Anda di halaman 1dari 57

PRAKTIKUM

PEMANTAUAN TERAPI OBAT

DISUSUN OLEH:
KELAS 3 KELOMPOK 10
1. GILANG DWI PUTRA F
2. DIANA P H

(3351141542)
(3351141548)

3. MUH. HASBI H

(3351141550)

4. RIKA MARTIANA

(3351141552)

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI
CIMAHI-BANDUNG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pemantauan Terapi Obat


Pemantauan terapi obat adalah suatu proses yang memastikanbahwa
seorang pasien diobati dengan obat yang efektif, murah, dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.
Syarat apoteker melaksanakan PTO :
Harus memahami data rekam medis.
Mengkaji manfaat terapi
Memantau Drug Related Problem
Rekomendasi Masalah Obat
Meningkatkan Kepatuhan
Pemantauan terapi obat diperlukan untuk kasus yang berkaitan dengan
multidiagnosis, polfarmasi, interaksi obat, efek samping, kesalahan
pengobatan dan ketidak patuhan pasien.
Tahapan PTO meliputi :

Pengumpulan data terdiri dari :


Data Utama :
Identitas pasien (nama, jenis kelamin, usia, alamat dan status

pembayaran).
Riwayat penyakit/pengobatan/alergi

riwayat

penyakit

terdahulu, riwayat konsumsi obat, bentuk sediaan, durasi, dan

apakah ada keluhan yang dirasakan dari obat terdahulu).


Diagnosa (diagnosa utama, diagnosa banding, diagnosa penyerta

dan diagnosa klinik).


Pemeriksaan fisik (tekanan darah, nadi, suhu tubuh, respirasi,

tinggi badan, berat badan dan kesadaran).


Pemeriksaan penunjang (pemeriksaann patologi klinik, radiologi

dan patologi anatomi).


Terapi obat.
o Sumber Data

Rekaman medik ( data demografi pasien, data anamnesa, data

diagnostik, data klinik, data pemeriksaan dan data terapi obat).


Kartu catatan obat ( catatan pasien, catatan obat, kapan
digunakan,

berapa

kali

digunakan,

bagaimana

cara

menggunakan).
Lembar kendali obat ( lembar pasien, lembar catatan obat, kapan

digunakan dan seberapa banyak).


Catatan keluarga.
Catatan perawat.
Analisis data dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya :
Metode PAM ( Problem, Assesment, Monitoring )
Metode FARM ( Finding, Assesment, Resolution, Monitoring).
Metode SOAP ( Subjective, Objective, Assesment, Plan )
Evaluasi PTO meliputi :
Untuk obat yang telah dikonsumsi
Obat baru diresepkan
Dilakukan dengan metode SOAP/MAP
Kesimpulan dan Rekomendasi terdiri dari :
Masalah potensial
Rekomendasi pada dokter yang merawat
Perbaikan terapi pada dokter
Rekomendasi untuk perawat
Pemantauan kepatuhan pasien pada terapi.
Kriteria pasien yang termasuk dalam pemantauan terapi obat diantaranya :
Pasien anak
Pasien lanjut usia
Gangguan ginjal
PTO mencakup pengkajian dari
1.
Ketetapan terapi dan regimen obat pasien
2.
Ketetapan penggunaan obat (dosis, indikasi, interaksi, antagonis,

duplikasi, kontra indikasi dll)


Ketetapan rute jadwal dan metode pemberian dosis obat
Ketetapan informasi yang diberikan kepada pasien
Tingkat kepatuhan pasien dengan regimen obat
Interaksi obat-obat, obat-makanan, obat-uji labolatorium, obat-

3.
4.
5.
6.

penyakit
Data laboratorium klinik dan farmakokinetik untuk mengevaluasi

7.

efikasi terapi obat serta untuk mengantisipasi efek samping

8.

Tanda fisik dan gejala klinik yang relevan dengan terapi obat
pasien

Proses PTO :
1.
Pengumpulan data pasien dan mengatur data ke dalam suatu
format masalah
Hubungkan terapi obat dengan masalah tertentu atau status

2.

penyakit untuk menetapkan terapi tertentu


3.
Mengembangkan sasaran untuk terapi tertentu
4.
Mendesaiin rencana pemantauan terapi obat :
a. Pengembangan parameter pemantauan tertentu
b. Penetapan titik akhir farmakoterapi
c. Pemantauan frekuensi pemantauan
5.
Identifikasi masalah (dosis, kontra indikasi, kesalahan pemberian
obat, interaksi, toksisitas) dan atau kemungkinan untuk ROM.
6.
Pengembangan alternatif atau solusi masalah (proses pengambilan
keputusan)
Pendekatan untuk interfensi dan tindak lanjut (format SOAP:

7.

subjective,objective,assessment

plan

atau

PAM:

Problem

Action

Monitoring).
Mengkomunikasikan temuan dan rekomendasi

8.

1.2 Metode SOAP


Metode SOAP merupakan kepanjangan dari Subjective, Objective,
Assesment, Plan. Subjective merupakan data tentang apa yang dirasakan
pasien atau apa yang dapat diamati tentang pasien. Ini merupakan gambaran
apa adanya mengenai pasien yang dapat diperoleh dengan cara mengamati,
berbicara, dan berespon dengan pasien. Objective merupakan riwayat pasien
yang terdokumentasi pada catatan medik dan hasil berbagai uji dan evaluasi
klinik, diantaranya tanda-tanda vital, hasil tes lab, hasil uji fisik, hasil
radiografi, Ct-scan, ECG dll. Assesment merupakan cara farmasis dapat
menginterpretasikan data subjektiv dan objektiv untuk setiap problem
sehingga dapat mengembangkan rekomendasi terapi, mengikuti atau
memonitor respon terhadap suatu terapi dan mengdokumentasikan adanya
adverse drug reaction.Plan merupakan hal-hal yang akan dilakukan terhadap
pasien meliputi macam treatment yang diberikan termasuk obat yang harus

dihindari, parameter pemantauan ( terapi dan toksisitas) dan endpoint therapy


serta informasi pada pasien.
1.3 Mendeteksi adanya DRPs
Indikasi penyakit yang tidak diobati
Pemberian obat tanpa indikasi
Pemilihan obat yang tidak tepat
Dosis kurang atau berlebih
Terjadi efek obat yang tidak dikehendaki (alergi,idiosinkasi)
Terjadi interaksi obat
Pasien gagal menerima obat (faktor fisiologi,sosial ekonomi,tidak patuh
pada jadwal regimen obatnya).

1.4 Data Pasien


1.4.1 Data Demografi Pasien
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Alamat
Status Pasien
Ruang Rawat
Sub Bagian
No. Rekam Medik
Tgl. Masuk
Tgl. Keluar
Status Pulang
Dokter
Apoteker
1.4.2

: Tn. K
:L
: 52 tahun
: Randusari dalam III Antapani
: Tidak mampu
: Ruang C
: Penyakit dalam
: 0001237953
: 26-11-2012
::: dr.D
:-

Data Klinis Awal Pasien


Data Klinis Awal :
Kesadaran
: Compos Mentis (CM), sakit sedang.
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 120 x / menit
Respirasi
: 24x / menit
Suhu
: 36,7 o C
Gizi
: Cukup
Tinggi Badan
:-

Berat Badan
: Riwayat Konsumsi Obat : Alergi
: Tidak memiliki gejala alergi obat.

Pemeriksaan penunjang awal :


Foto Thorax
Hasil Pemeriksaan Laboraorium
Hasil Pemeriksaan radiologi (USG Abdomen).
Alasan masuk rumah sakit / keluhan utama : Perut membesar
Anamnesa :
Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, penderita mengeluh
perutnya yang sudah dirasakan sebelumnya seperti bertambah
besar, diikuti rasa nyeri pada perut. Buang air kecil diakui jadi
sedikit dan berwarna seperti teh pekat, mual muntah tidak ada,
panas badan juga tidak ada, keluhan tidak disertai sesak nafas,
tidak ada pembengkakan pada tungkai dan wajah, karena
keluhannya pasien berobat ke rumah sakit Ujung Berung dan
kemudian dirujuk ke RSHS dengan diagnosa kerja ascites ec
syp.cirrhosis hepatitis.
Sejak 4 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita pertama
kalinya mengeluhkan buang air kecil jadi sedikit dan berwarna
seperti teh pekat. Pasien berobat ke dokter umum dan
mendapatkan antibiotik serta obat pelancar buang air kecil. Buang
air kecil menjadi lancar disertai gumpalan darah kehitaman.
Penderita kemudian di USG di rumah sakit Ujung Berung karena
disangka mempunyai batu ginjal, tapi hasil USG menunjukan tidak
ada batu ginjal, penderita dirawat di rumah sakit selama 5 hari dan
dikatakan pembengkakan liver dan ada cairan di perut. Penderita
pulang setelah dirawat selama 5 hari dan diberi obat antibiotik dan
pelancar kencing, penderita rutin kontrol selama 2 minggu sekali

tapi sejak 2 minggu terakhir penderita tidak kontrol dan tidak


minum obat sehingga perut semakin membesar.

1.4.3 Diagnosa
Diagnosa Kerja :
ascites ec syp. cirrhosis hepatitis
Diagnosa Utama :
Ca hepatoselular dengan dasar sir.hepatitis ec HBV DD
HCV.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Penyakit


2.1.1 Hepatitis
Hepatitis yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan suatu
peradangan pada organ tubuh seperti hati. Hepatitis diakibatkan oleh
beberapa factor dimana tiap factor memiliki karakter khas maka
timbullah berbagai macam hepatitis yang berbeda satu sama lain, yang
disebabkan oleh infeksi virus, obat-obatan, termasuk alkohol, lemak
yang berlebih dan penyakit autoimun. Ada 5 jenis hepatitis virus yaitu
hepatitis A, B, C, D, dan E. gangguan fungsi hati seringkali
dihubungkan dengan beberapa penyakit hati tertentu. Beberapa
pendapat membedakan penyakit hati menjadi penyakit hati akut dan
kronis. Dikatakan akut apabila kelainan-kelainan yang terjadi
berlangsung sampai 6 bulan, sedangkan penyakit kronis berarti
gangguan yang terjadi sudah berlangsung lebih dari 6 bulan.
Macam Macam Hepatitis :
Hepatitis A
Virus hepatitis A banyak terjadi melalui vecal oral. Hal ini terjadi
akibat buruknya tingkat kebersihan pengguna, Hepatitis ini
merupakan jenis hepatitis yang tidak terlalu berbahaya karena jarnag
menimbulkan kematian pada penderitanya. Penyakit ini dapat
dicegah dengan penggunaan vaksin.
Hepatitis B

Penyebab Utama hepatitis kronik, sirosis, dan karsinoma sel bati.


Transmisi dapat terjadi lewat kontak dengan darah yang terinfeksi
atau sekret tubuh. Atau penggunaan bersama jarum suntik dan
penyalahgunaan obat.
Hepatitis C
Hepatitis C ditularkan akibat transfusi darah dan bisa juga ditularkan
melalui jarum suntik yang digunakan bersama-sama. Penyakit jenis
ini jarang terjadi melalui hubungan seksual.
Hepatitis D
Hepatitis ini disebabkan infeksi dari hepatitis B lebih ganas (berat).
Virus hepatitis ini biasanya dimiliki oleh para pecandu narkoba.
Hepatitis E
Pada virus hepatitis ini wabahnya hamper mirip dengan hepatitis A.
Hepatitis F
Hepatitis jenis ini merupakan mutasi dari virus hepatitis B. Jika hal
ini terjadi maka resiko dan cara penularannya sama dengan hepatitis
B.
Hepatitis Kronis
Disebabkan oleh penyakit hati kronik.
Penyebab penyakit hati:
1. Infeksi virus hepatitis, ditularkan melalui selaput mukosa,
hubungan seksual atau darah (parenteral)
2. zat-sat toksik, seperti alkohol atau obat-obat tertentu
3. Genetik atau keturunan, seperti hemochromatosis (metabolisme
besi yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara
berlebihan di dalam jaringan )

4. Gangguan imunologis, seperti hepatitis autoimun.


5. Kanker, seperti Hepatocellular carcinoma, dapat disebabkan
senyawa karsinogenik (aflatoksin, pvc). Hepatitis B dan C maupun
sirosis hati bisa berkembang menjadi kanker hati.
Struktur permanen hati berubah karena kerusakan sel yang
erkepanjangan (penyakit hati kronis 6 bulan). Sebagian besar
gangguan hati kronik berkembang menjadi sirosis yang ditandai dengan
termbentuknya jaringan ikat dan jaringan paut serta nodul. Proses
perkembangan tersebut ireversibel dan dapat menyebabkan gagal hati,
seringkali sirosis berkembang menjai kanker hati. Jaringan parut yang
terjadi dapat menghambat aliran darah yang masuk ke hati yang
berakibat pada peningkatan tekanan darah di vena portal (hipertensi
portal). Selain itu hipertensi portal juga dapat terjadi akibat
pembengkakan hati, sumbatan di vena portal, hambatan aliran darah
dari vena hepatika ke jantung.
2.1.2 Sirosis Hati
Sirosis adalah hasil akhir dari rusaknya hepatosit yang
ditandai dengan rusakya struktur normal hati akibat terbentuknya
jaringan ikat dan nodul. Komplikasi dari sirosis adalah hipertensi portal,
varises di saluran cerna: varises esofagus, asites, ensefalopati hati dan
gangguan pembekuan darah (koagulopati). Penyebab sirosis hati
bermacam macam yang terbanyak karen alkohol, infeksi virus
hepatitis B dan C.
2.1.3 Asites
Asites adalah penumpukan cairan limfa diruang peritoneal yang
disebabkan oleh beberapa hal antara lain karena aktivitas sistem renin
angiotensin yang menimbulkan retensi air dan natrium. Asites
seringkali

disertai

dengan

peritonitis

bakterial

spontan

yang

dapatmenyebabkan kemtian. Vasodilaor yang mungkin berperan

adalahnitrit oksida, peptida intestinal vasoaktif, senyawa P dan


prostaglandin.
2.1.4 Kanker Hati
Kanker hati (Hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker
yang timbul dari hati dan sering dikenal sebagai kanker hati primer
atau hepanoma. Hepatocellular carcinomadapat disebabkan karena
senyawa karsinogenik (aflatoksin, pvc) dan Hepatitis B dan C
maupun sirosis hati bisa berkembang menjadi kanker hati.
Bila hepatitis B menjadi kronik maka sebagian penderita
hepatitis B kronik ini akan menjadi sirosis hati dan kanker hati. Pada
hepatitis C penderita yang menjadi kronik jauh lebih banyak.
Sebagian penderita hepatitis C kronik akan menjadi sirosis hati dan
kanker hati. Hanya sebagian kecil saja penderita hepatitis B yang
berkembang menjadi kanker hati. Begitu pula pada penderita
hepatitis C hanya sebagian yang menjadi kanker hati. Biasanya
diperlukan waktu 17-20 tahun seorang yang menderita hepatitis C
untuk berkembang menjadi sirosis hati atau kanker hati.
Selama kadar antibodi anti HBs Anda tinggi, maka tidak perlu
dilakukan vaksinasi. Imunisasi hepatitis B dapat dimulai sejak bayi.
Sampai sekarang ini belum ada vaksin untuk hepatitis C.

