PERENCANAAN KEHAMILAN
BAGI PASANGAN ORANG DENGAN HIV AIDS (ODHA)
1
PETUNJUK PENGGUNAAN LEMBAR BALIK
Lembar balik ini merupakan alat bantu untuk konseling perencanaan kehamilan bagi pasangan Orang Dengan HIV-
AIDS (ODHA), yaitu pasangan yang salah satu atau keduanya telah terkonfirmasi mengidap HIV AIDS.
Petunjuk penggunaan:
Sasaran penerima/klien: • Lembar balik ini dapat digunakan bersama pelayanan konseling lain
• Pasangan ODHA yang ingin merencanakan kehamilan, baik misalnya konseling calon pengantin, VCT, dan KB.
segera maupun di masa yang akan datang (menunda/ • Setiap topik terdiri dari dua halaman, yaitu halaman untuk klien dan
menjarangkan) halaman untuk petugas.
• Pasangan ODHA yang tidak menginginkan anak kandunglagi • Lembar balik ini hanya mencakup poin-poin utama. Ketika
• Pasangan ODHA yang saat ini sedang hamil berbicara dengan klien, petugas dapat menambahkan informasi dan
mendiskusikan hal-hal lebih lanjut sesuai kebutuhan dan masalah
Sasaran pelaksana: klien.
Lembar balik ini digunakan oleh petugas kesehatan penyedia •Konseling dilakukan di ruangan yang menjamin privasi klien
layanan KIA-KB, VCT, dan PDP
Penggunaan saat konseling:
Informasi tentang lembar balik: • Letakkan lembar balik di tempat yang mudah dilihat oleh klien.
• Bagian pertama, Perencanaan Kehamilan Bagi Pasangan Letakkan di depan petugas agar petugas tetap dapat melihat
ODHA, yang berisi syarat kelayakan hamil, risiko kehamilan bagi halaman untuk petugas dan tidak menutupi pandangan ke arah klien
ibu dan bayi, persiapan kehamilan, dan pelayanan kontrasepsi. • Gunakan halaman dan informasi yang sesuai kebutuhan klien.
•Bagian kedua, Edukasi Kehamilan Bagi Pasangan ODHA, Untuk melakukan hal ini, dengarkan dan nilai situasi, kebutuhan,
yang berisi menjalani kehamilan bagi ODHA, persalinan aman, serta keinginan klien.
edukasi perawatan ibu nifas, rencana pemberian makan pada • Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien dan jangan
bayi dari ibu dengan HIV, KB Pasca Persalinan, profilaksis bayi hanya membacakan teks kepada klien. Jika Anda sudah terbiasa
yang lahir dari ibu HIV, pemberian imunisasi, EID (early infant dengan lembar balik ini, Anda akan mengingat informasi kunci dan
diagnosis), bicarakan dengan pasangan, dan pesan penutup sesi langkah-langkah berikutnya.
konseling • Jika klien tidak dapat membaca, tunjukkan gambar kepadaklien.
1
Setiap kehamilan harus direncanakan dengan baik demi generasi yang sehat
2
SELAMAT
DATANG
SELAMAT DATANG
• Selamat pagi/siang/sore/malam, Ibu/Bapak.
• Saya ….. (nama), petugas penyedia layanan .........(KIA-KB/VCT/PDP) di …. (nama institusi) ini.
• Saya merasa senang bertemu dengan Ibu/Bapak.
• Pada kesempatan ini, kita akan mendiskusikan tentang perencanaan kehamilan dan edukasi
kehamilan bagi pasangan ODHA, sehingga Anda dan pasangan dapat menentukan pilihan yang
tepat dalam merencanakan kehamilan
• Saya dapat membantu Anda untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang:
1. Perencanaan Kehamilan, yaitu bagi pasangan yang saat ini tidak sedang hamil
2. Edukasi Kehamilan, yaitu bagi pasangan yang saat ini sedang hamil
• Saya harap Anda tidak sungkan mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, atau
menyampaikan pernyataan terkait diri Anda atau pasangan Anda.
• Dalam proses konseling ini, saya menjamin privasi dan kerahasiaan Anda.
2
CERITAKAN TENTANG DIRI ANDA
Ceritakan pada kami tentang:
✓Diri Anda
✓Status HIV Anda
✓Status HIV pasangan Anda
✓Bagaimana Anda melindungi diri, pasangan, dan keluarga Anda
3
CERITAKAN TENTANG DIRI ANDA
Mohon ceritakan pada kami tentang diri Anda dan pasanganAnda:
• Kapan dan di mana Anda/pasangan didiagnosis HIV?
• Apakah anda sudah didampingi oleh pendukung sebaya? jika sudah mohon nama dan nomor telepon pendukung sebaya tersebut?
• Apakah Anda mengetahui status HIV pasangan Anda? Apakah pasangan anda mengetahui status HIV Anda?
• Apakah Anda/pasangan punya kartu berobat untuk pengobatan HIV? Jika ya, berobat ke mana?
• Apakah Anda/pasangan minum obatARV?
➢ Jika iya, sejak kapan minum ARV? Jika tidak, mengapa?
➢ Apakah Anda minum ARV secara teratur (minum obat setiap hari sesuai dosis)? Jika tidak, mengapa?
