Anda di halaman 1dari 5

PHARMACEUTICAL CARE PROCESS

Kelompok 10
Emy Rizki Nardhinta Sari (2020394368)
Evi Dianah (2020394369)
Nofitamala (2020394394)
Rani Fitrianingsih (20200394404)

Bacalah :
Artikel tentang Pharmacist Patient Care Process, Joint Comission of Pharmacy
Practitioner, 2014
1. Jelaskan apa yang dimaksud Pharmacist Patient Care Process
Pharmacist Patient Care Process merupakan suatu bentuk perencanaan
mengenai proses perlindungan pasien terkait pengobatan meliputi pengurangan
efek samping obat, peningkatan keselamatan pasien dan mengoptimalkan
penggunaan obat serta mengutamakan kesehatan pasien yang dilakukan oleh
Apoteker dengan koordinasi tim kesehatan lain.
Komponen utama pada Pharmacist Patient Care Process antara lain :
 Hubungan yang baik antara pasien dengan Apoteker
 Terjalinnya komunikasi yang efektif dengan pasien, keluarga dan tim
kesehatan lain
 Kolaborasi yang kuat antara tenaga medis lain dengan Apoteker
 Didukung oleh pengoperasian dengan sistem teknologi untuk komunikasi
yang efektif dan efisien kepada pasien.
2. Apa hubungan Patient Pharmacist Care Process dengan Farmasi Klinik
Pharmacist Patient Care Process, dimana pelayanan farmasi yang
beorientasi kepada pasien dengan menyelesaikan masalah terapi pasien terkait
pengobatannya. Dalam praktek ini memerlukan interaksi antara Apoteker
dengan pasien, sehingga dengan adanya farmasi klinik akan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah
dengan pemeriksaan kembali informasi dan memilih solusi yang terbaik untuk
kasus DRP pasien. Tujuan dilakukannya Pharmacist Patient Care Process
maupun farmasi klinik adalah agar tercapainya pengobatan yang rasional, yang
mana dapat meminimalkan biaya pengobatan pasien serta meningkatkan kualitas
hidup pasien.
3. Jelaskantahap-tahap yang dikerjakandalam PH care process
Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses Pharmacist Patient Care
Process antara lain :
 Collect (mengumpulkan)
Mengumpulan data/informasi mengenai (subject dan object) pasien
untuk menentukan pengobatan yang relevan dan mengetahui status klinik
pasien. Informasi tsb dapat untuk memferivikasikan proses pemilihan
terapi seperti :
 Daftar obat yang dipakai saat ini/sebelumnya (obat resep, obat
bebas/non resep/obat herbal dan suplement)
 Data kesehatan yang relevan (riwayat medis, informasi kesehatan
dan kebugaran, tes biometrik, dan penilaian fisik)
 Patient life style (gaya hidup), kepercayaan, tujuan sehat, faktor
sosial dan ekonomi pasien.
 Asses (menilai)
Farmasis menilai informasi yang telah terkumpul dan
menganalisis efek klinis pada terapi pasien. Mengetahui tujuan akhir dari
suatu pengobatan pasien untuk mencapai perawatan optimal. Beberapa
cara yang dilakukan antara lain :
 Setiap obat dilihat kesesuaian, efektivitas, keamanan, dan
kepatuhan pasien
 Status kesehatan dan fungsional, faktor resiko, data kesehatan,
faktor budaya, literatur kesehatan, dan akses ke obat-obatan serta
aspek lain untuk perawatan
 Status imunisasi dan kebutuhan pencegahan infeksi
 Planning (perencanaan)
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan
perlindungan kesehatan secara profesional berdasarkan EBM dan harga
yang efektif dengan prinsip :
 Mengoptimalkan pengobatan
 Melibatkan pasien dengan pemberian edukasi, pemberdayaan dan
pengelolaan management mandiri
 Implementation (pengaplikasian)
Implementasi dilakukan dengan kolaborasi antara tim kesehatan lain
dan pasien dengan bentuk :
 Melakukan identifikasi, modifikasi, menghentikan pengobatan
sesuai algoritma terapi
 Memberikan edukasi dan management pengelolaan kesehatan
kepada pasien
 Menjadwalkan perawatan pasien kedepan untuk pencapaian
terapi
 Follow-up (monitoring dan evaluasi)
Farmasis melakukan monitoring dan evaluasi efektivitas dari rencana
perawatan dan modifikasi pelayanan pada kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dan pasien, meliputi :
 Kesesuaian obat, efektivitas, keamanan, kepatuhan pasien, data
klinis pasien, tes biometrik, dan tanggapan pasien
 Titik akhir klinis yang berkontribusi pada kesehatan pasien
seluruhnya
 Hasil perawatan (kemajuan atau pencapaian tujuan terapi).
Jawablah soal-soal pre test berikut ini

1. Seorang pasien laki-laki datang ke RS untuk mendapat pemeriksaan dengan


keluhan batuk pilek, demam, pandangan mata buram, lemas dan tidak nafsu
makan, hasil pengukuran suhu badan menunjukkan suhu 39, 00 C

Kondisi diatas disebut ?


