Anda di halaman 1dari 30

Mata Kuliah

HUKUM DAN HAM


Buku-buku

• Sosialisasi dan Diseminasi HAM, Darwin Prinst


• HAM dalam Dunia Yang Berubah, Antonio
Cassese
• Statuta Roma, Ifdal Kasim, ELSAM
• Pendidikan Kewarganegaraan dan HAM, Sobirin
Malian dan Suparman Marzuki, UII Press.
• UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM
• UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
• Hukum dan Ham, PUSHAM UII
Kriteria Penilaian
Variabel Prosentase

Nilai Ujian Mid Semester 30%

Nilai Ujian Akhir Semester 40%

Tugas 30%
a. Pengertian HAM
Miriam Budiarjo :
HAM adalah hak yang dimiliki manusia yang telah
diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan
kelahiran atau kehadirannya di dalam masyarakat.

Oemar Seno Adji :


HAM adalah hak yang melekat pada martabat
manusia sebagai insan ciptaan Allah Yang Maha
Esa yang sifatnya tidak boleh dilanggar oleh
siapapun, dan seolah-olah merupakan holy area.

HAM adalah sejumlah hak dasar yang dimiliki oleh


manusia sejak lahir sesuai dengan kodratnya yang
merupakan anugerah dari Tuhan.
HAM merupakan sejumlah hak yang berakar
dalam tabiat setiap pribadi yang justru
karena kemanusiaannya tidak dapat
dicabut oleh siapapun juga, karena kalau
dicabut hilang pula kemanusiaannya.
HAM yang dimiliki manusia sejak lahir itu
misalnya hak hidup, hak milik, hak
kebebasan, dan hak-hak dasar lain yang
melekat pada diri manusia.
UU NO. 39/1999 TTG. HAM
• Seperangkat hak yg melekat pd hakekat
dan keberadaan manusia sbg. Mahluk
tuhan y.M.E. Dan mrpkn. Anugerahnya,
yg. Wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah
dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat
manusia (Pasal 1)
B. Sejarah Singkat timbulnya HAM
HAM sesungguhnya telah diperjuangkan sejak abad
XIII di Inggris.
1. Revolusi Inggris
Berturut-turut perjuangan rakyat Inggris menghasilkan
beberapa piagam antara lain :
a. Magna Charta (1215)
Terjadi pada masa pemerintahan John Lackland,
isinya :
- Raja tidak boleh memungut pajak kalau tidak
seijin “Great Council”.
- Orang tidak boleh ditangkap, dipenjara, disiksa atau
disita miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum
negara.
b. Petition of Rights (1629)
Terjadi pada masa pemerintahan charles I, isinya
:
- Pajak dan hak-hak istimewa harus
dengan ijin parlemen
- Tentara tidak boleh diberikan penginapan
di rumah-rumah penduduk
- Dalam keadaan damai tentara tidak boleh
menjalankan hukum perang
- Orang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan
yang sah.
c. Habeas Corpus Act (1679)
Terjadi pada masa Charles II, isinya :
- Jika diminta hakim harus dapat
menunjukkan orang yang ditangkapnya
dengan alasan dari penangkapan
- Orang yang ditangkap harus diperiksa
selambat-lambatnya dalam dua hari
setelah ditangkap
d. Bill of Rights (1689)
Semula bernama Declaration of Rights yang
dikeluarkan oleh Raja Willem III. Setelah
diresmikan oleh Parlemen menjadi Undang-
undang namanya berubah menjadi Bill of Rights,
isinya :
- membuat undang-undang harus seijin
parlemen
- pajak harus seijin parlemen
- mempunyai tentara harus ijin parlemen
- kebebasan berbicara dan berpendapat bagi
parlemen
- parlemen berhak mengubah keputusan raja
- pemilihan parlemen harus bebas
2. Revolusi Amerika (1776)

The Declaration of American Independence


4 Juli 1776, isinya : “ Bahwa semua orang
diciptakan sama. Mereka dikarunia oleh
Tuhan hak-hak yang tidak dapat dicabut
daripadanya, ialah : hak hidup, hak
kebebasan, dan hak mengejar
kebahagiaan (life, liberty and persuit of
happiness).
3. Revolusi Perancis (1789)

Menentang kekuasaan mutlak Raja Louis XVI. UUD


Perancis berbunyi : “La Declaration des droit de
L’homme et du citoyen”, atau pernyataan hak-hak
manusia dan penduduknya, isinya antara lain :
- Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-
hak yang sama
- Hak-hak itu ialah hak kebebasan, hak milik,
keamanan dan sebagainya.
- Liberte, egalite, fraternite
4. The Four Freedom of F.D. Roosevelt (1941)

Empat macam kebebasan yang dicetuskan oleh


Franklin Delano Roosevelt, isinya :
1. Freedom of spech and expression
(kebebasan berbicara dan berpendapat)
2. Freedom of Religion (kebebasan beragama)
3. Freedom from Fear (Bebas dari rasa takut)
4. Freedom from Want (Bebas dari Kemiskinan)
Human Rights and the UN –
Development of Norms
• UN Charter, 1945 Article 1(3): One of the purposes of the
UN is
« To achieve international co-operation
in … promoting and encouraging
respect for human rights and for
fundamental freedoms for all
without distinction as to race, sex,
language, or religion »