• Akses ARV
➢ Di manakah Anda/pasangan mendapatkan obatARV?
➢ Apakah ada kendala dalam mendapatkan obat ARV tersebut?
• CD4 dan viral load?
➢ Kapan dan di mana terakhir Anda/pasangan melakukan pemeriksaan CD4 dan viral load?
➢ Apakah Anda/pasangan mengetahui kadar CD4 dan viral loadterakhir?
• Penyakit penyerta
➢ Selain HIV, apakah Anda/pasangan mengidap penyakit lain, seperti hepatitis B, hepatitis C, sifilis,TB dan penyakit lainnya?
➢ Jika ya, apakah sudah berobat dan obat apa yang didapat?
• Bagaimana Anda/pasangan melindungi diri, pasangan, dan keluarga Anda dari infeksi HIV?
Bagian ini digunakan untuk penapisan terhadap status kesehatan pasangan ODHA secara umum
dan sebagai penilaian awal terhadap kelayakan kehamilan pada pasangan ODHA
Petugas menggali pengetahuan klien tentang HIV AIDS. Apabila diperlukan petugas dapat
memberikan informasi tentang HIV AIDS atau merujuk ke Poli VCT 3
BICARAKAN DENGAN PASANGAN
4
BICARAKAN DENGAN PASANGAN
• Keterbukaan status HIV Anda pada pasangan dan petugas kesehatan sangat mendukung dalam
perencanaan kehamilan. Bila perlu, mintalah dukungan konselor atau pendukung sebaya untuk
mendampingi Anda dalam menginformasikan status HIV kepada pasangan.
• Libatkan dan ajak pasangan Anda dalam perencanaan kehamilan.
• Perencanaan kehamilan merupakan keputusan dan komitmen bersama antara Anda dan
pasangan.
• Konsekuensi jika tidak saling jujur dan terbuka:
o Terdapat potensi penularan HIV kepada pasangan
o Tidak ada dukungan dari pasangan dalam menjalani kehamilan dan setelah melahirkan, baik
bagi ibu maupun bayi.
Hubungan seksual
tidak aman dengan
penderita HIV
Jarum suntik
terkontaminasi HIV yang
dipakai bergantian
Transfusi darah
tercemar HIV
5
INFORMASI DASAR HIV-AIDS
- HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang dan
melemahkan sistem pertahanan tubuh, sehingga tubuh kurang atau tidak mampu
melawan infeksi, dan menjadi mudah tertular penyakit.
- AIDS adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem pertahanan tubuh yang
timbul akibat infeksi HIV.
- HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual tidak aman dengan penderita HIV,
transfusi darah tercemar HIV, jarum suntik yang sudah terkontaminasi HIV dan dipakai
secara bergantian, dan penularan dari Ibu positif HIV kepada bayinya saat kehamilan,
persalinan, dan menyusui.
- Minum obat ARV teratur dan seumur hidup dapat menjadi sehat dan meningkatkan
kualitas kesehatan pasangan ODHA.
- CD4 (cluster of differentiation 4) adalah sel darah putih yang merupakan petunjuk untuk
tingkat kerusakan sistem kekebalan tubuh. Semakin rendah kadar CD4, semakin tinggi
tingkat kerusakan sistem kekebalan tubuh.
- Viral load (VL) adalah jumlah virus HIV dalam darah. Semakin besar jumlah VL,
semakin tinggi risiko penularan HIV kepada orang lain. 5
INFORMASI
DASAR
HIV-AIDS
KAMI MENGERTI KEBUTUHAN ANDA
Jika Tidak ▪ Jika tidak ingin hamil lihat Bagian 1: Perencanaan Kehamilan
Apakah Bagi Pasangan ODHA, topik: metode kontrasepsi (hal. 14)
Anda/pasangan
mempunyai ▪ Jika ingin hamil lihat Bagian 1: Perencanaan Kehamilan Bagi
rencana untuk Pasangan ODHA, topik: syarat kelayakan hamil bagi pasangan
hamil?
