Kelebihan Kekurangan
Kontrasepsi

3. Suntikan • Tidak diperlukan • Perubahan pola haid, perdarahan bercak atau perdarahan sela sampai 10 hari
progestin pemeriksaan dalam • Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan akan menghilang setelah suntikan kedua
• Jangka panjang atau ketiga
• Mengurangi jumlah, lama, • Klien harus kembali rutin ke fasilitas kesehatan
dan nyeri haid • Efektivitas berkurang bila dipergunakan bersama obat tuberkulosis dan epilepsi
• Mencegah kanker ovarium • Penembahan berat badan
dan endometrium • Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, gangguan
• Mencegah kehamilan ektopik pembekuan darah, timbulnya tumor hati
• Tidak melindungi dari infeksi menular seksual
• Kesuburan kembali lama
• ARV dapat menurunkan efektivitas suntikan progestin
4. Suntikan • Jangka panjang • Perubahan pola haid, perdarahan bercak atau perdarahan sela sampai 10 hari
kombinasi • Mengurangi jumlah, lama, • Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan akan menghilang setelah suntikan kedua
dan nyeri haid atau ketiga
• Mencegah kanker ovarium • Efektivitas berkurang bila dipergunakan bersama obat tuberkulosis dan epilepsi
dan endometrium • Penambahan berat badan
• Mencegah kehamilan ektopik • Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, gangguan
pembekuan darah, timbulnya tumor hati
• Tidak melindungi dari infeksi menular seksual
• Kesuburan kembali lama
• ARV dapat menurunkan efektivitas suntikan kombinasi

16
METODE KONTRASEPSI NON HORMONAL (1)

KONDOM
MAL
AKDR
Hindari Kehamilan Tidak Diinginkan
Dengan Kontrasepsi Yang Tepat Dan Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual
17
METODE KONTRASEPSI NON HORMONAL (1)
Metode Pengertian Kelebihan Kekurangan
Kontrasepsi
1. Alat Alat kontrasepsi yang dipasang • Metode kontrasepsi jangka panjang, dapat • Perubahan siklus haid (terutama 3 bulan pertama)
Kontrasepsi dalam rahim dengan menjepit digunakan sampai menopause • Merasa nyeri dan kram perut 3-5 hari setelah
Dalam Rahim kedua saluran yang menghasilkan • Tidak perlu mengingat-ingat (tidak seperti pil pemasangan
(AKDR) indung telur sehingga tidak terjadi yang harus diminum setiap hari) • Tidak mencegah IMS
pembuahan • Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI • AKDR dapat keluar dari uterus tanpa diketahui
• Dapat dipasang segera setelah melahirkan • Tidak direkomendasikan pada HIV stadium 3 atau
atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi 4. Jika kondisi (stadium 3 atau 4) timbul saat
infeksi) menggunakan AKDR, AKDR dapat dilanjutkan
• Dapat digunakan pada HIV stadium 1 atau 2 selama klien minum ARV secara teratur.
dan klien minum ARV secara teratur
2. Metode Kontrasepsi yang mengandalkan • Tanpa biaya • Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar
Amenore pemberian ASI eksklusif , artinya • Bayi lebih sehat karena mendapat kekebalan segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan
Laktasi (MAL) hanya diberikan ASI tanpa pasif dan sumber gizi terbaik dari ASI • Tidak melindungi dari IMS
tambahan makanan ataupun • Baik bagi ibu karena mengurangi perdarahan • Efektivitas tinggi bila dilakukan dengan baik dan
minuman apa pun lainnya. pasca persalinan, mengurangi risiko anemia, benar (ASI eksklusif) dan hanya selama 6 bulan
meningkatkan hubungan psikologis ibu dan • Ibu harus minum ARV teratur selama minimal 6
bayi bulan dan bayi diberikan ARV profilaksis.
• Pada ODHA yang viral load tidak terdeteksi
masih ada kemungkinan ASI mengandung
virus HIV
3. Kondom Selubung/sarung karet untuk • Tidak mengganggu ASI • Cara pemasangan yang tidak benar
mencegah kehamilan dan atau • Mencegah infeksi menular seksual mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
penularan penyakit kelamin pada • Murah dan dapat dibeli secara umum • Agak menganggu hubungan seksual
saat bersenggama.
17
METODE KONTRASEPSI NON HORMONAL (2)

Hindari Kehamilan Yang Tidak Direncanakan


Dengan Kontrasepsi Yang Tepat Dan Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual
18
METODE KONTRASEPSI NON HORMONAL (2)
Metode Kontrasepsi Pengertian Kelebihan Kekurangan

4. Metode operasi Metode kontrasepsi bagi wanita • Tidak mengganggu produksi ASI • Harus melalui prosedur medis
Wanita (MOW)/ bila tidak ingin hamil lagi • Tidak ada efek samping hormonal • Tidak melindungi dari IMS
Tubektomi dengan cara mengikat dan • Rasa nyeri atau tidak nyaman pasca tindakan
memotong atau memasang
cincin pada tuba falopii (saluran
telur), sehingga sperma tidak
dapat bertemu dengan ovum.

