B
PLF
1. Beban kerja
2. Jumlah kefarmasian
3. Institusi kesehatan
4. Jumlah penduduk yang dilayani
5. Jumlah proyek yang dilaksanakan
6. Intensitas tata hubungan antar Depkes dengan Pemda sesuai dengan azas
dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas perbantuan wilayah.
STRUKTUR ORGANISASI GUDANG FARMASI
Kepala gudang
Farmasi kab/kota
Urusan Tata
usaha
• Kepala GFK dalam melaksanakan tugasnya, wajib mengikuti dan mematuhi Petunjuk-petunjuk Ka.
Kandepkes Kab/ Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Fungsi Pokok Urusan Tata Usaha adalah melaksanakan tugas-tugas keuangan, kepegawaian, tata usaha
dan urusan dalam / Rumah Tangga.
• Fungsi Pokok Sub Seksi Penyimpanan dan Penyaluran adalah melaksanakan tugas-tugas penerimaan,
penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi lainnya.
• Fungsi pokok Sub Seksi Pencatatan dan Evaluasi adalah melaksanakan tugas-tugas penyiapan, penyusunan
rencana, pencatatan dan pelaporan serta pengamatan mengenai persediaan, penerimaan, penyimpanan
dan pendistribusian obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi lainnya
TUGAS GUDANG FARMASI DI KABUPATEN /KOTA
Yaitu melaksanakan pengelolaan, penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan
farmasi dan alat kesehatan yang diperlukan dalam rangka pelayanan kesehatan, pencegahan
dan pemberantasan penyakit dan pembinaan kesehatan masyarakat di Kabupaten / Kota
sesuai dengan petunjuk Kakandepkes Kabupaten / Kota.
PERENCANAAN
PENGADAAN
PENYIMPANAN
DISTRIBUSI
PENCATATAN
PENGGUNAAN
PENGHAPUSAN
/PEMUSNAHAN OBAT
PERENCANAAN PENGADAAN OBAT
Kegiatan perencanaan pengadaan obat bertujuan untuk menetapkan jenis dan jumlah
obat yang sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar
termasuk program kesehatan yang telah ditetapkan.
Tahapan perencanaan pengadaan obat meliputi :
Pembentukan Tim Terpadu : yang terdiri dari Kepala Depkes Dati II, Kepala Dinkes
Dati II, Ka GF Dati II, Ka. Sie Yankes Dinkes Dati II, Ka. Sie. P3 Dinkes Dati II, Ka
Puskesmas, RSUD, Beppeda Dati II, Pemda Tk II (Bag. Kesra & perencanaan program),
PT. Askes Indonesia Dati II, Kantor Transmigrasi, dll.
Tahap pelaksanaan meliputi :
Perhitungan kebutuhan obat dengan menggunakan methode konsumsi, yaitu methode rata-
rata dengan memperhatikan kemungkinan kenaikan jumlah kunjungan, waktu tunggu (lead
time) dan jumlah stock penyangga (buffer stock) serta jumlah kebutuhan obat selama 1
tahun. Rumus perhitungan jumlah kebutuhan untuk periode yang akan datang dengan
menggunakan methode konsumsi adalah :
Jumlah kebutuhan obat 1 tahun = 12 x pemakaian rata-rata / bulan (x) + persentase kenaikan kunjungan (10%) + stock
penyangga (10%) + waktu tunggu (6 bulan pemakaian) = 20,4 kali
Catatan :
Waktu tunggu tidak selalu 6 bulan. Waktu tunggu untuk masing-masing daerah dapat berbeda
(tergantung pada letak geografis)
Proyeksi kebutuhan
untuk perencanaan pengadaan obat menghitung rancangan
pengadaan obat periode tahun yang akan dating dapat menggunakan rumus :
a=b+c+d–e–f
Metoda pengadaan obat ada 4 macam, yaitu : Kegiatan penerimaan dan pemeriksaan obat :
• Pelelangan umum • Penyusunan rencana pemasukan obat
• Pelelangan terbatas • Penerimaan obat
• Pemilihan langsung • Pemeriksaan mutu obat
• Pembelian /pengadaan langsung • Pengisian berita acara pemeriksaan dan penerimaan obat
• Pencatatan harian penerimaan obat
• Pengisian formulir realisasi pengadaan obat
PENYIMPANAN
Penyimpanan adalah suatu kegiatan meyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan
obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan
baik yang dapat merusak mutu obat. Tujuan Penyimpanan obat :
1. Kepala Dinas Kesehatan Dati II, membentuk Panitia Pemusnahan, dengan tugas-tugas antara lain :
• Menentukan cara-cara pemusnahan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku di bidang AMDAL.
• Menyiapkan obat-obatan yang akan dimusnahkan.
• Menyiapkan pelaksanaan pemusnahan, sesuai dengan tata cara yang disetujui.
• Membuat Berita Acara Pemusnahan.
• Menyampaikan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada Bupati / Walikota KDH Tingkat II setempat.
2. Berdasarkan laporan dari Panitia Pemusnahan, Bupati / Walikota KDH Tingkat II setempat melaporkan
kepada Gubernur KDH Tingkat I, tentang pelaksanaan Surat Keputusan Pemusnahan, yaitu :
• Surat pengantar laporan pelaksanaan dari Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
• Berita Acara Pemusnahan.
THANKS YOU.........