ODHA (hal. 9)
6
PENAPISAN
KEBUTUHAN
KLIEN
ANDA TIDAK HAMIL JIKA…
1. Mendapat haid
dalam 7 hari terakhir
7
PENAPISAN KEMUNGKINAN KEHAMILAN
Jika klien tidak tahu status kehamilannya lakukan pemeriksaan tes kehamilan
✓Jika tes kehamilan positif, berarti klien hamil dan lanjutkan ke Bagian 2: Edukasi
Kehamilan Bagi Pasangan ODHA (hal. 24)
✓Jika tes kehamilan negatif, berarti klien tidak hamil dan lanjutkan ke Bagian 1:
Perencanaan Kehamilan Bagi Pasangan ODHA (hal. 8)
Jika tes kehamilan tidak dapat dilakukan, tanyakan pada klien tentang kondisi berikut ini:
1. Mendapat haid dalam 7 hari terakhir
2. Melahirkan dalam 4 minggu terakhir
3. Melahirkan kurang dari 6 bulan dan menyusui eksklusif dan belum mendapat haid
4. Mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir
5. Tidak berhubungan seksual sejak haid terakhir
6. Menggunakan kontrasepsi secara benar
Jika terdapat minimal satu kondisi tersebut, klien kemungkinan tidak sedang hamil dan lanjutkan ke Bagian 1:
Perencanaan Kehamilan Bagi Pasangan ODHA (hal. 8)
7
PENAPISAN
KEMUNGKINAN
HAMIL
1
PERENCANAAN KEHAMILAN
BAGI PASANGAN ODHA
8
PERENCANAAN KEHAMILAN
BAGI PASANGAN ODHA
PERENCANAAN
KEHAMILAN
Pada sesi ini, Saya dapat membantu Anda mendapatkan informasi
tentang:
-Syarat kelayakan hamil
-Risiko kehamilan
-Persiapan kehamilan
-Pelayanan kontrasepsi
8
SYARAT KELAYAKAN HAMIL
PADA PASANGAN ODHA
ASPEK MEDIS ASPEK SOSIAL
9
SYARAT KELAYAKAN HAMIL PADA PASANGAN ODHA
ASPEK MEDIS
Kondisi kesehatan Anda/pasangan Kondisi kesehatan Anda/pasangan 1. Kehamilan direncanakan oleh kedua belah pihak, Bapak
memungkinkan untuk kehamilan sehat, jika: memungkinkan untuk kehamilan sehat, jika: dan Ibu harus benar-benar memahami risiko dan
1.Kesehatan secara umum baik*, dan 1.Kesehatan secara umum baik*, dan konsekuensi kehamilan, persalinan dan aspek
2.HIV stadium 1 atau 2, dan 2.HIV stadium 1 atau 2, dan pengasuhan anak
3. CD4 >350, dan 3.CD4 >350, dan 2. Komitmen menghindari faktor risiko HIV AIDS melalui
4.Telah minum ARV secara teratur minimal 6 4.Telah minum ARV secara teratur minimal 6 ABCDE**
bulan atau viral load ≤ 1000 kopi/ml (atau bulan atau viral load ≤ 1000 kopi/ml (atau
VL tidak terdeteksi), dan VL tidak terdeteksi), dan 3. Persetujuan dan dukungan dari anggota keluarga
5.Tidak ada tanda/gejala infeksi lain dengan 5.Tidak ada tanda/gejala infeksi lain dengan lainnya untuk mengasuh anak tersebut di kemudian
memperhatikan kondisi epidemiologi memperhatikan kondisi epidemiologi hari bila terdapat keterbatasan pada orang tuanya
setempat (misal TB, hepatitis B, sifilis, setempat (misal TB, hepatitis B, sifilis, 4. Siap pembiayaan kesehatan sejak persiapan kehamilan
malaria) malaria) hingga perawatan anak setelah lahir
• Jika salah satu/lebih kondisi tersebut tidak memenuhi syarat, sarankan klien untuk menunda kehamilan dengan metode kontrasepsi sambil dilakukan
tata laksana hingga kondisi kesehatan menjadi layak hamil lanjutkan ke hal. Metode Kontrasepsi (hal. 14)
• Jika seluruh kondisi memenuhi syarat, dapat dilanjutkan ke Tahap Persiapan Kehamilan Pada ODHA (hal.10)
• Anjurkan klien untuk selalu menggunakan kondom saat berhubungan seksual, walaupun pasangan telah menggunakan kontrasepsi lain
• (*) Penilaian kondisi kesehatan klien berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,dan verifikasi hasil pemeriksaan laboratorium
• (**) A: Abstinence, B: Be faithful, C: Use condom, D: No drugs, E: Education
9
SYARAT
KELAYAKAN
HAMIL
PERSIAPAN KEHAMILAN
Minum ARV teratur, Obati penyakit penyerta Gunakan kondom setiap berhubungan seksual.
seumur hidup sampai tuntas Jika ingin hamil, kondom dapat dilepas
pada masa subur
12
RISIKO UNTUK BAYI
• Kehamilan yang tidak direncanakan pada pasangan ODHA meningkatkan risiko janin lahir
meninggal, kelahiran prematur atau bayi berat lahir rendah (BBLR).
• Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat diturunkan secara bermakna bila ibu minum obat
ARV teratur dan seumur hidup, walaupun tidak menghilangkan risiko penularan 100%.
• Risiko penularan bagi bayi:
o jika tidak mendapat pengobatan dan perawatan yang tepat, maka 20-50 bayi dari 100 ibu HIV
berisiko tertular HIV
o jika mendapat pengobatan dan perawatan yang tepat, kurang dari 2 bayi dari 100 ibu HIV
berisiko tertular HIV
• Dampak bagi bayi yang lahir dari kehamilan yang tidak direncanakan: potensi terinfeksi HIV dari
ibu, gangguan tumbuh kembang, anak mengalami stigma, biaya perawatan bayi lebih mahal,
penelantaran pengasuhan anak akibat keterbatasan orang tua yang menderita HIV (risiko bila
orang tua meninggal)
Bayi dapat tertular HIV dari ibunya selama masa kehamilan, persalinan,
dan menyusui
12
RISIKO UNTUK IBU
HIV dapat meningkatkan risiko komplikasi
kehamilan, persalinan, dan nifas
13
RISIKO UNTUK IBU
Kehamilan yang tidak direncanakan pada pasangan ODHA:
• Dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, persalinan,
dan nifas, seperti infeksi dan anemia.
