Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN
“Hak Azasi Manusia Dan Negara Hukum”

DISUSUN OLEH :

DINNA FRANSISKA PUTRI


IKE DWI MARESSA

AKADEMI FARMASI AKFAR AL-FATAH


BENGKULU 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah Pendidikan Pancasila.
Makalah tentang Hak Azasi Manusia dan Hukum Negara ini disusun untuk
melengkapi tugas Kewarganegaraan. Pengembangan dan penyusunan materi diberikan secara
urut. Penyajian materi didesain untuk memperkuat pemahaman konsep tentang HAM dan
Hukum Negara,
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun
hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala tersebut
dapat teratasi.
Penyusunan makalah ini disesuaikan dengan referensi yang didapat dari buku maupun
internet. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan penyusun demi
penyempurnaan tugas makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca dan bermanfaat bagi pendidik
serta rekan-rekan dalam mengembangkan ilmu pendidikan pancasila.

Bengkulu, 10 Mei 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Hak asasi manusia merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormat,
dijujung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah,dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martbat manusia. Penegakan HAM yang kuat
terjadi ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu:”kemerdekaan”, yang telah
beradab-adab dirampas oleh penjajah.
Para pendiri negara ini telah merasakan sendiri bagaimana pendrtitaan yang dialami
karna hak azasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan setelah
berhasil mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mengutamakan prinsip-prinsip HAM
dalam Konsitusi RI ( Undang-Undang Dasar 1945 dan Pembukaannya) sebagai pedoman dan
cita-ciat yang harus dileksanakan dan dicapai. Sejak memasuki era reformasi,indonesia telah
melakukan upaya pemajuan HAM, termaksud menciptkan hukum positif. Kasus Pelanggaran
HAM di indonesia emang masih banyak yang belum terselesaikan dan tuntas sehingga
diharapkan perkembangan dunia HAM di indonesia dapat terwujud kearah yang lebih baik.
Salah satu toko HAM di indoesia adalah Munir yang tewas dibunuh diatas pesawat udara
saat menuju Belanda dari indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik kita
seharusnya menjujung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa mebeda-bedakan
status,golongan,keturunan,jabatan,agama, suku dan lain srbagainya, makalah ini akan
memeperdalam pengetahuan kita tentang HAM dan kaitan antara HAM dan Negara Hukum.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Perkembangan Gerakan HAM


Dewasa ini HAM telah mengglobal di samping paham demokrasi dan
lingkungan hidup,bahkan menjadi bahan untuk menekan suatu bangsa.Indonesia
sebagai negara yang ikut dalam deklarasi HAM telah terpanggil untuk merevisi
hukum yang berhubungan dengan HAM melalui amandemen UUD 1945, yaitu
dengan ditambahkan nya pada Bab XA tetang HaM, yang terdiri atas 10 pasal dan 26
Ayat.
Sebelum amandemen pun,masalah hak dan kewajiban WNI telah di
wadahi,pada Bab X tentang Warga Negara,pasal 26 (1,2,3),27 (2,3),28,30 (1);
sedangkan kewajiban tertera pada pasal 27 (1) dan 30 (1).Namun perkembangan
global terhadap isu HAM mempekuat indonesia untuk mengamatkan Deklarasi
Universal HAM dalam UUD 1945 yang telah diamandemen.
Berangkat dari sifat kedaulatan negara yaitu memaksa, monopoli kekuatan;
sering terjadi penyalahgunaan wewenang oleh penguasa negara. Untuk itulah gagasan
menegakkan HAM, yang sama tua nya dengan peradaban manusia, bertujuan
menghilangkan perlakuan yang tidak manusiawi atas perbedaan
suku,ras,peradaban,dan sebagainya. Ide penegakan HAM di mulai di inggris pada saat
John Of Enggland tahun 2015,para kesatria memaksa Raja Inggris untuk medatangi
perjanjian Magna Charta.
Magna Charta berisi pembatasaan hak-hak raja pada hukum aristokrat yang
menguasai wilayah dan berhak atas hasil pertanian dan menyerahkan sebagian kepada
raja (upeti);tetapi rakyat,petani,tukang, dan sebagainya tetap dijadikan objek
penindasan. Pemungutan upeti ii berkaitan dengan kekuasaan wilayah (geopolitik)
sampai pertengahan abab XX peperangan masih didomonasi keluarga raja,rakyat
hanya kawula yang tunduk pada perintah raja. Upaya penegakan HAM di Eropa
ditandai dengan Perjanjian Perdamaian Westphalia tahun 1648,model ini lebih
bersifat multidemensional.
Pada abad ke 17-20 hubungan antara dinasti,yang berdaulat atas wilaya dan
penduduk,dengan ciri-ciri (Cassesse,1994:4-8) seperti di bawah ini.
a. Negara hidup dalam keadaan alamiah,tidak ada hukum yang mengatur politik
penguasa; hanya mengandalkan intuisinya sendiri sehingga masalah
diselsaikan dengan perang Hukum yang berlakukan ialah Giambatista Vico
adalah jus gentinum alamiah; yaitu hukum pemenang perang,yang kalah harus
membujuk agar tidak menghinakan.
b. Adanya prinsip resiprositas (perlakuan timbal balik) sebagai akibatnya, sifat
individualistik makin menonjol dan anarkis.hubungan sosial diatur oleh
hubungan bilateral,yang salah di hukum atau disandra,oleh karena itu
peperangan sangat mudah terjdi akibat nya rakyat makin sangsara. Jika ada
pihak yang keuntungannya berkurang ,dan terjadi perubahan perjnjian atau
membatalkannya.
c. Rakyat adalah pihak yang tidak berarti,yang dilindungi oleh penguasa,rakyat
hanya menjadi objek sehingga dapat baepindah kepuagsa lain;tergantung mana
yang dirasa lebih mengutungkan.
Contoh :bajak laut dianggap paling jahat sehingga harus dihukum seberat-
beratnya.

