Anda di halaman 1dari 20

Makalah

Hak Asasi Manusia


Mata Kuliah : Pendalaman Materi
Dosen Pengampu : Dr.Ana Andriani, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Nama Anggota :
1. Sarah Yuniantika (2001100065)
2. Karina Maharani Sugianto (2001100076)
3. M. Dzaky Fahri Aditya (2001100082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan Kepada Allah SWT yang telah
menganugrahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah tugas kelompok yang sudah ditugaskan yaitu tentang “ Hak Asasi
Manusia” Sholawat serta salam tak lupa kami junjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari zaman jahiliah ke zaman
islamiyyah sekarang ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi mata kuliah
Pendalaman materi PKN SD yang diampu oleh ibu Dr. Ana Andriani,M.Pd.Kami
ucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan makalah ini baik dalam segi ide,pikiran maupun tenaga demi
terselesaikannya makalah ini.Dengan kerendahan hati kami menerima saran dan
kritik dari pembanca untuk meningkatkan mutu dari isi makalah ini.Kami harap
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Kami meminta maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak
ditemukan berbagai kekurangan dan kelemahan karena kesempurnaan itu hanya
milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sehat serta membangun
sangat kami harapkan agar makalah ini menjadi hasil karya yang baik.

Purwokwerto, 30 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam Makalah ini menjelaskan tentang permasalahan hukum Hak Asasi
Manusia yang ada di Indonesia serta upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam
menangani kasus yang terjadi terhadap warga negara yang melakukan pelanggaran
kasus hak asasi manusia,Dalam Mata Kuliah Pendalaman Materi PKN ini
diharapkan dapat menambah sebuah wawasan dan pengetahuan tentang HAM
yaitu pentingnya dalam menjaga,melindungi,dan menghormati sesama manusia
untuk mengaitkan dengan pembelajaran di sekolah dasar.
HAM juga telah diatur dalam undang-undang nomer 39 tahun 1999,
menjelaskan bahwa hak asasi manusia merupakan seperangkat haknya telah
melekat pada setiap individu sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan wajib
dijunjung tinggi, dihormati dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang.Hak-hak tersebut antara lain haknya untuk hidup, keamanan, tidak
diganggu, kebebasan dari perbudakan serta penyiksaan. Jika seseorang atau
sekelompok orang tidak memberikan hak semestinya terhadap seseorang atau
sekelompok orang maka akan diberi hukum pidana penjara sementara atau paling
berat penjara seumur hidup. HAM dianggap sebagai ciri yang mutlak harus ada di
setiap negara yang dapat disebut rechsstaat (Assiddiqie, 2012). Dalam konteks
negara hukum, melalui Undang- Undang Dasar Republik Indonesia 1945, politik
hukum nasional telah menetapkan bahwa Indonesia adalah negara hukum,
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 (Marbun: 2014). Sebagai konsekuensi Indonesia adalah
negara hukum sebagai mana termaktub didalam Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 tersebut, maka usaha untuk mempertahankan dan
melindungi HAM itu adalah menjadikan HAM tersebut sebagai bagian dari hukum
nasional (Yuliartha, 2009).
Secara harfiah, Hak Asasi Manusia adalah hak pokok atau hak dasar yang
dibawa oleh manusia sejak lahir yang secara kodrat melekat pada setiap manusia
dan tidak dapat di ganggu gugat karena merupakan anugerah Tuhan Yang Maha
Esa, atau dapat dikatakan HAM merupakan penghargaan terhadap derajat dan
martabat manusia yang merupakan pengakuan yang nyata bahwa manusia adalah
manusia (Hamidi, dkk, 2012). Awal perkembangannya, hak asasi manusia
dipahami semata-mata sebagai hak atas kebebasan (freedom). Apabila dilihat dari
sudut pandang negatif, menurut John Locke bahwa munculnya hak asasi manusia
seperti berniat menghalau campur tangan (intervensi) yang tidak diinginkan
terhadap kehidupan pribadi. Misalkan saja menyangkut hak atas hidup, hak atas
kebebasan bergerak dan hak atas milik pribadi. Sedangkan dalam sudut pandang
