Anda di halaman 1dari 36

Hak Asasi Manusia

 Latar Belakang & Hakekat Hak Asasi Manusia


 Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia
 Hukum Humaniter
 Konsep Hak Asasi Manusia
 Hak Asasi Manusia
 Hak Asasi Manusia di Indonesia
 Rule of Law
Latar Belakang & Hakekat HAM
 Tiga sifat Negara :
- Sifat mencakup “semua” aturan terhadap
warganegara & negara
- Sifat memaksa agar tertib
- Sifat monopoli memiliki & menggunakan
kekuatan

Max Weber

2
Latar Belakang & Hakekat HAM
 Hakekat HAM merupakan upaya menjaga kese-
lamatan eksistensi manusia secara utuh melalui
kesimbangan hak & kewajiban, serta
keseimbangan perseorangan dgn kepentingan
umum
 Upaya menegakkan HAM menjadi kewajiban &
tanggung jawab bersama individu, Pemerintah &
negara
 “Natural rights” “rights of man” (tdk menca-
kup “rights of women”)  “human rights”

3
Upaya Penegakan HAM (1)
 Magna Carta (1215)
John of England >< Knights  bukan demi rakyat
 Perjanjian Westphalia (1648)
konflik Raja (dinasti) di Eropa daratan
 Situasi saat itu (masa Pencerahan) :
- Hub. antar Negara = Hub. antar Dinasti
- Rakyat = subyek negara (onderdaan)
- “Tentara Bayaran” utk lindungi dinasti
- Berlaku asas reprocitas & suatu neg. dpt meng-
hukum neg. lain apabila neg.lain melakukan wan
prestasi

4
Upaya Penegakan HAM (2)
 Bill of Rights (1689)  the Glorious Revolution
James II of England >< Parliament
 Bill of Rights (1776)  Kemerdekaan Amerika 
persamaan hak individu  free to pursuit a
happiness
 Declaration des droits de l’homme et du citoyen
(1789)  Revolusi Perancis
Monarchi absolut >< Borjuis & rakyat  liberte,
egalite, fraternite
 Menjadi dasar acuan HAM Universal

5
Hukum Humaniter (1)
 Sejak era Pencerahan (renaissance) :
Perang makin kejam, terjadi antar dinasti, perang
bersifat petualangan, terjadi pemberontakan
terhadap agama Keristen (Katholik Roma)
 Perang Austria-Sardinia (dibantu Perancis) 
J.Henri Dunnant  Palang Merah
 Konvensi Geneva 1864  Humanisasi Perang
 Konvensi Geneva 1907  awal & akhir perang,
hukum & kebiasaan perang di darat diresmikan
 Konvensi Geneva 1949  berlaku utk perang di laut

6
Hukum Humaniter (2)
Perang Dunia I
 Gerakan nasionalis rakyat Eropa Timur - Balkan
 Upaya kecilkan dinasti2 :
> Habsburg: Magyar, Kroasia, Slovakia, Serbia,
Italia, Ukraina, Austro Jerman
> Romanov: Tartar, Lett, Austro Jerman, Armenia,
Finlandia
> Ottoman: Semite (Arab, Yahudi), orang 2 Balkan,
Afrika Utara
Anderson, 2002:123

 Austria-Hongaria, Rusia & Jerman >< Perancis,


Inggris & USA
 Tentara Jerman kejam  harus diadili
7
Hukum Humaniter (3)
Perjanjian Versailles 1919
 Pengadilan di Den Haag (special Tribunal) 
International Court of Justice
 Kejahatan yg dituduhkan Kejahatan Perang, pd
Kaizer Wilhelm II (Jerman)
 Individu Tentara Jerman diwajibkan memberi
pertanggungjawaban
 Berlaku asas Retroaktif yg sebenarnya
menyimpang dari asas yg selama ini berlaku
bagi tindak kejahatan

