view
BUKU AJAR
2021
1
BAB 4
HAK ASASI MANUSIA
2
HAM di Eropa ditandai dengan Perjanjian Perdamaian Westphalia tahun 1648, model ini lebih
bersifat multidimensional.
Pada abad XVII-XX hubungan antar dinasti, yang berdaulat atas wilayah dan penduduk,
dengan ciri-ciri (Cassesse,1994:4-8):
1) Negara hidup dalam keadaan alamiah, tidak ada hukum yang mengatur politik
penguasa; hanya mengandalkan intuisinya sendiri sehingga masalah diselesaikan
dengan perang Hukum yang diberlakukan ialah Giambatista Vico adalah jus
gentinum alamia; yaitu hukum oleh pemenang perang, yang kalah harus membujuk
agar tidak menghinakan.
2) Adanya prinsip resiprositas (perlakuan timbal balik) sebagai akibatnya, sifat
individualistik makin menonjol dan anarkis. Hubungan sosial diatur oleh hubungan
bilateral, yang salah dihukum atau disandera, oleh karena itu peperangan sangat
mudah terjadi akibatnya rakyat makin sengsara. Jika ada pihak yang
keuntungannya berkurang, dan terjadi perubahan perjanjian atau membatalkannya.
3) Rakyat adalah pihak yang tidak berarti, yang dilindungi oleh penguasa, rakyat
hanya menjadi obyek sehingga dapat berpindah ke penguasa lain; tergantung mana
yang dirasa lebih menguntungkan. Contoh: bajak laut dianggap paling jahat
sehingga harus dihukum seberat-beratnya.
Menghadapi masalah tersebut, kaum aristokrat dan intelektual berjuang menegakkan HAM
dengan upaya:
1) UU Hak (Bill of Ringht) 1689, disahkan oleh Raja James II dari Inggris, merupakan
perlawanan badan legislatif dalam revolusi tak berdarah tahun 1688.
2) UU Hak (Bill of Ringht) 1776, disusun oleh rakyat Amerika Serikat berdasarkan
Declaration of Independen dan dimasukkan ke konstitusi Amerika. UU ini sangat
individualis dan sangat mementingkan hak ketimbang kewajiban. Hal ini didasari
oleh rasa tidak senang kaum imigran (Amerika) pada penguasa gereja
Khatolik/Anglikan.
3) Deklarasi hak manusiawi dan warga negara Perancis 1789 (Declaration des Droits
de I’homme et du), merupakan perlawanan kaum intelektual, borjuis terhadap
monarki absolut, aristokrat, rohaniawan khatolik. Untuk memacu semangat
berjuang digunakan semboyan “liberte, egalite, fraternite”.
3
Pada masa ini, penegakan HAM dipengaruhi pemikiran John Lock dan Jean Jacques
Rousseau yang bersifat politis tentang pengertian kebebasan.
4
c. Hak yang bersifat universal.
Sedangkan hak yang tidak bersifat fundamental ialah hak manusia yang timbul sebagai
akibat perkembangan kehidupan manusia dalam masyarakat nasional maupun internasional, yaitu:
1) HAM berasal dari martabat dan pantas melekat dalam manusia dan manusia adalah
sentral dari HAM dan kemerdekaan dasar, secara konsekuen harus menjadi pewaris
yang terpenting dan harus berpartisipasi secara aktif dalam merealisasikan hak dan
kebebasan.
2) Ruang lingkup HAM meliputi bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan hankam.
3) Untuk mewujudkan konsepsi HAM, masing-masing orang hidup dalam ber-MBN yang
dituangkan dalam berbagai aturan/undang-undang sehingga HAM dilindungi oleh
aturan perundang-undangan sehingga pelanggaran akan beresiko sanksi hukum.
4) Jaminan hukum HAM dilaksanakan dengan semangat persaudaraan dan kekeluargaan.
5) HAM tidak tak terbatas; untuk ketertiban susila, keselamatan dan keamanan serta
kesejahteraan umum, pengakuan dan penghormatan atas hak-hak orang lain dibatasi
oleh hukum nasional.
https://www.bing.com/images/search?q=hukum%20humanite
5
pertengahan (transisi menuju masyarakat beradab) sehingga timbul upaya untuk menjinakkan
peperangan.
Pada pencerahan (renainsance) di Eropa melahirkan intelektual baru yang mengubah
peradaban primitif ke modern. Mereka juga mendobrak dogma-dogma agama Kristen (Khatolik).
Pada waktu itu, aristokrat menyewa tentara bayaran untuk menjaga wibawa sekaligus mendukung
petualangannya, akibatnya penindasan tetap ada bahkan berskala besar. Sebaliknya gerakan
humanis juga berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, salah satu pelopornya
ialah Jean Henri Dunant.
Juni 1859, Jean Henri Dunant menyaksikan penderitaan orang yang luka di medan tempur
Solferino di Italia, akibat perang antara Austria dan Sardinia (dibantu Perancis) maupun
pendertitaan akibat perang sebelumnya, di semenanjung Krim antara Rusia (Dinasti Romanov)
dan Turki (Dinasti Ottoman); mendorong diadakan Perjanjian Perjanjian Paris. Perjanjian ini
mendorong penguasa untuk mengambil tindakan atas dasar peri kemanusiaan (humaniter). Pada
masa itu, perang banyak dilakukan oleh tentara bayaran untuk kepentingan dinasti. Sebelun ada
hukum, perang biasa di darat; baru pada Konvensi Jenewa (1864) mengatur perlakuan korban
perang darat. Pada konvensi Den Haag (1907) diatur pengurangan perang darat, dan diberlakukan
perang laut; dengan ketentuan:
1) Ketentuan di mulai dari darat.
2) Hukum dan kebiasaan perang di darat.
3) Perbaikan perlakuan terhadap orang yang luka di medan perang darat.
Sejak 1949 (setelah Perang Dunia II) dilakukan Konvensi Jenewa yang membahas secara
rinci masalah hukum perang baik di darat maupun di laut; hasilnya terkenal dengan nama Hukum
Humaniter (Humanitarian Law of War).
6
Jerman karena tentaranya melakukan tindakan tidak bermoral. Pasal lainnya, adanya persetujuan
Jerman yang mengakui hak negara Sekutu untuk mengadili semua orang yang dituduh melakukan
tindak pidana kejahatan perang yang tradisional. Fakta, Kaisar Jerman lolos dari pengadilan
internasional karena melarikan diri ke negeri Belanda, dan Ratu Belanda menolak ekstradisi.
Yang perlu dicermati, sejak Perjanjian Versailles (1919) membawa hikmah:
1) Perbuatan individu melanggar hukum dan kebiasaan perang dinyatakan sebagai
tindak pidana kejahatan perang berdasarkan perjanjian internasional.
2) Individu anggota tentara Jerman dapat diwajibkan memberi pertanggungjawaban
di depan pengadilan khusus.
PD II memakan korban ± 60 juta umat manusia (35% jumlah penduduk dunia saat itu) dan
kebanyakan korban meninggal karena senjata, dari konvensional sampai nuklir. Korban tidak
hanya militer tetapi juga warga sipil. Setelah Jerman menyerah, dibentuklah Mahkamah Militer
Internasional di Nurenberg untuk mengadili Pimpinan Pemerintahan Jerman, Militer, dan anggota
Partai Nazi, pada bulan Agustus 1945. Mahkamah Militer Internasional di Tokyo digelar bulan
september 1945 untuk mengadili Pimpinan Pemerintahan dan Militer Jepang. Namun, sesuai
dengan Hukum Humaniter (Konvensi Jenewa) yang diadili hanya sebagian orang/tentara,
berdasarkan tuduhan yang disepakati, yaitu:
1) Kejahatan terhadap perdamaian, termasuk merencanakan dan menyiapkan perang.
2) Kejahatan perang, yaitu tindak kekerasan yang menyebabkan penindasan dan lain-
lain.
3) Kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu pembunuhan, perbudakan, tindakan tidak
berperikemanusaan terhadap penduduk sipil, sebelum dan selama perang.
Proses peradilan militer ini membawa dampak positif bagi hukum internasional, yaitu
bahwa individu dapat dikenai hukum atas kejahatannya. Individu dapat dijadikan subyek dan
obyek hukum, padahal Perjanjian Westphalia (1648) masih mempertahankan sebagai hukum antar
negara. Dampak lainnya ialah resolusi PBB, 11 Desember 1945 yang menyetujui asas hukum yang
dipakai dalam dua peradilan militer tersebut sebagai konsep HAM. Komisi Hukum Internasional
PBB, yang memberikan kontribusi tercapainya Universal Declaration of Human Ringht, 10
Desember 1948.
7
4.4 eklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DU HAM)
8
Amerika serikat ke dalam pasal-pasal yang berkaitan dengan hak pribadi. Menurut Abdul Hakim
Nusantara (1994) HAM universal didirikan atas empat tonggak, yaitu:
1) Hak-hak pribadi antara lain hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan.
2) Hak-hak milik individu dalam kelompok sosial .
3) Kebebasan-kebebasan sipil dan hak-hak politik untuk ikut serta dalam pemerintahan.
4) Hak-hak yang berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
Menanggapi DU HAM, muncul dua kelompok; yaitu kelompok universal dan kelompok
komunitarian/partikularistik, sehingga terdapat perbedaan persepsi. Dalam sidang PBB 1946-
1948, perbedaan tersebut tercermin jelas, yaitu:
1) HAM universal absolut, yang menentang HAM sebagai nilai seperti yang
dideklarasikan oleh PBB, bahwa HAM menghargai masalah sosial, budaya yang
melekat pada masing-masing bangsa dan negara. Pandangan ini dianut oleh negara-
negara maju, dan dijadikan alat menekan bagi negara sedang berkembang (dunia
ketiga).
2) HAM universal relatif, yang memandang secara universal dengan beberapa
pengecualian demi satu alasan, misalnya karena membahayakan negara.
3) HAM komunitarian absolut, yang memandang HAM sebagai persoalan masing-
masing bangsa tanpa memberikan alasan yang kuat. Kelompok ini memandang
HAM sebagai masalah universal, namun juga menjadi masalah nasional, sehingga
perlu dicari rumusan yang cocok untuk setiap negara.
9
bebas rasa takut dan bebas dari kekurangan telah dinyatakan sebagai aspirasi tertinggi dari
rakyat jelata.
3) Menimbang bahwa hak-hak manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum supaya orang
tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai usaha yang terakhir guna menentang
kezaliman dan penjajahan.
4) Menimbang bahwa persahabatan antara negara-negara perlu dianjurkan.
5) Menimbang bahwa bangsa-bangsa dari anggota PBB dalam piagam telah menyatakan hak
dasar manusia, martabat serta penghargaan manusia dan hak yang sama bagi laki-laki dan
perempuan dan telah memutuskan akan meningkatkan kemajuan sosial dan tingkat
penghidupan yang lebih baik dalam kemerdekaan yang lebih luas.
6) Menimbang bahwa negara-negara anggota telah berjanji akan mencapai perbaikan
penghargaan umum terhadap pelaksanaan hak-hak manusia dan kebebasan asas dalam
kerja sama PBB.
7) Menimbang bahwa pengertian umum terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan ini
adalah penting sekali untuk pelaksanaan janji ini secara benar.
Deklarasi Universal HAM (DU HAM) terdiri atas 30 pasal, semua pasal berbicara tentang
hak, hanya satu kata kewajiban, pada pasal 29 ayat 1, yaitu: Setiap orang mempunyai kewajiban
terhadap masyarakat di tempat ia mendapatkan kemungkinan untuk mengembangkan pribadinya
sepenuhnya dan seutuhnya. Namun demikian setiap kata hak sebenarnya identik dengan kata
kewajiban.
Masing-masing individu dan semua orang yang beragama akan sependapat dengan ketiga
puluh pasal DU HAM tersebut. Namun manakala manusia telah memproklamasikan diri menjadi
suatu kaum atau bangsa dalam suatu negara, status manusia individu akan menjadi status warga
negara. Pemberian hak sebagai warga negara dalam mekanisme kenegaraan. Sebagai warga
negara, masing-masing individu tidak hanya memperoleh hak tetapi juga kewajiban.
10
Sementara Belanda dalam Konverensi Meja Budar menghasilkan negara Republik Indonesia
Serikat (RIS). Kerajaan Vietnam menjadi republik Vietnam, Kerajaan Laos netral dalam
menyatukan Vietman, dan Kerajaan Kamboja menjadi Republik Kamboja.
Di dunia Barat, terkenal dengan Teori Domino, yang menyatakan bahwa negara yang
berdekatan dengan negara sosialis, lambat atau cepat akan menjadi sosialis pula; ini membatasi
ruang liberal dan individual. Sementara di negara berkembang sering terjadi pemberontakan
karena ketidakpuasan kepada pemerintah pusat yang memicu negara Barat ikut campur. Ditambah
lagi negara berkembang belum mempunyai filosofi HAM yang tersurat sehingga pelanggaran
HAM masih terjadi. Salah satu bentuk ikut campur Negara Barat ini adalah memfasilitasi
pembentukan lembaga swadaya masyarakat atau nongoverment organization.
Sesuai dengan amanat UUD 1945, Indonesia telah membuat UU Nomor 39/1999 tentang
HAM. Di dalamnya memuat hak dasar manusia, kewajiban dasar manusia, kewajiban dan hak
dasar pemerintah, hak dan kewajiban masyarakat, peradilan bagi pelanggar HAM, serta
pembentukan Komisi Nasional HAM. Komisi ini bertujuan antara lain mengembangkan kondisi
bagi pelaksanaan HAM serta meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna
perkembangan pribadi manusia. UU ini memuat HAM pasal-pasal: hak untuk hidup, hak
berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan pribadi,
hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, hak
anak.
https://www.bing.com/images/search?view
11
4.5.1 Hak Asasi Manusia di Negara Hukum
HAM dan negara hukum tidak dapat dipisahkan, karena hukum mengatur keadilan dan
ketertiban. Proses berubahnya absolutisme menuju negara hukum berkembang dengan adanya
gerakan reformasi renaisance. Manusia diberi kebebasan menentukan jalannya sendiri. Thomas
Aquino menyatakan bahwa manusia mempunyai hak tertentu dan kewajiban tertentu yang
dihormati dan dipertahankan.
Dengan bantuan John Locke (teori perjanjian masyarakat), Montesque (teori pembagian
pemerintahan), Voltaire; mendukung dan ikut mengembangkan perjanjian HAM di daratan Eropa,
dan tercipta Deklarasi HAM dan Penduduk Negara; yang menegaskan bahwa:
a. Semua manusia itu lahir dan tetap bebas dan sama dalam hukum. Perbedaan sosial
hanya didasarkan pada kegunaan umum.
b. Tujuan negara melindungi hak-hak alami dan tidak dapat dicabut. Hak alami
meliputi hak kebebasan, hak milik, hak keamanan, hak perlindungan.
Dari tinjauan di atas maka HAM dilandasi oleh tekad yang dibenarkan, yaitu:
1) HAM berasal atau bersumber dari Tuhan, sering disebut hukum alam yang memiliki
atau memberikan kepada semua orang per-individu tanpa memperbedakan status orang
per orang.
2) Dalam hak asasi, mengarah/mengutamakan lebih dahulu kepuasan batin semua pihak
yang dapat memberikan kontribusi positif dan aktif pada kepuasan lahiriah.
3) Penjabaran/aplikasi HAM berkembang terus seirama dengan perkembangan pikir
budaya, cita-cita manusia dan iptek.
4) Manusia tidak bisa kehilangan hak asasinya karena ia akan tidak lagi secara kodrati
menjadi manusia.
5) HAM selalu melekat pada setiap orang untuk sepanjang hidupnya tanpa dapat diambil
atau dicabut, kecuali ada pelanggaran atas aturan hukum yang berlaku, lewat keputusan
hakiki yang adil dan benar.
6) Keberadaan negara, antara lain untuk menghormati dan memperkenalkan HAM sesuai
dengan kesepakatan bersama demi pengembangan martabat manusia.
12
7) Kesadaran memiliki dan melaksanakan HAM harus dikaitkan pula dengan kewajiban
asasi dan tanggung jawab asasi.
13
1) Preambule; hak kemerdekaan/menentukan nasib sendiri: Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-
keadilan.
2) Pasal 26 (1) Hak berwarga negara: Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disyahkan oleh undang-undang
sebagai warga negara.
3) Pasal 27 Hak dan Kewajiban akan kesamaan dan persamaan di depan hukum, hak
bekerja untuk hidup layak, dan hak membela negara (1) Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kekecualiannya,(2) Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (3)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
4) Pasal 28 Hak berserikat, berkumpul, dan berpendapat: Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya di tetapkan
dengan undang-undang. Pasal 28 A sampai 28 J memuat revitalisasi DU HAM.
5) Pasal 29 Hak beragama: (1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, (2)
negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
6) Pasal 30 Hak dan kewajiban ikut serta dalam Hankam: (1) Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha Hankam negara, (2) Usaha Hankam negara
dilaksanakan melalui sistem Hankam rakyat semesta oleh TNI dan Polri sebagai
kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
7) Pasal 31 Hak dan kewajiban akan pendidikan: (1) Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya, (3) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang
diatur dengan undang-undang.
8) Pasal 33 Hak kesejahteraan sosial: (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
atas asas kekeluargaan, (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara yang
14
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasasi oleh negara, (3) Bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
9) Pasal 34 Hak jaminan sosial: (1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara
oleh negara, (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan, (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
15
Pasal 28 F: Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Pasal 28 G: (1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman
dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasi. (2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau
perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh
suaka politik dari negara lain.
Pasal 28 H; (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. (2) Setiap orang berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan
khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan. (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat. (4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
Pasal 28 I: (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah HAM yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun (2) Setiap orang
berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. (3)
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan beradaban. (4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan
pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah. (5) Untuk
menegakkan dan melindungi HAM sesuai dengan prinsip dengan negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan HAM dijamin, diatur, dan dituangkan dalam
peraturan perundang-undangan.
16
Pasal 29 J: (1) Setiap orang wajib menghormati HAM orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (2) Di dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
17
11) Peraturan Pemerintah Pengganti Nomor 1 tahun 2002 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme
12) Keputusan Presiden RI Nomor 181 tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan
13) Keputusan Presiden Nomor 40 tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional HAM
2004-2009
18
memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada Pemerintah Pusat dan lain-lain penyelenggara
Negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial. Jadi hukum adalah
alat menyelenggarakan ketertiban dan kesejahteraan, hal ini dipertegas dalam penjelasan pasal 28,
29, ayat 1 dan 34 UUD 1945, yaitu: Pasal-pasal, baik yang hanya mengenai warga negara
maupun yang mengenai seluruh hasrat bangsa Indonesia untuk membangun negara yang bersifat
demokratis dan hendak menyelenggarakan keadilan sosial dan perikemanusiaan.
Jika kata pasal, diganti dengan kata hukum, maka hukum adalah:
a. Hasrat bangsa Indonesia untuk membentuk negara yang demokratis.
b. Pedoman untuk mewujudkan perikemanuaaan.
c. Pedoman untuk mewujudkan keadilan sosial.
Jadi hukum ialah alat untuk menegakkan tata tertib dan untuk mendapatkan kesejahteraan sosial,
yang bersifat demokratis, adil, dan berperikemanusiaan.
19
3) Penjelasan UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan, yaitu: Pemerintahan berdasarkan
atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absulutisme (kekuasaan yang tidak
terbatas). Artinya pemerintah berjalan atas sistem konstitusi bukan atas sistem hukum
negara liberal. (pemerintah berdasarkan konstitusi).
4) Pasal 27 ayat 1 UUD 1945, yaitu: Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahannya
dengan tidak ada kecualinya. Rumusan ini tidak sama dengan makna equality before
the law menurut konsepsi rul eof law tetapi menegaskan adanya hak dan kewajiban,
serta dukungan terhadap pemerintah (pola hak dan kewajiban).
5) Penjelasan Pasal 24 dan 24 UUD 1945, yaitu: Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan
yang merdeka artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Setelah
diamandemen berbunyi; Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
peradilan.(kekuasaan kehakiman yang mandiri).
20
Jika pandangan hidup dimulai dari falsafah bangsa, ideologi negara, tata cara
berdemokrasi/berkelompok, sikap perilaku perorangan; maka kehidupan nasional akan terjamin
dalam kerangka identitas nasional sehingga akan memunculkan kepatuhan/disiplin nasional.
Disiplin nasional ialah kepatutan, yang merupakan syarat mutlak pada kehidupan berkelompok
yang bersumber pada pandangan bangsa tersebut. Dengan adanya hukum, kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; mempunyai kepastian hukum sebagai pelaksanaan hak dan kewajiban,
baik rakyat maupun penyelenggara negara.
21
d. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak yang harus dikuasai oleh negara.
e. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok
kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
f. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh ada di tangan
orang seorang.
g. Bangun perusahaan yang sesuai dengan perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan ialah koperasi.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Indonesia adalah negara hukum yang
demokratis, sehingga perlu dikembangkan sinergi bangsa untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila, seperti terdapat pada tujuan nasional. Kepentingan nasional yaitu
mencapai tujuan nasional, dikenal dengan prinsip yuridis formal pada Negara Hukum Indonesia,
yang dilaksanakan berdasarkan:
1) Bahwa hukum kita dibentuk sehingga ada pembentukan hukum.
2) Bahwa hukum itu diterapkan sehingga ada pelayanan hukum.
3) Bahwa hukum itu ditegakkan karena menghadapi hambatan dalam penerapannya.
4) Bahwa hukum itu dikembangkan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni.
22
3) Ada kesatuan bahasa, lambang negara, dan sistem pendidikan.
Realisasinya, tumbuh kelompok kegiatan yang lebih terinci yang disebut tatanan dasar;.
tatanan warga negara, tatanan hukum, tatanan kehakiman, tatanan kesejahteraan, tatanan
berorganisasi, tatanan kerukunan hidup antar umat beragama dan antar agama, dan sebagainya.
Pada setiap tatanan, tumbuh hak dan kewajiban masing-masing, baik sebagai pemimpin maupun
anggota. Tatanan berdasarkan hak dan kewajiban ini akan memunculkan lembaga/organisasi
23
kemasyarakatan yang pada akhirnya akan membentuk lembaga kenegaraan. Hubungan hukum
antara dua kelembagaan ini, dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
1) Hubungan antara rakyat dengan lembaga perwakilan.
2) Hubungan antara rakyat dengan orang atau organisasi masyarakat yang mewakilinya.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional, setidaknya ada dua masalah, yaitu:
a. Bagaimana wujud masyarakat atau negara Indonesia yang merdeka, bedaulat, adil, dan
makmur?
b. Bagaimana semangat dan wujud manusia Indonesia yang bersifat kekeluargaan.
Untuk menjawabnya, pembangunan nasional dirumuskan dalam pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya serta pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, berdasarkan nilai-nilai Pancasila
menuju manusia yang religius, berbudaya, berteknologi, menghargai harkat martabat manusia dan
sesamanya, nasionalisme (tidak sempit).
https://www.bing.com/images/search?view
24
Hukum disusun, hakikatnya, untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat keseluruhan,
yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Masyarakat dikatakan dalam kondisi berkeadilan
dalam hubungan masyarakat dan yang diwujudkan hubungan dari atas ke bawah, dari bawah ke
atas, dan sejajar; jika memenuhi hak kewajiban sesuai dengan proporsinya. Hal ini dinamakan
keadilan sosial.
Tiga macam keadilan (Aristoteles) dalam hubungan antar manusia dalam masyarakat:
1) Keadilan Distributif (Distributive Justice) terwujud jika hal yang sama
diperlakukan sama, bentuk konkretnya ialah sikap adil negara terhadap seluruh
warga negara atau negara wajib memenuhi keadilan terhadap warganya.
2) Keadilan Legal (Legal Justice) diwujudkan jika setiap anggota masyarakat
melaksanakan fungsinya dengan benar sesuai dengan kemampuannya. Bentuk
konkretnya ialah ketaatan warga negara terhadap negaranya sesuai dengan hukum
yang berlaku.
3) Keadilan Komukatatif (Communicative Justice) berlangsung antara sesama
warga masyarakat dalam saling memenuhi keadilan sesuai dengan haknya
masing-masing.
25
d. Tidak ada penghisapan.
e. Masyarakat yang damai.
f. Tidak ada kesewenang-wenangan.
2) Masyarakat yang berkemakmuran, yang merujuk pada tata hidup yang
memenuhi kebutuhan fisik material, yaitu:
a. Kemakmuran yang merata di seluruh rakyat yang bersifat dinamis.
b. Kerta raharja atau makmur sejahtera, masyarakat yang berkecukupan
kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Keadilan berdasarkan Pancasila, yaitu sistem hukum yang dikembangkan berdasarkan niali-
nilai Pancasila dengan mewujudkan keadilan, menjaga dinamika kehidupan bangsa, dan menjamin
proses realisasi diri bagi warga negara Indonesia.
https://www.bing.com/images/search?view
26
3) Kesenjangan, yang meliputi tingkat kehidupan baik pribadi, ekonomi, maupun
kesempatan berkembang disebabkan kurangnya wujud keadilan sosial, khususnya
distributif dan legal.
4) Ketergantungan, menyangkut seluruh kegiatan budaya yang harusnya mandiri,
bebas; namun pengaruh dunia Barat dan iptek membuat masyarakat di negara ketiga
semakin tergantung.
5) Kelestarian lingkungan, sebenarnya ada kearifan tradional “harmonis dengan
alam”, namun sikap individualisme dan metrteialisme mengikis kearifan tersebut
sehingga muncul usaha menguasai alam yang mendorong sikap serakah.
Itulah yang menjadi tantangan pembangunan Indonesia, sehingga perlu:
a. Pembinaan masyarakat menjadi bangsa yang dewasa, bermutu, dan sadar akan
kelestarian eksistensinya secara bertanggung jawab.
b. Pembinaan masyarakat menjadi bangsa yang mandiri dalam semangat kerja
sama yang produktif.
c. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
d. Melaksanakan pemerataan dalam masyarakat untuk mengubah kehidupan yang
semula feodal menjadi demokratis.
e. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan manusia.
Konsekuensi dari semua ini, diperlukan tatanan hukum yang dikaitkan dengan:
1) Penyusunan/pengaturan perundang-undangan yang mencerminkan keadilan yang
melibatkan masyarakat melalui perwakilan.
2) Pelaksanaan hukum secara obyektif dan mandiri, jangan sampai ada ukuran
rangkap.
3) Aparat hukum yang berkualitas dalam sikap etis, dan memiliki pengetahuan dan
pengalaman sehingga dapat berbuat adil.
27
berbangsa yang mengacu pada persatuan dan kesatuan bangsa, ketahanan pribadi, kemandirian,
keunggulan dan kejayaan, serta kelestarian lingkungan. Etika berbangsa mengedepankan
kejujuran, amanah, keteladanan, sportivitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa
malu, tanggung jawab, menjaga kehikmatan, serta martabat diri sebagai warga bangsa.
28
diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antarpelaku dan antarkekuatan sosial
politik serta antarkelompok kepentingan lainnya untuk mencapai kemajuan bangsa dan
negara dengan mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi dan
golongan.
5) Etika Keilmuan
Etika keilmuan bertujuan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek) agar warga bangsa mampu menjaga harkat dan martabatnya, berpihak
29
kepada kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai
agama dan budaya.
Etika ini diwujudkan secara pribadi ataupun kolektif dalam cipta, karsa, dan karya yang
tercermin dalam perilaku kreatif, inovatif, invertif, dan komunikatif dalam kegiatan
membaca, belajar, meneliti, menulis, berkarya, serta menciptakan iklim kondusif bagi
pengembangan iptek.
Dalam hal ini ditegaskan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan
memanfaatkan waktu, disiplin dalam berpikir dan berbuat, serta menepati janji dan
komitmen diri untuk mencapai hasil yang terbaik. Di samping itu, etika ini juga mendorong
tumbuhnya kemampuan menghadapi hambatan, rintangan, dan tantangan dalam
kehidupan, kreatif, dan pantang menyerah.
6) Etika Lingungan
Etika ligkungan menegaskan pentingnya kesadaran menghargai dan melestarikan
lingkungan hidup serta tata ruang secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
LATIHAN
1. Jelaskan permasalahan HAM pada abad XVII-XIX dalam hubungan antardinasti?
2. Jelaskan, bagaimana perjuangan kaum aristorat dan intelektual dalam memperjuangkan
penegakan HAM?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan Magna Carta di bidang HAM, dan bagaimana
pelaksanaannya?
4. Jelaskan pengertian HAM, human right, basic right, nature right, legal right?
5. Jelaskan hakikat HAM, jelaskan pula perbedaan hak universal dan hak fundamental?
6. Uraikan dengan singkat latar belakang hukum humaniter?
7. Bagaimana pendapat anda tentang kejahatan perang, bagaimana bangsa Indonesia (TNI)
menyikapinya?
8. Uraikan dengan singkat latar belakang DU HAM?
9. Jelaskan, mengapa di antara kata hak di DU HAM hanya ada satu kata kewajiban, bagaimana
pendapat anda?
10. Uraikan dengan singkat latar belakang UU tentang HAM di Indonesia?
30
11. Jelaskan hal yang landasan tekad yang membenarkan HAM?
12. Jelaskan HAM di negara hukum dan bagaimana implementasinya di Indonesia?
13. Bagaimana pendapat Anda tentang amandeman UUD 1945 yang berkaitan dengan pasal XA
tentang HAM?
14. Jelaskan hak dan kewajiban warga negara Indonesia, dan bagaimana pelaksanaannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara?
15. Bagaimana pendapat anda tentang produk perundang-undangan tentang HAM di Indonesia?
16. Jelaskan yang dimaksud dengan negara hukum dan apa yang melandasinya:
17. Bagaimana prinsip hukum Indonesia baik secara formal maupon secara material?
18. Jelaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum yang demokratis?
19. Bagaimana pendapat anda tentang kesadaran masyarakat Indonesia terhadap hukum di
Indonesia?
20. Jelaskan, bagaimana bentuk hidup berkelompok yang diinginkan oleh bangsa Indonesia?
21. Jelaskan keadilan menurut Aristoteles, dan bagaimana implementasinya dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia?
22. Jelaskan (latar belakang) permasalahan dalam penegakan keadilan di Indonesia?
23. Jelaskan tujuan etika berbangsa bagi warga negara Indonesia?
24. Jelaskan etika keilmuan, dan bagaimana anda mengimplemantasinya sebagai mahasiswa?
25. Jika anda masuk/berada dalam dunia bisnis, etika apa yang akan/harus anda
kembangkan/lasanakan?
31