positif, menurut JJ. Rousseau seperti adanya hak setiap orang untuk ikut secara
aktif menentukan arah perkembangan dan pembangunan masyarakat, misalkan
saja hak untuk berserikat dan mengemukakan pendapat baik secara lisan maupun
melalui tulisan. Cakupan pengertian hak asasi manusia ini kemudian ”berkembang
sampai pada suatu kesadaran bahwa hak atas kebebasan tidak mungkin dinikmati
oleh semua orang tanpa adanya kesamaan minimal dalam masyarakat
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari permasalahan berdasarkan latar
belakang yang sudah diuraikan yaitu:
1.) Apakah Pengertian HAM?
2.) Bagaimana gagasan HAM dalam UUD NKRI 1945?
3.) Apa pengertian dari pelanggaran terhadap HAM ?
4.) Bagaimana upaya Pemajuan dan Penegakkan HAM di Indonesia?
5.) Bagaimana pengaplikasian materi tentang HAM dalam Pembelajaran SD?
6.) Menganalisis Kasus HAM di Indonesia
C. Tujuan
Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.) Mengetahui Pengertian HAM
2.) Mengetahui gagasan HAM dalam UUD NKRI 1945
3.) Mengetahui pengertian dari pelanggaran terhadap HAM
4.) Mengetahui upaya Pemajuan dan Penegakkan HAM di Indonesia
5.) Mengetahui pengaplikasian materi tentang HAM dalam Pembelajaran
6.) Mengetahui Kasus HAM di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HAM
Hak asasi adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh
dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam
kehidupan masya-rakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu dimilikinya
tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, atau kelamin, dan karena itu
bersifat asasi serta universal. Dasar dari semua hak asasi ialah bahwa
manusia harus memperoleh kesempatan untuk berkembeng sesuai dengan
bakat dan cita-citanya.Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris
human ringts dalam bahasa perancis droits de i’homme jadi Hak asasi
manusia adalah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa
manusia memiliki hak melekat pada dirinya karna ia adalah seorang
manusia Hak asai manusia berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada
siapapun, sehingga sifatnya universal(Rahmawati & Nani, 2021). HAM
pada prinsipnya tidak dapat dicabut, juga tidak dapat dibagi-bagi, saling
berhubungan dan saling bergantung(Lina & Nani, 2020).
Menurut Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 hak asasi manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa dan yang merupakan anugera-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, pemerintah, hukum, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun
1999 hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia sejak
mereka lahir dan harus dihormati oleh setiap orang tidak terkecuali yang
berkuasa. Berdasarkan hukuman hak asasi manusia dapat memberikan
kekuatan moral untuk melindungi dan juga menjamin martabat manusia,
bukan atas dasar keadaan, kecenderungan politik tertentu, ataupun
kehendak.HAM menurut Jhon LockeHak asasi manusia adalah hak
yang langsung di berikan Tuhan kepada manusia sebagai hak yang
kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa
mencabutnya. HAM memiliki sifat yang mendasar dan suci(Nani et al.,
2021).
B. Gagasan HAM dalam UUD 1945
UUD 1945 yang pada awalnya hanya memuat 6 pasal yang
mengatur tentang HAM, kemudian mengalami perubahan-perubahan yang
sangat signifikan yang kemudian dituangkan dalam Perubahan Kedua
UUD 1945 pada Bulan Agustus Tahun 2000. Undang Nomor 39 Tahun
1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Semangat keduanya, baik itu Ketetapan
MPR Nomor XVII/MPR/1998, maupun Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 adalah sama yakni menganut pendirian bahwa hak asasi manusia
bukan tanpa batas. Pasal 28 J UUD 1945. Pembatasan sebagaimana
tertuang dalam Pasal 28 J itu mencakup sejak Pasal 28 A sampai dengan
Pasal 28 I UUD 1945. Oleh karenanya, hal yang perlu ditekankan di sini
bahwa hak-hak asasi manusia yang diatur dalam UUD 1945 tidak ada yang
bersifat mutlak, termasuk hak asasi yang diatur dalam Pasal 28 I ayat (1)
UUD 1945.
Bunyi dari pasal tersebut sebagai berikut :
Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.

