Anda di halaman 1dari 43

ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA

2015/2016
PERANCANGAN PROGRAM TURBO VISION UNTUK PENINGKATAN PROFESIONALISME
GURU DAHSYAT BAGI PROSES PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK UNGGUL
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS/KEJURUAN
(KANJI TINDAK DI SEKOLAH SMA/SMK TELKOM BANDUNG)

Oleh : Asep Rohmandar


Masyarakat Peneliti Mandiri Indonesia-Nusantara
Jalan Radio Palasari No : 428B Dayeuhkolot Bandung,
Jawa Barat, Indonesia.
Email : rohmandarasep17@gmail.com ,
Telepon/WA 083821543522

ABSTRAKSI
Dalam perancangan identifikasi dan analisa program dimensi variabel Turbo Vision dalam peningkatan
profesionalisme guru dahsyat untuk proses pembelajaran peserta didik unggul di sekolah menengah
atas/kejuruan (Kanji Tindak Di SMA/SMK Telkom Bandung) telah memberikan dimensi variabel objek unik
dan baru yang perlu pengembangan lanjut. Dimana hal tersebut sesuai dengan karakteristik program turbo
vision. Sekalipun program turbo vision baru ini diujicoba penulis dalam proses riset sosial, karena teori tersebut
sebenarnya berasal dari pemograman komputer. Dari hasil identifikasi, pengamatan dan analisa tajam yang
dilakukan bahwa turbo vision selaras dengan pemograman objektif yang menghasilkan suatu sistem program
baru. Yang jika digeneralisasi program baru tersebut, muncul secara karakter dan sifat sistem yang relatif
permanen (berulang) dalam bentuk objek karakteristik sistem berupa aspek dan dimensi Input/Masukan,
Process/Proses, Output/Keluaran, Impact/Dampak (IPOI/MPKD) dalam suatu sistem yang sedang berjalan
(beroperasi) maupun yang akan dioperasikan, termasuk dalam organisasi satuan pendidikan.
Kata Kunci : Turbo Vision, Program SDI/SDM, Ciri Profesionalisme Guru dan Peserta Didik Unggul,
serta Stakeholder Sekolah Menengah Atas/Kejuruan.
1. Latar Belakang Penelitian selai membutuhakan pendidikan visioner juga perlu
pendidikan yang terukur sebagai tolok ukur daya
Ada karakteristik masyarakat dan kebiasaan budaya saing bagi pemenangan era global sejak dini dan
global yang harus kita kenal dan pahami, yaitu masa depan.
masyarakat yang dinamis, responsive dan
transparan. Maka secara otomatis kita pun sebagai Seorang pakar manajemen bernama Tantri Abeng
pribadi, kelompok, dan sebagai bangsa perlu (Campus Asia, 2009: 14) menyebutkan bahwa : “
memiliki wawasan luas dan mengakar (global dan This is reason why in many advanced countries,
lokalisme). Hal tersebut sesuai dengan sloganis develovment of professionals through technical
yang berbunyi : ‘ think globaly,act localy “ hal education is very well focused. If Indonesia can
tersebut tidak lagi cukup dan pemegang kunci adoft this kind of system, we can benefit in at least
untuk memenangkan era global yang mendigital. two ways. First, we can reduce the cost of
Maka slogan tersebut sudah harus disesuaikan dan education and the length of time toward
diubah dengan semangat baru lebih mantap yang graduation.Second, we can readily fulfill industry’s
berbunyi : “ think globaly, act localy, committed need for cafable expertise and this will lead to a
nationaly and faired for all “. high level of professionalism to strengthen the
industrial sector. This includes financial studies as
Dan slogan baru tersebut hanya bisa dicapai well, because when professional skill are
dengan kuncinya yaitu masukan stakeholder developed, the outcome would be tremendous. So
pendidikan dan pembelajaran yang lebih unggul we need to develop professional education and
serta berkualitas. Selama ini system pendidikan academic education to complement one another.
secular yang dijalankan tidak mampu membentuk Those in professional education don’t need to
manusia-manusia yang mulia dan berahlaqul worry about not being able to broaden their
karimah. Maka untuk membentuk masyarakat horizon, because they can always do so after being
bangsa yang kuat, rasional, spiritualitas dan employed as technical professionals “.
beradab diperlukan sebuah pembangunan edukasi
yang mapan, mantap dan harus focus kepada Menurut Kartono ( 1997: 35-36; dikutif M.
pemerataan akses dan pemerataan kualitas. Bahkan Sirozi,2007:204-205), ada tiga factor utama yang

1
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
menghambat upaya rekontruksi kultural dan positif dan negatifnya. Perubahan gerak global
renovasi Sisdiknas sesudah proklamasi tersebut meliputi kompetisi global, kemajuan
kemerdekaan, 17-8-1945, yaitu : teknologi dan tuntutan konsumen. Maka setiap
individu, organisasi dan kelompok perlu
1. Lambatnya kegiatan memodernisasi sistem menyesuaikan diri dengan proses-proses perubahan
politik untuk menjadi dewasa dan otonomi. masyarakat kedepan yang dilaluinya. Hal
Sistem politik ini menentukan sangat transformasi penguatan untuk menghadapai
lambatnya corak kebijakan pendidikan yang globalisasi tersebut adalah melalui proses
cocok bagi bangsa kita yang sudah merdeka pendidikan, pelatihan dan pembelajaran diri.
secara kenegaraan.
Menurut Bank Dunia ada lima isu strategis
2. Sulitnya mengubah mental kebanyakan mengenai pendidikan di Indonesia yang cukup
pemimpin kita yang lama mengalami fundamental, yaitu : isu filosofi, kebijakan dan
penindasan dan tekanan dizaman kolonial. Strategi Pendidikan Nasional, Pendekatan CBE
Yaitu dari kebiasaan bergantung/dependensi, (Community Based Education) dalam Sistem
disertai kompleks minder dan keraguan, Pendidikan Nasional, SBM (School Based
kecemasan dan ketakutan akan kemerdekaan Management) dan disentralisasi pengelolaan
diri sendiri. pendidikan, implementasi paradigm baru di
3. Sulitnya membangkitkan elan vital perjuangan pendidikan, rekomendasi-rekomendasi untuk
penuh vitalitas dan daya kreatif masa rakyat pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan.
guna membangun masyarakat, disebabkan oleh Sampai saat ini isu dan solusi yang dijalankan
pengalaman historis dimasa lampau dan mengenai lima isu diatas masih belum selesai dan
sekarang (misalnya kemiskinan, terus berkembang mengenai teknis rincinya. Maka
keterbelakangan dan penindasan; apatisme, diperlukan sebuah cara dan metode baru untuk
kurang percaya diri, skeptisme, fatalism, sikap dapan menjawab tantangan jaman didepan ketika
kurang percaya pada banyak pemimpin, dan mereka (siswa) lakoni nanti ketika lulus dan sudah
lain-lain). dewasa.

Ia (Kartono) juga menambahkan (1997 : 36; Dalam undang-undang dasar (UUD) 1945 yang
M.Sirozi, 2007 :204-205), bahwa :” kelembagaan telah diamandemen pada pasal 31, ayat 3
pendidikan dan praktik edukatif di tanah air sampai menyebutkan bahwa : “ pemerintah mengusahakan
sekarang ini pada intinya memang masih berupa dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
kelanjutan dari pendidikan penjajahan dan budaya nasional, yang meningkatkan keimanan dan
kolonial dari masa lampau …. Kurang ketaqwaa serta ahlaq mulia dalam rangka
mencerminkan aspirasi bangsa sendiri, dan kurang mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
mengembangkan sifat-sifat kepribumian/ dengan undang-undang (Undang-undang No. 20
indegeneous”. Yang akibatnya terjadi empat hal tahun 2003 tentang Sisdiknas)”. Pasal 31 ayat 5
sebagai berikut : menyebutkan “ pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjungjung
1. Ketidak sejajaran perkembangan dunia tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
pendidikan dengan pertumbuhan masyarakat kemajuan peradaban serta kesejahtraan umat
yang sangat cepat serta aspirasi rakyat banyak; manusia”.

2. Ketidak sesuaian antara produk pendidikan Pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3
dengan kebutuhan lapangan kerja; menyebutkan tentang fungsi pendidikan, bahwa : “
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
3. Kesenjangan antara kurikulum dan materi kemampuan dan membentuk watak serta
pengajaran disekolah dengan kebutuhan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
keterampilan teknis yang diperlukan oleh rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,
sektor perdagangan dan industry modern di bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
lapangan. didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlaq
4. Kecenderungan para lulusan sekolah dasar
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
desa untuk meningalkan desanya sehingga
menjadi warga negara yang demokratis serta
daerah periferi (pedesaan) mengalami
bertangungjawab “.
kemunduran disebabkan oleh urbanisasi masal;
sedangkan daerah perkotaan mengalami Untuk mencapai visi misi tujuan pendidikan yang
bertambahnya masalah-masalah social. ada dalam Undang-undang Dasar 1945 dan
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
Waktu sekarang dan kedepan kompetisi dan
Sistem Pendidikan Nasional dalam praktiknya
kooperasi global bergerak cepat dalam transformasi
masih jauh dari kenyataan tujuannya, yaitu
perubahan masyarakat dengan segala dampak

