Anda di halaman 1dari 63

Farmasi Klinik : Pendahuluan

Drs. Budi Raharjo, Apt.,SpFRS.


Curiculum Vitae
Pendidikan Pekerjaan
 Sarjana Farmasi & Apoteker  Staf Instalasi Farmasi RSUD
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Prof. Dr. Margono Soekarjo,
(lulus 1993) Purwokerto, Jawa Tengah
(1995 – sekarang)
 Spesialis Farmasi Rumah Sakit Univ.
 Dosen Tidak Tetap di Prodi
Airlangga Surabaya (lulus 1999)
Apoteker:
Pengalaman Organisasi  UMP, Unsoed, UMS, USB,
 Ketua PC IAI Banyumas (2010-2014 Unwahas
dan 2014-2018)  Dosen Tidak Tetap di Prodi
 Ketua II PD IAI Jawa Tengah 2018- S2/Magister Farmasi Klinik:
2022 (membidangi pendidikan dan  UGM, UAD, UMS, UMP
penelitian, sertifikasi, CPD)
Curiculum Vitae…
Pekerjaan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
(RSMS)
 Staf IF RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, 1995-2003
 Penanggungjawab (PJ) Pelayanan Farmasi Rawat Jalan, 2003-2007
 PJ Pelayanan Farmasi Rawat Inap IFRS, 2007-2009
 Kepala Instalasi Farmasi RSMS, 2009-2014
 Apoteker Klinik di Ruang Rawat ICU dan ICCU, 2014-2015
 PJ Pelayanan Farmasi Klinik IFRS, 2015-2016
 PJ Pelayanan Non VIP IFRS, 2016-2017
 Apoteker Klinik di Ruang Rawat HCU, 2017-2018
 Apoteker Klinik di Ruang Rawat Interna, 2018-2019
 Supervisor Apoteker Klinik Intensive Care, 2019-2020
 Apoteker Klinik di Ruang Rawat Interna, 2020-sekarang
Word Pharmacist Day : Sept 25
Universal Health Coverage
 UU ttg SJSN  Jaminan Kesehatan Nasional
 Pelaksana  Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
 BPJS Kesehatan  Sistem Rujukan
 Klaimtagihan RS  INA-CBGs (Indonesian Clinical
Based Group)
 Plafond Pelayanan Kesehatan  Perubahan IFRS
 Obat dan Alat Kesehatan 40-60% Biaya Kesehatan
 Pelayanan Farmasi: Revenue Centre  Cost Centre
 Peran Farmasi Klinik  Kendali Mutu Kendali Biaya
Pharmaceutical Care
 The responsible provision of drug therapy for the purpose
of achieving definite outcome that improve patient’s
quality of life
Hepler and Strand 1990

 A practice in which the practitioner takes responsibility


for a patient’s drug therapy needs, and is held
accountable for this commitment
Cipolle, Strand and Morley 1998
Pelayanan Farmasi Klinik
 Pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dan alat kesehatan
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.
 Tujuan :
• Menjamin mutu, manfaat, keamanan dan khasiat sediaan
farmasi dan alat kesehatan;
• Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian;
• Melindungi pasien, masyarakat, dan staf dari penggunaan
obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien
(patient safety).
• Menjamin sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
yang lebih aman (medication safety)
• Menurunkan angka kesalahan penggunaan obat
Pelayanan Farmasi Klinik
Filosofi Asuhan Kefarmasian
 Mengenali kebutuhan sosial pasien
 Melakukan pendekatan Patient Centre
 Mengasuh (=Care) dlm penggunaan obat  Patient Safety
 Universal Coverage  “Kendali Mutu dan Kendali Biaya”
 Mengemban tanggungjawab Khusus:
 Identifikasi DRP (Potential or Actual)
 Mencegah DRP yang potensial akan terjadi
 Mengatasi DRP yang telah terjadi
Drug Related Problem vs Drug Therapy Problem

DRP (1990) DTP (1998)


1.Untreated Indication 1. Need Additional Drugs
2.Improper Drug Selection 2. Unnecessary Drugs
3.Sub Therapeutical Dose 3. Wrong Drugs
4.Overdosage 4. Dosage Too Low
5.Not Rechieving Drugs 5. Adverse Drug Reaction
6.Adverse Drug Reaction 6. Dosage Too High
7.Drug Interaction 7. Not Following
8.Drug Use Withhout Instructions
Indication
PMK 72/2016: Standar YanFar di RS
Pasal 3 ayat (1): Standar Yanfar di RS terdiri dari
 Pengelolaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP
 Pelayanan Farmasi Klinik

