DOSEN PENGAMPU:
Hartono,SH.MH.
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena segala
nikmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk melaksanakan tugas
yang ada pada mata kuliah “Hukum dan Ham” yang diampu oleh dosen
Hartono,SH.MH. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah memberikan dukungan, baik ide maupun materi. Saya berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan bisa menjadi referensi bagi para pembaca.
Selain itu, besar harapan saya agar makalah ini dapat dipraktikkan dalam kehidupan
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang benar-benar membangun dari para pembaca
Yulisa Melsy
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI..........................................................................................................
..........................................................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 33
3
BAB I
PENDAHULUAN
Era globalisasi sebagai akibat revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
pemikiran baru termasuk dalam bidang ilmu hukum. Mengenai sistem hukum
dalam pembangunan hukum nasional, yang akan dilengkapi dengan hukum tidak
Berikutnya hal yang menyangkut persoalan nilai-nilai Pancasila, pada pokoknya bahwa
itu sehingga dalam penerapannya tidak akan terjadi pelanggaran terhadap hak asasi
manusia sebagai bentuk dari objek aturan yang dibuat tersebut karena HAM sebagai
hak moral yakni hak yang melekat pada diri manusia karena harkat martabatnya
1
Rahayu, Bahan kuliah HAM dan Pembangunan Hukum di Era Globalisasi, PDIH KPK Undip-Unila,
Semarang 17 Juli 2011, h.34
4
Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
Perserikatan Bangsa Bangsa mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk
menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia
yang ditetapkan oleh PBB serta berbagai instrumen internasional lainnya mengenai
Hak Asasi Manusia yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia.
siapapun tanpa terkecuali. Jika hal tersebut sudah terlaksana, maka individu ataupun
kelompok sudah memiliki kualitas dalam menghargai aspek HAM. Hak Asasi Manusia
pada dasarnya dilandasi oleh pemahaman suatu bangsa terhadap citra, harkat dan
martabat diri manusia itu sendiri. Pada hakikatnya manusia harus menyadari,
mengakui dan menjamin serta menghormati Hak Asasi Manusia orang lain juga
sebagai kewajiban. Hak Asasi Manusia dan kewajiban asasi manusia terpadu melekat
pada diri manusia sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, anggota
suatu bangsa dan warga negara, serta anggota masyarakat bangsa-bangsa. Hak Asasi
Manusia menjunjung tinggi persamaan derajat. Bukan berarti Hak Asasi Manusia
dapat digunakan sewenang-wenang. Ada batasan pada Hak Asasi Manusia dalam hal
2
Mashyur Effendi, Dimensi / Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan
Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994, H. 130
5
kekerasan yang berujung tidak tercapainya semangat saling menghargai Hak Asasi
Manusia.3
penting dari Hak Asasi Manusia . Pembukaan Undang- undang Dasar Negara Republik
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sukma Indah Permana, Saat Komnas HAM Sebut Catatan Buruk di Proyek Bandara Kulon
Progo, hlm.1 https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4166760/saat-komnas-ham- sebut-catatan-
buruk-di-proyek-bandara-kulon-progo, diakses 11 April 2019 Pukul 13.25 WIB.
4
Ibid.
