Anda di halaman 1dari 25

NASKAH SIDANG PERADILAN PIDANA

 
SIDANG I
SELASA, 1 AGUSTUS 2023

Panitera  : Assalamualaikum wr.wb, Pengadilan Negeri XII MIPA 1.


Tata Tertib dalam Persidangan.
1. Setiap pengunjung di ruang sidang wajib menunjukkkan sikap hormat
pada pengadilan
2. Setiap pengunjung wajib berpakaian sopan dipersidangan dan tidak
bertopi
3. Pengunjung dilarang merokok, makan, dan membaca Koran diruang
sidang
4. Pengunjung dilarang membuat kegaduhan didalam ruang sidang
5. Tidak diperkinankan menerima/menghubungi dengan menggunakan HP
saat persidangan
6. Dilarang membawa senjata api, senjata tajam maupun bahan
peledak/benda yang dapat membahayakan didalam persidangan
7. DIlarang membawa anak dibawah umur kedalam ruang sidang
8. DIlarang keluar masuk pada saat persidangan
9. Pengambilan gambar (foto) dan/atau merekam diruang sidang seizing
Majelis Hakim
10. Siapapun yang disidang pengadilan bersikap tidak sesuai martabat
pengadilan dan tidak mentaati tata tertib setelah mendapat peringatan dari
Hakim Ketua Sidang atas perintahnya yang bersangkutan dikeluarkan dari
ruang sidang (Pasal 28 ayat 2 KUHP)
11. Dalam hal pelanggaran tata tertib sebagai mana dimaksud ayat (3)
bersifat suatu tindak pidana, tidak mengurangi kemungkinan dilakukan
penuntutan terhadap pelakungnya (Pasal 216 ayat 3 KUHP)
(Panitera menyerahkan berita acara pada meja ketiga hakim)
Pada hari ini Senin, tanggal 10 Juli 2023, Praktek Sidang perkara pidana
Nomor Perkara : 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1, Dengan nama terdakwa
Badrudin Baariq akan di laksanakan pada hari ini. SIlahkan Jaksa Penuntut
Umum dan Penasuhat Hukum memasuki ruang sidang. Apabila Hakim
memasuki ruangan silahkan berdiri. Majelis Hakim dipersilahkan memasuki
ruang sidang. (setelah hakim duduk) Hadirin dipersilahkan duduk kembali.

Hakim Ketua : Sidang perkara pidana Pengadilan Negeri XII MIPA 1 yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana  nomor 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1, atas nama
terdakwa Badrudin Baariq dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum, (ketuk palu 3 kali). Penuntut umum apakah terdakwa sudah siap?
kepada penuntut umum dipersilahkan untuk menghadirkan terdakwa ke
ruang sidang.

JPU    : Saudara terdakwa, dipersilahkan masuk dalam ruang


persidangan (terdakwa dalam keadaan bebas dan didampingi kuasa
hukumnya)

Hakim Ketua : Baiklah saya akan menanyakan identitas saudara sebagaimana yang telah
terdapat didalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan Perkara):
nama saudara : Badrudin Baariq
tempat tanggal lahir : Dharmasraya, 1 Januari 2006
jenis kelamin : Laki laki
kewarganegaraan : Indonesia
alamat : Koto Gaek
agama : Islam
pekerjaan : Wirausaha

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apakah saudara dalam keadaan sehat, baik jasmani
maupun rohani dan siap mengikuti persidangan hari ini?

Terdakwa   : Ya, saya dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani dan saya siap
Mengikuti persidangan hari ini.

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, saudara oleh penunutut umum di dakwa melakukan
tindak pidana pencurian sepeda motor dengan pemberatan pasal 363 ayat
(2) KUHP, apakah saat ini saudara di dampingi oleh penasehat hukum
saudara?

Terdakwa : Ya, saat ini saya didampingi oleh penasehat hukum saya. Yaitu
saudara Lutfi Raihan, Harlan Asevindo Aver, Nurul Izzatul Jannah

Hakim Ketua : Betul mereka penasehat hukum saudara ?

Terdakwa : Betul Pak Hakim

Hakim Ketua : Saudara  penasehat hukum, apakah saudara membawa surat kuasa khusus
dari terdakwa dan kartu advokat saudara? Jika ada mohon ditunjukkan.

Penasehat Hukum : Ya, majelis hakim yang terhormat, kami membawanya (PH menunjukkan
surat kuasa dan surat tugas pada majelis hakim / serta surat kuasa da
kartu advokatnya di tinggalkan di meja hakim)

Hakim Ketua : (setelah Hakim Ketua menerima kedua surat tersebut, kemudian
menunjukkkan pada hakim 1 dan 2 dan menunjukan kepada penuntut
umum untuk memeriksa)

Hakim Ketua : Baiklah, kepada saudara Jaksa Penuntut Umum, apakah sudah siap
membacakan dakwaannya?

JPU  : Sudah siap majelis hakim yang terhormat.

Hakim Ketua : Baiklah silakan dibacakan saudara jaksa penuntut umum.

JPU  : (membacakan dakwaannya sambil berdiri)

Hakim Ketua : Baik saudara terdakwa, apakah saudara terdakwa mengerti dengan
dakwaan yang dibacakan oleh jaksa penuntut umum?
Terdakwa : Saya mengerti pak hakim.

Hakim Ketua : Apakah saudara akan mengajukan eksepsi terhadap dakwaan jaksa
penuntut umum?

Terdakwa : Untuk eksepsi saya serahkan sepenuhnya kepada penasehat hukum saya
Pak Hakim

Hakim Ketua : Apakah penasehat hukum terdakwa akan mengajukan eksepsi?

Terdakwa : Majelis hakim yang terhormat, kami tidak mengajukan eksepsi, oleh karena
terdakwa sudah memahami dakwaan tersebut pak hakim.

Hakim Ketua : Baik, karena penasehat hukum tidak mengajukan eksepsi maka sidang kita
lanjutkan dengan pemeriksaan barang bukti dan saksi-saksi kepada jaksa
penuntut umum apakah telah siap dengan barang bukti dan saksi-saksinya?

JPU  : Majelis Hakim yang terhormat, kami akan mengajukan alat bukti dan saksi-
saksi, namun pada persidangan ini kami belum siap untuk itu kami mohon
agar persidangan ini bisa ditunda pak hakim.

Hakim Ketua : Apakah Penasehat Hukum terdakwa setuju sidang ini untuk ditunda.

Penasehat Hukum : Kami setuju Majelis Hakim.