A. Hipotermi
B. Hipertermi
C. Hiperglimemia
D. Hipertensi
E. Hipotonik

2. Seorang pasien laki-laki datang ke RS untuk mendapat pemeriksaan dengan


keluhan batuk pilek, demam, pandangan mata buram, lemas dan tidak nafsu
makan, hasil pengukuran suhu badan menunjukkan suhu 39, 00 C, TD 140/90,

Data subyektif dari kasus tersebut adalah


A. Suhu badan
B. Keluhan demam
C. Suhu 39,00 C
D. Jenis kelamin
E. Tekanan darah

3. Seorang pasien laki-laki datang ke RS untuk mendapat pemeriksaan dengan


keluhan batuk pilek, demam, pandangan mata buram, lemas dan tidak nafsu
makan, hasil pengukuran suhu badan menunjukkan suhu 39, 00 C, TD 140/90,

Data obyektif dari kasus tersebut adalah :


A. Suhu dan tekanan darah
B. Batuk pilek dan demam
C. Pandangan mata buram
D. Lemas
E. Tidak nafsu makan

4. Seorang pasien anak laki-laki berusia 8 tahun, dengan BB 24 kg, datang ke RS


untuk mendapat pemeriksaan dengan keluhan batuk pilek, demam, pandangan
mata buram, lemas dan tidak nafsu makan, hasil pengukuran suhu badan
menunjukkan suhu 39, 00 C. Dokter meresepkan ibuprofen 100 mg/5 ml syrup,
diminum 3 x sehari, ketotifen syrup 1 mg/5 ml, 1 cth sehari sekali, diminum
malam hari. Hari berikutnya ternyata hasil pemeriksaan trombosit menunjukkan
platelet count sebesar 80 mg/dL,

Sebagai seorang apoteker bangsal anda akan melakukan kegiatan analisis


data yang akan disimpulkan sebagai bentuk :
A. Assessment
B. Monitoring
C. Plan
D. Rekomendasi
E. SOAP

5. Seorang pasien anak laki-laki berusia 8 tahun, dengan BB 24 kg, datang ke RS


untuk mendapat pemeriksaan dengan keluhan batuk pilek, demam, pandangan
mata buram, lemas dan tidak nafsu makan, hasil pengukuran suhu badan
menunjukkan suhu 39, 00 C. Dokter meresepkan ibuprofen 100 mg/5 ml syrup,
diminum 3 x sehari, ketotifen syrup 1 mg/5 ml, 1 cth sehari sekali, diminum
malam hari. Hari berikutnya ternyata hasil pemeriksaan trombosit menunjukkan
platelet count sebesar 80.000 per microliter. (N = 150.000 -450.000/mmk)

Sebagai seorang apoteker bangsal apa saran anda terkait penggunaan


ibuprofen ?
A. Diteruskan dengan monitoring
B. Dihentikan dan diganti parasetamol
C. Dihentikan dan tidak perlu diganti
D. Dilanjutkan sesuai dosis
E. Dihentikan bila suhu telah normal.

6. Seorang pasien anak laki-laki berusia 8 tahun, dengan BB 24 kg, datang ke RS


untuk mendapat pemeriksaan dengan keluhan batuk pilek, demam, pandangan
mataburam, lemas dan tidak nafsu makan, nyeri lambung, hasil pengukuran suhu
badan menunjukkan suhu 39, 00 C
Dokter meresepkan ibuprofen 100 mg/5 ml syrup, diminum 3 x sehari 1 cth,
ketotifen(antihistamin) syrup 1 mg/5 ml, 1 cth sehari sekali, diminum malam
hari, parasetamol sirup 125mg/5 ml dengan aturan minum 3x 1 cth.

DRP apakah yang anda temui dalam kasus tersebut :


A. Parasetamol bukan pilihan tepat
B. Dosis ketotifen kurang
C. Dosis parasetamol berlebih
D. Dosis parasetamol kurang
E. Dosis ibuprofen berlebih

7. Seorang pasien hepatitis yang sudah didiagnosa hepatic ensefalopati dirawat di


rumah sakit mendapat resep laktulosa 45 mg setiap jam. Setelah penggunaan 7
jam pasien BAB terus menerus lebih dari 8 kali, kulit keriput dan turgor turun.

Parameter apa yang utama dimonitor pada penggunaan laktulosatersebut ?


a. Suhutubuh
b. Beratbadan
c. Elektrolit
d. Leukosit
e. Turgor

8. Seorang pasien hepatitis yang sudah didiagnosa hepatic ensefalopati dirawat di


rumah sakit mendapat resep laktulosa 45 mg setiap jam. Setelah penggunaan 7
jam pasien BAB terus menerus lebih dari 8 kali, kulit keriput dan turgor turun.
Apa analisis anda terhadap kasus tersebut ?
A. Pasien mengalami komplikasiakibat hepatitis
B. Pasien mengalami hiponatremia
C. Pasien mengalami dehidrasi
D. Pasien mengalami interaksi obat
E. Pasien mengalami intoksikasi laktulosa

9. Seorang pasien hepatitis yang sudah didiagnosa hepatik ensefalopati dirawat di


rumah sakit mendapat resep laktulosa 45 mg setiap jam dan antibiotika
metronidazole. Setelah penggunaan 7 jam pasien BAB terus menerus lebih dari
8 kali, kulit keriput dan turgor turun.

DRP apa yang terjadi pada kasus tersebut ?


A. Over dosis
B. Adverse Drug Reaction
C. Interaksi obat
D. Terapi tidak tepat
E. Untreated indication

10. Seorang pasien hepatitis yang sudah didiagnosa hepatic ensefalopati dirawat di
rumah sakit mendapat resep laktulosa 45 mg setiap jam dan antibiotika
metronidazole. Setelah penggunaan 7 jam pasien BAB terus menerus lebih dari
8 kali, kulit keriput dan turgor turun.

Berdasarkan kasus tersebut, apa rencana (plan )yang anda


rekomendasikan pertama kali ?
A. Hentikan segera laktulosa
B. Lanjutkan laktulosa
C. Turunkan dosis
D. Ganti obat pencahar yang lain
E. Berikan cairan.

Anda mungkin juga menyukai