BAB III
INFORMASI MENGENAI OBAT

3. 1 KARTU OBAT PASIEN


KARTU OBAT PASIEN
Nama Pasien : Tn.K

No. RM

: 0001237953

Ruang

Tgl. MRS

: 26-11-2012

:C

Umur (tahun) : 52 Tahun

Jenis Kelamin : L

Berat Badan

:-

Tinggi Badan : -

Diagnosa

:Ca Hepatocelluler dengan dasar sir. Hepatitis ec HBV DD HCV


Ascites ec syp. Chirrosis Hepatitis

Pemberian obat perhari

Nama obat,
No.

kekuatan,
bentuk

Dosis

Rute

26/

27/

28/

29/

30/

01/

02/

03/

04/

05/

06/

07/

08/

09/

10/

11/

pemberian

11/

11/

11/

11/

11/

12/

12/

12/

12/

12/

12/

12/

12/

12/

12/

12/

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

intravena

oral

intravena

sediaan
Furosemid
1

40

mg

injeksi
2

40
mg/ml

Kalikate 5 g 15
sachcet
Vitamin

gram
K 3

1mg injeksi

mg/ml

Propanolol
4

10

mg 20 mg

oral

tablet
5

Heparin

Allopurinol
100

Subcutan
100

mg mg

Oral

tablet
7

Callos 500 1500


mg

mg

Oral

Natrium
8

bicarbonat
500
tablet

1500

mg mg

Oral

3. 2 INFORMASI OBAT
A. Furosemide injeksi
1. Dosis dan Penggunaan
a. Dosis Bentuk dan Kekuatan :
1) Larutan injeksi
: 10 mg/ml.
2) Larutan oral
: 10 mg / ml, 8 mg/ml.
3) Tablet
: 20 mg, 40 mg, 80 mg.
b. Adult :
1) Edema.
Terkait dengan gagal jantung kongestif (CHF), sirosis hati, dan penyakit
ginjal, termasuk sindrom nefrotik 20-80 mg sekali sehari PO; dapat
ditingkatkan dengan 20-40 mg 6-8 jam ; tidak melebihi 600 mg/hari.
Alternatif : 20-40 mg I.V/I.M sekali; dapat meningkat sebesar 20 mg 2jam;
dosis individu tidak melebihi 200 mg/dosis CHF refraktori mungkin
memerlukan dosis yang lebih besar.
2) Hipertensi, resisten
20-80 mg P.O dibagi 12 jam.
3) Akut paru Edema / hipertensi Krisis / Peningkatan Tekanan intracranial.
0,5-1 mg/kg (atau 40 mg) i.v selama 1-2 menit; dapat ditingkatkan sampai 80
mg jika tidak ada respon yang memadai dalam waktu 1 jam, tidak lebih dari
160-200 mg/dosis.
4) Hiperkalemia Advanced Cardiac Life Support (ACLS) :
40.80g Intravena.
5) Hypermagnesemia di ACLS :
20-40 mg Intravena 3-4 jam PRN.
6) Dosis Modifikasi
Gagal ginjal akut: 1-3 g/hari mungkin diperlukan untuk mencapai respon
yang diinginkan; menghindari penggunaan di negara oliguri.
Gangguan hati: Monitor, terutama dengan dosis tinggi.
7) Pertimbangan dosis
Gunakan untuk retensi cairan tahan api untuk tiazid atau gangguan fungsi
ginjal.
8) Manajemen overdosis
Salin normal dapat digunakan untuk penggantian volume Dopamin atau
norepinefrin dapat digunakan untuk mengobati hipotensi Jika dysrhythmia
karena penurunan kalium atau magnesium diduga, menggantikan agresif
Hentikan pengobatan jika ada gejala yang jelas setelah 6 jam.
c. Pediatric :
1) Edema.
Bayi dan anak-anak: 1-2 mg/kg i.v/i.m/p.o sekali awalnya; meningkat sebesar
1-2 mg/kg 6-8 jam (P.O) atau 1 mg/kg 2 jam (i.v / i.m); dosis individu tidak
melebihi 6 mg/kg Neonatus (< 28 hari): 0,5-1 mg/kg I.V/I.M 8-24 jam; dosis
individu tidak melebihi 2 mg/kg.
2) Resistent Hipertensi.

< 1 tahun: Keselamatan dan kemanjuran tidak didirikan


1-7 tahun: 0,5-2 mg/kg P.O 24 jam atau 12 jam; individu tidak melebihi 6

mg/kg/dosis.
d. Geriatric :
Diuresis berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit pada
lansia; dosis awal yang lebih rendah dan penyesuaian lebih bertahap yang
direkomendasikan (misalnya, 10 mg/hari P.O). Peningkatan nitrogen urea darah
(BUN) dan kehilangan natrium dapat menyebabkan kebingungan pada usia
lanjut; memantau fungsi ginjal dan elektrolit.
Edema : 20 mg/hari P.O/I.V/I.M awalnya; meningkat perlahan sampai respon
yang diinginkan diperoleh.
2. Intraksi obat
a. Serious - Use Alternative / Serius - Gunakan Alternatif :
Amikacin, Amisulpride, Cisapride, Ethacrynic Acid, Gentamicin, Kanamycin,
Neomycin Po, Netilmicin, Paromomycin, Potassium Phosphates. Iv, Squill,
Streptomycin, Tobramycin, Triclofos.
b. Significant - Monitor Closely / Signifikan - Memantau Erat :
Acebutolol, Aceclofenac, Acemetacin, Acemetacin, Albuterol, Aldesleukin,
Aliskiren, Amifostine, Amiloride, Amphetamine, Arformoterol, Aspirin, Aspirin
Rectal,

Aspirin/Citric

Acid/Sodium,

Bicarbonate,

Atenolol,

Avanafil,

Bambuterol, Beclomethasone, Inhaled, Benazepril, Bendroflumethiazide,


Betaxolol, Bezafibrate, Bisoprolol, Bumetanide, Candesartan, Captopril,
Carbenoxolone, Carbidopa, Carvedilol, Cefprozil, Celecoxib, Celiprolol,
Chlorothiazide,

Chlorthalidone,

Cholestyramine,

Choline

Magnesium

Trisalicylate, Ciprofibrate, Cisplatin, Citalopram, Cornsilk, Cyclopenthiazide,


Diclofenac, Diflunisal, Digoxin, Dobutamine, Dopexamine, Drospirenone,
Empagliflozin, Enalapril, Ephedrine, Ephedrine (Pulmonary), Epinephrine,
Epinephrine Racemic, Eprosartan, Esmolol, Ethacrynic Acid, Etodolac,
Etoricoxib, Fenbufen, Fenofibrate Micronized, Fenofibric Acid, Fenoprofen,
Flurbiprofen,

Formoterol,

Fosinopril,

Gentamicin,

Hyaluronidase,

Hydrochlorothiazide, Ibuprofen, Imidapril, Indacaterol, Inhaled, Indapamide,


Indomethacin, Insulin Inhaled, Irbesartan, Isoproterenol, Juniper, Ketoprofen,
Ketorolac, Ketorolac Intranasal, Labetalol, Levalbuterol, Levodopa, Lily Of
The Valley, Lisinopril, Lornoxicam, Losartan, Lurasidone, Maitake, Maraviroc,
Mefenamic Acid, Meloxicam, Metaproterenol, Methyclothiazide, Metolazone,
Metoprolol,
Nitroglycerin

Moexipril,
Rectal,

Nabumetone,
Norepinephrine,

Nadolol,

Naproxen,

Olmesartan,

Olodaterol

Nebivolol,
Inhaled,

Ombitasvir/Paritaprevir/Ritonavir & Dasabuvir, Ospemifene, Oxaprozin,


Parecoxib, Penbutolol, Perindopril, Pindolol, Pirbuterol, Piroxicam, Potassium
Acid Phosphate, Potassium Chloride, Potassium Citrate, Propranolol, Quinapril,
Ramipril, Salicylates (Non-Asa), Salmeterol, Salsalate, Sodium Phosphates. I.V,
Sodium Sulfate / Potassium Sulfate / Magnesium Sulfate, Sodium
Sulfate/Potassium Sulfate/Magnesium Sulfate/Polyethylene Glycol, Sotalol,
Spironolactone,

Succinylcholine,

Sulfasalazine,

Sulindac,

Tadalafil,

Telmisartan, Terbutaline, Timolol, Tobramycin Inhaled, Tolfenamic Acid,


Tolmetin,

Tolvaptan,

Torsemide,

Trandolapril,

Triamterene,

Trientine,

Umeclidinium Bromide/Vilanterol Inhaled, Valsartan, Vilanterol/Fluticasone


Furoate Inhaled, Xipamide.
c. Minor
Aceclofenac, Acemetacin, Agrimony, Albuterol, Arformoterol, Aspirin, Aspirin
Rectal, Aspirin/Citric Acid/Sodium Bicarbonate, Bambuterol, Birch, Bitter
Melon, Brimonidine, Budesonide, Calcium Acetate, Calcium Carbonate,
Calcium Chloride, Calcium Citrate, Calcium, Gluconate, Carbenoxolone,
Cefaclor, Cefadroxil, Cefamandole, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren, Cefepime,
Cefixime,

Cefotetan,

Cefoxitin,

Cefpirome,

Cefpodoxime,

Cefprozil,

Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Cefuroxime, Celecoxib,


Cephalexin, Cephaloridine, Choline Magnesium Trisalicylate, Clobetasone,
Colestipol,

Corticotrophin,

Cortisone,

Cosyntropin,

Deflazacort,

Dexamethasone, Diclofenac, Diflunisal, Dobutamine, Dopexamine, Duloxetine,


Ephedrine, Ephedrine (Pulmonary), Epinephrine, Epinephrine Racemic,
Epoprostenol,

Escitalopram,

Ethotoin,

Etodolac,

Etoricoxib,

Fenbufen,

Fenoprofen, Fludrocortisones, Fluoxetine, Flurbiprofen, Fluvoxamine, Fo-Ti,


Folic Acid, Formoterol, Forskolin, Fosphenytoin, Germanium, Goldenrod,
Hydrocortisone, Ibuprofen, Indomethacin, Isoproterenol, Ketoprofen, Ketorolac,
Ketorolac

Intranasal,

L-Methylfolate,

Levalbuterol,

Levomilnacipran,

Lofexidine, Lornoxicam, Magnesium Chloride, Magnesium Citrate, Magnesium


Hydroxide,

Magnesium

Oxide,

Magnesium Sulfate,

Mefenamic Acid,

Meloxicam, Metaproterenol, Metformin, Methylprednisolone, Milnacipran,


Minoxidil, Nabumetone, Naproxen, Nefazodone, Noni Juice, Norepinephrine,
Octacosanol, Oxaprozin, Parecoxib, Paroxetine, Penicillin G, Aqueous,
Penicillin Vk, Phenobarbital, Phenytoin, Pirbuterol, Piroxicam, Prednisolone,
Prednisone, Reishi, Salicylates (Non-Asa), Salmeterol, Salsalate, Sertraline,

Shepherd's Purse, Sulfadiazine, Sulfamethoxazole, Sulfasalazine, Sulfisoxazole,


Sulindac, Terbutaline, Thiamine, Tizanidine, Tolfenamic Acid, Tolmetin,
Trazodone, Treprostinil, Triamcinolone, Tubocurarine, Venlafaxine, Zoledronic
Acid.
3. Efek samping
a. >10 % :
Hiperurisemia (40 %), Hipokalemia (14-60 %).
b. Frekuensi Tidak Ditetapkan
Anafilaksis, Anemia, Anorexia, Diare, Pusing, Intoleransi Glukosa, Glikosuria,
Sakit

Kepala,

Hipokalemia,

Gangguan

Pendengaran,

Hypomagnesemia,

Hipotensi,

Hiperurisemia,
Peningkatan

Hipokalsemia,
Paten

Ductus

Arteriosus Selama Periode Neonatal, Kram Otot, Mual, Fotosensitifitas, Ruam,


Kegelisahan, Tinnitus, Frekuensi Kencing, Urtikaria, Rasa Pusing, Kelemahan.
4. Kontraindikasi dan Perhatian
a. Black Box Peringatan
Agen diuretik kuat yang, jika diberikan dalam jumlah yang berlebihan, dapat
menyebabkan diuresis yang mendalam dengan air dan elektrolit deplesi
Pengawasan medis hati diperlukan; dosis harus disesuaikan dengan kebutuhan
pasien.
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas untuk furosemide atau sulfonamide Anuria.
c. Perhatian
Gunakan hati-hati pada diabetes mellitus, lupus eritematosus sistemik, penyakit
hati, gangguan ginjal. Terapi asam ethacrynic bersamaan (meningkatkan risiko
ototoksisitas). Risiko cairan atau ketidakseimbangan elektrolit (termasuk
menyebabkan hiperglikemia, hyperuricemia, asam urat), hipotensi, alkalosis
metabolik, hiponatremia berat, hipokalemia berat, koma hepatik dan precoma,
hipovolemia (dengan atau tanpa hipotensi). Jangan memulai terapi koma hepatik
dan deplesi elektrolit sampai perbaikan dicatat. Risiko ototoxicity (tinnitus,
gangguan reversibel atau ireversibel pendengaran). I.V rute dua kali ampuh
sebagai P.O. Penundaan Makanan penyerapan tapi respon tidak diuretik.
Mungkin memperburuk lupus. Kemungkinan sensitivitas kulit terhadap sinar
matahari. Penggunaan jangka panjang pada neonatus prematur dapat
menyebabkan nefrokalsinosis.
5. Kehamilan dan Menyusui
Kategori kehamilan: C; pengobatan selama kehamilan memerlukan pemantauan
pertumbuhan janin karena risiko berat lahir janin lebih tinggi.