Menghadapi masalah tersebut,kaum aristokrat dan intelektual berjuang


menegakkan HAM dengan upaya seprti dibawah ini:
d. UU Hak (Bill of Right) 1689, disah kan oleh Raja James II dari Inggris,
merupakan perlawanan badan laegislatif dalam revolusi tak berdarah tahun
1688.
e. UU Hak (Bill of Right) 1776, disusun oleh rakyat Amerika Serikat berdasarkan
Declaration of independen dan dimasukan kae konsitusi Amerika. UU ini
sangat individualis dan sangat mementingkan hak ketimbang kewajiban. Hal
ini didasari oleh rasa tidak senang kaum imigran (Amerika) pada penguasa
gereja katolik/Anglikan.
f. Deklarasi Hak Manusia dan warga negara Prancis 1789 (Declaration des
Droits de I’ homme et du), merupakan perlawan kaum intelektual,borjuis
terharap monarki absolut,aristokrat,rohaniwan katolik. Untuk memacu
semangat berjuang digunakan semboyan liberte,egalite,fraternite.
Pada masa ini, penegakan HAM dipengaruhi pemikiran John Lock dan Jean
Jacques Rousseau yang bersifat politis tentang pengertian kebebasan.
1.1. Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusian adalah terjemahan dari human right yang bearti hak
manusia (tanpa asasi),di indonesia menggunakan istilah basic right atau hak dasar.
Human right berarti perlindungan terhadap seseorang dari penindasan dari siapapun,
negara atau bukan negara,sedangkan basic right menyangkut pelindungan WN atau
penduduk dari penindasan oleh negara. Di Indonesia isitalah HAM mulai muncul
tahun 1950 (M.yamin 1952, Soenarko 1951, Kuncoro 1960, Marbangun
Hardjowirogo 1977),tetapi tidk semua hak manusia bersifat pokok,asasi,mendasari.
Aristoteles menganggap hukum alam (nature right) merupakan hasil pemikiran
manusia demi terciptanya keadilan.keadilan bearti:
a. Adil dalam UU bersifat temporer,berubah sesuai tempat dan waktu
b. Adil menurut alam bersifat langgeng dan umu, karena terlepas dari kehendak
manusia, bahkan kadang bertentangan dengan kehendak manusia.

Semua hak merupakan sistem normatif,seperti moralis,aturan organisasi,serta


sistem hukum lokal,negara,nasional,dan intenasional.Hak dasar diklarifikasikan menurut
jenis sistem normatif yang berakar positive legal right adalah suatu yang diakui dan
diterapkan dalam sistem hukum suatu kelompok.
1.2. Hakikat Hak Asasi Manusia

1) HAM adalah suatu konsepsi mengenai pengakuan atas harkat dan martabat manusia
yang dimiliki secara alamiah yang melekat pada setiap manusia pada perbedaan
bangsa,ras,agama,dan jenis kelamin.
2) HAM (universal) ialah hak dan kebebasan dasar manusia yang secara alami melekat
pada diri dan tanpa itu manusia tidak dapat hidup secara wajar sebagai manusia.
3) Dewan Pertahanan Nasional mengajukan tiga tokoh ukur HAM fudenmental,yaitu:
a. Hak yang bersifat karunia Tuhan Yang Maha Esa.
b. Hak yang terkait dengan kelangsugan ekstensi manusia.
c. Hak yang bersifat universal.
Sedangkan hak yang tidak bersifat fundamental ialah hak manusia yang timbul
sebagai akibat perkembangan kehidupan manusia dalam masyarakat nasional maupun
internasional,yaitu ;
1) HAM berasal dari martabat dan pantas melekat dalam manusia dan manusia
adalah sentral dari HAM dan kemerdekaan dasar,secara konsuken harus
menjadi pewaris yang terpenting dan harus berpartisipasi secara aktif dalam
merealisasikan hak dan kebebasan.
2) Ruang lengakap HAM meliputi bidang ekonomi,politik,sosial budaya dan
hankam.
3) Untuk mewujudkan konsepsi HAM, setiap orang hidup dalam ber MBN yang
dituangkan dalam barbagai aturan perundang-undangan sehingga pelanggaran
akan beresiko sanksi hukum.
4) Jaminan hukum HAM dileksanakan dengan semangat persaudaraan dan
kekeluargaan.
5) HAM tak terbatas;untuk ketertiban susila,keselamatan dan keamanan serta
kesejahteraan umum,pengakuan dan kekeluargaan.