Pasal 28 B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28 C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya.

Pasal28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja..
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28 E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap,sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.

Pasal28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.

Pasal 28 G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta
berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka
politik dari negara lain.

Pasal 28 H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
(2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.

Pasal 28 I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif
atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan
prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangan-
undangan.

Pasal 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.

C. Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang
yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan
bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran
HAM berat itu.
Pelanggaran hak asasi manusia dapat dicermati dalam dua kategori
yaitu: pertama, pelanggaran hak asasi manusia itu sebagai pelanggaran
hukum pidana yang berlaku di negara-negara anggota termasuk
pelanggaran hukum yang menetapkan penyalahgunaan kekuasaan sebagai
kejahatan. Pusat perhatian pelanggaran tersebut adalah kerugian dan
penderitaan individual maupun kolektif yang ditimbulkan terhadap orang,
termasuk kerugian fisik atau mental, penderitaan emosional, kerugian
ekonomi atau pelemahan substansi hak-hak dasar mereka karena tindakan
atau kelalaian yang dapat dipersalahkan kepada negara. Kedua,
mengaitkannya dengan perbuatan atau kelalaian (yang dipersalahkan
kepada negara) yang belum merupakan pelanggaran hukum pidana
nasional tetapi merupakan kaidah yang diakui secara internasional dalam
kaitannya dengan hak asasi manusia (Rover, 2000: 454-455).
Untuk membedakan pelanggaran hak asasi manusia berat dan yang
bukan didasarkan pada sifat dari kejahatan tersebut, yaitu sistematis
(systematic) dan sifat meluas (widespread). Sistematis dikonstruksikan
sebagai suatu kebijakan atau rangkaian tindakan yang telah direncanakan.
Sementara meluas merujuk pada akibat dari tindakan yang menimbulkan
banyak korban dan kerusakan yang parah secara luas. Untuk membedakan
pelanggaran hukum dan pelanggaran hak asasi manusia dapat dilihat dari
unsur-unsur yang terjadi dalam suatu peristiwa. Bisa jadi sama-sama
pembunuhan tetapi unsur-unsur yang ada berbeda satu dengan yang lain.
Paling sering dijumpai dalam pelanggaran hak asasi manusia tersebut yaitu
unsur meluas dan sistematis. Kedua unsur ini tidak ditemukan dalam tindak
pidana. Selain itu dalam tindak pidana tanggung jawab bersifat individual,
sementara dalam pelanggaran hak asasi manusia tanggung jawab komando
dapat terjadi jika ditemukan adanya buktibukti perintah atau kebijakan dari
pelaku lapangan. Dalam pelanggaran hak asasi manusia, pelaku merupakan
aparatur negara yang saat peristiwa tersebut sedang terjadi memiliki suatu
kedudukan tertentu dalam negara.