Laktasi: Obat diekskresikan ke dalam ASI; gunakan dengan hati-hati; dapat


menghambat laktasi.
kehamilan Kategori:
a. A: Umumnya diterima. Studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukkan
bukti risiko janin.
b. B: Mungkin diterima. Entah studi hewan menunjukkan tidak ada risiko, tetapi
penelitian pada manusia tidak studi yang tersedia atau hewan menunjukkan
risiko kecil dan studi manusia dilakukan dan menunjukkan tidak ada risiko.
c. C: Gunakan dengan hati-hati jika manfaat lebih besar daripada risiko. Penelitian
terhadap hewan menunjukkan resiko dan manusia tidak tersedia atau tidak
hewan atau penelitian manusia dilakukan.
d. D: Gunakan dalam Ganas darurat bila tidak ada obat yang lebih aman tersedia.
Bukti positif resiko janin manusia.
e. X: Jangan gunakan pada kehamilan. Risiko lebih besar daripada manfaat
potensial. Alternatif yang lebih aman ada.
f. NA: Informasi tidak tersedia.
6. Farmakologi :
a. Mekanisme
AksiLingkaran diuretik; menghambat reabsorpsi natrium dan klorida ion di
proksimal dan distal tubulus ginjal dan lengkung Henle; dengan mengganggu
sistem cotransport klorida mengikat, menyebabkan kenaikan air, kalsium,
magnesium, natrium, dan klorida.
b. Penyerapan :
1) Bioavailabilitas: 47-64 % (P.O).
2) Onset: 30-60 menit (P.O/S.L); 30 menit (I.M); 5 menit (I.V).
3) Puncak efek: < 15 menit (I.V); 1-2 jam (P.O / S.L).
4) Durasi: 2 jam (I.V); 6-8 jam (P.O).
c. Distribusi :
1) Protein terikat: 91-99%
2) Vd: 0.2 L/kg.
d. Metabolisme :
1) Dimetabolisme di hati (10%).
2) Metabolit: glukuronida (2-amino-4-chloro-5-sulfamoylanthranilic

asam

[saluamine]) aktivitas yang tidak diketahui).


e. Eliminasi :
1) Paruh: 30-120 menit (fungsi ginjal normal); 9 jam (stadium akhir penyakit
ginjal).
2) Dialyzable: Tidak ada.
3) Klirens ginjal: 2 ml/menit/kg.
4) Ekskresi: Urin (P.O, 50 %; I.V, 80 %).
B. Kalikate 5 gram
1. Kandungan.
Kalsium Polistiren Sulfonat / calcium polystyrene sulfonate.
2. Indikasi.

Hiperkalemia (kadar Kalium dalam darah di atas normal) yang berhubungan


dengan gagal ginjal.
3. Kontra Indikasi.
Pasien yang menderita gagal ginjal bersamaan dengan hiperkalsemia (kadar
Kalsium dalam darah di atas normal).
4. Perhatian.
Pasien dengan hiperparatiroidisme, mieloma multipel.
Awasi elektrolit dalam serum dalam selang waktu yang teratur.
5. Efek Samping.
Anoreksia (kehilangan nafsu makan), gangguan saluran pencernaan.
6. Indeks Keamanan Pada Wanita Hamil.
Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau
embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita
atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan
bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial
pada janin.
7. Kemasan.
Kalitake powd for oral susp 5 g x 20 x 1's.
8. Dosis
Dewasa : 15-30 gram/hari per oral, ditambahkan 30-50 ml air, dibagi untuk 2-3 kali
pemberian.
9. Penyajian.
Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan).
10. Pabrik
Dipa Pharmalab.
C. Vitamin K injeksi.
1.
Dosis & Penggunaan
a. Bentuk Dosis dan Kekuatan.
1) Tablet
: 100 mcg, 5 mg
2) Emulsi injeksi
: 2 mg/ml, 10 mg/ml.
b. Adult:
1) Suplementasi gizi
Asupan harian yang direkomendasikan/Recommended daily intake (RDA):
Pria: 120 mcg/hari P.O.
Wanita: 90 mcg/hari P.O.
Hypoprothrombinemia Akibat Narkoba atau Faktor Membatasi
Absorption atau Sintesis 2,5-10 mg P.O/I.V/I.M/S.C; dapat ditingkatkan
PRN sampai 25 mg atau, jarang, 50 mg; dapat diulang di 12-48 jam.
2) Pembalikan efek Warfarin
Menghilangkan 1-2 dosis, atau memegang warfarin; memantau INR dan

menyesuaikan dosis warfarin sesuai.


INR 4,5-10, tidak ada perdarahan: 2012 pedoman ACCP menyarankan
terhadap penggunaan rutin; 2008 pedoman ACCP menyarankan
mempertimbangkan vitamin K 1-2,5 mg P.O sekali.

INR

>10,

tidak

ada

perdarahan:

2012

pedoman

ACCP

merekomendasikan vitamin K P.O (dosis tidak ditentukan); 2008


pedoman ACCP menyarankan 2,5-5mg PO sekali; Pengurangan INR
diamati dalam waktu 24-48 jam, memantau INR dan memberikan

tambahan vitamin K jika diperlukan.


Pendarahan kecil, setiap INR tinggi: Pertimbangkan 2,5-5 mg PO sekali;

dapat mengulang jika diperlukan setelah 24 jam.


Pendarahan besar, setiap INR tinggi: 2012 pedoman ACCP menyarankan
protrombin konsentrat kompleks, manusia (PCC, Kcentra) ditambah
vitamin K1 5-10 mg I.V (encer dalam 50ml I.V cairan dan menanamkan

lebih dari 20 menit).


CATATAN: dosis K vitamin tinggi (yaitu, 10 mg atau lebih) dapat
menyebabkan

resistensi

warfarin

selama

seminggu

atau

lebih;

pertimbangkan untuk menggunakan heparin, LMWH, atau inhibitor


trombin langsung untuk memberikan profilaksis trombosis yang
memadai dalam kondisi klinis yang memerlukan terapi antikoagulan
kronis (misalnya, fibrilasi atrium).
3) Pertimbangan Dosis.
P.O dosis dapat diulang dalam 12-48 jam dan S.C / dosis I.V / I.M dalam

6-8 jam jika perlu.


Tingkat IV tidak melebihi 1 mg/menit.
Penggunaan dosis vitamin K tinggi (10-15mg) dapat menyebabkan

resistensi warfarin untuk 1 minggu.


c. Pediatric :
1) Suplementasi gizi RDA
0-6 bulan
: 2 mcg/hari.
6-12 bulan
: 2,5 mcg/hari.
4-8 tahun
: 30 mcg/hari.
4-8 tahun
: 55 mcg/hari.
14 - 18 tahun
: 60 mcg/hari.
14-18 tahun
: 75 mcg/hari.
2) Dengue Penyakit Bayi yang
Profilaksis: 0,5-1 mg I.M dalam 1 jam kelahiran.
Pengobatan: 1 mg/dosis/hari S.C; saya memerlukan dosis yang lebih tinggi
jika ibu telah menerima antikoagulan oral.
2.

Interaksi obat.
a. Serius - Gunakan Alternatif / Serious - Use Alternative :
Walfarin.
b. Signifikan - Memantau Erat / Significant - Monitor Closely :
Aspirin Rectal, Aspirin/Citric Acid/Sodium Bicarbonate, Choline Magnesium
Trisalicylate, Erythromycin Base, Erythromycin Ethylsuccinate, Erythromycin

Lactobionate,

Erythromycin

Stearate,

Fennel,

Feverfew, Flurbiprofen,

Forskolin, Garlic, Ginger, Ginkgo Biloba, Horse Chestnut Seed, Ibuprofen,


Indomethacin, Ketoprofen, Ketorolac, Ketorolac Intranasal, Mefenamic Acid,
Meloxicam, Mistletoe, Nabumetone, Naproxen, Nettle, Oxaprozin, Panax
Ginseng, Pau D'arco, Phytoestrogens, Piroxicam, Reishi, Salicylates (NonAsa), Salsalate, Siberian Ginseng, Sulfasalazine, Sulindac, Tolmetin.
c. Minor
Chlorhexidine Oral, Cholestyramine, Ciprofloxacin, Colesevelam, Colestipol,
Mineral Oil, Orlistat.
3.

Kontraindikasi dan Perhatian


a. Black Box Peringatan
Reaksi parah, termasuk kematian, telah terjadi selama dan segera setelah
pemberian I.V, bahkan ketika tindakan pencegahan telah diambil dengan
pengenceran yang tepat dan menghindari infus yang cepat.
Reaksi parah juga melaporkan setelah pemberian I.M; biasanya, ini reaksi
parah melibatkan hipersensitivitas atau anaphylaxis dan termasuk shock dan
serangan jantung atau pernafasan.
Reaksi I.V/I.M mungkin terjadi dengan dosis pertama (tidak ada paparan
sebelum phytonadione).
Batasi penggunaan rute I.V/I.M untuk situasi di mana administrasi S.C tidak
layak dan risiko serius yang terlibat dianggap dibenarkan.
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas
c. Perhatian
1) Pemberian I.V yang cepat dapat menyebabkan anafilaksis fatal
2) Lindungi dari cahaya; agen cepat terdegradasi.
3) Hindari I.M rute jika pasien perdarahan atau trimester ke-3 kehamilan.
4) Berikan phtonadione untuk INR cepat lebih rendah dalam kisaran yang
aman pada pasien yang menerima antagonis vitamin K.
5) Bentuk lain dari vitamin K (misalnya, menadione) tidak efektif dalam
pengaturan ini; hanya vitamin K1 (yaitu, phytonadione) harus digunakan
waktu onset tergantung pada tingkat sintesis faktor pembekuan.
6) Potensi overcorrection.
7) Inefective di hypoprothrombinemia keturunan.
8) Jangka waktu pengobatan yang lebih lama (sampai bulan) dan dosis yang
lebih tinggi diperlukan pada pasien terkena long-acting rodentisida
antikoagulan.
9) Hemolisis, hiperbilirubinemia, dan penyakit kuning dilaporkan pada bayi
baru lahir diobati dengan lebih besar dari dosis yang dianjurkan; gunakan
hati-hati.
d. Kehamilan & Menyusui
Kategori kehamilan: C

Laktasi: diekskresikan dalam ASI; gunakan hati-hati.


Kategori kehamilan :
a. A: Umumnya diterima. Studi terkontrol pada wanita hamil tidak
menunjukkan bukti risiko janin.
b. B: Mungkin diterima. Entah studi hewan menunjukkan tidak ada risiko,
tetapi penelitian pada manusia tidak studi yang tersedia atau hewan
menunjukkan risiko kecil dan studi manusia dilakukan dan menunjukkan
tidak ada risiko.
c. C: Gunakan dengan hati-hati jika manfaat lebih besar daripada risiko.
Penelitian terhadap hewan menunjukkan resiko dan manusia tidak tersedia
atau tidak hewan atau penelitian manusia dilakukan.
d. D: Gunakan dalam Ganas darurat bila tidak ada obat yang lebih aman
tersedia. Bukti positif resiko janin manusia.
e. X: Jangan gunakan pada kehamilan. Risiko lebih besar daripada manfaat
potensial. Alternatif yang lebih aman ada.
f. NA: Informasi tidak tersedia.
4.

Farmakologi
a. Mekanisme
Meningkatkan sintesis hepatik faktor pembekuan II, VII, IX, X (mekanisme
yang tepat tidak diketahui).
b. Farmakokinetik
1) Onset: 6-10 jam (P.O); 1-2 jam (I.V).
2) Puncak efek: 24-48 jam (P.O); 12-14 jam (I.V).
c. Metabolisme
Dimetabolisme di hati.
d. Penyisihan
Ekskresi: Urin, feses

D. Propranol Tablet
1.
Dosis dan Penggunaan:
a. Dosis Bentuk dan Kekuatan :
1) Larutan oral
: 20 mg/5ml, 40 mg/5ml, 4.28 mg/ml (Hemangeol).
2) Larutan injeksi
: 1 mg ml.
3) Tablet
: 10 mg, 20 mg, 40 mg, 60 mg, 80 mg.
4) Kapsul, extended release : 60 mg, 80 mg, 120 mg, 160 mg.
b. Adult :
1) Hipertensi
Immediate release
40 mg P.O 12 jam awalnya, meningkat setiap 3-7 hari; pemeliharaan: 80

240 mg P.O 8-12 jam ; tidak melebihi 640 mg/hari.


Inderal LA
80 mg/hari PO awalnya; pemeliharaan: 120-160 mg/hari; tidak melebihi
640 mg/hari.
InnoPran XL

80 g/hari P.O awalnya; dapat ditingkatkan setiap 2-3 minggu sampai


respondicapai; pemeliharaan: tidak melebihi 120 mg / hari P.O.
2) Migrain
Pencegahan penyakit

80 mg/hari P.O dibagi 6-8 jam awalnya; dapat ditingkatkan dengan 20-40
mg/hari setiap 3-4 minggu; tidak melebihi 160-240 mg/hari dibagi 6-8

3)

4)
5)
6)

jam.
Inderal LA: 80 mg/hari PO; pemeliharaan: 160-240 mg/hari.
Menarik terapi jika respon memuaskan tidak terlihat setelah 6 minggu.
Angina
80-320 mg/hari P.O dibagi 6-12 jam.
Inderal LA : 80 mg/hari P.O ; tidak melebihi 320 mg/hari.
Pheochromocytoma
30- 60 g/hari P.O dalam dosis terbagi.
Hypertrophic subaorta Stenosis
20-40 mg P.O 6-8 jam..
Aritmia supraventrikular
P.O : 10-30 mg 6-8 jam.
I.V: 1-3 mg pada 1 mg/menit awalnya; ulangi 2-5 menit untuk total 5 mg.
Setelah respon atau dosis maksimum tercapai, tidak memberikan dosis

tambahan untuk minimal 4 jam.


7) Portal Hipertensi
Pencegahan perdarahan varises
10-60 g P.O 6-8 jam ; 10 mg P.O 8 jam awalnya; titrasi dosis untuk
mengurangi denyut jantung istirahat sebesar 25%.
8) Tremor esensial
40 gram P.O 12 jam awalnya; pemeliharaan: 120 - 320 mg/hari P.O dibagi 812 jam.
9) Antipsikotik-induced akatisia
30-120 mg P.O 8-12 jam.
10) Terserang varises Perdarahan (Off-label)
20- 180 mg P.O 12 jam; menyesuaikan diri dengan maksimum ditoleransi
dosis.
11) Panic Disorder (Off-label)
40-320 mg/hari P.O.
12) Perilaku Agresif (Off-label)
80-300 mg/hari P.O
c. Pediatric :
1) Infantil Hemangioma

Hemangeol: Diindikasikan untuk pengobatan hemangioma berkembang


biak memerlukan terapi sistemik. Memulai pengobatan di usia 5 minggu

sampai 5 bulan.
Mulai dosis: 0,6 mg/kg (0,15 ml/kg) PO BID selama 1 minggu, maka
meningkatkan dosis menjadi 1,1 mg/kg (0,3 ml/kg) BID; setelah 2
minggu lebih, meningkat menjadi dosis pemeliharaan 1,7 mg/kg (0,4

ml/kg) BID.
2) Administrasi (infantile hemangioma)
Gunakan disediakan lisan dosis jarum suntik untuk administrasi dan
memberikan langsung ke mulut anak; jika perlu, produk dapat diencerkan

dalam jumlah kecil susu atau jus buah dan diberikan dalam botol bayi.
Mengelola dosis minimal 9 jam terpisah selama atau setelah
menyusuiUntuk mengurangi risiko hipoglikemia, mengelola selama atau

setelah menyusui; lewati dosis jika anak tidak makan atau muntah.
Menyesuaikan dosis secara berkala dengan meningkatnya berat badan
anak. Memantau HR dan BP selama 2 jam setelah dosis awal dan setelah
peningkatan dosis. Jika hemangioma kambuh, pengobatan dapat

reinitiated.
3) Hipertensi (Off-label)
0,5-1 mg/kg/hari P.O dibagi 6-12 jam awalnya; meningkat secara bertahap
setiap 5-7 hari; Kisaran biasa: 2-4 mg/kg/hari P.O dibagi 12 jam.
4) Aritmia (Off-label)
P.O: 0,5-1 mg/kg/hari dibagi q6-8hr; dapat ditingkatkan setiap 3-7 hari;
Kisaran biasa: 2-6 mg/kg/hari; tidak melebihi 16 mg/kg/hari atau 60

mg/hari.
I.V: 0,01-0,1 mg/kg lebih dari 10 menit; ulangi 6-8 jam PRN; tidak

melebihi 1 mg untuk bayi atau 3 mg untuk anak-anak.


