Anda di halaman 1dari 12

1.

UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN PENEGEKAN HAM

A.1. Pengertian dan Macam-macam HAM


1. Pengertian HAM
Istilah hak asasi manusia menurut bahasa Prancis ”droit de’home”. Menurut bahasa
Inggris adalah ”human rights”. Sedangkan menurut bahasa Belanda ”memen rechten”.
Secara umum hak asasi manusia diartikan sebagai hak-hak dasar yang dimiliki setiap
manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Artinya
hak asasi ini bukan diberikan atau pemberian orang lain, golongan, atau negara. Oleh
karena itu pula hak asasi manusia tidak dapat diambil atau dicabut, diabaiakan,
dikurangi atau dirampas oleh suatu kekuasaan melainkan harus dihormati,
dipertahankan dan dilindungi.
Pengertian;
 seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
 anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa kepada makhluk yang bernama manusia
 wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah
dan setiap orang
 Tuhan yang memberi HAM, bukan negara
Berikut ini beberapa pengertian hak asasi manusia yang dikemukakan oleh para ahli:
1) John Locke
Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat
pada manusia dan tidak dapat diganggu gugat atau sifatnya mutlak.
2) Koentjoro Poerbapranoto
Hak asasi adalah hak yang sifatnya asasi yaitu dimiliki manusia menurut kodratnya dan
sifatnya suci.
3) Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat
manusia.
4) Menurut Mirriam Budiarjo
Hak asasi adalah hak yang diperoleh dan dibawa bersamaan dengan kelahiran atau
kehadiran manusia didalam kehidupannya di masyarakat.
5) Menurut Piagam Hak Asasi Internasional konsepsi HAM yang tercantum dalam
Universal Declaration of Human Rights (UDHR) sebenarnya merupakan perkembangan
dari ajaran F.D. Roosevelt, yaitu The four Freedom yang terdiri atas:
v Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berkarya
v Kebebasan beragama
v Kebebasan dari rasa takut
v Kebebasan dari kemiskinan
Dari istilah dan pandangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa HAM meemeiliki
beberapa ciri khusus, yaitu sebagai berikut:
1. Hakiki (ada pada setiap diri manusia sebagai mahkluk tuhan)
2. Universal, artinya hak itu berelaku untuk semua orang dimana saja, tanpa
memandang status, ras, harga diri, jender atau perbedaan lainnya.
3. Permanen dan tidak dapat dicabut, artinya hak itu tetap selama manusia itu
hidup dan tidak dapat dihapuskan oleh siapapun.
4. Tak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah
hak sipil atau hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
5. Macam-macam HAM
6. hak asasi pribadi (personal right), misalnya hak kemerdekaan memeluk agama
dan beribadah menurut agama masinng-masing, menyatakan pendapat,
berorganisasi dan sebagainya
7. hak asasi ekonomi (property right), misalnya hak kebebasan memiliki sesuatu,
membeli dan menjual sesuatu mengadakan kontrak atau perjanjian, dan lain
sebagainya.
8. hak asasi politik (political right), misalnya hak untuk diakui dalam kedudukan
sebagai warga negara yang sederajat, ikut serta dalam pemeerintah, hak
memilih dan dipilih, mendirikan partai politik atau organisasi, mengajukan kritik
dan sebagainya.
9. hak asasi sosial dan kebudayaan (social dan cultural right), misalnya hak
kebebasan memilih dan mendapatkan pendidikan, mengembangan kebudayaan
dan lain sebagainya.
10. hak memperoleh perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (right of
legal equality).
11. hak asasi untuk memperoleh perlakuan tata peradilan dan perlindungan hukum
(procedural right), misalnya hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil
dalam peradilan, pembelaan hukum, penerapan asas pradga tak bersalah, dan
sebagainya.
A.2. Sejarah Lahirnya Hak Asasi Manusia
v Jaman Yunani Kuno, Plato (428-348 SM)
Menayatakan kepada warganya bahwa kesejahteraan bersama baru terwujud kalau
setiap warganya melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing.
v Aristoteles (384-322 SM)
Negara yang baik adalah Negara yang sering memperhatikan kepentingan dan
kesejahtraan masyarakat banyak.
v Tahun 1215 di Inggris lahir Magna Charta (masa pemerintahan Lockland) yang
isinya: Raja tidak lagi bertindak sewwenang-wenang, dalam hal tertentu tindakannya
harus disetujui bangsawan.
v Petition of Right (1629) di Inggris (masa pemerintahan Charles 1)
Isinya:
 Pajak dan hak-hak istimewa harus mendapat izin parlemen.
 Tentara tidak boleh diberi penginapan di rumah-rumah penduduk.
 Dalam keadaan damai tenatara tidak menjalankan hukum perang.
 Orang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah.
v Bill of Right (1689) di Inggris (masa pemerintahan William III)
