Anda di halaman 1dari 61

PENGELOLAAN OBAT DAN

PERBEKALAN KESEHATAN
BENCANA / KRISIS
KESEHATAN
LATAR BELAKANG
• Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan dalam
situasi bencana merupakan salah satu unsur yang
sangat vital dalam pelayanan kesehatan pada
keadaan bencana

• Prinsip dasar dari pengelolaan obat dan perbekalan


kesehatan pada situasi bencana adalah cepat, tepat
dan sesuai kebutuhan.
Tahap Penanggulangan Bencana

Tanggap
• Pencegahan dan Darurat • Penilaian kerusakan
Mitigasi • Rencana
• Merespon seluruh
• Kesiapsiagaan kondisi kedaruratan rehabilitasi
berdasarkan status
keadaan darurat

Prakrisis Pasca Krisis


Tahap Pengelolaan Perbekalan
Kesehatan

Tanggap
Darurat
• Kesiapsiagaan → • Evaluasi dan
Perencanaan • Pengadaan/Penyediaan dan Pemusnahan
Kebutuhan Penerimaan
• Pendistribusian dan
Penyimpanan
• Penggunaan dan Pengendalian
Prakrisis • Pencatatan dan Pelaporan Pasca Krisis
PRA-BENCANA/KESIAPSIAGAAN

• Perencanaan kebutuhan obat dan perbekkes (buffer)


• Pembuatan paket-paket obat dan perbekkes → potensi
bencana di daerahnya
• Pembentukan tim bencana di setiap level baik
kabupaten/kota, provinsi, pusat
• Peningkatan kapasitas SDM farmasi tentang manajemen
obat bencana
• Melakukan koordinasi lintas program dan sektor
SAAT BENCANA
PENGADAAN/PENYEDIAAN
Data RHA (Rapid Health Asessment) mengenai:
• Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
• SDM Farmasi
• Kondisi gudang penyimpanan
• Fasilitas dan Infrastruktur
• Pendanaan/Anggaran
• Memeriksa ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan (sesuai jenis
bencana)
• SDM khususnya kesehatan (jenis dan
Tujuan jumlah)
Rapid • Kondisi tempat penyimpanan
Assesment: /warehouse (daya tampung, jarak
dari bencana)
• Fasilitas dan infrastruktur (kendaraan
operasional roda 4 dan 2)
• Ketersediaan dana

Hasil RHA akan digunakan dalam perencanaan


kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan
TIM PENILAI

• Pengelola obat pada Kemenkes


• Pengelola obat pada Dinkes Propinsi
• Pengelola obat pada Dinkes Kab/Kota

KRITERIA TIM PENILAI

➢ Tenaga Kefarmasian
➢ Pernah mengikuti Pembekalan Manajemen
Logistik Manajemen Obat Bencana
FORM RHA
KETERSEDIAAN OBAT DAN ALKES

NO NAMA OBAT SATUAN SISA STOK RATA-RATA KETERSEDIAAN


KEMASAN PEMAKAIAN
PERBULAN
1

dst
SUMBER DAYA MANUSIA
PERNAH MENGIKUTI PELATIHAN
PENGELOLAAN OBAT PADA
PENDIDIKAN JUMLAH PENANGGULANGAN
NO
BENCANA?(YA/TIDAK)
1 APOTEKER

2 S1 FARMASI

3 D3 FARMASI

4 AA/SMF

5 TENAGA KESEHATAN LAIN

6 LAIN-LAIN
KONDISI TEMPAT PENYIMPANAN OBAT
INSTALASI FARMASI
1.GEDUNG KONDISI

BAIK RUSAK RUSAK


RINGAN BERAT
- LUAS GEDUNG
- LUAS TANAH
KONDISI TEMPAT PENYIMPANAN OBAT
INSTALASI FARMASI
2. SARANA PENYIMPANAN DAN JUMLAH KONDISI
DISTRIBUSI
BAIK RUSAK RUSAK
RINGAN BERAT
- KENDARAAN RODA EMPAT