5) Hypercyanotic Spells
P.O: 1 mg/kg/hari dibagi 6 jam ; setelah 1 minggu, dapat meningkat
sebesar 1 mg/kg/hari untuk maksimal 10-15 mg/kg/hari jika refraktori

pasien; memungkinkan 24 jam antara perubahan dosis.


I.V: 0,01-0,2 mg / kg lebih dari 10 menit; tidak melebihi 5 mg.

6) Tirotoksikosis (Off-label)
10-40 gram P.O 6 jam; menyesuaikan dosis untuk efek
d. Geriatric :
1) Hipertensi
extended release : 40 mg P.O 12 jam awalnya, meningkat setiap 3-7

hari; pemeliharaa : 80-240 mg P.O 8-12 jam; tidak melebihi 640 mg/hari.
Inderal L : 80 mg/hari P.O awalnya; pemeliharaan : 120-160 mg/hari;
tidak melebihi 640 mg/hari.

InnoPran XL : 80 mg/hari P.O awalnya; dapat ditingkatkan setiap 2-3


minggu sampai respon dicapai; pemeliharaan: tidak melebihi 120 mg/hari

P.O.
Pertimbangkan dosis awal yang lebih rendah.
2) Aritmia supraventrikular
P.O: 10 mg 6-8 jam ; dapat ditingkatkan setiap 3-7 hari.
I.V: 1-3 mg pada 1 mg/menit awalnya; ulangi 2-5 untuk total 5 mg.
Setelah respon atau dosis maksimum tercapai, tidak memberikan dosis
tambahan untuk minimal 4 jam.
2.

Interaksi obat
a. Serious - Use Alternative / Serius - Gunakan Alternatif
Acebutolol, Afatinib, Artemether/Lumefantrine, Atenolol,

Betaxolol,

Bisoprolol, Bosutinib, Carvedilol, Celiprolol, Chlorpromazine, Clomethiazole,


Clonidine, Digoxin, Diltiazem, Edoxaban, Epinephrine, Epinephrine Racemic,
Esmolol, Fluoxetine, Labetalol, Lumefantrine, Metoprolol, Nadolol, Nebivolol,
Paroxetine, Penbutolol, Pindolol, Pomalidomide, Quinidine, Riociguat,
Rivastigmine, Sotalol, Thioridazine, Thiothixene, Timolol, Umeclidinium
Bromide/Vilanterol Inhaled, Verapamil, Vilanterol/Fluticasone Furoate Inhaled.
b. Significant - Monitor Closely / Signifikan - Memantau Erat
Abiraterone, Acebutolol, Aceclofenac, Acemetacin, Albuterol, Aldesleukin,
Alfuzosin, Aluminum Hydroxide, Amifostine, Amiloride, Amiodarone,
Amlodipine, Amobarbital, Amphetamine, Antipyrine, Arformoterol, Articaine,
Asenapine, Aspirin, Aspirin Rectal, Aspirin/Citric Acid/Sodium Bicarbonate,
Atenolol, Avanafil, Bambuterol, Bendroflumethiazide, Betaxolol, Bismuth
Subsalicylate, Bisoprolol, Bumetanide, Bupivacaine, Bupropion, Butabarbital,
Butalbital, Calcium Acetate, Calcium Carbonate, Calcium Chloride, Calcium
Citrate,

Calcium

Carvedilol,

Gluconate,

Celecoxib,

Chloroquine,Chlorothiazide,

Candesartan,
Celiprolol,

Carbenoxolone,
Ceritinib,

Chlorpropamide,

Carbidopa,

Chloroprocaine,

Chlorthalidone,

Choline

Magnesium Trisalicylate, Cimetidine, Citalopram, Clevidipine, Clonidine,


Cyclopenthiazide,

Dabigatran,

Darifenacin,

Deferasirox,

Desflurane,

Desvenlafaxine, Diclofenac, Diflunisal, Digoxin, Diltiazem, Diphenhydramine,


Dobutamine,

Dopexamine,

Doxazosin,

Dronedarone,

Drospirenone,

Duloxetine, Dyphylline, Eliglustat, Elvitegravir / Cobicistat / Emtricitabine /


Tenofovir Df, Enflurane, Ephedrine, Ephedrine (Pulmonary), Epinephrine,
Epinephrine Racemic, Eprosartan, Esmolol, Ethacrynic Acid, Ethanol, Ether,
Etodolac,

Etomidate,

Etoricoxib,

Felodipine,

Fenbufen,

Fenoprofen,

Fingolimod, Flecainide, Flurbiprofen, Formoterol, Furosemide, Gentamicin,


Glimepiride, Glipizide, Gliquidone, Glyburide, Guanabenz, Guanfacine,
Guggul,

Haloperidol,

Hawthorn,

Hexobarbital,

Hydralazine,

Hydrochlorothiazide, Ibuprofen, Imatinib, Indacaterol, Inhaled, Indapamide,


Indomethacin, Insulin Aspart, Insulin Detemir, Insulin Glargine, Insulin
Glulisine, Insulin Inhaled, Insulin Lispro, Insulin Nph, Insulin Regular Human,
Irbesartan, Isoproterenol, Isradipine, Ivabradine, Ketamine, Ketoprofen,
Ketorolac,

Ketorolac

Intranasal,

Labetalol,

Lacidipine,

Lercanidipine,

Levalbuterol, Levodopa, Lidocaine, Lorcaserin, Lornoxicam, Losartan,


Lurasidone, Maraviroc, Marijuana, Mefenamic Acid, Mefloquine, Meloxicam,
Mephobarbital, Mepivacaine, Metaproterenol, Methyclothiazide, Methyldopa,
Metolazone, Metoprolol, Mibefradil, Mirabegron, Moxisylyte, Nabumetone,
Nadolol, Naproxen, Nebivolol, Nicardipine, Nifedipine, Nilotinib, Nintedanib,
Nisoldipine, Nitroglycerin Rectal, Norepinephrine, Olmesartan, Olodaterol
Inhaled,

Oxaprozin,

Parecoxib,

Peginterferon

Alfa

2b,

Penbutolol,

Pentobarbital, Perphenazine, Phenobarbital, Phenoxybenzamine,Phentolamine,


Phenylephrine, Phenylephrine Po, Pindolol, Pirbuterol, Piroxicam, Potassium
Acid Phosphate, Potassium Chloride, Potassium Citrate, Prazosin, Prilocaine,
Primidone, Propafenone, Propofol, Quinacrine, Ranolazine, Reserpine,
Rifabutin,

Rifampin,

Rifapentine,

Rifaximin,

Ritonavir,

Rizatriptan,

Ropivacaine, Salicylates (Non-Asa), Salmeterol, Salsalate, Secobarbital,


Sertraline, Sevelamer, Sevoflurane, Sildenafil, Silodosin, Sodium Bicarbonate,
Sodium

Citrate/Citric

Acid,

Sotalol,

Spironolactone,

Succinylcholine,

Sulfasalazine, Sulindac, Tacrine, Tadalafil, Telmisartan, Terazosin, Terbutaline,


Teriflunomide, Tetracaine, Theophylline, Timolol, Tipranavir, Tolazamide,
Tolbutamide, Tolfenamic Acid, Tolmetin, Tolvaptan, Torsemide, Triamterene,
Valsartan, Venlafaxine, Verapamil, Vismodegib, Warfarin, Xipamide, Zotepine.
c. Minor
Adenosine, Agrimony, Brimonidine, Cevimeline, Ciprofloxacin, Cocaine,
Cornsilk, Diazepam, Dihydroergotamine, Dihydroergotamine Intranasal,
Dipyridamole,

Escitalopram,

Fenoldopam,

Forskolin,

Imaging Agents

(Gadolinium), Levobetaxolol, Lily Of The Valley, Lofexidine, Maitake,


Melatonin, Metipranolol Ophthalmic, Miglitol, Neostigmine, Noni Juice,
Norfloxacin, Octacosanol, Oxazepam, Physostigmine, Pilocarpine, Reishi,
Shepherd's Purse, Tetracaine, Ticlopidine, Tizanidine, Treprostinil, Yohimbe.

3.

Efek samping
a. Frekuensi Tidak Ditetapkan
Diperparah gagal jantung kongestif, bradikardia, hipotensi, arthropathy,
Raynaud

fenomena,

Hype/hipoglikemia,

depresi,

kelelahan,

insomnia,

paresthesia, gangguan psikotik, pruritus, mual, muntah, hiperlipidemia,


hiperkalemia, kram, bronkospasme, nafas yg sulit, edema paru, gangguan
pernapasan, mengi.
b. Postmarketing Reports
1) Alergi: Reaksi hipersensitivitas, termasuk anafilaksis / anaphilactoid;
agranulositosis, ruam eritematosa, demam dengan sakit tenggorokan.
2) Kulit: sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, dermatitis
eksfoliatif, eritema multiforme, urtikaria.
3) Muskuloskeletal: Miopati, myotonia.
4.

Kontraindikasi dan Perhatian


a. Black Box Peringatan
1) Dapat memperburuk penyakit jantung iskemik setelah tiba-tiba penarikan.
2) Hipersensitivitas terhadap katekolamin telah diamati selama penarikan.
3) Eksaserbasi angina dan, dalam beberapa kasus, miokard infark terjadinya
setelah penghentian mendadak.
4) Ketika penghentian pemberian jangka panjang beta blocker (terutama
dengan penyakit jantung iskemik), secara bertahap mengurangi dosis selama
1-2 minggu dan hati-hati memantau.
5) Jika angina nyata memburuk atau insufisiensi koroner akut berkembang,
mengembalikan

administrasi

beta-blocker

segera,

setidaknya

untuk

sementara (selain langkah-langkah lain yang sesuai untuk angina tidak


stabil)
6) Peringatkan pasien terhadap gangguan atau penghentian terapi beta blocker
tanpa saran dokter.
7) Karena penyakit arteri koroner adalah umum dan mungkin tidak diakui,
perlahan-lahan menghentikan terapi beta blocker, bahkan pada pasien yang
diobati hanya untuk hipertensi.
b. Kontraindikasi
Asma, COPD,
Bradikardia berat sinus atau 2 / 3 blok jantung (kecuali pada pasien dengan
alat pacu jantung buatan yang berfungsi), Syok kardiogenik,Terkompensasi
gagal jantung kongestif, Hipersensitivitas, Gagal jantung yang jelas, Sindrom
sinus sakit tanpa alat pacu jantung permanen.
c. Hemangioma infantile
Bayi prematur dengan usia dikoreksi < 5 minggu, Bayi dengan berat < 2 kg,
Hipersensitivitas, Asma atau riwayat bronkospasme, Denyut jantung < 80 bpm,

Lebih besar dari tingkat pertama blok jantung, Gagal jantung dekompensasi,
Tekanan darah < 50/30 mmHg, Pheochromocytoma.
d. Perhatian
1) Jangan gunakan InnoPran XL pada pasien pediatric.
2) Terapi beta blocker jangka panjang tidak harus secara rutin dihentikan
sebelum operasi besar; Namun, kemampuan gangguan jantung untuk
menanggapi rangsangan refleks adrenergik dapat meningkatkan risiko
anestesi umum dan prosedur bedah.
3) Penyakit Bronchospastic, insufisiensi serebrovaskular, gagal jantung
kongestif, diabetes mellitus, hipertiroidisme / tirotoksikosis, penyakit hati,
gangguan ginjal, penyakit pembuluh darah perifer, kondisi miastenia.
4) Penghentian mendadak dapat memperburuk angina dan menyebabkan
infark miokard.
5) Gunakan di pheochromocytoma.
6) Peningkatan risiko stroke setelah operasi.
7) Reaksi hipersensitivitas, termasuk anafilaksis dan anafilaktoid reaksi, telah
dilaporkan.
8) Reaksi kulit, termasuk sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal
toksik, dermatitis eksfoliatif, eritema multiforme, dan urtikaria, telah
dilaporkan.
9) Eksaserbasi miopati dan myotonia telah dilaporkan.
10) Kurang efektif daripada diuretik thiazide pada pasien hitam dan geriatri.
11) Dapat memperburuk bradikardia atau hipotensi; memonitor HR dan BP.
12) Mencegah respon katekolamin endogen untuk memperbaiki hipoglikemia
dan masker tanda-tanda peringatan adrenergik hipoglikemia, terutama
takikardia,

palpitasi,

dan

berkeringat

Dapat

menyebabkan

atau

memperburuk bradikardia atau hipotensi.


13) Hemangioma infantil dan sindrom PHACE.
14) Dengan menjatuhkan tekanan darah, propranolol dapat meningkatkan
risiko stroke pada pasien dengan sindrom PHACE yang memiliki anomali
serebrovaskular parah.
15) Selidiki bayi dengan besar hemangioma infantil wajah potensi arteriopati
terkait dengan sindrom PHACE sebelum terapi.
5.

