Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mutmainnah

Kelas : XI IPA 7
No. Urut : 26
Tugas : Bahasa Indonesia (Mengidentifikasi Unsur Drama)

Judul Drama
Perlawanan Terhadap Para Penjajah di Desa Gunung Payung

Jenis Drama
Tragedi

Sinopsis

Warga Desa Gunung Payung hidup serba kekurangan karena mereka sedang dijajah
oleh Belanda. Mereka dipaksa untuk menanam tanaman yang dibutuhkan untuk
perang seperti jarak. Bagi para penduduk yang berani menentang akan langsung
dijatuhi hukuman mati. Meskipun terlihat tunduk namun para pemuda sedang
membuat rencana pemberontakan terhadap Belanda yang ternyata bertepatan dengan
rencana Belanda untuk memusnahkan kampung itu.

Dialog

Babak 1

Pagi hari di sekitar kebun jarak.

Henrick : Cepat kerjanya, nanti ada jendral datang untuk melihat kerja kalian.
Yang malas akan langsung masuk sel dan tidak akan dibebaskan!

Para petani : Baik Tuan.

Seseorang datang dari kejauhan dengan memakai seragam lengkap dan tentara
pengawal.

Henrick : Jendral Dirck… (lari tergopoh-gopoh)


Dirck : Subur sekali tanah ini.

Henrick : Lapor Jendral, semua tanaman sudah siap dipanen.

Dirck : Kerjamu bagus.

Henrick : Jendral, saya dengar pasukan di wilayah utara semakin terdesak,


apakah benar.

Dirck : Ya itu benar, tapi semalam bala bantuan dari pusat sudah datang dan
akhirnya kita menang. Tapi, kita butuh tempat yang aman dan luas
sebagai markas militer dan mendirikan benteng agar pertahanan kita
tidak mudah dibobol.

Henrick : Kira-kira dimana akan didirikan markas itu?

Dirck : Ada beberapa tempat tapi aku memilih desa ini?

Henrick : Bukankah desa ini sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan


perang.

Dirck : Ya, tapi kita harus punya markas yang kuat dan lokasi desa ini sangat
ideal. Susun rencana untuk membakar seluruh desa saat semua
penduduk lengah.

Henrick : Siap Jendral.

Dari semak-semak, seorang petani jarak mengamati pembicaraan mereka dan berlalu
pergi setelah semuanya selesai.

Babak 2

Malam hari di rumah Suseno.

Brata : Musnah semua rencana kita, kita kalah cepat.

Ajimin : Ada apa? Mereka minta upeti lagi?

Brata : Kali ini masalahnya lebih genting. Mereka akan membangun markas
baru disini dan semua kampung akan dibakar.

Suseno : Mereka sangat keterlaluan dan keji. Semua telah kita berikan bahkan
makanpun kita kekurangan. Kapan mereka melaksanakan rencana itu.
Brata : Sekitar beberapa hari mendatang saat pasukan Belanda masuk
wilayah ini.

Ajimin : Kita harus bergerak cepat untuk mengungsikan para warga tanpa
mereka ketahui.

Suseno : Kita pindahkan orang tua renta, perempuan, dan anak-anak ke sisi
hutan. Dan para pemuda harus turun untuk melakukan perjuangan.

Ajimin : Apa tidak terlalu gegabah?

Suseno : Tidak! Apa artinya persiapan kita selama ini jika akhirnya kita harus
menyerah kalah begini.

Atinah : Kang, mereka bersenjata dan kita tidak, bagaimana kita bisa menang.

Brata : Kita sudah memiliki cadangan senjata di tempat yang mereka tidak
tau kan?

Ajimin : Ya, semua warga desa harus tau dan rencanakan dengan matang.

Babak 3

Pagi hari di depan rumah Henrick.

Dirck : Apa pasukan lain sudah datang untuk membantu.

Henrick : Sudah Jendral dan nanti malam eksekusi siap dijalankan.

Dirck : Bagus, semua menjadi tanggungjawabmu, jika gagal, kamu yang aku
penggal.

Henrick : Baik Jendral. (dengan suara yang sedikit gugup)

Dari semak-semak

Ajimin : Tidak salah lagi nanti malam adalah malam pembantaian.

Brata : Menjelang malam semua penduduk harus diungsikan dan semua


persenjataan disiapkan.
Babak 4

Siang hari di rumah Suseno.

Suseno : Apa seluruh penduduk sudah tau dan mau mengungsi?