(3) Pelayanan farmasi klinik


(2) Pengelolaan sediaan farmasi
a. Pemilihan
a.Pengkajian dan Pelayanan resep
b. Perencanaan kebutuhan b.Penelusuran riwayat penggunaan obat
c. Pengadaan c.Rekonsiliasi obat
d. Penerimaan d.Pelayanan informasi obat (PIO)
e. Penyimpanan e.Konseling
f. Pendistribusian f.Visite
g. Pemusnahan & Penarikan g.Pemantauan terapi obat (PTO)
h. Pengendalian
h.Monitoring efek samping obat (MESO)
i. Administrasi
i. Evaluasi penggunaan obat (EPO)
j.Dispensing sediaan steril
k.Pemantauan kadar obat dlm darah (PKOD)
Beberapa Definisi
 PPA : Profesional Pemberi Asuhan
 Dokter  Asuhan Medis
 Perawat  Asuhan Keperawatan
 Apoteker  Asuhan Kefarmasian
 Ahli Gizi  Asuhan Gizi
 DPJP : Dokter Penanggung Jawab Pasien
 CPPT : Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
 SOAP : Subjective-Objective-Assessment-Plan
Juknis Pengisian CPPT
 Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
 S-O-A-P
Subyektif
Obyektif
Assessment
Plan
Subyektif
 Memuat keluhan pasien
 Contoh:
 Pasien mengeluhkan nyeri, mual, demam.
 Pada pasien anak : Ibu pasien mengatakan
anak masih diare 4x dari tadi pagi
 Pada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran : keluarga mengatakan pasien
pingsan sejak tadi malam
Obyektif
 Data – data yang bersifat objektif,dapat dibuktikan/
diukur dengan angka.
 Contoh:
 Diagnosa DPJP
 Hasillaboratorium, hasil penunjang diagnosa yang
berkaitan misal hasil foto thorax, hasil rongen,
berat badan, serum kreatinin (Contoh : suhu
tubuh 38oC ; kadar leukosit 22.500 U/L)
 Terapi DPJP (hanya ditulis “ terapi sesuai
instruksi DPJP”)
Assessment
 Memuat DRP Pasien
 DRP 1-Terdapat penggunaan obat tetapi tidak ada indikasi,
Contoh:
 Pasien tidak mengeluhkan batuk dapat terapi ambroxol
 Pasien sudah tidak ada tanda – tanda perdarahan masih
diberikan terapi asam traneksamat
 DRP 2-Terdapat indikasi tetapi tidak ada obat, Contoh :
 Tekanan darah pasien tinggi belum ada terapi
antihipertensi
Assessment..... lanjut
 DRP 3-Pemilihan obat tidak tepat, contoh :
 Pasien masih merasakan nyeri setelah penggunaan
ketorolac 4 hari, kemungkinan membutuhkan terapi
golongan opiod
 Pasien anak tidak disarankan menggunakan
antibiotik levofloxacin, ciprofloxacin (golongan
Quinolon)
 Pemberian terapi diazepam akan memperparah
encefalopati
 Penggunaan antibiotik ceftriaxone pada pasien
meningitis dihentikan 14 hari, penggunaan lebih dari
14 hari tetapi tidak ada perbaikan.
Assessment..... lanjut
 DRP 4-Dosis terlalu tinggi, contoh:
 Frekuensi pemberian cetirizine berlebih
 Dosis ranitidin perlu disesuaikan atau diatur ulang pada
clear kreatinin tinggi. Obat – obat yang memerlukan
penyesuai dosis adalah .... (disebutkan obatnya)
 DRP 5-Dosis terlalu rendah, contoh:
 Dosis pemberian ampicilin terlalu rendah
 Frekuensi pemberian ceftriaxone terlalu sedikit
 Dosis ranitidin perlu disesuaikan atau diatur ulang pada
clear kreatinin tinggi. Obat – obat yang memerlukan
penyesuai dosis adalah .... (disebutkan obanya)
Assessment..... lanjut
 DRP 6-Interaksi obat, contoh:
 Interaksi obat berpotensi yang mempengaruhi
keseimbangan elektrolit
 Bila jumlah obatnya sedikit dituliskan :
 Potensi interaksi obat A dan B menyebabkan ..............
 Bila jumlah obatnya banyak hanya dituliskan : terdapat
potensial interaksi obat yang memepengaruhi
keseimbangan elektrolit
 DRP 7-Potensi Efek Samping Obat, contoh:
 ISDN dapat menyebabkan pusing
 MST dapat menyebabkan sembelit
 Fentanil patch dapat meningkatkan efek sedasi
Plan