2
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
menjadikan kualitas manusia Indonesia yang tidak Dalam menghadapi era global dan digital dewasa
hanya memilki kesadaran intelektual dan ini seorang manusia Indonesia bukan hanya
kemampuan keterampilan (skill), tetapi juga memiliki iman, ilmu, dan indah seperti yang
kesadaran berahlaq mulia sebagai cermin dari diungkapkan Prof. Dr. H. Engkoswara (23
kualitas keimanan dan ketaqwaan sebagai insan fi Desember 1997) tetapi jauh dari pada itu yakni,
ahsani taqwim. bahwa manusia Indonesia ke depan perlu
diproyeksikan menjadi manusia unggul iman,
Bahwa mengenai hasil karya pendidikan (edukasi) unggul ilmu, unggul inovasi dan industrinya,
yang berasal dari inputan total pembelajaran unggul budaya dan unggul amalnya, agar supaya
mestinya bisa menciptakan manusia-manusia yang tampak indah lahir batinnya.
mampu mengarungi tantangan kehidupan dan masa
depan yang dilaluinya nanti. R. Kunjana Rahadi Maka tidak berlebihan bahwa penelitian ini sangat
menuliskan ( Media Indonesia, 2000:4), sejalan, sevisi dan searah dengan cita-cita ISPI
memberikan tataran yang sinambung mengenai (1995) yang menekankan bahwa pembangunan PJP
penguatan peserta didik yang unggul II, seyogyanya menekankan pada pembangunan
berkelanjutan, yaitu : manusia berkualitas dengan budaya dan pendidikan
sebagai prioritas utamanya.
1. To make a living by education, mereka harus
mampu hidup dan menciptakan kehidupan Hal tersebut era otonomi daerah dengan
berkualitas dan bermoral dari hasil penekunan pelaksanaan edukasi saat ini, harus sejalan dengan
mereka terhadap edukasi yang telah dialami. pelaksanaan undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas),
2. To lead a more meaningful life by education, yang menegaskan paradigma pendidikan untuk
mereka juga harus mampu mengarahkan dan semua (education for all) menjadi pendidikan dari
memimpin diri pribadi mereka kedalam tataran semua, oleh semua dan untuk semua ( education
yang lebih bermanfaat bersama dengan from all, by all, and for all) atau pemberdayaan,
lingkungan sosialnya. Mereka harus partisifasi dan relevansi pendidikan wajib
bersunguh-sunguh mampu memaknai dilaksanakan oleh semua stakeholdernya secara
kehidupannya sendiri dan lingkungan inovatif untuk menghadapi tantangan perubahan
sekitarnya dalam masyarakat. masyarakat hari ini dan kedepannya.
3. To enrich and ennoble life by education. Maka daripada itu bahwa kebutuhan kualitas tidak
Artinya dengan edukasi manusia harus dapat bisa ditawar-tawar lagi bagi peningkatan dan
memperkaya hidup dan memuliakan kehidupan pengembangan kalitas pendidikan kita, karena
yang telah didapatkan dari penciptanya. pendidikan sebagai pendorong dari perubahan,
Kondisi hari ini masalah pembangunan pendidikan produktifitas, daya saing bisnis, daya saing bangsa,
kita masih berkutat dalam kualitas pendidikan dan penguat IPM bahkhan sebagai aset yang sangat
yang masih relative rendah . Hal tersebut menurut berharga dari material apapun juga.
penulis lebih disebabkan oleh beberapa kendala 1.1. Rumusan Masalah
dan masalah, yaitu : 1). Pembumian karakter
budaya pancasila yang agamis belum berhasil, Menurut penulis bahwa pengertian rumusan
terabaikan dan ditingalkan, 2). Produktifitas masalah adalah suatu rumusan masalah yang harus
kerjanya dan belajarnya masih rendah, 3). Budaya segera dipecahkan dan dicari solusinya dalam
baca membaca dan menulis (literasi) masih tulisan dengan cermat, rinci dan sistematis oleh
rendah, 4). Budaya inovasi dan penelitian masih siapapun, berdasarkan ilmu ilmiah yang ia miliki
belum menjadi budaya, 5). Adanya gejala-gejala secara langsung maupun secara tidak langsung
krisis peradaban dan krisis budaya bangsa yang sesuai kemampuan dan kepakaran penulisnya.
akut, 6). Masih belum memiliki mimpi masa depan
yang kuat dan terarah, 7). Sertifikasi guru Adapun masalah yang ada dalam proses belajar-
professional masih belum memiliki dampak lebih mengajar disekolah, menurut wawancara
dari input yang dijalankan, 8). Pembelajaran yang penelitian dari siswa dan mahasiswa, yaitu :
dijalankan selama ini masih bersifat hafalan seperti
1. Menurut pendapat siswa, masih banyaknya
UN yang dilaksanakan belum jelas output kualitas
guru yang mengajar tidak ideal dan belum
SDM/SDI-nya (hari ini) serta dimasa depan.
professional, jika diprosentase hanya 70 %
Secara statistic menurut data tahun 2008 yang yang baru disebut layak dan 30 % lainya
dibuat UNESCO, dari data jumlah 771 juta masih belum layak dan belum professional.
penduduk dunia penyandang buta aksara,
2. Belum tersedianya kebutuhan akan
berjumlah 13,2 juta diantaranya berada di
pembelajaran berkualitas disekolah, seperti
Indonesia.
tidak lengkapnya laboratorium

3
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
3. Program dan kurikulum yang tidak sesuai dengan tugas-tugas professional mereka. Inilah
dengan perubahan masyarakat hari ini dan yang membedakan profesi guru dengan profesi lain
masa depan “.
4. Materi pelajarannya masih disuplai dari atas Belum lagi masalah ilmu yang terpakai dalam
dan belum disesuaikan dengan kebutuhan dunia nyata pengajaran masih banyak yang belum
masalah hidup maupun permintaan para teruji validasinya dan yang disetujui oleh sebagian
siswanya besar ahlinya (Gideonse, 1982; Woodring, 1983
dan Abdul Rahmat, 2010 :101).
5. Masih adanya stigma guru killer dan guru
galak diruang-ruang sekolah dan Universitas Hasil temuan masalah dari penelitian penulis tahun
kita, yaitu jumlahnya sekitar 1-3%. 2016, bahwa baru sedikit organisasi sekolah yang
memiliki manajemen yang baik dan cocok, karena
6. Masih banyaknya ditemukan nilai-nilai KKM sekalipun ada yang diukur kinerjanya lebih banyak
Peserta Didik yang nilai KKM-nya tidak dari alat ukur dunia bisnis padahal sekolah
tercapai, bahkan anak saya yang rangking 1-2- bukanlah dunia bisnis yang profitable. Karena
3 aja masih ada nilai KKM-nya yang tidak sebagai organisasi pengembangan insan harkat
tercapai sebanak 3-4 mata pelajaran (2017). martabat unggul bagi keperluan sebuah masyarakat
Masalah persepsi dan implementasi edukasi di bangsa baik yang berkiprah di perusahaan maupun
Indonesia, menurut R. Kunjana Rahadi (Media lembaga publik lainya.
Indonesia, 2000:4) menyebutkan bahwa : “ model Hasil pemetaan masalah pendidikan dari seorang
pengajaran sekolah hanyalah pelengkap edukasi Hamka A.Azis (2010:121-122) menyebutkan
yang mestinya secara total-integral terjadi dalam beberapa persoalan nyata yang melingkupi dunia
kolektivitas keluarga dan masyarakat. Persepsi pendidikan Indonesia, yaitu sebagai berikut :
edukasi salah inilah yang menyebabkan praksis
edukasi keluarga menjadi sama sekali tidak 1. Adanya disorietasi tujuan; Banyaknya lulusan
berkembang”. yang menjadi kepentingan pemilik modal
dengan upah murah yang jauh dari keadilan
Motivator Andreas Harefa (2004:XXVI-XXVII) dan kemanusiaan.
menuliskan bahwa, akar permasalahan dalam
sistem pendidikan dinegeri ini adalah karena 2. Nilai-nilai agama, etika dan budi pekerti hanya
sekolah dan universitas telah dipisahkan dari soal- menjadi pengetahuan (kognitif) saja, bukan
soal kehidupan nyata sehari-hari. Ia telah berubah menjadi sebuah proses internalisasi nilai-nilai
menjadi semacam “Sekolah Militer”, ajang kebajikan dalam diri peserta didik. Sehingga
indoktrinasi dan “kaderisasi” manusia –manusia yang terjadi adalah lebih merupakan pelajaran
muda yang harus belajar untuk “patuh” sepenuhnya bukan menjadi edukasi diri.
kepada “sang komandan” (termasuk guru, dosen,
lalu atasan, atau manager perusahaan, juga para 3. Faktor pendidik; masih banyaknya proses dan
menteri dan birokrat lainnya sampai yang mulia rekrutasi menjadi guru yang kurang
Presiden). Taka da ruang yang cukup untuk berkualitas, bahkan ada tujuan daripada tidak
bereksperimentasi, mengembangkan kreativitas, memilki pekerjaan mendingan jadi guru,
dan belajar menggugat kemapanan status quo yang ajalah. Hal tersebut menambah suram kualitas
membelengu dan menjajah jiwa anak-anak muda. pendidikan kita.

Bahkan masalah lain pendidikan dan proses 4. Regulasi yang sering berubah; pemerintah
pembelajaran disebutkan juga oleh Zamrotin sebagai pemangku kekuasaan sering tidak
(Sintesa,1993: 60) bahwa : “ orientasi pendidikan konsisten dalam menerapkan kebijakan.
kita cenderung memperlakukan peserta didik Sehingga ketika kebijakan yang satu belum
sebagai objek atau klien, guru berfungsi sebagai selesai dilaksankan dan tidak pernah
pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan dievaluasi, sudah diganti kebijakan lain, yang
indoktrinator, materi bersifat subject oriented dan tidak jarang mengorbankan anak-anak didik.
manajemen bersifat sentralistis. ….. lebih lanjut ia 5. Masih banyaknya kepentingan tersembunyi,
menyebutkan bahwa guru hampir menghabiskan yang ingin ikut mengambil keuntungan dari
seluruh waktunya dengan peserta didik di ruang- lembaga pengawasan pemerintah terhadap
ruang kelas, sehingga interaksi antar guru sangat pendidikan. Juga ada kesan yang tertangkap
minimal dan terbatas. Kurang adanya dialog antar ada fihak-fihak tertentu yang tidak inggin
mereka menyebabkan guru merupakan individu manusia Indonesia, terutama kaum terdidiknya,
yang harus senantiasa mengisi dan menjadi manusia ideal seperti yang dicita-
mengembangkan dirinya sendiri. Apabila antar citakan dalam tujuan pendidikan nasional
guru sempat berdialog, mereka jarang negara kita.
membicarakan persoalan yang dihadapi berkaitan

