Anda di halaman 1dari 11

HAK ASASI MANUSIA

Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Hukum dan HAM

Dosen Pengampu: Herry Farhan Syafiq, S.H., M.H.

Disusun oleh:

Asep Kiki Riady

21.21.1.0114

Kelas 5A

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan saya kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu, tanpa pertolongan-Nya tentunya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis mengucapkan syukur atas
limpahan nikmat sehat baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Hak Asasi Manusia”.

Ucapan terima kasih kepada Bapak Herry Farhan Syafiq, S.H., M.H. selaku dosen
mata kuliah Hukum dan HAM yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan saya. Maka dari itu saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Majalengka, Oktober 2023

Asep Kiki Riady


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia
2.2 Perlindungan Negara Atas Hak Asasi Manusia
2.3 Kendala Hukum
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal

dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu-gugatoleh siapapun.

Setiap warga memiliki kewajiban untuk menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa

membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan dan lain sebagainya. Setiap hak

akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan

hak orang lain, maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada Pancasila, yang artinya Hak

Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara

pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus

memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi

bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan

sebebas-bebasnya, melainkan harusmemperhatikan ketentuan-ketetntuan yang terkandung

dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada

dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara mutlak tanpa

memperhatikan hak orang lain.

Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan

kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah

dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat

kemanusian, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan. Di Indonesia

sendiri HAM dilindungi melalui berbagai macam Undang- undang namun secara khusus

dilindungi oleh Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Indonesia

sendiri juga telah meratifikasi berbagai instrument HAM Internasional


1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah setiap orang memiliki Hak Asasi Manusia?
2. Apa saja kendala dihadapi dalam upaya untuk melindungi HAM?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui apa itu hak asasi manusia secara lebih mendalam dan untuk mengetahui apa saja
kendala hukum serta pelanggaran HAM.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia (HAM) diartikan dengan hak-hak dasar yang dimiliki setiap manusia
dan dibawa sejak lahir serta merupakan pemberian Tuhan Maha Pencipta. Manusia dilahirkan
dengan hak-hak dasar yang mereka terima begitu saja, hak asasi manusia melekat pada
manusia dan tidak ada seorang pun berhak ikut campur karena hak asasi manusia adalah
bagian darinya Rahmat Allah bahwa kita semua adalah makhluk Tuhan yang setara dengan
orang lain sehingga mereka berhak atas kebebasan dan martabat dan juga undang-undangnya.

Pasal 1 ayat (1) undang-undang Nomor 39 tahun 1999 (tentang HAM) menegaskan
bahwa: “Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”. Hak Asasi Manusia telah mengajarkan prinsip-prinsip universal persamaan dan
kebebasan kepada manusia sehingga semestinya tidak ada diskriminasi, eksploitasi,
kekerasan, serta pembatasan hak dan pengekangan terhadap manusia yang lainnya.

Dalam pembahasan tentang perlindungan HAM ini, negara mempunyai peranan yang
penting, yakni menjaga hak hidup manusia dalam hal ini adalah rakyat. Sebenarnya pada
dasarnya hukum Islam jauh lebih awal menerapkan perlindungan terhadap Hak-hak Asasi
Manusia, dan pada akhirnya pelebaran makna pengakuan hak-hak tersebut diakomodir dalam
bingkai hukum. Hal tersebut tentunya memberikan dorongan kepada negara barat untuk
menciptakan konsep tentang hak-hak asasi manusia yang serupa. Kewajiban negara dalam
melindungi warga negaranya tidak terlepas dari kebijakan pemimpin pemerintah yang
memegang tampuk kekuasaan berkewajiban menjaga keberadaan hak-hak tersebut.
2.2 Perlindungan Negara Atas Hak Asasi Manusia

Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, ia adalah organisasi pokok dari
kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan
untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala
kekuasaan dalam masyarakat. Negara adalah organisasi yang dalam suatu wilayah yang dapat
memaksakan kekuasaannya dengan sah terhadap semua golongan dan dapat menetapkan
tujuan-tujuan dari kehidupan bersama-sama, akan tetapi kekuasaan itu sendiri pada intinya
perlu diatur dan dibatasi sebagaimana mestinya. Negara menetapkan cara-cara dan batas-
batas sampai di mana kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama, baik oleh
individu, golongan atau asosiasi, maupun oleh negara sendiri. Dengan demikian, negara dapat
mengintegrasikan dan membimbing serta mengarahkan kegiatan-kegiatan sosial ke arah
tujuan bersama.