Hakim Ketua : (berembuk sejenak dengan Hakim I dan Hakim II) Baiklah, sidang hari ini
ditunda dan dilanjutkan pada hari Selasa tanggal 8 Agustus 2023,
pukul 09.00 WIB dengan agenda acara pemeriksaan alat bukti dan saksi-
saksi kepada jaksa penuntut umum agar menghadapkan kembali terdakwa
dan menghadirkan alat bukti dan saksi-saksi pada persidangan
berikut. Dengan demikian maka sidang dinyatakan ditunda dan
ditutup (ketua mengetuk palu 3 kali).

SIDANG II
SELASA, 8 AGUSTUS 2023 (PEMERIKSAAN ALAT BUKTI DAN KETERANGAN SAKSI – SAKSI)

Panitera : Assalamualaikum wr.wb.


Sidang kedua dengan nomor perkara 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1 dengan
nama terdakwa Badrudin Baariq. Selasa, 8 Agustus 2023. Silahkan Jaksa
Penuntut Umum dan Penasehat Hukum memasuki ruang sidang. Majelis
Hakim dipersilahkan memasuki ruang sidang. (Hadirin Berdiri) Hadirin
dipersilahkan duduk kembali (hadirin duduk kembali)
(Panitera menyerahkan berita acara)

Hakim Ketua : Sidang lanjutan perkara pidana pn denpasar yang memeriksa dan


mengadili perkara pidana nomor 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1, atas nama
terdakwa Badrudin Baariq dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum (ketuk palu 3 kali).
Hakim Ketua : Sesuai berita acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pemeriksaan alat bukti dan  saksi-saksi, saudara JPU, apakah alat bukti
dan saksi-saksi sudah siap dihadirkan di persidangan ini?

JPU : Sudah siap pak hakim.

Hakim Ketua : Saudara terdakwa dipersilahkan mengambil tempat disamping penasehat


hukumnya (terdakwa pindah duduk disamping penasehat hukumnya)

Hakim Ketua : Baik selanjutnya ada berapa orang saksi yang akan dihadirkan di
persidangan ini jaksa penuntut umum?

JPU : 3 orang saksi pak hakim

Hakim Ketua : Silahkan dihadirkan saksi pertamanya

JPU : Baik yang mulia, panitera mohon hadirkan Saksi I atas nama Siti Aurelia
Niki Avisa

Panitera : (memanggil saksi) Saksi atas nama Siti Aurelia Niki Avisa di persilahkan
memasuki ruang sidang.

Hakim Ketua : Saudara jaksa penuntut umum saksi di sini sebagai apa?

JPU : Saksi di sini, merupakan saksi korban Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani dan siap untuk memberikan keterangan dalam persidangan?

Saksi Korban : Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan siap memberikan
keterangan dalam persidangan ini Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas saudara,


sebagaimana terdapat didalam bap dan saya minta saudara menjawabnya
dengan jelas.
Nama : Siti Aurelia Niki Avisa
TTL : Padang, 24 Oktober 2006
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 17 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Solok
Perkerjaan : PNS
kebangsaan  : Indonesia

Hakim Ketua : (Hakim I menyerahkan ktp kepada panitera pengganti) baiklah sebelum
saudara memberikan keterangan di persidangan ini, menurut undang-
undang  saudara harus bersumpah atau berjanji terlebih dahulu untuk itu
saudara bersedia disumpah atau berjanji ?
Saksi Korban : Saya bersedia disumpah bapak hakim

Hakim Ketua : Kepada petugas rohaniawan agar mengambil tempat.

Hakim I : (silakan berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, ”Saya berjanji bahwa saya
sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar
dan tidak lain dari yang sebenarnya.” (silahkan duduk, kepada rohaniawan
silahkan kembali ketempat)

Hakim Ketua : Saudara saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut, untuk itu
kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena
apabila terbukti saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara
dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7 tahun,
sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara saksi
mengerti?

Saksi Korban : Saya mengerti bapak hakim.

Hakim Ketua : Saudara kenal dengan terdakwa ?

Saksi Korban : Tidak pak hakim

Hakim Ketua : Saudara saksi apakah mengetahui terkait perkara apa saudara diperiksa
dalam persidangan ini?

Saksi Korban : Saya mengetahuinya pak hakim , terkait pencurian sepeda motor yang
terjadi di rumah saya.

Hakim Ketua : Saudara saksi tahu dari mana bahwa telah hilang 1 (satu) unit sepeda
motor Scoopy BA 1007 ARC ?

Saksi Korban : Saya mengetahuinya dan menyadarinya pada saat bangun tidur dini hari
pak hakim setelah saya mengecek parkir depan rumah saya.

Hakim Ketua : Bagaimana reaksi saudara setelah mengetahui hilangnya sepeda motor


saudara?

Saksi Korban : Saya bingung, dan marah dan mau mencari siapa yang mengambil sepeda
motor saya.

Hakim Ketua : Baik coba sudara jelaskan,  saat saudara mengetahui hilangnya sepeda
motor saudara apakah ada benda lain yang hilang ataupun rusak?

Saksi Korban : Ada pak hakim, yaitu gembok garasi rumah saya rusak dan rantai untuk
menggembok garasi sudah hilang.

Hakim Ketua : Baik saudara jaksa penuntut umum silahkan serahkan barang bukti ke
majelis hakim.
JPU : Baik majelis hakim yang terhormat (JPU maju membawa barang bukti ke
meja hakim)

Hakim Ketua : Apakah benar barang ini adalah barang bagian dari spm milik saudara? 
(sambil menunjukan barang bukti ke korban ) berupa : satu plat BA 1007
ARC

Saksi Korban : Iya benar bapak hakim, barang tersebut plat sepeda motor scoopy saya

Hakim Ketua : Baik. Saudara jaksa penuntut umum, silahkan untuk mengajukan
pertanyaan.

JPU I : Baik terimakasih yang mulia, saudara saksi, apakah benar pada saat itu
stang sepeda motor saudara sudah terkunci?

Saksi Korban : Benar pak, saya selalu mengunci stang sepeda motor saya.

JPU II : Saudara saksi, apakah benar anda menemukan kunci gembok pagar rumah
anda rusak dan rantai untuk menggembok saat itu sudah hilang?

Saksi Korban : Iya pak, saat itu saya menemukan gembok pagar saya sudah rusak dan
rantai untuk menggembok pagar sudah tidak ada pada saat sepeda motor
hilang.

JPU : Baik Pak Hakim, pertanyaan dari kami cukup.

Hakim Ketua : Kepada penasehat hukum terdakwa, apakah ada pertanyaan yang ingin di
tanyakan kepada saksi?

Penasehat Hukum : Ada pak hakim. Terimakasih kepada saudara saksi, ingin saya tanyakan,
kapan anda menyadari sepeda motor anda itu telah hilang atau dicuri?