4
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
6. Untuk pendidikan karakter dan ahlaq mulia, (2008:135) menyebutkan, “ bentuk penyeragaman
pemerintah tidak mempunyai rujukan yang ini ternyata hanya mampu menghasilkan lulusan
jelas seperti meraba-raba dalam ruang gelap. SMA yang sangat menghargai kesamaan, dan
Padahal Tuhan telah memberikan teladan tampa sadar ternyata juga telah membentuk lulusan
Rosul dan nabi yang berahlaq mulia yaitu yang mengabaikan penghargaan pada keragaman.
Nabiullah Rosullah Muhammad Saw yang Siswa sulit menghargai perbedaan. Prilaku yang
diakui dunia. berbeda lebih dilihat sebagai kesalahan yang harus
dihukum, dan lebih parah lagi akibat penyeragaman
Bahkan indeks kebahagian di Jawa Barat yang ini siswa seolah tertekan untuk melakukan
dipublikasikan oleh Kepala Bidang Statistik Sosial, pemikiran-pemikiran kreatif dalam memecahkan
Dyah Anugrah Kuswardani (2014:25) masih masalah”.
relative rendah, walaupun pembangunan ekonomi
tinggi. Rendahnya indeks Kebahagian tersebut, Keterbelakangan edukasi daripada negara lain
paling besar disebabkan oleh kepuasan pada aspek selama ini perlu ada inisiasi perbaikan Input-
pendidikan. Dari sepuluh aspek kehidupan yang Proses-Output (IPO) dengan jalur renovasi bahkan
disurvei, meliputi: kesehatan, pendidikan, revolusi edukasi yang berbasiskan penguasaan
pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keharmonisan ilmu pengetahuan secara masif lewat berbagai
keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan penelitian, inovasi kreatif dan pengembangan dapat
social, kondisi rumah dan asset, keadaan menjadi kebijakan yang lebih komprehensif dan
lingkungan, dan kondisi keamanan. Dengan mendapatkan tata kelola yang terbaik.
kriteria : “ semakin rendah indeks, maka penduduk
semakin tidak bahagia, di Jabar, tingkat kepuasan Dengan serangkaian mengenai masalah tersebut
paling rendah terjadi pada aspek pendidikan diatas, maka sudah selayaknya satuan pendidikan
(57,68), pendapatan rumah tangga (62,04)” dan para pelaku edukasi di Indonesia-Nusantara
ungkapnya. untuk mereviews ( mengkaji ulang ) secara
bertahap dan komprehensif bagi kemajuan edukasi
Sejumlah anak cerdas masih minim perhatian dari dan peningkatan sumber daya insani. Artinya
pemerintah dan pendidik, Sekjen Asosiasi Anak dengan adanya gerakan bersama untuk melakukan
Cerdas dan Berbakat Istimewa Nasional renovasi, reformasi, redefinisi, reengenering proses,
(AAC BIN), Amril Muhamad menyatakan maupun reorientasi terhadap pilar-pilar teoritis dan
(kompas, 24/2/2010) mengatakan : ” Jika pun ada, konseptual pembelajaran, pengembangan kreatifitas
proses pembinaan itu tidak sesuai dengan guru dan siswa, mendesain kurikulum yang dapat
kecepatan pikiran anak cerdas berbakat sehingga menjawab tantangan realitas social dimasa depan,
potensi yang ada tidak teraktualisasikan dengan agar supaya siswa lebih mampu berkembang
baik. Karena kebutuhannya tak terpenuhi, anak dengan kreatif dan berkarya melalui metacognition
gifted (berbakat istimewa) kerap diangap masalah. (metakognitif). Metakognitif tersebut merupakan
Guru hanya melihat masalah, mereka tanpa melihat keterampilan siswa dalam mengatur dan
penyebab. Jadi anak-anak stress dan hasil mengontrol cara proses berpikir maupun
belajarnya jelek “. Ungkapnya. Lebih lanjut ia bertindaknya.
mengatakan anak cerdas dan berbakat di Indonesia
sedikitnya berjumlah 2,2 persen per tahun dari Hubungan pembelajar sejati, manusia unggul,
jumlah usia sekolah, bahwa : “ anak cerdas belajar itu dan kualitas pendidikan dapat
berbakat istimewa adalah peserta didik yang dieksplorasi dengan pendekatan High Trust
memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf Personality (HTP), Hight Trust Comunity (HTC)
cerdas ditetapkan score IQ 130 ke atas ( dengan dengan High Trust Organization (HTO). Yang
pengukuran mengunakan skala Wechsler) dan mana HTP, HTC dan HTO itu dapat membentuk
kreativitas tinggi. Kemampuan anak cerdas HTS (High Trust Society). Hasil dari komponen-
berbakat tidak berkembang maksimal di sekolah komponen data-data tersebut hanya dapat
karena strategi pendidikan kita selama ini bersifat dilakukan dengan sebuah pengukuran kualitas
massal yang memberikan perlakuan standard pada secara berkelanjutan, ideal, cocok, komprehensif
semua siswa”. dan dikembangkan secara berkelanjutan.

Apalagi selama ini masih banyak sekolah-sekolah 1.2. Alasan Memilih Objek Penelitian
yang berparadigma penyeragaman konsep
Adapun yang menjadi alasan penulis melakukan
(keteraturan) maupun konten kurikulum, kebutuhan
penelitian memilih objek yang diteliti Guru dan
untuk mencari konsep yang cocok dengan daerah
Siswa SMA, karena :
dan wilayah diperlukan multi konsep dan adopsi
konten kurikulum terbaik secara beragam. Dimana 1. Dunia pendidikan merupakan sebuah energi
hal tersebut sesuai dengan konsep paradigma dan cikal bakal dari pembentukan kualitas
keberagaman kita yang memang sudah beragam individu, kualitas keluarga, kualitas komunitas,
dalam kesatuan dan keseragaman. Hamzah B. Uno kualitas organisasi dan kualitas suatu bangsa.

5
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
2. Masih banyaknya lembaga pendidikan di Selain mengunakan model Turbo Vision sebagai
Indonesia yang tidak dan kurang berkualitas Triger dan Driver kontennya, dalam strategi
dari sisi IPOD-nya. pelaksanaan proses penelitian ini juga
menggunakan standarisasi model alat RPET
3. Pendidikan guru SMA/SMK diasumsikan dalam langkah step by stepnya. Motode RPET ini
telah memahami parenting dan psikologi (M. Sinungan,1997 :122 ) merupakan penyelesaian
remaja yang menuju dewasa dan kematangan masalah dan teknik kendali mutu suatu proses,
manusia simulasi dan sistem program yang akan
4. Selama ini banyak alat ukur yang digunakan dilaksanakan. Motede RPET akronim dari
dalam dunia pendidikan berasal dari dunia Rencana, Pelaksanaan, Evaluasi dan Tindakan.
bisnis, dan hal tersebut belum tentu cocok
RENCANA/
dengan pegembangan kualitas Sumber Daya PLAN
Insani anak-anak Nusantara.
5. Karena secara siswa-siswi SMA/SMK
merupakan masa peralihan dari masa anak- TINDAKAN/ PELAKSANA/
ACTION DO
anak menuju masa kedewasaan atau
kemandirian yang nantinya menjadi
mahasiswa.
EVALUASI/
6. Secara edukasi anak-anak SMA/SMK CHECK
merupakan masa peralihan dari masa
pedagogic (kependidikan anak) ke masa Gambar 1.1 : Siklus Proses RPET E.Deming
andragogik (kependidikan orang dewasa). ( M. Sinangun, 1997).
Berikut konsep model delapan langkah metode
7. Kualitas lulusan pendidikan merupakan suatu
RPET yang berguna untuk program peningkatan
kebutuhan global dan daya saing bangsa
standar kualitas, produktifitas kerja maupun
dalam memenangkan persaingan global.
penelitian lainya apa yang disebut siklus RPET
1.3. Prediksi Hambatan Penelitian ( Rencana, Pelaksanaan, Evaluasi dan Tindakan).
Yang kemudian dikembangan lebih rinci serta
Dalam mencari rumusan variabelnya dan membuat detail menjadi delapan langkah efektif, sistematis,
proposal maupun kerangka penyelesaian masalah terarah, terpetakan dan mengendalikan sistem
implementasi penelitian ini, karena terbatasnya secara lebih produktif, adalah sebagai berikut :
literasi dan istilah yang relative cocok dengan 1. Menemukan persoalan;
metode yang dibuat, maka : 2. Menemukan penyebab persoalan;
3. Menemukan penyebab utama;
1. Penulis mencoba mendefinisikan istilah, dan 4. Membuat rencana penangulangan;
perangkat komponen yang akan dibahasnya. 5. Pelaksanaan;
Sebagai antisifasi dari hambatan kurangnya 6. Evaluasi hasil terhadap rencana; .
teori dan pengertian yang sesuai dengan 7. Standarisasi;
metode yang diterapkan. 8. Rencana selanjutnya.
2. Mendefinisikan dapat berfungsi sebagai 1.4.2. Teknik Pemeriksaan Data
pemberikan informasi abstraksi mengenai Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam
persamaan karakteristik yang dimiliki benda, penelitian bagian kualitatif ini berdasarkan
sifat, stimulus, objek, model, system, analogi, berbagai kriteria yang dianggap valid, shoheh,
kerangka, gejala, imajinasi, asumsi, prediktif, objektif dan faktual. Menurut Meleong (Dadang
maupun program lainnya yang dikaji secara Kahmad,2000:159) menyebutkan ada empat
berkelanjutan. Sebagai antisifasi dari kriteria yang digunakan untuk melakukan
hambatan kekurang fokusan ruang lingkup pemeriksaan keabsahan data kualitatif, yaitu :
dan pembahasan penelitian.
3. Standar bakunya baru harapan dan desain a. Derajat kepercayaan (credibility)
peneliti belum tersebar secara luas dalam Kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan
bentuk sistematis penulisannya. penelaahan data secara akurat agar
4. Membuat komfilasi berbagai teknis dan cara mencapai tingkat kepercayaan dan
pengukuran sebagai antisifasi untuk penemuannya tinggi. Dalam menentukan
mendapatkan hasil data kesimpulan secara kredibilitas ini dilakukan dengan :
valid, optimal, objektif dan menyeluruh. 1. Adanya perpanjangan waktu yang
1.4. Metode Penelitian cukup intens dan panjang
2. Sebisa mungkin pengamatannya
1.4.1. Metode RPET secara terus-menerus