8
Hukum Humaniter (4)

Keputusan Sekutu Pasca Perang Dunia II


 Kejahatan yg dituduhkan & dilaksanakan melalui
Pengadilan Nurenburg & Tokyo (1945)
- Kejahatan thd perdamaian (crime against peace)
- Kejahatan Perang (war crime)
- Kejahatan thd kemanusiaan (crime against hu-
manity)  genocide
 Salah satu bahan acuan Deklarasi HAM Universal
Haryomataram, 2004 : 75

9
Konsep Hak Asasi Manusia (1)
Pasca Perang Dunia I
 Konsep Dasar : “hak rakyat tentukan nasib
sendiri”
 Vladimir I. Lenin : ingin menciptakan neg.
baru bagi rakyat terjajah
 Woodrow T.Wilson : tetap menhormati imperium
yang ada  batas baru & rakyat menentukan
kehendak sendiri
 Rakyat terjajah dikenalkan sistem mandat
sebelum merdeka
 Imperium Austria-Hungaria (Habsburg) & Turki
(Ottoman) dilucuti

10
Konsep Hak Asasi Manusia (2)
Pasca Perang Dunia II
 Glorious Revolution (1689)  manusia sama di
muka hukum (equality before the law)
 Deklarasi Kemerdekaan Amerika (1774) 
manusia merdeka sejak kandungan dari ibunya
 Deklarasi Perancis (1789)  Tdk boleh ada pe-
nangkapan & penahanan yang semena-mena
 Empat Kebebasan (1941)  (1) kebebasan ber-
bicara & mengeluarkan pendapat, (2) kebebasan
memeluk agama & beribadah, (3) kebebasan dari
kemiskinan, (4) kebebasan dari ketakutan

11
Konsep Hak Asasi Manusia (3)
Konsep Blok Barat
 Ingin meninggalkan konsep “negara yg
mutlak”
 Ingin mendirikan federasi rakyat2 yg bebas
bebas, neg. koordinator & pengawas
 Filosofi dasar : hak asasi tertanam pada diri
individu manusia
 Hak asasi ledih dulu ada d/p tatanan negara

12
Konsep Hak Asasi Manusia (5)
Konsep Blok Sosialis
 Hak asasi hilang dari individu &
terintegrasi dalam masyarakat
 Hak asasi manusia tidak ada sebelum

negara ada
 Negara berhak membatasi hak asasi

manusia, apabila situasi meng-


hendaki

13
Konsep Hak Asasi Manusia (6)
Konsep Bangsa2 Asia & Afrika
 Tidak boleh bertentangan dgn ajaran
agama/sesuai dgn kodratnya
 Masyarakat sbg keluarga besar 
penghormatan utama utk kepala keluarga
 Individu tunduk kpd kepala adat  tugas
& kewajiban
 Blok Barat menyatakan bahwa konsep
Asia/Afrika sangat membatasi HAM

14
HAK ASASI MANUSIA (1)
4 Pilar Konsep HAM Universal
 Hak Pribadi : hak-hak persamaan hidup,
kebebasan, keamanan dls (ps 3 s/d ps 11)
 Hak Milik Pribadi dlm Kelompok Sosial dimana ia
ikutserta (ps 12 s/d ps 17)
 Kebebasan Sipil & politik utk dpt ikutserta dlm
Pemerintahan (ps 18 s/d ps 21)
 Hak-hak berkenaan dgn masalah ekonomi & sosial
(ps 22 s/d 27)
 Kewajiban hanya pada masyarakat tempat ia
mendapat utk kembangkan pribadinya dgn leluasa
(ps 29)

15
HAK ASASI MANUSIA (2)
Perbedaan Interpretasi
 HAM universal absolut (sesuai dgn teks yg
dideklarasikan 10 Des 1948)
 HAM universal relatif  disesuaikan situasi
& kondisi negara
 HAM komuniterian absolut (berdasarkan
konsep negara2 Sosialis)
 HAM komunitarian relatif  disesuaikan
dgn situasi & kondisi negara hak asasi
warganegara (HAW)

