Max Weber
2
Latar Belakang & Hakekat HAM
Hakekat HAM merupakan upaya menjaga kese-
lamatan eksistensi manusia secara utuh melalui
kesimbangan hak & kewajiban, serta
keseimbangan perseorangan dgn kepentingan
umum
Upaya menegakkan HAM menjadi kewajiban &
tanggung jawab bersama individu, Pemerintah &
negara
“Natural rights” “rights of man” (tdk menca-
kup “rights of women”) “human rights”
3
Upaya Penegakan HAM (1)
Magna Carta (1215)
John of England >< Knights bukan demi rakyat
Perjanjian Westphalia (1648)
konflik Raja (dinasti) di Eropa daratan
Situasi saat itu (masa Pencerahan) :
- Hub. antar Negara = Hub. antar Dinasti
- Rakyat = subyek negara (onderdaan)
- “Tentara Bayaran” utk lindungi dinasti
- Berlaku asas reprocitas & suatu neg. dpt meng-
hukum neg. lain apabila neg.lain melakukan wan
prestasi
4
Upaya Penegakan HAM (2)
Bill of Rights (1689) the Glorious Revolution
James II of England >< Parliament
Bill of Rights (1776) Kemerdekaan Amerika
persamaan hak individu free to pursuit a
happiness
Declaration des droits de l’homme et du citoyen
(1789) Revolusi Perancis
Monarchi absolut >< Borjuis & rakyat liberte,
egalite, fraternite
Menjadi dasar acuan HAM Universal
5
Hukum Humaniter (1)
Sejak era Pencerahan (renaissance) :
Perang makin kejam, terjadi antar dinasti, perang
bersifat petualangan, terjadi pemberontakan
terhadap agama Keristen (Katholik Roma)
Perang Austria-Sardinia (dibantu Perancis)
J.Henri Dunnant Palang Merah
Konvensi Geneva 1864 Humanisasi Perang
Konvensi Geneva 1907 awal & akhir perang,
hukum & kebiasaan perang di darat diresmikan
Konvensi Geneva 1949 berlaku utk perang di laut
6
Hukum Humaniter (2)
Perang Dunia I
Gerakan nasionalis rakyat Eropa Timur - Balkan
Upaya kecilkan dinasti2 :
> Habsburg: Magyar, Kroasia, Slovakia, Serbia,
Italia, Ukraina, Austro Jerman
> Romanov: Tartar, Lett, Austro Jerman, Armenia,
Finlandia
> Ottoman: Semite (Arab, Yahudi), orang 2 Balkan,
Afrika Utara
Anderson, 2002:123
8
Hukum Humaniter (4)
9
Konsep Hak Asasi Manusia (1)
Pasca Perang Dunia I
Konsep Dasar : “hak rakyat tentukan nasib
sendiri”
Vladimir I. Lenin : ingin menciptakan neg.