6
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
3. Dilakukan dengan berulang-ulang dengan dunia nyata yang sedang berjalan. Sistem
4. Menanyakan kembali dengan sumber metode Monte Carlo ini memiliki siklus terpadu
pelaku/pelaksana terbuka dan tidak tertutup, antara rangkaian “
5. Menganalisis kasus yang kurang Model-Question-Method-Answers-Aplication
objektif dan negatif (MQ MAA)”.
6. Mengunakan bahan referensi yang
cukup banyak (supaya komprehensif) 1.5. Batasan Penelitian
7. Mengadakan chek dan ricek
Batasan masalah dalam penelitian ini, adalah
8. Divalidasi secara cross chek.
sebagai berikut :
b. Keteralihan (transferability)
Transferabilitas hanya melihat hal-hal 1. Sekalipun memiliki pola, terprogram, terkesan
yang mirip atau sejenis. Bagi penguraian teratur, terkontrol dan adanya pengendalian
yang rinci (think description). dalam penelitian ini, selama dalam konteks
c. Kebergantungan (dependability) pencerahan dan pembebasan jiwa manusia
Kebergantungan berfungsi untuk penganti bahwa metode dan perancangan yang
dari keandalan (reliability). Keteradalan dihasilkan dalam penelitian ini bukanlah
ini tercapai bila alat ukur digunakan semacam alat indoktrinasi yang melupakan
berulang-ulang hasilnya tetap sama. subtansi edukasi itu sendiri. Karena
Auditing data dilakukan sebagai mengunakan pendekatn yang menjembatani
pemerikasaan dan pengawasan data yang antara berbagai konsep-konsep yang
telah dipolakan, jika tidak valid bisa berkembang sejak lama maupun konsep-
direvisi. konsep kekinian.
d. Kepastian (confirmability) 2. Penelitian hanya membahas dan
Kepastian ini merupakan tolok ukur untuk mengidentifikasi guru ideal, profesional dan
objektifitas dari nara sumber dan dahsyat dalam melaksanaran salah satu peran
mengurangi subjektifitasnya dari input sekaligus proses, supaya ouput
stakeholder yang diteliti. pembelajaran siswa SMA/SMK yang berhasil
baik dan unggul
1.4.3. Proses Pengolahan Data Penelitian 3. Membuat standarisasi alat ukur berdasarkan
Berikut Flowchart perancangan proses penulisan tingkat kepentingan, keperluan dan keharusan
data, yaitu : dalam menunjang kualitas pendidikan.
4. Ruang lingkup perancangan pengukuran
Kerangka data Sesuaikan
masalah mikro Konsep Literatur
dan masalah
organisasi hanya untuk satuan pendidikan
dan makro nyata
SMA/SMK saja.
2. Landasan Konsep Dan Teori
Revisi dan
Penyempurnaan
Sesuaikan
dengan arah 2.1. Pengertian Konsep Turbo Vision
proses data IPOD
Arti konsep didefinisikan sebagai suatu abtraksi
mengenai persamaan dan perbedaan atau
Kriteria Data
Utama
IPOD karakteristik yang dimiliki oleh benda, baik itu
sifat, stimulus, dan variabel item atribut lainya
dijadikan dasar menjadi pendeskripsian,
Validasi data
Internal organisasi
pendefinisan, pengelompokan, pengambaran,
permodelan, pensisteman, dibedakan dan
dikomparatifkan, serta diberi label atau nama
Gambar 1.2 : Proses Validasi Data Primer Dan tertentu sesuai persepsi penulis atau berdasarkan
Sekunder objek-objeknya. Menurut S. Hamid Hasan (1995,
Rusyai Padmawidjaya, 1995: lampiran laporan)
Mengenai kepentingan factor internal maupun menyebutkan mengenai atribut suatu konsep dapat
eksternal secara kuantitatif dan kualitatif akan saja menjadi atribut konsep lainnya, tetapi setiap
diidentifikasi datanya dari survey langsung, konsep memiliki atribut yang secara keseluruhan
kuisioner dan wawancara dengan multiobjek berbeda dari konsep lain dalam jumlah dan
stakeholder penelitian. Bahkan akan disesainkan terkadang dalam istilah//label yang digunakan
sebuah alat ukur yang cocok dengan system untuk atribut tersebut. Setiap atribut memiliki fakta
organisasi sekolah dan budaya pendidikan yang dikembangkan dari data.
nasional yang unggul serta berkelanjutan.
Landasan kaji tindak ini mengunakan konsep Turbo
1.4.4. Pendekatan DTR ( Distance To Reality) Vision. Konsep Turbo Vision sebetulnya berasal
Pendekatan rancangan DTR atau lebih dikenal dari sebuah pemograman computer yang berbasis
sebgai method the Monte Carlo adalah sebuah Pascal, tetapi penulis mencoba untuk mengadaptasi
pendekatan yang powerfull antara konsep teori untuk merancang sebuah program peningkatan

7
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
profesionalisme guru dahsyat supaya menghasilkan Bahwa programmer (guru) objek atau siswa
program pembelajaran siswa unggul. Artinya input dipandang sebagai sebuah mangga. Dalam
dan ouputnya minimal sama bahkan ouput hasil analoginya menurut cara pemograman terstruktur
pembelajarannya harus lebih tinggi dari input. gaya lama, sang programmer akan mendeklarasikan
Pemograman ini berorientasi objek, karena semua beberapa variable untuk mengambarkan buah
elemen turbo vision dibentuk oleh OOP (Object manga tersebut. Contohnya : misalnya sebuah
Orientasi Programming). Artinya program yang variable W1 untuk menyatakan warna kulitnya,
dirancang berorientasi pada objek hal yang W2 untuk warna daging buahnya, B untuk
diharapkan tersebut diselaraskan dengan OOV (visi beratnya, P untuk luas permukaannya, dan
yang berorientasi objek) dalam jangka waktu seterusnya. Jadi masing-masing bagian dari buah
pendek dan menengah. manga itu direpresentasikan dalam variable-
variabel terpisah. Agar supaya mudah dikenali,
Menurut Michael Yamin dan Petrus Rudy dievaluasi dan dimodifikasinya.
(1993:2), menyebutkan bahwa secara garis besar,
objek tubo vision itu meliputi data (variable, Konsep Turbo Vision ( Michael Yamin & Petrus
konstanta, dll), prosedur, fungsi dan hubungan Rudy , 1993 : 3) memiliki beberapa elemen dasar
dengan satu dengan lain, yang pada akhirnya yang merupakan sebagai pondasi dari setiap
menghasilkan elemen tipe baru. Dengan kata lain aplikasi Turbo Vision yang dilaksanakan dan
objek adalah pembentukan struktur data baru. diprogramkan. Berikut ketiga elemen dasar dalam
Turbo Vision, yaitu :
Konsep turbo vision dan elemen-elemen
pembentuk objeknya, memiliki tiga prinsip dasar a. Views ( tampilan visi utama), artinya semua
utama ( Machael Yamin & Petrus program yang dapat dilihat langsung dilayar
Rudy : 1993), yaitu : secara sekaligus disebut layar view. Yang
biasanya dibuat dalam group, subgroup, atau
a. Encapsulation subview. Group yaitu suatu view yang
(pengkapsulan=pembungkusan), adalah disatukan dari beberapa view yang hampir
langkah dimana dilakukan pengkombinasian sama atau sejenis dengan view lainya.
data dengan berbagai prosedur dan fungsi yang b. Event (kejadian interaksi antar unit dan
berhubungan dengannya. Berbagai prosedur elemen), artinya suatu interaksi antara user
dan fungsi yang dikaitkan dengan datanya itu (pemakai/penguna program) dengan program
dikenal dengan istilah Method (metode). Hasil yang tersedia atau di implementasikan. Ketika
dari kombinasi yang dilakukan inilah yang program dipakai user, maka program akan
disebut Objeck (objek), yang merupakan data memberikan reaksi sesuai dengan yang telah
baru. ditentukan pada setiap aksi yang dilakukan
b. Inheretance (penurunan sifat), merupakan ciri oleh seorang user
khas pemograman OOP, yang tidak terdapat c. Engine (mekanisme dan sistem), engine
pada pemograman OOP, yang tidak terdapat tidaklah memiliki interaksi secara langsung
pada pemograman gaya lama. Langkah ini dengan user dan bekerja dibelakang layar saja.
bertujuan membentuk obyek baru yang Engine inilah dalam operasi sistem yang
memiliki sifat lama atau mirip dengan objek melakukan perhitungan, pengolahan data,
yang sudah ada sebelumnya. Dalam hal ini analisa data dan mekanisme lainnya. Engine
dikenal adanya objek induk (ancestor) dan disini berperan sebagai mute object (objek
objek anak (descendant). Sifat objek induk bisu), karena elemen tersebut tidak berinteraksi
diturunkan pada objek anaknya, dan pada langsung dengan user (pengunanya).
gilirannya, masing-masing objek anak dapat Konsep Pendekatan berorientasi objek dapat
diturunkan lagi menjadi objek anak lainnya, diterapkan pada tahap analisis, perancangan,
demikian seterusnya. Setiap terjadi perubahan pemograman, dan pengujian perangkat yang
pada objek induknya, perubahan itu akan diimplementasikan dalam sebuah sistem.
dibawa terus sampai anaknya. Susunan objek
induk dengan objek anaknya disebut sebagai Sistem manajemen OOP mempunyai karakteristik
Hirarki Struktur Objek. dan sifat-sifat ( dalam Ade Hendraputra, editor,
c. Polymorphism, adalah suatu aksi yang 2009 :51) adalah sebagai berikut :
memungkinkan pemograman menyampaikan
pesan tertentu keluar dari hirarki objeknya, a. Abstraksi, adalah prinsip untuk
dimana objek yang berbeda memberikan merepresentasikan dunia nyata yang kompleks
tanggapan/respon terhadap pesan yang sama menjadi satu bentuk model yang lebih
sesuai dengan sifat masing-masing objek. sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek
Adapun konsep dan model OOP ini memiliki lain yang tidak sesuai dengan permasalahan
perbedaan pemograman terstruktur dengan teknik yang terjadi.
OOP, yaitu sebagai berikut ini :