Isinya:
 Pembuatan undang-undang harus dengan ijin parlemen.
 Pemungutan pajak harus dengan ijin parlemen.
 Mempunyai tentara tetap harus dengan ijin parlemen.
 Kebebasan berbicara dan berpendapat bagi parlemen.
 Parlemen berhak mengubah keputusan raja.
 Pemilihan parlemen harus bebas.
v Declaration des droit de L’home et du citoyen (pernyataan hak-hak manusia dan
penduduk) di Prancis pada masa Jenderal Laffayete tahun 1789.
Isinya:
 Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-hak yang sama.
 Hak-hak itu adalah hak kebebasan, hak milik, keamanan dan sebagainya.
v The declaration of America Independence (4 Juli 1776) atas jasa presiden Thomas
Jefferson.
Berisi tentang revolusi Amerika untuk melepaskan diri dari Inggris dengan menyatakan
merdeka. Dalam pernyataan itu dinyatakan semua orang diciptakan sama dan dikarunia
hak hidup, hak kebebasan dan hak mengejar kebahagiaan (life, liberty, and pursuit of
happines)
v Menjelang berakhirnya Perang Dunia II (Atlantic Charter), F.D. Roosevelt
mengusulkan 4 kebebasan:
 Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berkarya (freedom of speech and
expreeion)
 Kebebasan beragama (freedom of religion)
 Kebebasan dari rasa takut (freedom of fear)
 Kebebasan dari kemiskinan (freedom of want)
v Tahun 1948 disusun rencana piagam Hak Asasi Manusia oleh Organisasi Kerja
Sama Sosial Ekonomi PBB di bawah pimpinan ny. Elanor Roosevelt.
v 10 Desember 1948 piagam diatas diterima sebagai Universal Declaration of Human
Rights (pernyataan Sedunia tentang hak-hak Asasi Manusia). UDHR ini terdiri dari
mukadimah dan 30 pasal yang dapat diperinci menjadi 2 hak:
 Hak kemerdekaan
Meliputi kemerdekaan seseorang, perlindungan hak milik, tempat tinggal, beragama,
rahasia surat, mengeluarkan pikiran dan perasaan, mendapatkan pendidikan dan
pengajaran.
 Hak politik
Meliputi hak pilih aktif (untuk memilih) dan hak pilih pasif (untuk dipilih), membela
negara dan menjadi pegawai negara.
A.3. Penegakan HAM dalam Perundang-undangan
1. Tujuan: melindungi martabat manusia
2. HAM dalam UUD 1945
ü Pembukaan alinea 1 menyatakan bahwa ”bahwa seseungguhnya kemerdekaan ialah
hak segala bangsa…….”. alinea ini mengandung 2 makna:
-dalil objektif: kemerdekaan ialah hak segala bangsa
-dalil subjektif: aspirasi bangsa Indonesia untuk merdeka
ü Pembukaan alinea 2 “……mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang
kemerdekaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Ini memat hak
asasi politik: kedaulatan, hak asasi ekonomi: kemakmurab dan keadilan.
ü Alinea 3, ”atas berkar rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas………,” ini merupakan
pengakuan kemerdekaan sebagai anugrah Tuhan.
ü Alinea 4, ”……melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah darah
indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa,….melaksanakan ketertiban dunia…..”. hal ini merupakan bahwa negara
memberikan jaminan hak asasi terhadap arga negaranya.
1. HAM dalam batang tubuh UUD 1945 diatur secara khusus dalam pasal 28A-28J.
2. Secara umum HAM di Indonesia diatiur dalam pasal 27-34 UUD 1945
3. Hak asasi manusia dalam TAP MPR No. XVII/MPR/1998: memuat piagam HAM
serta pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap HAM.
4. HAM dalam TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN. Dimuat dalam arah
penyelenggaraan Negara, yaitu: mewujudkan kehidupan yang demokratis,
berkeadilan sosial, melindungi HAM.
5. Keppres No. 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(KOMNASHAM), yang bertugas untuk melaksanakan penyuluhan, pengkajian,
pemantauan, penelitian dan mediasi tentang HAM.
6. Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM yang terdiri dari XI Bab dan
106 pasal.
7. PP no. 2 Tahun 2002 tentang tata cara perlindungan terhadap korban dan saksi
dalam pelanggaran HAM yang berat
8. PP No. 3 Tahun 2002 tentang kompensasi, restitusi dan rehabilitasi terhadap
korban pelanggaran HAM berat.
– Kompensasi: ganti kerugian yang diberikan oleh negara karena pelaku yang tidak
terbukti beersalah.
– Restitusi: ganti kerugian yang diberikan kepada korban ataukeluarganya oleh pelaku
ataupihak ketiga yang dapat berupa pengembalian barang milik, pembayaran ganti rugi
untuk kehilangan, dan penggantian biaya untuk tindakan tertentu.
1. Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang komisi nasional anti kekerasan terhadap
perempuan.
2. UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, sebagai peradilan khusus
dilingkungan peradilan umum
1. MENAMPILKAN PERAN SERTA DLM UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN,
DAN PENEGEKAN HAM DI INDONESIA