baru bagi rakyat terjajah
Woodrow T.Wilson : tetap menhormati imperium
yang ada batas baru & rakyat menentukan
kehendak sendiri
Rakyat terjajah dikenalkan sistem mandat
sebelum merdeka
Imperium Austria-Hungaria (Habsburg) & Turki
(Ottoman) dilucuti
10
Konsep Hak Asasi Manusia (2)
Pasca Perang Dunia II
Glorious Revolution (1689) manusia sama di
muka hukum (equality before the law)
Deklarasi Kemerdekaan Amerika (1774)
manusia merdeka sejak kandungan dari ibunya
Deklarasi Perancis (1789) Tdk boleh ada pe-
nangkapan & penahanan yang semena-mena
Empat Kebebasan (1941) (1) kebebasan ber-
bicara & mengeluarkan pendapat, (2) kebebasan
memeluk agama & beribadah, (3) kebebasan dari
kemiskinan, (4) kebebasan dari ketakutan
11
Konsep Hak Asasi Manusia (3)
Konsep Blok Barat
Ingin meninggalkan konsep “negara yg
mutlak”
Ingin mendirikan federasi rakyat2 yg bebas
bebas, neg. koordinator & pengawas
Filosofi dasar : hak asasi tertanam pada diri
individu manusia
Hak asasi ledih dulu ada d/p tatanan negara
12
Konsep Hak Asasi Manusia (5)
Konsep Blok Sosialis
Hak asasi hilang dari individu &
terintegrasi dalam masyarakat
Hak asasi manusia tidak ada sebelum
negara ada
Negara berhak membatasi hak asasi
13
Konsep Hak Asasi Manusia (6)
Konsep Bangsa2 Asia & Afrika
Tidak boleh bertentangan dgn ajaran
agama/sesuai dgn kodratnya
Masyarakat sbg keluarga besar
penghormatan utama utk kepala keluarga
Individu tunduk kpd kepala adat tugas
& kewajiban
Blok Barat menyatakan bahwa konsep
Asia/Afrika sangat membatasi HAM
14
HAK ASASI MANUSIA (1)
4 Pilar Konsep HAM Universal
Hak Pribadi : hak-hak persamaan hidup,
kebebasan, keamanan dls (ps 3 s/d ps 11)
Hak Milik Pribadi dlm Kelompok Sosial dimana ia
ikutserta (ps 12 s/d ps 17)
Kebebasan Sipil & politik utk dpt ikutserta dlm
Pemerintahan (ps 18 s/d ps 21)
Hak-hak berkenaan dgn masalah ekonomi & sosial
(ps 22 s/d 27)
Kewajiban hanya pada masyarakat tempat ia
mendapat utk kembangkan pribadinya dgn leluasa
(ps 29)
15
HAK ASASI MANUSIA (2)
Perbedaan Interpretasi
HAM universal absolut (sesuai dgn teks yg
dideklarasikan 10 Des 1948)
HAM universal relatif disesuaikan situasi
& kondisi negara
HAM komuniterian absolut (berdasarkan
konsep negara2 Sosialis)
HAM komunitarian relatif disesuaikan
dgn situasi & kondisi negara hak asasi
warganegara (HAW)
16
HAK ASASI MANUSIA (3)
Akibat Perbedaan Interpretasi (1)
HAM Generasi Pertama: berpusat pd bid. Hukum
& politik dampak PD II, totalisme & keinginan
negara merdeka baru utk ciptakan tertib hukum
baru. (1948-1966)
HAM Generasi Kedua: juga tuntutan hak2 sosial,
ekonomi, politik & budaya kurang penekanan
aspek hukum kurang ketidak seimbangan dgn
hak sosial-budaya, ekonomi, politik
Manusia mempunyai hak & tanggung jawab yg
timbul sbg akibat perkembangan kehidupannya
17
HAK ASASI MANUSIA (4)
Akibat Perbedaan Interpretasi (2)
HAM Generasi Ketiga: berupaya kesatuan antara
hak2 ekonomi, sosial, budaya, politik & hukum dlm
satu wadah hak2 melaksanakan pembangunan
(the rights of development) tetap tdk seimbang,
karena lebih mementingkan ekonomi. berlaku
pepatah “justice delayed, justice deny”
HAM Generasi Keempat: Declaration of the Basic
Duties of Asia People and Government pemba-
ngunan berdikari, perdamaian, partisipasi rakyat,
hak2 budaya, dan keadilan sosial.