- KENDARAAN RODA DUA

- LEMARI NARKOTIK DAN PSIKOTROPIK

- LEMARI VAKSIN

- HAND FORKLIFT

- GENERATOR

- TROLEY

- POMPA AIR
PENANGGUNGJAWAB UNIT FARMASI
Tugas
• Merencanakan dan mengelola unit farmasi termasuk pelaksanaan sistem stock opname
untuk obat-obatan dan perbekalan farmasi berikut pemantauan pemakaiannya secara
rutin.
• Mengatur sumber daya unit farmasi.
• Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan farmasi.
• Melakukan perencanaan obat dan mengajukan permintaan obat ke dinas kesehatan
setempat.
• Melakukan proses penyimpanan obat dengan sistem FIFO (first in first out) atau FEFO
(first expired first out), bentuk sediaan, alfabet.
• Melakukan pengecekan terhadap kondisi obat secara visual.
• Mengecek stok obat.
• Mengeluarkan obat sesuai permintaan dari kamar obat.
• Menjaga kondisi gudang agar obat tetap terjamin mutu/kualitasnya.
• Melakukan pencatatan dan pelaporan khusus terhadap obat-obat psikotropik dan
narkotik.
SAAT BENCANA
PENGADAAN/PENYEDIAAN

Bahan pertimbangan dalam penyediaan obat dan


perbekkes :
• Jenis bencana
• Luas bencana dan jumlah korban
• Stok obat yang dimiliki
• Pengungsi / korban bencana
ALUR PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN
BENCANA /KRISIS KESEHATAN

BNPB: BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


BPBD: BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
SUMBER OBAT SAAT BENCANA

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

OBAT BUFFER STOK PROPINSI

OBAT BUFFER STOK PUSAT

OBAT BANTUAN DALAM / LUAR


NEGERI
TENDA FARMASI
Persyaratan:
1. Lokasi mudah dijangkau dari tenda pelayanan kesehatan
dan bebas dari genangan air.
2. Harus dilengkapi dengan AC, refrigerator, cold chain.
3. Batasi akses hanya untuk petugas.
4. Lantai tenda mudah dibersihkan dan harus selalu dalam
keadaan kering.
5. Tersedia lemari khusus berkunci untuk menyimpan bahan
narkotika.
SAAT BENCANA
PENGADAAN/PENYEDIAAN
Sumber obat dan perbekkes :
• Menggunakan persediaan sendiri
• Meminta kepada institusi yang lebih tinggi (Buffer Stok Kab/Kota, Buffer Stok Provinsi, Buffer
Stok Nasional)
→ Setiap permintaan obat harus disertai dengan lampiran jumlah korban atau pengungsi yang
dilayani serta data pola penyakit yang terjadi
→ Jika jumlah obat di daerah lokasi bencana tidak mencukupi, kekurangannya dapat diambil
dari obat buffer stock nasional melalui Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat
Kesehatan
• Donasi / Bantuan : Organisasi Internasional, Ormas, lain-lain
SAAT BENCANA
PENERIMAAN
Yang perlu diperhatikan/diperiksa :
• Fisik barang
• Kemasan/label → ada nama generik dan dosis dengan jelas
• Tanggal kadaluarsa
• Jumlah dan nilai barang/faktur
SAAT BENCANA
DISTRIBUSI
Pendistribusian obat dan perbekkes ke daerah bencana :
• Adanya permintaan dari daerah bencana
• Apabila obat dan perbekalan kesehatan tidak tersedia di
provinsi yang mengalami bencana maka dapat
diusahakan dari Pusat (Kemenkes) atau provinsi terdekat
• Provinsi terdekat wajib membantu daerah bencana
• Adanya estimasi tingkat keparahan bencana
• Perlu dianggarkan biaya distribusi
• Kerjasama lintas sektor dan lintas program (BNPB, TNI,
Basarnas, dll.)
Prinsip pelayanan obat bencana dari Dinkes Provinsi/Kab/Kota:
“ONE GATE & ONE DAY SERVICE” (Hari ini permintaan, hari ini juga
selesai proses penyiapan obatnya)
SAAT BENCANA
PENYIMPANAN
• Faktor yang harus diperhatikan: kelembapan, sinar matahari,
suhu, kerusakan fisik (wadah/kemasan), kebersihan ruangan
• Untuk memudahkan proses pelayanan obat, minimal harus
tersedia peralatan seperti:
1. wadah obat/kotak
2. mortir dan stamfer (untuk meracik obat)
3. plastik atau kertas perkamen untuk obat yang akan
diserahkan kepada pasien
4. air bersih dan matang untuk meracik sirup kering
5. etiket untuk obat luar dan dalam
6. gelas ukur
SAAT BENCANA
PENGUNAAN DAN PENGENDALIAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


