Anda di halaman 1dari 33

MUKSAN EFENDI, S.

Kep, MM
 Undang_undang Dasar 1945 pasal 28 B
 Ayat (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
 Ayat (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

 Undang-undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan


 Undang-undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
 Peraturan Pemerintah No 61 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Reproduksi
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan Dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi Serta Pelayanan
Kesehatan Seksual;
 Peraturan Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama Nomor DJ.II/542 Tahun
2013 Tentang Pedoman Kursus Pra Nikah;
• AKI: 305/100.000 kelahiran hidup
AKI, AKB,& • AKB: 22,23/1.000 kelahiran hidup
ASFR tinggi • ASFR: 48/1.000 wanita

Penyebab • Perdarahan
• HDK
langsung & • Anemia bumil
tidak • KEK bumil
langsung

Perlu
perencanaan • Intervensi lebih ke hulu
kehamilan
Upaya promotif dan Generasi sehat berkualitas
preventif di hulu sama
pentingnya dengan
Pelayanan Antenatal
yang dihilir

Pelayanan bagi anak


SMP/A & remaja

• P4K
bumil • Buku KIA
•KIE Kespro Catin
•Pemeriksaan kesehatan • ANC terpadu
•Pelayanan KB • Kelas Ibu Hamil
•TT catin • Fe & asam folat
•TTD WUS 90 tab
• PMT ibu hamil
Catin • TT ibu hamil
Remaja
• PPIA
• dll

• Kespro remaja
• UKS Persiapan
• TT remaja kehamilan
Sasaran :

Semua pasangan calon


pengantin yang akan
menikah
Meningkatkan
KIE KESPROCATIN pengetahuan Catin Ibu
tentang Kespro Seha
t

Kehamilan
Keluarga
Sehat
Catin bahagia

Mempersiapkan Bayi
kesehatan dan Seha
PELAYANAN
kespro catin dalam t
KESPROCATIN
perencanaan
kehamilan
1. Persiapan pranikah (persiapan fisik, gizi, status
imunisasi, menjaga kebersihan organ
reproduksi)
2. Kesetaraan gender dalam pernikahan
3. Kehamilan, Persalinan, komplikasi, paskasalin
4. Inisiasi Menyusu Dini dan ASI ekslusif
5. Metode kontrasepsi untuk menunda kehamilan
6. Infeksi Menular Seksual & Infeksi Saluran
Reproduksi dan HIV AIDS, termasuk
pencegahan penularan dari ibu ke anak
(PPIA)
7. Gangguan seksual pada perempuan dan laki2
Anamnesis
(wawancara oleh
Catin perlu tenaga kesehatan)
mendapatkan
pemeriksaan Pemeriksaan fisik
kesehatan untuk (termasuk status gizi)
menentukan status
kesehatan agar
dapat Pemeriksaan
merencanakan penunjang
dan (laboratorium)
mempersiapkan
kehamilan yang Status imunisasi Tetanus
Toxoid /TT (status T)
sehat dan aman.
Berat
Denyut badan
nadi (BB)

Seluruh Frekuensi
tubuh nafas
Tanda- Pemeriksaan Tinggi
Pemeriksaan tanda badan
Fisik anemia Status Gizi (TB)

Suhu Tekana
Lingkar
tubuh n
Lengan
darah
Atas
(LiLA)
Pemeriksaan dalam kondisi
Pemeriksaan Darah
tertentu/atas saran dokter

• Hemoglobin (Hb) • Gula darah


• Golongan darah • HIV
• IMS (sifilis)
• Hepatitis
• TORCH
• Malaria (daerah endemis)
• Talasemia
• Pemeriksaan lainnya sesuai
dengan indikasi
• Catin perempuan perlu mendapat imunisasi TT untuk mencegah dan melindungi diri terhadap penyakt
tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap
penyakit tetanus.
•Setiap WUS (15-49 tahun) diharapkan sudah mendapat 5 kali imunisasi TT lengkap.
• Jika status TT belum lengkap, maka catin perempuan harus melengkapi status imunisasi TT nya di
Puskesmas.
Pemberian Interval (selang waktu Tahapan Masa
Imunisasi pemberian minimal) Perlindungan
TT 1 - Langkah awal pembentukan
Status imunisasi TT
dapat ditentukan
kekebalan tubuh terhadap
dengan melakukan penyakit Tetanus
skrining imunisasi TT
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
pada
catin perempuan TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 Tahun setelah TT 3 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 > 25 tahun*)
*) Masa perlindungan > 25 tahun: apabila telah mendapatkan
imunisasi TT lengkap mulai dari TT 1 sampai TT 5
Koordinasi dengan KUA,Gereja, Vihara, Parisada
atau Lembaga Agama setempat

Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan


untuk KIE kesehatan reproduksi

Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan


jadwal pelaksanaan, serta mempelajari materi yang
akan disampaikan.
• Pembentukan
Orientasi Bagi Petugas
Fasilitator
Penyuluh Nikah
• Tujuan: menyiapkan Tujuan: petugas mempunyai
nakes pemberi pemahaman tentang pentingnya
pelayanan kespro kespro bagi catin sehingga dapat
bagi catin memotivasi catin untuk ke fasyankes

• Peserta: bidan,
dokter, dokter gigi, Orientasi Bagi Petugas
perawat, atau Kesehatan
petugas kesehatan Tujuan: petugas kesehatan di
Puskesmas dan jajarannya mampu
lain yang diberi mengembangkan pelayanan & KIE
orientasi kespro bagi catin di wilayah kerjanya
SOSIALISASI PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI CATIN

•Sosialisasi dilakukan kepada TOGA, TOMA, dan stake


holder.
•Harapan: semua unsur masyarakat dapat memberikan
respon dan dukungan terhadap pelaksanaan pelayanan
kespro bagi catin.
•Materi sosialisasi:
Apa itu pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin?
Tujuan pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon
pengantin
Manfaat KIE kesehatan reproduksi bagi calon pengantin
Peran TOGA, TOMA, dan stake holder (terutama Kemenag)
• Tenaga Pelaksana: Bidan,
Dokter, Perawat, nakes lain
• Tempat Pelaksanaan:
• KIE: KUA, gereja, parisada,
vihara,
perkumpulan/lembaga
agama, Kong Miao
• Yankes: Puskesmas, RS,
Praktik Bidan Mandiri,
1 2 3

Pasangan Kelurahan/Desa KUA/Lembaga Lembaga Agamaadalah


Puskesmas
lembaga yang menangani
Catin Formulir model
Agama pernikahan di luar agama Pelayanan
(N1, N2, dan N4) •Pendaftaran Islam, seperti Kristen dan
kesehatan:
Katolik di Gereja, Hindu
•Pencatatan di Parisada, Buddha di •Pemberian KIE
•Kursus Catin/Konseling Vihara, dan Khonghucu di
Kesehatan
kong Mio
Pranikah Reproduksi
•Pelaporan
•Pemeriksaan

4 kesehatan
•Imunisasi TT
Surat Keterangan Kesehatan
Catatan Sipil
Pengantin Kartu Sehat CalonPengantin

Keterangan: Catin di luar agama Islam, pencatatan pernikahan di kantor Catatan Sipil
MONITORING EVALUASI PELAPORAN

Hal-hal yang perlu Indikator Keberhasilan: • Dilakukan secara


dimonitoring: berkala dan
•Peserta (minat, kehadiran,  Indikator Input berjenjang
keaktifan) oAdanya juklak KIE Kespro bagi catin • Isi laporan memuat:
•Sarana prasarana oAdanya fasilitator/nakes yang  Waktu pelaksanaan
•Fasilitator (persiapan, memberikan KIE  Jumlah peserta
penyampaian, penggunaan alat oAdanya anggaran untuk pelaksanaan (daftar
bantu, dsb) hadir)
•Waktu  Indikator Proses  Fasilitator dan
o% catin yang mendapatkan pemeriksaan narasumber
kesehatan, imunisasi TT dan KIE kespro &  Proses pertemuan
seksual catin  Masalah dan hasil
o% fasilitator yang melaksanakan KIE capaian pelaksanaan
kespro & seksual catin  Hasil evaluasi
o% Puskesmas yg melaksanakan KIE
kespro & seksual catin

 Indikator Output
Seluruh catin mendapatkan KIE kespro
dan seksual
KEGIATAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
BAGI CALON PENGANTIN

Pertemuan Persiapan

Sosialisasi

Persiapan

Pelaksanaan

Monitoring

Evaluasi
• Menyiapkan tenaga fasilitator/narasumber
• Mendukung pelaksanaan KIE Kespro (sarana dan prasarana)
Provinsi • Melakukan monitoring dan evaluasi pada kab/kota