6
2.1. Pengertian Hak Asasi Manusia
(bahasa Perancis) yang memiliki arti sama. Etimologi kata “hak asasi manusia” dapat
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap
merupakan terjemahan dari basic rights dalam bahasa inggrs, ground rechten dalam
human rights, dipakai juga dengan istilah civil rights serta termaktub juga dalam
TAHUN 1999 HAM adalah: “Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupukan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
5
Firdaus Arifin, Hak Asasi Manusia Teori Perkembangan dan Pengaturan, Penerbit Thafa Media,
Bandung, 2019, h. 7
7
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia”.6
Pengertian hak-hak manusia yang merupakan alih bahasa dari istilah droits de i’
Citoyen atau pernyataan hakhak manusia warga negara Prancis yang diproklamirkan
pada tahun 1789, sebagai pencerminan keberhasilan revolusi warga negaranya yang
bebas dari kekangan kekuasaan tunggal negara tersebut. Menurut prof. A. Mansyur
Effendy sebagaimana dikutip oleh Dr. Nurul qamar, S.H.,M.H. menyatakan bahwa
selama ini, Hak asasi manusia sering juga disebut hak kodrat, hak dasar manusia, hak
mutlak atau dalam bahasa inggris disebut natural rights, human rights, dan
fundamental rights. Dalam bahasa belanda dikenal dengan ground rechten, mense
Hak-hak diatas merupakan hak yang melekat pada martabat manusia sebagai
insan ciptaan Tuhan yang Maha Esa, atau hak-hak dasar yang prinsipil sebagai
anugerah Ilahi. hak-hak asasi manusi merupakan hak-hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya, yang tidak bisa dipisahkan dari hakekatnya. Karena itu hak asasi
manusia bersifat luwes dan suci. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak asasi
adalah kewenangan atau kekuasaan untuk berbuat sesuatu. Sedangkan kata asasi
adalah bersifat pokok. Dengan demikian, hak asasi manusia adalah hak dasar pokok
yang dimiliki oleh setiap manusia. Hak ini sangat mendasar sifatnya bagi kehidupan
6
Qamar Nurul, Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum Demokrasi, Sinar Grafik, Jakarta Timur,
2013, h. 17
7
Ibid. h. 15
8
manusia dan merupakan hak kodrati yang tidak bisa dipisahkan dari diri dan kehidupan
manusia.
Dengan demikian, bahwa sebenarnya Hak Asasi Manusia itu hak yang dimiliki
manusia yang telah diperoleh dan dibawahnya bersamaan dengan kelahiran dan
dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama dan kelamin. Dari karena itu
bersifat asasi serta universal. Dasar dari hak asasi ialah bahwa manusia harus
Kebebasan dasar dan hak-hak dasar itulah yang disebut hak asasi manusia yang
melekat pada manusia secara kodrat sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.Hak-hak
mengemban kewajiban untuk mengakui dan melindungi hak asasi manusia pada setiap
manusia tanpa kecuali.Ini berarti bahwa hak asasi manusia harus selalu menjadi titik
bernegara. Prinsip HAM pada awalnya berasal dari pemikiran Liberal Barat, yakni
ketika para filsuf berhadapan dengan bangkitnya kekuasaan negara dan meningkatnya
nilai dan orientasi. Di Inggris menekankan pada pembatasan raja, di Amerika Serikat
9
mengutamakan kebebasan Individu, di Perancis memprioritaskan egalitarianisme
tetapi hanya mengakui hak sosial. Sementara itu PBB merangkum berbagai nilai dan
diikuti dan dimuat dalam konstitusi dan perundangundangan negara anggota PBB,
termasuk oleh negara Indonesia. Perkembangan Hak asasi manusia di Indonesia telah
dimulai pada saat para the Founding Father akan merumuskan dasar negara, mereka
kemanusiaan yang adil dan beradab. Hak asasi manusia di Indonesia telah digulirkan
sejak negara ini akan merumuskan dasar negara dan berkembang sampai saat ini,
usaha para The founding Father dalam memasukan muatan materi Hak asasi manusia
kedalam landasan negara tentunya dimaksudkan agar negara ini dapat menghadirkan
8
Firdaus Arifin, Hak Asasi Manusia Teori Perkembangan dan Pengaturan, Penerbit Thafa Media,
Bandung, 2019, h. 7
10
fasenya persoalan Hak Asasi manusia sangat krusial untuk ditemukan solusinya, negara
indonesa semakin berbenah dan berupaya agar Hak- Hak asasi setiap warganya dapat
atas hak-hak asasi manusia. Jaminan tersebut termaktub dalam konstitusi negara
Indonesia. Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila.
Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni
ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia
Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak
yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita
tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau
Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar
11
manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat
2. Hak-hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki
3. Hak-hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk
4. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak
6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
12
2.3 Pengertian Hukum Nasional
mengarahkan perilaku manusia atau masyarakat kearah yang baik, hal ini ditangkan
dalam undang undang baik tertulis maupun yang tidak tertulis. Hukum tersebut
memiliki konsekuensi hukuman yang harus diterima bagi pelanggar undang undang itu
sendiri, dari sanksi sosial, sanksi denda bahkan sanksi pidana yang dapat dipenjaranya
sumber yang sebelum merdeka sudah berlaku, antara lain hukum yang bersumber dari
agama, hukum yang bersumber dari adat atau kebiasaan dan hukum yang bersumber
Ketiga sumber hukum tersebut sangat erat kaitannya dan tidk dapat dipisahkan
satu dengan lain, karena apabila hukum negara ditegakkan di wilayah yang sangat
menjunjung tinggi hukum adat maka keberadaan hukum itu sendiri akan berbenturan
dengan masyarakat. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan tujuan hukum itu
sendiri yaitu menciptakan mengatur dan mengarahkan manusia untuk lebih baik. Di
dalam Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Bab 1 Pasal 1 ayat
(3) dijelaskan bahwa “ Negara Indonesia adalah Negara Hukum “, hal ini menunjukkan
bahwa segala sesuatu yang terjadi. Dapat disimpulkan bahwa Hukum Nasional adalah
jenis hukum yang berlaku di dalam wilayah negara tertentu. Hukum nasional harus
13
2.4 Pembangunan Hukum Nasional di Indonesia
penegakan hukum dan hak-hak asasi manusia (HAM), kesadaran hukum, serta
hukum itu berasal, jika hukum di Indonesia bersumber pada Pancasila maka setiap
membangun menunjukan fungsi hukum tidak hanya sebagai alat kontrol sosial atau
sarana untuk menjaga stabilitas semata, akan tetapi sebagai alat untuk melakukan
politik hukum pidana (kebijakan hukum pidana) sebagai salah satu dalam
14
budaya/kultur (culture). Secara ideal, ketiga pilar pembangunan hukum nasional itu
harus berjalan serasi, selaras, dan seimbang karena ketiga hal tersebut sangat
berkaitan erat satu sama lain. Di samping itu, dari sisi tujuan hukum, Gustav Radbruch
Keadilan harus mempunyai posisi yang pertama dan yang paling utama dari pada
kepastian hukum dan kemanfaatan. Secara historis, pada awalnya menurut Gustav
Radburch tujuan kepastian hukum menempati peringkat yang paling atas diantara
tujuan yang lain. Namun, setelah melihat kenyataan bahwa dengan teorinya tersebut
berperikemanusiaan selama masa Perang Dunia II dengan jalan membuat hukum yang
Pasal 1 ayat (3) UUDNRI Tahun 1945 mengatur bahwa “Negara Indonesia adalah
negara hukum”. Pasal ini berimplikasi bahwa segala aspek penyelenggaraan negara
(machtstaat) dengan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara dan
UUD NRI Tahun 1945 sebagai hukum dasar dan hierarki tertinggi dalam peraturan
sebagai arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang perlu dilakukan
diamanatkan oleh UUDNRI Tahun 1945. Hal ini menjadi penting karena perubahan
9
Op.Cit, h.24
15
pembangunan, yaitu dengan tidak dibuatnya lagi Garis-Garis Besar Haluan Negara
hukum berupa norma yang merupakan produk dari suatu pusat kekuasaan yang
suatu sistem kontrol searah yang dilakukan oleh suatu central organ yang memiliki
dari suatu organ tertentu yang diberi kapasitas dan fungsi untuk itu. Kontrol searah
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
bahwa upaya perwujudan sistem hukum nasional dalam era reformasi terus
hukum yang lebih efektif, dan peningkatan keterlibatan seluruh komponen masyarakat
10
Endarwati N, Jurnal Sistem Hukum dan Pembangunan Hukum , Volume khusus, Desember
2007 , hlm .15
16
Pembangunan substansi hukum, khususnya hukum tertulis, dilakukan melalui
mekanisme pembentukan hukum nasional yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan
diwujudkan dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat
peraturan perundang-undangan.
Secara struktural, amandemen UUD NRI Tahun 1945 juga telah membawa
mempunyai hak menguji Undang-Undang terhadap UUD NRI Tahun 1945 dan Komisi
Yudisial yang berwenang melakukan pengawasan terhadap sikap tindak dan perilaku
hakim. Saat ini Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial juga diubah dengan Undang-Undang
17
dengan perkembangan kebutuhan hukum masyarakat dan kehidupan ketatanegaraan.