 Tindak lanjut / rekomendasi setelah
melakukan identifikasi SOA untuk
menyelesaikan permasalahan terkait obat,
baik yang telah terjadi atau berpotensi akan
terjadi. Penulisan kolom plan disesuaikan
dengan assesmen yang ditulis, dapat berupa :
 Rekomendasi
 Edukasi ke Pasien
 Monitoring
Form PTO
Form PTO
Form PTO
Pemantauan/Monitoring Terapi Obat
Drug Therapy Problem (1998)
1.Need Additional Drugs
2.Unnecessary Drugs Indication
3.Wrong Drugs
4.Dosage Too Low Eficacy
5.Adverse Drug Reaction
6. Dosage Too High Safety
7. Not Following Instructions
Compliance
Monitoring Terapi Obat
1. Monitoring Keadaan Umum (KU) Pasien:
a. Kondisi Klinik Pasien
b. Tanda-tanda Vital
c. Pemeriksaan Laboratorium
2. Monitoring Efektivitas Terapi Obat
3. (Monitoring Farmakokinetika Klinik)
4. Monitoring Adverse Drug Reaction:
a. Monitoring efek Samping Obat
b. Monitoring Interaksi Obat
5. Monitoring Toksisitas Obat
1. Monitoring KU Pasien
a. Kondisi Klinik Pasien
i. Keadaan saat datang:
 Tenang/Gelisah/Kesakitan/Sesak
Nafas/Anemis/Lemah
ii. Kesadaran:
 Compos mentis/Somnolen/Apatis/Sopor/Coma/Mati
iii. Kesadaran saat Cedera Kepala  GCS=EoMoVo
iv. Nyeri, Mual-Muntah, dll
b. Tanda-tanda Vital Pasien:
 Tekanan Darah/Nadi/Suhu Badan/Respirasi
c. Pemeriksaan Laboratorium:
 Monitoring Parameter Penyakit & Efek Terapi
 Monitoring Efek Toksis Obat
2. Monitoring Efektivitas Terapi Obat
Nama Obat Kondisi Klinik Tanda Vital Pem.Laboratorium
Antibiotika Appetite,demam,KU Suhu,Nadi Leukosit,LED,
OAD, Insulin Mual-Muntah, 3P, - GDP, GD2JPP, HbA1C
Tingkat kesadaran (jangka panjang)
(koma hiperglikemi)
Lemas, rasa lapar, - GDP, GD2JPP, GDS
gemetar, Tingkat
kesadaran (koma
hipoglikemi)
Anti Hipertensi Pusing, Nyeri kepala Tekanan -
Darah, Nadi
Nitrat (Sindrom Sesak, Nyeri dada - -
Koroner akut)
Diuretik (pada Sesak Nafas, Vol. Urin - -
CHF) selama 24 jam
Statin - - Cholesterol Total, LDL,
HDL
Fibrat - - Trigliserida
3. Monitoring Farmakokinetika Klinik
 Obat dengan indeks terapetik sempit (digoxin,
phenytoin, carbamazepin, asam valproat,
antibiotika gentamisin, amfotericin, tacrolimus)
 TDM = Therapeutic Drug Monitoring
 Kendala:
 Biaya Mahal
 Fasilitas (tidak semua RS ada lab. TDM)
 Peran Farmasis:
 Menetapkan jadwal sampling
 Interpretasi data terkait dosis vs respon
 Adjusment dosis
4. Monitoring Adverse Drug Reaction
MONITOR REAKSI OBAT YG MERUGIKAN (ROM):
Reaksi Tipe A: Respon obat yang merupakan
peningkatan efek farmakologi obat (toksisitas), atau
peningkatan efek sekunder obat (efek samping).
Biasanya tergantung dosis.
Reaksi Tipe B: Respon obat yang tidak berkaitan
dengan efek farmakologi, biasanya melalui
mekanisme immunologi atau farmakogenetik.
Biasanya merupakan reaksi alergi/hipersensitif
Reaksi Tipe Lain: Idiosinkrasi
4. Monitoring ADR.......
MONITOR INTERAKSI OBAT
 Perubahan sifat farmakodinamika maupun
farmakokinetika suatu obat yang disebabkan oleh
pemakaian dua obat atau lebih secara bersamaan,
karena faktor diet, atau karena kebiasaan
(merokok, alkohol, dll)
 Precipitant Drug: Obat yang mempengaruhi
 Object Drug: Obat yang dipengaruhi
 Pada interaksi yg melalui enzim cytochrome P-450,
Object drug disebut sebagai Substrat dan
Precipitant disebut Inhibitor/Induktor enzim
Cytochrome P-450
5. Monitoring Toksisitas Obat
Mengenali tanda toksisitas beberapa obat dengan indeks
terapi sempit
Nama Obat Tanda Klinik Toksisitas
Fenitoin Ataksia, Nistagmus, Blurred vision, Slured vision, Dizziness,
Drowsiness, Confusion, Mood berubah, kadar obat > 100mg:
kematian