• Menyiapkan tenaga fasilitator/narasumber


• Bertanggung jawab atas terlaksananya pelayanan kespro bagi catin (dana, sarana, prasarana)
Kab/Kota • Melakukan monitoring dan evaluasi pada puskesmas

• Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dan coordinator pelaksanaan pelayanan


kespro bagi catin di wilayaha kerjanya
• Nakes bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan kespro bagi catin (identifikasi klien,
Puskesmas koordinasi dengan stake holder, fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi, pelaporan)
Akhir bulan September 2019
Jumlah pasangan catin sampai per
23 November 2019 adalah
sebanyak 64 pasangan :
1. Catin yang dibawah umur atau < 18 th
adalah sebanyak 17 orang (semuanya
wanita) 26,6%
2. Catin anemia adalah sebanyak 21 orang
34% (ditindaklanjut sesuai penanganan
untuk anemia dan sesuai tingkatan
anemianya)
3. Catin yang hasil pemeriksaan
Laboratoriumnya positif Sypilis
adalah 1 orang kemudian diarahkan
ke pemegang program IMS untuk
ditindaklanjuti dan sementara itu
diberikan Alkon (kondom) untuk
pencegahan penularan.
1.Kapus pringgasela
saran : Semua catin diberi penyuluhan di KUA kerjasama , dan
dilakukan secara konsisten
pernikahan tercatat maupun tdk tercagtat
2. Kapus Sambelia
pencegahan pernikahan dini
kepuasan pelayanan pada catin
peran masing2 sektor utk pelayanan kesehatan catin,
koordinasi, agar tdk bekerja sendiri2
3. Kapus lepak
pernikahan di bawah umur, dmn benang merah kasus
4. Pemegang jerowaru
diperlukan adanya kesepakatan antara dikes & KUA, yg
menjadi kegiatan rutin.
kegiatan bimbingan perkawinan, blm melibatkan PKM
materi PP blm ada, susulan
5. Kapus Suela
diharapkan ada Perbup : bagi usia nikah utk mengikuti kursus
catin
1. Usulan materi kesehatan di khutbah jum’at
2. Informasi pernikahan tercatat ataupun tidak, yang terlapor
adalah pernikahan tercatat.
pernikahan tdk tercatat tdk terlapor.
bs dibuatkan surat keterangan tdk tercatat nikah, shg
menjadi dasar untuk melaksanakan isbath nikah
1. Kapus Belanting
Pemberian rekomendasi utk menikah dari PKM ?
2. KUA kec Terara
di KUA : tdk ada syarat ttg kesehatan catin,
di KUA dilakukan kursus catin,
3. Lab Lombok
catin yg dibawah umur, apa diberi kartu kuning utk menikah?
apa timdakan dari KUA jika menemukan umur blm cukup
4. PKM Lepak
sudah melaksanakan lama,
terhambat usia masih dibawah umur, ada catin umur 14 th
5. Sembalun
cara KIE utk pasien positif HIV, terkait dg psikologi dan dari
perspektif agama
6. Batuyang
ingin mengadopsi kegiatan catin dari PKM sakra
bagaimana dg monitoring dari dinkes ?
 Tdk ada syarat mutlak dari segi kesehatan utk menikah
 Kursus catin mengundang puskesmas sbg narsum
 Tdk ada kewenangan dari Puskesmas utk membatasi usia,
puskesmas bertugas utk menunda usia kehamilan, pemberian
alat kontrasepsi utk menunda
 Jika catin pengidap HIV, akan tetap dilakukan edukasi, bgm
dg melakukan hubungan seksual yg aman.
 Sdh melakukan monitoring dg KUA.
 UU n0 16 th 2019 sbg revisi UU no 1 th 1974 berlaku okt
2019,
1. Perlunya MOU dari dinkes dan Kemenag ttg kegiatan
penyelenggaran kesehatan calon pengantin
2. Kepala Puskesmas akan melakukan koordinasi dg KUA dan
UPTD Dikbud ttg upaya kesehatan calon pengantin
3. Replikasi program Kesehatan Catin dari PKM
Sakra
4. Sosialisasi dg lintas program ttg kesehatan Catin
6. Kursus Catin dari Puskesmas
7. Puskesmas akan menyediakan sarana dan prasarana
penyelenggaraan kesehatan Catin

Anda mungkin juga menyukai