8
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
b. Enkapsulasi, adalah pembungkusan antribut Jika sistem turbo vision disesuaikan dengan sistem
data dan layanan-layanan (operasi-operasi) otonomi pendidikan yang sesuai tata aturan yang
yang dipunyai objek, yang berfungsi untuk ada secara utuh, maka sistem tersebut dapat
menyembunyikan implementasi dan objek, direenginering mengenai programnya bagi
supaya objek lainnya tidak mengetahui cara perbaikan dengan berbasis management turbo
kerjanya. vision for school. Berikut beberapa keputusan
c. Pewarisan (inheritance), adalah sebuah program yang dapat disusun secara internal bagi
mekanisme yang memungkinkan satu objek peningkatan ouput peserta didiknya lebih sesuai
mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan dengan perubahan masyarakat kedepan.
objek lain sebagai bagian dari unit sistem Sistem edukasi yang benar menurut Hidayat
dirinya. Nataatmadja (1994:108) berarti harus tegaknya
d. Reusability, adalah pemanfaatan kembali objek perimbangan antara pendidikan dan pengajaran.
yang sudah didefinisikan untuk suatu solusi Walaupun ada semacam kesulitan dalam
lama bagi menyelesaikan permasalahan lain merumuskan asas keseimbangan itu, karena ada
yang melibatkan objek lainnya. semacam persaingan antara keduanya. Padahal
e. Generalisasi dan specialisasi, adalah suatu keduanya berfungsi untuk :
hubungan yang ditunjukan antara kelas khusus 1. Pendidikan mensyaratkan hubungan personal
dan objek yang umum atau sebaliknya yaitu tepa salira dan empati antara murid dan guru,
hubungan kelas umum dan objek khusus yang sedangkan pengajaran dirasakan oleh sang
diperbaharui. guru akan lebih efektif kalau hubungan
f. Komunikasi antar objek, komunikasi antar persoalan tersebut dikurangi.
objek tersebut dilakukan lewat berbagai pesan 2. Pendidikan berarti “membuka keelingan”
(message) yang dikirim melalui satu objek ke sang murid, sedangkan pengajaran “
objek lainnya. memberikan sesuatu “ pada sang murid.
g. Polymorphism, artinya kemampuan suatu 3. Pengajaran bisa dimasalkan, melalui modul-
objek untuk digunakan dalam berbagai tujuan modul praktis, sendangkan pendidikan tidak
maupun keperluan yang berbeda dengan nama bisa dimasalkan atau dimodul-modulkan.
yang sama sehingga menghemat baris atau Menurut Burki et al (1999 : 57; M.Sirozi, 2007:
menu program. Yang dilakukan dengan 235) dalam era otonomi pendidikan dan
perampingan suatu menu atau fungsi. disentralisasi pendidikan, ada jenis-jenis keputusan
2.2. Daya Turbo Vision Dengan Sistem jangka pendek maupun jangka panjang yang
Pendidikan berkaitan dengan asumsi dasar inovasi dan
Seperti telah banyak ditulis dalam berbagai dimensi peningkatan pemberdayaan pendidikan di satuan
dan kaitan lainnya, bahwa pendidikan menurut pendidikan sekolah untuk keberhasilan program-
UNESCO memiliki empat pilar utama, yaitu : programnya, memilki empat jenis elemen, yaitu :
belajar untuk tahu, belajar untuk berbuat, belajar
untuk jadi dirinya, dan belajar untuk hidup No Jenis Bentuk Rincian
bermasyarakat. Keempat pilar tersebut dapat Keputusan Keputusan
dijadikan dan sedang dijalankan sebagai pondasi 1 Organisasi Sekolah yang
bagi terselengaranya input sekaligus proses Pembelajaran ditempuh oleh
pembelajaran siswa di satuan pendidikan yang ada. siswa
Walaupun ada yang sepenuhnya, sebagian atau Waktu
belum sepenuhnya dijalankan oleh sekolah- pembelajaran
sekolah. Pilihan buku teks
Menurut penulis (2016) bahwa dari setiap uraian Isi kurikulum
karakteristik sistem paling sederhana sampai Metode mengajar
karakteristik menu lebih rinci, setiap object dapat 2 Managemen Pengangkatan dan
dikenali dengan baik lewat validasi dan verifikasi Personil pemecatan Kepala
perancangan proses sistem yang akan dianalisis, Sekolah
diimplementasikan, diperbaiki, maupun Pengangkatan dan
direenginering (direkayasa ulang secara radikal). pemecatan guru
Tetapi hal tersebut tentunya tergantung dari biaya Penentuan dan
yang tersedia secara efisiennya, bagaimana?. penambahan gaji
Walaupun penulis sendiri dalam penelitian ini tidak guru
akan membahasnya masalah biaya efisien bagi Penentuan tangung
sekolah tersebut. Karena masalah biaya jawab guru
pengelolaan dan kemampuannya sangat berbeda- Penentuan
beda disesuaikan dengan visi misi dan jumlah pemberian in-
siswa, jumlah guru dan program yang dibuat. service training
3 Perencanaan Mendirikan dan

9
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016

Dan Struktur menutup sekolah mesin manusia dan computer hayati adalah Allah
Memilih program Tuhan YME. Berikut perbandingan antara
sekolah computer mesin dengan computer hayati, yaitu :
Mendefinisikan
materi Komputer mesin Komputer hayati
pembelajaran Keyboard (input) Rekaman dari
(course content) Monitor (output) Pancaindera (input)
Merancang ujian Hardisk Hasil Mengindera
untuk memonitor Software (output)
performa sekolah Operating System Seluruh Sel Tubuh
4 Sumber Daya Pengembangan Pikiran dan Perasaan
perencanaan Hati Nurani
perbaikan sekolah Tabel 2.2 : Komputer Hayati dan Komputer mesin
Pengalokasian (Erbe Sentanu 2008:29)
anggaran personil Agar computer bekerja degan sempurna, diperlukan
Pengalokasian hardware dan software yang baik. Jika
anggaran non computernya tidak sinkron dan kurang beres, bisa
personil jadi sofwarenya atau programnya yang buat
Pengalokasian mungkin kena virus dan programnya tidak cocok
sumber daya untuk (incompatible), atau mungkin datanya terlalu berat
in-service training perlu dipindahkan kepada yang kosong (dari drive
Tabel 2.1: Otonomi dan Disentralisasi Pendidikan atau folder-folder yang ada di C ke drive D
Burki et al (1999 : 57; M.Sirozi, 2007: 235) misalnya ), dihilangkan (delete), dirapikan dan
Dengan adanya sebuah perancangan kanji tindak dirawat dengan anti virus baru (defrag).
reengineering program dengan metode IPOD Sekalipun antara computer mesin dan computer
Scoring Management dalam dunia pendidikan hayati memiliki persamaan sistem, tetapi computer
formal, dapat mengurangi kecenderungan sistem hayati memilki kehebatan dan keunikan lain yaitu
kepada pengajaran semata yang justru dapat dapat menilai dirinya sendiri dan dapat
meningkatkan kualitas dari Input, Proses, output mengembangkan dirinya sendiri secara otomatis
bahkan dampaknya. Agar supaya antara isi kepada puncak-puncak Himalaya (puncak tertinggi)
pendidikan dan pengajaran dapat dirumuskan kreativitas. Sedangkan computer mesin tidak,
secara lebih berimbang dan memenuhi kebutuhan karena membutuhkan operator yaitu manusia
perkembangan waktu dan keseimbangan global sendiri.
yang orientasinya sesuai dengan KHAMS 2.3. Pengertian Berbagai Guru, Guru
(Kewajiban dan Hak Azasi Manusia Seutuhya). Profesional Dan Guru Lainya
Penjelasan Objek Input dengan objek proses dalam 2.3.1. Guru Ideal, Profesional dan Dahsyat
penerapan, perancangan dan evaluasi program yang a. Pengertian Guru
berjalan tidak boleh terpisah atau dijalankan secara Pengertian guru menurut undang-undang guru
parsial, karena akan menggangu antara keduanya. dan dosen No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1
Hasil sebuah ouput berkualitas sangat tergantung mennyebutkan (www.kompetensi.info.com ,
dari input dan proses, output dalam dunia edukasi diakses, 6/2/2016) bahwa guru adalah
adalah dampak dari seberapa baik dan tepat pendidik professional dengan tugas untuk
pembuatan dan pengendalian kualitas sebuah mendidik, mengajar, membimbing,
perencanaan input maupun prosesnya. Agar mengarahkan, melatih, menilai dan
dampak yang dihasilkan sangat dahsyat dan sesuai mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
harapan semua stakeholder internal maupun anak usia dini jalur pendidikan formal,
masyarakat yang lebih luas. Maka dengan metode pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
turbo vision tersebut dapat mematangkan Presiden Pertama sekaligus proklamator RI
pembuatan program input maupun proses yang yaitu Ir. Soekarno, mengatakan bahwa : “
akan dijalankan. Seorang Robert Galvin, Chairman guru bukan penghias alam tetapi membentuk
Motorola mengatakan bahwa : “ manusia adalah manusia”. Maksudnya bukan hanya menjadi
produk hi-tech tercangih “. sekedar hiasan sekolah tetapi dapat
Hubungan antara turbo vision program OOP mesin membentuk dan meningkatkan kualitas diri
dengan Turbo vision program OOP manusia manusia dengan segala pontensinya.
adalah input, proses dan ouputnya diibaratkan dan Guru menurut Syaeful B. Djamarah (2000: 42)
dianalogikan seperti apa yang ditulis Erbe Sentanu. adalah spiritual father atau bapak rohani bagi
Menurut Erbe Sentanu (2008:29) antara system seorang anak didik. Ia-lah yang memberikan
computer dengan computer hayati, objeknya santapan jiwa ilmu, pendidikan ahlaq, dan
hampir relative banyak kesamaan, walaupun membenarkannya, maka menghormati guru
pembuatnya yang berbeda yaitu jika computer berarti menghormati anak didik kita,