5. Metode Operasi Prosedur klinik untuk • Tidak ada efek samping jangka panjang • Membutuhkan prosedur medis
Pria (MOP)/ menghentikan kapasitas • Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan
Vasektomi reproduksi pria dengan cara
mengoklusi vas deferens
sehingga alur trasnportasi
sperma terhambat dan proses
fertilisasi tidak terjadi.

Hindari Kehamilan Yang Tidak Direncanakan


Dengan Kontrasepsi Yang Tepat Dan Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual

18
METODE KONTRASEPSI
YANG DAPAT DIGUNAKAN ODHA
Pilihlah metode kontrasepsi
yang tepat dan sesuai dengan
kondisi kesehatan Anda.
Konsultasikan dengan dokter
atau bidan.

Hindari Kehamilan Yang Tidak Direncanakan


Dengan Kontrasepsi Yang Tepat Dan Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual
19
PILIHAN METODE KONTRASEPSI YANG DAPAT DIGUNAKAN ODHA
KONDISI KOK IMPLAN Pil/Suntik AKDR-Cu
(Kontrasepsi
Oral Kombinasi)
Progestin
HIV AIDS Terapi ARV (*)

HIV Stadium 3 atau 4 (*)

IMS/PRP Sedang menderita servisitis purulen, klamidia, gonore M L


Vaginitis
Sedang menderita Penyakit Radang Panggul (PRP) M L
IMS lain (selain HIV atau hepatitis)
Risiko meningkat untuk IMS:
• Selain gonore atau klamidia
• Jika kemungkinan sangat tinggi terhadap paparan gonore
atau klamidia
M: Bila klien akan memulai penggunaan AKDR, obati terlebih dahulu
: Dapat digunakan penyakit penyerta. Setelah penyakit sembuh boleh dilakukan
pemasangan AKDR
: Tidak dapat digunakan L : Jika kondisi timbul saat menggunakan AKDR, AKDR dapat
dilanjutkan selama klien mendapat pengobatan
Bila Anda sudah tidak ingin hamil lagi, disarankan untuk menggunakan (*) : Tidak direkomendasikan pada HIV stadium 3 atau 4. Jika kondisi
kontrasepsi mantap (MOW/MOP) (stadium 3 atau 4) timbul saat menggunakan AKDR, AKDR dapat
dilanjutkan selama klien minum ARV secara teratur.
Sumber: Diagram Kriteria Kelayakan Medis Penggunaan Kontrasepsi WHO Edisi 2, 2017 19
PENGGUNAAN KONDOM
PADA PASANGAN ODHA

Selalu gunakan kondom setiap berhubungan seksual


Kondom Melindungi Anda Dari Infeksi Menular Seksual
Dan Kehamilan Yang Tidak Direncanakan
20
PENGGUNAAN KONDOM
PADA PASANGAN ODHA
• Selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual, apapun
status HIV anda dan pasangan. Penggunaan kondom pada
pasangan yang keduanya terinfeksi HIV bertujuan mencegah
terjadinya infeksi silang/super infeksi dan mencegah penularan
IMS yang lain
• Apapun metode kontrasepsi yang dipilih, kondom tetap harus
digunakan saat bersenggama (perlindungan ganda)

Kondom Melindungi Anda Dari Infeksi Menular Seksual


Dan Kehamilan Yang Tidak Direncanakan
20
INFORMASI
SEPUTAR
KONDOM
CARA MEMAKAI, MELEPAS DAN MEMBUANG KONDOM

Buka bungkus Pasang kondom Setelah ejakulasi,


Letakkan kondom di Ikat dan masukkan
dengan hati-hati dengan cara tahan cincin kondom
ujung penis dengan kondom ke kantong
cincin menghadap membuka agar tidak terlepas, plastik kemudian
luar dari tubuh gulungan cincin lalu Tarik penis dari buanglah kondom bekas
sampai ke vagina ketika masih ke tempat sampah
pangkal penis ereksi