Saksi Korban : Pada saat itu sekitar pukul 04.30 pagi saya hendak pergi untuk sembahyang
dan saya sudah mendapatkan bahwa motor scoopy saya sudah tidak ada
ditempatnya.

Penasehat Hukum : Pada saat anda mendapati sepeda motor scoopy anda tidak ada pada
tempatnya anda juga mendapati gembok anda terbuka apakah pada
malam sebelumya pintu gerbang anda sudah benar-benar terkunci?

Saksi Korban : Benar, sebelum tidur saya selalu mengunci pintu gerbang untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Penasehat Hukum : Saudara saksi saya tanyakan lagi, disaat penangkapan ditemukan plat
dengan Nomor polisi BA 1007 ARC, apakah benar itu plat nomor sepeda
motor anda yang hilang?
Saksi Korban : Benar pak, motor scoopy dengan nomor polisi BA 1007 ARC itu milik saya.

Penasehat Hukum : Apa benar gembok rusak dan rantai hilang pada saat anda menyadari
sepeda motor anda hilang?

Saksi korban : Benar, gembok gerbang rusak dan rantai pada gembok hilang pada saat
saya menyadari motor scoopy saya telah hilang.

Penasehat Hukum : Baik, pertanyaan dari kami untuk sementara cukup majelis hakim.

Hakim Ketua : Baik, Silahkan Hakim I, pertanyaan untuk saudara saksi?

Hakim I : Terimakasih Pak ketua, saudara saksi apakah saudara sempat mencari
keterangan atau informasi kepada kerabat atau tetangga saudara terkait
hilangnya sepeda motor saudara?

Saksi Korban : Ya bu, saya sempat bertanya kepada tetangga saya, namun tidak ada yang
mengetahui informasi terkait hilangnya sepeda motor saya.

Hakim I : Baik cukup yang mulia.

Hakim Ketua : Silahkan Hakim II Apakah ada pertanyaan untuk saudara saksi?

Hakim II : Tidak, saya rasa cukup yang mulia.

Hakim Ketua : Kepada Jaksa Penuntut Umum apakah ada yang ingin di tanyakan kepada
saksi?

JPU  : Tidak ada Pak Hakim

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, bagaimana dengan keterangan dari saudara saksi ?

Terdakwa : Benar pak hakim.

Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan terima kasih,
dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap
saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini,
silahkan saudara saksi dapat menuju tempat yang telah disediakan dan
jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.

Hakim Ketua : Saudara jaksa penutut umum silahkan hadirkan saksi berikutnya.

JPU   : Baik yang mulia. Petugas mohon hadirkan Saksi II atas nama Teten Fajar
Satrio ke persidangan.

Panitera : Saksi atas nama Teten Fajar Satrio di persilahkan memasuki ruang sidang.

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap untuk
memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?
Saksi II : Ya Pak Hakim, saya sehat dan siap memberikan keterangan dalam
Persidangan

Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa KTP?

Saksi II : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke pak hakim)

Hakim Ketua : Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas dari saudara dan
saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
Nama : Teten Fajar Satrio
tempat tanggal lahir : Alahan Panjang/ 7 September 2006
jenis kelamin : Laki-laki
umur : 17 Tahun
agama : Islam
alamat : Koto Gaek
pekerjaan : Polisi
kebangsaan : Indonesia

Hakim Ketua : (Hakim I menyerahkan KTP kepada Panitera pengganti) Baik, sebelum
saudara memberikan keterangan di persidangan ini menurut uu, saudara
harus disumpah atau berjanji, untuk itu saudara bersedia disumpah atau
berjanji?

Saksi II : Saya bersumpah bapak hakim

Hakim Ketua : Kepada rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil tempat

Hakim I : (silahkan berdiri) Saudara ikuti kata-kata saya, “Saya bersumpah bahwa


saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang
benar dan tidak lain dari yang sebenarnya”, (silahkan duduk, kepada
rohaniawan silahkan kembali ketempat)

Hakim Ketua : Saudara saksi telah bersumpah menurut agama yang saudara anut, untuk
itu kami berharap saudara dapat meberikan keterangan yang benar, karena
apabila terbukti saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara
dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7 tahun
sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara saksi
mengerti?

Saksi II : Saya mengerti Bapak Hakim

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara kenal dengan terdakwa?

Saksi II : Ya Pak Hakim.

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara ada hubungan keluarga dengan terdakwa?

Saksi II : Tidak, Pak Hakim.


Hakim Ketua : Saudara saksi, mengertikah saudara mengapa dimintai keterangan sebagai
saksi dipersidangan ini?

Saksi II : Mengerti yang mulia, terkait penangkapan yang saya lakukan pada tanggal
12 Juli 2023

Hakim Ketua : Baik. Silahkan penuntut umum apakah ada pertanyaan yang akan diajukan
kepada saksi?

JPU : Ada pak hakim, apakah benar anda yang melakukan penangkapan
terhadap saudara terdakwa?

Saksi II : Iya pak, saya bersama rekan saya satu regu piket yang melakukan
penangkapan terhadap terdakwa.

JPU : Kapan saudara melakukan penangkapan terhadap terdakwa?

Saksi II : saya melakukan penangkapan bersama rekan saya tepatnya pada hari
Rabu, 12 Juli 2023

JPU : Dimana saudara melakukan penangkapan terhadap terdakwa?

Saksi II : Penangkapan dilakukan dikediaman terdakwa.

JPU : Apakah saat melakukan penangkapan terdakwa melakukan perlawanan


atau mencoba melarikan diri?

Saksi II : Tidak, pada saat itu karena terdakwa sudah kami kepung maka tidak dapat
melarikan diri.

JPU : Baik, cukup Pak Hakim pertanyaan dari kami

Hakim Ketua : Baik saudara Jaksa Penuntut Umum, selanjutnya kepada saudara
penasehat hukum terdakwa apakah ada yang perlu ditanyakan?

Penasehat Hukum : Ada, Pak Hakim, baik saudara saksi, darimana anda mengetahui bahwa
saudara Badrudin Baariq yang melakukan pencurian?

Saksi II : Kami bersama rekan mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa


dirumah tersebut banyak onderdil sepeda motor yang sudah dibongkar.

Penasehat Hukum : Apakah ada barang bukti yang saudara temukan di tkp?

Saksi II : Iya pak, kami mengamakan nomor plat kendaraan dan 1 buah obeng yang
digunakan terdakwa melakukan pencurian tersebut.

Penasehat Hukum : Darimana anda tahu bahwa obeng tersebut merupakan barang bukti yang
digunakan untuk melakukan pencurian?
Saksi II : Saya bersama rekan mengetahui dari pengakuan terdakwa pada saat
melakukan penangkapan.