10
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
menghargai guru berarti penghargaan terhadap Guru terbaik yang berdasarkan moral
anak-anak kita, dengan guru itulah mereka pancasila itu menurut L.L. Pasaribu dan B.
hidup dan berkembang, sekiranya setiap guru Simandjuntak (1983: 104-105) memiliki sifat
itu menunaikan tugasnya dengan sebaik- yang antara lain : “ memiliki
baiknya. Bahkan iapun memberikan motto bagi pandangan moral Pancasilais, memiliki prinsip
hubungan erat guru dan anak didiknya, yaitu : didaktik, tidak otoriter (demokratis),
“ guru cerminan pribadi yang mulia, anak didik menyediakan bahan pembelajaran,
cerminan pribadi yang dinamis, keduanya menyesuaikan metode pembelajaran,
berada dalam proses interaksi edukatif dalam menghormati keragaman kecerdasan anak,
pembinaan pribadi yang paripurna “. mengenali pribadi anak, memiliki kesehatan
Lain halnya pendapat dari seorang sastrawan mental, selalu siap sebelum mengajar,
wahid dan sang “ Special One” Nusantara berhubungan dengan orang tua murid “.
yang bernama Pramoedya Ananta Toer dalam Guru idaman itu adalah seseorang yang harus
novel tipisnya yang berjudul “ Bukan Pasar memenuhi syarat utama yaitu kepengasuhan,
Malam”, tentang seorang guru : “ seorang cinta anak, cinta mengajar, creative inovatif
guru adalah kurban, kurban untuk selama- dan mentransfer ilmu, berpikiran terbuka,
lamanya. Dan kewajibannya terlampau berat, mempunyai pandangan yang luas akan materi
membuka sumber kebajikan yang tersembunyi pelajaran yang akan diajarkan, keteladanan,
dalam tubuh anak-anak bangsa “. bermoral baik, sebagai role model bagi peserta
Guru menurut Rio Febrian (Majalah didiknya, berbahasanya dapat dimenggerti,
Guruku,2009:28, Rohmandar,2016) adalah mempunyai visi misi sekaligus tujuan tentang
mereka yang bisa menjadi sahabat, dan bisa mengajar dan Kepemimpinan.
jadi guru yang dapat memahami karakter Profil guru ideal menurut Syaeful B. Djamarah
murid. Selain itu juga agar bisa sama-sama (2000:42) adalah sosok yang mengabdikan diri
membuat sesuatu untuk memajukan generasi berdasarkan panggilan jiwa, panggilan hati
mendatang. nurani, bukan karena tuntutan uang belaka,
Adapun mengenai hak, tugas, kewajiban, yang membatasi tugas dan tangungjawabnya
promosi, pembinaan, sertifikasi, kewenangan sebatas dingding sekolah. …Guru yang ideal
lainya sebagai pendidik dan tenaga selalu ingin bersama anak didiknya didalam
kependidikan telah diatur dalam undang- dan diluar sekolah.
undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, b. Guru Ideal
yaitu mulai pasal 39-44. Berikut beberapa Maka guru ideal yaitu guru yang memiliki
pasal dan ayat yang berkaitan dengan materi sikap profesionalisme kerja dan memilki
penelitian ini, yaitu tentang tugas dan kehebatan, keungulan, unik, membuka jalan
kewajiban sebagai pendidik, adalah : kelebihan siswanya dan bergerak dengan
Pasal 39 : prosedur yang flexibel.
1. Tenaga kependidikan bertugas Pengertian dan persepsi guru ideal menurut
melaksanakan administrasi, pengelolaan, seorang penulis dan penyanyi Theresia Ebenna
pengembangan, pengawasan, dan Erezia ( Majalah Guruku :29) adalah guru yang
pelayanan teknis untuk menunjang proses tidak hanya sekedar memberi pengetahuan,
pendidikan pada satuan pendidikan. tetapi bertukar pengetahuan. Sedangkan guru
2. Pendidik merupakan tenaga professional yang baik adalah guru yang tidak pernah bosen
yang bertugas merencanakan dan menerima pertanyaan dari muridnya, lalu
melaksanakan proses pembelajaran, terbuka. Guru terbuka maksudnya sikap siap
menilai hasil pembelajaran, melakukan menerima segala perubahan ilmu. Karena
pembimbingan dan pelatihan, serta semesti guru adalah orang yang bijaksana.
melakukan penelitian dan pengabdian Kalau memang memiliki ilmu untuk dibagi,
kepada masyarakat, terutama bagi guru tersebut, seharusnya tidak hanya share
pendidik pada perguruan tinggi. knowledge, tetapi juga memberikan perspektif
Pasal 40 ayat 2 : “ pendidik dan tenaga pada satu hal.
kependidikan berkewajiban : Menurut Syaeful B. Djamarah (2000:43-48)
a. Menciptakan suasana pendidikan bahwa guru itu memiliki peran sebagai
bermakna, menyenangkan, kreatif, korektor, inspirator, informator, organisator,
dinamis, dan dialogis motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing,
b. Mempunyai komitmen secara professional demonstrator, pengelola kelas, mediator,
untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan supervisor, evaluator.
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik Hubungan Guru dengan murid adalah dwi
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai tungal relasi kemuliaan, Imam Al-Ghazali
dengan kepercayaan yang diberikan mengatakan dengan sebuah perumpamaan
kepadanya. (F.H. Sulaiman :1986), bahwa : “

11
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
perumpamaan guru dengan murid adalah bantuan ini dibatasi sedikit mungkin dan
bagaikan ukiran dengan tanah liat dan bayang- menghindarkan dari ketergantungan pada
bayang dengan sepotong kayu. Maka orang lain, menemukan cara kreatif untuk
bagaimanakah tanah liat itu bisa terukir indah, mendorong semua anak mengambil bagian
padahal ia adalah material yang tidak sedia dalam semua aktivitas, menawarkan beberapa
diukir dan bagaimana pula bayang-bayang itu pilihan dimanapun memungkinkan,
menjadi lurus, sedang kayu yang tersinar itu mengunakan berbagai alat bantu visual yang
bengkok “. harganya murah dan berbeda-beda lain yang
c. Guru Professional sesuai kebutuhan anak dan mengenal berbagai
Seorang Peter Blau dan W. Richard Scott cara untuk mengakses dan mencatat kemajuan
(1965; Abdul Rahmat :2010:106) pengertian peserta didiknya.
professional, yaitu : professional service Ia juga menyebutkan dan menyimpulkan
….requires that the [professional] maintain bahwa sikap dan perilaku guru yang
independence of judgement and not permit the professional itu adalah 4 MP. Artinya,
client’s wisher as distinguished from their pendidik professional senantiasa bersikap dan
interests to influence his decision”. berprilaku sebagai model, motivator,
Jika mengacu kepada pengertian diatas, modalitas, multiply (banyak peran) , dan
rasanya dalam kondisi sekarang ini jumlah persistence (memiliki kesunguhan dan
guru professional sangatlah kecil jumlahnya bersunguh-sunguh).
dalam edukasi yang dijalankan Indonesia- Seorang intelektual kiri, Ivan Illich (2000:129)
Nusantara. Sekalipun pada akhir tahun 2015, membuat analogi mengenai pendidik-pendidik
pemerintah menargetkan 2,7 juta guru telah professional, ia menuliskan : “ Ketika para
tersertifikasi professional. Tetapi kenyataannya warga mempunyai pilihan-pilihan baru serta
proses sertifikasi guru banyak yang tidak kesempatan-kesempatan baru untuk belajar,
semestinya, seperti ada guru bersertifakat keinginan mereka untuk mencari pemimpin
professional mengunakan sertifikat palsu atau juga semakin besar. Bisa diduga bahwa mereka
hasil dari membeli untuk mencukupi nilai mengalami secara lebih dalam baik
forto folionya. Bahkan ada yang mengunakan kemandirian maupun kebutuhan mereka akan
sertifikat orang lain. Jadi cara bimbingan. Ketika mereka dibebaskan dari
mendapatkannya pun ada yang tidak sesuai manipulasi oleh orang lain, mereka belajar
dengan cara-cara profesionalisme sebagai memetik keuntungan dari disiplin yang telah
pendidik, seharusnya profesionalisme tersebut diperoleh orang lain dalam masa hidupnya.
harus murni mendapatkannya yaitu dengan Pendidikan (edukasi, pen) yang membebaskan
karya nyata tentunya bukan dari hasil dari orang dari sikap mendewakan sekolah
manipulatif. seharusnya meningkatkan-dan bukan
Tetapi faktanya cukup menyedihkan dan menghambat-pencarian orang yang
memilukan mengenai dunia pendidikan kita mempunyai kearifan praktis yang bersedia
saat ini, dalam Kompas (22/3/2016) untuk mendukung pendatang baru dalam
menyebutkan ada seorang Rektor sekolah upayanya memperoleh pendidikan. Ketika
Tinggi PGRI memakai gelar Doctor palsu sang guru (master) tidak lagi mengangap
seperti apa yang terjadi di Kupang NTT. Jelas dirinya sebagai sumber informasi atau model
gejala tersebut berdampak buruk terhadap keterampilan yang lebih hebat, anggapan
ouput hasil tujuan dari cita-cita kualitas mereka bahwa mereka mempunyai kearifan
edukasi nasional. hebat lalu akan mengandung kebenaran “.
Menurut Hidayat seorang ahli pendidikan UPI Profesionalisme guru menurut ia (Ivan Illich),
Bandung (Pikiran Rakyat, 2015 : 18) bukanlah professional seperti tindakan atau
menegaskan pengertian pendidik professional mirip sebagai penjaga gerbang sekolah,
itu memahami beberapa keragaman sesuai pemandu museum, pemandu senam, atau
kebutuhan anak-anak yang berbeda dengan seperti tenaga penjaga perpustakaan biasa.
sejumlah pekerjaan yang standarnya berbeda, Pendidik professional itu menurut penulis
menghargai prestasi yang dicapai oleh anak adalah seorang guru yang menguasai prinsip-
secara individual tanpa membandingkan prinsip dasar pendidikan dan perkembangan
dengan prestasi yang dicapai oleh anak-anak siswanya, didaktif, metodik, isi kurikulum atau
lain, bisa mengunakan berbagai metode bahan materi pembelajaran yang akan
termasuk kerja kelompok, dengan kerja disampaikan, mengetahui sistem sekolah, dapat
kelompok yang berbeda-beda, menangapi membedakan prinsip-prinsip gaya belajar
secara sensitive proses belajar didalam kelas, siswa aktif dan pasif, mampu membuat
tidak mengikuti materi kurikulum secara kaku, metode, mampu mengevaluasi pembelajaran
memberi bantuan ekstra yang diperlukan anak didiknya, dan mampu menerapkannya
individu dan kelompok kecil. Akan tetapi, teori dan praktik dalam penyampaian proses