Kondom melindungi Anda dari infeksi menular seksual


dan kehamilan yang tidak direncanakan
21
CARA MEMAKAI, MELEPAS DAN MEMBUANG KONDOM

Buka bungkus dengan Letakkan kondom di ujung Pasang kondom Setelah ejakulasi, tahan Ikat dan buang kondom
hati-hati penis dengan cincin dengan cara cincin kondom agar tidak
bekas dengan benar
menghadap luar dari membuka gulungan terlepas, lalu Tarik penis dari
tubuh cincin sampai ke vagina ketika masih ereksi
pangkal penis

Pakai kondom baru • Pakai kondom • Jika kondom sulit Ikat dan masukkan
setiap kali sebelum penis dipasang, mungkin kondom ke kantong
berhubungan terbalik atau sudah •Upayakan sperma tidak
menyentuh vagina. plastik kemudian
lkadaluarsa. Jika sudah tumpah di mulut vagina
• Jika tidak disunat, buanglah kondom di
Tarik kulit ke kadaluarsa, gunakan tempat sampah yang jauh
belakang. kondom baru. dari jangkauan anak-anak
• Bisa ditambah pelicin dan tidak membuang
(berbahan dasar air, kondom di kloset atau
bukan minyak) saluran air

21
PENTING DIPERHATIKAN

Pastikan Anda punya Jika setelah digunakan, diketahui


persediaan kondom yang kondom robek, segera datang ke
cukup fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan kontrasepsi
darurat.

• Jangan buang kondom sembarangan,


Ikat dan masukkan kondom ke kantong Simpan kondom di tempat yang
plastik kemudian buanglah kondom di terlindung dari sinar matahari langsung
tempat sampah yang jauh dari
jangkauan anak-anak.
• Jangan dibuang di kloset
• Kondom jangan ditiup

Kondom Melindungi Anda Dari Infeksi Menular Seksual


Dan Kehamilan Yang Tidak Direncanakan
22
PENTING DIPERHATIKAN

Sinar matahari dan panas dapat merusak kondom.


Simpan kondom di tempat yang terlindung dari sinar
Pastikan Anda punya persediaan kondom yang cukup. matahari langsung.
Persiapkan kondom cadangan sebelum Anda kehabisan Pada saat membeli kondom, pastikan kondom
tidak terkena sinar matahari langsung

• Sebelum dipakai, pastikan kondom tidak robek dan perhatikan


tanggal kadaluarsa. Jangan pakai jika kemasan rusak, kondom
robek atau sudah kadaluarsa.
• Pastikan kondom tidak tertinggal di dalam vagina.
• Kondom tidak mudah robek jika digunakan dengan benar. • Jangan buang kondom sembarangan, Ikat dan
masukkan kondom ke kantong plastik kemudian
• Jika setelah ejakulasi, diketahui kondom robek atau tertinggal di buanglah kondom di tempat sampah yang jauh dari
dalam vagina, segera ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk jangkauan anak-anak.
mendapatkan kontrasepsi darurat. • Jangan dibuang di kloset
• Kondom jangan ditiup

22
KONTRASEPSI DARURAT

Jika terjadi hubungan seksual


tidak terlindungi kontrasepsi ,
segera hubungi petugas
kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan
kontrasepsi darurat

Kontrasepsi darurat efektif dalam waktu kurang dari 3 hari


(72 jam) pasca senggama
23
KONTRASEPSI DARURAT

Efektif bila diberikan dalam waktu < 3 hari (72 jam) pasca senggama
23
KONTRASEPSI
DARURAT
2
EDUKASI KEHAMILAN
BAGI PASANGAN ODHA

24
EDUKASI KEHAMILAN BAGI ODHA

• Pada sesi ini, Kami dapat membantu Bapak dan Ibu mendapatkan
informasi tentang :
- Menjalani kehamilan bagi ODHA
- Persalinan aman

KEHAMILAN
EDUKASI
- Edukasi perawatan ibu nifas
- Rencana pemberian makan pada bayi dari ibu dengan HIV
- KB Pasca Persalinan
- Profilaksis bayi yang lahir dari ibu HIV
- Diagnosis dini infeksi HIV pada bayi (early infant diagnosis, EID)
- Pemberian imunisasi
24
MENJALANI KEHAMILAN BAGI PASANGAN ODHA

Minum ARV teratur,


seumur hidup ABORSI Perawatan kehamilan
sesuai standar
Ibu dengan HIV berpotensi
menularkan HIV ke janin
HIV AIDS bukan indikasi aborsi

Ibu dengan HIV berpotensi menularkan HIV ke janin.