18
Hak Asasi Manusia Indonesia (1)
Pandangan & Sikap Bgs Indonesia (1)
19
Hak Asasi Manusia Indonesia (2)
Pandangan & Sikap Bgs Indonesia (2)
Manusia mempunyai hak & tanggung jawab yg
timbul sbg akibat perkembangan kehidupannya
Perumusan HAM dilandasi oleh pemahaman
tdp citra, harkat & martabat diri manusia sendiri
Manusia hidup tidak terlepas dari Tuhan, sesama
manusia & Lingkungan
Hak asasi & kewajiban manusia terpadu &
melekat pada diri manusia
20
Hak Asasi Manusia Indonesia (3)
Dalam Konstitusi NKRI
Pembukaan UUD-45 (alinea I)
Hak asasi warganegara
Pancasila pada sila IV
Batang Tubuh UUD-45 (asli) : ps 29
kebebasan beragama
Batang Tubuh UUD-45 (baru/**) ps :
Ps 27 hak & wajib ikutserta bela negara
Ps 28A s/d 28J tentang Hak Asasi Manusia
Ps 30 hak & wajib ikutserta hankamneg
21
Hak Asasi Manusia Indonesia (4)
Dalam UU NKRI (1)
UU no 5/1998 ttg Konvensi Menentang Penyik-
saan dan Penghukuman yang kejam
UU no 39/1999 ttg Hak Asasi Manusia
UU no 26/2000 ttg Pengadilan HAM
UU no 23/2002 ttg Perlindungan Anak
UU no 23/2004 ttg Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga
22
Hak Asasi Manusia Indonesia (5)
Dalam UU NKRI (2)
Falsafah UU HAM Indonesia (1)
Tuhan YME pencipta alam semesta dgn segala
isinya
Manusia dianugerahi jiwa & raga serta berbagai
kemudahan oleh Penciptanya, utk menjamin
kelanjutan hidupnya
Utk melindungi, mempertahankan, dan mening-
katkan martabatnya diperlukan pengakuan &
perlindungan HAM agar tidak menjadi serigala
bagi manusia lainnya (homo homini lupus)
23
Hak Asasi Manusia Indonesia (6)
Dalam UU NKRI (3)
24
Hak Asasi Manusia Indonesia (7)
Dalam UU NKRI (4)
Beberapa Pengertian dlm UU HAM RI (1)
HAM seperangkat hak yg melekat pd hakekat
keberadaan manusia sbg mahluk Tuhan YME
Kewajiban dasar manusia seperangkat kewa-
jiban, bila tdk dilaksanakan tdk memungkinkan
tegaknya HAM
Diskriminasi pembatasan, pelecehan/ pengu-
cilan pada perbedaan manusia atas dasar
SARA dls
25
Hak Asasi Manusia Indonesia (8)
Dalam UU NKRI (5)
Beberapa Pengertian dlm UU HAM RI (2)
Penyiksaan setiap perbuatan yg dilakukan
dgn sengaja—rasa sakit yg hebat pada
seseorang—agar mengaku dgn sepengatahuan
pejabat publik
Setiap HAM mengandung kewajiban utk meng-
hormati HAM orang lain kewajiban dasar
HAM harus dihormati benar Pem, Aparatur
Neg, & Pejabat publik berkewajiban &
tanggung jawab menjamin terselenggaranya
HAM
26
Hak Asasi Manusia Indonesia (9)
Dalam UU NKRI (6)
Beberapa Pengertian dlm UU HAM RI (3)
Komnas HAM lembaga mandiri setingkat dgn
lembaga negara lainnya melaksanakan kajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi HAM
Pelanggana HAM setiap perbuatan
seseorang/kelompok (termasuk aparat neg) dgn
sengaja/tidak sengaja lalai secara melawan hukum
mengurangi, dls sehingga sekelompok orang tdk
mendapat penyelesaian hukum yg benar
Pelanggran HAM yg berat genocide, pembunuh-an
di luar putusan pengadilan, penyiksaan, penghi-langan