Perwakilan Diplomatik
Pengertian Perwakilan Diplomatik,- Istilah diplomatik berasal dari bahasa latin
"Diploma" yang artinya piagam, surat perjanjian. Dalam perkembangan sejarah, arti
diplomatik berkembang hingga meliputi kegiatan yang luas, seperti kegiatan yang
menyangkut hubungan antarnegara dalam bidang politik. Adapun orang yang
melaksanakan diplomasi disebut "diplomat". Para diplomat tersebut mendapatkan
pengakuan secara resmi sebagai wakil negaranya baik dari negara penerima maupun
negara pengirim. Berdasarkan keputusan Presiden No. 108 Tahun 2003 tentang
Organisasi Perwakilan RI di Luar Negeri, dijelaskan bahwa. Perwakilan Diplomatik
adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Perutusan Tetap Republik Indonesia
yang melakukan kegiatan diplomatik di seluruh wilayah negara penerima dan atau pada
organisasi internasional untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa,
negara dan pemerintah Republik Indonesia.
Pada pasal 3 ayat (1) disebutkan bahwa, Perwakilan Diplomatik berkedudukan di Ibu
Kota Negara Penerima atau di tempat kedudukan Organisasi Internasional, dipimpin
oleh seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang bertanggung jawab
kepada Presiden melalui Menteri Luar Negeri. Untuk memajukan negara, kita harus
bekerja sama dengan negara lain. Apalagi saat awal kemerdekaannya, Indonesia
sangat memerlukan pengakuan dan dukungan dari negara lain. Sehubungan dengan
kerja sama yang dilakukan oleh negara Indonesia dengan negara lain, telah dibuat
ketentuan yang berkaitan dengan hal tersebut dimuat dalam Pasal 13 UUD 1945 yang
berbunyi :
 Presiden mengangkat Duta dan Konsul.
 Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.
 Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