• Kondisi kesehatan Ibu dengan HIV akan mempengaruhi pilihan
metode persalinan (penjelasan Perencanaan Persalinan bagi
ODHA dapat dilihat pada hal.26)
• Ibu dengan HIV juga berisiko mengalami stigma dan
diskriminasi
HIV dapat meningkatkan risiko komplikasi
kehamilan, persalinan, dan nifas
13
METODE KONTRASEPSI
14
METODE
KONTRASEPSI
METODE KONTRASEPSI
• Untuk menunda, menjarangkan, atau menghentikan kesuburan, pasangan ODHAdapat
menggunakan setiap metode kontrasepsi yang tersedia.
• Metode kontrasepsi bagi pasangan ODHA tidak disarankan hanya menggunakan
metode kondom
• Apapun metode kontrasepsi yang digunakan, secara bersamaan kondom juga tetap
harus dipakai saat bersenggama karena kondom dapat mencegah kehamilan
sekaligus mencegah penularan HIV dan IMS.
• Pemilihan metode kontrasepsi harus dikonsultasikan dengan tenaga kesehatan
• Pelayanan kontrasepsi bagi pasangan ODHA dapat diperoleh di fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat.
Bila Anda sudah tidak ingin hamil lagi, disarankan untuk menggunakan kontrasepsi
mantap (MOW/MOP)
15
METODE KONTRASEPSI HORMONAL (1)
Metode Pengertian Kelebihan Kekurangan
Kontrasepsi
1. Pil progestin Pil kontrasepsi yang • Tidak mempengaruhi ASI • Gangguan pada haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
(mini pil) mengandung • Kesuburan cepat kembali bila obat dihentikan • Peningkatan berat badan
progestin, yaitu • Tidak mengandung estrogen (tidak meningkatkan • Harus diminum setiap hari pada waktu yang sama
bahan tiruan dari gangguan pembekuan darah, kurang meningkatkan • Bila lupa minum satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
progesteron tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi) • Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, atau
• Mengurangi jumlah, lama, dan nyeri haid jerawat
• Mencegah kanker endometrium dan ovarium • Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual
• Dapat diberikan pada pasien endometriosis • ARV dapat menurunkan efektivitas pil progestin
2. Pil Pil kontrasepsi yang • Siklus haid jadi teratur dan jumlah darah haid • Mual terutama 3 bulan pertama
kombinasi mengandung berkurang (mencegah anemia) • Perdarahan bercak atau perdarahan sela pada 3 bulan
hormon estrogen • Dapat digunakan jangka panjang pertama
dan progesteron. • Kesuburan cepat kembali • Nyeri payudara, berat badan naik sedikit
• Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat • Tidak bisa pada ibu menyusui
• Meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan
• Tidak mencegah Infeksi menular seksual
• ARV dapat menurunkan efektivitas pil KB kombinasi
3. Implan Alat kontrasepsi • Tidak mempengaruhi ASI • Gangguan pada haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
bawah kulit yang • Kesuburan cepat kembali bila implan dicabut • Peningkatan berat badan
mengandung • Tidak mengandung estrogen (tidak meningkatkan • Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, jerawat
progestin yang gangguan pembekuan darah, kurang meningkatkan • Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual
dibungkus dalam tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi) • Efek berkurang bila menggunakan obat tuberkulosis
kapsul silastik • Mengurangi jumlah, lama, dan nyeri haid (rifampisin) dan obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat)
silikon polidimetri. • Mencegah kanker endometrium dan ovarium • ARV dapat menurunkan efektivitas implan progestin
• Dapat diberikan pada pasien endometriosis
15
METODE KONTRASEPSI HORMONAL (2)
16
METODE KONTRASEPSI HORMONAL (2)
Metode Pengertian Kelebihan Kekurangan
Kontrasepsi
3. Suntikan • Tidak diperlukan • Perubahan pola haid, perdarahan bercak atau perdarahan sela sampai 10 hari
progestin pemeriksaan dalam • Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan akan menghilang setelah suntikan kedua
• Jangka panjang atau ketiga
• Mengurangi jumlah, lama, • Klien harus kembali rutin ke fasilitas kesehatan
dan nyeri haid • Efektivitas berkurang bila dipergunakan bersama obat tuberkulosis dan epilepsi
• Mencegah kanker ovarium • Penembahan berat badan
dan endometrium • Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, gangguan
• Mencegah kehamilan ektopik pembekuan darah, timbulnya tumor hati
• Tidak melindungi dari infeksi menular seksual
• Kesuburan kembali lama
• ARV dapat menurunkan efektivitas suntikan progestin
4. Suntikan • Jangka panjang • Perubahan pola haid, perdarahan bercak atau perdarahan sela sampai 10 hari
kombinasi • Mengurangi jumlah, lama, • Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan akan menghilang setelah suntikan kedua
dan nyeri haid atau ketiga
• Mencegah kanker ovarium • Efektivitas berkurang bila dipergunakan bersama obat tuberkulosis dan epilepsi
dan endometrium • Penambahan berat badan
• Mencegah kehamilan ektopik • Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, gangguan
pembekuan darah, timbulnya tumor hati
• Tidak melindungi dari infeksi menular seksual
• Kesuburan kembali lama
• ARV dapat menurunkan efektivitas suntikan kombinasi
16
METODE KONTRASEPSI NON HORMONAL (1)
KONDOM
MAL
AKDR
Hindari Kehamilan Tidak Diinginkan
Dengan Kontrasepsi Yang Tepat Dan Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual
17
METODE KONTRASEPSI NON HORMONAL (1)
Metode Pengertian Kelebihan Kekurangan
Kontrasepsi
1. Alat Alat kontrasepsi yang dipasang • Metode kontrasepsi jangka panjang, dapat • Perubahan siklus haid (terutama 3 bulan pertama)
Kontrasepsi dalam rahim dengan menjepit digunakan sampai menopause • Merasa nyeri dan kram perut 3-5 hari setelah
Dalam Rahim kedua saluran yang menghasilkan • Tidak perlu mengingat-ingat (tidak seperti pil pemasangan
(AKDR) indung telur sehingga tidak terjadi yang harus diminum setiap hari) • Tidak mencegah IMS
pembuahan • Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI • AKDR dapat keluar dari uterus tanpa diketahui
• Dapat dipasang segera setelah melahirkan • Tidak direkomendasikan pada HIV stadium 3 atau
atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi 4. Jika kondisi (stadium 3 atau 4) timbul saat
infeksi) menggunakan AKDR, AKDR dapat dilanjutkan
• Dapat digunakan pada HIV stadium 1 atau 2 selama klien minum ARV secara teratur.