2. Humanisasi Perang
2.1. Asal-Usul Hukum Humaniter
Pelanggaran HAM tidak terlepas dari perang fisik (bersenjata) awal kesengsaraan
manusia disebabkan oleh perbudakaan, penjualan manusia.penyiksaan,pemerkosaan,
dan penghapusan etnis (genocide).perperangan menjadi semakin kejam,terutama
masa abad pertengahan (transisi menuju masyarakat beradaba) sehingga timbul
upaya untuk menjinakkan peperangan.
Pada zaman pacerahaan renainsnce di Eropa melahirkan intelektual baru yang
mengubah paerbedaan ke moderen. Mereka juga mendobrak dogma-dogma agama
Kristen(Katolik). Pada wakru itu, aristokrat menyewa tentara bayaran untuk menjaga
wibawa sakaligus mendukung petualangannya,akibat nya penindasaan tetap ada
bahkan berskala besar.sebaliknya gerakan humanis juga berkembang sejalan dengan
perkembangan iimupengetahuan,salah satu pelopornya ialah Jean Henri Dunant.
Juni 1859,Jean Henri Dunant menyaksikan penderitan orang yang terluka di
medan tempur Solferino di italia,akibat perang antara Austria dan sardinia (dibantu
Perancis) maupun penderitaan akibat perang sebelumnya,di semenanjung Krim
antara Rusia (Dinasti Romanov) dan Turki (Dinasti Ottoman); mendorong diadakan
perjanjian Paris.perjanjian ini mendorongkan penguasa untuk mengambil tindakan
atas dasar peri kemanusiaan (humaniter). Pada masa itu,perang bnyak dilakukan oleh
tentara banyaran untuk kepntingan dinasti. Sebelum ada hukum,perang bisa didarat;
baru pada konvensi Jenewa ( 1864) mengatur perlakuan korban perang darat. Pada
konvensi Den Haag (1907) diatur pengurangan perang darat,dan diberlakukan perang
laut; dengan ketentuan
a. Ketentuan dimulai dari darat.
b. Hukum dan kebiasaan perang di darat.
c. Perbaikaan perlakuan terhadap orang yang luka di medan perang darat.

Sejak 1949 (setelah perang dunia II) Konvensi Jenewa membahas secara rinci
masalah hukum perang baik di darat maupun dilaut : hasilnya terkenal dengan nama
Hukum Humaniter (Humanitarian Law Of war) .
2.2 Kejahatan Perang
Perang Dunia I (PD I) diyakni,dipicu oleh terbunuhnya Putra Mahkota Kekaisaran
Austria-Hongaria oleh seorang Serbia. Austria-Hongaria dibantu Rusia dan Jerman
memerangi Serbia yang dibantu Inggris,Prancis,menyusul Amerika Serikat. Dalam
perang itu, pasukaan Jerman membunuhi tentara lawan dan penduduk sipil. Pasca PD I,
diadakan perjanjian perdamaian yang di tanda tangani oleh satu pasal tentang
Pengandilan Khusus (special tribunal) untuk mengadili Kaisar Wilhelm II dari jerman
tentaranya melakukan tidakan yang tidak bermoral. Pasal lainya, adanya persetujuan
Jerman yang mengakui hak negara sekutu untuk mengadili semua orang yang dituduh
melakukan tindak pidana kejahatan perang tradisional. Fakta, Kaisar Jerman lolos dari
pengadilan internasional karena melarikan diri ke negeri Beland, dan Ratu Belanda
menolak ekstradisi.
Yang perlu dicermati,sejak perjanjian versailes (1919) membawa hikmah seperti
berikut ini.
a. Perbuatan individu melanggar hukum dan kebiasaan perang dinyatakan sebagai
tindak pidana kejahatan perang berdasarkan perjanjian internasional.
b. Individu anggota tentara Jerman dapat diwajibkan memberi pertanggung jawaban
didepan pengadilan khusus.
PD II memakan korban ± 60 juta umat manusia (35% jumlah penduduk dunia saat
itu) dan kebanyakaan korban meninggal karena senjata, dan konvensional sampai
nuklir. Korban tidak hanya militer tetapi juga warga sipil. Setelah Jerman
menyerang,dibentuklah Mahkamah Militer Internasional di Nurenberg untuk
mengadili pimpinan pemerintahan jerman, militer dan anggota partai nazi, pada bulan
Agustus 1945. Mahakamah Militer Internasional di Tokyo digelar bulan september
1945 untuk mengadili Pimpinan Pemerintahan dan Militer Jepang. Namun, sesuai
dengan Hukum Humaniter (konvensi Jenewa) yang diadili hanya sebagian
orang/tentara, berdasarkan tuduhan yang disepkati:
a. Kejahatan terhadpan perdamaian, termaksud merencanakan dan menyiapkan
perang.
b. Kejahatan perang, yaitu tindak kekerasan yang menyebabkan penindasaan
dan lain-lain.
c. Kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu pembunuhan,perbudakaan,tindakaan
tidak berperikemanusian terhadap penduduk sipil,sebelum dan selama perang.
Proses peradilan militer ini membawa dampak positif bagi hukum internasional,
yaitu bajwa individu dapat dikenai hukum atas padahal paerjanjian westphalia (1648)
masih mempertahankan sebagian hukum antara negara. Dampak lainnya ialah resolusi
PBB, 11 Desember 1945 yang menyetujui asas hukum yang dipakai dalam dua
peradilan militer tersebut sebagai konsep HAM. Komisi Hukum Internasional PBB,
yang memberikan kontribusi tercapaiannyan Universal Declaration of Human Ringht,
10 Desember 1948.
3. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ( DU HAM)