Setiap negara yang menjalin hubungan kerja sama dengan nagara lain, harus
menempatkan wakil resmi di negara yang bersangkutan. Duta dan Konsul adalah unsur
yang ada dalam perwakilan suatu negara di negara lain. Perwakilan suatu negara di
negara lain dibedakan menjadi dua, yaitu perwakilan Diplomatik dan Perwakilan
Konsuler.
Tingkatan-Tingkatan Perwakilan Diplomatik Indonesia
a. Duta Besar Berkuasa Penuh (Ambassador)
Duta Besar Berkuasa Penuh (Ambassador) merupakan perwakilan diplomatik yang
mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa dan ditempatkan pada negara yang
banyak menjalin hubungan timbal balik. Duta Besar memiliki tiga tugas, yaitu
melaksanakan perundingan (negotiation), meneropong keadaan (observation), dan
memberi perlindungan (protection).

b. Duta (Gerzant)
Duta (Gerzant) adalah perwakilan diplomatik yang pangkatnya di bawah Duta Besar.
Dalam menyelesaikan persoalan, kedua negara harus berkonsultasi dahulu dengan
pemerintahnya.

c. Menteri Residen (Minister Resident)


Status menteri residen bukan sebagai wakil pribadi kepala negara, melainkan hanya
mengurus urusan negara. Pada dasarnya, mereka tidak berhak mengadakan
pertemuan dengan kepala negara tempatnya bertugas.

d. Kuasa Usaha (Charge de Affair)


Kuasa Usaha (Charge de Affair) merupakan perwakilan diplomatik yang tidak
diperbantukan kepada kepala negara, tetapi kepada menteri luar negeri. Kuasa usaha
dibedakan menjadi (2), yaitu sebagai berikut:
1. Atase Pertahanan
Advertisement
Dijabat oleh seorang perwira TNI yang diperbantukan Departemen Luar Negeri dan
ditempatkan di KBRI, serta diberi kedudukan sebagai diplomat.
2. Atase Teknis
Atase teknisai adalah tase yang tugasnya dalam bidang pendidikan, perdagangan,
perindustrian dan lain-lain. atase teknisi dijabat oleh seorang pegawai sipil tertentu yang
tidak bekerja di Departement Luar Negeri dan ditempatkan di salah satu KBRI untuk
membantu duta besar.
Pembukaan dan Pengangkatan Perwakilan Diplomatik Indonesia
Secara garis besar, tahapan-tahapan proses pembukaan dan pengangkatan perwakilan
diplomatik dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut: kedua belah pihak saling
bertukar informasi tentang akan dibuatnya perwakilan (oleh Kementrian Luar Negeri
tiap-tiap negara). Selanjutnya, para pihak mendapatkan persetujuan (demende
agreement) dari negara penerima. Surat kepercayaan diserahkan kepada kepala
negara penerima dalam suatu upacara tempat seorang diplomat tersebut berpidato.
Diplomat yang akan ditempatkan menerima surat kepercayaan yang ditandatangani
kepada negara pengirim.

a. Tugas Perwakilan Diplomatik (Diplomat)


Secara umum, perwakilan dilomatik memiliki (5) tugas yang harus dilaksanakan, antara
lain sebagai berikut.
1. Representasi
Dapat melakukan protes, penyelidikan kepada negara penerima jika terjadi
penyimpangan dari surat perjanjian yang dibuat.
2. Negosiasi
Mengadakan perundingan baik itu dengan negara penerima maupun negara lainnya.
3. Observasi
Mengamati dengan teliti setiap kejadian di negara penerima yang dapat memengaruhi
negaranya.
4. Proteksi
Melindungi pribadi, harta benda dan kepentingan-kepentingan warga negaranya yang
berada di luar negeri.
5. Relationship
Tujuannya untuk meningkatkan hubungan persahabatan antarnegara pengirim dan
negara penerima.Perwakilan diplomatik mempunyai tuga pokok mewakili dan
memperjuangkan kepentingan bangsa, negara, dan pemerintah Republik Indonesia
serta melindungi warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia di negara penerima
dan atau organisasi internasional, melalui pelaksanaan hubungan diplomatik dengan
negara penerima dan organisasi internasional, sesuai dengan kebijakan politik dan
hubungan luar negeri Pemerintah Republik Indonesia, peraturan perundang-undangan
nasional, hukum internasional, dan kebiasaan internasional.