• Pengendalian dengan kartu stok
• Setiap pengeluaran/penerimaan harus disertai bukti/ tanda
terima
• Setiap kegiatan pelayanan obat harus dilaporkan ke dinkes
kab./kota/provinsi dilakukan perhari, perminggu, atau tergantu
pada situasi lapangan
SAAT BENCANA
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan :
• Pencatatan di lokasi bencana
- Pencatatan pemasukan obat
- Pencatatan pengeluaran obat
• Pencatatan di lokasi Posko Bencana Kab/Kota/
Provinsi
• Adanya format pencatatan dan pelaporan
• Waktu pelaporan sesuai kebutuhan (harian, mingguan,
bulanan)
PASCA-BENCANA/
REHABILITASI
REKONSTRUKSI
Langkah-langkah :
• Inventarisasi (posko/unit/instansi --> unit/instansi di
atasnya)
• Penarikan kembali obat dan perbekkes
• Evaluasi
PASCA-BENCANA
EVALUASI

• Kesesuaian jenis obat dan perbekalan kesehatan yang


dibutuhkan dengan obat dan perbekalan kesehatan yang
diterima
• Tingkat ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
• Persentase obat dan perbekalan kesehatan kedaluarsa
• Presentase dan nilai obat dan perbekalan kesehatan yang
rusak
PASCA-BENCANA
PEMUSNAHAN
• Mengacu pada Pedoman Teknis Pemusnahan Sediaan Farmasi
• Mempertimbangkan dampak lingkungan dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
• Secara garis besar, proses pemusnahan obat dan perbekalan kesehatan terdiri dari :
o memilah, memisahkan dan menyusun daftar obat dan perbekalan kesehatan yang akan
dimusnahkan
o menentukan cara pemusnahan
o menyiapkan pelaksanaan pemusnahan
o pelaksanaan pemusnahan
o menetapkan lokasi pemusnahan
o membuat berita acara pemusnahan
o melaporkan kepada Gubernur/ Bupati/ Walikota
SOAL
Di bawah ini termasuk kegiatan yang dilakukan dalam
tahap tanggap darurat adalah …
A. Pemusnahan
B. Evaluasi penggunaan dan pendistribusian
C. Perencanaan perbekalan kesehatan
D. Pengendalian perbekalan kesehatan dengan kartu
stok
E. Pembuatan paket-paket perbekalan kesehatan

Jawaban: D
Pada penanggulangan bencana, dinas kesehatan
provinsi bekerja sama dengan …
A. Badan Penanggulangan Bencana Nasional
B. Badan Nasional Penanggulangan Bencana
C. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
D. Puskesmas
E. Menteri Kesehatan

Jawaban: C
Sumber obat saat bencana berasal dari, kecuali …
A. Buffer stok nasional
B. Buffer stok provinsi
C. Bantuan Luar Negeri
D. Puskesmas Pembantu
E. Bantuan dalam negeri

Jawaban: D
Prinsip pelayanan obat dalam penanggulangan bencana
adalah…
A. One gate and One Day Service
B. Cepat, tetap, sesuai kebutuhan
C. Pengendalian perbekalan kesehatan
D. Cepat, tanggap, tepat
E. Vital, cepat, sesuai kebutuhan