Kehamilan dan Menyusui


Kategori kehamilan: C; retardasi pertumbuhan intrauterine, plasenta kecil, dan
bawaan kelainan dilaporkan, tetapi tidak ada penelitian yang memadai dan
terkendali dengan baik dilakukan
Laktasi: Gunakan kontroversial; jumlah signifikan diekskresikan dalam ASI.
kehamilan Kategori
a. A: Umumnya diterima. Studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukkan
bukti risiko janin.

b. B: Mungkin diterima. Entah studi hewan menunjukkan tidak ada risiko, tetapi
penelitian pada manusia tidak studi yang tersedia atau hewan menunjukkan
risiko kecil dan studi manusia dilakukan dan menunjukkan tidak ada risiko.
c. C: Gunakan dengan hati-hati jika manfaat lebih besar daripada risiko.
Penelitian terhadap hewan menunjukkan resiko dan manusia tidak tersedia atau
tidak hewan atau penelitian manusia dilakukan.
d. D: Gunakan dalam Ganas darurat bila tidak ada obat yang lebih aman tersedia.
Bukti positif resiko janin manusia.
e. X: Jangan gunakan pada kehamilan. Risiko lebih besar daripada manfaat
potensial. Alternatif yang lebih aman ada.
f. NA: Informasi tidak tersedia.
6.
Farmakologi
a. Mekanisme
1) Nonselektif beta blocker reseptor adrenergik; beta1 dan reseptor beta2 hasil
penghambatan kompetitif di penurunan denyut jantung, kontraktilitas
miokard, kebutuhan oksigen miokard, dan tekanan darah.
2) Kelas 2 antidysrhythmic.
b. Penyerapan
1) Bioavailabilitas: 30-70 % (meningkat makanan bioavailabilitas).
2) Onset: Hipertensi, 2-3 minggu; beta blokade, 2-10 menit (I.V) atau 1-2 jam
(P.O).
3) Durasi: 6-12 jam (pembebasan segera); 24-27 jam (rilis diperpanjang).
4) Puncak waktu plasma: 1-4 jam (pembebasan segera); 6-14 jam (rilis
diperpanjang)
c. Distribusi
1) Protein terikat: 68 % (bayi baru lahir); 90 % (dewasa).
2) Vd: 4 L/kg pada orang dewasa.
d. Metabolisme
1) Dimetabolisme oleh hati P450 enzim CYP2D6 dan CYP1A2.
2) Metabolit: 4-hydroxypropranolol (aktif).
e. Penyisihan
1) Paruh: Anak-anak, 3,9-6,4 jam; dewasa, 3,9-6,4 jam (pembebasan segera)
atau 8-10 jam (rilis diperpanjang).
2) Ekskresi: Urin (96-99 %).
3) Dialyzable: HD: Tidak ada.
E. Allopurinol Tablet
1. Dosis dan Penggunaan
a. Dosis Bentuk & Kekuatan
1) Tablet
: 100 mg, 300 mg.
2) Serbuk untuk injeksi
: 500 mg/vial.
b. Adult :
1) Gout

Mild: 100 mg/hari P.O awalnya; meningkat mingguan untuk 200-300

mg/hari.
Sedang sampai parah: 100 mg/hari P.O awalnya; meningkat mingguan

untuk 400-600 mg/hari.


2) Antineoplastik-Induced Hyperuricemia.
P.O: 600 - 800 mg dibagi 8-12 jam, mulai 1-2 hari sebelum kemoterapi.
I.V: 200 - 400 mg/m/hari; tidak melebihi 600 mg/m/hari.
3) Pertimbangan dosis
P.O dosis minimum : 100-200 mg/hari.
P.O dosis maksimum: 800 mg/hari.
4) Dosis Modifikasi
Gangguan ginjal
CrCl 10- 20 ml/menit
: 200 mg/hari.
CrCl 3- 10 ml/menit
: 100 mg/hari.
CrCl < 3 ml/menit
: 100 mg/hari dengan interval diperpanjang.
c. Pediatric :
1) Hiperurisemia
10 mg/kg/hari P.O dibagi 12 jam; tidak melebihi 600 mg/hari.
2) Antineoplastik-Induced Hyperuricemia
P.O (< 6 tahun): 150 mg/hari dibagi 8 jam.
P.O (6-10 tahun): 300 mg/hari dalam dosis tunggal atau dibagi 8 jam p.o (>

10 tahun): 600-800 mg/hari, mulai 1-2 hari sebelum kemoterapi.


I.V: 200 mg/m/hari awalnya, mulai 1-2 hari sebelum kemoterapi.

2. Interaksi obat
a. Serious - Use Alternative / Serius - Gunakan Alternatif
Azathioprine, Captopril, Didanosine, Dyphylline, Enalapril, Perindopril,
Protamine, Theophylline, Warfarin.
b. Significant - Monitor Closely / Signifikan - Memantau Erat
Aluminum Hydroxide, Amoxicillin, Calcium Carbonate, Cyclophosphamide,
Ethambutol, Hydroxyurea, Mercaptopurine, Methotrexate, Mipomersen, Sodium
Bicarbonate, Sodium Citrate/Citric Acid, Thioguanine.
c. Minor
Ampicillin, Cyclosporine, Tacrolimus.
3. Efek samping
1-10 %
Ruam (1,5 %), Mual (1.3 %), Gagal ginjal (1,2 %), Muntah (1.2 %).
Frekuensi Tidak Ditetapkan
Amblyopia, Arthralgia, Diskrasia Darah, Bronkospasme,

Kelainan

Kardiovaskular, Katarak, Kebingungan, Penurunan Libido, Pusing, Ecchymosis,


Kelainan Elektrolit, Epistaksis, Kaki Drop, Hematuria, Hepatotoksisitas,
Hipotonia, Iritis, Fungsi Ginjal Kelainan, Retinitis Macula, Rasa Tidak Enak,
Radang Urat Saraf, Radang Tekak, Pruritus, Edema Kulit, Stevens-Johnson
Syndrome, Berkeringat, Tinnitus.

4. Kontraindikasi dan Perhatian


a. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap allopurinol
b. Perhatian
1) Hentikan pada tanda pertama dari reaksi alergi (tanda pertama dari ruam,
2)
3)
4)
5)
6)

vaskulitis, atau sindrom Stevens-Johnson).


Myelosupresi dilaporkan.
Hepatotoksisitas (reversibel) dilaporkan.
Bukan untuk pengobatan hiperurisemia asimtomatik.
Gunakan dengan hati-hati pada gangguan ginjal.
Risiko hipersensitivitas meningkat pada pasien yang diobati dengan (ACE)

inhibitor angiotensin-converting emzyme.


7) Ketika diambil dengan amoksisilin atau ampisilin, dapat meningkatkan
risiko ruam kulit.
8) Selama pengobatan bersamaan, mengurangi dosis azathioprine dan
mercaptopurine untuk 25-33 % dari biasanya.
9) Risiko hipersensitivitas dapat meningkat dengan pemberian bersamaan
tiazid.
10) Menjaga asupan cairan yang diperlukan untuk menghasilkan output urin
minimal 2 L/hari pada orang dewasa.
5. Kehamilan dan Menyusui
Kategori kehamilan: C
Laktasi: Agen didistribusikan ke dalam ASI; gunakan dengan hati-hati.
kehamilan Kategorim :
a. A: Umumnya diterima. Studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukkan
bukti risiko janin.
b. B: Mungkin diterima. Entah studi hewan menunjukkan tidak ada risiko, tetapi
penelitian pada manusia tidak studi yang tersedia atau hewan menunjukkan
risiko kecil dan studi manusia dilakukan dan menunjukkan tidak ada risiko.
c. C: Gunakan dengan hati-hati jika manfaat lebih besar daripada risiko. Penelitian
terhadap hewan menunjukkan resiko dan manusia tidak tersedia atau tidak
hewan atau penelitian manusia dilakukan.
d. D: Gunakan dalam Ganas darurat bila tidak ada obat yang lebih aman tersedia.
Bukti positif resiko janin manusia.
e. X: Jangan gunakan pada kehamilan. Risiko lebih besar daripada manfaat
potensial. Alternatif yang lebih aman ada.
f. NA: Informasi tidak tersedia.
6. Farmakologi
a. Mekanisme
Xanthine oxidase inhibitor; menghambat konversi hipoksantin untuk xantin
menjadi asam urat; menurunkan produksi asam urat tanpa mengganggu sintesis
purin penting.

b. Farmakokinetik
1) Bioavailabilitas: 49-53%.
2) Onset: 2-3 hari.
3) Puncak waktu plasma: 0,5-2 jam.
4) Waktu untuk efek puncak: 7-14 hari.

c. Distribusi
Protein terikat: < 1%.
Vd: 1,6-2,4 L/kg.
d. Metabolisme
1) Dimetabolisme di hati.
2) Metabolit: Oxypurinol (aktif), allopurinol Riboside (aktivitas yang tidak
diketahui).
e. Penyisihan
1) Paruh: obat Parent, 1-3 jam; metabolit aktif, 15-20 jam.
2) Dialyzable: Ya (baik hemodialisis dan dialisis peritoneal).
3) Klirens ginjal: 30 ml/menit.
4) Jumlah izin tubuh: 16 ml/menit/kg.
5) Ekskresi: Urin (80 %), kotoran (10-20 %).
F. Calos Tablet
Deskripsi :
Ca carbonate (setara dengan elemental Ca 500 mg).
Pabrik
Fahrenheit.
Indikasi
Pencegahan dan pengobatan gangguan metabolisme atau kekurangan Kalsium

seperti rickets, osteomalasia karena malabsorpsi, osteoporosis.


Kemasan
Botol isi 60 tablet kunyah.
Dosis
1-2 tablet sehari.
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak.

Calcium Carbonate (Otc)


1. Dosis dan Penggunaan
a. Dosis Bentuk dan Kekuatan
Tablet kunyah: 500 mg (Tums Reguler, Tums Freshers), 750 mg (Tums ekstra,
Tums Anak, Tums Smoothies), 1000 mg (Tums Ultra), 1177 mg (Tums Chewy
Delights).
b. Adult :
1) Antasid.
Ambil di awal G.I distres.
Tums Reguler, Tums Freshers (500 mg): Chew 2-4 tablet; tidak melebihi

15 tablet/24 jam.
Tums Smoothies (750 mg): Chew 2-4 tablet; tidak melebihi 10 tab/24 jam.

2)
3)
4)
5)

Tums Extra (750 mg): Chew 2-4 tablet; tidak melebihi 9 tab/24 jam.
Tums Ultra (1000 mg): Chew 2-3 tablet; tidak melebihi 7 tab/24 jam.
Tums Chewy Delights (1177 mg): Chew dan menelan 2-3 mengunyah;

tidak melebihi 10 mengunyah/24 jam.


Tidak melebihi 7 g/hari.Kalsium Suplementasi
1, 2 g P.O hari atau dibagi 612 jam dengan makanan.
Rekomendasi Dietary Allowance
19.50tahun: 1 g/hari P. O.
Wanita
> 51 tahun: 1,2 g / hari P.O.
Pria
51.70ahun: 1 g/hari P.O, > 71 tahun: 1,2 g/hari P.O.
Pertimbangan Dosis
Kalsium karbonat (kalsium elemental setara) :
400 (161 mg), 500 mg (200 mg), 750 mg (300 mg), 1000 mg (400 mg), 1177
mg (470 mg).

6) Hyperphosphatemia (Orphan)
Pengobatan hyperphosphatemia pada pasien dengan stadium akhir penyakit
ginjal.
c. Pediatric :
1) Antasid
Pepto anak-anak
< 2 tahun (< 11 kg): Keselamatan dan kemanjuran tidak didirikan
2-5 tahun (12-21 kg): 400 mg (1 tablet) P.O PRN; tidak melebihi 3

tablet/hari.
6-11 tahun (22-43 kg): 800 mg (2 tablet) P.O PRN; tidak melebihi 6

tablet/hari.
2) Tums Anak
< 2 tahun (<11 kg): Keselamatan dan kemanjuran tidak didirikan.
2-4 tahun (11-21 kg): 375 mg (1/2 tablet) P.O BID dengan makan.
4 tahun (22-43 kg): 750 mg (1 tablet) P.O TID dengan makan.
3) Rekomendasi Dietary Allowance
Dosis dinyatakan sebagai kalsium elemental
0-6 bulan: 200 mg/hari P.O
7-12 bulan: 260 mg/hari P.O
1-3 tahun: 700 mg/hari P.O
4-8 tahun: 1000 mg/hari P.O
9-18 tahun: 1300 mg/hari P.O
4) Pertimbangan dosis
Kalsium karbonat (kalsium elemental setara) : 400 mg (161 mg), 500 mg
(200 mg), 750 mg (300 mg),1000 mg (400 mg),1177 mg (470 mg).
2. Indikasi obat
a. Contraindicated / Kontraindikasi:
Ceftriaxone
b. Serious - Use Alternative / Serius - Gunakan Alternatif:

Atazanavir, Dapsone, Dasatinib, Delavirdine, Demeclocycline, Digoxin,


Dolutegravir, Doxycycline, Eltrombopag, Indinavir, Itraconazole, Ketoconazole,
Lymecycline,

Minocycline,

Nimodipine,

Nisoldipine,

Nitrendipine,

Oxytetracycline, Pazopanib, Ponatinib, Tetracycline.


c. Significant - Monitor Closely / Signifikan - Memantau Erat:
Acebutolol, Alendronate, Allopurinol, Amlodipine, Atenolol, Atevirdine,
Azithromycin, Bearberry, Benazepril, Benzphetamine, Betaxolol, Bisoprolol,
Bosutinib,

Captopril,

Carbonyl

Iron,

Carvedilol,

Cefdinir, Cefditoren,

Cefpodoxime, Cefuroxime, Celecoxib, Celiprolol, Chenodiol, Chloroquine,


Ciprofloxacin, Clevidipine, Crizotinib, Cyclosporine, Dabrafenib, Deferiprone,
Deferoxamine,

Dextroamphetamine,

Digoxin,

Elvitegravir/Cobicistat/Emtricitabine/Tenofovir

Diltiazem,

Df,

Enalapril,

Elvitegravir,
Ephedrine,

Ephedrine (Pulmonary), Erythromycin Base, Erythromycin Ethylsuccinate,


Erythromycin Lactobionate, Erythromycin Stearate, Esmolol, Estramustine,
Etidronate, Felodipine, Ferrous Fumarate, Ferrous Gluconate, Ferrous Sulfate,
Flecainide, Fosamprenavir, Fosinopril, Gabapentin, Gabapentin Enacarbil,
Gemifloxacin, Glipizide, Glyburide, Ibandronate, Imidapril, Iron Dextran
Complex, Iron Sucrose, Isoniazid, Isradipine, Itraconazole, Ketoconazole,
Labetalol, Lacidipine, Lactulose, Lanthanum Carbonate, Ledipasvir/Sofosbuvir,
Lercanidipine, Levofloxacin, Levothyroxine, Lisdexamfetamine, Lisinopril,
Memantine,

Methscopolamine,

Metoprolol,

Mexiletine,

Moexipril,

Moxifloxacin, Mycophenolate, Nadolol, Nebivolol, Nicardipine, Nifedipine,


Nilotinib, Nisoldipine, Nitrofurantoin, Norfloxacin, Ofloxacin, Pamidronate,
Pancrelipase, Penbutolol, Penicillamine, Perindopril, Pindolol, Polysaccharide
Iron, Posaconazole, Potassium Phosphates I.V, Propranolol, Quinapril,
Quinidine,

Ramipril,

Rilpivirine,

Riociguat,

Risedronate,

Rose

Hips,

Rosuvastatin, Sodium Phosphates I.V, Sotalol, Squill, Strontium Ranelate,


Sulpiride, Tiludronate, Timolol, Tolbutamide, Trandolapril, Ursodiol, Verapamil,
Vismodegib, Vitamin D, Zoledronic Acid.
d. Minor
Amikacin, Amiloride, Aspirin, Aspirin Rectal, Aspirin/Citric Acid/Sodium
Bicarbonate, Balsalazide, Bendroflumethiazide, Blessed Thistle, Budesonide,
Bumetanide, Caffeine,Calcitriol Topical, Carbonyl Iron, Chlorothiazide,
Chlorthalidone, Choline Magnesium Trisalicylate, Chromium, Clobetasone,
Cortisone, Cyclopenthiazide, Deflazacort, Devil's Claw, Dexamethasone,
Diflunisal, Drospirenone, Ethacrynic Acid, Ferrous Fumarate, Ferrous

Gluconate,

Ferrous

Sulfate,

Fludrocortisones,Furosemide,

Gentamicin,

Hydrochlorothiazide, Hydrocortisone, Indapamide, Iron Dextran Complex, Iron


Sucrose, Isoniazid, Isotretinoin, Kanamycin, Lily Of The Valley, Manganese,
Mesalamine, Methyclothiazide, Methylprednisolone, Metolazone, Neomycin Po,
Netilmicin, Paromomycin, Polysaccharide Iron, Prednisolone, Prednisone, Rose
Hips, Salicylates (Non-Asa), Salsalate, Shark Cartilage, Sodium Polystyrene
Sulfonate,

Spironolactone,

Streptomycin,

Sulfasalazine,

Teriparatide,

Tobramycin, Torsemide, Triamcinolone, Triamterene, Willow Bark.