D. Upaya Pemajuan dan Penegakkan HAM Di Indonesia


Lembaga negara penegak HAM yang terdiri dari Komnas HAM,
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Komnas Perempuan,
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Kedua, lembaga peradilan sebagai
penegak HAM yang terdiri dari Pengadilan HAM dan Mahkama Konstitusi
(Putra, 2015).
1.Upaya Indonesia dalam menegakkan hukum HAM di Indonesia yaitu
membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
dibentuk pada tanggal 7 Juni 1993 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
50 Tahun 1993 Tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Keputusan
Presiden tersebut lahir menindaklanjuti hasil rekomendasi Lokakarya
Tentang Hak Asasi Manusia yang diprakarsai oleh Departemen Luar
Negeri Republik Indonesia dan Perserikatan Bangsa yang diselenggarakan
pada tanggal 22 Januari 1991 di Jakarta.
2. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ruang lingkup HAM yang
begitu luas menjadi dasar bagi munculnya berbagai instrument yang
memberikan perlindungan bagi segala aspek salah satunya mengenai
perlindungan anak. Demikian dengan Indonesia yang juga memberikan
porsi dalam melakukan perlindungan anak, dengan Konvensi Hak Anak
yang telah diratifikasi dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990
tentang Pengesahan Convention on The Rights of The Child (Konvensi
tentang Hak Anak). Pengaturan mengenai perlindungan anak juga diatur
dalam ketentuan UU HAM, dan secara spesifik diatur dalam UU No. 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dalam ketentuan undang-undang
tersebut mengamanatkan dibentuknya Komisi Perlindungan Anak (KPAI)
yang bersifat independen. Pantauan yang dilakukan oleh KPAI pada tahun
2007- 2009 menunjukkan bahwa kekerasan yang dialami oleh anak masih
tinggi, diantaranya.
3. Komnas Perempuan Salah satu dimensi HAM selain mengenai hak anak
yaitu Komnas Perempuan, isu mengenai hak-hak perempuan bukanlah hal
yang baru Meskipun saat ini mengenai HAM telah memandang kesetaraan
antara laki-laki dan wanita, namun muncul adanya Hak Wanita dalam UU
No. 39 Tahun 1999 tentang HAM yang merupakan bagian dari HAM. Hal
ini didasari banyaknya ketidaksetaraan dan kekerasan yang dialami oleh
wanita, sehingga Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Terhadap
Perempuan (CEDAW) pada sidangnya yang ke 11 tahun 1992
mengeluarkan Rekomendasi Umum No. 19 tentang Kekerasan Terhadap
Perempuan. Dalam rekomendasi ini dinyatakan bahwa “kekerasan berbasis
gender adalah suatu bentuk diskriminasi yang secara serius menghalangi
kesempatan wanita untuk menikmati hak-hak dan kebebasannya atas suatu
dasar kesamaan hak dengan laki-laki” (LBH APIK, tanpa tahun). Indonesia
telah meratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of All Form of
Discrimination Against Women,1979) dengan UU No. 7 Tahun 1984
mengenai Pengesahan Konvensi Tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Perempuan31. Dalam perkembangannya disusul
dengan PBB mengeluarkan Deklarasi tentang Penghapusan Kekerasan
Terhadap Perempuan (The Declaration on the Elimination of Violence
Against Women) .
4. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Salah satu mekanisme yang
digunakan untuk menyelesaikan persoalan pelanggaran HAM berat yang
terjadi di Indonesia diantaranya membentuk Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi (KKR). Munculnya KKR sebagai bentuk implementasi
Ketetapan MPR No.V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan
Kesatuan Nasional33 dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM34. Mencermati dua ketentuan pokok dalam pembentukan Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi maka terdapat hal-hal yang substansial diatur,
diantaranya: (1) dalam UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
mengatur adanya upaya penyelesaian oleh Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi disamping penegakan hukum oleh Pengadilan HAM.
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi ini bertugas untuk:
a) menerima pengaduan atau laporan dari pelaku, korban, atau
keluarga korban yang merupakan ahli warisnya;
b) melakukan penyelidikan dan klarifikasi atas pelanggaran HAM
berat;
c) memberikan rekomendasi kepada presiden dalam hal permohonan
amnesti;
d) menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah dalam hal
pemberian kompensasi dan/atau rehabilitasi; dan
e) menyampaikan laporan tahunan dan laporan akhir tentang
pelaksanaan tugas dan wewenang berkaitan dengan perkara yang
ditanganinya, kepada presiden dan DPR dengan tembusan kepada
Mahkamah Agung.
Dalam perjalannya kemudian, UU KKR ini diajukan judicial review di
Mahkamah Konstitusi, berkaitan dengan Pasal 1 ayat (9), Pasal 27 dan
Pasal.
Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 006/PUU-IV/2006
menyatakan bahwa pasal-pasal yang dimohonkan oleh pemohon tidak
memiliki kekuatan hukum tetap.
5. Pengadilan HAM Perkembangan dan terobosan yang sangat baik lahir
dalam masa reformasi adalah dengan munculnya mekanisme penyelesaian
kasus pelanggaran hak asasi manusia melalui Pengadilan Hak Asasi
Manusia (Pengadilan HAM). Pengadilan HAM merupakan salah satu
instrumen yang penting dalam penegakan dan perlindungan HAM.
Pengadilan HAM diatur secara khusus dalam Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM41 yang menganut asas retroaktif.
Dengan ketentuan asas retroaktif demikian dapat mengadili pelanggaran
HAM yang terjadi sebelum undang-undang ini diberlakukan melalui
Pengadilan HAM Ad Hoc. Dengan ketentuan asas tersebut sesungguhnya
bertentangan dengan asas legalitas44 yang dianut oleh Negara Indonesia,
namun dengan baik ditinjau dari kepentingan nasional maupun dari
kepentingan internasional, maka untuk menyelesaikan masalah
Pelanggaran HAM Berat dan mengembalikan keamanan dan perdamaian di
Indonesia serta perlindungan hak atas keadilan diperlukan pembentukan
Pengadilan HAM yang merupakan pengadilan khusus bagi pelanggaran
hak asasi manusia yang berat.