dan klien minum ARV secara teratur
2. Metode Kontrasepsi yang mengandalkan • Tanpa biaya • Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar
Amenore pemberian ASI eksklusif , artinya • Bayi lebih sehat karena mendapat kekebalan segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan
Laktasi (MAL) hanya diberikan ASI tanpa pasif dan sumber gizi terbaik dari ASI • Tidak melindungi dari IMS
tambahan makanan ataupun • Baik bagi ibu karena mengurangi perdarahan • Efektivitas tinggi bila dilakukan dengan baik dan
minuman apa pun lainnya. pasca persalinan, mengurangi risiko anemia, benar (ASI eksklusif) dan hanya selama 6 bulan
meningkatkan hubungan psikologis ibu dan • Ibu harus minum ARV teratur selama minimal 6
bayi bulan dan bayi diberikan ARV profilaksis.
• Pada ODHA yang viral load tidak terdeteksi
masih ada kemungkinan ASI mengandung
virus HIV
3. Kondom Selubung/sarung karet untuk • Tidak mengganggu ASI • Cara pemasangan yang tidak benar
mencegah kehamilan dan atau • Mencegah infeksi menular seksual mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
penularan penyakit kelamin pada • Murah dan dapat dibeli secara umum • Agak menganggu hubungan seksual
saat bersenggama.
17
METODE KONTRASEPSI NON HORMONAL (2)
4. Metode operasi Metode kontrasepsi bagi wanita • Tidak mengganggu produksi ASI • Harus melalui prosedur medis
Wanita (MOW)/ bila tidak ingin hamil lagi • Tidak ada efek samping hormonal • Tidak melindungi dari IMS
Tubektomi dengan cara mengikat dan • Rasa nyeri atau tidak nyaman pasca tindakan
memotong atau memasang
cincin pada tuba falopii (saluran
telur), sehingga sperma tidak
dapat bertemu dengan ovum.
5. Metode Operasi Prosedur klinik untuk • Tidak ada efek samping jangka panjang • Membutuhkan prosedur medis
Pria (MOP)/ menghentikan kapasitas • Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan
Vasektomi reproduksi pria dengan cara
mengoklusi vas deferens
sehingga alur trasnportasi
sperma terhambat dan proses
fertilisasi tidak terjadi.
18
METODE KONTRASEPSI
YANG DAPAT DIGUNAKAN ODHA
Pilihlah metode kontrasepsi
yang tepat dan sesuai dengan
kondisi kesehatan Anda.
Konsultasikan dengan dokter
atau bidan.
Buka bungkus dengan Letakkan kondom di ujung Pasang kondom Setelah ejakulasi, tahan Ikat dan buang kondom
hati-hati penis dengan cincin dengan cara cincin kondom agar tidak
bekas dengan benar
menghadap luar dari membuka gulungan terlepas, lalu Tarik penis dari
tubuh cincin sampai ke vagina ketika masih ereksi
pangkal penis
Pakai kondom baru • Pakai kondom • Jika kondom sulit Ikat dan masukkan
setiap kali sebelum penis dipasang, mungkin kondom ke kantong
berhubungan terbalik atau sudah •Upayakan sperma tidak
menyentuh vagina. plastik kemudian
lkadaluarsa. Jika sudah tumpah di mulut vagina
• Jika tidak disunat, buanglah kondom di
Tarik kulit ke kadaluarsa, gunakan tempat sampah yang jauh
belakang. kondom baru. dari jangkauan anak-anak
• Bisa ditambah pelicin dan tidak membuang
(berbahan dasar air, kondom di kloset atau
bukan minyak) saluran air
21
PENTING DIPERHATIKAN
22
KONTRASEPSI DARURAT
Efektif bila diberikan dalam waktu < 3 hari (72 jam) pasca senggama
23
KONTRASEPSI
DARURAT
2
EDUKASI KEHAMILAN
BAGI PASANGAN ODHA
24
EDUKASI KEHAMILAN BAGI ODHA
• Pada sesi ini, Kami dapat membantu Bapak dan Ibu mendapatkan
informasi tentang :
- Menjalani kehamilan bagi ODHA
- Persalinan aman
KEHAMILAN
EDUKASI
- Edukasi perawatan ibu nifas
- Rencana pemberian makan pada bayi dari ibu dengan HIV
- KB Pasca Persalinan
- Profilaksis bayi yang lahir dari ibu HIV
- Diagnosis dini infeksi HIV pada bayi (early infant diagnosis, EID)
- Pemberian imunisasi
24
MENJALANI KEHAMILAN BAGI PASANGAN ODHA
Pervaginam 1. Mudah dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Risiko penularan pada bayi relatif tinggi 10-20% bila ibu tidak minum
pertama (FKTP) yang terbatas. ARV secara teratur.