Teofillin/ Muntah berulang, agitasi, konvulsi, takhikardia, pupil dilatasi,


Aminofillin tremor insomnia, hipokalemia, iritabilitas
Digoksin Perubahan EKG (depresi gel ST), hiperkalemia, mual, muntah,
blured vision, perubahan tingkah laku, konfusion, heart block
Warfarin Perdarahan internal, koma, angina, nyeri abdomen, nyeri otot
Praktek Farmasi Klinis di Rawat Inap (ICU)
Kasus ICU 1
 Ny.Titi masuk IGD RSMS dalam keadaan tdak sadarkan diri, dokter jaga
mendiagnosis DM tipe 2 dengan koma ketoasidosis, dikirim ke ruang ICU.
 Data laboratorium menunjukan:
 Kadar GDS 802 mg/dL, urin output 140 ml/24 jam, dan keton urin (4+),
 AGD: pH 7,1 (7,35-7,45); pCO2 35,6 (32.0-45.0); BE/Base Excess -6,7
(-2,0 - +3,0)
 Kadar Kalium 4,1 mEq/L (3,5-5,3)
 Question #1: Meskipun konsentrasi kalium dalam rentang normal, mengapa
kadar kalium dalam serum Ny. Titi tetap harus menjadi perhatian Apoteker
?
 Hari ke 2 di ICU kesadaran Ny.Titi mulai membaik. Kadar GDS turun
menjadi 330 mg/dL, dan tetap diberikan insulin reguler
 Hari ke 3 di ICU Ny. Titi mengalami sesak nafas. Dokter ICU memberikan
terapi Salbutamol nebul, Aminofilin & Deksametason intravena untuk
mengatasi sesak nafasnya..
 Question #2: Apakah rekomendasi Apoteker jaga ICU kepada dokter dalam
merespon rencana pemberian obat-obatan tersebut ?
Kation intra dan ekstra seluler

K + K+

Na+ Na +
Redistribusi Kalium karena pH

pH ↓ 0,1 (Asidosis)