Untuk mengarahkan tujuan yang akan dicapai, pemerintah mempunyai tugas-tugas yaitu
Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni bertentangan satu
dengan lainnya. Mengorganisasikan dan mengintegrasikan kegiatan manusia atau kelompok
kepada tujuan-tujuan masyarakat secara seluruhnya. Sedangkan fungsi negara adalah
melaksanakan ketertiban (law and under), mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat, pertahanan, dan menegakkan keadilan.

Undang-Undang 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia terdiri dari 106 pasal yang
meliputi sebelas bagian. Bagian paling pertama adalah bab tentang ketentuan umum, yang
berisi pengertian-pengertian seperti pengertian hak asasi dasar manusia, diskriminasi,
penyiksaan, hak anak, manusia, kewajiban pelanggaran HAM, Komnas HAM. Komnas HAM
didirikan dengan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia. Sejak 1999 keberadaan Komnas HAM didasarkan pada undang-undang,
yakni undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 yang juga menetapkan keberadaan, tujuan
fungsi, keanggotaan, asas, kelengkapan, serta tugas dan wewenang Komnas HAM. Di
samping kewenangan menurut UU No 39 Tahun 1999, Komnas HAM juga berwenang
melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat dengan
dikeluarkannya UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

Upaya pemerintah dalam menegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia:

1. Memasukkan HAM ke dalam UUD 1945 dan melakukan penyesuaian terhadap pasal-
pasal yang berkaitan dengan penegakan HAM,
2. Menerbitkan berbagai peraturan perundang-undangan sebagai instrument nasional
HAM,
3. Membentuk Komisi Nasional HAM dan Pengadilan HAM, serta Lembaga-lembaga
lain yang berwenang dalam penegakan HAM,
4. Menyelesaikan berbagai pelanggaran HAM dengan menyeret para pelakunya ke
pengadilan HAM,

2.3 Kendala Hukum

Hukum memegang peran sentral dalam upaya perlindungan HAM. Pada akhirnya, apakah
HAM itu bisa dilindungi atau tidak jika terjadi pelanggaran, ditentukan oleh apakah hukum
yang tersedia memberikan jaminan perlindungan atau tidak. Berbicara tentang hukum maka
tidak bisa tidak kita akan melihat berbagai legal instrument yang tersedia untuk melindungi
HAM, institusi penegak hukum dan para penegak hukum itu sendiri. Indonesia boleh
dikatakan sudah memiliki berbagai peraturan perundangan yang dapat dijadikan instrument
untuk memajukan dan melindungi HAM dengan segala keterbatasan, kelemahan yang
dimilikinya. Ada pengadilan HAM yang bisa digunakan untuk mengadili pelanggaran HAM.
Komnas HAM telah dibentuk untuk melakukan penyelidikan jika terjadi pelanggaran HAM.
Pengadilan HAM pernah diselenggarakan, tetapi hampir semua pelaku pelanggaran HAM
yang diseret ke pengadilan dibebaskan. Timbul pertanyaan, apakah yang salah dengan sistem
hukum kita sehingga hampir semua pelakunya dibebaskan? Apakah kelemahan dari peraturan
perundangan yang ada? Atau apakah aparat penegak hukumnya yang tidak
profesional/korup? Atau mungkin gabungan dari kedua hal tersebut? Harus ada legal solution
untuk mengatasi masalah ini, agar para korban pelanggaran HAM tidak jadi korban lagi,
karena aparat penegak hukumnya saling silang pendapat untuk menentukan apakah kasus
tersebut dapat dituntut atau tidak.