16
HAK ASASI MANUSIA (3)
Akibat Perbedaan Interpretasi (1)
 HAM Generasi Pertama: berpusat pd bid. Hukum
& politik  dampak PD II, totalisme & keinginan
negara merdeka baru utk ciptakan tertib hukum
baru. (1948-1966)
 HAM Generasi Kedua: juga tuntutan hak2 sosial,
ekonomi, politik & budaya  kurang penekanan
aspek hukum kurang  ketidak seimbangan dgn
hak sosial-budaya, ekonomi, politik
 Manusia mempunyai hak & tanggung jawab yg
timbul sbg akibat perkembangan kehidupannya

17
HAK ASASI MANUSIA (4)
Akibat Perbedaan Interpretasi (2)
 HAM Generasi Ketiga: berupaya kesatuan antara
hak2 ekonomi, sosial, budaya, politik & hukum dlm
satu wadah  hak2 melaksanakan pembangunan
(the rights of development)  tetap tdk seimbang,
karena lebih mementingkan ekonomi.  berlaku
pepatah “justice delayed, justice deny”
 HAM Generasi Keempat: Declaration of the Basic
Duties of Asia People and Government  pemba-
ngunan berdikari, perdamaian, partisipasi rakyat,
hak2 budaya, dan keadilan sosial.

18
Hak Asasi Manusia Indonesia (1)
Pandangan & Sikap Bgs Indonesia (1)

 HAM bersumber dari ajaran agama, nilai moral uni-


versal, dan nilai luhur bangsa Indonesia
 Bangsa Indonesia  menghormati Deklarasi Uni-
versal HAM & berbagai instrumen HAM lainnya
 HAM: hak dasar yg melekat secara kodrati sbg anu-
gerah Tuhan YME

19
Hak Asasi Manusia Indonesia (2)
Pandangan & Sikap Bgs Indonesia (2)
 Manusia mempunyai hak & tanggung jawab yg
timbul sbg akibat perkembangan kehidupannya
 Perumusan HAM  dilandasi oleh pemahaman
tdp citra, harkat & martabat diri manusia sendiri
 Manusia hidup tidak terlepas dari Tuhan, sesama
manusia & Lingkungan
 Hak asasi & kewajiban manusia terpadu &
melekat pada diri manusia

20
Hak Asasi Manusia Indonesia (3)
Dalam Konstitusi NKRI
 Pembukaan UUD-45 (alinea I)
 Hak asasi warganegara
 Pancasila pada sila IV
 Batang Tubuh UUD-45 (asli) : ps 29
kebebasan beragama
 Batang Tubuh UUD-45 (baru/**) ps :
Ps 27 hak & wajib ikutserta bela negara
Ps 28A s/d 28J tentang Hak Asasi Manusia
Ps 30 hak & wajib ikutserta hankamneg

21
Hak Asasi Manusia Indonesia (4)
Dalam UU NKRI (1)
 UU no 5/1998 ttg Konvensi Menentang Penyik-
saan dan Penghukuman yang kejam
 UU no 39/1999 ttg Hak Asasi Manusia
 UU no 26/2000 ttg Pengadilan HAM
 UU no 23/2002 ttg Perlindungan Anak
 UU no 23/2004 ttg Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga

22
Hak Asasi Manusia Indonesia (5)
Dalam UU NKRI (2)
Falsafah UU HAM Indonesia (1)
 Tuhan YME pencipta alam semesta dgn segala
isinya
 Manusia dianugerahi jiwa & raga serta berbagai
kemudahan oleh Penciptanya, utk menjamin
kelanjutan hidupnya
 Utk melindungi, mempertahankan, dan mening-
katkan martabatnya diperlukan pengakuan &
perlindungan HAM agar tidak menjadi serigala
bagi manusia lainnya (homo homini lupus)

23
Hak Asasi Manusia Indonesia (6)
Dalam UU NKRI (3)

Falsafah UU HAM Indonesia (2)


 HAM yg satu dibatasi HAM lainnya sehingga HAM
bukan tanpa batas
 HAM tidak boleh dilenyapkan
 Setiap HAM mengandung kewajiban dasar untuk
menghormati hak asasi orang lain
 HAM harus benar2 dihormati, dilindungi, dan dite-
gakkan, utk itu Pem & Ap.Neg & pejabat publik
berkewajiban menjamin tegaknya HAM.