E. Pengaplikasian Materi Tentang HAM Dalam Pembelajaran SD


Lingkungan sekolah sebagai pusat pendidikan, merupakan tempat yang
harus menerapkan hak asasi manusia. Berikut contoh penegakan HAM di
lingkungan sekolah adalah :
1. Siswa berhak menerima ilmu dan pengajaran dari guru
Seorang siswa datang ke sekolah untuk mendapatkan ilmu yang
disampaikan oleh guru. Ilmu ini juga beragam, baik berupa teori
maupun praktik. Hal ini ditentukan dari setiap mata pelajaran dan
jenjang kelas dari masing-masing siswa.
2. Siswa berhak menggunakan fasilitas di sekolah
Fasilitas yang ada di sekolah disiapkan untuk mendukung proses
pembelajaran siswa sehari-hari. Untuk itu, fasilitas sekolah harus
dimanfaatkan sebaik mungkin. Bila tidak, maka siswa belum
mendapatkan hak yang seharusnya ia dapatkan.
3. Siswa berhak memperoleh bimbingan dan konsultasi
Peran guru di sekolah tidak hanya untuk memberikan ilmu pelajaran di
kelas, tetapi juga untuk mendidik, membimbing, dan memberikan
konsultasi. Bahkan di luar mata pelajaran, siswa berhak mendapatkan
sesi tambahan untuk dapat memantau dan memastikan bagaimana
proses penyerapan materi dari setiap siswa dan bagaimana cara belajar
mereka.
4. Siswa berhak mendapatkan perlindungan di sekolah
Saat sedang menuntut ilmu, seorang siswa memerlukan rasa aman agar
dapat belajar dengan baik. Termasuk mencegah anak-anak dari perilaku
tidak menyenangkan seperti bullying. Hal inilah yang perlu didapatkan
dari sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar serta situasi
kondusif di sekolah.
5. Siswa berhak diperlakukan secara adil
Setiap siswa perlu diperlakukan adil oleh gurunya. Karena bila terdapat
ketidakseimbangan, dapat menyebabkan gesekan akibat kecemburuan.
Adil ini bisa dalam bentuk perlakuan, pemihakan, adil dalam penilaian
siswa, dan sebagainya. Siswa pun juga perlu bersikap adil kepada
sesama teman dan tidak saling membeda-bedakan.
6. Siswa wajib mengikuti pelajaran dan ujian di sekolah
Siswa berkewajiban untuk mengikuti pelajaran, kegiatan, hingga ujian
di sekolah. Sebab, kehadiran siswa di kelas juga merupakan salah satu
syarat kenaikan kelas dan kelulusan. Apabila tidak bisa masuk, siswa
wajib memberikan keterangan sakit atau meminta izin kepada guru
yang menyatakan bahwa berhalangan hadir di sekolah.
7. Siswa wajib patuh kepada guru dan kepala sekolah
Siswa wajib patuh dan hormat kepada guru. Guru adalah orang tua
kedua yang ada di sekolah. Sebab, guru pulalah yang mendidik,
memberi ilmu, mengajarkan banyak hal, menjaga, serta mengayomi
siswa agar menjadi pribadi yang baik dan pintar.
8. Siswa wajib menjaga etika dan saling menghormati
Menjaga etika dan menjunjung rasa menghormati dan menghargai tak
hanya ditujukan pada guru dan kepala sekolah, tetapi juga sesama
murid, pengurus sekolah, penjaga kantin, juga termasuk kewajiban
yang harus dilakukan siswa. Hal tersebut perlu dilakukan agar tercipta
kerukunan antar penghuni sekolah, sehingga seluruh kegiatan di
sekolah akan terasa lebih nyaman dan menyenangkan.
9. Siswa wajib mematuhi tata tertib yang berlaku di sekolah
Seorang siswa juga wajib menjalankan tata tertib yang berlaku di
sekolah. Mulai dari mematuhi tugas piket kelas dan menjaga kebersihan
lingkungan sekolah. Kemudian menjaga ketertiban dengan
menggunakan seragam dan atribut sekolah yang sesuai dan rapi, datang
ke sekolah tepat waktu, tidak buang sampah sembarangan, merusak