Penasehat Hukum : Apakah benar saudara terdakwa telah mengaku yang melakukan pencurian
tersebut?

Saksi II : Benar pak, pada saat penangkapan saudara terdakwa sudah mengakui
perbuatanya.

Penasehat Hukum : Apa saja yang saudara terdakwa akui kepada saudara?

Saksi II : saudara terdakwa mengakui sudah beberapa kali melakukan pencurian


sepeda motor salah satunya, Honda Scoopy BA 1007 ARC, dan alat yang
digunakan untuk pencurian adalah satu buah obeng.

Penasehat Hukum : Baik Pak Hakim, pertanyaan dari saya cukup.

Hakim Ketua       : Selanjutnya pada Hakim I, apakah ada pertanyaan?

Hakim I     : Tidak, Pak Ketua.

Hakim Ketua    : Hakim II, apakah ada pertanyaan?

Hakim II : Terimakasih pak ketua, saudara saksi, apakah saat melakukan


penangkapan terdakwa hanya seorang diri di lokasi ?

Saksi korban : Ya, pada saat itu terdakwa seorang diri sedang beristirahat.

Hakim II : Baik cukup yang mulia.

Hakim Ketua     : Kepada Jaksa Penuntut Umum, Apakah ada yang ingin di tanyakan lagi
kepada saksi?

JPU : Tidak ada pak hakim

Hakim Ketua    : Baik saudara saksi, apakah saudara saksi akan menambahkan keterangan
yang saudara ketahui lagi?

Saksi II                          : Baik, untuk sementara cukup pak hakim keterangan dari saya.

Hakim Ketua       : Saudara terdakwa, bagaimana dengan keterangan dari saudara saksi?

Terdakwa  : Benar pak hakim

Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan terima kasih,
dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap
saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini,
silahkan saudara saksi dapat menuju tempat yang telah disediakan dan
jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.

Hakim Ketua        : Saudara Jaksa Penuntut Umum silahkan dihadirkan saksi ke III ke ruang
persidangan!

JPU              : Baik yang mulia. Petugas mohon hadirkan saksi III atas nama Felzikia Deany
Putri ke persidangan!

Panitera                  : Saksi atas nama Felzikia Deany Putri di persilahkan memasuki ruang sidang

Hakim Ketua      : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap untuk
memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi III                          : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan keterangan dalam
persidangan ini pak hakim.

Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa KTP?

Saksi III : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke pak hakim)

Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan identitas diri
saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
nama                            : Felzikia Deany Putri
tempat tanggal lahir : Solok/ 15 Juli 2006
Jenis kelamin         : Perempuan
Umur                       : 17 Tahun
Agama                       : Islam
Alamat                : Solok
Pekerjaan                  : Polisi
Kebangsaan       : indonesia

Hakim Ketua : (hakim anggota menyerahkan ktp kepada panitera pengganti)

Hakim Ketua    : baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini


menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu saudara
bersedia disumpah atau berjanji?

Saksi III : Saya besumpah bapak hakim

Hakim Ketua : Kepada petugas rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil tempat

Hakim I            : (silahkan berdiri) saudara ikut kata-kata saya, “Saya bersumpah bahwa
saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang
benar dan tidak lain dari yang sebenarnya.” (silahkan duduk, kepada
rohaniawan silahkan kembali ketempat)

Hakim Ketua : saudara saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut, untuk itu
kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena
apabila terbukti saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara
dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7 tahun
sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara saksi
mengerti?

Saksi III                  : Saya mengerti bapak hakim

Hakim Ketua    : Apakah saudara mengenal terdakwa

Saksi III                      : Ya, pak hakim saya mengenal terdakwa.

Hakim Ketua : Saudara saksi, mengertikah saudara mengapa dimintai keterangan sebagai
saksi dipersidangan ini ?

Saksi III                : Ya, saya mengerti pak hakim , sehubungan dengan telah terjadinya
tindak  pidana pencurian dan penyidikan yang saya lakukan terhadap
terdakwa.

Hakim Ketua     : Baik. Silahkan jaksa penuntut umum untuk mengajukan pertanyaan.

JPU                        : Baik terimakasih yang mulia, baik saudara saksi, apakah benar saudara
yang melakukan pemeriksaan terhadap terdakwa?

Saksi III                    : Benar bu, saya yang melakukan pemeriksaan.

JPU : Apakah dalam proses pemeriksaan anda melakukan penekanan dan


paksaan?

Saksi III                   : Tidak bu, kami tidak ada melakukan penekanan dan pemaksaan dalam
pemeriksaan, kami melakukan pemeriksaan sesuai dengan sop yang
berlaku.

JPU  : Pak hakim pertanyaan dari kami cukup.

Hakim Ketua      : Baik saudara jaksa penuntut umum, selanjutnya penasehat hukum
terdakwa apakah ada yang perlu dipertanyakan ?

Terdakwa  : Iya ada majelis hakim yang terhormat.

Hakim Ketua       : Silahkan penasehat hukum terdakwa.

Terdakwa  : Baik saudara saksi, kapan anda melakukan pemeriksaan terhadap


terdakwa?

Saksi III           : Ya pak, saya yang melakukan pemeriksaan terhadap terdakwa pada hari
Kamis, 13 Juli 2023.

PH. Terdakwa  : Apakah saat melakukan pemeriksaan terdakwa sudah memberikan


keterangan yang sebenarnya dan tidak melakukan intervensi?
Saksi III          : Iya pak, saudara terdakwa sudah memberikan keterangan dengan benar
dan tanpa intervensi.

PH. Terdakwa  : Apakah saat melakukan penyidikan terdakwa telah mengakui


perbuatannya?

Saksi III                     : Iya pak, dalam bap sudah tercantum bahwa terdakwa telah mengakui
perbuatannya.

Terdakwa               : Baik majelis hakim, pertanyaan dari kami cukup.

Hakim Ketua    : Baik, saudara Hakim Anggota I, apakah ada yang perlu ditanyakan kepada
saudara saksi?

Hakim I    : Tidak pak ketua.

Hakim Ketua      : Saudara Hakim II apakah ada yang perlu dipertanyakan kepada saksi?

Hakim II : Tidak pak ketua.

Hakim Ketua    : Kepada Jaksa Penuntut Umum apakah masih ada yang ingin di tanyaka
kepada saksi?

JPU                       : Tidak ada lagi majelis hakim.

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara saksi ingin menambahkan keterangan


saudara lagi ?

Saksi III             : Cukup pak hakim

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, bagaimana dengan keterangan dari saudara saksi?