orang secara paksa, perbudakan, diskrimi-nasi secara
sistimatis
27
Hak Asasi Manusia Indonesia (10)
Dalam UU NKRI (7)
28
Hak Asasi Manusia Indonesia (11)
Dalam UU NKRI (8)
Kebebasan Dasar Manusia (2)
Hak atas rasa aman (ps 28 s/d ps 35)
Hak atas kesejahteraan (ps 36 s/d ps 42)
Hak turutserta dlm Pemerintahan (ps 43 – ps 44)
Hak wanita (ps 45 s/d 51)
Hak anak (ps 52 s/d ps 66)
29
Hak Asasi Manusia Indonesia (12)
Dalam UU NKRI (9)
Kewajiban dan Tanggung Jawab
Kewajiban dasar manusia ( ps 67 s/d ps 69)
Kewajiban & tanggungjawab Pem (ps 71-ps 72)
Pembatasan & Larangan (ps 73-ps 74)
Komisi Nasional HAM (ps 75 s/d ps 99), pem-
bentukkannya diresmikan Pres {ps 83 ayat (1)}
Partisipasi Masyarakat (ps 100 s/d ps 103)
Pengadilan Hak Asasi Manusia (ps 104)
30
Hak Asasi Manusia Indonesia (13)
Dalam UU NKRI (10)
Kekhasan UU no39/1999 ttg HAM
Penjelasan ps 49 bahwa harus ada keterwakilan
wanita pada ketiga lembaga negara
Penjelsan ps 49 ttg perlindungan lebih menitik
beratkan pd perlindungan reproduksi.
Kebebasan menikah mengacu pd hukum agama
Pengertian ttg anak sejak dlm kandungan & anak
berhak atas nama (sendiri + kel) ps 53 ay (1), (2)
Pasal2 ttg anak menandakan bahwa Pem RI telah
meratifikasi Convention on the Rights of the Child.
31
Hak Asasi Manusia Indonesia (14)
Dalam UU NKRI (11)
33
Rule of Law (2)
Pelaksanaan Rule of Law yang Berbeda
Prof Dr. Sunaryati Hartono, SH :
Setiap bgs memiliki faham “RoL” yg berbeda
Tegaknya “RoL” tdk dgn sendirinya tegaknya neg.
hukum Neg. Kekuasaan.
Agar tercipta neg. hukum pelaksanaan mengarah
pada just law
Pelaksanaan “RoL” & terjaminnya neg. hukum, wn
& Pem. dibawah hukum “untergeordet”
Di UK : hub hukum & keadilan, USA : HAM, Belanda
Neg Hukum.
34
Rule of Law (3)
Pelaksaan Rule of Law di Indonesia
Suatu Harapan
Secara formal “RoL” telah tersurat melalui UUD-45
baik dalam pembukaan maupun batang tubuh.
Inti dari ajaran “RoL” adalah jaminan adanya
penegakan hukum
Penegakan “RoL” di Indonesia tergantung pada
masyarakat hukum, akar budaya bangsa, wawasan
sosial dan kebangsaan.
Diperlukan hukum progresif
35
Kepustakaan
UUD-45 beserta amandemen 1 s/d 4
UU no. 39/1999 ttg HAM
UU no. 26/2000 ttg Pengadilan HAM
Anderson, Ben. 2002. Imagined Communities, Yogyakarta, Insist
Ball, T. Grant & Lee J. Rosch, 1973,Civics, Chicago Ill, Foullet Publishing
Cassese, Antonio, 1994, Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah,
Jakarta Yayasan Obor Indonesia.
Encyclopedia Amricana, vol 28, 1987, New York, NY
Haryomataram, GPH, SH, 1988, Bunga Rampai Hukum Humaniter.
Jakarta, Bumi Nusantara Jaya
-------, 2002, Konflik Bersenjata dan Hukumnya. Jakarta : Universitas
Trisakti
Lubis, T.Mulya (edt), 1993, Hak-hak Asasi Manusia dalam Masyarakat
Dunia, isu dan tindakan. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
Mahfud, Dr. Moh MD, 1999, Hukum dan Pilar-pilar Demokrasi,
Yogyakarta, GAMA Media
Sugito, Prof. Dr. AT. 2005. Rule of Law. Jakarta, Ditjen Dikti
36