fasilitas sekolah, hingga membuat gaduh. Selain itu, siswa juga harus
menyelesaikan semua tugas yang diberikan guru untuk menunjang nilai
dan bertanggung jawab atas perkembangan dirinya di sekolah.
10. Siswa wajib menjaga nama baik sekolah
Menjaga nama baik sekolah dapat dilakukan dengan cara menorehkan
prestasi, baik akademik maupun nonakademik. Siswa yang berprestasi,
tak hanya membuat bangga diri sendiri dan orang tua, tapi juga
meningkatkan reputasi sekolah. Di sisi lain, siswa juga perlu menjaga
nama baik sekolah dengan tidak melakukan tawuran, terlibat
perkelahian maupun tindak kejahatan. Sebab hal ini dapat membuat
nama sekolah tercoreng dan dipandang buruk.
Adapun aspek-aspek pembelajaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada mata
pelajaran PPKn di sekolah dasar, meliputi :
1) Hak dan Kewajiban Siswa di Sekolah
 Berhak memperoleh ilmu pengetahuan
 Berhak mendapatkan untuk mengembangkan diri
 Berhak mendapatkan teman
 Berhak mendapatkan perlindungan
 Wajib menghormati guru dan staf pendidik
 Wajib menjaga kebersihan serta ketertiban di sekolah
 Wajib menaati peraturan yang berlaku di area sekolah
 Wajib mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat pada
waktunya
2) Hak dan kewajiban anggota masyarakat
 Berhak mendapatkan tempat tinggal yang layak
 Berhak mendapatkan pasokan serta aliran listrik dari
pemerintah
 Berhak mendapatkan akses pelayanan masyarakat
 Berhak mendapatkan pendidikan
 Wajib menjaga keamanan serta ketertiban umum
 Wajib menaati berbagai peraturan yang berlaku
 Wajib menghormati orang di lingkungan sekitar
 Wajib menjaga toleransi antar umat beragama
3) Instrumen nasional dan internasional HAM
Instrumen nasional HAM meliputi Pembukaan UUD 1945 alinea
pertama, UUD 1945 pasal 28A - 28J, UU no. 39 tahun 1999 tentang
HAM, UU no.26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, Tap MPR
no.XVII/MPR/1998, UU no.23 tahun 2000 tentang perlindungan
anak, UU no.9 tahun 1999 tentang kemerdekaan menyampaikan
pendapat di muka umum.
Hukum Internasional saat ini bukan saja mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan perdamaian dan keamanan, tetapi juga
menyangkut masalah politik, dekolonisasi, ekonomi, teknologi,
masalah lingkungan, dan HAM demi tercapainya kesejahteraan dan
keserasian dan kehidupan antarbangsa. Pemerintah Indonesia telah
mengesahkan 7 (tujuh) instrumen HAM internasional ke dalam
peraturan perundang-undangan nasional, yaitu: Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan,
Konvensi Hak Anak, Konvensi Menentang Penyiksaan, Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, Kovenan
Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Kovenan Hak-Hak Sipil dan
Hak Politik dan Konvensi Hak Penyandang Disabilitas.
4) Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
Perilaku upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM,
diantaranya yaitu :
a. Dalam lingkungan masyarakat
 Menjunjung tinggi harga diri manusia dan bangsa
 Kesamaan harga diri antar pribadi
 Tidak mencampur urusan pribadi orang lain
 Tidak mencela dan menghina kekurangan orang lain
 Saling menghargai antar sesama manusia
b. Dalam lingkungan bangsa dan negara
 Mengentskan kemiskinan agar menjadi manusia yang
layak
 Mengefektifkan wajib belajar 12 tahun
 Bagi perusahaan besar perlu menjadi bapak angkat bagi
pengrajin kecil
Lampiran
Analisis Kasus Permasalahan
“ Kasus Pembacokan Siswa SMK di Bogor Oleh 3 Pelajar SMK “