Ajimin  : sudah.

Brata : Para pemuda juga sudah siap. Menjelang tengah malam desa akan
kosong.

Suseno : Hmmmm… kita mulai perjuangan. Sisakan beberapa pemuda untuk


menjaga warga desa.

Atinah : Kang berhati-hatilah, aku menunggumu di pengungsian.

Suseno : Iya, kita akan melakukan serangan gerilya yang tak terduga saat
mereka membakar desa di malam hari. Pasukan Belanda pasti tidak
akan menduganya.

Ajimin : Ya sudah sekarang kita kembali ke rumah masing-masing dan


bertemu menjeang malam di pinggir hutan sebelah barat.

Brata : Aku percaya kita akan berhasil.

Babak 5

Tengah malam di perbatasan desa

Henrick : Semua penduduk sudah tertidur pulas. Ini saat yang tepat untuk
menyerang. Aku tidak ingin ada satupun orang yang tersisa dari desa
ini. Sapu habis bakar semua. Kalian mengerti!

Pasukan : Siap tuan.

Pasukan mulai memasuki desa dan membakar satu persatu rumah warga dengan
cepat. Namun ada yang aneh. Desa tampak hening padahal pasukan bersenjata sudah
siap menembaki mereka. Tiba-tiba segerombolan orang tak dikenal menyerang dari
belakang.

Suseno : Waktunya sudah tiba. Seraaaaaang!


Para pemuda berhamburan keluar dari tempat persembunyian dan menyerang para
pasukan membabi buta. Henrick akhirnya tewas dan pasukan yang tersisa lari terbirit-
birit. Mereka mengabarkan kepada Dirck bahwa penyerangan gagal dan Jendral
akhirnya menarik pasukan.

Suseno : Apa masih ada yang tersisa?

Ajimin : Aku rasa sisanya sudah lari. Kita biarkan saja yang penting semua
selamat.

Brata : Kita harus bersiap dengan serangan sewaktu-waktu.

Suseno : Api sudah dikobarkan dan perjuangan dimulai di sini. Ini tanah air
kita, mati atau hidup, harus kita pertahankan. Merdeka!

Epilog

Akhirnya mereka berhasil mengusir pasukan tersebut dan keadaan desa kembali
normal.

Unsur-Unsur Intrinsik Drama

1. Tema

Drama ini bertema sosial yang dimana inti ceritanya Desa Gunung Payung sudah
lama menjadi daerah jajahan Belanda namun akhir-akhir ini beredar desas desus
bahwa desa tersebut akan dimusnahkan untuk dibangun sebuah markas militer
penjajah.

2. Alur

Drama ini beralur maju. Dimulai dari babak pertama hingga babak kelima.

3. Tokoh dan Karakter/Penokohan/Watak

1. Suseno :Pemimpin desa yang bijaksana, banyak akal, dan gesit / protagonis.
2. Atinah :Istri Suseno, sabar dan selalu mematuhi suaminya / protagonis.
3. Ajimin :Saudara Suseno yang selalu membantu pemberontakan / protagonis.
4. Brata :Teman seperjuangan Suseno dan Ajimin, pekerja keras / protagonis.
5. Dirck :Jendral Belanda yang ingin memusnahkan desa Gunung Payung /
antagonis.
6. Henrick :Wakil dari Jendral Dirck yang bertanggungjawab dan patuh /
antagonis.

4. Latar 

Tempat : Desa Gunung Payung.

Waktu : Pagi, siang dan malam hari.

Suasana : Menegangkan.

5. Sudut pandang

Orang ketiga serba tahu

6. Gaya Bahasa

Walaupun drama ini berlatar di desa, namun bahasa dalam dialog drama ini
menggunakan bahasa Indonesia yang diucapkan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Konflik

Drama ini memiliki konflik eksternal, yaitu adanya penindasan negara Belanda
terhadap suatu desa yang berujung serangan dari pemuda desa kepada pihak Belanda.

8. Amanat

Pesan yang dapat kita ambil dari drama ini adalah kita tidak boleh menindas orang,
kita harus bisa selalu menyusun strategi dengan baik dan harus selalu berani, biarpun
kita ditindas oleh siapapun itu, jika kita menyatukan kekuatan, kita bisa mengalahkan
siapapun yang menindas kita, dan jangan biarkan orang atau negara lain mengambil
hak yang kita miliki.

Anda mungkin juga menyukai