3.1 Unsur Dasar DU HAM


Usai PD I muncul gerakaan persamaan derajat manusia yang berlanjut kegeakan
kebangsaan dan ingin membentuk bangsa yang merdeka dan memiliki negara. Dalam
upaya menentukan nasib sendiri, Vladimir I Lenin, ingin menciptakan negara baru bagi
rakyat terjajah dan menata kembali negara yang ada, sesuai dengan kehendak dan aspirasi
rakyat. Pasca PD I. Presiden Amerika mengusulkan batas wilayah baru dan memberikan
kesempatan kepada rakyat untuk memilih kedaulatan sendiri. Dua kedaulatan besar itu
ialah Austria-Hongrai dan Turki (Ottoman). Rakyat terjajah dikenakan sistem
mandat,yang sebenarnya adalah bentuk neokolonialisme.
Dekade 40-an dunia seolah dibagi dua, yaitu Blok Barat (Sekutu) dan Blok Sosialis
berhadapan dengan Blok Poros (Acec) Jerman, Itali, dan Jepang. Negara barat menyadari
bahwa perang akan membawa kesengsaraan, mereka menetang hegonomi agresif dalam
bentuk kesengsaraan, mereka menetang hegonomi agresif dalam bentuk kebijaksaan.
Jepang dan Jerman menerapkan ajaran geopilitik Karl Haushofer. Rusia menetang
kebijaksanaan rasis dan kebencian Jerman atas umat manusia (terutama ras semit).
Dengan kalahnya Poros, para pemenang perang pecah menjadi dua kubu, yaitu kubu
sosialis (Tirai Besi) dan Negara Barat (liberal/demokrasi).
Negara sukutu khawatir,hukum alam akan kembali sehingga muncul gagasan
memberi perlindungan pada kebebasan individu. Franklin D. Roosevelt mengemukakan
empat hak utama, yaitu kebebasan berbicara,kebebasan menyembah Tuhan,kebebasan
dari kemisikinan,dan kebebasan dari rasa takut. Keempat kebebasan ini dituangkan dalam
Atlantic Charter, yang disepakati oleh tiga negarawan yaitu Josep Stalin, Franlin D
Roosevelt, dan Winston Chuchill (1941). Panca PD II, kaum Yahudi menemukaan ada
gerakan oprosional untuk mencegah kemerosotan moral manusia ke dalam kebiadaban,
seperti yang dilakukan NAZI. Keduanya dijadikan dasar peradilan khusus di Nurrenberg
dan Tokyo tahun 1945.
Gagasan HAM didasarkan atas sejarah Amerika Serikat yang tidak mengenal kelas,
dan di Perancis dengan revolusi borjuis. Revolusi Prancis diilhami oleh revolusi
Amerika,berubah menjadi revolusi rakyat menetang monarki absolut, gagasan ini dikenal
dengan Gloriun Revolution. Sebagai tindak lanjutnya, pemikiran HAM dinasukan dalam
Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat kedalam pasal-pasal yang berkaitan dengan hak
pribadi. Menurut Abdul Hakim Nusantara (1994) HAM universal didirikan atas empat
tonggak:

1) Hak-hak pribadi antara lain hak persamaan hidup, kebebasan,dan keamanaan.


2) Hak-hak memiliki individu dalam kelompok sosial.
3) Kebebasan-kebebasan sipil dak hak-hak politik untuk ikut serta dalam
pemerintahan
4) Hak-hak yang berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

Mengapa Deklarsi Universal HAM, muncul dua kelompok; yaitu kelompok


universal dan kelompok komunitarian/partikularistik,sehingga terdapat perbedaan
persepsi. Dalam sidang PBB 1946-1948,perbedaan tersebut tercemin jelas.
a. HAM universal absoult,yang menentang HAM sebagai nilai seperti yang
dideklarasikan oleh PBB, bahwa HAM meghargai masalah sosial, budaya yang
melekat pada setiap bangsa dan negara. Padangan ini dianut oleh negara-negara
maju,dan dijadikan alat menekan bagi negara sedang berkembang (dunia ketiga).
b. HAM Universal relatif,yang memandang secara universal dengan beberapa
pengecualian demi satu alasan, misalnya karena membahayakan negara.
c. HAM komunitarian absoult, yang memandang HAM sebagi persoalan masing-
masing bangsa tanpa memeberikan alasan yang kuat. Kelompok ini memandang
HAM sebagai masalah universal, namun juga menjadi masalah nasional, sehingga
perlu dicara rumusan yang cocok untuk setiap negara.
3.2 Rumusan DU HAM
Dalam Mukadimah Deklarasi Universal tentang HAM yang telah disetujui dan
diumumkan oleh Rasolusi Majelis Umum PBB Nomor 217 A (III), pada tanggal 10
Desember 1948, terdapat pertimbangan-pertimbangan.
1) Menimbang bahwa pengakuan atas martabat yang melekat dalam hak-hak yang sama
dan tidak tersaingkan dari semua anggota keluarga kemanusiaan, keadilan dan
perdamian didunia.
2) Menimbang bahwa mengabaikan dan memandang rendah pada HAM telah
kemarahaan dan bahwa pembentukan suatu dunia yang akan membuat manusia
mengeceap kenikmatan bebas berbicara,bebas beragama serta bebas rasa takut dan
bebas dari kekurangan telah dinyatakan sebagai aspirasi tertinggi dari rakyat jelata.
3) Menimbang bahwa hak-hak manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum supaya
orang tidak akan terpaksa memeilih pemborontakaan sebgai usaha yang terakhir
digunakan menentang kezaliman dan penjajah.
4) Menimbang bahwa persahabatan antara negara-negara perlu dianjurkan.
5) Menimbang bahwa bangsa-bangsa dari anggota PBB dalam piagam telah menyatakan
hak dasar manusia, martabak serta penghargaan manusia dan hak yang sama bagi
laki-laki dan perempuan dan telah memutuskan akan maningkatkan kemajuan sosial
dan tingkat penghidupan yang lebih baik dalam kemerdekaan yang lebih luas.
6) Menimbang bahwa negara-negara anggota telah berjanji akan mencapai perbaikan
penghargaan umum tergadap peleksanaan hak-hak manusia dan kebebasan asas dalam
kerja sama PBB.
7) Menimbang bahwa pengertian umum terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan ini
adalah penting sekali untuk peleksaan janji ini secara benar.