Hal ini dilakukan untuk lebih menjamin penyelenggaraan kekuasaan kehakiman yang
merdeka guna menegakkan hukum dan keadilan sesuai dengan Pasal 24 ayat (1) UUD
NRI Tahun 1945, sehingga penyelenggaraan fungsi negara di bidang hukum dapat
pertama, dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memperbaharui hukum positif
sendiri sehingga sesuai dengan kebutuhan untuk melayani masyarakat pada tingkat
menjadikan hukum sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik
oleh para subjek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegak hukum
yang resmi diberi tugas dan wewenang oleh undang-undang untuk menjamin
bernegara.
hubungan antara hak, kewajiban dalam diri hukum itu sendiri akan terus berlangsung.
Satu hal yang pasti, hak mempunyai kedudukan/ derajat utama dan pertama dalam
konteks hukum dan Hak Asasi Manusia. Dalam rangka tercapainya keharmonisan
hubungan antar anggota masyarakat dalam praksisnya terkait dengan hak, kewajiban,
18
dan juga tanggung jawab. Tiga elemen tersebut secara proporsional akan mewujudkan
hubungan ideal antar anggota masyarakat. Selama ini Hak Asasi Manusia, yang sering
disebut hak kodrat, hak dasar, juga dengan natural right, menjadi bahan perdebatan
disebut di muka, titik beratnya pengakuan adanya hak asasi manusia. Dalam kehidupan
bermasyarakat lebih lanjut, hak asasi manusia selain bergandengan tangan dengan
kewajiban asasi juga tanggung jawab asasi. Sejak Indonesia merdeka bangsa ini telah
bersepakat menjadikan Pembukaan UUD 1945 sebagai kesepakatan luhur yang final
(modus vivendi).
Dalam Pembukaan UUD 1945 dicantumkan dasar dari negara ini di dirikan,
bahwa hukum ketatanegaraan pun harus berbasis nilai-nilai Pancasila. Pancasila telah
dan grundnorm , nilai- nilai Pancasila harus mewarnai, menjiwai pembaharuan hukum
hukum) maupun kultural (budaya hukum). Pancasila harus disebutkan sebagai bintang
masih bersifat parsial karena kurang melihat sisi pembangunan hukum nasional secara
19
integral yang seharusnya melibatkan pembicaraan tentang Pancasila sebagai bintang
internasional atas status pembangunan sebagai HAM yang bersifat kolektif telah
menuai hasilnya pada saat Sidang PBB pada tahun 1986 mengeluarkan Deklarasi HAM
atas Pembangunan. Herry Priyono (1992)9 mencatat bahwa Deklarasi tersebut antara
lain berisi pengakuan HAM sebagai alat sekaligus tujuan pembangunan, tuntutan atas
di berbagai belahan dunia menjadikan HAM sebagai salah satu prioritas penanganan
semestinya bisa selaras dengan penegakan HAM, baik di tingkat perencanaan maupun
HAM.
20
Dalam hal perencanaan pembangunan, bangsa Indonesia telah memiliki
tanggal 12 April 1947 yang dipimpin oleh Mohammad Hatta. Beberapa bulan
berikutnya pada Juli 1947, I.J. Kasimo menyusun rencana pembangunan yang disebut
dengan “Plan Produksi Tiga Tahun RI”. Selanjutnya pada tahun 1961-1969 mulai
disusun Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana yang diketuai oleh Mr.
pemerintahan Orde Baru yang dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu rencana rencana
pembangunan jangka panjang 25 tahun, jangka menengah lima tahun dan jangka
pendek 1 tahun.
serta perkembangan di tingkat domestik dan global dewasa ini meniscayakan suatu
pada aspek-aspek kehidupan yang bersifat mondial, spektakuler, dan seringkali tidak
21
Perubahan yang sangat cepat dan didukung oleh meningkatnya globalisasi
kepada swasta semakin meningkat; dan ketiga, peranan pemerintah daerah semakin
parsial untuk bidang dan sektor tertentu yang menjadi prioritas; dan partisipasi, serta
Hak atas pembangunan merupakan salah satu hak asasi yang fundamental yang
berakar pada piagam pbb, deklarasi umum hak asasi Manusia, Kovenan Internasional
tentang hak-hak sipil dan politik, dan Kovenan Internasional tentang hak-hak ekonomi,
sosial, dan budaya. deklarasi hak atas pembangunan (diterima Majelis umum pbb
lewat resolusi no. 41/128, 4 desember 1986) membuat hak ini menjadi eksplisit.
deklarasi ini menyatakan dengan tegas bahwa hak atas pembangunan adalah hak yang
tidak dapat dicabut (an inalienable right) dengan dasar bahwa setiap individu dan
seluruh umat manusia memiliki hak untuk berpartisipasi, berkontribusi, dan menikmati
pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan politik. deklarasi Wina dan program aksi
11
Tirta Hidayat, ”Model Perencanaan Pembangunan Nasional Masa Depan,” dalam Prisma Nomor
Khusus 25 Tahun 1971-1996.
22
tahun 1993 menegaskan kembali tentang keberadaan hak atas pembangunan ini
melalui konsensus.
Hak atas pembangunan ini pun dinyatakan kembali pada tahun 1995 lewat
dekrasasi Copenhagen, yang menegaskan hubungan antara hak asasi manusia dan
penuh dan produktif, serta membantu mencapai perkembangan integrasi sosial yang
spesifik lagi, prinsip-prinsip dan panduan ini ditujukan bagi para pengambil keputusan
dan praktisi yang terlibat dalam perancangan serta implementasi pembangunan dalam
Oleh karena telah diterima secara luas bahwa strategi pembangunan harus
“dimiliki negara”, serta hukum hak asasi manusia internasional utamanya adalah
mengatur hubungan antara negara dan individu, maka fokus utama dari panduan-
panduan ini adalah mengenai peran negara. Meskipun demikian, panduan ini juga
sipil, institusi-institusi hak asasi manusia nasional, lembaga-lembaga dalam sistem pbb,
23
ataupun organisasi lainnya yang memiliki komitmen untuk mewujudkan pembangunan
berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945. Untuk mencapai tujuan
(RPJMN) tahun 2004 - 2005, yang mempunyai agenda Mewujudkan Indonesia yang adil
dan demokratis diarahkan untuk mencapai 5 sasaran pokok, salah satu prioritas
tercermin dari terciptanya sistem hukum yang adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif
serta yang memberikan perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia,
hukum nasional dan politik hukum, penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk,
serta penghormatan, pemenuhan, penegakan atas hukum dan pengakuan atas hak
asasi manusia.
24
Pembangunan di bidang hukum merupakan salah satu bidang yang mempunyai
melalui perkawinan. Menurut Pasal 1 Undang - Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan, ”Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan
seseorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Selanjutnya
menurut Pasal 2 ayat 1 Undang – Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan,
”Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing - masing agamanya
Pada masa sekarang ini banyak sekali segi-segi kehidupan masyarakat yang
berubah dan berkembang pesat. Perubahan ini tentu saja sangat mem- pengaruhi
25
bersumber pada Pancasila dan UUD 1945 yang tidak melepaskan kepentingan
masyarakat sesuai dengan konsep HAM. Meski secara teoritis berhasilnya revolusi
Secara hukum justru teori revolusi tersebut sampai kini memprihatikan bangsa
kehidupan yang mendasar dan menyentuh hajat hidup orang banyak masih dikuasai
peraturan hukum berasal dari zaman penjajahan, seperti Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt), dan Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang (KUHD) yang seyogyanya masih ada pertentangan substansi
dengan konsep Hak Asasi Manusia di Indonesia. Keadaan ini tentunya telah disadari,
pembangunan hukum nasional. Hendak- nya untuk membangun suatu sistem hukum
atas dasar nilai-nilai baru keroha- nian Pancasila. Ide seperti ini memberikan tempat
yang luas untuk menggali asas- asas hukum adat dalam membuat peraturan
terhadap hak-hak dasar manusia sebagai perwujudan hak asasi manusia (HAM).
26
HAM sangat berperan penting dalam Pembangunan Hukum nasional untuk
1. menjamin integrasi bangsa dan negara baik secara ideologis maupun secara
teritorial;
golongan-golongan tertentu.
Selain itu, sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
demikian, Pancasila menjadi ruh dan spirit yang menjiwai pembangunan hukum
nasional.
27
Pembangunan secara sederhana mengandung pengertian upaya melakukan
perbaikan dari kondisi yang kurang baik menuju ke arah yang lebih baik. Menurut
Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma
makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori mikro
Pembangunan juga dapat diartikan sebagai proses perubahan yang dilakukan melalui
adalah sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang
berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah,
aspek kehidupan masyarakat. Makna paling penting dari proses pembangunan ialah
28
dan diperlukan di semua aspek kehidupan masyarakat seperti, ekonomi, sosial,
kumpulan aturan baik sebagai hasil pengundangan formal maupun kebiasaan, di mana
suatu negara atau masyarakat tertentu mengaku terikat sebagai anggota atau sebagai
Wujud hukum berupa norma yang merupakan produk dari suatu pusat kekuasaan yang
suatu sistem kontrol searah yang dilakukan oleh suatu central organ yang memiliki
dari suatu organ tertentu yang diberi kapasitas dan fungsi untuk itu. Kontrol searah
melainkan pada upaya menjadikan hukum alat rekayasa sosial (social engineering).
Dengan kata lain maksud pembangunan hukum adalah mewujudkan hukum di tengah-
guna memperbarui hukum lama yang sudah tidak relevan. Memperbarui artinya
yang berkaitan dengan tegaknya kehidupan tata hukum tersebut. Suatu tata hukum
29
hukum tidak tertulis sehingga membentuk suatu sistem hukum yang bulat dan berlaku
pada suatu saat dan tempat tertentu. Berlaku pada suatu saat dan tempat tertentu
berarti bergantung pada suatu kelompok orang dan pandangan hidup yang
mengikatnya dalam kurun waktu tertentu. Memiliki hukum sendiri bagi bangsa
Indonesia merupakan upaya menampakkan jati diri bangsa sesuai dengan harapan dan
cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia seperti termuat dalam Pembukaan UUD NRI
1945. Sudah ada upaya dan usaha yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam rangka
menuju cita-cita tersebut, yaitu adanya program Pembinaan Hukum Nasional. Tidak
Republik Indonesia.
Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa pembangunan di bidang hukum harus
berdasar atas landasan cita- cita yang terkandung pada pandangan hidup, kesadaran
dan cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa
Indonesia yang ditemukan dalam Pancasila dan UUD NRI 1945. Hukum sebagai
dan memajukan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Hukum bukan
merupakan institusi teknik yang kosong moral dan steril terhadap moral.
secara menyeluruh yang bersumber pada Pancasila dan UUD NRI 1945, khususnya
30
penyusunan produk hukum baru yang sangat dibutuhkan untuk mendukung tugas
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. HAM (hak asasi manusia) adalah seperangkat hak kodrati yang merupakah hak dasar
dan telah melekat pada diri seseorang semenjak lahir, sebagai pemberian langsung
dari Tuhan yang Maha Esa, yang sudah pasti dimiliki oleh setiap individu tanpa
pengecualian, karena HAM bersifat universal. HAM tidak dapat dicabut maupun
dirampas melainkan harus dijunjung tinggi dan wajib untuk dihormati, dilindungi oleh
setiap orang, negara, pemerintah dan hukum, atas kehormatan dan perlindungan
harkat dan martabat manusia. Sebagai negara hukum, negara memiliki suatu
kewajiban di dalam melindungi hak asasi manusia warga negaranya. Yang mana salah
satu ciri yang melekat di dalam negara hukum adalah terjaminnya perlindunagn hak
asasi manusia yang telah tercantun di dalam ideologi negara maupun hukum nasional.
yang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang mencakup
pembangunan materi hukum, struktur hukum termasuk aparat hukum dan sarana
serta prasarana hukum serta perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran dan
budaya hukum yang tinggi dalam rangka mewujudkan negara hukum, menciptakan
31
kehidupan masyarakat yang adil dan demokratis. Pembangunan hukum diarahkan
kepada upaya mewujudkan sistem hukum nasional yang mantap yang mampu
1. menjamin integrasi bangsa dan negara baik secara ideologis maupun secara
teritorial;
golongan-golongan tertentu.
32
DAFTAR PUSTAKA
2. http://repository.unissula.ac.id/12029/2/babI.pdf
3. https://fh.umj.ac.id/arah-pembangunan-hukum-nasional-menurut-undang-
undang-dasar-negara-republik-indonesia-tahun-1945/.
4. http://repository.uinbaten.ac.id/3477/5/BAB%20II.pdf
5. http://osf.io/acwxz/download
6. http://repository.ut.ac.id/3929/1/PKHI4314-M1.pdf
7. http://Isc.bphn.go.id/artikel?id=365
33