24
Hak Asasi Manusia Indonesia (7)
Dalam UU NKRI (4)
Beberapa Pengertian dlm UU HAM RI (1)
 HAM  seperangkat hak yg melekat pd hakekat
keberadaan manusia sbg mahluk Tuhan YME
 Kewajiban dasar manusia  seperangkat kewa-
jiban, bila tdk dilaksanakan tdk memungkinkan
tegaknya HAM
 Diskriminasi  pembatasan, pelecehan/ pengu-
cilan  pada perbedaan manusia atas dasar
SARA dls

25
Hak Asasi Manusia Indonesia (8)
Dalam UU NKRI (5)
Beberapa Pengertian dlm UU HAM RI (2)
 Penyiksaan  setiap perbuatan yg dilakukan
dgn sengaja—rasa sakit yg hebat pada
seseorang—agar mengaku dgn sepengatahuan
pejabat publik
 Setiap HAM mengandung kewajiban utk meng-
hormati HAM orang lain  kewajiban dasar
 HAM harus dihormati benar  Pem, Aparatur
Neg, & Pejabat publik  berkewajiban &
tanggung jawab menjamin terselenggaranya
HAM

26
Hak Asasi Manusia Indonesia (9)
Dalam UU NKRI (6)
Beberapa Pengertian dlm UU HAM RI (3)
 Komnas HAM  lembaga mandiri setingkat dgn
lembaga negara lainnya  melaksanakan kajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi HAM
 Pelanggana HAM  setiap perbuatan
seseorang/kelompok (termasuk aparat neg) dgn
sengaja/tidak sengaja lalai secara melawan hukum
mengurangi, dls sehingga sekelompok orang tdk
mendapat penyelesaian hukum yg benar
 Pelanggran HAM yg berat  genocide, pembunuh-an
di luar putusan pengadilan, penyiksaan, penghi-langan
orang secara paksa, perbudakan, diskrimi-nasi secara
sistimatis

27
Hak Asasi Manusia Indonesia (10)
Dalam UU NKRI (7)

Kebebasan Dasar Manusia


 Hak untuk hidup (ps 9)
 Hak berkeluarga & melanjutkan keturunan (10)
 Hak mengembangkan diri (ps 11 s/d ps 16)
 Hak memperoleh keadilan (ps 17 s/d ps 19)
 Hak atas kebebasan pribadi (ps 20 s/d ps 27)

28
Hak Asasi Manusia Indonesia (11)
Dalam UU NKRI (8)
Kebebasan Dasar Manusia (2)
 Hak atas rasa aman (ps 28 s/d ps 35)
 Hak atas kesejahteraan (ps 36 s/d ps 42)
 Hak turutserta dlm Pemerintahan (ps 43 – ps 44)
 Hak wanita (ps 45 s/d 51)
 Hak anak (ps 52 s/d ps 66)

29
Hak Asasi Manusia Indonesia (12)
Dalam UU NKRI (9)
Kewajiban dan Tanggung Jawab
 Kewajiban dasar manusia ( ps 67 s/d ps 69)
 Kewajiban & tanggungjawab Pem (ps 71-ps 72)
 Pembatasan & Larangan (ps 73-ps 74)
 Komisi Nasional HAM (ps 75 s/d ps 99), pem-
bentukkannya diresmikan Pres {ps 83 ayat (1)}
 Partisipasi Masyarakat (ps 100 s/d ps 103)
 Pengadilan Hak Asasi Manusia (ps 104)

30
Hak Asasi Manusia Indonesia (13)
Dalam UU NKRI (10)
Kekhasan UU no39/1999 ttg HAM
 Penjelasan ps 49 bahwa harus ada keterwakilan
wanita pada ketiga lembaga negara
 Penjelsan ps 49 ttg perlindungan lebih menitik
beratkan pd perlindungan reproduksi.
 Kebebasan menikah mengacu pd hukum agama
 Pengertian ttg anak sejak dlm kandungan & anak
berhak atas nama (sendiri + kel) ps 53 ay (1), (2)
 Pasal2 ttg anak menandakan bahwa Pem RI telah
meratifikasi Convention on the Rights of the Child.