Article 55(c): The UN shall promote


« universal respect for, and
observance of, human rights and
fundamental freedoms for all without
distinction as to race, sex, language, or
religion »
• Sejarah Perumusan Deklarasi Umum Hak Asasi
Manusia/Universal Declaration of Human Right
• Pembentukan Komisi HAM PBB pada tahun
1945 dengan diketuai oleh Ny. Eleanor
Roosevelt.
• Komisi HAM PBB membahas draft/rancangan
Deklarasi
• Tanggal 10 Des 1948 dicetuskan Deklarasi
Umum Hak Asasi Manusia.
• DUHAM : a common standard of
achievement for all people and all nation
• (standar pencapaian bersama bagi semua
orang dan semua bangsa)
Drafting of the UDHR
UN Declaration of Human Rights
Structure of human rights
• ”House of Rights”:

Rene Cassin
House of Rights

Articles 28 -30:
International order for implementation

Articles Articles
Articles
18-21: 22-27:
Articles 12-17:
2-11:
Public Economic
Relation-
freedoms Social
Personal ship
Political Cultural
rights between
rights rights
people

Preamble and Article 1:


Equality, dignity and brotherhood
• Non-derogable rights : hak yang tidak
boleh dikurangi dalam keadaan apapun.
PERJANJIAN-PERJANJIAN INTERNASIONAL
MENGENAI HAM

1. Internasional Covenant on Civil and Political


Rights (Perjanjian Internasional mengenai Hak-hak
Sipil dan Politik), berlaku tanggal 23 Maret 1976, Ada
112 negara yang telah meratifikasi/menyetujui
perjanjian ini sampai dengan Agustus 1992

2. International Covenant on Economic, Social and


Cultural Rights (Perjanjian Internasional mengenai
Hak-hak Ekonomi, Sosial dan budaya) berlaku tanggal
3 januari 1976. Ada 115 negara yang telah meratifikasi
/menyetujui perjanjian ini sampai dengan Agustus
1992
Kedua Perjanjian itu dicetuskan pada tanggal 16
Desember 1966 oleh Majelis Umum PBB.
1. Internasional Covenant on Civil and Political Rights
(ICCPR)

• Perjanjian Internasional mengenai Hak-


hak Sipil dan Politik sebanyak 53 pasal,
isinya secara garis besar yaitu :
– Kebebasan bergerak
– Persamaan di depan hukum
– Praduga tak bersalah
– Kebebasan berpikir
– Kesadaran beragama
– Kebebasan berpendapat dan menyatakan
pendapat
– Berserikat secara damai
– Kebebasan berserikat
– Berpartisipasi dalam masalah pemerintahan
dan pemilu
– Perlindungan terhadap kaum minoritas
2. International Covenant on Economic, Social and
Cultural Rights (ICESCR)

Perjanjian Internasional mengenai Hak-hak


Ekonomi, Sosial dan budaya, sebanyak 31
pasal, isinya secara garis besar yaitu :
– Hak untuk bekerja dalam kondisi yang adil dan
menguntungkan
– Hak atas perlindungan sosial, atas standar hidup
yang pantas dan hak atas standar kesejahteraan
fisik dan mental yang tertinggi yang bisa dicapai
– Hak atas pendidikan dan hak untuk menikmati
manfaat kebebasan kebudayaan dan kemajuan
ilmu pengetahuan.
Ratifikasi
• Pemerintah Indonesia sudah meratifikasi
Perjanjian Internasioal tersebut dengan Undang-
Undang :
1. UU No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan
terhadap Konvensi Internasional tentang Hak-
hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
2. UU No. 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan
terhadap Konvensi Internasional tentang Hak-
hak Sipil dan Politik
Selain itu juga terdapat 2 Optional Protocol (protocol
pilihan) yang dicetuskan yaitu :
• Protokol Pilihan I tentang Perjanjian Internasional
mengenai Hak-hak Sipil dan Politik pada tanggal 16
Desember 1966
• Protokol Pilihan II tentang Perjanjian Internasional
mengenai Hak-hak Sipil dan Politik pada tanggal 15
Desember 1989 mengatur tentang Penghapusan
hukuman Mati. Sampai dengan 31 Desember 1991
sebanyak 12 negara telah melakukan ratifikasi.
Sedangkan untuk protocol pilihan untuk Perjanjian
Internasional mengenai Ekonomi, social dan budaya
sampai saat ini masih dalam pembahasan PBB.
Konvensi-konvensi Internasional HAM
1. CERD (Convention on Elimination of All Forms of
Racial Discrimination)
“Konvensi tentang Penghapusan Semua Bentuk
Diskriminasi Rasial”, 21 Desember 1965, Indonesia
telah meratifikasi dengan menetapkan UU No. 29
tahun 1999 tentang Pengesahan CERD.

2. CEDAW (Convention on the Elimination of All


Forms of Discrimination Against Women
“Konvensi tentang Penghapusan Semua Bentuk
Diskriminasi terhadap Perempuan”,
18 Desember 1979, Indonesia telah meratifikasi
dengan menetapkan UU No. 7 tahun 1984 tentang
Pengesahan CEDAW
3. CAT (Convention Against Torture and Other Cruel,
Inhuman or Degrading Treatment or Punishment),
“Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau
Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau
Merendahkan Martabat”, 10 Desember 1984, Indonesia
telah meratifikasi dengan menetapkan UU No. 5 tahun
1998 tentang Pengesahan CAT

4. CRC (Convention on the Rights of The Child),


“Konvensi Hak-hak Anak”, 20 November 1989.

5. MWC (Convention on the Protection of the Rights of All


Migrant Workers and Members of Their Families),
“Konvensi Perlindungan terhadap Hak-hak Semua Buruh
Migran dan Anggota Keluarganya”, 2003

Anda mungkin juga menyukai