Minum ARV teratur seumur hidup mengurangi risiko penularan pada bayi
25
MENJALANI KEHAMILAN BAGI PASANGAN ODHA
• Perempuan dengan HIV berpotensi menularkan virus kepada bayi yang dikandungnya jika hamil. Oleh karena itu, pasangan ODHA perlu
mendapatkan informasi mengenai kontrasepsi yang aman dan efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Konseling yang
berkualitas, penggunaan alat kontrasepsi yang aman dan efektif serta penggunaan kondom secara konsisten akan membantu pasangan
ODHA agar melakukan hubungan seksual yang aman, serta menghindari terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
• Perlu diingat bahwa infeksi HIV bukan merupakan indikasi aborsi.
• Pasangan ODHA harus minum ARV seumur hidup. Jika sudah mendapatkan terapi ARV, jumlah virus HIV di tubuh Ibu menjadi rendah
(tidak terdeteksi) dan risiko penularan HIV dari ibu ke anak menjadi kecil, sehingga Bapak dan Ibu mempunyai peluang untuk memiliki anak
HIV negatif.
• Pemberian ARV pada ibu hamil:
➢ Ibu hamil merupakan indikasi pemberian ARV
➢ Untuk perempuan yang status HIV-nya diketahui sebelum hamil, dan pasien sudah mendapatkan ARV, maka saat hamil ARV tetap
diteruskan.
➢ Untuk ibu hamil yang status HIV-nya diketahui pada saat hamil, segera diberikan ARV berapapun nilai CD4 dan usia kehamilannya.
• Ibu hamil ODHA tetap mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar serta sejak trimester kedua diberikan konseling KB dan konseling
pemberian makanan bayi.
• Walau pasangan ODHA sudah minum obat ARV, penggunaan kondom harus tetap dilakukan setiap berhubungan seksual.

Ibu dengan HIV berpotensi menularkan HIV ke janin


Minum ARV teratur seumur hidup mengurangi risiko penularan pada bayi
25
PERENCANAAN PERSALINAN

Persalinan Normal Persalinan Seksio Sesarea

Persalinan aman dan minum ARV teratur seumur hidup


mengurangi risiko penularan pada bayi
26
PERENCANAAN PERSALINAN
• Perencanaan persalinan bagi pasangan ODHA bertujuan untuk menurunkan risiko penularan HIV dari ibu ke bayi.
• Persyaratan lahir pervaginam:
✓ Tidak ada kontra indikasi obstetrik.
✓ Telah minum ARV teratur minimal 6 bulan atau VL 1000 kopi/ml (atau VL tidak terdeteksi) pada minggu ke-32 kehamilan
Jika persyaratan lahir pervaginam tidak terpenuhi, maka dilakukan seksio sesarea
• Setelah melahirkan, plasenta akan ditangani di fasilitas kesehatan dan tidak diserahkan kepada ibu/keluarga.
• Pada dasarnya cara persalinan dan pilihan pemberian makanan bayi tidak menghalangi dilakukannya
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Metode Persalinan Kelebihan Kekurangan

Pervaginam 1. Mudah dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Risiko penularan pada bayi relatif tinggi 10-20% bila ibu tidak minum
pertama (FKTP) yang terbatas. ARV secara teratur.
2. Masa pemulihan pasca persalinan singkat.
3. Biaya rendah.

Seksio sesarea 1. Risiko penularan yang rendah (2-4%) atau dapat 1. Lama perawatan bagi ibu lebih panjang.
mengurangi risiko penularan sampai 50-66%. 2. Perlu sarana dan fasilitas pendukung yang lebih memadai.
2. Terencana (dilakukan pada minggu ke-38). 3. Risiko komplikasi selama operasi dan pasca operasi lebih tinggi.
4. Ada risiko komplikasi anestesi.
5. Biaya lebih mahal.

