Perwakilan Diplomatik
Pengertian Perwakilan Diplomatik,- Istilah diplomatik berasal dari bahasa latin
"Diploma" yang artinya piagam, surat perjanjian. Dalam perkembangan sejarah, arti
diplomatik berkembang hingga meliputi kegiatan yang luas, seperti kegiatan yang
menyangkut hubungan antarnegara dalam bidang politik. Adapun orang yang
melaksanakan diplomasi disebut "diplomat". Para diplomat tersebut mendapatkan
pengakuan secara resmi sebagai wakil negaranya baik dari negara penerima maupun
negara pengirim. Berdasarkan keputusan Presiden No. 108 Tahun 2003 tentang
Organisasi Perwakilan RI di Luar Negeri, dijelaskan bahwa. Perwakilan Diplomatik
adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Perutusan Tetap Republik Indonesia
yang melakukan kegiatan diplomatik di seluruh wilayah negara penerima dan atau pada
organisasi internasional untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa,
negara dan pemerintah Republik Indonesia.
Pada pasal 3 ayat (1) disebutkan bahwa, Perwakilan Diplomatik berkedudukan di Ibu
Kota Negara Penerima atau di tempat kedudukan Organisasi Internasional, dipimpin
oleh seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang bertanggung jawab
kepada Presiden melalui Menteri Luar Negeri. Untuk memajukan negara, kita harus
bekerja sama dengan negara lain. Apalagi saat awal kemerdekaannya, Indonesia
sangat memerlukan pengakuan dan dukungan dari negara lain. Sehubungan dengan
kerja sama yang dilakukan oleh negara Indonesia dengan negara lain, telah dibuat
ketentuan yang berkaitan dengan hal tersebut dimuat dalam Pasal 13 UUD 1945 yang
berbunyi :
Presiden mengangkat Duta dan Konsul.
Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.
Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
Setiap negara yang menjalin hubungan kerja sama dengan nagara lain, harus
menempatkan wakil resmi di negara yang bersangkutan. Duta dan Konsul adalah unsur
yang ada dalam perwakilan suatu negara di negara lain. Perwakilan suatu negara di
negara lain dibedakan menjadi dua, yaitu perwakilan Diplomatik dan Perwakilan
Konsuler.
Tingkatan-Tingkatan Perwakilan Diplomatik Indonesia
a. Duta Besar Berkuasa Penuh (Ambassador)
Duta Besar Berkuasa Penuh (Ambassador) merupakan perwakilan diplomatik yang
mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa dan ditempatkan pada negara yang
banyak menjalin hubungan timbal balik. Duta Besar memiliki tiga tugas, yaitu
melaksanakan perundingan (negotiation), meneropong keadaan (observation), dan
memberi perlindungan (protection).
b. Duta (Gerzant)
Duta (Gerzant) adalah perwakilan diplomatik yang pangkatnya di bawah Duta Besar.
Dalam menyelesaikan persoalan, kedua negara harus berkonsultasi dahulu dengan
pemerintahnya.
Berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945 diprakarsai oleh 5 negara antara lain Amerika
serikat, Inggris, Rusia, Cina dan Prancis. Kelima Negara tersebut sekarang sebagai
anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memegang hak Veto yaitu hak untuk
membatalkan atau memveto keputusan dewan keamanan PBB. Bahasa persidangan
PBB adalah bahasa Arab, Inggris, Prancis, mandarin. Rusia dan Spanyol. Dan Sekjen
PBB sekarang adalah Ban Kimon dari Korea Selatan.
a. Tujuan PBB:
1. Menjaga perdamaian dunia
2. Mengembangkan persahabatan antar bangsa
3. Memvantu masyarakat dunia lebih sejahtera, memberantas kemiskinan, buta aksara,
penyakit menular, menghentikan pengrusakan lingkungan dan penghormatan HAM.
4. Menjadi pusat bangsa –bangsa dalam pencapaian tujuan PBB diatas.
b. Prinsip-Prinsip PBB:
1. Negara anggota memiliki kedaulatan sederajat.
2. Negara anggota mematuhi piagam PBB
3. Negara-negara menyelesaikan perselisihan dengan cara damai
4. Negara-negara menghindari penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan.
5. Negara anggota membantu PBB
A. Tujuan ASEAN :
1. Memepercepat peetumbuhan ekonomi, soaial dan budaya dfi kawasan asia tenggara.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabiloitas regional dan saling mengjhormati.
3. Meningkatkan kerjasama dalam masalah yang menyangkut kepentingan beresama
bidang ekonomi, soaial budaya, tekhnik, pengetahuan dan administrasi.
4. Salng memberi bantuan dalam bentuk saran latihan dan penelitian.
5. Bekerjasama dalam dalam penggunaan pertanian dan industry, perbaikan tarap
hidup rakyat.
6. Membina kerjasama dengan organisasi dunia lainnya.
Perjanjian Internasional ~ Perjanjian internasional merupakan sumber hukum utama
atau primer dari hukum internasional. Sebagai sumber hukum utama, perjanjian
internasional memberikan jaminan hukum bagi subjek-subjek hukum internasional
(Baca: pengertian perjanjian internasional). Nah pada kesempatan kali ini, Zona Siswa
akan membahas Perjanjian Internasional secara lengkap di sini. Semoga bermanfaat.