Kasus Pembacokan Siswa SMK di bogor yang dilakukan oleh 3


pelajar SMK yang menyebabkan 1 korban meninggal dunia akibat dari
pembacokan tersebut pada saat akan menyebrang jalan di Simpang
Pomad,Kecamatan Bogor,Utara,Kota Bogor,pada Jumat 10 maret
2023.Pada saat pembancokan pelaku menggunakan senjata tajam terekam
CCTV.Korban pembancokan ini merupakan seorang pelajar siswa SMK
Bina Warga 1 Kota Bogor pada saat itu korban sedang dalam perjalanan
pulang kerumahnya yang berada di kampung Cijungjung Tengah Desa
Cijunjung,Kecamatan Sukaraja,Kabupaten Bogor.Sesaat sebelum peristiwa
pembacokan terjadi,korban hendak pulang menuju rumahnya di Kawasan
ciriung,kecamatan sukaraja,kabupaten Bogor.Korban Bersama teman-
temannya hendak menyeberang jalan di lampu merah simpang
pomad,kecamatan Bogor Utara,Kota Bogor.Namun,sekitar pukul 09.30
WIB,korban tiba-tiba di sabet dari belakang dengan senjata tajam berupa
pedang oleh para pelaku yang berboncengan dengan sepeda motor sabetan
pedang tersebut mengakibatkan luka serius di bagian wajah sampai leher
korban.Motif dari pelaku yaitu karena terprovokasi oleh pesan yang
dikirim melalui Instagram pesan tersebut berisi tentang tantangan sehingga
pelaku menjadi sangat kesal dan mendatangi sekolah korban untuk mencari
pelaku yang mengirimkan pesan tantangan tersebut namun tidak berhasil
menemukan siapa yang mengirimkan pesan tantangan tersebut akhirnya
pelaku melampiaskan kekesalannya dengan membacok secara acak.
Metode yang dilakukan dalam menjabarkan kasus menggunakan
Literasi Digital dan lewat video berita sosial media yang beredar
dimasyarakat.Berdasarkan hasil analisi tersebut,bahwa kasus dari
pembacokan siswa SMK di bogor ini kurangnya memahami makna dari
Hak Asasi manusia serta kurangnya Pendidikan moral yang ada di
sekolah,keluarga atau mungkin lingkungan sekitarnya.kurangnya sebuah
Pendidikan moral sehingga dapat menyebabkan kurangnya implementasi
dari Pendidikan HAM di sekolahnya .Dari kasus tersebut merupakan
pelanggaran dari HAM yaitu hak kebebasan atas hidup manusia dengan
kejadian tersebut dapat dijadikan pelajaran bahwa tindakan hukum tentang
HAM harus di berlakukan dengan tegas dan sebaik-baiknya sesuai dengan
hukum yang berlaku dimasyarakat serta sebagai seorang calon pendidik
harus dapat membarikan pengetahuan yang baik kepada peserta didik
dalam mengaitkan pembelajaran HAM di sekolah.