b. Fungsi Perwakilan Diplomatik


Untuk melaksanakan tugas pokok sehari-hari sebagai diplomat, Perwakilan Diplomatik
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.
1. Peningkatan dan pengembangan kerja sama politik dan keamanan, ekonomi,
sosial, dan budaya dengan negara penerima dan atau organisasi internasional.
2. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama warga
negara Indonesia di luar negeri.
3. Pengayoman, pelayanan, perlindungan, dan pemberian bantuan hukum dan fisik
kepada warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia, dalam hal terjadi
ancaman atau masalah hukum di negara penerima, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan nasional, hukum internasional, dan kebiasaan
internasional.
4. Pengamatan, penilaian, dan pelaporan mengenai situasi dan kondisi Negara
Penerima.
5. Perbuatan hukum untuk dan atas nama negara dan pemerintah Republik
Indonesia dengan negara penerima.
6. Kegiatan manajemen kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengamanan
internal perwakilan, komunikasi dan persandian.
7. Funfsi-fungsi lain sesuai dengan hukum dan praktik Internasional.

KEWARGA NEGARAAN ORGANISASI INTERNASIONAL


A. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) United Nations

Berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945 diprakarsai oleh 5 negara antara lain Amerika
serikat, Inggris, Rusia, Cina dan Prancis. Kelima Negara tersebut sekarang sebagai
anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memegang hak Veto yaitu hak untuk
membatalkan atau memveto keputusan dewan keamanan PBB. Bahasa persidangan
PBB adalah bahasa Arab, Inggris, Prancis, mandarin. Rusia dan Spanyol. Dan Sekjen
PBB sekarang adalah Ban Kimon dari Korea Selatan.

a. Tujuan PBB:
1. Menjaga perdamaian dunia
2. Mengembangkan persahabatan antar bangsa
3. Memvantu masyarakat dunia lebih sejahtera, memberantas kemiskinan, buta aksara,
penyakit menular, menghentikan pengrusakan lingkungan dan penghormatan HAM.
4. Menjadi pusat bangsa –bangsa dalam pencapaian tujuan PBB diatas.

b. Prinsip-Prinsip PBB:
1. Negara anggota memiliki kedaulatan sederajat.
2. Negara anggota mematuhi piagam PBB
3. Negara-negara menyelesaikan perselisihan dengan cara damai
4. Negara-negara menghindari penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan.
5. Negara anggota membantu PBB

c. Badan /Alat Perlengkapan PBB:

1. Majelis Umum (General Asembly) :


Angotanya semua Negara anggota PBB. Fungsinya sebgai forum untuk
membahas masalaha yang menjadi keprihatinan dunia. Bersidang setiap tahun.
Keputusannya tidak mengikat anggota PBB karena hanya bersifat rekomendasi namun
berbobot karena merupakan hasil pandangan mayoritas Negara di dunia.
2. Dewan Keamanan PBB (Security Council) :
Adalah badan PBB yang fungsinya memelihara atau mempertahankan
perdamaian dan keamanan internasional. Anggaotanya 15 negara yang terbagi
menjadi 5 anggota tetap (Inggris, Prancis, Rusia, Cina, Amerika serikat) dan 10 negara
anggota tidak tetap yang dipilih oleh Majelis Umum untuk masa jabatan 2 tahun.
Dewan ini memiliki hak Veto yaitu hak untuk memblokir atau menolak keputusan Dewan
walaupun ke 14 anggota dewan yang lain menyetujui keputusan yag bersangkutan,
namun bias dibatalkan oleh 1 negara dari anggota Dewan tersebut.

3. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council) :


Anggotanya terdiri dari 54 negara dan setiap tahun dipilih 18 anggota baru oleh
Majelis Umum PBB untuk masa jabatan 3 tahun. Fungsi dewan ini adalah bertanggug
jawab atas kegiatan social PBB. Bersidang setiap tahun selama satu bulan. Dewan ini
merekomendasi kepada majelis umum yang berkaitan dengan pembanguna ekonomi,
masalah lingkungan dan Hak Asasi Manusia. Badan ini mengkoordinir badan-badan
seperti WHO (World Health Organization) oeganisasi kesehatan Dunia, ILO
(International Labour Organization) organisasi Perburuhan Internasional, FAO (Food
and Agriculture Organization) organiasai Pangan dan Pertanian, UNESCO (United
Nations educational Scintific and Cultural Organization) Organisasi Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan dan Kebudayaan. UNICEF (United Nations Shildren’s Fund) Dana
Kanak-Kanak Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan bantuan untuk rencana-
rencana kesejahteraan ibu dan anak di selurug Negara di dunia.

4. Dewan Perwalian (Trusteeship Council) :


Dewan ini bertugas menyelenggarakan pemerintahan dan melakukan
pengawasan terhadap wilayah-wilayah yang masuk kategori trust territories (wilayah
peerwalian). Wilayah perewalian adalah wilayah bekas jajahan yang ditempatkan
dalam satu system perwalian sebagai satu cara agar Negara-negara anggota
bertanggung jawab atas wilayah tersebut (biasanya Negara bekas penjajahnya) dan
menngkatkan kemajuan wiulayah itu menuju kemerdekaannya. Contoh Negara Togo
dan Kamerun, kepulauan Solomon adalah bekas jajahan Jerman. Kemudian Negara
bekas jajahan Turki seperti Jordania dan Palestina. Negara yang terakhir yang
mencapai kemerdekaannya pada Bulan November 1994 adalah Palau. Pada bulan
Desember menjadi anggota PBB.

Sistem perwalian itu di selenggarakan dalam rangka :


1. Memelihara keamanan dan perdamaian internasional
2. Memajukan politik, ekonomi, sosbud penduduk setempat.
3. Mendorong peenghormatan HAM dan saling ketergantungan sesame bangsa,
4. Menjamin penanganan masalah-masalh soaial dan ekonomi.

5. Mahkamah Internasional (International Court of Justice) :


Adalah badan pengadilan internasional resmi dan tetap yang bertugas untuk
memeriksa dan memutus perkara yang diajukan kepadanya. Terdiri 15 hakim yang
dipilih Majelis Umum berdasarkan kemampuan mereka dan bermarkas di Den Haag
Belanda.

Pihak yang dapat mengajukan perkara ke Mahkamah internasional :


1. Semua Negara yang berada di bawah Statuta (wilayah Kerja) Mahkamah
Internasional, Perkara apa saja.
2. Negara lain yang bukan statute Mahkamah Internasioanl dengan syarat yang telah
ditetapkan.
3. Dewan Keamanan PBB.

Mahkamah Internasional selain mengadili perkara dapat juga memberikan


nasihat hokum kepadamajelis Umum, Dewan keamanan atas permohonan badan
tersebut dan badan PBB lainnya.

A. Tujuan ASEAN :
1. Memepercepat peetumbuhan ekonomi, soaial dan budaya dfi kawasan asia tenggara.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabiloitas regional dan saling mengjhormati.
3. Meningkatkan kerjasama dalam masalah yang menyangkut kepentingan beresama
bidang ekonomi, soaial budaya, tekhnik, pengetahuan dan administrasi.
4. Salng memberi bantuan dalam bentuk saran latihan dan penelitian.
5. Bekerjasama dalam dalam penggunaan pertanian dan industry, perbaikan tarap
hidup rakyat.
6. Membina kerjasama dengan organisasi dunia lainnya.
Perjanjian Internasional ~ Perjanjian internasional merupakan sumber hukum utama
atau primer dari hukum internasional. Sebagai sumber hukum utama, perjanjian
internasional memberikan jaminan hukum bagi subjek-subjek hukum internasional
(Baca: pengertian perjanjian internasional). Nah pada kesempatan kali ini, Zona Siswa
akan membahas Perjanjian Internasional secara lengkap di sini. Semoga bermanfaat.
Check this out!!!