2. Masa pemulihan pasca persalinan singkat.
3. Biaya rendah.
Seksio sesarea 1. Risiko penularan yang rendah (2-4%) atau dapat 1. Lama perawatan bagi ibu lebih panjang.
mengurangi risiko penularan sampai 50-66%. 2. Perlu sarana dan fasilitas pendukung yang lebih memadai.
2. Terencana (dilakukan pada minggu ke-38). 3. Risiko komplikasi selama operasi dan pasca operasi lebih tinggi.
4. Ada risiko komplikasi anestesi.
5. Biaya lebih mahal.
Penolong persalinan wajib mematuhi prosedur kewaspadaan standar baik pada persalinan pervaginam maupun
persalinan seksio sesarea. kewaspadaan standar ini tidak berbeda dengan pasien pada umumnya 26
PERSALINAN
AMAN
EDUKASI PERAWATAN
IBU NIFAS DENGAN HIV AIDS
Perawatan nifas yang aman dapat menurunkan risiko penularan HIV Ibu
nifas tetap minum ARV
27
EDUKASI PERAWATAN
IBU NIFAS DENGAN HIV-AIDS
1. Pakaian dan linen yang terkena cairan tubuh direndam terlebih
dahulu dengan cairan klorin 0,5%.*
2. Pembalut nifas disiram terlebih dahulu dengan cairan klorin
0,5% * sebelum dibuang di tempat sampah.
3. Jika plasenta tetap dibawa pulang oleh ibu/keluarga, tidak perlu
dicuci lagi di rumah karena sudah dibersihkan. Plasenta dapat
langsung dikubur.
Perawatan nifas yang aman dapat menurunkan risiko penularan HIV
Ibu nifas tetap minum ARV
ATAU
- Ibu yang minum ARV secara teratur minimal 6 bulan Ibu dapat memberikan PASI jika syarat
dapat memberikan ASI eksklusif bagi bayi, dengan AFASS seluruhnya terpenuhi serta keadaan
syarat ibu minum ARV teratur dan bayi minum ARV lingkungan dan sosial mendukung.
profilaksis dan kotrimoksasol
- Saat bayi berusia 6 bulan, bayi disapih dan mulai
berikan makanan pendamping yang aman.
Pemberian makan yang dianjurkan bagi bayi yang belum diketahui status HIV
nya sebagai berikut:
• Konseling pemilihan makanan bayi yang terkait risiko penularan HIV
diberikan sejak sebelum persalinan, sebaiknya sejak masa kehamilan
trimester kedua.
• Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh ibu/keluarga setelah
mendapat informasi dan konseling secara lengkap. Pilihan apapun yang
diambil ibu haruslah didukung.
• Pilihan yang diambil haruslah antara ASI saja atau PASI saja (jangan mixed
feeding, karena PASI dapat menyebabkan luka pada usus bayi yang dapat
meningkatkan risiko penularan HIV ke bayi).
• Ibu dengan HIV boleh memberikan PASI bagi bayinya yang HIV negatif atau
tidak diketahui status HIV nya, jika SELURUH syarat AFASS dapat dipenuhi
28
RENCANA
PEMBERIAN
MAKAN BAGI BAYI
PEMBERIAN ASI PADA BAYI
DARI IBU DENGAN HIV
Kelebihan Kekurangan
Pada bayi: • Risiko penularan melalui pemberian ASI
• Mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan bila tanpa pengobatan berkisar antara
tepat. 5-20%
• Mudah dicerna dan secara efisien digunakan tubuh bayi. • Pada ODHA yang viral load tidak
• Melindungi bayi dari infeksi. terdeteksi masih ada kemungkinan ASI
• Berdampak pada kesehatan jangka panjang mengandung HIV sehingga bayi tetap
• Mengurangi risiko obesitas dan alergi diberikan ARV profilaksis
• Bayi perlu lebih banyak ARV (2 jenis)
Pada ibu:
• Mengurangi perdarahan dan dapat mencegah anemia
• Mengurangi risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan
DM tipe 2.
• Menyusui lebih murah dan tidak menghasilkan limbah.