Penolong persalinan wajib mematuhi prosedur kewaspadaan standar baik pada persalinan pervaginam maupun
persalinan seksio sesarea. kewaspadaan standar ini tidak berbeda dengan pasien pada umumnya 26
PERSALINAN
AMAN
EDUKASI PERAWATAN
IBU NIFAS DENGAN HIV AIDS

Perawatan nifas yang aman dapat menurunkan risiko penularan HIV Ibu
nifas tetap minum ARV
27
EDUKASI PERAWATAN
IBU NIFAS DENGAN HIV-AIDS
1. Pakaian dan linen yang terkena cairan tubuh direndam terlebih
dahulu dengan cairan klorin 0,5%.*
2. Pembalut nifas disiram terlebih dahulu dengan cairan klorin
0,5% * sebelum dibuang di tempat sampah.
3. Jika plasenta tetap dibawa pulang oleh ibu/keluarga, tidak perlu
dicuci lagi di rumah karena sudah dibersihkan. Plasenta dapat
langsung dikubur.
Perawatan nifas yang aman dapat menurunkan risiko penularan HIV
Ibu nifas tetap minum ARV

(*)pengenceran klorin dengan perbandingan 1 bagian klorin 5% dan 9 bagian air 27


EDUKASI
PERAWATAN
IBU NIFAS
RENCANA PEMBERIAN MAKAN BAGI
BAYI DARI IBU DENGAN HIV
ASI PASI

ATAU

- Ibu yang minum ARV secara teratur minimal 6 bulan Ibu dapat memberikan PASI jika syarat
dapat memberikan ASI eksklusif bagi bayi, dengan AFASS seluruhnya terpenuhi serta keadaan
syarat ibu minum ARV teratur dan bayi minum ARV lingkungan dan sosial mendukung.
profilaksis dan kotrimoksasol
- Saat bayi berusia 6 bulan, bayi disapih dan mulai
berikan makanan pendamping yang aman.

Pilih salah satu, ASI atau PASI.


Tidak dianjurkan untuk mencampur keduanya (mixed feeding).
28
RENCANA PEMBERIAN MAKAN BAGI BAYI
DARI IBU DENGAN HIV

Pemberian makan yang dianjurkan bagi bayi yang belum diketahui status HIV
nya sebagai berikut:
• Konseling pemilihan makanan bayi yang terkait risiko penularan HIV
diberikan sejak sebelum persalinan, sebaiknya sejak masa kehamilan
trimester kedua.
• Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh ibu/keluarga setelah
mendapat informasi dan konseling secara lengkap. Pilihan apapun yang
diambil ibu haruslah didukung.
• Pilihan yang diambil haruslah antara ASI saja atau PASI saja (jangan mixed
feeding, karena PASI dapat menyebabkan luka pada usus bayi yang dapat
meningkatkan risiko penularan HIV ke bayi).
• Ibu dengan HIV boleh memberikan PASI bagi bayinya yang HIV negatif atau
tidak diketahui status HIV nya, jika SELURUH syarat AFASS dapat dipenuhi
28
RENCANA
PEMBERIAN
MAKAN BAGI BAYI
PEMBERIAN ASI PADA BAYI
DARI IBU DENGAN HIV
Kelebihan Kekurangan
Pada bayi: • Risiko penularan melalui pemberian ASI
• Mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan bila tanpa pengobatan berkisar antara
tepat. 5-20%
• Mudah dicerna dan secara efisien digunakan tubuh bayi. • Pada ODHA yang viral load tidak
• Melindungi bayi dari infeksi. terdeteksi masih ada kemungkinan ASI
• Berdampak pada kesehatan jangka panjang mengandung HIV sehingga bayi tetap
• Mengurangi risiko obesitas dan alergi diberikan ARV profilaksis
• Bayi perlu lebih banyak ARV (2 jenis)
Pada ibu:
• Mengurangi perdarahan dan dapat mencegah anemia
• Mengurangi risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan
DM tipe 2.
• Menyusui lebih murah dan tidak menghasilkan limbah.

Baik bayi yang mendapat ASI maupun PASI harus mendapat profilaksis
29
PEMBERIAN ASI PADA BAYI
DARI IBU DENGAN HIV
Kelebihan Kekurangan
Pada bayi: • Risiko penularan melalui pemberian ASI
• Mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan bila tanpa pengobatan berkisar antara
tepat. 5-20%
• Mudah dicerna dan secara efisien digunakan tubuh bayi. • Pada ODHA yang viral load tidak
• Melindungi bayi dari infeksi. terdeteksi masih ada kemungkinan ASI
• Berdampak pada kesehatan jangka panjang mengandung HIV sehingga bayi tetap
• Mengurangi risiko obesitas dan alergi diberikan ARV profilaksis
• Bayi perlu lebih banyak ARV sebanyak
Pada ibu: 2 jenis (Zidovudin dan Nevirapin)
• Mengurangi perdarahan dan dapat mencegah anemia
• Mengurangi risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan
DM tipe 2.
• Menyusui lebih murah dan tidak menghasilkan limbah.