K + 0,6 mEq K+

pH ↑ 0,1 (Alkalosis)
Kasus ICU 1, Q #1
 Ny. Titi mengalami asidosis pH darah 7,1 (normal 7,4).
 Asidosis  Redistribusi ion K+ ke cairan ekstraseluler.
 (Alkalosis  Redistribusi ion K+ ke cairan intraseluler)
 Penurunan pH 0,1  kalium akan ter-redistribusi
sebanyak 0.6 mEq/L.
 Ny. Titi  penurunan pH sampai 0,3
 Kadar Kalium bila asidosis telah terkoreksi dengan
Natrium nikarbonat, diprediksi akan turun sebesar = 3 x
0,6 = 1,8 mEq/L. Jadi kadar Kalium Ny. KD sebetulnya
(bila tidak asidosis) menjadi = 4,1 – 1,8 = 2,3 mEq/L.
 Rekomendasi Apoteker: pemantauan rutin kadar kalium
sangat dibutuhkan sambil terapi ketoasidosis diabetiknya
dilanjutkan
Kasus ICU 1, Q #2
 Hari ke 2 di ICU kesadaran Ny.Titi mulai
membaik.
 Kadar GDS nya turun menjadi 330 mg/dL, dan
tetap diberikan insulin reguler
 Hari ke 3 di ICU Ny. KD mengalami sesak nafas.
 Dokter ICU memberikan terapi Salbutamol
(nebu), Aminofilin dan Deksamethason secara
intravena untuk mengatasi sesak nafasnya..
 Question #3: Apakah rekomendasi Apoteker
jaga ICU kepada dokter dalam merespon
rencana pemberian obat-obatan tersebut.
Drugs known to cause hypokalaemia
 Amphotericin  Benzylpenicillin (penicillin G) Na
 Aspirin  Piperacillin+ tazobactam
 Corticosteroids  Salicylates
 Diuretics  Sod. bicarbonate
 Gentamicin  Sod. Chloride
 Insulin  Ticarcillin+ clavulanate
 Laxatives
 Terbutaline
 Salbutamol
Kasus ICU 1, Q #2
 Ny.Titi akan diberi terapi:
 Insulin,
 Salbutamol (beta agonis),
 Aminofilin (bronkhodilator) serta
 Deksamethason.
 Obat tersebut dapat menginduksi terjadinya
kondisi hipokalemia.
 Maka Apoteker jaga ICU harus mengusulkan
kepada dokter agar direncanakan juga
monitoring rutin kadar kalium secara berkala.
 Dokter ICU setuju monitoring kadar kalium tiap 6
jam sekali.
Kasus ICU 2
 Post Operasi Laparotomy Eksplorasi; CITO di
Kamar Operasi IGD; mulai 20.21 – 22.45
masuk ICU
 Mendapatkan Ceftriakson + IVFD (Ringer
Laktat) yang mengandung Calsium + Calsium
Gluconas Post OP
 Komposisi Ringer Laktat:
 Natrium 130 mEq/L
 Kalium 4 mEq/L
 Laktat 27,5 mEq/L
 Chlorida 109,5 mEq/L
 Calsium 2,7 mEq/L
Kasus ICU 2
  Reff. Normal 15/01/2017 16/01/2017 17/01/2017 17/01/2017
TTV   (IGD) (R.Cendana) (R.Cendana) (R.Cendana)
Tekanan Darah < 140/90 mmHg 121/83 130/92 121/85  
Nadi 80-100 x/mnt 100 98 100  
Respirasi 20 x/mnt 22 20 20  
Suhu 37°C 37 37 37  
Laboratorium          
Hb 13-16 mg/dL 8,8   Dx Sp.Bedah:
Hct 40-52 27   Ileus
MCV 80-100 84,7   Peritonitis
MCH 26-34 28   Dehidrasi
MCHC 32-36 33,1      
Albumin > 3,0 % 1,6      
Natrium 134-136 mEq/L 130      
Kalium 3,4-4,5 mEq/L 3,6      
Calsium 96-108 mEq/L 103      
Chlorida 8,5-10,1 mEq/L 7,6      
Terapi Dosis        
Ceftriakson inj. 1 x 2 gr V V V 2 gr/24 jam
Metronidazol inj. 3 x 500 V V V -
Ketorolac inj.3 % 2 x 30 mg V V V 3 x 30 gr
Albumin 20 % 100 ml   V    
Ringer Laktat 20 tpm V V V V
Pro:   Perbaikan Keadaan Umum Cito OP
Kasus ICU 2
  Reff. Normal Intensive Care Unit
    17/1/2017 18/01/2017 19/01/2017 20/01/2017 21/01/2017
TTV   23:15       0:23
Tekanan Darah < 140/90 mmHg 121/83 130/92 121/85 95/80 57/47
Nadi 80-100 x/mnt 122 166 147 160 43
Respirasi Ventilator          
Suhu 37°C 37,4 37, 5 37, 6 38 -
Laboratorium            
Albumin > 3,0 % 0,5        
Natrium 134-136 mEq/L 137        
Kalium 3,4-4,5 mEq/L 3,2        
Calsium 96-108 mEq/L 7,1        
Chlorida 8,5-10,1 mEq/L 8,2        
Terapi Dosis          
Ceftriakson inj. 2 x 1 gr - V V V V
Omeprazol inj 1 x 40 mg V V V V V
Parasetamol inf 4 x 500 mg V V V V V
Albumin 20 % 100 ml V V      
Digoxin 2 x ½ tab V V V V V
Ca Glukonas 100 mg/ml V        
PRC 2 kolf   V V    
Furosemid inj. 2 x 1 amp   V V    
Ringer Laktat 20 tpm V V V V V
Pro/KU:           Meninggal
Medscape
FDA Alert 2013
Interaksi Obat dengan Hasil Laboratorium
Interaksi Obat vs Hasil Laboratorium