Deklarsi Universal HAM (DU HAM) terdiri atas 30 pasal,semua pasal berbicara
tentang hak, hanya sati kata kewajiban, pada pasal 29 ayat 1, yaitu “setiap orang
mempunyai kewajiban terhadap masyarakat di tempat ia mendapatkan kemungkinaan
untuk mengembangkan pribadinya sepenuhnya dan sutuhnya”. Namun setiap kata hak
sebenarnya identik dengan kata kewajiban.

4. Hak Asasi Manusia Di Indonesia


Dekade 60-an dunia (Huntington) terbagi menjadi tiga blok,yaitu Blok Barat,Blok
Sosialis, dan blok negara yang yang sedang berkembang/Dunia Ketiga. Dalam dekade ini
berlangsung perang kemerdekaan Rakyat Indo Cina dan berakhir dengan pembentukan
empat negara merdeka,yaitu Republik Rakyat Demokrasi Vietnam, Kerajaan Laos netral
dalam menyatukan Vietnam, dan kerajaan Kamboja menjadi Republik Kamboja.
Di dunia barat, terkenal dengan Teori Domino,yang menyatakan bahwa negara yang
berdekataan dengan negara sosialis, lambat atau cepat akan menjadi sosialis pula; ini
membatasi ruang liberal dan individual. Semetara di negara berkembang sering terjadi
pemberotakaan karena ketidak puasa kepada pemerintahan pusat yang memicu negara
Barat ikut campur. Ditambah lagi negara berkembang belum mempunyai filosofi HAM
yang tersurat sehingga pelanggaran HAM masih terjadi. Salah satu bentuk ikut campur
Negara Barat ini adalah memfasilitas pembentukaan lembaga swadaya masyarakat atau
nongoverment organization.
Sesuai dengan amanat UUD 1945, Indonesia telah membuat UU Nomor 39/1999
tentang HAM. Di dalamnya memuat hak dasar manusia. Kewajiban dasar
manusia,kewajuban dan hak dasar pemerintah,hak dan kewajiban masyarakat,peradilaan
dan hak dasar pemerintah, hak dan kewajiban masyarakat,peradilaan bagi pelanggaran
HAM, serta pembentukaan Komisi Nasional HAM. Komisi Ini bertujuan anatra lain
mengembangkan kondisi bagi peleksana HAM serta meningkatkan perlindungan dan
penegakan HAM guna perkembangan pribadi manusia. UU ini memuat pasal-pasal
HAM; hak untuk hidup,hak berkeluarga dan melanjutkan keturunaan,hak memperoleh
keadilan,hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut
serta dalam pemerintahan,hak wanita,hak anak.

4.1 Hak Asasu Manusia Di Negara Hukum


Ham dan negara hukum tidak dapat dipisahkan,karena hukum mengatur keadilan dan
ketertiban,proses berubahnya absolutisme menuju negara hukum berkembang dengan adanya
gerakan reformasi/renaisance. Manusia diberi kebebasan menetukan jalannya sendiri.
Thomas Aquino menyatakan bahwa manusia mempunyai hak tertentu dan kewajiban tertentu
yang dihormati dan dipertahankan.
John Locke (teori perjanjian masyarakat), Montesque ( teori pembagian pemerintah),
Voltaire mendukung dan ikur mengembangkan perjanjian HAM di daratan Eropa, dan
tercipta Deklarasi HAM dan penduduk negara; yang menegasakan seperti di bahwa ini.
a. Semua manusia itu lahir dan tetap bebas dan sama dalam hukum. Perbedaan sosial
hanya didasarkan pada kegunaan umum.
b. Tujuan negara melindungi hak-hak alami dan tidak dapat dicabut. Hak alami meliputi
hak kebebasan, hak milik,hak keamanan,hak perlindungan.

Dari tinjauan di atas HAM dilandasi oleh tekad yang dibenarkan,seperti berikut ini .
1) HAM berasal atau bersumber dari Tuhan, sering disebut hukum alam yang memiliki
atau memberikan kepada semua orang perindividuan tanpa memperbedakan status
orang perorang.
2) Hak asasi, mengarah/mengutamakan lebih dahulu kepuasaan batin semua pihak yang
dapat memberikan kontribusi positif dan aktif pada kepuasaan lahiriah.
3) Penjabaran/apikasi HAM berkembang terus seirama dengan perkembangan pikir
budaya,cita-cita manusia dan iptek.
4) Manusia tidak bisa kehilangan hak asasinya kalau tidak ia akan tidak lagi secara
kodrati menjadi manusia.
5) HAM selalu melekat pada setiap orang untuk sepanjang hidupnya tanpa dapat
diambil atau dicabut,lewat keputusan hakiki yang adil dan benar.
6) Keberadaan negara,anatar lain untuk menghormati dan memperkenalkan HAM sesuai
dengan kesepakatan bersama demi pengembangan martabat manusia.
7) Kesadaran memeiliki dan meleksanakan HAM harus dikatikan pula dengan
kewajiban asasi dan tanggung jawab asasi.
4.2 Hak Dan Kewajiban Negara Indonesia
Soenawar Soekawati (1977 : 11) dalam bukunya kertagama, menyatakan antara lain
tentang rule of law dalam pratek ketatanegaraan,yang jelas terlihat dalam perumusaan
“...bijaksana mengemudikaan perdata tinggi dan segala kerja... baginda makin keras
berusahaa untuk dapat bertindak bijak...dalam pengadilaan tidak sembarangan tetapi tetap
terlihat undang-undang...adil segala putusan yang diambil sehingga semua merasa puas..”
Dalam UUD 1945 dari mulai pembukuaan sampai pasal-pasal dan ayat-
ayatnya,banyak hal yang mencerinkan HAM di indonesia.
1) Preambule ; hak kemerdekaan/menentukan nasib sendiri: Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu mak penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-
keadilaan.
2) Pasal 26 (1) Hak Warga negara: Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disyahkah oleh undang-undang
sebagai warga negara.
3) Pasal 27 Hak dan kewajiban akan kesamaan dan persamaan didepan hukum,hak
bekerja untuk hidup layak, dan hak membela negara.
4) Pasal 28 Hak berserikat,berkumpul,dan berpedapatan Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagaianya ditetapkan
dengan undang-undang. Pasal 28 A sampai 28 J memuat revitalisasi DU HAM.
5) Pasal 29 Hak beragama
6) Pasal 30 Hak dan kewajiban ikut serta dalam Hankam
7) Pasal 31 Hak dan kewajiban akan pendidikan
8) Pasal 33 Hak kesejahteraan sosial
9) Pasal 34 Jaminan Sosial

4.3 Fasilitasi DU HAM dalam UUD 1945


Pasal 28 A: Setiap Orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28 B: Setiap orang berhak membentuk keluarag dan melajutkan keturunan
melalui perkawinaan yang SAH.
Pasal 28 C: Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya,berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari iptek,seni dan
budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Pasal 28 D: Setiap orang berhak atas pengakuaan,jaminan,perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuaan yang sama dihadapan hukum.
Pasal 28 E: Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut
agamnya,memilih pendidikan dan pelajaran,memeilih pekerjaan,memeilih
kewarganegaraan,memilihi tempat tinggal di wilayah di negara dan meninggalkannya,serta
berhak kembali.
Pasal 28 F: Setiap orang berhak untuk berkomunikasidan memperoleh informasi
untuk mengembangkan dan lingkungan sosialnya.
Pasal 28 G: Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga,kehormatan,martabat dan harta benda yang di bawah kekuasanya.
Pasal 28 H: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahie dan batin,bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehataan.
Pasal 28 I: Hak untuk hidup,Hak untuk tidak disiksa,hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani,hak beragama,hak untuk tidak diperbudak.
Pasal 28 J: Setiap Orang wajib menghoramati HAM orang lain dala, tertib kehidupan
bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.

4.4 Produk Perudangan-undangan tentang HAM di indonesi


Beberapa produk hukum indonesia yang berhubungan dengan HAM antara lain:
a. Tap MPR-RI Nomor XVIII/1998 tentang HAM
b. Keputusaan Presiden RI Nomor 50 tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia
c. Undang-Undang RI Nomor 5 tahun 1998 tentang Pengesahaan Konvensi Menentang
Penyiksaan dan Perlakuaan atau Penghukuman lain yang kejam, Tidak Manusiawi
atau Merendahkan Martabat Manusia.
d. Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Meyampaikan
Pendapat di Muka Umum.
e. Undang-Undang RI Nomor 21 tahun 1999 tentang Konvensi ILO Menganai
Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan
f. Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
g. Undang-Undang RI Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
h. Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2000 tentang Perlindungan Saksi dan Korban
i. Undang-Undang RI Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantas Tindakan Pidana
Perdangan Orang
j. Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 1999 tentang
Pengadilan Hak Asasi manusia
k. Peraturan Pemerintahaan Pengganti Nomor 1 tahun 2000 tentang Pemberantasaan
Tindak Pidana Terorisme
l. Keputusan Presiden RI Nomor 181 tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti
Kekerasaan terhadap Perempuan
m. Keputusaan Presiden Nomor 40 tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional HAM
2004-2009

5. Negara Hukum
Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Jean Jacques Rousseau,memahami hukum
harus bertolak dari cara bangsa. Pola hidup berkelompok memerlukan ketertibaan, dari
sini lah muncul hukum. Menurut liberalisme, manusia dilahirkan bebas, dalam
membentuk negara dan kontra sosial; asas ini disebut cara pandang individualistik atau
asas perorangan. Sedangkan menurut Intergralistik (dianut oleh Indonesia), hubungan
antra-individu dengan masyrakat diutamakan kepentingan masyarakatnya dengan tetap
menghargai dan menghormati hak persorangan.
Menurut indonesia, kehidupan berkelompok bernegaradidasarkan atas: Atas berkat
rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya (Pembukaan UUD 1945 alinea III)

