Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HAM DAN KESETARAAN GENDER

“HAM ( HAK ASASI MANUSIA )”

DOSEN PENGAMPUH :

HIDAYATI SUHAILI, S.Pd,M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

“KELOMPOK 1”

KARIN MARESKA [2210007721007]

MUHAMMAD GILANG HANAFI [2210007721011]

STKIP YAYASAN ABDI PENDIDIKAN PAYAKUMBUH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya lah sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Ham Dan Kesetaraan Gender” yang membahas
tentang “HAM” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ham Dan Kesetaraan
Gender di kampus STKIP ABDI PENDIDIKAN PAYAKUMBUH. Selain itu,penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “HAM”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Hidayati
Suhaili,S.Pd.M.Pd.I Selaku dosen pembimbing mata kuliah ini serta kepada pihak - pihak yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan makalah ini.

Payakumbuh, 21 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................1


B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
...........................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konsep HAM..........................................................................................3


B. Macam-Macam HAM......................................................................................................6
C. Instrumen Hukum Internasional dan Nasional HAM di Indonesia..................................8
D. Contoh-Contoh Kasus Pelanggaraan HAM ...................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................................14
B. Saran................................................................................................................................14

DAFTAR PUSAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada abad ke-17 dan ke-18 pemikiran hak asasi manusia muncul sebagai reaksi terhadap
keabsolutan raja-raja dan kaum foidal dijaman itu terhadap rakyat yang mereka perintah atau
manusia yang mereka pekerjakan. Masyarakat manusia dijaman ini terdiri dari dua lapisan
besar yaitu, lapisan atas dan mayoritas, yang mempunyai kewajiban-kewajiban (Paul S.Baut
dan Benny Harman, 1988).
Lapisan bawah ini tidak mempunyai hak-hak. Mereka diperlakukan dengan sewenang-
wenang oleh pihak yang berkuasa, diperlakukan sebagai budak. Sebagai reaksi timbul
gagasan supaya lapisan dibawah diangkat derajatnya, timbul ide persamaan , persaudaraan
dan kebebasan seperti ditonjolkkan Revolusi Perancis (akhir abad 18).
Gagasan-gagasan hukum alam dalam pemajuan hak asasi manusia juga dilakukan oleh
John Locke (1632-1704) dan Jean Jacques Rouseau (1722-1778) yaitu: The Rights To Life,
dimana hak asasi manusia dianggap sebagai hak yang dimiliki oleh setiap manusia yang
melekat atau inheren padanya karena dia adalah hal sipil dan politik dan hak social budaya,
ekonomi.
Perkembangan pemikiran hukum hak asasi manusia di Indonesia telah dimulai sejak awal
pergerakan Indonesia sampai saat ini dalam bentuk ukuran hukum tertulis (konstitusi) baik
pada UUD 1945, konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950. Semuanya memuat ketentuan HAM
dibidang sipil, politik, ekonomi, social dan budaya. Meskipun dalam UUD 1945 memuat
ketentuan-ketentuan tentang HAM yang mencakup bidang sipil, politik, ekonomi, social, dan
budaya namun pengaturan itu diangggap belum rinci.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dan konsep HAM ?
2. Apa saja macam-macam HAM ?
3. Bagaimana instrument hukum internasinal dan nasional HAM di Indonesia?
4. Apa aja contoh kasus pelanggaraan HAM ?

iv
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan konsep HAM
2. Untuk mengetahui macam-macam HAM
3. Untuk mengetahui bagaimana instrument hukum internasional dan nasional HAM di
Indonesia
4. Untuk mengetahui apa saja contoh kasus pelanggaraan Ham

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Konsep HAM


1. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
HAM adalah hak hak yang telah dipunyai seseorang sejak dalam lahir.Menurut
John Locke. HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha
Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia”
Tercantum juga dalam UUD 1945 :
a. Pasal 27 ayat 1
Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hokum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
b. Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang undang.
c. Pasal 29 ayat 2
Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
d. Pasal 30 ayat 1
Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara.
e. Pasal 31 ayat 1
Setiap warga Negara berhak mendapat Pendidikan.