Terdakwa : Ya, benar pak hakim.

Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan terima kasih,
dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap
saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini,
silahkan saudara saksi dapat menuju tempat yang telah disediakan dan
jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.

Hakim Ketua    : Saudara Jaksa Penuntut Umum apakah masih ada saksi yang ingin diajukan
di persidangan ini lagi?

JPU                        : Tidak ada, Pak Hakim.

Hakim Ketua     : Selanjutnya kepada Penasehat Hukum terdakwa apakah ada saksi yang di
hadirkan untuk meringankan terdakwa ?

PH. Terdakwa : Iya kami akan menghadirkan 2 orang saksi pak hakim.
Hakim Ketua : Apakah saksi sudah siap?

PH. Terdakwa : Sudah yang mulia

Hakim Ketua    : Baik silahkan hadirkan saksi pertama kedalam ruang persidangan.

PH. Terdakwa : Baik, yang mulia mohon ijin untuk menghadirkan saksi atas nama Harlan
Asevindo Aver ke dalam ruang persidangan.

Hakim Ketua : Petugas silahkan hadirkan saksi atas nama stefani muliati ke dalam ruang
persidangan.

Hakim Ketua     : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap untuk
memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi I (PH)            : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan keterangan dalam
persidangan ini pak hakim.

Hakim Ketua      : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa KTP?

Saksi I (PH)                   : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke pak hakim)

Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi  pertama-tama saya akan menanyakan identitas diri
saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
nama                       : Harlan Asevindo Aver
tempat tanggal lahir : 
Jenis kelamin       : Laki Laki
Umur                      : 17 Tahun
Agama                 : Islam
Alamat                   : Talang
Pekerjaan                   : Pedagang
Kebangsaan           : Indonesia

Hakim Ketua    : (hakim anggota menyerahkan ktp kepada panitera pengganti)

Hakim Ketua         : baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini
menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu saudara
bersedia disumpah atau berjanji?

Saksi I (PH)                : Saya besumpah Bapak Hakim

Hakim Ketua   : Kepada petugas rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil tempat

Hakim ang. I         : (silahkan berdiri) saudara ikut kata-kata saya, “Saya bersumpah bahwa
saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang
benar dan tidak lain dari yang sebenarnya.” (silahkan duduk, kepada
rohaniawan silahkan kembali ketempat)
Hakim Ketua    : Saudara saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut, untuk itu
kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena
apabila terbukti saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara
dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7 tahun
sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara saksi
mengerti?

Saksi I (PH)                 : Saya mengerti bapak hakim

Hakim Ketua      : Apakah saudara mengenal terdakwa?

Saksi I (PH)              : Ya, pak hakim saya mengenal terdakwa.

Hakim Ketua    : Apakah saudara memiliki hubungan darah dengan terdakwa?

Saksi i (ph)               : Tidak pak, saya hanya sebagai pedagang di Komplek Perumahan Koto Gaek
yang kebetulan berdekatan dengan rumah terdakwa.
 
Hakim Ketua       : Baik. Silahkan penasihat hukum untuk mengajukan pertanyaan.

PH. Terdakwa  : Terimakasih yang mulia. Saudara saksi seberapa dekat hubungan saudara
dengan terdakwa?

Saksi I (PH)               : Hubungan saya dengan terdakwa hanya sebatas pedagang dan pelanggan,
karena terdakwa sering berbelanja di warung saya.

PH. Terdakwa  : Kemudian apakah saudara mengetahui kegiatan sehari-hari terdakwa ?

Saksi I (PH)           : Untuk sehari-harinya saya tidak mengetahui secara pasti pak, namun yang
saya ketahui terdakwa bekerja serabutan. Kadang ikut proyek
pembangunan jalan, kadang jadi kuli bangunan.

PH. Terdakwa  : Apa yang saudara ketahui terkait dengan kondisi ekonomi terdakwa?

Saksi I (PH)               : Ya namanya kerja serabutan pak, tidak terus pegang uang. Kalau di warung
saya terdakwa sering ngutang, tapi terdakwa rajin untuk melunasi hutang-
hutangnya di warung saya pak.

PH. Terdakwa  : Apakah saudara mengetahui terkait dengan pencurian yang dilakukan oleh
terdakwa bersama temannya Habib?
 
Saksi I (PH)            : Ya pak, saya baru mengetahuinya, dan saya terkejut karena sepengetahuan
saya. Baariq ini rajin beribadah dan di kampung juga sangat baik orangnya
dengan warga yang lainnya.
 
JPU       : Saudara saksi, apakah saudara pernah melihat terdakwa dengan rekannya
Habib membawa onderdil sepeda motor di kediamannya?

Saksi I (PH)       : Tidak bu, saya tidak pernah melihatnya. Yang saya ketahui Habib ini juga
tidak terlalu sering bergaul dengan Baariq.

JPU                      : Saudara saksi apakah terdakwa pernah melakukan tindakkan pencurian di


komplek/kampung anda?

Saksi I (PH)     : Kalau sepengetahuan saya, di kampung tidak pernah ada masalah bu.

JPU                       : Cukup yang mulia.


 
Hakim Ketua : Baik, saudara Hakim I, apakah ada yang perlu ditanyakan kepada saudara
saksi?

Hakim I       : Tidak pak ketua.

Hakim Ketua     : Saudara Hakim II apakah ada yang perlu dipertanyakan kepada saksi?

Hakim II : Tidak pak ketua.

Hakim Ketua   : Saudara saksi, apakah saudara saksi ingin menambahkan keterangan lain ?

Saksi I (PH)             : Cukup pak hakim

Hakim Ketua    : baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan terima kasih,
dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap
saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini,
silahkan saudara saksi dapat menuju tempat yang telah disediakan dan
jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.

Hakim Ketua   : Saudara penasihat hukum silahkan hadirkan saksi selanjutnya.

PH. Terdakwa : baik, yang mulia mohon ijin untuk menghadirkan saksi atas nama
Nurul Izzatul Jannah ke dalam ruang persidangan.

Penitera     : Petugas silahkan hadirkan saksi atas nama Nurul Izzatul Jannah ke dalam
ruang persidangan.

Hakim Ketua      : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap untuk
memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi II (PH)                    : ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan keterangan
dalam persidangan ini pak hakim.

Hakim Ketua : baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa KTP?

Saksi II (PH) : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke pak hakim)

Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi  pertama-tama saya akan menanyakan identitas diri
saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
Nama : Nurul Izzatul Jannah
tempat tanggal lahir :
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 17 Tahun
Agama : Islam
Alamat :
Pekerjaan : Swasta
Kebangsaan : Indonesia

Hakim Ketua      : (hakim anggota menyerahkan ktp kepada panitera pengganti)

Hakim Ketua : baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini


menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu saudara
bersedia disumpah atau berjanji?