31
Hak Asasi Manusia Indonesia (14)
Dalam UU NKRI (11)

Kekhasan UU no39/1999 ttg HAM


 Ttg Kewajiban dasar (ps 68)  “setiap warganega-
ra wajib ikut serta dlm upaya pembelaan negara”
padahal ps 30 UUD-45 (asli) & ps 27 UUD-45 (II)
mengisyaratkan hak & kewajiban (> demokratis)
 Ttg kewajiban Pem RI  Pem RI menghormati hu-
kum internasional sepanjang dpt diterima oleh RI
 Partisipasi menerumuskan & penelitian kasus HAM
 Pembentukan Pengadilan HAM  untuk adili
pelanggaran HAM berat (genocide)
32
Rule of Law (1)
Latar Belakang
 Rule of Law  doktrin dlm hukum yg muncul
pada abad XIX
 Muncul bersama : konstitusi & demokrasi
 Koreksi terhadap negara autokrasi
 Semangat menegakkan rule of law untuk
mengambil alih regim kuno (ancient regime) 
bangsawan, gereja, militer dan kerajaan.
 Semboyan “keadilan harus berlaku untuk
semua orang”  konstitusi

33
Rule of Law (2)
Pelaksanaan Rule of Law yang Berbeda
Prof Dr. Sunaryati Hartono, SH :
 Setiap bgs memiliki faham “RoL” yg berbeda
 Tegaknya “RoL” tdk dgn sendirinya tegaknya neg.
hukum  Neg. Kekuasaan.
 Agar tercipta neg. hukum pelaksanaan mengarah
pada just law
 Pelaksanaan “RoL” & terjaminnya neg. hukum,  wn
& Pem. dibawah hukum “untergeordet”
 Di UK : hub hukum & keadilan, USA : HAM, Belanda
Neg Hukum.
34
Rule of Law (3)
Pelaksaan Rule of Law di Indonesia
Suatu Harapan
 Secara formal “RoL” telah tersurat melalui UUD-45
baik dalam pembukaan maupun batang tubuh.
 Inti dari ajaran “RoL” adalah jaminan adanya
penegakan hukum
 Penegakan “RoL” di Indonesia  tergantung pada
masyarakat hukum, akar budaya bangsa, wawasan
sosial dan kebangsaan.
 Diperlukan hukum progresif

35
Kepustakaan
 UUD-45 beserta amandemen 1 s/d 4
 UU no. 39/1999 ttg HAM
 UU no. 26/2000 ttg Pengadilan HAM
 Anderson, Ben. 2002. Imagined Communities, Yogyakarta, Insist
 Ball, T. Grant & Lee J. Rosch, 1973,Civics, Chicago Ill, Foullet Publishing
 Cassese, Antonio, 1994, Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah,
Jakarta Yayasan Obor Indonesia.
 Encyclopedia Amricana, vol 28, 1987, New York, NY
 Haryomataram, GPH, SH, 1988, Bunga Rampai Hukum Humaniter.
Jakarta, Bumi Nusantara Jaya
 -------, 2002, Konflik Bersenjata dan Hukumnya. Jakarta : Universitas
Trisakti
 Lubis, T.Mulya (edt), 1993, Hak-hak Asasi Manusia dalam Masyarakat
Dunia, isu dan tindakan. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
 Mahfud, Dr. Moh MD, 1999, Hukum dan Pilar-pilar Demokrasi,
Yogyakarta, GAMA Media
 Sugito, Prof. Dr. AT. 2005. Rule of Law. Jakarta, Ditjen Dikti

36

Anda mungkin juga menyukai