Baik bayi yang mendapat ASI maupun PASI harus mendapat profilaksis
29
PEMBERIAN PASI PADA BAYI
DARI IBU DENGAN HIV

Kelebihan Kekurangan
• Tidak menularkan Bagi bayi:
HIV •Mengurangi ikatan batin antara ibu dan bayi
• Bayi perlu lebih •Bayi lebih mudah diare dan ISPA
sedikit ARV •Bayi lebih berisiko malnutrisi (kurang gizi atau kelebihan berat badan)
•Lebih mudah alergi dan intoleransi laktosa.

Bagi ibu:
•Kemungkinan cepat hamil kembali
•Meningkatkan risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan DM tipe 2

Baik bayi yang mendapat ASI maupun PASI harus mendapat profilaksis
30
PEMBERIAN PASI PADA BAYI
DARI IBU DENGAN HIV

Kelebihan Kekurangan
• Tidak menularkan Bagi bayi:
HIV •Mengurangi ikatan batin antara ibu dan bayi
• Bayi perlu lebih •Bayi lebih mudah diare dan ISPA
sedikit ARV •Bayi lebih berisiko malnutrisi (kurang gizi atau kelebihan berat badan)
(hanya Zidovudin) •Lebih mudah alergi dan intoleransi laktosa.

Bagi ibu:
•Kemungkinan cepat hamil kembali
•Meningkatkan risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan DM tipe 2

Baik bayi yang mendapat ASI maupun PASI harus mendapat profilaksis
30
JIKA PASANGAN ODHA
MEMILIH MEMBERIKAN ASI

Bayi minum
ARV Profilaksis Ibu lanjut
dan Kotrimoksasol minum ARV

Hindari lecet payudara 31


JIKA PASANGAN ODHA
MEMILIH MEMBERIKAN ASI

• Pada ibu sehat, air susu ibu (ASI) merupakan gizi yang terbaik bagi bayi dan
sangat jarang menimbulkan reaksi alergi pada bayi. Pada ibu dengan HIV,
terdapat kemungkinan penularan HIV melalui ASI.
• Ibu dengan HIV yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya harus minum
ARV teratur, kontrol teratur dan menghindari perilaku berisiko serta bayi
minum ARV profilaksis
• Ibu juga harus memperhatikan perawatan payudara dan teknik menyusui
yang benar untuk mencegah lecet pada payudara.
• Lecet pada payudara dapat meningkatkan risiko bayi tertular HIV.
• Dukungan pasangan dan keluarga sangat diperlukan dalam proses menyusui

31
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
LECET PADA PAYUDARA

Bayi melekat dengan baik pada payudara ibunya Bayi TIDAK melekat dengan baik pada payudara ibunya

Hindari lecet payudara untuk mengurangi risiko bayi tertular HIV

32
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
LECET PADA PAYUDARA
• Pada ibu dengan HIV luka lecet pada payudara dapat menjadi sumber penularan HIV
ke bayi
• Pencegahan lecet pada payudara:
• Lecet pada payudara biasanya disebabkan oleh posisi dan pelekatan menyusui
yang tidak tepat.
• Lecet pada payudara dapat dicegah dengan memperbaiki posisi dan pelekatan
menyusui
• Penanganan lecet pada payudara:
• Pada ibu dengan HIV penanganan lecet pada payudara dilakukan sesuai standar,
dengan catatan: ASI Perah harus dipasteurisasi terlebih dahulu sebelum diberikan
kepada bayi
Untuk melakukan pasteurisasi, ASI perah ditempatkan dalam wadah tahan panas dan direndam
dalam air mendidih selama 15 detik sambil diaduk merata

Hindari lecet payudara untuk mengurangi risiko bayi tertular HIV


32
JIKA PASANGAN ODHA
MEMILIH MEMBERIKAN
PASI

AFASS
A Acceptable (dapat diterima)
F Feasible (dapat dilaksanakan)
A Affordable (mampu dibeli) Bayi minum
S Sustainable (berkelanjutan) Profilaksis ARV dan
S Safe (aman) Kotrimoksasol
33
JIKA PASANGAN ODHA MEMILIH
MEMBERIKAN PASI
Pasangan ODHA dapat memberikan PASI jika syarat AFASS seluruhnya terpenuhi

A : Acceptable (dapat diterima) Tanda-tanda AFASS terpenuhi:


• Memiliki jaminan akses air bersih dan sanitasi yang
F : Feasible (dapat dilaksanakan)
baik
A : Affordable (mampu dibeli) • Mampu menyediakan susu formula dalam jumlah cukup
• Mampu menyiapkan susu formula dengan bersih dan
S : Sustainable (berkelanjutan)
mencukupi
S : Safe (aman) • Dapat memenuhi kebutuhan susu formula secara terus-
menerus sampai bayi berusia 6 bulan
• Keluarga mampu memberikan dukungan dalam proses
Bayi yang diberikan PASI mendapat memberikan susu formula yang baik
profilaksis ARV dan kotrimoksasol • Ibu atau keluarga dapat mengakses layanan kesehatan
dalam 12 jam setelah lahir .
yang komprehensif bagi bayinya
33
KB PASCAPERSALINAN

MAL KONDOM AKDR TUBEKTOMI

VASEKTOMI PIL INJEKSI IMPLAN

Setelah melahirkan setiap pasangan ODHA dianjurkan menggunakan KB Pascapersalinan

34
KB PASCAPERSALINAN
• KB pasca persalinan yaitu: pemanfaatan/penggunaan metode kontrasepsi dalam waktu 42 hari pasca bersalin/masanifas
• KB pasca persalinan menggunakan Metode KB modern yang tidak mengganggu proses laktasi, misalnya IUD, kondom, suntik progestin (3
bulanan), pil progestin dan implan.
• Metode kontrasepsi bagi pasangan ODHA tidak disarankan hanya memakai metode kondom
• Apapun metode kontrasepsi yang digunakan, secara bersamaan kondom juga tetap harus dipakai saat bersenggama karena kondom dapat
mencegah kehamilan sekaligus mencegah penularan HIV danIMS

Jenis Metode Waktu


AKDR Segera setelah persalinan (<10 menit setelah persalinan)
Pil 3 minggu setelah persalinan
Suntik 3 bulan Segera setelah persalinan
Suntik bulanan 3 minggu setelah persalinan
AKBK/Implan Segera setelah persalinan
Kontap Pria (MOP) Setiap waktu
Kontap Wanita (MOW) Segera (seksio sesarea),
<2 hari atau 6 minggu setelah persalinan(pada persalinan pervaginam)
MAL Segera setelah persalinan

Setelah melahirkan setiap pasangan ODHA dianjurkan menggunakan KB PascaPersalinan


34
KB PASCA
PERSALINAN
PEMBERIAN PROFILAKSIS BAGI
BAYI DARI IBU DENGAN HIV

Pasca kelahiran, penggunaan ARV Segera setelah lahir, bayi dari Ibu HIV harus
oleh ibu juga perlu dilanjutkan mendapatkan ARV profilaksis yang dimulai
secara teratur dan seumur hidup, dalam 12 jam pertama setelah lahir.
baik untuk kesehatan ibu maupun
pencegahan penularan.

Pemeliharaan kesehatan bayi yang benar dapat mengurangi risiko bayi tertular HIV
35
PEMBERIAN PROFILAKSIS BAGI
BAYI DARI IBU DENGAN HIV
• Segera setelah lahir, bayi harus mendapatkan ARV profilaksis dalam 12 jam pertama pasca
lahir, diberikan setiap hari selama 6 minggu.
• Pada minggu ke-6, dilakukan pemeriksaan EID (Early Infant Diagnosis) untuk menegakkan
diagnosis HIV pada bayi.
• Bila pada minggu ke-6, diagnosis HIV belum dapat disingkirkan maka diperlukan pemberian
kotrimoksasol profilaksis sampai usia 12 bulan atau sampai bayi dinyatakan HIV negatif (non
reaktif) pada pemeriksaan EID kedua.
• Teknis pemberian profilaksis bagi bayi yang lahir dari ibu dengan HIV, dilaksanakan di faskes
penyedia layanan PDP (Perawatan Dukungan Pengobatan)
• Pemberian ARV profilaksis bagi bayi dapat mengurangi risiko penularan HIV.
• Pasca kelahiran, penggunaan ARV oleh ibu juga perlu dilanjutkan secara teratur dan seumur
hidup, baik untuk kesehatan ibu maupun pencegahan penularan.