 Interaksi Obat-Hasil Laborat.  Insidens 10-20 %


 Mempengaruhi Hasil Diagnosis
 Pemberian Terapi yang Kurang Tepat/Tidak Perlu
 Follow-Up Penyakit Tidak Tepat  Hari perawatan
meningkat
Mekanisme Interaksi Obat-Hasil Lab.

Invivo/Fisiologis/Toksikologi: Invitro/Analitik/Metodologik:
 ESO Obat furosemidhipo K+,  Obat/Metabolit Pengaruhi
Proses Analisis scr in vitro
 Analit struktur kimia mirip dg
 parasetamol SGPT , obat Vit.CGula Darah,
 fenitoin gula darah
 Biasanya Obat Pengaruhi
Fisiologi Tubuh
Mekanisme Interaksi In-Vitro

 Obat + Reagent  Kromofor sefalosporin Kreatinin


assay terganggu
 Struktur Obat mirip dg analite (parasetamol mirip
reaksinya dengan asam urat)
 Obat mengubah pH spesimen
 Obat mengkhelat aktivator enzim Cystein mengkhelat
Mg  aktivitas alkaline fosfatase turun
Mekanisme Interaksi In-Vitro
 Obat langsung hambat enzim, mis: teofilin
hambat alkalin fosfatase
 Obat langsung aktivasi enzim,mis: Cystein 
kreatinin fosfokinase
 Obat panjang gelombang absorbsi sama dg analit,
mis: MTX pjg glb absorbsi 340-410 nm
 Quick Refference  Handbook of Clinical Drug
Data
Diagnosis Adanya Interaksi (1)

 Hasil Tes Lab. Tidak Sesuai dg Kondisi


Klinis/Gejala dari Pasien,
 Misal:
 Bilirubin total 6,0 mg/dL (normal 0,3-1,0
mg/dL),tapi tidak ada tanda jaundice.
 Sklera ikterik pada kadar Bilirubin Total 4,0
mg/dL Interaksi
Diagnosis Adanya Interaksi (2)
 Bila 2 atau lebih hasil tes yg menilai
anatomi/fisiologi yang sama, saling
bertentangan,
 Misal:
• Px 20 th sehat pre-oprasi,
• Kreatinin Serum 4,2mg/dL (normal 0,7-1,5),
• BUN 8,0 mg/dL (5-20) 
• inj.iv.cefoxitin Kreatinin Serum
Diagnosis Adanya Interaksi (3)

 Bila Hasil Seri Tes Lab. yang Sama variasinya


sangat besar dalam periode yg dekat,
 Misal:
• Px di atas, pemeriksaan serum kreatinin 1
hari sblm operasi 1,0 mg/dL (0,7-1,5),
• Akan operasi mjd 4,2 mg/dL
Diagnosis Adanya Interaksi (4)

 Hasil tes tunggal lebih tinggi atau lebih rendah


extrim jauh dari angka normal atau angka yang
diharapkan,
 Misal:
• Gula darah 800 mg/dL pada Px 75 thn non
diabetik asimtomatik
Quick Refference
Quick Refference
Action for Drug Interfere

 Tes Lab. Diulang, menunggu Obat tereliminasi


smp minimal (5-7 x waktu paruh eliminasi)
 Obat diganti dengan yang tdk berinteraksi
dengan hasil Lab.  terutama bila Lab. jadi
indikator Tx
 Pemantauan Lab diperketat
 Bila ragu, kondisi klinis pasien sebagai
pedoman pengambilan keputusan
Praktek Farklin...?

Image

Prepare ?
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai