Anda di halaman 1dari 23

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HAM

1. SEJARAH HAM
Istilah hak asasi manusia merupakan terjemahan dari beberapa istilah, seperti:
1. Droits de Lhomme dari bahasa Prancis.
2. Human Rights dari bahasa Inggris.
3. Menselijke rechten dari bahasa Belanda.
Istilah HAM secara monumental lahir sejak kenerhasilan Revolusi Prancis tahun 1789 dalam
Declaration des Droits de Lhomme et du Citoyen, artinya hak-hak asasi manusia dan warga
Negara Prancis. Dalam revolusi tersebut, terkenal semboyan liberte, egalite, dan fratrnite.
Secara substansial, HAM sudah diperjuangkan manusia sekjak berabad- abad sebelum masehi.
Latar belakang sejarah HAM pada hakikatnya muncul karena keinsyafan manusia terhadap harga
diri, harkat, dan martabat kemanusiaannya sebagai akibat tindakan sewenang- wenang dari
penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan, dan kezaliman yang hampir melanda seluruh
umat manusia.
Sejarah perkembangan HAM dapat dilihat sebagai berikut :
1. Tahun 2500 SM 1000 SM
a. Perjuangan Nabi Ibrahim malawan kezaliman Raja Namruds.
b. Nabi Musa memerdekakan bangsa Yahudi dari perbudakan Raja Firaun agar terbebas dari
kesewenag- wenangan.
c. Hukum Hamurabi pada masyarakat Babilonia yang menetapakan ketentuan- ketentuan hukum
yang menjamin keadilan bagi warganya.
2. Tahun 600 SM di Athena (Yunani), Solon telah menyusun undang- undang yang menjamin
keadilan bagi setiap warganya. Untuk itu, ia membentuk Hekiaea, yaitu mahkamah keadilan
untuk melindungi orang- orang miskin dan majelis rakyat atau Eklesia. Karena gagasan inilah,
Solon dianggap sebagai Bapak Pengajar Demokrasi. Perjuangan Solon didukung oleh seorang
tokoh negarawan Athena.
3. Tahun 527 SM- 322 SM
a. Kaisar Romawi Flavius Anacius Justianus, menciptakan peraturan hokum modern yang
terkodifikasi, yaitu Corpus Luris sebagai jaminan atas keadilan dan HAM.
b. Pada masa kebangkitan, yunani telah banyak melahirkan filsuf terkenal dengan visi hak asasi
seperti Socrates dan Plato sebagai peletak dasar diakuinya HAM serta Aristoteles yang
mrngajarkan tentang pemerintahan berdasarkan kemauan dan cita-cita mayoritas warga.
4. Tahun 30 SM 632 M
a. Kitab suci Injil yang dibawa Nabi Isa Almasih, sebagai peletak dasar etika Kristiani dan ide
pokok tinkah laku manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama
manusia.
b. Kitab suci Al Quran yang diturunkan Nabi Muhammad saw.banyak mengajarkan toleransi,
berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksanam menerapkan kasih saying, dsb.
5. Tahun 1215
Magna Charta merupakan piagam pertama tentang HAM di dunia. Magna Charta lahir di Inggris.
Magna Charta merupakan dokumen yang berisi hak- hak kalangan bangsawan yang diberikan
oleh Raja John. Ketentuan tersebut sekaligus memberikan batasan- batasan kewenangan raja
yang sebelumnya memiliki kekuasaan absolut. Sebelumnya raja memiliki kekuasaan membuat
hokum sementara dia sendiri tidak terikat terhadap hokum tersebut. Setelah lahirnya Magna
Charta kekuasaan raja menjadi tidak mutlak dan dapat dimintai pertanggungjawaban di muka
hukum. Proses lahirnya piagam ini didorong oleh adanya gerakan rasionalisme dan humanism di
Erops secara revolusioner di bidang hukum, hak asasi, dan ketatanegaraan. Pelopor gerakan
revolusi tersebut antara lain adalah John Locke dan Thomas Aquino.
6. Tahun 1679
Lahir piagam HAM, yaitu Hobeas Corpus Act, yang isinya jaminan kebebasan warga Negara
dan mencegah pemenjaraan yang sewenang- wenang terhadap rakyat.
7. Tahun 1689
Lahir piagam Bill of Rights di Britania Raya, yaitu berisi undang- undang tentang hak- hak asasi
dan kebebasan bernegara.
8. Tahun 1776
Decraration of Independence di Amerika, yaitu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara
aklamasi oleh tiga belas Negara bagian.
Deklarasi ini merupakan piagam HAM karena mengandung pernyataan ,bahwa semua bangsa
diciptakan sama derajat oleh Tuhan Yang Maha Pencipta.
a. Bahwa semua manusia di anugerahi oleh pencipta-Nya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan
untuk menikmati kebahagiaan.
b. Amerika Serikat sebagai Negara pertama yang mencantumkan HAM dalam konstitusi (secara
resmi dimuat dalam Constitution of USA 1787).
c. Naskah proklamasi kemerdekaan Amerika Serikat (declaration of independence) diciptakan oleh
Thomas Jefferson.
9. Tahun 1789
Lahirnya piagam Declaration des Droits de Lhomme et du Citoyen, yaitu piagam pernyataan
HAM dan warga Negara sebagai hasil dari Revolusi Prancis di bawah kepemimpinan Jenderal
Laffayette.
a. Revolusi Prancis bersemboyan Liberte (kemerdekaan), egalite (persamaan), dan fratenite
(persaudaraan).
b. Revolusi ini diprakarsai oleh pemikir- pemikir besar Prancis, seperti J.J.Rousseau, Voltaire, dan
Montesquieu.
c. Piagam hak asasi ini baru masuk konstitusi Prancis tahun 1791.
10. Tahun 1918
Lahir piagam HAM, yaitu Rights of Determination. Naskah ini diusulkan oleh Presiden
Theodore Woodrow Wilson yang memuat 14 pasal dasar untuk perdamaian yang adil.
11. Tahun 1941
Atlantic Charter yang lahir pada saat berkobarnya Perang Dunia II dengan pelopornya
F.D.Roosevelt, mengusulkan empat kebebasan (The Four Freedoms) sebagai penyangga HAM
yang paling pokok dan mendasar.
Isi dari The Four Freedoms ini antara lain:
a. Kebebasan untuk berbicara dan mengemukakan pendapat (freedom for speak and expression).
b. Kebebasan untuk beragama (freedom for religion).
c. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
d. Kebebasan sari kekuranagan dan kelaparan (freedom from want).

12. Tahun 1948


HAM sedunia dideklarasikan PBB pada 10 Desember 1948 yaitu Universal Declaration of
Human Rights. Piagam ini disusun oleh panitia khusus yang dibentuk PBB dengan nama Komisi
HAM pada tahun 1946.
13. Convenant of Human Rights (1966)
Piagam HAM PBB yang telah diratifikasi oleh Negara- Negara anggota ini berisi:
a. The international on civil and political rights yaitu HAM sipil dan politik PBB.
b. The international convenant of economic, social, and cultural rights yaitu hak asasi di bidang
ekonomi, social, dan budaya PBB.
2. KONSEPSI HAK, KEWAJIBAN, DAN HAM
Ditilik dari proses kesejarahan lahirnya di dunia, manusia adalah suatu entitas yang dibekali
dengan sekian banyak hak prerogative oleh khaliknya. Inilah kemudian yang membedakan
manusia dari makhluk- makhluk Tuhan lainnya. Dari sinilah kemudian muncul konsep tentang
hak asasi manusia, yakni hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia sejak lahir ke dunia
sebagai karunia dari Tuhan YME. Penjabaran dari konsep ini adalah misalnya hak untuk hidup,
hak memeluk agama, hak berbicara atau menyatakan pendapat, hak untuk hidup merdeka tanpa
penjajah, hak mendapat pekerjaan, dsb yang menyangkut kepentingan dasar manusia untuk
hidup di dunia. Dari beberapa pengertian maka dapat diketahui bahwa yang ada dalam unsur-
unsur yang ada dalam pengertian HAM yaitu sebagai berikut :
1. Hak asasi yang dimiliki menurut kodratnya.
2. Hak untuk melekat pada diri manusia.
3. Hak itu merupakan pemberian tuhan.
4. Hak itu harus dipertahankan.
5. Hak itu bersifat suci dan luhur.
6. Universal artinya menyeluruh dimiliki manusia tanpa perbedaan dan berlaku dimana saja dan
kapan saja.
Pada tanggal 10 Desember 1948, lebih dari 60 tahun yang lampau umat manusia untuk
pertama kalinnya dalam sejarah, mencapai kesepakatan kemanusiaan untuk mencita-citakan
bumi sebagai tempat tinggal umat manusia. HAM sebagai hak yang melekat pada manusia dan
merupakan karunia dari Tuhan karena semata- mata kedudukannya sebagai manusia, pada hari
itu secara universal disepakati intuk dihormati. Namun demikian, tanggal 10 Desember 1948
hanya merupakan hasil pendeklarasian HAM belaka. Jauh sebelum hari deklarasi itu,
sesungguhnya bangsa- bangsa dimuka bumi ini di tempat dan zaman yang berbeda, telah
berusaha memperjuangkan kemajuan dan perlindungan HAM merupakan salah satu kewajiban
pemerintah suatu Negara terhadap warga Negara dan penduduk yang berada dalam wilayah
yurisdiksi Negara yang bersangkutan, guna mewujudkan suatu masyarakat yang aman, sejahtera,
dan bebas dari rasa takut dan kecurangan.
Upaya mewujudkan masyarakat tersebut hanya akan tercapai bila masyarakat mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya atas sandang, pangan, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan
secara berkesinambungan dan memadai. Dalam upaya untuk mewujudkan masyarakat yang
demikian, sampai saat ini tercatat telah ada 25 perjanjian atau instrumen internasional dibidan
HAM, yang sebagian besar bernaung dibawah PBB. Sebagai bagian dari masyarakat
internasional, Indonesia juga berkewajiban untuk menegakkan pemajuan dan perlindungan
HAM, sebagaimana himbauan PBB melaui deklarasi dan program aksi Wina tahun 1993, yang
antara lain mengajak Negara-negara anggota PBB untuk mengambil langkah- langkah nyata
guna mengadakan pemajuan dan pelindungan HAM, antara lain melalui pengesahan perangkat-
perangkat internasional dibidang HAM.
3. JENIS JENIS HAM
HAM menurut UDHR 1948 dan UUD 1945
1.Menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan 10
macam hak dan kebebasan manusia sebagai berikut :
1). hak untuk hidup (pasal 9),
2). hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan (pasal 10),
3). hak mengembangkan diri (pasal 11 s.d. 16),
4). hak memperoleh keadilan (pasal 17 s.d. 20),
5). hak atas kebebasan pribadi (pasal 21 s.d. 27),
6). hak atas rasa aman (pasal 28 s.d. 35),
7). hak atas kesejahteraan (pasal 36 s.d. 42),
8). hak turut serta dalam pemerintahan (pasal 43 s.d. 44),
9). hak wanita (pasal 45 s.d. 51), dan
10). hak anak (pasal 52 s.d. 66).
2.Hak asasi manusia menurut piagam PBB tentang Deklarasi University of Human Right 1948,
meliputi:
Hak berfikir dan mengeluarkan pendapat
Hak memiliki sesuatu
Hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran
Hak menganut aliran kepercayaan atau agama
Hak untuk hidup
Hak untuk kemerdekaan hidup
Hak untuk memperoleh nama baik
Hak untuk memperoleh pekerjaan dan
Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum
Macam-macam Hak Asasi Manusia dikemukakan oleh beberapa tokoh serta ditemukan
dalam beberapa dokumen yang mengatur tentang HAM antara lain sebagai berikut :
Menurut ajaran John Locke Hak Asasi Manusia meliputi:
a. hak hidup (the right to life),
b. hak kemerdekaan (the right to liberty), dan
c. hak milik (the right to property).
Menurut Thomas Hobbes berpendapat bahwa satu-satunya hak asasi manusia adalah hak hidup.
Menurut Brierly membagi hak asasi manusia menjadi:
1). Hak mempertahankan diri.
2). Hak kemerdekaan
3). Hak persamaan derajat.
4). Hak untuk dihargai.
5). Hak bergaul satu dengan yang lain.
Menurut Declaration des droit de lhommes et du Citoyen (1789) antara lain meliputi:
a) makhluk dilahirkan merdeka dan tetap merdeka,
b) manusia mempunyai hak yang sama,
c) manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain,
d) warga negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan dan pekerjaan umum,
e) manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang,
f) manusia mempunyai kemerdekaan agama dan kepercayaan,
g) manusia merdeka mengeluarkan pikiran,
h) adanya kemerdekaan surat kabar,
i) adanya kemerdekaan bersatu dan berapat,
j) adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
k) adanya kemerdekaan bekerja, berdagang dan melaksanakan kerajinan,
l)adanya kemerdekaan rumah tangga,
m) adanya kemerdekaan hak milik,
n) adanya kemerdekaan lalu lintas, dan
o) adanya hak hidup dan nafkah.
menurut Universal Declaration of Human Rights (UDHR) hak asasi manusia dikelompokkan
ke dalam 6 bagian, yaitu:
1. Hak asasi pribadi atau personal rights, yang meliputi hak untuk bebas menyatakan pendapat,
bebas memeluk agama, bebas bergerak, dan lain sebagainya. Contohnya, di kelas setiap siswa
memiliki hak untuk menyatakan pikirannya,termasuk untuk bertanya atau meminta penjelasan
guru.
2. Hak asasi ekonomi atau property rights, yaitu hak untuk memiliki sesuatu, membeli atau menjual
serta memanfaatkannya. Contohnya, setiap orang memiliki hak untuk membeli beras.
3. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan atau disebut
rights of legal quality. Contohnya setiap warga negara Indonesia dari latar belakang apapun
memiliki hak yang sama untuk hidup aman. Oleh karena itu, setiap warga berhak mendapatkan
perlindungan dari aparat keamanan.
4. Hak asasi politik atau political rights, yaitu hak ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih
(memilih dan dipilih) dalam pemilu. Contohnya, setiap warga negara Indonesia berhak
mencalonkan diri sebagai presiden, gubernur, bupati, walikota, camat, atau lurah.
5. Hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and cultural rights, misalnya hak pendidikan, hak
mengembangkan kebudayaan. Contohnya, setiap anak Indonesia memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan formal di sekolah.
6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan perlindungan atau procedural rights,
misalnya hak perlakuan yang wajar dan adil dalam penggeledahan (razia), penangkapan,
peradilan, dan pembelaan. Contohnya setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk
mendapatkan bantuan pengacara saat menghadapi sebuah kasus.
Menurut Perjanjian tentang Hak-hak Sipil (Convenant on Civil and Political Rights) serta
Perjanjian tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, (Convenant on Economic, Social
and Cultural Rights) yang disetujui PBB pada tahun 1966, membedakan macam-macam hak
asasi manusia sebagai berikut.
a) Hak-hak Sipil dan Politik antara lain adalah hak atas hidup, kebebasan berpikir, berkumpul,
memiliki keyakinan, dan beragama.
b) Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya antara lain adalah hak atas pekerjaan, hak untuk
membentuk serikat kerja, hak atas pensiun, kehidupan yang layak serta hak atas pendidikan.
Menurut Franz Magnis Suseno
Franz Magnis Suseno membagi Hak asasi Manusia menjadi 4 macam yaitu :
a). Hak Asasi Liberal
Hak asasi liberal adalah hak yang didasarkan pada hak individu untuk mengurus diri sendiri
(liberal) dengan prinsip kebebasan, yaitu bahwa kehidupan saya (pribadi) tidak boleh dicampuri
pihak luar. Biasanya, hak ini lebih bersifat individu, karena yang menentukan hak ini adalah
individu itu sendiri.
Macam-macam hak asasi manusia liberal antara lain:
(1) hak atas hidup,
(2) hak keutuhan jasmani,
(3) kebebasan bergerak,
(4) kebebasan untuk memilih jodoh,
(5) perlindungan terhadap hak milik,
(6) hak untuk mengurus kerumahtanggaan sendiri,
(7) hak untuk memilih pekerjaan dan tempat tinggal,
(8) kebebasan beragama,
(9) kebebasan untuk mengikuti suara hati sejauh tidak mengurangi kebebasan serupa yang
dimiliki orang lain,
(10) kebebasan berpikir,
(11) kebebasan untuk berkumpul dan berserikat, dan
(12) hak untuk tidak ditahan secara sewenang-wenang.
b). Hak Asasi Demokratis
Hak asasi demokratis yaitu hak untuk ikut menentukan arah perkembangan masyarakat /
negaranya yang didasarkan pada prinsip kedaulatan rakyat (kekuasaaan di tangan rakyat).
Macam-macam hak asasi demokratis ini antara lain:
(1) hak untuk memilih wakil dalam badan-badan pembuat undang-undang;
(2) hak untuk mengangkat dan mengontrol pemerintah;
(3) hak untuk menyatakan pendapat;
(4) hak atas kebebasan pers;
(5) hak untuk membentuk perkumpulan politik.
c). Hak Asasi Positif
Hak-hak positif adalah hak warga negara untuk mendapatkan pelayanan publik dari negara.
Tidak boleh ada anggota masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan hanya karena ia terlalu
miskin untuk membayar biayanya. Macam-macam hak positif antara lain:
(1) hak atas perlindungan hukum (misalnya hak atas perlakuan yang sama di depan hukum dan
hak atas keadilan);
(2) hak warga masyarakat atas kewarganegaraan
d). Hak Asasi Sosial
Hak asasi sosial mencerminkan kesadaran bahwa setiap anggota masyarakat berhak atas bagian
yang adil dan wajar dalam bidang ekonomi.
Macam-macam hak asasi sosial antara lain:
(1) hak atas jaminan sosial,
(2) hak atas pekerjaan,
(3) hak membentuk serikat kerja,
(4) hak atas pendidikan, dan
(5) hak ikut serta dalam kehidupan budaya masyarakatnya.
4. HUKUM DAN HAM
HAM
HAM adalah hak-hak yang seharusnya diakui secara universal sebagai hak-hak yang
melekat pada manusia karena hakekat dan kodratnya sebagai manusia. Adapun
pembatasan terhadap HAM tersebut dapat dibagi menjadi:

Universal : tanpa melihat perbedaan suku, agama, ras, kepercayaan, usia, latar belakang,
jenis kelamin, warna kulit.

Melekat (Inherent) : hak tersebut bukan hasil pemberian kekuasaan/ orang lain.

Menurut UU No. 39 Tahun 1999 HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan
anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi oleh Negara, dan dilindungi oleh Negara,
hokum, dan pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
Menurut ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 HAM adalah hak dasar yang melekat
pada diri manusia yang sifatnya kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan YME dan
berfungsi menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia, dan
masyarakat yang tidak boleh diabaikan, dirampas, atau diganggu oleh siapa pun. Hak-hak
asasi manusia tersebut meliputi, hak hidup, hak kemerdekaan, hak memiliki sesuatu, dan
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.
HAM DALAM UUD 1945

Dalam Pembukaan UUD 45 dengan tegas dinyatakan bahwa pejajahan di atas


dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dalam Pancasila yang juga tercantum dalam Pembukaan UUD 45 terdapat sila
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Da1am P4, meskipun sekarang tidak dipakai lagi,
namun ada penjelasan Sila kedua yang masih relevan untuk disimak, yaitu bahwa dengan
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya,
yang sama hak dan kewajiban asasinya, tanpa membedakan suku, keturunan, agama dan
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya. Karena itu
dikembangkanlah sikap saling mencintai sesama manusia, sikap tenggang rasa dan tepa
salira serta sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

Dibandingkan dengan UUDS 1950, ketentuan HAM di dalam UUD 1945 relatif
sedikit, hanya 7 (tujuh) pasal saja masing-masing pasal 27, 28, 29, 30, 31, 31 dan 34,
sedangkan di dalam UUDS 1950 didapati cukup lengkap pasal-pasal HAM, yaitu sejumlah
35 pasal, yakni dari pasal 2 sampai dengan pasal 42. Jumlah pasal di dalam UUDS 1950
hampir sama dengan yang tercantum di dalam Universal Declaration of Human Rights.

Meskipun di dalam UUD 1945 tidak banyak dicantumkan pasal-pasal tentang


HAM, namun kekuarangan-kekurangan tersebut telah dipenuhi dengan lahirnya sejumlah
Undang-undang antara lain UU No. 14 Tahun 1970 dan UU No. 8 Tahun 1981 yang banyak
mencantumkan ketentuan tentang HAM. UU No. 14 Tahun 1970 memuat 8 pasal tentang
HAM, sedangkan UU No. 8 Tahun 1981 memuat 40 pasal. Lagipula di dalam Pembukaan
UUD 45 didapati suatu pernyataan yang mencerminkan tekad bangsa Indonesia untuk
menegakkan HAM yang berbunyi, Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dalam amandemen kedua UUD 1945, pasal 28 telah dirubah menjadi bab tersendiri
yang memuat 10 pasal mengenai hak asasi manusia. Sebagian besar isi perubahan tersebut
mengatur mengani hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Adapun
Hak Asasi Manusia yang ditetapkan dalam Bab X A Undang-undang Dasar 1945 adalah
sebagai berikut :

Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan kehidupannya (Pasal 28 A).
Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
syah (Pasal 28 B ayat 1).
Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta hak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28 B ayat 2).
Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar (Pasal 28 C ayat 1).
Hak untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni, dan budaya (Pasal 28 C ayat 1).
Hak untuk mengajukan diri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif (Pasal 28 C
ayat 2).
Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan
perlakuan yang sama di depan hukum (Pasal 28 D ayat 1).
Hak utnuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja (Pasal 28 D ayat 3).
Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (Pasal 28 D ayat 3).
Hak atas status kewarganegaraan (Pasal 28 D ayat 4).
Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya (Pasal 28 E
ayat 1).
Hak memilih pekerjaan (Pasal 28 E ayat 1).
Hak memilih kewarganegaraan (Pasal 28 E ayat 1).
Hak memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak untuk
kembali (Pasal 28 E ayat 1).
Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati
nuraninya (Pasal 28 E ayat 2).
Hak kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat (Pasal 28 E
ayat 3).
Hak untuk berkomunikasi dan memeperoleh informasi (Pasal 28 F).
Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda
(Pasal 28 G ayat 1).
Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi manusia (Pasal 28 G ayat 1).
Hak untuk bebeas dari penyiksaan (torture) dan perlakuan yang merendahkan derajat
martabat manusia (Pasal 28 G ayat 2).
Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat (Pasal 28 H ayat 1).
Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28 H ayat 1).
Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus guna mencapai persamaan dan
keadilan (Pasal 28 H ayat 2).
Hak atas jaminan sosial (Pasal 28 H ayat 3).
Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapapun
(Pasal 28 H ayat 4).
Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (retroaktif) (Pasal 28 I
ayat 1).
Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminasi atas dasar apapun dan berhak mendapat
perlindungan dari perlakuan diskriminatif tersebut (Pasal 28 I ayat 2).
Hak atas identitas budaya dan hak masyarakat tradisional (Pasal 28 I ayat 3).
Perlindungan, pemajuan, penegakkan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah (pasal 28 I ayat 4).
Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan (pasal 28I ayat 5).
Setiap orang wajib menghormati hak orang lain (pasal 28 J ayat 1).
Setiap orang dalam menjalankan hak dan kebebasanya wajib tunduk kepada pembatasan
yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang (pasal 28 J ayat 2).
Definisi hak-hak sipil dan politik
Hak-hak sipil dan politik adalah hak yang bersumber dari martabat dan melekat
pada setiap manusia yang dijamin dan dihormati keberadaannya oleh negara agar
menusia bebas menikmati hak-hak dan kebebasannya dalam bidang sipil dan politik.
Pasal 8 Undang-undang No. 39 tahun 1999 ditegaskan bahwa perlindungan,
Pemajuan, Penegakan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia terutama menjadi tanggung
jawab pemerintah.
Karakteristik hak-hak sipil dan politik : Dicapai dengan segera, negara bersifat pasif,
dapat diajukan ke pengadilan, tidak bergantung pada sumber daya, non-ideologis.
Di dalam perlindungan hak-hak sipil dan politik, peran negara harus dibatasi
karena hak-hak sipil dan politik tergolong ke dalam negative right, yaitu hak-hak-hak dan
kebebasan yang dijamin di dalamnya akan terpenuhi apabila peran negara dibatasi. Bila
negara bersifat intervensionis, maka tidak bisa dielakkan hak-hak dan kebebasan yang
diatur di dalamnya akan dilanggar negara. Hak-hak yang termasuk ke dalam hak-hak
sipil dan politik
1. Hak hidup;
2. Hak bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi;
3. Hak bebas dari perbudakan dan kerja paksa;
4. Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi;
5. Hak atas kebebasan bergerak dan berpindah;
6. Hak atas pengakuan dan perlakuan yang sama dihadapan hukum;
7. Hak untuk bebas berfikir, berkeyakinan dan beragama;
8. Hak untuk bebas berpendapat dan berekspresi;
9. Hak untuk berkumpul dan berserikat;
10. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan.
Instrumen HAM yang mengatur hak-hak sipil dan politik:
1. UUD 1945 (Pasal 28 A, 28 B (ayat 1, 2), 28 D ayat (1, 3, 4), 28 E ayat (1, 2, 3), 28 F, 28 G
ayat (1, 2), 28 I ayat (1, 2).
HUKUM dan HAM
Hak asasi manusia memiliki dua segi yaitu segi moral dan segi perundangan.
Apabila dilihat dari segi moral, hak asasi manusia merupakan suatu tanggapan moral
yang didukung oleh anggota masyarakat. Sehubungan dengan segi ini anggota masyarakat
akan mengakui wujud hak tertentu yang harus dinikmati oleh setiap individu, yang
dianggap sebagai sebagaian dari sifat manusia, walaupun mungkin tidak tercantum dalam
undang-undang. Jadi, masyarakat pun mengakui secara moral akan eksistensi hak asasi
yang dimiliki oleh setiap manusia.

Dari segi perundangan, hak asasi manusia diartikan sebagai seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia. Dalam konteks nasional, tak dapat dipungkiri bahwa isi dari adat
istiadat dan budaya yang ada di Indonesia juga mengandung pengakuan terhadap hak
dasar dari seorang manusia. Apabila dilihat dari konteks ini, maka sebenarnya bangsa
Indonesia sudah memiliki pola dasar dalam pengakuannya terhadap hak asasi manusia.
Dasar-dasar hak asasi manusia di Indonesia terletak pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal
29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945.

Sedangkan dalam hubungannya dengan konteks internasional, hak asasi manusia


(HAM) merupakan substansi dasar dalam kehidupan bermasyarakat di dunia, yang terdiri
dari berbagai macam unsur adat istiadat serta budaya yang tumbuh dan berkembang di
dalamnya. Jadi yang dimaksud dengan hukum hak asasi manusia internasional adalah
hukum mengenai perlindungan terhadap hak-hak individu atau kelompok yang dilindungi
secara internasional dari pelanggaran yang terutama dilakukan oleh pemerintah atau
aparatnya, termasuk di dalam upaya penggalakan hak-hak tersebut.

Kemudian pada masa setelah Perang Dunia ke-II diperluas hingga mencakup
organisasi internasional sebagai subyek hukum internasional yang memiliki hak-hak
tertentu berdasarkan hukum internasional. Manusia sebagai individu dianggap tidak
memiliki hak-hak menurut hukum internasional, sehingga manusia lebih dianggap sebagai
obyek hukum daripada sebagai subyek hukum internasional. Teori-teori mengenai sifat
hukum internasional ini kemudian membentuk kesimpulan bahwa perlakuan negara
terhadap warga negaranya tidak diatur oleh hukum internasional, sehingga tidak ada
pengaruhnya terhadap hak negara-negara lainnya. Karena hukum internasional tidak
dapat diterapkan terhadap pelanggaran HAM suatu negara terhadap warga negaranya,
maka seluruh permasalahan ini secara eksklusif berada di bawah yurisdiksi domestik
setiap negara. Dengan kata lain, masalah HAM merupakan urusan dalam negeri setiap
negara sehingga negara lain tidak berhak bahkan dilarang untuk turut campur tangan
terhadap pelanggaran HAM di dalam suatu negara.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia

Berdasarkan batasan-batasan mengenai HAM, dapat dipetakan kasus-kasus pelanggran


HAM yang terjadi di sekitar kita.Pelanggaran HAM dapat dibagi atasbeberapa kelompok seperti
berikut ini.

1. Pelanggaran HAM yang dilakukan negara. Contohnya :

Menangkap seseorang yang mengkritik kebijakan presiden.

Membredel atau mencabut surat izin usaha sebuah surat kabar yang memuatberita tentang
dugaan korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara.

Membubarkan sebuah demonstrasi damai dengan cara kekerasan seperti menembak dengan
peluru tajam.

Melakukan penggusuran secara paksa tanpa peringatan terlebih dahulu.


2. Pelanggaran HAM yang dilakukan masyarakat. Contohnya :

Menutup secara paksa sekolah-sekolah yang dikelola sebuah etnis tertentu.

Menyerang kelompok partai politik lain yang sedang berkampanye.

Melakukan tindakan main hakim sendiri, misalnya membunuh seorang pencuri yang tertangkap.

Menipu para pemudi untuk kemudian dijadikan pekerja seksual.

3. Pelanggaran HAM yang terjadi dalam rumah tangga. Contohnya :

Memaksakan kehendak dengan cara memukul istri, suami, atau anak.

Memaksa istri, suami, atau anak untuk menjual diri agar mendapatkan uang.

Menelantarkan keluarga misalnya tidak memberi makan atau nafkah.

Memaksa anak untuk mengambil bidang tertentu yang tidak diminatinya.

4. Pelanggaran HAM yang terjadi terhadap anak-anak. Contohnya :

Memperjualbelikan anak-anak.

Mempekerjakan anak-anak, misalnya memaksa anak-anak untuk mengamen, berjualan koran,


atau menjadi buruh.

Melarang anak-anak untuk bersekolah.

Memaksa anak-anak untuk menjadi pekerja seks.

Instrumen Nasional Hak Asasi Manusia

a. Peraturan Perundang-Undangan HAM

Secara umum, instrumen HAM di dunia mengacu pada piagam PBB tentang HAM. Dalam
piagam ini terdapat dokumen-dokumen berikut:

1) Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ( Universal Deklaration Of Human Right ) yang
terdiri dari 30 pasal

2) Perjanjian Hak Asasi Manusia ( Covenant of Human Right ) yang terdiri dari 98 pasal.

Pada saat perumusan Pancasila sebagai dasar Negara dan UUD 1945 sebagaikonstitusi
Negara konsep HAM sudah turut dibicarakan dan kemudiandimasukkan dalam butir-butir
penjabarannya. Sejak itu pula pancasiladan UUD 1945 menjadi instrument yang menaungi
pelaksanaan HAM diIndonesia. Instrument ini kemudian diperkuat lagi oleh peraturanperundang
operasional lainnya, seperti Pancasila adalah dasar Negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia.Dalam pembukaan UUD 1945, jaminan HAM termuat dalam alinea 1, 2 3, 4.

Untuk menjamin pelaksanaan HAM tersebut dalam UUD 1945 terdapat ketentuan-
ketentuan tentang kewajiban Negara, pemerintah dan masyarakat. Diantaranya sebagai berikut:

1) Perlindungan pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab Negara
terutama pemerintah ( 28I:4 )

2)Untuk menegakkan dan melindungi HAM sesuai dengan prinsip Negara Hukumyang
demokratis maka pelaksanaan HAM dijamin diatur, dan dituangkankedalam peraturan
Perundang-undangan ( pasal 28I:5 )

3) Negaramenjamin kemerdekaan penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing danuntuk


beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu ( 29:2 ).

4) Setiap orang wajib menghormati HAM orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara ( 28J :1 No.5 )

5)Dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk kepadapembatasan yang
ditetapkan dengan Undang-undang dengan maksudsemata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dankebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuaidengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertibanumum dalam
suatu masyarakat demokratis ( pasal 28J:2 ).

b. Lembaga Perlindungan Hak Asasi Manusia

1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaganegara
lainnya. Tujuan Komnas HAM antara lain sebagai berikut.

a.Mengembangkan kondisi yang baik (kondusif) bagi pelaksanaan hak asasimanusia sesuai
dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, PiagamPerserikatan Bangsa-Bangsa, serta
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
b.Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia dan mengembangkan pribadi
manusia seutuhnya serta menumbuhkan kemampuanberpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan.

2. Komisi Perlindungan Anak Nasional

Komisi ini bersifat independen dan berkedudukan di ibu kota negara, yaituJakarta. Pembentukan
komisi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan
terhadap anak-anak Indonesia.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia mempunyai tugas pokok, yaitu :

1.Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undanganyang berkaitan dengan


perlindungan anak kepada berbagai pihak (oaringtua, pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan
kelompok profesi sertapemuka masyarakat).

2. Melakukan pengumpulan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat tentang


berbagai kasus pelanggaran hak-hak anak.

3.Melakuakan pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan


anak oleh berbagai pihak (perseorangan, pemerintah, atau masyarakat).

4. Membuat dan meyampaikan laporan, saran masukan,dan pertimbangan kepada Presiden dalam
rangka perlindungan anak untukkepentingan nasional maupun kemanusiaan.

3. Polisi Republik Indonesia (POLRI)

Polisi Rebuplik Indonesia adalah aparat sipil yang bertugas memberi perlindungan atas
jiwa harta, dan hak-hak asasi warga negara atau masyarakat Indonesia. Dalam KUHAP pasal 7,
disebutkan bahwa sebagai penyidik, Polri memiliki wewenang sebagai berikut.

1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.

2. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal tersangka.

3. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, pengambilan sidik jari, dan


pemotretan terhadap seseorang.

4. Mengambil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

5. Mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan perkara.


6. Menghentikan penyidikan dan mengambil tindakan menurut hukum yang bertanggung jawab.

4. Peradilan

Peradilan adalah badan pelaksana kekuasaan kehakiman negara yang berfungsi sebagai
penegak hukum dan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan undang-undang No. 35 tahun 1999 disebutkan 4 macam peradilan, yaitu sebagai
berikut: 1.Peradilan Umum, 2. Peradilan Agama, 3. Peradilan Militer, 4. Peradilan Tata Usaha
Negara.

Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran berat HAM yang
meliputi hal-hal berikut:

1).Kejahatan genosida yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnakan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis,
kelompok agama, dengan cara;

a. membunuh anggota kelompok;

b. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok;

c. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang mengakibatkan pemusnahan secara fisik;

d. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran dalam kelompok; dan

e. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

2).Kejahatan terhadap kemanusiaan yaitu serangan yang meluas atau sistematis yang ditujukan
secara langsung terhadap penduduk sipil.

5. Lembaga Perlindungan Hak Asasi Manusia Lainnya

Lembaga perlindungan HAM lainnya adalah MPR, DPR, LBH, APIK dan LSM.Badan-badan
tersebut berfungsi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat dalam bentuk peraturan
perundang-undangan yang menjunjung tinggi HAM.

5. PENEGAKAN HAM DI INDONESIA


Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan
perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan, baik
dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal
55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui sutu
konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati,
kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta hukum internasional yang berlaku.
Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:

1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009
sebagai gerakan nasional
2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga yang
fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia
3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan
hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/
menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen
4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia
dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat
berjalan sewajarnya.
5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi
Nasional Pemberantasan Korupsi.
6. Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana terorisme dan
penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.
7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta
badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.
8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum dan
HAM.
9. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.
10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan
proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
PENEGAKAN HAM PADA MASA ORBA DAN REFORMASI
MASA ORDE BARU
Orde baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde
baru mengantikan orde lama yang merujuk pada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir
dengan semangat Koreksi total atas penyimpangan yang dilakukan Orde Lama Soekarno. Orde
Baru tersebut berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi
Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di Negara
ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar. Dalam
beberapa aspek, HAM terjamin. Tetapi dalam beberapa aspek lainnya, HAM tidak dilindungi.
Penegakan HAM pada Orde Baru
Orde Baru membawa banyak perubahan positif pada penegakan HAM. Perubahan-perubahan
tersebut antara lain menyangkut aspek politik, ekonomi, dan pendidikan.
a. Politik
salah satu kebijakan politik yang mendukung persamaan HAM terhadap masyarakat Indonesia di
dunia internasional adalah didaftarkannya Indonesia menjadi angggota PBB lagi pada tanggal 19
September 1996. Dengan mendaftarkan diri sebagai anggota PBB, hak asasi manusia Indonesia
diakui persamaannya dengan warga Negara di dunia. Ini
b. Ekonomi
Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan
menempuk kebijakannya melalui struktur adminstratif yang didominasi militer namun dengan
nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Dalam hal ekonomi, masyarakat mendapatkan hak-hak
mereka untuk mendapatkan hidup yang layak. Program transmigrasi, pelita, dan swasembada
pangan mendorong masyarakat untuk memperoleh kemakmuran dan hak hidup secara layak.
c. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, masa Orde Baru menampilkan kinerja yang positif. Pemerintah Orde
Baru bias dianggap sukses memerangi buta huruf dengan beberapa program unggulan, yaitu
gerakan wajib belajar dan gerakan nasional orang tua asuh (GNOTA). Dengan demikian,
masyarakan Indonesia mendapatkan hak asasinya untuk mendapatkan pendidikan.
Pelanggaran HAM pada Orde Baru
Harus diakui pada masa Orde Baru dari segi pembangunan fisik memang ada dan keamanan
terkendali, tetapi pada masa Orde Baru demokrasi tidak ada, kalangan intelektual dibelenggu,
pers di daerah di bungkam, KKn dan pelanggaran HAM terjadi di mana-mana.
Kekuasaan Pemerintah yang Absolute
Soeharto, menduduki tahta keprisidenan Indonesia selama 32 tahun. Itu berarti, Soeharto telah
memenangkan sekitar enam kali Pemilihan Umum (Pemilu). Pada waktu itu, kekuasaan Soeharto
didukung oleh partai Golongan Karya yang dibayang-bayangi oleh partai Demokrasi Indonesia
dan partai Pesatuan Pembangunan. Tampak jelas dalam pemerintahan Soeharto di mana
pemerintahan dijalankan secara absolute. Presiden Soeharto mengkondisikan kehidupan politik
yang sentralistik untuk melangengkan kekuasaan. Salah satu hak sebagai warga Negara untuk
mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan menjadi hak yang sulit didapatkan tanpa
melakukan kolusi dan nepotisme.
a. Rendahnya Transparansi Pegelolaan
Rendahnya transparansi pengelolaan Negara juga menjadi salah satu keburukan pemerintahan
Orde Baru. Pada masa Orde Baru, hak penyiaran dikekang berita-berita televisi dan surat kabar
tidak boleh membicarakan keburukan-keburukan pemerintahan, kritik terhadap pemerintah, dan
berita-berita yang dapat mengganggu stabilitas dan keamanan nasional.
Keuangan Negara juga menjadi rahasia internal pemerintahan. Hutang Negara menjadi
terbuka jelas pun sasat krisis dunia melanda. Indoneisa tidak mampu membayar hutang luar
negeri yang bertumpuk-tumpuk. Lebih dari itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang
menurun tajam memaksa perusahaan-perusahaan memecat sebagian karyawannya untuk
mengurangi biaya produksi. Bahkan, banyak perusahaan tumbang dan gulung tikar karena
Negara tidak mampu membayar hutang luar negeri. Bila dirunut lebih dalam, semua itu berakar
dari rendahnya transparansi pemerintah terhadap masyarakat.
b. Lemahnya fungsi lembaga perwakilan
Lemahnya fungsi lembaga perwakilan rakyat menjadi salah satu keburukan Orde Baru.
Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat rakyat menjadi semacam
boneka yang dikendalikan oleh pemimpin Negara. Dalam hal ini, aspirasi-aspirasi dan keinginan
rakyat tidak mampu diwujudkan oleh pemerinah. Program-program pemerintah seperti LKMD,
Inpres desa tertinggal, dan seterusnya, menjadi semacam program penjinakan yang dilakukan
oleh penguasa agar rakyat miskin tidak berteriak menuntut hak- hak mereka.
c. Hukum yang diskriminatif
Hukum yang diskriminatif menjadi keburukan Orde Baru selanjutnya. Hukum hanya berlaku
bagi masyarakat biasa atau masyarakat menengah ke bawah. Pejabat dan kelas atas menjadi
golongan yang kebal hukum. Hak masyarakat untuk mendapatkan perlakuan yang sama di depan
hukum menjadi hal yang sangat langka. Hak asasi sosial dilanggar oleh pemerintah.
Beberapa kekurangan sistem Orde Baru dapat di rangkum dengan enam poin, yaitu:
Maraknya Korupsi, Kolusi, Nepotisme.
Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara
pusat dan daerah,sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagain besar disedot ke pusat.
Munculnya ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan,terutama di
Aceh dan Papua.
Kecemburan antara penduduk setempat dengan transmigran yang memperoleh tunjangan
pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya.
Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si
miskin).
Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan.
Kebebasan Pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak Koran dan majalah yang di breidel.
Penggunaan kekerasan untuk mencipakan keamanan, antara lain dengan program Penembakan
Misterius (petrus), dan
Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/ presiden selanjutnya).
Perlindungan HAM dalam Orde Baru memang dirasa masih lemah. Berita mengenai
penembakan misterius terhadap musuh- musuh Negara, termasuk teroris, menjadi catatan hitam
Orde Baru. Diskriminasi terhadap hak- hak asasi kaum minoritas dan Chinese pun menjadi
pelanggaran HAM yang tidak bisa terlupakan.
Periode Reformasi
Periode Reformasi diawali dengan pelengseran Soeharto dari kursi presiden Indonesia oleh
gerakan Reformasi. Pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soerharto mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai Presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada Wakil Presiden B.J.
Habibie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Baru dan dimulainya Orde
Reformasi.
Penegakan HAM pada Masa Reformasi
Orde Reformasi membawa banyak perubahan kearah yang lebih baik. Beberapa perubahan
positif yang dibawa oleh Reformasi pada periode jabatan presiden B.J. Habibie adalah :
a. Kebijakan Dalam Bidang Politik
Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket Undang- Undang masa Orde Baru
dengan tiga Undang- Undang politik yang lebih demokratis. Berikut ini tiga Undang- Undang
tersebut :
UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik.
UU No.3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan DPR/ MPR.
b. Kebijakan Dalam Bidang Ekonomi
Pemerintah membentuk badan penyehatan perbankan nasional (BPPN). Selanjutnya pemerintah
mengeluarkan UU.No 5 Tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan tidak
sehat, serta UU. No. 8 Tahun 1999 tenang perlindungan konsumen. Perbankan menjadi sektor
yang penting untuk menjaga stabilitas ekonomi. Masalah utang Negara dan inflasi menyebabkan
rakyat tidak berdaya untuk memperoleh kehidupan yang layak. Bank Indonesia menjadi pusat
keuangan Negara untuk mengatur aliran uang demi stabilitas ekonomi rakyat.
c. Kebebasan Menyampaikan Pendapat dan Pers
Kebebasan menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini terlihat
dari muculnya partai- partai politik dari berbagai golongan dan ideologi. Di samping kebebasan
dalam menyatakan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada pers. Reformasi dalam pers
dilakukan dengan cara menyederhanakan permohonan surat izin usaha penerbitan (SIUP).
Dengan pers, masyarakat dapat menyerukan aspirasi mereka. Hak masyarakat untuk
mendapatkan informasi secara jelas dan terbuka pun mulai dibuka.
d. Pelaksanaan Pemilu
Pada masa pemerintahan Habibie, berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang damai dan
pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 Partai Politik. Keberhasilan
lain masa pemerintahan Habibie adalah penyelesaian masalah Timor Timur.
Beberapa pelanggaran HAM pada Masa Reformasi
a. Kebijakan yang anti rakyat miskin
Dalam pelaksanaan hak asasi manusia, khususnya hak ekonomi, sosial dan budaya, kinerja
pemerintah sangat lemah. Pemahaman aparat pemerintah terhadap hak asasi, baik di lembaga
eksekutif- termasuk aparat penegak hukum maupun di lembaga legislatif menjadi hambatan
utama bagi pelaksanaan instrumen- instrumen HAM internasional yang sudah diratifikasi.
Pemahaman yang lemah terhadap HAM, dan lemahnya komitmen untuk menjalankan kewaiban
menghormati, melindungi, dan memenuhi hak telah berdampak pada meluasnya pelanggaran
HAM, khususnya terhadap warga yang lemah secara ekonomi, social, dan politik. Ini diperparah
dengan kebijakan atau strategi ekonomi pasar yang pro-modal kuat yang telah membawa dua
dampak di bidang aturan hukum atau perundangan. Pertama, aturan hukum telah diskriminatif
terhadap kaum miskin dan secara sistematis menghilangkan hak- hak dasar kaum miskin; kedua,
diabaikannya atau tidak dijalankannya hukum dan peraturan yang secara substansial berpihak
pada kelompok miskin.
b. Meningkatnya pengangguran dan masalah perburuhan
Di antara regulasi yang disusun sepanjang tahun 2000 hingga 2006, paling tidak
ada tiga perundang- undangan yang selama tahun 2007 selalu mewarnai seluruh dinamika
perburuhan. Perundang- undangan itu adalah UU No. 21 tahun 2000 tentang serikat buruh, UU
No. 13 tahun 2003, dan UU No. 2 tahun 2004 yang mengatur tentang PPHI. Ketika undang-
undang itu kemudian menjadi roh sistem penuruhan Indonesia. Melalui UU No. 13 tahun 2003,
pemerintah mengundang para investor untuk membuka lapangan kerja dengan mengurangi
perlindungan terhadap buruh. Tingkat upah yang tinggi di Indonesia sering di pandang
membebani kaum pengusaha sehingga mereka menuntut agar biaya tersebut ditekan. Alih- alih
mengurangi jumlah pengangguran, justru PHK massa yang dilegalkan. Akibat PHK tersebut,
ribuan buruh ikut menambah jumlah pengangguran. Pada tahun 2007 buruh kembali diresahkan
dengan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang menurutnya akan mengatasi berbagai
klausul kotroversial dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan tesebut. Paket rancangan tersebut
berisi dua judul RPP. Pertama, RPP tentang Perubahan Perhitungan Uang Pesangon, Uang
Penghargaan Masa Kerja dan Uang Penggantian Hak. Kedua, RPP tentang Program Jaminan
Pemutusan Hubungan Kerja (RPP jaminan PHK). Singkatnya, paket- paket RPP tersebut
mengandung arti melestarikan sistem kontrak dan mempertegas pelegalan PHK. Dengan
demikian perjuangan kaum buruh menuntut hak- hak normatifnya akan semakin jauh dari
realitas.
c. Terabaikannya hak- hak dasar rakyat
Dibandingkan dengan Negara-negara tetangga di Asia seperti Malaysia, Thailand,
Filipina, dan China, jumlah anak kurang gizi, angka kematian bayi, angka kematian ibu, anak
putus sekolah, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, tingkat pendapatan, dan berbagai
indikator kesejahteraan lainnya, Negara Indonesia lebih buruk. Merebaknya kasus busung lapar
dan sejumlah penyakit lain yang diakibatkan oleh kemiskinan, juga menunjukkan kegagalan
pemerintah memenuhi kebutuhan minimum rakyat. Meskipun tidak semua kasus malnutrisi
adalah faktor ekonomi, kasus busung lapar yang mengancam sekitar 1,67 juta atau 8% dari total
anak balita di Indonesia diakui terkait erat dengan rendahnya daya beli dan akses masyarakat
miskin ke pangan. Masih tingginya tingkat kelaparan di masyarakat menunjukkan ada yang tidak
beres dengan kebijakan pembangunan. Secara normatif orientasi kebijakan pembangunan
memang telah berubah. Pemenuhan hak dasar rakyat merupakan salah satu komitmen yang
tertuang dalam Strategi Pembangunan Nasional 2004-2005. Namun pada kenyataannya,
implementasi kebijakan itu hingga sekarang masih menekankan pada pertumbuhan ekonomi,
dengan mengabaikan pemerataan dan keadilan.
Kesimpulan
Melihat seluruh kenyataan yang ada penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
HAM di Indonesia sangat memprihatinkan dan masih sangat minim penegakannya. Sekalipun
terjadi perubahan ketika bangsa Indonesia memasuki masa reformasi, tetapi toh tidak banyak
perubahan yang terjadi secara signifikan. Banyaknya pelanggaran HAM yang terjadi bisa
disebabkan oleh beberapa faktor seperti : telah terjadi krisis moral di Indonesia, aparat hukum
yang berlaku sewenang- wenang, kurang adanya penegakan hukum yang benar,dan masih
banyak sebab- sebab yang lain.
Maka untuk dapat menegakan HAM di Indonesia perlu :
1. Kesadaran rasa kemanusiaan yang tinggi.
2. Aparat hukum yang bersih, dan tidak sewenang- wenang.
3. Sanksi yang tegas bagi para pelanggar HAM.
4. Penanaman nilai- nilai keagamaan pada masyarakat.
Penegakan HAM di Indonesia tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga
tanggung jawab semua umat manusia. Hak asasi manusia merupakan hak kodrati manusia.
Melanggar dan menciderai HAM berarti juga menciderai kasih dan kebaikan Allah bagi umat
manusia.
6. HAK ASASI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Hak asasi manusia dalam agama adalah keharusan yang mana masyarakat tidak dapat
hidup tanpa dengannya. Para ulama muslim mendefinisikan masalah masalah dalam kitab fiqh
yang disebut sebagai Ad-dharurat Al-khams dimana ditetapkan bahwa tujuan akhir syariah islam
adalah menjagaakal,agama jiwa,kehormata,dan harta benda manusia.
Islam berbeda dengan system lain dalam hal bahwa hak hakmanusia sebagai hamba
Allah tidak boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang undang. Tetapi
semua harus mengacu kepada Allah, seorang manusia mengaku hak hak manusia lain karena
hal itu merupakan kewajban yang dibebankan kepadanya dalam rangka mematuhiAllah. Karena
itu, islam memandang hak asasi manusia dengan cara pandangyang berbeda dari dari barat,tidak
bersifat Antroposentris,tetapi bersifat Theosentris (sadar kepada Allah sebagai pusat kehidupan).
Konsep dasarHAM dalam Islam yang bersumberdari Al-Quran dan Al-Hadist.
Pandangan Al-Quran
HAM yang dijamin oleh islam seperti yang diatur dalam Al-Quran sebagai sumber dan
dasar ajaran islam bagi manusia:
Hak atas keselamatan jiwa. (Q.S.Al-IsraLis:33)
Pengamanan hak milik pribadi. (Q.S.Al-Baqarah/2:181)
Keamanan dan kesucian kehidupan pribadi. (Q.S.An-Nur/24:27)
Hak untuk memperoleh keadilan hukum.
Hak untuk menolak kezhaliman.(Q.S.An-Nisa/4:148)
Hak untuk melakukan yang mencakup kebebasan memberikan kritik. (Q.S.Al-Araf/7:165)
Kebebasan berkumpul demi tujuan kebaikan dan kebenaran.
Hak keamanan dan penindasan keagamaan.(Q.S.Ali Imram/3:100)
Hak untuk tidak menerima tindakan apapun tanpa ada kejahatan yang dilakukannya.
Hak memperoleh kelakuan yang sama dari Negara dan tidak melebihi seseorang atas orang
lain.(Q.S.Al-Dashash/28:4)
Manusia juga mempunyai hak hak alamiah. Hak- hak alamiah adalah hak manusia
yang telah diberikan kepada seluruh umat manusia sebagai mahluk yang diciptakan dari unsur
yang sama dandari sumber yang sama pula, hak hak tersebut antara lain:
a. Hak Hidup
Allah menjamin kehidupan diantaranya melarang pembunuhan danmeng-qhishas pembunuh.
Bahkan mayitpun dijaga oleh Allah.Misalnya janganlah kamu mencacimaki orang yang sudah
mati,sebab mereka telah melewati apa yang mereka kerjakan.
b. Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan Pribadi
Kebebasan pribadi adalah hak paling asasi bagi manusia dan kebebasan paling suci adalah
kebebasan beragama dan menjalankan agamanya. selama tidak mengganggu hak hak orang
lain.
c. Hak Bekerja
Islam tidak hanya menetapkan bekerja sebagai ak tetapi juga sebagai kewajiban. bekerja
merupakan kehormatan yang dijamin.
Selain itu islam melindungi segala hak yang diperoleh manusia yang disyariatkan oleh
Allah yaitu yaitu hak hidup. Diantaranya adalah:
A. Hak Pemilikan
Islam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan cara apapun untuk
mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya. Oleh karena itu islam melarang riba dan
setiap upaya yang merugikan hajat manusia.
B. Hak Berkeluarga
Allah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan keturunan. Allah menentukan hak
dan kewajiba sesuai dengan fitrah yang telah diberikan pada diri manusia dan sesuai dengan
beban yang dipikul individu.
C. Hak Keamanan
Dalam islam, keamanan tercermin dalam jaminan keamanan mata pencaharian dan jaminan
keamanan jiwa serta harta benda. Diantara jenis keamanan adalah dilarangnya memasuki rumah
orang lain tanpa izin. Sedangkan keamanan yang termasuk dalam islam adalah memberi
tunjangan kepada fakir miskin, anak yatim dan yang membutuhkannya.
D. Hak Keadilan
Merupakan hak setiap orang untuk meminta perundangan kepada penguasa yang sah dan dapat
memberikan perlindungan dan membelanya dari bahaya atau kesewenang wenangan. Bagi
penguasa muslim wajib menegakkan keadilan dan memberikan jaminan keamanan yang cukup.
Pada dasarnya HAM dalam islam terpusat pada lima hal pokok yang terangkum dalam
Al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga Al-huquq al-insaniyah al-islam (HAM dalam
islam). Konsep ini mengandung limapokok yang harus dijaga oleh setiap individu,yaitu:
1. Hifdzu al-din (penghormatan atas kebebasan agama)
2. Hifdzu al-mal (penghormatan atas harta benda)
3. Hifdzu al-nafs wa al ird (Penghormatan atas jiwa,hak hidup,dan dan kehormatan individu)
4. Hifdzu al-aql (penghormatan atas kebebasan berfikir)
5. Hifzdu al-nasl (keharusan untuk menjaga keturunan)
Kelima hal pokok inilah yang harus dijaga oleh setiap umat islam supaya menghasilkan
tatanan kehidupan yang lebih manusiawi berdasarkan atas penghormatan individu,individu
dengan masyarakat,masyarakat dengan masyarakat,masyarakat dengan agama,dan komunitas
agama dengan komunitas agama lainnya.

Anda mungkin juga menyukai