3. Efak Samping
Frekuensi Tidak Ditetapkan : Anorexia, sembelit, perut kembung, mual, muntah,
hiperkalsemia, hypophosphatemia, Sindrom susu-alkali.

4. Kontraindikasi dan Perhatian


a. Kontraindikasi
Hipersensitivitas, hiperkalsiuria, batu ginjal, hypophosphatemia, hiperkalsemia,
Diduga keracunan digoxin.
b. Perhatian
1) Kocok suspensi baik; mengunyah tablet secara menyeluruh.
2) Penyerapan terganggu pada achlorhydria.
3) Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria mungkin hasil dari penggunaan jangka
panjang.
4) Menyarankan pasien untuk membatasi asupan makanan kaya oksalat (kedelai,
sayuran berdaun hijau, protein hewani) untuk menghindari mengurangi
penyerapan melalui pembentukan Ca-oksalat.
5. Kehamilan dan Menyusui
Kategori kehamilan: C
Laktasi: Aman; melintasi plasenta; muncul dalam ASI.
Kehamilan Kategori
a. A: Umumnya diterima. Studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukkan
bukti risiko janin.
b. B: Mungkin diterima. Entah studi hewan menunjukkan tidak ada risiko, tetapi
penelitian pada manusia tidak studi yang tersedia atau hewan menunjukkan
risiko kecil dan studi manusia dilakukan dan menunjukkan tidak ada risiko.
c. C: Gunakan dengan hati-hati jika manfaat lebih besar daripada risiko. Penelitian
terhadap hewan menunjukkan resiko dan manusia tidak tersedia atau tidak
hewan atau penelitian manusia dilakukan.
d. D: Gunakan dalam Ganas darurat bila tidak ada obat yang lebih aman tersedia.
Bukti positif resiko janin manusia.

e. X: Jangan gunakan pada kehamilan. Risiko lebih besar daripada manfaat


potensial. Alternatif yang lebih aman ada.
f. NA: Informasi tidak tersedia.

6. Farmakologi
a. Mekanisme
1) Antasida: Menetralisir keasaman lambung.
2) Suplemen makanan: Mencegah atau memperlakukan keseimbangan Ca
negatif; suplemen Ca oral dapat melindungi terhadap pembentukan batu
ginjal dengan chelating dengan oksalat di usus dan mencegah penyerapan.
3) Pengikat fosfat: Mengikat dengan diet fosfat untuk membentuk kalsium fosfat
tidak larut, yang diekskresikan dalam feses.
b. Penyerapan
1) Bioavailabilitas: 25-35 %; makanan meningkatkan penyerapan 10-30 %;
tergantung pada waktu pengosongan lambung tindakan antacid.
2) Puncak waktu plasma: 20-60 menit (keadaan puasa); sampai 3 jam (tertelan 1
jam setelah makan).
c. Distribusi
Protein terikat: 45 %.
d. Penyisihan
1) Klirens ginjal: 50-300 mg/hari.
2) Ekskresi: Feses, kalsium tidak terserap (80 %); urin (20 %).
G. Sodium Bicarbonate
1. Dosis dan Penggunaan
a. Dosis Dan Kekuatan
1) Larutan injeksi
: 4,2 %, 5 %, 7,5 %, 8,4 %.
2) Tablet
: 325 mg, 650 mg
b. Adult :
Gagal Jantung
Awal: 1 mEq/kg/dosis I.V x1 Pemeliharaan: 0,5 mEq/kg/dosis 10 menit PRN.
Hiperkalemia
50 mEq I.V lebih dari 5 menit.
Metabolik Asidosis (Non-Hidup Mengancam)
2-5 mEq/kg I.V infus selama 4-8 jam.
Informasi Lainnya
Urine Alkalinisasi: lihat natrium bikarbonat AD.
Monitor: kalium serum
Indikasi & Penggunaan Lain
Asidosis metabolik berat (kecuali asidosis hypercarbic).

Nilai yang kecil di resusitasi cardiopulmonary sebelum sirkulasi telah


dipulihkan.
c. Pediatric :
1) Gagal Jantung
Anak-anak: sebagai orang dewasa.
Bayi, < 2 tahun (menggunakan solusi 4.2 %).
Awal: 1 mEq/kg/menit diberikan selama 1-2 menit I.V / I.O, maka
0,5 mEq/kg I.V 10 menit penangkapan.
Tidak melebihi 8 mEq/kg/hari.
2) Informasi Lainnya
Asidosis metabolik (mengancam-non-hidup): anak-anak: sebagai orang

dewasa.
Urine Alkalinisasi: lihat natrium bikarbonat AD.
Monitor: kalium serum.

2. Intraksi obat
a. Serious - Use Alternative / Serius - Gunakan Alternatif
Atazanavir, Dapsone, Dasatinib, Delavirdine, Demeclocycline, Digoxin,
Doxycycline, Eltrombopag, Fleroxacin, Gemifloxacin, Indinavir, Itraconazole,
Ketoconazole,

Levofloxacin,

Lymecycline,

Minocycline,

Moxifloxacin,

Nimodipine, Nisoldipine, Nitrendipine, Norfloxacin, Ofloxacin, Oxytetracycline,


Tetracycline.
b. Significant - Monitor Closely / Signifikan - Memantau Erat
Acebutolol, Alendronate, Allopurinol, Ampicillin, Atenolol, Atevirdine,
Azithromycin, Bearberry, Benazepril, Benzphetamine, Betaxolol, Bisoprolol,
Captopril, Carbonyl Iron, Carvedilol, Cefdinir, Cefditoren, Cefpodoxime,
Cefuroxime, Celecoxib, Celiprolol, Chenodiol, Ciprofloxacin, Crizotinib,
Cyclosporine, Deferiprone, Deferoxamine, Dextroamphetamine, Enalapril,
Ephedrine,

Ephedrine

(Pulmonary),

Erythromycin

Base,

Erythromycin

Ethylsuccinate, Erythromycin Lactobionate, Erythromycin Stearate, Esmolol,


Etidronate, Ferrous Fumarate, Ferrous Gluconate, Ferrous Sulfate, Flecainide,
Fosamprenavir, Fosinopril, Gabapentin, Gabapentin Enacarbil, Glipizide,
Glyburide, Ibandronate, Imidapril, Iron Dextran Complex, Iron Sucrose,
Isoniazid,
Memantine,

Itraconazole,

Ketoconazole,

Methscopolamine,

Labetalol,

Metoprolol,

Lactulose,

Mexiletine,

Lisinopril,
Moexipril,

Mycophenolate, Nadolol, Nebivolol, Nitrofurantoin, Pamidronate, Penbutolol,


Penicillamine, Perindopril, Pindolol, Polysaccharide Iron, Posaconazole,
Propranolol, Pseudoephedrine, Quinapril, Quinidine, Ramipril, Riociguat,
Risedronate, Rose Hips, Rosuvastatin, Sodium Sulfate / Potassium Sulfate /
Magnesium

Sulfate,

Sodium

Sulfate/Potassium

Sulfate/Magnesium

Sulfate/Polyethylene
c.

Glycol,

Sotalol,

Sulpiride,

Tiludronate,

Timolol,

Tolbutamide, Trandolapril, Ursodiol, Zoledronic Acid.


Minor
Aspirin, Aspirin Rectal, Aspirin/Citric Acid/Sodium Bicarbonate, Balsalazide,
Blessed Thistle, Choline Magnesium Trisalicylate, Chromium, Devil's Claw,
Diflunisal, Mesalamine, Salicylates (Non-Asa), Salsalate, Strontium Ranelate,
Sulfasalazine, Willow Bark.

3. Efek samping
Frekuensi Tidak Ditetapkan: CHF diperparah, pendarahan otak, busung,
hipernatremia, hipokalsemia, hipokalemia, tetani, alkalosis metabolik.
4. Kontraindikasi dan Perhatian
a. Kontraindikasi
1) Hipersensitivitas, metabolik atau alkalosis pernapasan, hipokalsemia,
kehilangan Cl- berlebihan dari muntah atau GI penyedotan.
2) Poin berisiko terkena diuretik yang diinduksi alkalosis hipokloremia.
3) Hypercarbic asidosis.
b. Perhatian
1) Tidak lini pertama untuk resusitasi.
2) Edema atau Na-mempertahankan negara, sejarah CHF, gangguan ginjal,
sirosis, hipertensi, anak-anak w/DKA, penggunaan kortikosteroid bersamaan.
3) Dapat menyebabkan hipokalemia.
4) Hindari ekstravasasi (dapat menyebabkan selulitis kimia, nekrosis jaringan,
ulserasi & peluruhan d/t alkalinitas).

5. Kehamilan dan Menyusui


Kehamilan Kategori: C
Laktasi: Tidak diketahui apakah diekskresikan dalam ASI.
Kehamilan Kategori
a. A: Umumnya diterima. Studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukkan
bukti risiko janin.
b. B: Mungkin diterima. Entah studi hewan menunjukkan tidak ada risiko, tetapi
penelitian pada manusia tidak studi yang tersedia atau hewan menunjukkan
risiko kecil dan studi manusia dilakukan dan menunjukkan tidak ada risiko.
c. C: Gunakan dengan hati-hati jika manfaat lebih besar daripada risiko. Penelitian
terhadap hewan menunjukkan resiko dan manusia tidak tersedia atau tidak
hewan atau penelitian manusia dilakukan.
d. D: Gunakan dalam Ganas darurat bila tidak ada obat yang lebih aman tersedia.
Bukti positif resiko janin manusia.
e. X: Jangan gunakan pada kehamilan. Risiko lebih besar daripada manfaat
potensial. Alternatif yang lebih aman ada.

f. NA: Informasi tidak tersedia.


6. Farmakologi
Onset: 15 menit.
Durasi: 1-2 jam.
Rentang Terapi: 24-31 mEq / L.
Ekskresi: urin
a. Mekanisme
Bikarbonat bereaksi dengan ion H + membentuk air & karbon dioksida. Karena
berfungsi sebagai penyangga terhadap asidosis dengan menaikkan pH darah.
H. Heparin Injeksi
1.
Dosis dan Penggunaan
a. Dosis Dan Kekuatan
1) Heparin solution : 10 units / ml, 100 units / m.
2) Larutan injeksi :
1000 units/ml
2500 units/ml
5000 units/ml
10,000 units/ml
20,000 units/ml.
3) Solusi I.V dicampur :
20,000 units/500ml,
25,000 units/250ml,
25,000 units/500ml,
b. Adult :
DVT & PE
1) Pencegahan penyakit : 5000 unit S.C 8-12 jam, O.R, 7500 unit S.C 12 jam.
2) Pengobatan :
80 unit / kg I.V bolus, infus THEN terus menerus dari 18 unit/kg/jam, O.R
5000 unit I.V bolus, infus THEN terus menerus 1300 unit / jam, O.R.
250 unit / kg (alternatif, 17.500 unit) S.C, kemudian 250 unit/kg 12 jam.
3) Pertimbangan Dosis
Banyak konsentrasi tersedia; sangat hati-hati diperlukan untuk menghindari
kesalahan pengobatan.
4) Sindrom jantung koroner akut
PCI
Tanpa GPIIb / IIIa inhibitor: Awal bolus I.V dari 70-100 unit / kg (target
ACT 250-300 detik).
Dengan GPIIb / IIIa inhibitor: Awal bolus I.V 50-70 unit / kg (target ACT

> 200 detik).


STEMI
Pasien di fibrinolitik: I.V bolus 60 unit / kg (max: 4000 unit), maka 12
unit/kg/jam (max 1000 unit/jam) sebagai infus I.V kontinu.
Dosis harus disesuaikan untuk mempertahankan aPTT 50 - 70 sec.
Stabil Angina / NSTEMI
Bolus I.V awal 60-70 unit / kg (max: 5000 unit), maka awal infus I.V 1215 unit/kg/jam (max: 1000 unit / jam).

Dosis harus disesuaikan untuk mempertahankan aPTT 50-70 sec.


Pertimbangan Dosis
Banyak konsentrasi tersedia; sangat hati-hati diperlukan

untuk

menghindari kesalahan pengobatan.


5) Antikoagulasi
Injeksi IV intermiten
8000-10,000 unit I.V awalnya, kemudian 50-70 unit/kg (5000-10,000 unit)

4-6 jam.
Terus menerus I.V infus
5000 unit injeksi I.V, diikuti dengan infus I.V kontinu 20.000 - 40.000

unit/24 jam.
Pertimbangan Dosis
Banyak konsentrasi

tersedia;

sangat

hati-hati

diperlukan

untuk

menghindari kesalahan pengobatan.


6) Kateter Patensi
Pencegahan pembentukan bekuan dalam vena dan arteri kateter.
Gunakan 100 unit/ml; menanamkan volume yang cukup untuk mengisi lumen
kateter.
Pertimbangan Dosis
Banyak konsentrasi

tersedia;

sangat

hati-hati

diperlukan

menghindari kesalahan pengobatan.


