Anda di halaman 1dari 6

KUIS PERTEMUAN 3

1. Jika dalam resep tidak terdapat nomor SIP dokter, apa yang harus dilakukan
apoteker yang melakukan pengkajian resep?
a. Menolak resep tersebut
b. Meminta pasien kembali ke tempat praktik dokter
c. Meminta pasien ke apotek lain
d. Langsung menyiapkan obatnya
e. Menghubungi dokter untuk konfirmasi
Jawaban E
Jika di resep tidak terdapat nomor SIP dokter maka bisa menghubungi dokter
yang bersangkutan untuk konfirmasi. Hal ini untuk menjamin legalitas dari
resep itu sendiri, memastikan apakah ijin praktik dokter masih berlaku, atau
juga bisa untuk menghindari jika ada penyalahgunaan blangko resep oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab. Dari ke-5 opsi yang ada, opsi E yang
paling sesuai.

2. Seorang apoteker sedang memberikan infromasi dan rekomendasi terkait


obat secara independen, kaurat, dan tidak bias kepada pasien dan tenaga
kesehatan lain. Pelayanan farmasi klinis tersebut disebut . .
a. KIE
b. Konseling
c. PIO
d. EPO
e. PTO
Jawaban C
KIE = Komunikasi, Informasi, Edukasi
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait
terapi Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya,
bisa dilakukan atas inisitatif Apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau
keluarganya.
PIO (Pelayanan Informasi Obat) adalah kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi Obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan
komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada dokter, Apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar
Rumah Sakit.
EPO (Evaluasi Penggunaan Obat) adalah program evaluasi penggunaan Obat
yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif
PTO (Pemantauan Terapi Obat) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
untuk memastikan terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien

3. Obat yang mengandung zat aktif sama dengan bentuk sediaan, konsentrasi,
kekuatan, dan rute pemberian yang sama tapi dapat menghasilkan respon
farmakologis yang berbeda disebut. . .
a. Substitusi paten
b. Substitusi generik
c. Substitusi esensial
d. Substitusi non esensial
e. Substitusi terapetik
Jawaban B
Ada dua jenis substisusi yang dapat diberikan kewenangannya kepada
instalasi farmasi, yaitu:
Substitusi generik, yaitu penggantian obat dalam resep dengan sediaan lain
yang terdapat di formularium yang memiliki zat aktif sama.
Substitusi terapeutik, yaitu penggantian obat dalam resep dengan sediaan
lain yang zat aktifnya berbeda namun dalam kelas terapi yang sama.

4. Yang bukan merupakan sasaran PIO


a. Pasien
b. Dokter
c. Perawat
d. Bidan
e. Sanitarian
Jawaban E
Sasaran PIO meliputi:
1) Pasien, keluarga pasien dan atau masyarakat umum
2) Tenaga kesehatan: dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, gizi, bidan,
tenaga teknis kefarmasian, dan lain lain.
3) Pihak lain: manajemen RS, tim/kepanitiaan klinik, Komite-komite dan lain-
lain
Dari opsi yang ada, yang tidak termasuk tenaga kesehatan adalah Sanitarian

5. Apoteker melakukan rekonsiliasi saat transfer dan menemukan adanya


diskrepansi. Maka hal yang harus dilakukan adalah
a. Menghentikan obat
b. Mengganti regimen obat
c. Mencentang stop pada lembar rekam medis
d. Melakukan konfirmasi ke dokter penulis esep
e. Mengkonfirmasi ke pasien
Jawaban D
Jika ditemukan diskrepansi (perbedaan) saat rekonsiliasi, maka apoteker
menghubungi dokter penulis resep. Lalu melakukan klarifikasi dengan dokter
penulis resep apakah:
(1) Obat dilanjutkan dengan rejimen tetap
(2) Obat dilanjutkan dengan rejimen berubah
(3) Obat dihentikan (mencentang ‘Stop’ pada lembar rekonsiliasi)

6. Seorang ibu datang ke apotek mengatakan anaknya yang berusia 10 tahun


sedang batuk dengan dahak dan memiliki riwayat asma. Obat apa yang bisa
direkomendasikan?
a. Salbutamol
b. Kodein
c. Dekstrometorfan
d. Ambroksol
e. Terbutalin
Jawaban D
Salbutamol dan Terbutalin adalah obat untuk asma. Kodein dan
Dekstrometorfan adalah obat untuk batuk kering. Sehingga yang paling sesuai
adalah opsi D
7. Seorang pasien mendapat obat Captopril dan Spironolakton. Parameter apa
yang perlu dipantau?
a. Natrium
b. Kalium
c. Kalsium
d. Magnesium
e. Fosfor
Jawaban B
Penggunaan captopril dan spironolakton memberikan efek sinergis. Keduanya
dapat menurunkan tekanan darah dan berisiko menyebabkan hiperkalemia.
Sehingga perlu dilakukan monitoring tekanan darah dan kadar kalium darah

8. Ibu hamil 2 minggu dengan gula darah 170 mg/dl dan diagnosa diabetes
gestasional. Terapi apa yang dapat direkomendasikan?
a. Glimepirid
b. Metformin
c. Insulin
d. Pioglitazon
e. Glikazid
Jawaban C
Insulin merupakan pilihan pertama pada pasien Diabetes Gestasional.
Metformin dapat dipertimbangkan dengan mempertimbangkan beberapa
persyaratan (Sumber: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Hiperglikemia
dalam Kehamilan)

9. Pasien dengan diagnosa TB kelenjar sedang mengkonsumsi OAT Fase Intensif.


Pasien tersebut mengeluhkan pandangan kabur. Kondisi tersebut merupakan
efek dari?
a. Isoniazid
b. Rifampisin
c. Etambutol
d. Pirazinamid
e. Streptomisin
Jawaban C
Efek samping obat TB
Isoniazid: kesemutan, rasa terbakar pada kaki
Rifampisin: urin merah
Etambutol: gangguan penglihatan
Pirazinamid: gout, hepatotoksik
Streptomisin: gangguan pendengaran

10. Rekomendasi obat untuk pasien dengan trigliserida 230 mg/dl adalah
a. Simvastatin
b. Atorvastatin
c. Niacin
d. Kolestiramin
e. Fenofibrat
Jawaban A/B
Pada pasien hipertrigliserida (>200 mg/dl) dengan risiko kardiovaskular tinggi,
rekomendasi lini pertamanya tetap golongan statin. Golongan Fibrat hanya
direkomendasikan sebagai terapi lini pertama pada pasien dengan kadar TG
>500 mg/dl dengan tujuan utama untuk mencegah pankreatitis. Terapi fibrat
juga bermanfaat untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler pad pasien
dengan rasio trigliserid dengan HDL tinggi (TG ≥200 mg/dl dan HDL <40
mg/dl). Pada pasien dengan risiko tinggi dan telah mendapat terapi statin,
namun kadar TG masih >200 mg/dl maka dapat dipertimbangkan pemberian
fenofibrate sebagai terapi kombinasi dengan melakukan monitoring terhadap
kejadian miopati.

Anda mungkin juga menyukai