vi
2. Konsep Hak Asasi Manusia (HAM)
Konsep hak asasi manusia sebagai perjuangan memuliakan harkat dan martabat
manusia sudah dimulai sejak manusia ada dimuka bumi (perhatian sejarah keberadaan
manusia sejak Nabi Adam sampai sekarang).
Pejuangan para Nabi/Rasul Allah SWT (sebagai penghormatan terhadap harkat
dan martabat manusia), setiap periode kenabian memiliki tonggak sejarah perjuangan
HAM. Kitab suci seperti Zabur, Taurat, Injil, dan Al-qura’n merupakan tonggak sejarah
perjuangan memuliakan harkat dan martabat manusia.
Kerasulan Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan “ piagam Madinah ”
yang digunakan untuk mengelola masyarakat Madinah yang heterogen. Pemikiran
perjuangan harkat dan martabat manusia berlanjut terus sesuai dengan perkembangan
masyarakat ( baca sejarah kekhalifahan abbasyiah dan umaiyah).
Pemikiran kemajuan nilai-nilai kemanusiaan terjadi hampir disemua belahan
dunia baik utara dan selatan seperti: pemikiran filosof Yunani, Magna Charta, Piagam
Mesir, Revolusi Prancis, Amerika, termasuk Indonesia terlihat pada perjuangan melalui
konstitusi setiap negara.
Sejarah kemanusian bersifat sosiologis (horizontal). Hubungan orang dengan
orang dimulai oleh kelompok paguyuban primodial, misalnnya Minangkabau sebelum
islam. Selanjutnya mobilitas penduduk dalam kehidupan global, bersifat politik (vertikal),
pengorganisasian komunitas politik termasuk dalam lapisan elite. Awal format politik
imperium diganti dengan Nation State (kedaulatan negara) akhirnya dibatasi dengan
kedaulatan rakyat.
Kemudian membentuk persatuan bangsa Bersama, untuk mencegah kejahatan
kelompok dan negara melalui LBB dan PBB. Dalam imperium juga menggunakan
kekuatan militer dari kaiser/raja (Perjanjian Wesphalia/1648 (Saafruddin Bahar, 2004).
Pada tahun 1993 dapat disatukan melalui Deklarasi Wina (RAN-HAM) dimana
semua negara berjuang untuk merencanakan pembangunan berwawasan HAM berwujud
pada semua negara. HAM sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakekat keberadaan
manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa dan sebagai anugerahnya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan lindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang

vii
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (pasal 1(1) UU
No.39/1999).
Prinsip-prinsip HAM meliputi: Universalitas, relativitas budaya/particular, saling
berkait, kesetaraan, tak terbagi, tak dapat dicabut, partisipasipasi dan kontribusi, non
diskriminasi, tanggung jawab negara dan penegakan hukum (Kovenan Hak Sipol dan
Ekosop, 1966).
Perjuangan penengakan dan pemajuan HAM terus berlanjut, tetapi sepanjang
sejarah kehidupan manusia dimuka bumi sampai sekarang pelanggaran terhadap asasi
manusia terus berlangsung baik yang dilakukan negara, maupun perorangan dan kelompok.
Pelanggaraan yag dimaksud adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok termasuk
aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelainan yang secara melawan
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini, dan tidak mendapat, atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 butir 6 UU No.39 tahun 1999).
Dalam UU No.39/1999 ditegaskan bahwa terdapat 10 jenis hak asasi manusia
sebagai kewajiban negara dalam melakukan perlindungan dan pemenuhan (obligation by
state) yaitu.
a. Hak untuk hidup, yang meliputi: Hak untuk hidup dan meningkatkan taraf kehidupan,
hak untuk hidup tentram, aman dan damai dan, lingkungan hidup yang layak, Hak
berkeluarga dan melanjutkan keturunan, yaitu: hak untuk membentuk suatu keluarga
melalui perkawinan yang sah.
b. Hak mengembangkan diri, yaitu: hak pemenuhan kebutuhan dasar, hak pengembangan
pribadi, ha katas manfaat Ipteks, dan ha katas komunikasi dan informasi.
c. Hak atas kebebasan yaitu: hak perlindungan hukum, ha katas keadilan dalam proses
hukum, ha katas hukuman yang adil.
d. Hak atas kebebasan pribadi yaitu: hak untuk bebas dari perbudakan, hak atas keutuhan
pribadi, kebebasan memeluk agama dan keyakinan politik, kebebasan untuk
menyampaikan pendapat, status kewarganegaraan, dan kebebasan untuk bergerak.
e. Hak atas dasar aman yaitu: hak untuk mencari suaka, perlindungan diri pribadi.

viii
f. Hak atas kesejahteraan yaitu: hak milik, ha katas pekerjaan, hak unntuk bertempat
tinggal secara layak, jaminan social, perlindungan bagi kelompok rentan.
g. Hak turut serta dalam pemerintahan yaitu: hak pilih dalam pemilu, hak untuk
berpendapat.
h. Hak Wanita yaitu: hak pengembangan pribadi dan persamaan dalam hukum, hak
perlindungan reproduksi.
i. Hak anak yaitu: hak hidup anak, status warga negara, haka nak yang rentan, hak
pengembangan pribadi dan perlindungan hukum, dan hak jaminan sosial anak.

B. Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)


1. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)
Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-hak
asasi pribadi adalah sebagai berikut:
a. Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpindah-pindah tempat.
b. Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
c. Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.
d. Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan yang
diyakini masing-masing.
e. Hak untuk hidup, berperilaku, tumbuh dan berkembang
f. Hak untuk tidak dipaksa dan disiksa.

2. Hak Asasi Politik (Political Rights)


Yaitu hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan politik, hak ikut dalam
pemerintahan, hak untuk memilih dan dipilih. Contoh hak-hak asasi politik adalah sebagai
berikut:
a. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
b. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
c. Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik lainnya.
d. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi
e. Hak diangkat dalam jabatan pemerintah.

ix
3. Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights)
Hak memiliki kedudukan yang sama di depan hukum dan pemerintahan, yaitu hak
yang berkaitan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contoh hak-hak asasi hukum
adalah sebagai berikut:
a. Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
b. Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
c. Hak dalam mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada peradilan
d. Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

4. Hak Asasi Ekonomi (Property Rigths)


Hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contoh hak-hak asasi
ekonomi ini adalah sebagai berikut:
a. Hak kebebasan melakukan kegiatan transaksi jual beli.
b. Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
c. Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
d. Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
e. Hak untuk menikmati SDA.
f. Hak untuk memperoleh kehidupan yang layak.
g. Hak untuk meningkatkan kualitas hidup.
h. Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

5. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)


Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contoh hak-hak asasi
peradilan adalah sebagai berikut:
a. Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
b. Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan
penyelidikan di muka hukum.
c. Hak memperoleh kepastian hukum.
d. Hak menolak digeledah tanpa surat adanya surat penggeledahan.
e. Hak mendapatkan perlakukan adil dalam hukum

x
6. Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights)
Hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Contoh hak-hak asasi
sosial budaya adalah sebagai berikut:
a. Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.
b. Hak mendapatkan pengajaran.
c. Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
d. Hak untuk mengembangkan Hobi
e. Hak untuk berkreasi
f. Hak untuk memperoleh jaminan sosial
g. Hak untuk berkomunikasi

C. Instrumen Hukum Internasional Dan Nasional HAM di Indonesia


Instrumen merupakan suatu perangkat hukum yang terkait dengan manusia sebagai
subjek hukum. Manusia sebagai subjek hukum pendukung hak dan kewajiban berarti pemilik
hak, kewajiban, dan tanggung jawab dari suatu perbuatan hukum yang telahh ia lakukan, jika
dibuat rumusnya: SH = H+K+TJ, bertemunya tiga elemen itu pada seseorang menunjukkan
kesadaran hukum seseorang cukup tinggi ( A. Masyhur Effendi dalam Dinamika HAM,
Oktober 1997).
Hukum sebagai kumpulan pengaturan yang mengatur tingkah laku manusia tentang yang
boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, jika dilanggar ada sanksi atau hukuman. Hukum
itu dapat tertulis dan tidak tertulis. Dari segi rumpun dapat dibagi dua yaitu hukum public dan
privat.
Ada beberapa instrument hukum yaitu :
1. Instrumen Hukum Internasional HAM di Indonesia (International human rights
instruments)
Merupakan alat-alat dan standar pembatasan dan pelaksanaan mekanisme kontrol
terhadap kesepakatan-kesepakatan antar negara tentang jaminan HAM yakni Undang-
Undang Internasional HAM dengan bentuknya adalah kovenan dan protocol. Pandangan
dan sikap bangsa Indonesia terhadap HAM lebih menitik beratkan pada manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa secara kodrati dianugerahi hak dasar atau disebut
hak asasi.

xi
kemudian pada masyarakat global atau internasional yang sesuai dengan deklarasi
universal hak asasi manusia dan beberapa instrumen inti hak asasi manusia internasional.
Deklarasi Universal HAM adalah standar umum bagi semua bangsa dan negara dengan
tujuan agar orang atau badan di dalam masyarakat senantiasa mengingat deklarasi ini
dengan cara mengajarkan dan memberikan pendidikan guna menggalakkan penghargaan
akan kebebasan tersebut.
Instrumen Hak Asasi Manusia Internasional yang memiliki 9 inti instrumen yang
selebihnya merupakan protokol sementara pelaksanaannya oleh Negara-negara pihak.
Selain itu Badan pemantau juga dibentuk secara khusus untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sebagai pemantau jalannya Konvensi. Adapun macam-macam konvensi
itu antara lain.
Konvensi internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi
rasial lebih menegaskan pada penghapusan diskriminasi rasial di seluruh dunia dalam
segala bentuk dan manifestasinya untuk mengamankan pemahaman dan penghormatan
terhadap martabat pribadi manusia.
Pada pasal 1 point pertama lebih mengacu pada arti dan makna istilah
diskriminasi rasial berarti pembedaan, pengecualian dan pembatasan atau pengutamaan
berdasarkan ras, warna kulit, keturunan, asal usul kebangsaan atau etnis tidak dibenarkan.
Sedangkan pada point keempat lebih menekankan pada tindakan khusus yang diambil
dengan tujuan untuk mengamankan. Pada Pasal kedua setiap Negara-negara mengutuk
tindakan diskriminasi rasial dan diproses harus secara hukum.
2. Instrumen Hukum Nasional HAM di Indonesia
a. Pancasila
Pancasila merupakan landasan atau filosofis negara Indonesia. Penerapan dari
norma-norma ini sering dijadikan sebagai pedoman dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Selain itu, Pancasila juga menjadi sumber hukum dari Hak
Asasi Manusia di Indonesia.
Pancasila merupakan norma tertinggi yang mencerminkan instrumen HAM.
Terlihat dari sila-sila didalamnya mengandung aturan mengenai hak asasi
manusia.Pertama, hak dan kewajiban untuk memeluk agama dan keyakinan. Artinya
setiap warga negara Indonesia yang disebutkan dalam sila ini berhak menjalankan

xii
ibadah berdasarkan keyakinan masing-masing. Setiap manusia juga wajib diperlakukan
secara beradab sesuai harkat dan martabat sebagai individu.
Negara wajib melindungi masing-masing individu, keluarga dan semua
miliknya. Termasuk juga hak mendapatkan penghidupan dan pendidikan yang layak.
Dalam hal ini negara juga harus memastikan tiap individu terpenuhi hak asasi manusia.
Sementara, tiap warga negara juga memiliki kewajiban untuk membela negara.
Tercermin secara jelas dalam sila kedua yang berbunyi Persatuan Indonesia.
Selanjutnya, sila ketiga bermakna setiap hak yang melekat pada warga negara
Indonesia harus ditempatkan atas kepentingan bersama dan negara.
Kegunaan bentuk instrumen HAM dalam bermasyarakat agar terhindar dari
perselisihan akibat dari hak asasi yang tidak terbatas. Kemudian, sila keempat Pancasila
bermakna kedaulatan rakyat. Sila keempat ini menunjukkan Indonesia sebagai negara
demokrasi dan mengakui kedaulatan rakyat. Dalam mengambil tindakan negara harus
melihat tujuan bagi rakyat. Sebab, semboyan demokrasi adalah dari, oleh, dan untuk
rakyat. Negara juga mengakui martabat rakyat sebagai individu. Sila kelima yang
merupakan sila terakhir menggambarkan keberagaman. Makna tersiratnya adalah setiap
warga negara berhak mendapatkan keadilan atas hak asasi manusia. Contohnya
keadilan setara tanpa pandang suku, agama, ras, dan warna kulit.
b. Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 disebut juga sebagai pokok pikiran UUD 1945. Disebut
sebagai instrumen paling sakti kedua dibawah naskah proklamasi. Dalam pembukaan
tersebut sangat jelas mennyebutkan kemerdekaan merupakan hak asasi paling dasar.
Pembukaan UUD 1945 dikatakan elemen paling mendasar dan tidak dapat dirubah.
Selain itu, kemerdekaan berhak diperoleh semua orang dan bangsa.
Pembukaan UUD 1945 juga dikatakan sebagai instrumen HAM. Pada alinea
keempat pembukaan juga menegaskan tujuan nasional dan arah pembangunan
Indonesia . Semua tujuan ini harus direalisasikan berdasarkan hak asasi manusia.
Melindungi segenap bangsa Indonesia yang berada dalam wilayah kesatuan
Indonesia, terutama dari ancaman luar dan dalam. Memajukan kesejahteraan umum,
bermakna negara yang berusaha mendorong kemajuan bagi seluruh rakyat Indonesia

xiii
dalam segala bidang. Indonesia juga turut melaksanakan ketertiban dunia, baik dalam
masalah Internasional terkait pelanggaran HAM.
c. UUD 1945 Hasil Amandemen
Undang-Undang Dasar 1945 atau UUD 1945 merupakan instrumen HAM yang
paling tinggi di Indonesia. Meskipun telah mengalami beberapa kali perubahan,
eksistensi UUD 1945 tetap diakui oleh pemerintah dan masyarakat. Disamping itu UUD
1945 atau konstitusi adalah norma hukum tertinggi di Indonesia.
Maksudnya peraturan perundang-undangan yang dibuat tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi tersebut. Pasal-pasal dan ayat didalamnya juga lebih mendeskripsikan
serta memisahkan secara rinci terkait pelaksanaan HAM. Adapun elemen HAM yang
terkandunga dalam UUD 1945 dan tidak dapat dihapuskan yakni Pasal 28 A hingga
Pasal 28 J UUD 1945 setelah amandemen.
Isinya dijadikan pedoman dalam bersikap dan membuat Undang-Undang terkait
HAM yaitu :
1) Hak untuk menjalankan agama dan ibadah berdasarkan keyakinan dan agama tiap
individu masing-masing
2) Hak mengeluarkan pendapat, baik melalui lisan dan tulisan
3) Hak setiap orang untuk mendapatkan penghidupan layak
4) Hak memperoleh Pendidikan
5) Hak untuk turut serta membela Negara
6) Hak disejahterakan oleh negara.
d. Tap MPR
Selanjutnya ada Tap MPR yang menjadi dasar keberlakukan hak asasi manusia di
Indonesia. Contohnya ketetapan MPR RI dalam Tap. MPR No. XVII/ 1996 mengenai
Pandangan Sikap Bangsa Indonesia terhadap Hak Asasi Manusia atau HAM. Kamu
wajib tahu tiap negara demokrasi akui adanya hak asasi manusia. Disamping itu, HAM
memang dituangkan pengaturannya dalam Undang-Undang. Adapun Tap MPR berisi
mengenai pengakuan atas piagam HAM Internasional atau Declaration of Human
Rights.

xiv
e. Undang-Undang
Norma yang mengatur hak asasi manusia dalam masyarakat yakni Undang-
Undang atau disingkat UU. Pembuatan UU dilakukan oleh DPR dan atas persetujuan
Presiden.
Contoh undang-undang yang menjadi perwujudan hak asasi manusia berdasarkan
masing-masing fungsinya, yaitu :
1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Dalam undang-undang ini menjelaskan peradilan yang mengurus berbagai hal
terkait keluarga, masyarakat, dan lembaga Negara.
2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan.
Menegaskan tidak boleh dilakukan perlakuan atau hukuman kejam yang tidak
manusiawi. Disamping itu, dilarang merendahkan martabat, konvensi yang sudah
menjadi hukum internasional.
3) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat.
Dalam undang-undang ini menjelaskan kebebasan berpendapat secara lisan dan
tulisan.
f. Peraturan Pemerintah
Pemerintah adalah peraturan pemerintah. Produk instrumen ini sudah lahir
sebelum era reformasi.
Semua peraturan pemerintah tidak mengalami perubahan hingga sekarang,
misalnya :
1) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang atau Perpu Nomor 1 Tahun 1999
mengenai Pengadilan HAM. Perpu ini selalu dikaitkan dengan Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999.
2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 1993 mengenai Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Keberadaan Keppres ini menjadi
cikal bakal terbentuknya rincian, fungsi, tugas, dan wewenang Komnas HAM.

D. Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM


1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang
menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.

xv
2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatumata kuliah
kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepadasetiap mahasiswa
3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para
pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga
sangat rentan terjadi kecelakaan
4. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu
dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak,sehingga seorang anak tidak
bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya
5. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yangartinya
hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang
6. Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jikamasyarakat
bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proseshukum nya sangat cepat,
akan tetapi jika masyarakat kelas atas melakukankesalahan misalkan korupsi, proses
hukum nya sangatlah lama
7. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat penganiayaan
dari majikannya.
8. Kasus pengguguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yangkawin
diluar nikah.

xvi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ham adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar ham-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas ham orang lain. Dalam kehidupan bernegara
ham diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran
ham baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu
Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan ham, pengadilan ham menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan ham sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan ham.
Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai anugrah dari Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh
setiap individu.
Setiap individu mempunyai keinginan agar ham -nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu
kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas ham orang lain. Dalam kehidupan
bernegara ham diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk
pelanggaran ham baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau
bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan ham, pengadilan ham
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan ham sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan ham.

B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan ham
kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormatidan menjaga ham orang lain
jangan sampai kita melakukan pelanggaran ham. Dan jangan sampai pula ham kita dilanggar
dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga ham kita harus mampu menyelaraskan
dan mengimbangi antara ham kita dengan orang lain.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Ubaedillah Abdul Rozak. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).Pancasila,


Demokrasi, Hak Azazi Manusia, (Edisi Revisi). ICCE UIN Syarif Hidayatullah.
Jakarta.

Ubaedillah dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Pancasila, Demokrasi,


Hak Azazi Manusia, (Edisi Ketiga). ICCE UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Akmal. 2011. Hak Asasi Manusia. UNP Press. Padang.

Dede Rosyada dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi,Hak


Asasi Manusia. ICCE UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Muhammad Erwin. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia (Edisi Revisi).


Refika Aditama. Bandung.

Sutoyo. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Grader Ilmu. Yogyakarta

xviii

Anda mungkin juga menyukai