Check this out!!!
1. Perjanjian bilateral, adalah suatu bentuk perjanjian yang dibuat atau diadakan
oleh dua negara.
2. Perjanjian multilateral, adalah suatu bentuk perjanjian yang diadakan oleh lebih
dari dua negara.
1. Traktat (treaty)
Traktat (treaty) yaitu suatu perjanjian antara dua negara atau lebih untuk mencapai
hubungan hukum mengenai objek hukum (kepentingan) yang sama. Dalam hal ini,
masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang mengikat dan mutlak, dan
harus diratifikasi. Istilah traktat digunakan dalam perjanjian internasional yang bersifat
politis. Misalnya, Treaty Contract tentang penyelesaian masalah dwi kewarganegaraan
tahun 1955, antara pihak Indonesia-RRC. Dan pada tahun 1990 antara RI dengan
Australia juga menandatangani suatu traktat tentang batas landas kontinen dan
eksplorasi di celah Timor, yang dikenal dengan perjanjian “Celah Timor”.
2. Agreement
Agreement yaitu suatu perjanjian/persetujuan antara dua negara atau lebih, yang
mempunyai akibat hukum seperti dalam treaty. Namun dalam agreement lebih bersifat
eksekutif/teknis administrative (non politis), dan tidak mutlak harus diratifikasi, yaitu
tidak perlu diundangkan dan disahkan oleh pemerintah/ kepala negara. Walaupun ada
agreement yang dilakukan oleh kepala negara, namun pada prinsipnya cukup dilakukan
dengan ditandatangani oleh wakil-wakil departemen dan tidak perlu ratifikasi. Misalnya,
agreement tentang ekspor impor komoditas tertentu.
3. Konvensi
Konvensi yaitu suatu perjanjian/persetujuan yang lazim digunakan dalam perjanjian
multilateral. Ketentuan-ketentuannya berlaku bagi masyarakat internasional secara
keseluruhan (lawmaking treaty). Misalnya, Konvensi Hukum Laut Internasional tahun
1982 di Montego-Jamaica.
4. Protokol
Protokol yaitu suatu perjanjian/persetujuan yang kurang resmi dibandingkan dengan
traktat dan konvensi, sebab protokol hanya mengatur masalah-masalah tambahan,
seperti penafsiran klausul-klausul atau persyaratan perjanjian tertentu. Oleh karena itu,
lazimnya tidak dibuat oleh kepala negara. Contohnya, protokol Den Haag tahun 1930
tentang perselisihan penafsiran undang-undang nasionalitas tentang wilayah perwalian,
dan lain-lain.
5. Piagam (statuta)
Piagam (statuta) yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan sebagai persetujuan
internasional, baik mengenai lapangan-lapangan kerja internasional maupun mengenai
anggaran dasar suatu lembaga. Misalnya Statuta of The International Court of Justice
pada tahun 1945. Adakalanya piagam itu digunakan untuk alat tambahan/lampiran
pada konvensi. Umpamanya Piagam Kebebasan Transit yang dilampirkan pada
Convention of Barcelona tahun 1921.
6. Charter
Charter yaitu piagam yang digunakan untuk membentuk badan tertentu. Misalnya, The
Charter of The United Nation tahun 1945 dan Atlantic Charter tahun 1941.
7. Deklarasi (declaration)
Deklarasi (declaration) yaitu suatu perjanjian yang bertujuan untuk memperjelas atau
menyatakan adanya hukum yang berlaku atau untuk menciptakan hukum baru.
Misalnya Universal Declaration of Human Rights pada tanggal 10 Desember 1948.
8. Covenant
Covenant yaitu suatu istilah yang digunakan dalam pakta Liga Bangsa- Bangsa pada
tahun 1920, yang bertujuan untuk menjamin terciptanya perdamaian dunia,
meningkatkan kerja sama internasional, dan mencegah terjadinya peperangan.
Dalam konvensi Wina tahun 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional disebutkan
bahwa dalam pembuatan perjanjian baik bilateral maupun multilateral dapat dilakukan
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Perundingan (negotiation)
Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antara pihak/negara tertentu yang
berkepentingan, di mana sebelumnya belum pernah diadakan perjanjian. Oleh karena
itu, diadakan penjajakan terlebih dahulu atau pembicaraan pendahuluan oleh masing-
masing pihak yang berkepentingan. Dalam melaksanakan negosiasi, suatu negara
dapat diwakili oleh pejabat yang dapat menunjukkan surat kuasa penuh (full powers).
Selain mereka, juga dapat dilakukan oleh kepala negara, kepala pemerintahan, menteri
luar negeri, atau duta besar.
2. Penandatanganan (signature)
Penandatanganan naskah perjanjian dilakukan oleh para menteri luar negeri atau
kepala pemerintahan. Untuk penandatanganan teks perundingan yang bersifat
multilateral dianggap sah apabila 2/3 suara peserta yang hadir memberikan suara,
kecuali jika ditentukan lain. Namun demikian, perjanjian belum dapat diberlakukan
masing-masing negara sebelum diratifi kasi.