Saksi II (PH)                    : Saya besumpah bapak hakim

Hakim Ketua   : Kepada petugas rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil tempat

Hakim I             : (silahkan berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, “Saya bersumpah bahwa


saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang
benar dan tidak lain dari yang sebenarnya.” (silahkan duduk, kepada
rohaniawan silahkan kembali ketempat)

Hakim Ketua : Saudara saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut, untuk itu
kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena
apabila terbukti saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara
dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7 tahun
sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara saksi
mengerti?

Saksi II (PH) : Saya mengerti bapak hakim

Hakim Ketua      : Apakah saudara mengenal terdakwa?

Saksi II (PH : Ya, pak hakim saya mengenal terdakwa.

Hakim Ketua : Apakah saudara memiliki hubungan darah dengan terdakwa?

Saksi II (PH) : Tidak pak, saya hanya sebagai tetangga terdakwa pak.

Hakim Ketua : Baik. Silahkan penasihat hukum untuk mengajukan pertanyaan.

PH. Terdakwa  : Saudara saksi apakah saudara mengetahui aktifitas seharai-hari terdakwa?

Saksi II (PH) : Yang saya ketahui bahwa Baariq ini tidak memiliki pekerjaan tetap, dan
kadang ikut sebagai buruh proyek pak, dan Baariq pekerja keras pak,
soalnya saya lihat kalau misalnya habis pulang dari proyek dia langsung
mencari pekerjaan tambahan seperti mencuci motor pak.
PH. Terdakwa  : Selama di kediamannya apakah terdakwa pernah menunjukkan hal-hal
mencurigakan?

Saksi II (PH)               : Tidak pak, terdakwa ini orangnya terbuka dan ramah kepada orang lain.

Terdakwa  : Lantas apakah saudara mengetahui terkait dengan onderdil sepeda motor
yang berada di rumah terdakwa?

Saksi II (PH)                 : Iya pak saya mengetahui dan saya sempat menanyakannya. Baariq bilang
bahwa barang-barang tersebut milik Habib.
 
JPU               : Saudara saksi, apakah saudara pernah melihat terdakwa keluar bersama–
sama dengan rekannya Habib?
 
Saksi II (PH)             : Pernah sekali bu, tapi yang saya lihat Habib yang main ke rumahnya
terdakwa, saya tidak melihat mereka keluar rumah.

JPU                          : Apakah terdakwa pernah melakukan tidakkan yang tidak menyenangkan


terhadap saudara?

Saksi II (PH)            : Tidak pernah sama sekali buk, sesuai yang saya katakan tadi, Baariq ini
ramah sekali orangnya.

JPU                    : Cukup yang mulia.

Hakim Ketua : Baik, saudara Hakim I, apakah ada yang perlu ditanyakan kepada saudara
saksi?

Hakim I      : tidak pak ketua.

Hakim Ketua     : Saudara Hakim II apakah ada yang perlu dipertanyakan kepada saksi?

Hakim II : Tidak pak ketua.

Hakim Ketua       : Saudara saksi, apakah saudara saksi ingin menambahkan keterangan lain ?

Saksi II (PH)                 : Cukup pak hakim

Hakim Ketua     : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan terima kasih,
dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap
saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini,
silahkan saudara saksi dapat menuju tempat yang telah disediakan dan
jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.

Hakim Ketua       : Saudara penasihat hukum apakah ada saksi lain yang akan dihadirkan lagi
ke
dalam ruang persidangan ?

PH. Terdakwa : Cukup yang mulia.


Hakim Ketua : (berembuk dengan Hakim I dan Hakim II) Dengan demikian, sidang hari ini
kami tunda selama 1 (satu) minggu, dan dilanjutkan pada hari Selasa
tanggal 15 Agustus 2023, jam 09.00 WIB dengan agenda acara pemeriksaan
terdakwa. Kepada JPU agar dapat menghadirkan kembali terdakwa dan
barang bukti pada persidangan yang akan datang. Maka dengan demikian
sidang hari ini dinyatakan ditunda dan ditutup (ketuk palu 3 kali).
 
SIDANG III
SELASA, 15 AGUSTUS  2023 (PEMERIKSAAN KETERANGAN TERDAKAWA)

Panitera : Assalamualaikum wr.wb.


Sidang ketiga dengan nomor perkara 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1 dengan
nama terdakwa Badrudin Baariq. Selasa, 15 Agustus 2023. Silahkan Jaksa
Penuntut Umum dan Penasehat Hukum memasuki ruang sidang. Majelis
Hakim dipersilahkan memasuki ruang sidang. (Hadirin Berdiri) Hadirin
dipersilahkan duduk kembali (hadirin duduk kembali)
(Panitera menyerahkan berita acara)
 
Hakim Ketua       : Sidang lanjutan perkara pidana pn XII MIPA 1 yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana nomor 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1, atas nama
terdakwa Badrudin Baariq dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum. (ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua        : Sesuai berita acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pemeriksaan terdakwa, kepada terdakwa dipersilahkan mengambil tempat
kembali didepan.

Hakim Ketua : (Baik kepada saudara terdakwa silahkan kembali mengambil tempat duduk
saudara di depan) Baik, saudara terdakwa, apakah saudara sehat jasmani
dan rohani dan siap untuk memberikan keterangan dalam persidangan
pada hari ini?

Terdakwa                : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan keterangan dalam
persidangan ini pak hakim.

Hakim Ketua    : Baiklah sebagaimana identitas saudara sudah jelas di dalam BAP (Berita
Acara Pemeriksaan Perkara). Maka kita lanjutkan saja persidangan ini.

Hakim Ketua      : Saudara terdakwa, apakah saudara kenal dengan korban ?

Terdakwa                      : Kenal Pak Hakim,

Hakim Ketua    : Saudara terdakwa, apa benar barang ini adalah bagian dari barang yang
saudara curi? (sambil menunjukkan barang bukti kepada terdakwa) Berupa
1 buah plat BA 1007 ARC

Terdakwa  : Ya, benar pak hakim (sambil menganggukan kepala)


Hakim Ketua : Baik. Kepada jaksa penuntut umum, apakah ada yang ingin ditanyakan ?

JPU                             : Ada pak hakim, saudara terdakwa, apakah benar saudara yang melakukan
pencurian?

Terdakwa              : Iya Bu.

JPU                             : Baik, saudara terdakwa apakah sebelumnya saudara merencanakan


pencurian tersebut?