Jumlah dan frekuensi tergantung pada volume dan jenis kateter
Kunci heparin perifer biasanya adalah 6-8 jam memerah.
7) Dosis Modifikasi
Hati penurunan: Perhatian dianjurkan; penyesuaian dosis

untuk

mungkin

diperlukan.
c. Pediatric :
1) Vena tromboemboli Profilaksis (Off-label).
100-150 unit/kg I.V sekali.
2) Vena tromboemboli Pengobatan (Off-label).
< 1 tahun
Memuat dosis 75 unit/kg I.V, maka 28 unit/kg/jam I.V sebagai dosis

pemeliharaan awal.
> 1 tahun
Memuat dosis 75 unit / kg I.V, maka 20 unit/kg/jam I.V sebagai dosis

pemeliharaan awal.
Injeksi I.V intermiten
Awalnya memberikan 50-100 unit/kg I.V infus, kemudian 100 unit/kg
infus I.V 4 jam sebagai dosis pemeliharaan.

3) Kateter Patensi (Off-label)


Awalnya memberikan 50-100 unit/kg I.V infus, kemudian 100 unit/kg infus
I.V 4 jam sebagai dosis pemeliharaan.

Bayi di bawah 10 kg: 10 unit/ml; menanamkan volume yang cukup untuk


mengisi lumen kateter.
Anak-anak dan bayi lebih dari 10 kg: 10-100 unit / ml; menanamkan volume
yang cukup untuk mengisi lumen kateter.
4) Pertimbangan Dosis
Banyak konsentrasi tersedia; sangat hati-hati diperlukan untuk menghindari
kesalahan pengobatan.
Tidak ada yang memadai, penelitian yang terkendali dengan baik pada
penggunaan heparin pada pasien anak; rekomendasi dosis pediatrik
berdasarkan pengalaman klinis.
Gunakan heparin bebas pengawet pada neonatus dan bayi; pengawet benzyl
alcohol telah dikaitkan dengan efek samping yang serius (yaitu, terengahengah syndrome, yang ditandai dengan depresi sistem saraf pusat, asidosis
metabolik, dan terengah-engah pernapasan) dan kematian pada pasien anakanak.
5) Pengobatan tromboemboli vena (off-label)
Menyesuaikan dosis heparin berdasarkan aPTT diinginkan.
6) Kateter patensi (off-label)
Jumlah dosis dan frekuensi tergantung pada volume dan jenis kateter
Kunci heparin perifer biasanya adalah 6-8 jam memerah.
2.

Indikasi obat
a. Contraindicated / Kontraindikasi:
Corticorelin, Mifepristone, Prothrombin Complex Concentrate/Human.
b. Serious - Use Alternative / Serius - Gunakan Alternatif:
Abciximab, Amobarbital, Anagrelide, Antithrombin Alfa, Antithrombin Iii,
Apixaban, Argatroban, Azithromycin, Bazedoxifene/Conjugated Estrogens,
Bemiparin, Bivalirudin, Butabarbital, Butalbital, Cefamandole, Cefazolin,
Cefdinir,

Cefditoren,

Cefotetan,

Cefoxitin,

Cefpodoxime,

Ceftriaxone,

Cefuroxime, Cilostazol, Clarithromycin, Conjugated Estrogens, Dabigatran,


Dalteparin, Dipyridamole, Edoxaban, Enoxaparin, Eptifibatide, Erythromycin
Base, Erythromycin Ethylsuccinate, Erythromycin Lactobionate, Erythromycin
Stearate,

Estradiol,

Ethinylestradiol,

Estrogens

Fondaparinux,

Conjugated
Hexobarbital,

Synthetic,
Lepirudi,

Estropipate,
Levonorgestrel

Intrauterine, Levonorgestrel Oral, Levothyroxine, Liothyronine, Mephobarbital,


Mestranol, Pentobarbital, Phenindione, Phenobarbital, Piperacillin, Prasugrel,
Primidone, Protamine, Quinine, Roxithromycin, Secobarbital, Sulfadiazine,
Sulfamethoxazole, Sulfisoxazole, Thyroid Desiccated, Tibolone, Ticlopidine,
Tinzaparin, Tirofiban, Warfarin.
c. Significant - Monitor Closely / Signifikan - Memantau Erat:

Aceclofenac, Acemetacin, Agrimony, Alfalfa, Alteplase, American Ginseng,


Anamu, Antithrombin Iii, Aspirin, Aspirin Rectal, Aspirin/Citric Acid / Sodium
Bicarbonate, Azapropazone, Azathioprine, Azficel-T, Budesonide, Canagliflozin,
Capecitabine, Carbamazepine, Celecoxib, Chitosan, Choline Magnesium
Trisalicylate, Cinnamon, Citalopram, Clobetasone, Clopidogrel, Collagenase
Clostridium Histolyticum, Conjugated Estrogens/Vaginal, Cordyceps, Cornsilk,
Cortisone, Cyclophosphamide, Danshen, Deferasirox, Deflazacort, Devil's Claw,
Dexamethasone, Diclofenac, Diflunisal, Dong Quai, Epoprostenol, Ethanol,
Ethotoin, Etodolac, Etoricoxib, Fenbufen, Fennel, Fenoprofen, Feverfew, Fish
Oil, Fludrocortisones, Fluorouracil, Flurbiprofen, Forskolin, Fosphenytoin,
Garlic, Gemcitabine, Ginger, Ginkgo Biloba, Glucagon, Green Tea, Hemin,
Horse Chestnut Seed, Hydrocortisone, Ibuprofen, Icosapent, Imatinib,
Indomethacin,

Iodine

(Radioactive),

Ketoprofen,

Ketorolac,

Ketorolac

Intranasal,Lofepramine, Lornoxicam, Mefenamic Acid, Melatonin, Meloxicam,


Methimazole, Methylphenidate, Methylprednisolone, Mipomersen, Mistletoe,
Nabumetone, Naproxen, Nettle, Nintedanib, Nitroglycerin Rectal, Omega 3
Carboxylic Acids, Omega 3 Fatty Acids, Oxaprozin, Panax Ginseng, Parecoxib,
Pau D'arco, Pegaspargase, Phenytoin, Phytoestrogens, Piroxicam, Porfimer,
Potassium

Citrate/Citric

Acid,

Prednisolone,

Prednisone,

Propafenone,

Propylthiouracil, Reishi, Reteplase, Rifabutin, Rivaroxaban, Salicylates (NonAsa), Salsalate, Siberian Ginseng, Sulfasalazine, Sulindac, Tenecteplase,
Ticagrelor, Tipranavir, Tolfenamic Acid, Tolmetin, Triamcinolone, Triclofos,
Vorapaxar, Vortioxetine.
d. Minor:
Acetaminophen, Acetaminophen i.v, Acetaminophen Rectal, Alprostadil
Intracavernous/Urethral, Aprotinin, Ceftaroline, Chlorella, Demeclocycline,
Dexmethylphenidate,Doxycycline,

Glyburide,

Minocycline,

Oxytetracycline,

Nitroglycerin

i.v,

Lymecycline,

Mineral

Protamine,

Oil,

Quinidine,

Tetracycline, Vasopressin, Verteporfin, Vitamin E.


3.

Efek samping
a. > 10%
Heparin-induced trombositopenia, mungkin tertunda (10-30 %).
b. Frekuensi Tidak Ditetapkan
Nyeri ringan, Lebam, Pendarahan, Iritasi local, Eritema, Situs Injection ulkus
(setelah injeksi S.C dalam), Peningkatan aminotransferase hati, anafilaksis,

Reaksi hipersensitivitas imun, Osteoporosis (Jangka panjang, penggunaan dosis


4.

tinggi).
Kontraindikasi dan Perhatian
a. Kontraindikasi
Trombositopenia berat, Terkendali, perdarahan aktif (kecuali DIC), Kondisi di
mana tes koagulasi tidak dapat dilakukan pada interval yang tepat.
b. Perhatian
1) Setiap faktor risiko perdarahan (misalnya, subakut endokarditis bakteri,
diskrasia darah, menorrhagia, membedah aneurisma, operasi besar, anestesi
spinal, hemofilia, lesi ulseratif GI, penyakit hati, gangguan hemostasis).
2) Heparin-induced trombositopenia dapat terjadi (dengan atau tanpa trombosis)
termasuk pembentukan trombus pada katup jantung prostetik; reaksi
kekebalan yang dimediasi dihasilkan dari agregasi trombosit ireversibel;
memonitor trombositopenia dari tingkat apapun; jika jumlah trombosit turun
3)
4)
5)
6)

di bawah 100.000 /m, antikoagulan menghentikan.


Memantau terapi dengan Aptt.
Heparin dapat memperpanjang PT.
Riwayat alergi.
Potensi kesalahan pengobatan: Jangan gunakan natrium injeksi heparin
sebagai produk kunci-flush kateter; heparin natrium injeksi diberikan dalam
botol yang berisi berbagai kekuatan heparin; ini termasuk botol yang berisi
larutan yang sangat pekat dari 10.000 unit dalam 1 ml, yang telah keliru untuk

1 mL konsentrasi rendah kateter kunci-flush botol.


7) Geriatric dosis: dosis rendah mungkin diperlukan; pasien lebih dari 60 tahun
mungkin telah meningkatkan kadar serum dan respon dibandingkan dengan
pasien di bawah 60 tahun menerima dosis yang sama.
8) Jika diawetkan dengan benzil alkohol, tidak mengelola untuk neonatus, bayi,
ibu hamil, atau ibu menyusui; benzil alkohol telah dikaitkan dengan efek
samping yang serius dan kematian, terutama pada pasien anak (terengahengah sindrom).
5.

Kehamilan dan Menyusui.


Kategori kehamilan: C
Laktasi: Tidak diekskresikan dalam ASI; cocok.
Kehamilan Kategori
a. A: Umumnya diterima. Studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukkan
bukti risiko janin.
b. B: Mungkin diterima. Entah studi hewan menunjukkan tidak ada risiko, tetapi
penelitian pada manusia tidak studi yang tersedia atau hewan menunjukkan
risiko kecil dan studi manusia dilakukan dan menunjukkan tidak ada risiko.

c. C: Gunakan dengan hati-hati jika manfaat lebih besar daripada risiko. Penelitian
terhadap hewan menunjukkan resiko dan manusia tidak tersedia atau tidak
hewan atau penelitian manusia dilakukan.
d. D: Gunakan dalam Ganas darurat bila tidak ada obat yang lebih aman tersedia.
Bukti positif resiko janin manusia.
e. X: Jangan gunakan pada kehamilan. Risiko lebih besar daripada manfaat
potensial. Alternatif yang lebih aman ada.
f. NA: Informasi tidak tersedia.
6.

Farmakologi
a. Mekanisme
Mekanisme untuk dosis rendah: inactivates faktor Xa dan menghambat konversi
protrombin thrombin, Mekanisme untuk dosis tinggi: menginaktivasi faktor IX,
X, XI, dan XII dan trombin dan menghambat konversi fibrinogen menjadi fibrin,
Juga menghambat aktivasi faktor VIII.
b. Penyerapan
1) Bioavailabilitas: 22 - 40%
2) Onset: IV (segera); S.C (20 - 30 menit)
3) Puncak waktu plasma: 2-4 jam.
c. Distribusi
Protein terikat: Luas
d. Metabolisme
1) Dimetabolisme di hati (parsial) dan retikuloendotelial sistem (parsial).
2) Metabolit: Tidak ada
e. Penyisihan
1) Paruh: 60-90 menit rata-rata (lagi pada dosis yang lebih tinggi)
2) Dialyzable: Tidak ada.
3) Ekskresi: Urin.

BAB IV
PEMANTAUAN TERAPI OBAT

1. Subjective
Perutnya sakit dan merasa bertambah besar.
Buang air kecil menjadi sedikit dan berwarna seperti teh pekat.
Mual dan panas badan tidak ada.
Tidak ada pembengkakan pada tungkai dan wajah.
Buang air kecil lancar disertai gumpalan darah kehitaman setelah pemberian diuretik

dan antibiotik.
Perut semakin membesar.

2. Objective
Kesadaran
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu
Gizi
Alergi

: Compos Mentis (CM), sakit sedang.


: 120/80 mmHg
: 120 x / menit
: 24x / menit
: 36,7 o C
: Cukup
: Tidak memiliki gejala alergi obat.

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Tabel 1 Data Laboratorium Tgl 25/11 dan 11/12
Parameter
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Leukosit

Hasil
25/11
12,4
35
384000
6100

11/12
11,3
33
7000

Nilai Normal

Unit

12,0 16,0
35 47
150000 - 450000
4400 - 11300

g/dl
%
mm3
mm3

Eritrosit
Indeks Eritorsit
MCV
MCH
MCHC
Tabel 3. Tgl 25/11/12
Parameter
Analisa Gas Darah
pH
pCo2
pO2
HCO3
TCO2
Base Excess
Saturasi O2

83,1
20,3
35,3

3,14

3,6 5,8

juta/L

89,3
31,0
34,8

80 100
26 34
32 - 36

fL
Pg
%

Hasil

Nilai Normal

Unit

7,4
23,9
72
15
-75,4
95

7,35 7,45
32 42
80 - 108
22 26
22 29
(-2) (+3)
95 - 98

mmHg
mmHg
mEq/L
Mmol/L
mEq/L
%

Tabel 4. Data laboratorium Tgl 25/11 dan 7/12


Parameter Urine
Makroskopis Urine
Warna Urine

Hasil
25/11

7/12
Kuning agak

Kuning

Kimia Urine
Blood Urine
Berat Jenis Urine
pH Urine
Nitrit Urine
Protein Urine
Glukosa Urine
Keton Urine
Urobilinogen Urine
Bilirubin Urine
Eritrosit
Leukosit
Sel epitel
Bakteri
Kristal
Silinder

keruh

250
5
75 / +
5/+
4
-

250
6
4
Mikroskopis Urine
Banyak
13
8
4
3
Granul Cast
Granul Cast

Nilai Normal

Unit

Kuning

Negatif
1,003 1,029
58
Negativ
Negativ
Negativ
Negativ
<1
Negativ

/L
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL

<1
<6
Negativ
Negativ
Negativ
Negativ

/1pb
/1pb
/1pk
/1pk
/1pk
/1pk

Tabel 5. Data Laboratorium Kimia Klinik


Parameter

Nilai

Hasil

Normal

Unit

Kimia Klinik

25/11

28/11

29/11

30/11

3/12

6/12

Ureum

89

128

147

153

130

82

15 50

mg/dL

Kreatinin

1,65

2,14

2,49

2,44

2,26

1,64

0,5 0,9

mg/dL

Glukosa darah

130

100

< 140

mg/dL

sewaktu
Natrium

122

126

128

135 145

mEq/L

Kalium

5,6

4,8

5,0

3,6 5,5

mEq/L

Kalsium

4,1

9 - 11

mg/dL

Tabel 6. Data Laboratorium


Parameter
Kimia Klinik
SGOT
SGPT
Asam Urat
LDH
Albumin
Protein

25/11
30
12
2,3
6,3

Hasil
27/11
10,9
624
-

Nilai
11/12
2,2
6,3

Normal
4,8 19
2,4 17
3,5 7
80 192
3,8 5,0
6,1 8,2

Unit
U/L
U/L
mg/dl
U/L
g/dl
gr %

3. Assesment

Ketepatan Penggunaan Obat Terhadap Indikasi/Diagnosa


Nama Obat,
No

Kekuatan, Bentuk

Sediaan
Furosemid 10 mg/

Hipertensi, edema terkait dengan sirosis Sirosis hati

Sesuai

ml Inj
Kalikate 5 g/ sachet

hati
Hiperkalemia berkaitan dengan gagal

Mencegah efek samping dari furosemid

Sesuai

3
4

Vit K 2 mg/ml Inj


Propanolol 10 mg

ginjal
Antiplatelet
Hipertensi, aritmia

untuk pasien asites


Pendarahan pada urine
Memperlambat denyut nadi, mencegah

Sesuai
Sesuai

Tablet
Allupurinol 100 mg

Gout, hiperurikemia,

pendarahan varises esophagus


Hiperurikemia

Sesuai

Tablet
Calos 500 mg

Kekurangan kalsium, suplemen kalsium Kekurangan kalsium

Sesuai

Tablet
Na Bikarbonat 650

Gagal jantung, hiperkalemia, antasida

Untuk asites perut semakin membesar

Sesuai

mg Tablet
Heparin 5000 units/

Antikoagulan

Tidak ada gejala

ml Inj

Ketepatan Dosis Obat

Indikasi Menurut Literatur

Diagnosa Pasien

Ketepatan Indikasi

Tidak Sesuai

N
o
1
2
3
4

Nama Obat,
Kekuatan, Bentuk
Sediaan
Furosemid 10 mg/
ml Inj
Kalikate 5 g/ sachet
Vit K 2 mg/ml Inj