Pemeliharaan kesehatan bayi yang benar dapat mengurangi risiko bayi tertular HIV
35
PEMBERIAN
PROFILAKSIS
BAGI BAYI
DIAGNOSIS DINI INFEKSI HIV PADA BAYI
(EARLY INFANT DIAGNOSIS, EID)

Bayi yang lahir dari ibu HIV harus dilakukan pemeriksaan EID pada
bayi setelah usia 6 minggu
36
DIAGNOSIS DINI INFEKSI HIV PADA BAYI
(EARLY INFANT DIAGNOSIS, EID)
• Bayi yang lahir dari ibu HIV harus dilakukan pemeriksaan EID pada bayi setelah usia 6
minggu
• Pemeriksaan EID adalah pemeriksaan virologi untuk mendeteksi adanya virus HIV di
dalam tubuh bayi.
• Dari hasil pemeriksaan EID dapat diketahui apakah bayi terinfeksi HIV atau tidak, yang
akan menentukan tatalaksana selanjutnya pada bayi.
• Pengambilan sampel darah kering untuk pemeriksaan EID dapat dilakukan di
Puskesmas terlatih. Sementara pemeriksaan EID dapat dilakukan di laboratorium
Rumah Sakit rujukan.
Bayi yang lahir dari ibu HIV harus dilakukan pemeriksaan EID
pada bayi setelah usia 6 minggu
36
EARLY INFANT
DIAGNOSIS (EID)
PEMBERIAN IMUNISASI
UMUR JENIS
0 bulan Hepatitis B-0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-HiB 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-HiB 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-HiB 3, Polio 4
9 bulan Campak

Bila secara klinis bayi sehat imunisasi dapat diberikan


37
PEMBERIAN IMUNISASI
• Bayi dari ibu HIV tetap dapat diberikan imunisasi dasar lengkap jika bayi sehat secara
klinis.
• Jadwal imunisasi lengkap sama dengan jadwal imunisasi standar, yaitu:
UMUR JENIS
0 bulan Hepatitis B-0
1 bulan BCG*, Polio 1**
2 bulan DPT-HB-HiB 1, Polio 2**
3 bulan DPT-HB-HiB 2, Polio 3**
4 bulan DPT-HB-HiB 3, Polio 4**
9 bulan Campak

(*) Pemberian imunisasi BCG ditunda hingga status HIV bayi diketahui melalui pemeriksaan EID (6
minggu). Jika EID negatif, berikan BCG. Jika EID positif, BCG tidak diberikan.
(**) Imunisasi polio pada bayi dari ibu dengan HIV-AIDS hanya dapat menggunakan vaksin polio suntik
(IPV).
37
PEMBERIAN
IMUNISASI
PESAN PENUTUP SESI KONSELING

• Bayi dari pasangan ODHA dapat tertular HIV dan


infeksi oportunistik dari orangtuanya yang positif
HIV
• Pertimbangkan dengan bijaksana kemampuan dan
kemauan pasangan ODHA dalam melakukan
perawatan bayi sesuai dengan kemungkinan
dampak infeksi HIV pada bayi.
• Perencanaan kehamilan merupakan keputusan
dan komitmen bersama Anda dan pasangan.

Semua anak berhak dilahirkan dalam kondisi yang terbaik


agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
38
PESAN PENUTUP SESI KONSELING

• Bayi dari pasangan ODHA dapat tertular HIV dan


infeksi oportunistik dari orangtuanya yang positif
HIV
• Pertimbangkan dengan bijaksana kemampuan dan
kemauan pasangan ODHA dalam melakukan
perawatan bayi sesuai dengan kemungkinan
dampak infeksi HIV pada bayi.
• Perencanaan kehamilan merupakan keputusan
dan komitmen bersama Anda dan pasangan.

KONSELING
PENUTUP
PESAN
Semua anak berhak dilahirkan dalam kondisi yang terbaik
agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
38
Tim Penyusun Lembar Balik Perencanaan
Kehamilan Pada Pasangan ODHA
Pengarah:
dr. Eni Gustina, MPH Kontributor:
(Direktur Kesehatan Keluarga) •Lintas program di Kementerian Kesehatan
•dr. Ekarini Ariasetiani Sp.OG
Editor: •Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN)
•drg. Wara Pertiwi O, MA •Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
(Kasubdit Kesehatan Usia Reproduksi) •Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)
•Subdirektorat Kesehatan Usia Reproduksi, •Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia
Direktorat Kesehatan Keluarga (HOGSI)
•Subdirektorat HIV-AIDS dan PIMS, Direktorat P2 •Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Penyakit Menular Langsung •Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI)
•Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
Lembar Balik Perencanaan Kehamilan Pada •Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Pasangan ODHA disusun pada tahun 2016 •Dinas Kesehatan Provinsi Papua
dengan dukungan Global Fund dan WHO

Anda mungkin juga menyukai