5.1 Pengertian Hukum Menurut UUD 1945


Penjelasan umur nomor IV alenea II UUD 1945 berisi pandangan bangsa Indonesia
tentang hukum: Maka telah cukup jikalau UUD hanya memuat aturan-aturan pokok,hanya
memuat garis besar sebagai instruksi kepada Pemerintah Pusat dan lain-lain Peyelanggara
Negara untuk meyelanggarkan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial. Hal ini
dipertegaskan dalam penjelasaan pasal 28,29, ayat 1 dan 34 UUD 1945,yaitu pasal-
pasal,baik yang hanya mengenai warga negara maupun yang mengenai seluruh hasrat
bangsa, indonesia untuk membangun negara yang bersifat demokratis dan hendak
menyelaggarkan keadilan sosial dan perikemanusiaan.
Jika kata pasal, diganti dengan kata huku, maka hukum adalah :
a. Harsat bangsa Indonesia untuk membentuk negara yang demokratis.
b. Pedoman untuk mewujudkan perikemanusiaan.
c. Pedoman untuk mewujudkan keadilan sosial.
Jadi, hukum ialah alat untuk menegakkan tata tertib dan untuk mendapatkan
kesejahteraan sosial, yang bersifat demokratis, adil dan berperikemanusiaan.

5.2 Prinsip Hukum Indonesia secara Formal dan Material


Prinsip Hukum yang dimuat dalam UUD 1945
1) Penjelasaan umum,UUD Nomor III 1945
2) Penjelasaan UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahaan Negara
3) Penjelasaan UUD 1945 tentang Simtem Pemerintahaan
4) Penjelasaan UUD 1945 pasal 27 ayat 1
5) Penjelasaan UUD 1945 pasal 24
5.3 Penegakaan Hukum di Indonesia
Sistem bernegara diasumsikan merupakan cerminan aspirasi rakyat atau amanat
penderitaan rakyat dalam kegiatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat,hasilnya adalah
kedaulatan rakyat.hasilnya adalah kedaulatan rakyat. Manusia, hakikatnya memiliki cipta,
rasa,dan karsa yang berbeda ,dan sering memicu konflik,yang justru menjadi modal bagi
upaya konsensus demi kelestarian kelompok tersebut. Pembukaan UUD 1945 (penjelasaan
umum nomor IV) menyatakan bahwa pancasila adalah suatu pandangan yang bersifat
kekeluargaan atau intergralistik,bukan sifat perorangan atau individualistik. Demikian
bunyinya: meskipun dibikin UUD yang menurut kata-katanya bersifat kekeluargaan, apabila
semngat para penyelenggara negara,para pemimpin pemerintahan itu bersifat
perseorangan,UUD tadi tentu tidak ada aritinya dalam praktek.
Pada zaman modern,prinsip negara adalah kekeuasaan ditangan rakyat keseluruhan
sebagai kekuasaan tertinggi yang dituangkan dalam kedaulatan rakyat. Untuk itu perlu
ditumbuhkan budaya politik suatu bangsa sesuai dengan budaya bangsa yang bersangkutan,
di Indonesia dilaksanakan dalam bentuk lembagan musyawarah sebagai penampungan
aspirasi rakyat yang bersifat integral bukan dualistis ataupun dialektis: yaitu kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Jika pandangan hidup dimulai dari falsafah bangsa,ideologi negara, tata cara
berdemokrasi/berkelompok, sikap perlaku perorangan; maka kehidupan nasional akan
terjamin dalam kerangka identitas nasional. Disiplin nasional ialah kepatutan, yang
merupakan syarat mutlak pada kehidupan berkelompok yang bersumber pada pandangan
bangsa tersebut.
1. Kehidupan berkedaulatan rakyat/demokrasi
2. Kehidupan yang berperikemanusiaan
Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa (yang peleksanaannya) menurut dasar
kemanusian yang adil dan beradab,juga dimuat dalam pasal 33 yaitu;
a. Produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan
anggota-anggota masyarakat.
b. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan dan bukan kemakmuran sesorang.
c. Perekonomiaan harus disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas kekeluargaan.
Seperti terdapat tujuan nasional. Kepentingan nasional yaitu mencapai tujuan nasional,
dikenal dengan prinsip yuridis formal pada Negara Hukum Indonesia. Yang dilaksanakan
berdasarkan seperti dibawah ;
a. Bahwa hukum kita dibentuk sehingga ada pembentukan hukum
b. Bahwa hukum itu diterapkan sehingga ada pelayanan hukum
c. Bahwa hukum itu ditegakkan karena menghadapi hambatan dalam penerapannya.

5.4 Kesadaran Masyarakat Hukum


Indonesia adalah negara nasional (bukan kesukuan) yang mengatasi segala paham
golongan dan paham perorangan,dalam kesatuan hukum yang mengabdi pada kepentingan
nasional. Kondisi ini terlihat pada kesatuan sosial budaya.
a. Masyarkat indonesia adalah, satu dalam keanekaragaman suku,agama,dan
kepercayaan yang dari pada nya dituntut mewujudkan kemajuan masyarakat yang
merata dan seimbang.
b. Ada satu kebudayaan nasional yang tumbuh dan berakar dalam puncak-puncak
kebudayaan daerah.
c. Ada kesatuan bahasa,lambang negara,dan sistem pendidikan.