Baik bayi yang mendapat ASI maupun PASI harus mendapat profilaksis
29
PEMBERIAN ASI PADA BAYI
DARI IBU DENGAN HIV
Kelebihan Kekurangan
Pada bayi: • Risiko penularan melalui pemberian ASI
• Mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan bila tanpa pengobatan berkisar antara
tepat. 5-20%
• Mudah dicerna dan secara efisien digunakan tubuh bayi. • Pada ODHA yang viral load tidak
• Melindungi bayi dari infeksi. terdeteksi masih ada kemungkinan ASI
• Berdampak pada kesehatan jangka panjang mengandung HIV sehingga bayi tetap
• Mengurangi risiko obesitas dan alergi diberikan ARV profilaksis
• Bayi perlu lebih banyak ARV sebanyak
Pada ibu: 2 jenis (Zidovudin dan Nevirapin)
• Mengurangi perdarahan dan dapat mencegah anemia
• Mengurangi risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan
DM tipe 2.
• Menyusui lebih murah dan tidak menghasilkan limbah.
Baik bayi yang mendapat ASI maupun PASI harus mendapat profilaksis
29
PEMBERIAN PASI PADA BAYI
DARI IBU DENGAN HIV
Kelebihan Kekurangan
• Tidak menularkan Bagi bayi:
HIV •Mengurangi ikatan batin antara ibu dan bayi
• Bayi perlu lebih •Bayi lebih mudah diare dan ISPA
sedikit ARV •Bayi lebih berisiko malnutrisi (kurang gizi atau kelebihan berat badan)
•Lebih mudah alergi dan intoleransi laktosa.
Bagi ibu:
•Kemungkinan cepat hamil kembali
•Meningkatkan risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan DM tipe 2
Baik bayi yang mendapat ASI maupun PASI harus mendapat profilaksis
30
PEMBERIAN PASI PADA BAYI
DARI IBU DENGAN HIV
Kelebihan Kekurangan
• Tidak menularkan Bagi bayi:
HIV •Mengurangi ikatan batin antara ibu dan bayi
• Bayi perlu lebih •Bayi lebih mudah diare dan ISPA
sedikit ARV •Bayi lebih berisiko malnutrisi (kurang gizi atau kelebihan berat badan)
(hanya Zidovudin) •Lebih mudah alergi dan intoleransi laktosa.
Bagi ibu:
•Kemungkinan cepat hamil kembali
•Meningkatkan risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan DM tipe 2
Baik bayi yang mendapat ASI maupun PASI harus mendapat profilaksis
30
JIKA PASANGAN ODHA
MEMILIH MEMBERIKAN ASI
Bayi minum
ARV Profilaksis Ibu lanjut
dan Kotrimoksasol minum ARV
• Pada ibu sehat, air susu ibu (ASI) merupakan gizi yang terbaik bagi bayi dan
sangat jarang menimbulkan reaksi alergi pada bayi. Pada ibu dengan HIV,
terdapat kemungkinan penularan HIV melalui ASI.
• Ibu dengan HIV yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya harus minum
ARV teratur, kontrol teratur dan menghindari perilaku berisiko serta bayi
minum ARV profilaksis
• Ibu juga harus memperhatikan perawatan payudara dan teknik menyusui
yang benar untuk mencegah lecet pada payudara.
• Lecet pada payudara dapat meningkatkan risiko bayi tertular HIV.
• Dukungan pasangan dan keluarga sangat diperlukan dalam proses menyusui
31
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
LECET PADA PAYUDARA
Bayi melekat dengan baik pada payudara ibunya Bayi TIDAK melekat dengan baik pada payudara ibunya
32
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
LECET PADA PAYUDARA
• Pada ibu dengan HIV luka lecet pada payudara dapat menjadi sumber penularan HIV
ke bayi
• Pencegahan lecet pada payudara:
• Lecet pada payudara biasanya disebabkan oleh posisi dan pelekatan menyusui
yang tidak tepat.
• Lecet pada payudara dapat dicegah dengan memperbaiki posisi dan pelekatan
menyusui
• Penanganan lecet pada payudara:
• Pada ibu dengan HIV penanganan lecet pada payudara dilakukan sesuai standar,
dengan catatan: ASI Perah harus dipasteurisasi terlebih dahulu sebelum diberikan
kepada bayi
Untuk melakukan pasteurisasi, ASI perah ditempatkan dalam wadah tahan panas dan direndam
dalam air mendidih selama 15 detik sambil diaduk merata
AFASS
A Acceptable (dapat diterima)
F Feasible (dapat dilaksanakan)
A Affordable (mampu dibeli) Bayi minum
S Sustainable (berkelanjutan) Profilaksis ARV dan
S Safe (aman) Kotrimoksasol
33
JIKA PASANGAN ODHA MEMILIH
MEMBERIKAN PASI
Pasangan ODHA dapat memberikan PASI jika syarat AFASS seluruhnya terpenuhi
34
KB PASCAPERSALINAN
• KB pasca persalinan yaitu: pemanfaatan/penggunaan metode kontrasepsi dalam waktu 42 hari pasca bersalin/masanifas
• KB pasca persalinan menggunakan Metode KB modern yang tidak mengganggu proses laktasi, misalnya IUD, kondom, suntik progestin (3
bulanan), pil progestin dan implan.