Terdakwa                 : Sebelumnya saya tidak berencana untuk melakukan pencurian tersebut,


tetapi karena saya melihat kondisi rumah yang sepi, saya langsung berniat
untuk melakukan pencurian.

JPU                           : Apakah saudara sebelumnya pernah melakukan pencurian sepeda motor ?

Terdakwa                 : Pernah bu, beberapa kali, saya lupa.

JPU                            : Saudara terdakwa, coba saudara jelaskan apakah ada orang lain yang ikut
membantu saudara dalam melakukan pencurian tersebut?

Terdakwa                      : Ada bu bersama rekan saya bernama Habib yang sekarang masih dalam
DPO (Daftar Pencarian Orang).

JPU                            : Saudara coba jelaskan kronologis saat saudara melakukan pencurian


tersebut.

Terdakwa                 : Sebenarnya pada tengah malam sekitar jam 12an saya diajak keluar oleh
teman saya Habib tanpa tujuan hanya sekedar cari angin. Nah, lewat di
depan rumah korban saya melihat kondisi rumah yang sepi dan agak gelap,
sehingga menimbulkan pikiran untuk mengambil sepeda motor yang ada di
dalam rumah, kemudian teman saya masuk dengan merusak gembok pagar
rumah terlebih dahulu, lalu mengeluarkan sepeda motor scoopy dan
setelah di luar pagar rumah membobolnya dengan menggunakan obeng
agar bisa dikendarai.

JPU                       : Kemudian saudara apakan motor milik korban?

Terdakwa             : Motornya telah dijual oleh teman saya Habib dengan harga 2 juta rupiah.

JPU                              : Baik, pak hakim pertanyakan dari kami cukup.

Hakim Ketua        : Apakah saudara Penasehat Hukum, apakah ada pertanyaan yang ingin
diajukan untuk terdakwa ?

PH. Terdakwa                : (ada pak hakim) Terima kasih. Saudara terdakwa saat anda dimintai
keterangan apakah anda sudah meberikan atau mengatakan semua
keterangan dengan sejujur-jujurnya?
Terdakwa                  : Iya pak. Saya sudah mengatakan semua dengan jujur dan terbuka.

PH. Terdakwa               : Saudara terdakwa, apa saat anda memberi keterangan anda sudah
mengakui Semua perbuatan anda?

Terdakwa                 : Iya pak, saya sudah mengakui melakukan pencurian itu dan menceritakan
semua kronologinya kepada petugas.

PH. Terdakwa : berarti saat saudara melakukan pencurian itu, benar rekan anda yang
mengajak terebih dahulu dan rekan anda yang masuk dan mengambil
sepeda motor dan anda hanya menunggu diluar pagar?

Terdakwa                  : Iya pak benar, rekan saya mengajak keluar dan saya disuruh menunggu
didepan sedangkan rekan saya yang masuk untuk mengambil sepeda
motor tersebut.

PH. Terdakwa          : Saudara terdakwa apakah saudara mengetahui akibat hukum dari tindakan
saudara?

Terdakwa                  : Iya, pak saya mengetahui.

PH. Terdakwa             : Apakah saudara terdakwa menyesal setelah melakukan pencurian itu?

Terdakwa                   : Iya pak, saya sangat menyesal.

PH. Terdakwa           : Baik, bapak majelis hakim pertanyaan dari kami cukup.

Hakim Ketua : Baik Hakim Anggota I silahkan mengajukan pertanyaan.

Hakim I            : Terimakasih pak ketua, saudara terdakwa bagaimana situasi rumah korban
saat saudara pergi membawa sepeda motor milik korban?

Terdakwa       : Saat itu masih belum ada tanda-tanda bahwa ada orang yang terganggu
atau terbangun dengan tindak pencurian yang saya lakukan.

Hakim I           : Baik cukup Pak Ketua.


 
Hakim Ketua      : Silahkan Hakim II masih ada yang perlu ditanyakan?

Hakim II : Terimakasih pak ketua, saudara terdakwa tadi anda mengatakan bahwa


sepeda motor milik korban telah dijual dengan harga 2 juta rupiah, lantas
saudara mendapatkan berapa rupiah bagian dari penjualan tersebut?

Terdakwa                 : Saya mendapat 500rb dari teman saya Habib, Pak Hakim.

Hakim II : Baik cukup pak ketua.

Hakim Ketua : Kepada JPU apakah ada yang ingin di tanyakan lagi kepada terdakwa?
JPU                         : Tidak ada lagi pak hakim

Hakim Ketua : Baiklah jika tidak ada pertanyaan lagi, kepada saudara penuntut umum,
apakah sudah siap untuk membacakan tuntutannya pada sidang hari ini?

JPU                            : Kami belum mempersiapakan tuntutannya, maka kami mohon ke majelis


hakim yang terhormat agar menunda sidang ini 1 minggu ke depan, agar
kami dapat mempersiapkan tuntutan kami majelis hakim.

Hakim Ketua        : Baik apakah penasehat hukum terdakwa setuju sidang di tunda 1 minggu
ke depan?

PH. Terdakwa                : Iya pak hakim, kami setuju sidang ditunda 1 minggu ke depan.

Hakim Ketua : (berembuk dengan hakim anggota), Baiklah sidang hari


ini Selasa tanggal 12 Agustus 2023, kami rasa cukup dan kami tunda selama
1 (satu) minggu kedepan, yaitu pada hari Selasa tanggal 22 Agustus dengan
agenda pembacaan tuntutan penuntut umum, untuk itu kami beritahu
kepada saudara penuntut umum agar menyiapkan tuntutannya,
serta menghadirkan terdakwa pada persidangan yang akan datang dan
kepada penasehat hukum agar hadir kembali pada persidangan yang akan
datang tanpa dipanggil kembali. Dengan demikian, sidang pada hari ini
kami nyatakan ditunda dan ditutup (ketuk palu 3 kali).
 
SIDANG IV
SELASA, 22 AGUSTUS 2023 (PEMBACAAN TUNTUTAN)
 
Panitera : Assalamualaikum wr.wb.
Sidang keempat dengan nomor perkara 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1 atas
nama terdakwa Badrudin Baariq. Selasa, 22 Agustus 2023. Silahkan Jaksa
Penuntut Umum dan Penasehat Hukum memasuki ruang sidang. Majelis
Hakim dipersilahkan memasuki ruang sidang. (Hadirin Berdiri) Hadirin
dipersilahkan duduk kembali (hadirin duduk kembali)
(Panitera menyerahkan berita acara) 

Hakim Ketua   : sidang lanjutan perkara pidana pn XII MIPA 1 yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana nomor 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1, atas nama
terdakwa Badrudin Baariq dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum. (ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua     : Sesuai berita acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pembacaan tuntutan. Apakah saudara jaksa penuntut umum sudah siap
membacakan tuntutannya?