Jawaban: A
FARMAKOTERAPI
HIV/AIDS
ORANG RISIKO TERINFEKSI
VIRUS HIV
1)Ibu hamil
2)Pasien TBC
3)Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS)
4)Penjaja seks
5)Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), ataupun
orientasi seksual (heteroseksual, homoseksual atau biseksual)
6)Transgender/Waria
7)Pengguna napza suntik (penasun)
8)Warga Binaan Pemasyarakatan
HIV
TDF : tenofovir
AZT : zidovudin
3TC : Lamivudin
EFV : Efaviren
FTC : Emtricitabin
FIRST LINE: 2NRTI + 1NNRTI
ANTIVIRAL
TERAPI ANTIRETROVIRAL
PADA KEHAMILAN
Tujuan : Untuk mencegah terjadinya transmisi vertikal
dari ibu kepada anak dan juga untuk mengoptimalkan
pengobatan yang diterima ibu.
1. Efavirenz (memiliki efek teratogenik)
2. Kombinasi stavudin/didanosine (asidosis laktat).
3. Nevirapine digunakan selama kehamilan harus
dengan pemantauan fungsi hati harus dilakukan,
terutama selama 18 minggu pertama pengobatan.
Nucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitors (NRTI)
Nama Obat Efek samping
Abacavir Hipersensitivitas
Didanosine Neuropati perifer, pankreatitis
emtricitabine Pigmentasi
lamivudine Sakit kepala, pankreatitis
tenofovir Toksisitas ginjal
zidovudine Anemia, neutropenia, miopati
Non Nucleoside Reverse
Transcriptase Inhibitors (NNRTI)
Nama Obat Efek samping
Delavirdine Ruam, peningkatan hasil tes hati
efevirenz Gangguan SSP, teratogen
etravirine Ruam, mual
nevirapine Potensial ruam, hepatotoksik
Protease Inhibitors (PI)
Nama Obat Efek samping
Atazanavir Ruam
indinavir Nefrolitiasis
lopinavir Hiperlipidemia, intoleransi GI
Ritonavir Intoleransi GI
Saquinavir Mual, kembung
nelfinavir diare
SOAL
Di bawah ini bukan termasuk obat HIV golongan NRTI adalah …
A. Efavirenz
B. Zidovudine
C. Lamivudine
D. Tenofovir
E. Semua benar
Jawaban: A. Efavirenz
Obat golongan NRTI adalah zidovudine, stavudine,
tenofovir,lamivudine, abacavir, emtricitabin.
Obat golongan NNRTI adalah nevirapin, efavirenz.
Obat golongan Protease Inhibitor adalah ritonavir, indinavir,
ritonavir, dan saquinavir.
SOAL

Obat HIV sebaiknya diminum malam hari karena memiliki efek


samping mengganggu sistem saraf pusat adalah …
A. Tenofavir
B. Indinavir
C. Efavirens
D.Saquinavir
E. Lamivudine

Jawaban: C. Efavirenz
SOAL
Pelayanan kesehatan orang dengan risiko infeksi HIV diberikan kepada orang dengan
kriteria, yaitu …
A. Pegawai rumah sakit
B. Pegawai rehabilitasi narkoba
C. Ibu hamil
D. Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien TB
E. Warga yang tinggal sekitar pegguna napza

Jawaban: C. ibu hamil


Pelayanan Kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV sesuai standar adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil, pasien TB, pasien infeksi menular seksual
(IMS), waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan,
dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai kewenangannya dan diberikan di FKTP
(Puskesmas dan Jaringannya) dan FKTL baik pemerintah maupun swasta serta di
lapas/rutan narkotika.
ANTI
TUBERCUL
OSIS (OAT)
OBAT OAT

JENIS SIFAT ESO


Isoniazid (H) Bakterisidal Neuropati perifer, psikosis toksik,
gangguan fungsi hati, kejang
Rifampisin (R Bakterisidal Flu syndrome, GI, urine berwarna merah,
) gangguan fungsi hati, trombositopenia,
demam, ruam kulit, sesak nafas, anemia
hemolitik
Pyrazinamide Bakterisidal GI, gangguan fungsi hati, gout arthritis
(Z)
Streptomycin Bakterisidal Nyeri di tempat suntikan, gangguan
(S) keseimbangan dan pendengaran, syok
(bentuknya anafilaksis, anemia, agranulositosis,
injeksi) trombositopenia
Ethambutol (E Bakteriostatik Gangguan penglihatan, buta warna,
) neuritis perifer
PANDUAN TERAPI
KASUS BARU 2HRZE + 4H3R3 Sputum Smear
(Pemeriksaan dahak)
pada bulan kedua,
kelima dan keenam
KAMBUHAN 2HRZE+1HRZE+5H3R3E3 Sputum Smear pada
▪ Streptomisin dipakai jika resisten etambutol bulan ketiga, kelima
▪ 1HRZE : regimen sisipan menunggu hasil dan kedelapan
kultur resistensi.
▪ Kanamisin digunakan jika alergi streptomisin
RESISTENSI MDR- Grup 1 (Injeksi) Streptomycin 15-20 mg/kg
XDR Amikacin 15-20 mg/kg
Capreomycin Kanamycin 15-20 mg/kg
15-20 mg/kg
Grup 2 (FluorQ) Ofloxacin Levofloxacin 750-1000 mg qd
Moxifloxacin 750-1000 mg qd
400 mg qd
Panduan pengobatan TB Resisten obat standar konvensional (20-26 bulan) :
Kanamisin – Levofloksasin – Etionamid – Sikloserin – Pirazinamid – Etambutol –
Isoniazid atau
Levofloksasin – Etionamid – Sikloserin – Pirazinamid – Etambutol – Isoniazid
ATURAN PENGGUNAAN
REGIMEN TB
KETERANGAN WAKTU TATALAKSANA
LALAI BEROBAT/ < 2 minggu Lanjutkan pengobatan sesuai
TIDAK PATUH/ jadwal
MENGHENTIKAN > 2 minggu
TERAPI