Dosis Menurut Literatur

Dosis Pasien

Ketepatan Dosis

1x40 mg sehari

Sesuai

3x1 sachet
3x1 ampul

Sesuai
Sesuai

2x10 mg

Sesuai

600 - 800 mg dibagi 8-12 jam,

1x100 mg

Sesuai

1-1,2 g / hari

3x1 tablet

Tidak Sesuai

2 tablet 3 x sehari

3x1 tablet

Sesuai

2x5000 u s c

Sesuai

20-40 mg i.v sehari


15-30 gram / hari
2,5-10 mg IV

Propanolol 10 mg

2-6 mg / kg / hari; tidak melebihi 16 mg

Tablet

/ kg / hari atau 60 mg / hari

Allupurinol 100 mg

6
7

Tablet
Calos 500 mg Tablet
Na Bikarbonat 650

mg Tablet
Heparin 5000 units/
ml Inj

5000 unit injeksi I.V, diikuti dengan


infus I.V kontinu 20.000 - 40.000 unit /
24 jam.

Kejadian Efek Samping

Nama Obat, Kekuatan,

Bentuk Sediaan

Furosemid 10 mg/ ml Inj

Efek Samping Menurut Literatur


Hiperurisemia, Hipokalemia,

Kondisi Pasien

Keterangan

Hiperurisemia

Kadar ureum > Nilai Normal (15-50 mg/dL).

2
3
4

Kalikate 5 g/ sachet

Hipersensitivitas dan pada kehamilan


resiko berat lahir janin lebih
tinggi.Gangguan keseimbangan elektrolit
Anoreksia dan gangguan saluran

Vit K 2 mg/ml Inj


Propanolol 10 mg Tablet

pencernaan
Tidak ada
Hipotensi, Mual&Muntah, Hiperkalemia,

Tidak ada
Tidak Ada
Hiperkalemia,

Edema, Gangguan pernafasan

Pasien tidak mengeluhkan mual dan mutah


serta gangguan pencernaan.
Tidak Ada Keluhan
Pasien tidak mengeluhkan adanya sesak
nafas, tidak ada pembengkakan pada tungkai
dan wajah. Tetapi kadar kalium pasien > dari

Allupurinol 100 mg

Ruam, Mual, Gagal ginjal, Muntah

Tidak ada

nilai normal (3,6 5,5 mEq/L)


Tidak ada Keluhan

Tablet
Calos 500 mg Tablet

Anoreksia, Sembelit, Perut kembung,

Tidak ada

Tidak ada Keluhan

mual, muntah, hiperkalasemia,

Na Bikarbonat 650 mg

hipopospatemia.
Pendarahan otak, hipernatremia,

Tablet
Heparin 5000 units/ml Inj

hipokalsemia, hipokalemia.
Hipoprotombinemia

Hipokalsemia
Tidak ada

Kadar kalsium pasien < nilai normal ( 9-11


Mg/dL)
Tidak ada keluhan

Kejadian Interaksi Obat


N
o
1
2
3
4

Interaksi Obat
Furosemid 10 mg/ ml Inj
Kalikate 5 g/ sachet
Vit K 2 mg/ml Inj
Propanolol 10 mg Tablet

Intensitas Interaksi
Significant (IO dengan Propanolol)
Tidak ada Interakasi
Mayor (IO dengan Heparin)
Significant (IO dengan Furosemid dan Callos)

Akibat Interaksi
Ketepatan Dosis
Terjadi Hipotensi
Tidak ada Interaksi
Kontra indikasi dengan heparin
Terjadi Hipotensi karena efek sinergis

dengan Furosemid.
5
6
7

Significant (IO dengan Na Bicarbonat)

Calos 500 mg Tablet

Significant (IO dengan allupurinol)


Significant (IO dengan semua obat yang di

kadar asam uratnya tetap tinggi


Hiperkalsemia
Penurunan efek Obat yang lain, sehingga

resepkan)
Mayor (IO denganVit K)

tidak dapat menyembuhkan penyakit.


Kontra indikasi dengan Vit K

Na Bikarbonat 650 mg Tablet

Penurunan efek allupurinol sehingga

Allupurinol 100 mg Tablet

Heparin 5000 units/ ml Inj

DRPs
No

Jenis DRPs

1
2
3
4
5
6

Ada indikasi tidak terobati


Pemberian obat tanpa indikasi
Dosis rendah
Dosis tinggi
Kejadian efek samping

7
8

Ketidak patuhan pasien


Pemilihan obat tidak tepat

Kejadian interaksi obat

Penilaian
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada

Keterangan
Pemberian heparin tidak jelas
Penggunaan calos 1,5 gram/hari, seharusnya 1,2 gram/hari
Efek samping calos adalah mual muntah
Interaksi antara vit K dan Heparin, interaksi antara Na. Bikarbonat
dengan semua obat.

Tidak ada
Ada

Pemberian heparin tidak jelas

4. Plan
Rekomendasi kepada dokter

Rekomendasi kepada perawat

Rekomendasi kepada pasien

Penggunaan calos dosis terlalu tinggi, karena untuk suplemen/ memenuhi kebutuhan
kalsium dosis yang digunakan maksimal 1,2 gram / hari dan diperlukan tambahan obat
mual untuk mengatasi efek samping dari calos. Menghentikan penggunaan heparin.
Kontrol pada perawat mengenai penggunaan furosemide injeksidiberikan pada siang hari
tidak digunakan bersama propranolol karena akan menyebabkan diuretik dan hipotensi
pada pasien. Dan lihat kemasan injeksi apabila sudah ada perubahan warna sebaiknya
tidak digunakan.
Sebaiknya pasien harus melakukan diet lunak, diet sehat dengan pola makan yang
seimbang. Pengaturan makanan yang tepat dapat mempercepat pemulihan fungsi hati.Dan
juga mengurangi asupan garam untuk pasien asites.

BAB V
PEMBAHASAN
Seorang pasien atas nama Tn. K dengan usia 52 tahun telah didiagnosa mengalami
karsinoma hepatosellular atau kanker hati yang disebabkan oleh sirosis hati, hepatitis B dan
hepatitis C. Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus
yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia.
Seperti diketahui bahwa hepatitis B dan C dapat menyebabkan sirosis hati yang berkembang
menjadi kanker hati. Dimana hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang
tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV) yang
menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Proses penularan
Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang
terinfeksi Hepatitis B. Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan
terdeteksi sebagai kanker (kanker) hati. Infeksi Hepatitis C dapat menjadi kronis dan secara
perlahan merusak hati bertahun-tahun. Kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya
menyebabkan sirosis hati dan menjadi kanker hati. Infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C
akan menyebabkan peradangan pada hati yang kemudian menyebabkan sirosis hati yaitu
rusaknya hepatosit yang ditandai dengan rusakya struktur normal hati akibat terbentuknya
jaringan ikat dan nodul. Sebagian pengidap hepatitis B menderita gejala yang sama dengan
yang diidap penderita kanker hati dan berisiko mengalami luka parut yang meluas pada organ
hati. Luka parut adalah jaringan hati yang terbentuk ketika jaringan yang normal dan lunak
menjalani proses luka. Komplikasi dari sirosis adalah pendarahan pada varises esofagus,
asites, Kombinasi merokok untuk pengidap hepatitis B dan C membuat risiko terkena kanker
hati menjadi lebih tinggi. Dan diperlukan diet pada pasien sirosis karena penumpukan lemak
dalam kadar tinggi dapat menyebabkan peradangan hati. Lama kelamaan peradangan ini akan
menimbulkan jaringan luka pada hati.
Dari hasil anamnesa, pasien mengalami pembengkakan pada perut disertai rasa
nyeri dan buang air kecil sedikit berwarna teh pekat disertai gumpalan darah dan perut
semakin membesar. Pembengkakan pada perut atau asites merupakan komplikasi dari sirosis
hati dan kanker hati yang diderita pasien, karena pasien mengalami kerusakan fungsi hati
sehingga terjadi ketidak seimbangan cairan elektrolit, karena semua cairan dan garam akan
melewati hati sebelum ke jaringan ekstraseluler lainnya. Hati tidak dapat mengsekresikan zatzat yang masih dibutuhkan tubuh sehingga terjadi penumpukan cairan di perut. Gumpalan
darah pada urine dapat disebabkan terjadinya pendarahan pada varises esophagus hal ini

merupakan komplikasi dari sirosis hati karena terjadi peradangan kronis akibat virus hepatitis
B dan C.
Selama pengobatan pasien diterapi dengan menggunakan 8 macam obat,
furosemide injeksi, kalikate tablet, vit K injeksi, propranolol tablet, calos tablet, bicnat tablet
dan heparin injeksi. Dan juga selama terapi dilakukan pasien harus menjalani diet, diet
dimaksudkan untuk menjaga asupan makanan agar tidak berlebihan di dalam tubuh karena
ketika fungsi hati rusak, hati tidak akan mampu untuk membuang zat-zat beracun dalam
darah. Hal ini menyebabkan akumulasi dari zat-zat beracun/cairan di dalam aliran darah dan
dapat menyebabkan edema atau asites maka asupan garam pun harus dikurangi.
Terapi menggunakan diuretik furosemide dimaksudkan untuk terapi edema yang
disebabkan oleh sirosis hati. Efek samping penggunaan furosemide ini adalah hiperurikemia,
hipokalemia dan untuk pasien asites, penggunaan furosemide dapat mengganggu
keseimbangan elektrolit dapat terjadi hipokalemia ataupun hiperkalemia. Pasien mengalami
hiperurikemia dan hiperkalemia karena efek samping dari furosemide dan dapat dilihat dari
data laboratorium dimana kadar keduanya melebihi normal, untuk hiperurikemia pasien
diterapi dengan menggunakan allopurinol untuk menurunkan kadar urea dan untuk
hiperkalemia pasien mendapat kalikate untuk mencegah efek samping dari furosemide untuk
pasien asites, dan pasien mengalami asites yang semakin membesar, oleh karena itu diterapi
tambahan dengan bicnat untuk mencegah hiperkalemia yang dapat menyebabkan asites yang
semakin membesar. Namun bicnat sebagai antasida dapat mengurangi efek dari penggunaan
obat yang lainnya, karena antasida dapat mengabsorbsi obat yang lainnya jadi sebaiknya
diberi jeda waktu penggunaan bicnat dengan obat yang lainnya. Selain itu bicnat juga dapat
membantu melarutkan kristal asam urat. Kemudian kerja furosemide sebagai diuretic dapat
menyebabkan pasien mengalami hipokalemia,dimana kadar kalium dalam darah berkurang.
Kalium sendiri mempunyai fungsi untuk menetralkan pH darah jika tubuh kita kelebihan
asam. Sebelum tubuh menggunakan Kalsium untuk meneralkan pH tubuh yang asam, maka
tubuh menggunakan Kalium terlebih dahulu. Ketika kalium sudah tidak ada atau minim,
tubuh akan mengambil kalsium dari tulang untuk menetralkan pH tubuh yang asam yang
nantinya bisa menyebabkan keroposnya tulang alias osteoporosis oleh karena itu pasien
diberikan suplemen kalsium yaitu calos. Efek samping dari calos sendiri adalah timbulnya
mual muntah, dan perlu ditambahkan obat anti mual untuk menghilangkan rasa mual pasien.

Penggunaan propranolol dimaksudkan untuk untuk terapi pendarahan pada varises


esophagus yang disebabkan oleh sirosis hati dan juga digunakan untuk anti aritmia yaitu detak
jantung atau nadi melebih normal. Karena normal denyut nadi adalah 60-70 kali/menit,
apabila denyut nadi semakin cepat maka resiko pendarahan akan semakin besar. Dapat juga
menggunakan terapi dengan vit K sebagai antiplatelet atau anti pengenceran darah, semakin
darah encer maka resiko pendarahan akan meningkat, oleh karena itu digunakan untuk vit K
untuk koagulasi dan dapat menghentikan pendarahan.
Sedangkan penggunaan heparin pada pasien tidak diketahui dengan jelas alasan
penggunaanya, heparin bersifat antikoagulan yang kontraindikasi dengan vit K. justru
penggunaan heparin akan meningkatkan resiko pendarahan. Oleh karena itu penggunaan
heparin dihentikan.
Kemudian diberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien mengenai
obat yang digunakan oleh pasien. Kepada dokter penggunaan calos dosis terlalu tinggi, karena
untuk suplemen/ memenuhi kebutuhan kalsium dosis yang digunakan maksimal 1,2 gram/hari
dan diperlukan tambahan obat mual untuk mengatasi efek samping dari calos. Menghentikan
penggunaan heparin. Kepada perawat kontrol penggunaan furosemide injeksi diberikan pada
siang hari dan tidak digunakan bersama propranolol karena akan menyebabkan diuretik dan
hipotensi pada pasien. Dan lihat kemasan injeksi apabila sudah ada perubahan warna
sebaiknya tidak digunakan. Dan kepada pasien sebaiknya pasien harus melakukan diet lunak,
diet sehat dengan pola makan yang seimbang. Pengaturan makanan yang tepat dapat
mempercepat pemulihan fungsi hati dan juga mengurangi asupan garam untuk pasien asites.

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.

www.medscape.com
Drug & Fact & Comparison
Medline
www.bmj.com
Pharmacotherapy ; A Patophysiology Approach
6. American Journal Of Health Systems Pharmacy

Anda mungkin juga menyukai