JPU                              : Tuntutannya sudah siap, pak hakim.

Hakim Ketua     : Saudara terdakwa agar dapat mengambil tempat duduk kembali  di depan.
Silahkan Jaksa Penuntut Umum untuk membacakannya (membacakan
tuntutan pidana sebagaiman terlampir)
JPU                          : (membacakan sambil berdiri)

Hakim Ketua      : demikianlah tuntutan pidana yang telah dibacakan oleh jaksa penuntut
umum, kepada terdakwa, apakah saudara akan mengajukan pembelaan
atas tuntutan pidana tersebut?

Terdakwa : Saya serahkan sepenuhnya kepada Penasehat Hukum saya pak hakim

Hakim Ketua : Bagaimana penasehat hukum terdakwa apakah akan mengajukan


pembelaan atas tuntutan tersebut?

PH. Terdakwa : Kami akan mengajukan pembelaan, dan kami mohon majelis hakim
memberikan waktu untuk mempersiapkan pembelaan

Hakim Ketua : Bagaimana Jaksa Penuntut Umum, apakah saudara bersedia sidang ini di
tunda?

JPU  : Iya Majelis Hakim, kami setuju sidang ini ditunda.

Hakim Ketua : (berembuk), baiklah sidang hari ini ditunda dan dilanjutkan pada
hari Selasa tanggal 29 Agustus 2023 jam 09.00 WIB dengan agenda acara
pembacaan pembelaan dari terdakwa atau penasehat hukum kepada
jaksa penuntut umum, kami perintahkan untuk menghadirkan kembali
terdakwa dan kepada terdakwa atau penasehat hukum agar
mempersiapkan pembelannya pada hari sidang yang sudah ditetapkan,
sidang hari ini dinyatakan ditunda dan ditutup. (ketuk palu 3 kali)
 
 
SIDANG V
SELASA, 29 AGUSTUS 2023 (PEMBACAAN PEMBELAAN / PLEDOI TERDAKWA)

Panitera : Assalamualaikum wr.wb.


Sidang kelima dengan nomor perkara 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1 dengan
nama terdakwa Badrudin Baariq. Selasa, 29 Agustus 2023. Silahkan Jaksa
Penuntut Umum dan Penasehat Hukum memasuki ruang sidang. Majelis
Hakim dipersilahkan memasuki ruang sidang. (Hadirin Berdiri) Hadirin
dipersilahkan duduk kembali (hadirin duduk kembali)
(Panitera menyerahkan berita acara) 

Hakim Ketua : Sidang lanjutan perkara pidana pn XII MIPA 1 yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana nomor 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1, atas nama
terdakwa Badrudin Baariq dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum, (ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : sesuai dengan berita acara sidang minggu lalu, maka agenda sidang hari ini
adalah mendengar pembelaan dari terdakwa atau penasehat hukum
kepada saudara terdakwa atau penasehat hukum apakah saudara sudah
siap untuk membacakan pembelaan atau pledoinya?
PH. Terdakwa : Sudah siap pak hakim.

Hakim Ketua : Silahkan dibacakan (penasehat hukum membacakan pembelaan


sebagaimana terlampir).

PH. Terdakwa : (membacakan sambil berdiri)

Hakim Ketua : Baiklah demikian pembelaan dari ph. Terdakwa,  kepada JPU apakah akan


mengajukan replik atas pembelaan dari ph.terdakwa?

JPU  : Baik terima kasih majelis hakim, kami tidak mengajukan replik dan kami
tetap pada tuntutan kami majelis hakim.

Hakim Ketua : Baik karena JPU tidak mengajukan replik dengan demikian Penasehat


Hukum Terdakwa tidak mengajukan duplik

Hakim Ketua : Baiklah sidang hari ini dinyatakan cukup dan selanjutnya memberikan
kesempatan majelis hakim bermusyawarah mengambil keputusan, dan
sidang ini ditunda dua minggu kedepan dengan pada hari Selasa, 12
September 2023 dengan agenda pembacaan putusan. Kepada Jaksa
Penunut Umum, Penasehat Hukum, dan Terdakwa diharapkan hadir dalam
persidangan tanpa dipanggil kembali, maka dengan demikian sidang hari ini
dinyatakan ditundadan ditutup (ketuk palu 3 kali).
 
 
SIDANG VI
SELASA, 12 SEPTEMBER 2023 (PEMBACAAN PUTUSAN)
 
Panitera : Assalamualaikum wr.wb.
Sidang keenam dengan nomor perkara 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1 dengan
nama terdakwa Badrudin Baariq. Selasa, 12 September 2023. Silahkan
Jaksa Penuntut Umum dan Penasehat Hukum memasuki ruang sidang.
Majelis Hakim dipersilahkan memasuki ruang sidang. (Hadirin Berdiri)
Hadirin dipersilahkan duduk kembali (hadirin duduk kembali)
(Panitera menyerahkan berita acara)

Hakim Ketua : Sidang lanjutan perkara pidana pn XII MIPA 1 yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana nomor 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1, atas nama
terdakwa Badrudin Baariq dinyatakan dibuka dan terbuka untuk
umum. (ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : Sesuai dengan berita acara sidang yang lalu maka sidang hari ini adalah
pembacaan putusan majelis hakim.

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, diberitahukan bahwa acara persidangan pada hari ini
adalah pembacaan putusan pengadilan.

Hakim Ketua : Apakah saudara terdakwa sudah siap mendengar putusan sidang hari ini?
Terdakwa  : ya, sudah siap pak hakim.

(Ketua Majelis membacakan putusan sebagaimana terlampir, dan apabila selesai membaca


putusan majelis hakim mengetuk palu 1 kali)

Hakim Ketua : Baik demikian putusan majelis hakim, diberitahukan bahwa apabila


keberatan dengan keputusan ini, dapat mengajukan upaya banding
selambat lambatnya 14 hari sejak putusan ini di bacakan.

Hakim Ketua : Kepada terdakwa apakah saudara mengerti dengan  putusan ini?

Terdakwa : Saya mengerti Pak Hakim.

Hakim Ketua : Saudara penasihat hukum siap dibantu ya apabila terdakwa akan
mengajukan banding.

PH. Terdakwa : Baik Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baiklah, dengan demikian pemeriksaan perkara pidana peradilan semu XII
MIPA 1 dengan nomor registrasi : 23/pid.b/2023/pn xii mipa 1, atas nama
terdakwa Badrudin Baariq dinyatakan selesai dan sidang ini kami nyatakan
di tutup. (ketuk palu 3 kali)

Anda mungkin juga menyukai