Pelanggaran HAM dapat dilakukan oleh aparatur negara maupun warga negara. Untuk
menjamin penegakan hak asasi manusia, pelanggaran hak asasi manusia diadili melalui
proses pengadilan hak asasi manusia dalam tahap penyidikan, dan penuntutan. Pengadilan
hak asasi manusia adalah pengadilan khusus dalam yurisdiksi umum. Jika ada tuduhan
pelanggaran hak asasi manusia yang serius di suatu negara, Mahkamah Pidana Internasional
memiliki kekuatan untuk mengadili para pelakunya. Namun, kewenangan mahkamah
internasional ini bersifat komplementer. Artinya, pengadilan baru akan diberi wewenang
untuk mengadilinya jika negara yang diduga sebagai pelaku pelanggaran HAM berat tidak
mau mengadili (unwilling)
atau mau mengadili tetapi menjatuhkan hukuman kepada pengadilan warga negaranya, tetapi
hukuman yang dijatuhkan Negara tersebut tidak akan sesuai (memenuhi) rasa keadilan
internasional masyarakat (unable).

Pengadilan HAM merupakan upaya untuk menjamin Hak Asasi Manusia di Indonesia,
maka dibentuk Komnas HAM dan Pengadilan HAM. Sebelum mengusahakan upaya guna
memjamin Hak Asasi Manusia di Indonesia terwujud baik di masyarakat, pastinya terdapat
tantangan dalam pengelenggaraan penegakan Ham di Indonesia. Namun, dalam praktiknya,
penegakan hukum seringkali dihadapkan dengan berbagai tantangan yang dapat menghambat
atau bahkan menghalangi proses keadilan.

Beberapa tantangan dalam penegakan hukum yang sering terjadi antara lain:

1. Lemahnya penegakan hukum serta kurangnya koordinasi antar lembaga penegak


hukum.
2. Rendahnya pemahaman warga Indonesia tentang pentingnya HAM.
3. Faktor sosial budaya masyarakat Indonesia yang beragam yang turut menimbulkan
konflik sosial.
4. Tidak sedikit anggota dari aparat keamanan turut dalam perbuatan pelanggaran HAM.
5. Keterbatasan akses keadilan, terutama masyarakat menengah kebawah, kaum
perempuan serta anak-anak.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Hak asasi merupakan hak dasar atau hak pokok yang tidak dapat diganggu gugat oleh
siapapun, karena hak ini murni berasal dari Tuhan YME yang bersifat kodrati. Untuk
berhasilnya upaya pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia diperlukan keterpaduan
dan kesamaan visi HAM dari lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif. Tanpa keterpaduan
dan kesamaan visi HAM ini, usaha kita akan menjadi rumit dan bahkan mustahil. Agar hal ini
tercapai maka sosialisasi nilai-nilai HAM universal harus terus menerus dilakukan. Kendala
budaya, politik dan hukum akan menghadang Komnas HAM dalam melaksanakan tugasnya
untuk memajukan dan melindungi HAM seperti yang telah dimandatkan oleh Undang-
Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia kepadanya. Untuk dapat sukses
dalam mengemban mandat dan tugasnya dalam konteks tersebut, idealnya Komnas HAM
memerlukan anggota-anggota yang berwawasan luas, melek politik baik domestik maupun
internasional. Perlindungan hak-hak individu sudah diperankan negara dengan bukti berupa
lembaga-lembaga atau departemen yang secara tidak langsung menjadi representasi dalam
memelihara kepentingan dasar dan keluhuran martabat manusia dimuka bumi sehingga
tercipta tatanan hukum yang dapat mensejahterakan dan memberi rasa aman dalam suatu
negara, terutama negara yang berdasarkan hukum.

3.2 SARAN

Penulis berharap kepada seluruh kalangan untuk untuk lebih memahami arti Hak Asasi
Manusia secara utuh. Dan kepada penyelenggara Negara agar tetap dapat menjalankan
fungsinya akan pentingnya amanat rakyat yang harus dikelola dengan penuh tanggung jawab.
Daftar Pustaka

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-96-200741072-Chapter1-bab-
ipdf.pdf

http://repository.radenintan.ac.id/8828/1/SKRIPSI%20JULIA%20HERNIDA%20%20OKK
KK.pdf

https://repository.uinjk.ac.id/dspace/bitstream/1234uin56789/18248/1/RIF'AN-FSH.pdf

https://ejournal.undiksh.ac.id/index.php/jkh/article/download/16497/10881/26981

Anda mungkin juga menyukai