• Metode kontrasepsi bagi pasangan ODHA tidak disarankan hanya memakai metode kondom
• Apapun metode kontrasepsi yang digunakan, secara bersamaan kondom juga tetap harus dipakai saat bersenggama karena kondom dapat
mencegah kehamilan sekaligus mencegah penularan HIV danIMS
Pasca kelahiran, penggunaan ARV Segera setelah lahir, bayi dari Ibu HIV harus
oleh ibu juga perlu dilanjutkan mendapatkan ARV profilaksis yang dimulai
secara teratur dan seumur hidup, dalam 12 jam pertama setelah lahir.
baik untuk kesehatan ibu maupun
pencegahan penularan.
Pemeliharaan kesehatan bayi yang benar dapat mengurangi risiko bayi tertular HIV
35
PEMBERIAN PROFILAKSIS BAGI
BAYI DARI IBU DENGAN HIV
• Segera setelah lahir, bayi harus mendapatkan ARV profilaksis dalam 12 jam pertama pasca
lahir, diberikan setiap hari selama 6 minggu.
• Pada minggu ke-6, dilakukan pemeriksaan EID (Early Infant Diagnosis) untuk menegakkan
diagnosis HIV pada bayi.
• Bila pada minggu ke-6, diagnosis HIV belum dapat disingkirkan maka diperlukan pemberian
kotrimoksasol profilaksis sampai usia 12 bulan atau sampai bayi dinyatakan HIV negatif (non
reaktif) pada pemeriksaan EID kedua.
• Teknis pemberian profilaksis bagi bayi yang lahir dari ibu dengan HIV, dilaksanakan di faskes
penyedia layanan PDP (Perawatan Dukungan Pengobatan)
• Pemberian ARV profilaksis bagi bayi dapat mengurangi risiko penularan HIV.
• Pasca kelahiran, penggunaan ARV oleh ibu juga perlu dilanjutkan secara teratur dan seumur
hidup, baik untuk kesehatan ibu maupun pencegahan penularan.
Pemeliharaan kesehatan bayi yang benar dapat mengurangi risiko bayi tertular HIV
35
PEMBERIAN
PROFILAKSIS
BAGI BAYI
DIAGNOSIS DINI INFEKSI HIV PADA BAYI
(EARLY INFANT DIAGNOSIS, EID)
Bayi yang lahir dari ibu HIV harus dilakukan pemeriksaan EID pada
bayi setelah usia 6 minggu
36
DIAGNOSIS DINI INFEKSI HIV PADA BAYI
(EARLY INFANT DIAGNOSIS, EID)
• Bayi yang lahir dari ibu HIV harus dilakukan pemeriksaan EID pada bayi setelah usia 6
minggu
• Pemeriksaan EID adalah pemeriksaan virologi untuk mendeteksi adanya virus HIV di
dalam tubuh bayi.
• Dari hasil pemeriksaan EID dapat diketahui apakah bayi terinfeksi HIV atau tidak, yang
akan menentukan tatalaksana selanjutnya pada bayi.
• Pengambilan sampel darah kering untuk pemeriksaan EID dapat dilakukan di
Puskesmas terlatih. Sementara pemeriksaan EID dapat dilakukan di laboratorium
Rumah Sakit rujukan.
Bayi yang lahir dari ibu HIV harus dilakukan pemeriksaan EID
pada bayi setelah usia 6 minggu
36
EARLY INFANT
DIAGNOSIS (EID)
PEMBERIAN IMUNISASI
UMUR JENIS
0 bulan Hepatitis B-0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-HiB 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-HiB 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-HiB 3, Polio 4
9 bulan Campak
(*) Pemberian imunisasi BCG ditunda hingga status HIV bayi diketahui melalui pemeriksaan EID (6
minggu). Jika EID negatif, berikan BCG. Jika EID positif, BCG tidak diberikan.
(**) Imunisasi polio pada bayi dari ibu dengan HIV-AIDS hanya dapat menggunakan vaksin polio suntik
(IPV).
37
PEMBERIAN
IMUNISASI
PESAN PENUTUP SESI KONSELING
KONSELING
PENUTUP
PESAN
Semua anak berhak dilahirkan dalam kondisi yang terbaik
agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
38
Tim Penyusun Lembar Balik Perencanaan
Kehamilan Pada Pasangan ODHA
Pengarah:
dr. Eni Gustina, MPH Kontributor:
(Direktur Kesehatan Keluarga) •Lintas program di Kementerian Kesehatan
•dr. Ekarini Ariasetiani Sp.OG
Editor: •Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN)
•drg. Wara Pertiwi O, MA •Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
(Kasubdit Kesehatan Usia Reproduksi) •Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)
•Subdirektorat Kesehatan Usia Reproduksi, •Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia
Direktorat Kesehatan Keluarga (HOGSI)
•Subdirektorat HIV-AIDS dan PIMS, Direktorat P2 •Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Penyakit Menular Langsung •Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI)
•Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
Lembar Balik Perencanaan Kehamilan Pada •Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Pasangan ODHA disusun pada tahun 2016 •Dinas Kesehatan Provinsi Papua
dengan dukungan Global Fund dan WHO