A. Klasifikasi Perjanjian Internasional

Menurut subjeknya, perjanjian internasional dibedakan menjadi 2, yaitu perjanjian


bilateral dan perjanjian multilateral.

1. Perjanjian bilateral, adalah suatu bentuk perjanjian yang dibuat atau diadakan
oleh dua negara.
2. Perjanjian multilateral, adalah suatu bentuk perjanjian yang diadakan oleh lebih
dari dua negara.

Menurut fungsinya, perjanjian internasional dikelompokkan menjadi 2, yaitu perjanjian


yang membentuk hukum dan perjanjian yang bersifat khusus.
1. Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu perjanjian
yang meletakkan kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional secara
keseluruhan.
2. Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang
menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara-negara yang mengadakan
perjanjian saja.

Menurut prosesnya, terdapat 2 macam perjanjian internasional, yaitu perjanjian yang


bersifat penting dan perjanjian yang bersifat sederhana.

1. Perjanjian yang bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan,


penandatanganan, dan ratifi kasi.
2. Perjanjian yang bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahapan, yaitu
perundingan dan penandatanganan.

B. Istilah dalam Perjanjian Internasional


Perkembangan sejarah perjanjian internasional telah menunjukkan makin kompleksnya
subjek maupun objek perjanjian internasional. Hal ini menimbulkan banyaknya istilah
perjanjian internasional seperti berikut.

1. Traktat (treaty)
Traktat (treaty) yaitu suatu perjanjian antara dua negara atau lebih untuk mencapai
hubungan hukum mengenai objek hukum (kepentingan) yang sama. Dalam hal ini,
masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang mengikat dan mutlak, dan
harus diratifikasi. Istilah traktat digunakan dalam perjanjian internasional yang bersifat
politis. Misalnya, Treaty Contract tentang penyelesaian masalah dwi kewarganegaraan
tahun 1955, antara pihak Indonesia-RRC. Dan pada tahun 1990 antara RI dengan
Australia juga menandatangani suatu traktat tentang batas landas kontinen dan
eksplorasi di celah Timor, yang dikenal dengan perjanjian “Celah Timor”.

2. Agreement
Agreement yaitu suatu perjanjian/persetujuan antara dua negara atau lebih, yang
mempunyai akibat hukum seperti dalam treaty. Namun dalam agreement lebih bersifat
eksekutif/teknis administrative (non politis), dan tidak mutlak harus diratifikasi, yaitu
tidak perlu diundangkan dan disahkan oleh pemerintah/ kepala negara. Walaupun ada
agreement yang dilakukan oleh kepala negara, namun pada prinsipnya cukup dilakukan
dengan ditandatangani oleh wakil-wakil departemen dan tidak perlu ratifikasi. Misalnya,
agreement tentang ekspor impor komoditas tertentu.

3. Konvensi
Konvensi yaitu suatu perjanjian/persetujuan yang lazim digunakan dalam perjanjian
multilateral. Ketentuan-ketentuannya berlaku bagi masyarakat internasional secara
keseluruhan (lawmaking treaty). Misalnya, Konvensi Hukum Laut Internasional tahun
1982 di Montego-Jamaica.

4. Protokol
Protokol yaitu suatu perjanjian/persetujuan yang kurang resmi dibandingkan dengan
traktat dan konvensi, sebab protokol hanya mengatur masalah-masalah tambahan,
seperti penafsiran klausul-klausul atau persyaratan perjanjian tertentu. Oleh karena itu,
lazimnya tidak dibuat oleh kepala negara. Contohnya, protokol Den Haag tahun 1930
tentang perselisihan penafsiran undang-undang nasionalitas tentang wilayah perwalian,
dan lain-lain.