Pancasila adalah dasar negara, untuk mengembangkan nilai-nilai pancasila diperlukan


kesadaran hukum. Untuk memantapkan bertumbuhan Demokrasi pancasila dalam
menampung aspirasi rakyat,membuka hubungan timbal balik antara rakyat dengan lembaga
perwakilan rakyat dan dengan pemerintah.
Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam hidup bersama.
a. Bermasyakat
b. Berbangsa
c. Bernegara

6. Keadilan dalam hukuman indonesia


6.1 Kedudukan hukum pada pemerintah dan masyarakat
Tiga macam keadilaan ( Aristoteles) dalam hubungan antar manusia dlam masyarakat
1) Keadilan distributif ( Distributive Justice)
2) Keadilan Legal (Legal Justive)
3) Keadilan komunikatif ( Communicative Justice)
6.2 Keadilan berdasarkan pancasila
1) Masyarakat yang berkeadilan,yang merujuk pada tata hidup untuk memenuhi
kebuthaan hidup, dalam bidang kejiwaan,rohani,mental spiritual.
a. Berbahagia baut semua orang
b. Tidak ada penghinaan
c. Tidak ada penindasaan
2) Masyarakat yang berkemakmuran,yang merujuk pada tata hidup yang memenuhi
kebutuhan fisik material.
a. Kemakmuran yang merata diseluruh rakyat yang besifat dinamis
b. Kerta harja atau makmur sejahtera,masyarakat yang berkecukupan kebutuhaan
sedang,pangan,dan mapan.
6.3 Permasalahan Dalam Penegakan Keadilan
Masih banyak masalah yang dihadapi bangsa indonesia, diantar nya kependudukan,
kemisiknan,kesenjangan sosial,ketergantungan,kelestarian lingkungan hidup.
1) Kependudukan bukan sebatas menguarngi jumlah penduduk, tetapi cara
menyediakan sarana dan prasarana hidup yang dibutuhkan.
2) Kemiskinan awalnya hanya masalah ekonomi,sekarang lebih pada budaya yang
didukung oleh sikap konsumtif dan kurang dinamisnya masyarakat,baik dalam
bentuk ide yang tidak realistis,mitis,dan lemahnya kesadaran etis dan etos kerja.
Oleh karena itu,memerulkan upaya seperti dibawah ini;
a. Membina masyarakat menjadi bangsa yang dewasa,bermutu dan sadar akan
kelestarian eksistensinya secara berttanggung jawab.
b. Membina masyarakat menjadi bangsa yang mandiri dalam semngat kerja sama
yang produktif.
c. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Konsekuensi dari semua ini,diperlukan tatan hukum yang dikaitkan dengan hal-hal
dibawah ini ;
1. Penyusunan/peraturan perudang-undagan mencerminkan keadilan yang
melibatkan masyarakat melalui perwakilan.
2. Peleksanaan hukum secara objectif dan mandiri,jangan sampai ada ukuran
rangkap.

7. Etikat Kehidupan Berbangsa


Etikat kehidupan berbangsa adalah rumus yang bersumber dari ajaran agama,dan nilai
budaya yang tercermin dalam pancasila.

1) Etika Sosial Budaya


Etika sosial budaya bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan
menampilkan kembali sikap jujur,saling peduli,saling memahami,saling
menghargai,dan saling menolong untuk seksama.

2) Etikat Politik Dan Pemerintahan


Etikat politik dan pemerintahan bertujuan mewujudkan pemerintahan yang
bersih,efesien,dan efektif.
3) Etika Ekonomi Dan Bisnis
Etika ekonomi dan bisnis bertujuan melahirkan kondisi dan realitas ekonomi
yang bercirikan persaingan jujur,keadilan mendorong berkembangnya etos kerja
ekonomi,daya tahan ekonomi dan kemampuan saing.

4) Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan


Etika penengkan hukum yang berkeadilan dimaksudkan untuk menumbuhkan
kesadaran bawah tertib sosial,ketenangan,dan keteraturan hidup bersama hanya
hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan
yang berpihak kepada keadilan.

5) Etika keilmuan
Etika keilmuan bertujuan menjujung tinggi nilai-nilai kemanusian ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) agar warga bangsa mampu menjaga harkat dan
martabatnya.

6) Etika Lingkungan
Etika lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran menghargai dan
melestarikan lingkungan hidup serta tata ruang secara berkelajutan dan bertanggung
jawab.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HAM merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan
Negara atau dengan kata lain pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur
penyelenggaraan Negara. HAM merupakan sumber dari segala sumber hukum, HAM
merupakan kaidah hukum Negara yang secara konstitusional mengatur Negara
Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah serta
pemerintah Negara.
Oleh karena itu pancasila ditetapkan sebagai dasar Negara Indonesia sebagai
landasan. HAM dan Hukum Negara Indonesia yaitu hasil pemikiran mendalam dari
bangsa Indonesia, yang dianggap, diyakini sebagai kenyataan nilai dan norma yang
paling benar, dan adil untuk melakukan kegiatan hidup berbangsa dan bernegara di
manapun mereka berada. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa indonesia, yang
membedakan dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa
Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa
Indonesia sepanjang masa.

B. Saran
Warga negara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal
di negara Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih
meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai, menjaga, memahami dan
melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam
pemahaman bahwa filsafat Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Kewarganegaraan tentang Hak Azasi Manusia dan Hukum Negara.

Anda mungkin juga menyukai