(2-4minggu) < 4 bulan: (BTA -)


pengobatan dilanjutkan sesuai
jadwal
KONDISI KHUSUS
KONDISI KHUSUS TATALAKSANA KETERANGAN
Wanita hamil Sama seperti biasa (S) Menyebabkan
KI: Streptomisin ototoksik permanen
pada bayi
Ibu Menyusui Sama seperti biasa
Pengobatan pencegahan dengan
INH diberikan pada bayi sesuai
dengan BB nya
Pengguna Kontrasepsi Gunakan kontrasepsi mekanik Interaksi Rifampicin
(kondom, spiral) atau Estrogen terhadap obat
dosis tinggi hormonal →
Kegagalan Obat
Kontrasepsi
KONDISI KHUSUS

KONDISI KHUSUS TATALAKSANA KETERANGAN


HIV Terapi TB selama 2-8 minggu, Rekomendasi
kemudian dilanjutkan bersama terapi Pemberian INH
HIV seumur hidup
Hepatitis Akut Terapi Hepatitis hingga perbaikan Jika darurat gunakan
hepar terlebih dahulu. regimen 3SE/6RH

Hepatitis Kronis KI: Pyrazinamide Rekomendasi:


2HRES/6RH (2 obat
heapotoksik) atau
2HES/10HE (1 obat
hepatotoksik)
KONDISI KHUSUS

KONDISI KHUSUS TATALAKSANA KETERANGAN


Ginjal Waspada penggunaan : Etambutol Rekomendasi:
dan Streptomisin 2RHZ/6HR

DM Sama seperti biasa.


IO: Rifampisin – Sulfonilurea Dosis sulfonilureaa
Waspada penggunaan Etambutol: ditingkatkan
mengalami komplikasi kelainan pada
mata
PENATALAKSANAAN ESO
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
DAHAK POSITIF
3 KALI PENGAMBILAN DAHAK :
SEWAKTU : diambil sewaktu ke dokter pertama kali
PAGI : pagi hari keesokan harinya
SEWAKTU : diambil sewaktu mengantarkan dahak kedua ke rumah sakit
SOAL
Pasien TB dan HIV terapi yang diberikan adalah …
A. Terapi HIV 2 minggu dilanjutkan terapi TB bersama
dengan HIV
B. Terapi TB diselesaikan selama 6 bulan, kemudian lanjut
terapi HIV
C. Terapi TB selama 2 -8minggu kemudian dilanjutkan
bersama terapi HIV
D. Terapi HIV terlebih dahulu sampai CD4 di atas 500
kemudian lanjut terapi TB
E. Terapi HIV selama 8 minggu kemudian dilanjutkan
bersama terapi TB
Jawaban: C
Obat TB yang perlu dihindari pada pasien ginjal adalah

A. Rifampisin
B. Etambutol
C. Pyrazinamide
D. Isoniazid
E. Semua Salah

Jawaban: B
Obat TB yang mengakibatkan peningkatan asam urat
adalah …
A. Rifampisin
B. Etambutol
C. Pyrazinamide
D. Isoniazid
E. Semua Salah

Jawaban: C

Anda mungkin juga menyukai