Dokumentasi Analisis
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Hak asasi adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh
dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di
dalam kehidupan masya-rakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu
dimilikinya tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, atau
kelamin, dan karena itu bersifat asasi serta universal. Dasar dari semua
hak asasi ialah bahwa manusia harus memperoleh kesempatan untuk
berkembeng sesuai dengan bakat dan cita-citanya.Hak Asasi Manusia
(HAM) dalam bahasa inggris human ringts dalam bahasa perancis
droits de i’homme jadi Hak asasi manusia adalah konsep hukum
dan normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak
melekat pada dirinya karna ia adalah seorang manusia Hak asai
manusia berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun,
sehingga sifatnya universal(Rahmawati & Nani, 2021). HAM pada
prinsipnya tidak dapat dicabut, juga tidak dapat dibagi-bagi, saling
berhubungan dan saling bergantung(Lina & Nani, 2020).

UUD 1945 yang pada awalnya hanya memuat 6 pasal yang


mengatur tentang HAM, kemudian mengalami perubahan-perubahan
yang sangat signifikan yang kemudian dituangkan dalam Perubahan
Kedua UUD 1945 pada Bulan Agustus Tahun 2000. Undang Nomor 39
Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Semangat keduanya, baik itu
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998, maupun Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 adalah sama yakni menganut pendirian bahwa
hak asasi manusia bukan tanpa batas. Pasal 28 J UUD 1945.
Pembatasan sebagaimana tertuang dalam Pasal 28 J itu mencakup sejak
Pasal 28 A sampai dengan Pasal 28 I UUD 1945. Oleh karenanya, hal
yang perlu ditekankan di sini bahwa hak-hak asasi manusia yang diatur
dalam UUD 1945 tidak ada yang bersifat mutlak, termasuk hak asasi
yang diatur dalam Pasal 28 I ayat (1) UUD 1945.

B. Saran
Setelah mengetahui tentang pengetahuan seputar HAM,Bahwa
Pendidikan Ham di sekolah sangatlah penting untuk diberikan sebagai
seorang calon pendidik kita dapat menanamkan Pendidikan ham yaitu
dengan disisipkan rasa menghormati satu sama lain.
Daftar Pustaka

https://afitridwiastuti.wordpress.com/season-1/pasal-28-a-28-j-uud-
1945/
www.komnasham.go.id diakses pada tanggal 4 april 2023

Marzuki, S. (2012). Pengadilan HAM di Indonesia:Melanggengkan


impunity. Jakarta: Erlangga.

Smith, R. K. M., et al. (2008). Hukum hak asasi manusia. Yogyakarta:


Pusham UII.

Farid.Jurnal. PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DAN


TANGGUNG JAWAB NEGARA TERHADAP KORBAN.
komisiyudisial.go.id (2021).

Rhona K.M. Smith, et al., 2008, Hukum dan Asasi Manusia.


Yogyakarta: Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam
Indonesia.

Namawi.A.(2017),Suatu Upaya Penegakan HAM di Indonesia,Jurnal


Hukum Progresif

wahyuningsih, S. (2018). Perlindungan Dan Penegakan Hak Asasi


Manusia (Ham) Di Indonesia. Legal Standing : Jurnal Ilmu Hukum,
2(2), 113. https://doi.org/10.24269/ls.v2i2.1242

Analisi Kasus
https://aceh.tribunnews.com/2023/03/13/kasus-pembacokan-siswa-
smk-di-bogor-polisi-berhasil-tangkap-dua-orang-terduga-pelaku

https://www.proserang.com/news/6897949469/kronologi-kasus-
pembacokan-siswa-smk-di-bogor-hingga-tewas-warga-korban-
mau-nyeberang

https://www.proserang.com/news/6897949469/kronologi-kasus-
pembacokan-siswa-smk-di-bogor-hingga-tewas-warga-korban-
mau-nyeberang

Vidio Berita
https://youtu.be/XDilBGAhP1M
https://youtu.be/JGtIiFBLnO4
https://youtu.be/2NshTSzmOAo

Anda mungkin juga menyukai