5. Piagam (statuta)
Piagam (statuta) yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan sebagai persetujuan
internasional, baik mengenai lapangan-lapangan kerja internasional maupun mengenai
anggaran dasar suatu lembaga. Misalnya Statuta of The International Court of Justice
pada tahun 1945. Adakalanya piagam itu digunakan untuk alat tambahan/lampiran
pada konvensi. Umpamanya Piagam Kebebasan Transit yang dilampirkan pada
Convention of Barcelona tahun 1921.

6. Charter
Charter yaitu piagam yang digunakan untuk membentuk badan tertentu. Misalnya, The
Charter of The United Nation tahun 1945 dan Atlantic Charter tahun 1941.

7. Deklarasi (declaration)
Deklarasi (declaration) yaitu suatu perjanjian yang bertujuan untuk memperjelas atau
menyatakan adanya hukum yang berlaku atau untuk menciptakan hukum baru.
Misalnya Universal Declaration of Human Rights pada tanggal 10 Desember 1948.

8. Covenant
Covenant yaitu suatu istilah yang digunakan dalam pakta Liga Bangsa- Bangsa pada
tahun 1920, yang bertujuan untuk menjamin terciptanya perdamaian dunia,
meningkatkan kerja sama internasional, dan mencegah terjadinya peperangan.

9. Ketentuan penutup (final act)


Ketentuan penutup (final act) yaitu suatu dokumen yang mencatat ringkasan hasil
konferensi. Di sini disebutkan tentang negara-negara peserta dan nama-nama utusan
yang ikut berunding serta tentang hal-hal yang disetujui dalam konferensi itu, termasuk
interpretasi ketentuan-ketentuan hasil konferensi.
10. Modus vivendi
Modus vivendi adalah suatu dokumen yang mencatat persetujuan internasional yang
bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan secara permanen. Modus vivendi tidak
memerlukan ratifikasi. Modus vivendi ini biasanya digunakan untuk menandai adanya
perjanjian yang baru dirintis.

C. Tahap-tahap Pembuatan Perjanjian Internasional

Dalam konvensi Wina tahun 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional disebutkan
bahwa dalam pembuatan perjanjian baik bilateral maupun multilateral dapat dilakukan
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Perundingan (negotiation)
Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antara pihak/negara tertentu yang
berkepentingan, di mana sebelumnya belum pernah diadakan perjanjian. Oleh karena
itu, diadakan penjajakan terlebih dahulu atau pembicaraan pendahuluan oleh masing-
masing pihak yang berkepentingan. Dalam melaksanakan negosiasi, suatu negara
dapat diwakili oleh pejabat yang dapat menunjukkan surat kuasa penuh (full powers).
Selain mereka, juga dapat dilakukan oleh kepala negara, kepala pemerintahan, menteri
luar negeri, atau duta besar.

2. Penandatanganan (signature)
Penandatanganan naskah perjanjian dilakukan oleh para menteri luar negeri atau
kepala pemerintahan. Untuk penandatanganan teks perundingan yang bersifat
multilateral dianggap sah apabila 2/3 suara peserta yang hadir memberikan suara,
kecuali jika ditentukan lain. Namun demikian, perjanjian belum dapat diberlakukan
masing-masing negara sebelum diratifi kasi.

3. Pengesahan (ratifi cation)


Ratifi kasi merupakan suatu cara yang sudah melembaga dalam kegiatan perjanjian
internasional. Suatu negara mengikatkan diri pada suatu perjanjian dengan syarat
apabila telah disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya. Dengan
dilakukannya ratifi kasi terhadap perjanjian internasional, secara resmi perjanjian
internasional dapat berlalu dan berkekuatan hukum.

Anda mungkin juga menyukai