12
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
pembelajaran mata pelajaran yang ditugaskan reaksi dukungan pada siswa, memiliki
dan diembannya kepada peserta didiknya dan manajemen pengelolaan kelas yang baik.
memiliki sikap dan sifat kepemimpinan bahkan Adapun keterampilan dan kecakapan khusus
bisa mentransformasi kepada anak didiknya yang wajib dimiliki seorang guru menurut
secara ikhlas melalui berbagai media yang Freddy F. Syukur, diantaranya : dapat
tersedia. berbicara didepan umum/public, memiliki ilmu
d. Guru Hebat dan Dahsyat psikologi, memiliki pengendalian diri (self
Maka guru hebat dan dahsyat itu adalah control), ilmu parenting (tentang mendidik
seorang guru yang dapat mengantarkan semua anak), memiliki Hypno-teaching dan NLP
potensi anak didik yang biasa-biasa aja (Neuro- Linguistic Programming).
menjadi siswa yang sukses, cerdas, Menurut Freddy F. Syukur (2011:40-49) untuk
berkemampuan mantap dan berprestasi menjadi guru dahsyat diperlukan kriteria
menjadi super juara bagi dirinya sendiri, berikut ini, yakni : bertaqwa kepada Tuhan,
lingkungannya, keluarganya, dan masyarakat cinta mengajar, passion ( cinta akan
sekitar sesuai kelebihan keterampilan dan pekerjaannya), mempunyai visi dan idealism
kemampuannya. Artinya guru ideal, yang jelas, berdisplin tinggi, mau belajar lagi
professional dan dahsyat itu menurut penulis dan selalu memperbaharui pengetahuan ( up to
adalah seorang pendidik atau pelatih yang date), dapat bersikap tegas atau asertif,
berdedikasi tinggi, berintegritas, menjadi motivator dan tak sungkan
berpengetahuan luas, berkomitmen terhadap memberikan pujian, bijaksana, menjadi mitra
antisifasi perubahan progresif dan masa depan, dan mediator.
membuka potensi kecerdasan dan kelebihan Adapun dalam praktiknya, seorang guru antara
individu siswanya, mengarahkan anak mendidik dan mengajar memerlukan
didiknya kepada pencapaian cita-cita (visi misi sinergistas metode penyampaian. Karena
hidupnya), multikultural, memahami tata tertib mendidik dengan mengajar pun memiliki
mengajar, melaksanakan etika guru, dinamis, subtansi yang memilki perbedaan. Perbedaan
kerjasama (teamwork), damai dengan dirinya tersebut menurut Hidayat Nataatmadja
sendiri, dapat berkolaborasi dalam mengajar, (1994:107-108) bahwa edukasi itu sebagai
memfasilitasi hubungan antar stakeholder dan satu kesatuan antara pendidikan dan
memiliki sifat kepemimpinan. pengajaran, maka pendidik adalah suatu upaya
Sosok guru yang baik diera globalisasi untuk membebaskan si murid dari berbagai
sekarang ini menurut Agus Hermawan perangkat taqlid agar si murid mengenal
(2008 :31-32) adalah guru yang juga bisa dirinya sebagai hamba Allah dan Khalifatullah
belajar dari muridnya. Ini menunjukan bahwa di bumi. Sedangkan mengajar adalah
seorang guru haruslah memiliki kemampuan memberikan berbagai syariat keilmuan dan
berempati, menjadi pendengar yang baik dan keterampilan, yang dapat dipakai oleh si murid
bisa menjadi fasilitator bagi anak didiknya dalam praktik kehidupannya kelak, sehingga
dalam memecahkan problema mereka sendiri. mereka berhasil menjadikan dirinya sebagai
Hal tersebut sejalan dengan perubahan manusia-manusia berilmu. Maka istilah
paradigma pembelajaran dari mengajar edukasi lebih baik daripada pendidikan seperti
(teaching) menjadi belajar (learning) dan dari sekarang ini, karena secara filsafat dan
teacher centered menjadi student centered. subtansinya sangat berbeda, Edukasi lebih
Paradigma ini menuntut kerja keras guru dalam mendekati kepada pengembangan Sumber
memberikan edukasi (pendidikan dan Daya Insani (SDI) dan Pengembangan Harkat
pengajaran terbaik) agar mampu dan Martabat Manusia (PHMM), sedangkan
mengembangkan diri dan siap terjun di pendidikan lebih identik dan berpasangan
masyarakat. Paradigma baru ini juga menuntut dengan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti
adanya pergeseran peran guru. Dahulu guru sekarang ini yang dijalankan.
satu-satunya sumber informasi pengetahuan 2.3.2 Ruang Lingkup Komptensi Guru Plus
tetapi sekarang guru diharapkan lebih banyak Pengertian kompetensi atau kemampuan
peran sebagai fasilitator. menurut R.M. Guion (Spencer and
Gilbert H. Hunt dalam bukunya Effective spencer,1993:9; Hamzah B. Uno, 2007)
Teaching menyebutkan dan menuliskan sebagai karakteristik yang menonjol bagi
( dikutif Freddy F. Syukur, 2011 :27-29) seseorang dan mengindikasikan cara-cara
bahwa guru yang baik itu harus memenuhi berprilaku atau berpikir, dalam segala situasi
tujuh kriteria, yakni : Sifat dan kepribadian dan berlangsung secara terus menerus dalam
yang baik, memiliki pengetahuan, memiliki periode waktu yang lama. Dari pendapat
bahan yang akan disampaikan, memiliki tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan
metode bagaimana mengajar, mampu adalah merujuk pada kinerja seseorang dalam
memberikan harapan, mampu memberikan

13
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran. Tetapi merekapun menyebutkan kategori
Sikap dan prilakunya. guru-guru menjadi tiga golongan, yaitu guru
Maka kompetensi guru ( David R. Stone, baik/favorit, guru killer, guru galak, guru
1982 :16; Hamzah,2007:79) merupakan teladan dan guru berwibawa. Perlukah guru
gambaran hakikat kualitatif dan prilaku guru killer dan guru galak ini diberikan perlakuan
atau tenaga kependidikan yang tampak sangat tertentu (treatment khusus) oleh pimpinan
berarti. Prilaku disini merujuk bukan hanya sekolah atau dinas terkait atau pimpinan
pada prilaku nyata, tetapi juga meliputi hal-hal yayasan bagi sekolah swasta.
yang tidak nampak. 2.3.4. Kendala-kendala atau hambatan-hambatan
Kaitan kompetensi dengan tugas guru menurut mencetak guru-guru ideal, professional
undang No. 14 tahun 2005, merupakan bidang dan dahsyat
pekerjaan khusus yang dilaksanakan Secara pribadi penulis, bahwa mengenai literasi
berdasarkan standard kompetensi sesuai belum menemukan mengenai kendala-kendala atau
bidang tugasnya dan pelaksanaan hambatan-hambatan menjadi guru ideal, menjadi
pengembangan keprofesian berkelanjutan guru professional, dan guru dahsyat tersebut.
sepanjang hayat. Sedangkan arti Tetapi mencoba menduga, mempetakan,
kompetensinya sendiri merupakan seperangkat menganalisis dan mengasumsikannya, sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang factor penyebabnya, yaitu :
harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan  Masih belum tersedianya badan penilai dan
diaktualisasikan oleh guru dalam penelusuran khusus mengenai hal tersebut
melaksanakan tugas keprofesionalan. dalam sistem edukasi nasional sampai
Menurut Nana Sudjana (1989:18; Hamzah B. penulisan ini dibuat (Februari 2015).
Uno, 2007:80) bahwa kompetensi guru dibagi  Belum adanya perpustakaan dan e-library yang
tiga bagian, yaitu sebagai berikut : memadai di sekolah ( pernahkah guru
1. Kompetensi kognitif; 2.Kompetensi bidang menyarankan dan menugaskan membaca
sikap; dan 3. Kompetensi prilaku/performance buku diperpustakaan ?). Kalaupun pernah baru
Tetapi menurut Undang-undang No. 14 Tahun sebatas menugaskan belum memberikan suatu
2005 Tentang guru dan dosen ( dari penguatan minat baca atau habbit reading.
www.informasi-pendidikan.com diakses,  Belum ada penelitian yang membahas masalah
6/2/2016) , bahwa guru berkualitas harus dan tersebut secara mendalam sementara ini
diwajibkan memiliki empat kompetensi dasar,  Masih terbatasnya informasi mengenai hal
yaitu : Kompetensi pedagogik, kompetensi tersebut
social dan kompetensi kepribadian dan  Belum adanya standar KKMM (Kriteria
kompetensi professional. Hal tersebut meliputi Kompetensi Mengajar Minimal) bagi setiap
dalam bentuk UKG (Uji Kompetensi Guru) guru, baru ada empat kompetensi dasar yang
yang sudah dilaksanakan Desember 2015 yang telah dan sedang berjalan lewat UKG (Uji
lalu. Kompetensi Guru), padahal pendidikan
Sekalipun telah dilakukan UKG (Uji berkualitas memerlukan guru yang lebih
Komptensi Guru) sebagian besar kegiatan memilki empat kompetensi dasar diyakini
pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat meningkatkan kualitas SDM/SDI di
(continuing professional development) serta Indonesia secara gradual.
sebagai bagian dari proses penilaian kinerja  Uji kompetensi guru belum menyeluruh
untuk mendapatkan gambaran yang utuh dilaksanakan pemerintah bagi guru
terhadap pelaksanaan semua standard SMA/SMK.
kompetensi, masih belum berjalan dan  Guru dahsyat masih berada dan dipersepsi
terimplementasi secara merata dan masyarakat di lembaga-lembaga pelatihan.
menyeluruh. Sedangkan prisip dasar hubungan guru dengan
Hasil dari penelitian penulis ditemukan siswa dalam melakukan transformasi proses
beberapa ciri-ciri atau karakteristik guru efektif pembelajaran secara yang efektif dan efisien (S.
(favorit) diantaranya : guru yang memotivasi, Hamid Hasan:1995), yaitu sebagai berikut :
dapat menerangkan materi mata pelajaran a. Guru adalah pengembang kurikulum yang
dengan jelas, komunikatif, perhatian, memiliki tangungjawab dan kepedulian yang
berpenampilan menarik, tidak membosankan tinggi terhadap proses belajar, kemampuan dan
(memiliki daya tarik), bermoral, memiliki etika hasil belajar siswa. Oleh karena itu proses
dan kepribadian, memberikan materi belajar siswa selalu dijadikan focus utama
pelajarannya urut (runtut) dan renyah, memberi dalam upaya guru mengembangkan
nilai objektif, disiplin, menyejukan hati, waktu keterlibatan siswa dalam kegiatan kelas untuk
datang mengajarnya selalu tepat, familiar, mencapai tujuan.
berdedikasi dan kekeluargaan. b. Guru selalu memperhatikan dan mengkaji
keadaan belajar siswa dan mampu

14
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
dengan setiap pokok bahasan bagi siswa tuntutan lingkungan.
dikelasnya (baik secara bersama maupun 3) Beragam dan terpadu
secara individual). Permasalahan yang 4) Kurikulum dikembangkan dengan
dijumpai tersebut dijadikan dasar bagi memperhatikan keragaman karakteristik peserta
perencanaan pengajaran berikutnya. didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
c. Siswa adalah Subjek dalam proses pendidikan pendidikan, tanpa membedakan agama, suku,
(edukasi) dimana siswa yang bersangkutan budaya dan adat istiadat, serta status sosial
aktif dalam mengembangkan kemampuan dan ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi
hasil belajar dirinya komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal,
d. Belajar baru terjadi jika apa yang dipelajari dan pengembangan diri secara terpadu, serta
siswa memilki keterpautan dengan apa yang disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan
sudah dimiliki sehingga kebermaknaan dalam yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
belajar tercapai 5) Tanggap terhadap perkembangan ilmu
e. Belajar baru tercapai jika hasil belajar dapat pengetahuan, teknologi, dan seni
dikembangkan lebih lanjut oleh siswa secara 6) Kurikulum dikembangkan atas dasar
hubungan horizontal (kemanusiaan dan kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan
keduniawian, pen) dan vertical seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena
( Ketuhanan dan Spiritualitas, pen). itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta
2.4. Kurikulum KTSP Dan Kurtilas Bagi Peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara
Didik SMA/SMK tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
Pelaksanaan kurikulum pembelajaran yang dan seni.
dilaksanakan masih bersifat transisi yaitu KTSP 7) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
2006 dan Kurtilas 2013, yaitu sebagai berikut : 8) Pengembangan kurikulum dilakukan
2.4.1. Pelaksanaan Pembelajaran KTSP 2006 dengan melibatkan pemangku kepentingan
Berdasarkan amanat Undang-undang Sisdiknas (stakeholders) untuk menjamin relevansi
Dan Peraturan Pemerintah untuk menjamin mutu pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
sekolah dan lulusan pemerintah telah membentuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
Badan Standar Nasinal Pendidikan (BNSP). usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
Jaminan mutu SNP yang ditetapkan melalui pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
pendekatan kurikulum satuan pendidikan yang berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
disederhanakan . akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
Berikut prinsip pengembangan, prinsip pelaksanaan keniscayaan.
Kurikulum yang telah ditetapkan BNSP RI (Badan 9) Menyeluruh dan berkesinambungan
Nasional Standar Pendidikan Republik Indonesia) 10) Substansi kurikulum mencakup
berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
pada tanggal 23 Mei 2006, yaitu sebagai berikut keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan
ini : dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua
A. Prinsip Pengembangan Kurikulum jenjang pendidikan.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang 11) Belajar sepanjang hayat
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan 12) Kurikulum diarahkan kepada proses
oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
standar kompetensi lulusan dan standar isi serta peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-
BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan unsur pendidikan formal, nonformal dan informal,
prinsip-prinsip berikut. dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, lingkungan yang selalu berkembang serta arah
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan pengembangan manusia seutuhnya.
lingkungannya 13) Seimbang antara kepentingan nasional dan
2) Kurikulum dikembangkan berdasarkan kepentingan daerah
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral 14) Kurikulum dikembangkan dengan
untuk mengembangkan kompetensinya agar memperhatikan kepentingan nasional dan
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
warga negara yang demokratis serta bertanggung harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik Negara Kesatuan Republik Indonesia.
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, B. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

15
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan Sedangkan struktur kurikulum bagi
pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai SMA/SMK/MA/MAK, yaitu sebagai berikut ini :
berikut.
 Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada 1. Struktur Kurikulum SMA/MA
potensi, perkembangan dan kondisi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi
berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X
pendidikan yang bermutu, serta memperoleh sampai dengan Kelas XII. Struktur kurikulum
kesempatan untuk mengekspresikan dirinya disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan
secara bebas, dinamis dan menyenangkan. dan standar kompetensi mata pelajaran.
 Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA
kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang merupakan program umum yang diikuti oleh
Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII
menghayati, (c) belajar untuk mampu merupakan program penjurusan yang terdiri atas
melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) empat program: (1) Program Ilmu Pengetahuan
belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, (3)
orang lain, dan (e) belajar untuk membangun Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan,
dan menemukan jati diri, melalui proses khusus untuk MA.
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan a. Kurikulum SMA/MA Kelas X
menyenangkan. 1) Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16
 Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan
didik mendapat pelayanan yang bersifat diri.
perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dan kondisi peserta didik dengan tetap dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
memperhatikan keterpaduan pengembangan keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
pribadi peserta didik yang berdimensi ke- dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
 Kurikulum dilaksanakan dalam suasana pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan
hubungan peserta didik dan pendidik yang mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
saling menerima dan menghargai, akrab, Pengembangan diri bertujuan memberikan
terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri kesempatan kepada peserta didik untuk
handayani, ing madia mangun karsa, ing mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
ngarsa sung tulada (di belakang memberikan dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta
daya dan kekuatan, di tengah membangun didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
semangat dan prakarsa, di depan memberikan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing
contoh dan teladan). oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang
 Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
pendekatan multistrategi dan multimedia, ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
sumber belajar dan teknologi yang memadai, dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
sumber belajar, dengan prinsip alam kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir
takambang jadi guru (semua yang terjadi, peserta didik.
tergelar dan berkembang di masyarakat dan 2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
lingkungan sekitar serta lingkungan alam dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur
semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
teladan). menambah maksimum empat jam pembelajaran per
 Kurikulum dilaksanakan dengan minggu secara keseluruhan.
mendayagunakan kondisi alam, sosial dan 3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45
budaya serta kekayaan daerah untuk menit.
keberhasilan pendidikan dengan muatan 4) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua
seluruh bahan kajian secara optimal. semester) adalah 34-38 minggu.
 Kurikulum yang mencakup seluruh komponen b. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII
kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program
pengembangan diri diselenggarakan dalam IPA, Program IPS, Program Bahasa, dan Program
keseimbangan, keterkaitan, dan Keagamaan terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan
kesinambungan yang cocok dan memadai lokal, dan pengembangan diri. Kurikulum tersebut
antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan. secara berturut-turut disajikan pada table dibawah.

16
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
 Muatan lokal merupakan kegiatan e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
kurikuler untuk mengembangkan uraian kegiatan sesuai silabus.
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, termasuk 2. Kegiatan Inti
keunggulan daerah, yang materinya tidak Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran,
dapat dikelompokkan ke dalam mata metode pembelajaran, media pembelajaran, dan
pelajaran yang ada. Substansi muatan sumber belajar yang disesuaikan dengan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
 Pengembangan diri bukan merupakan Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik
mata pelajaran yang harus diasuh oleh terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan
guru. Pengembangan diri bertujuan penyingkapan (discovery) dan/ataupembelajaran
memberikan kesempatan kepada peserta yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
didik untuk mengembangkan dan masalah (project based learning) disesuaikan
mengekspresikan diri sesuai dengan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta pendidikan.
didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi a. Sikap
dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu
dilakukan dalam bentuk kegiatan alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan dari menerima, menjalankan, menghargai,
diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh
konseling yang berkenaan dengan masalah aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan
dan pengembangan karir peserta didik. aktivitas tersebut.
 Jam pembelajaran untuk setiap mata
b. Pengetahuan
pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Satuan Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui,
pendidikan dimungkinkan menambah memahami, menerapkan, menganalisis,
maksimum empat jam pembelajaran per mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik
minggu secara keseluruhan. aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini
 Alokasi waktu satu jam pembelajaran memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas
adalah 45 menit. belajar dalam domain keterampilan. Untuk
 Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu,
(dua semester) adalah 34-38 minggu. dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan
2.4.2. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian
Kurtilas 2013 (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
peserta didik menghasilkan karya kreatif dan
Pelaksanaan pembelajaran merupakan
kontekstual, baik individual maupun kelompok,
implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
pendahuluan, inti dan penutup.
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
1. Kegiatan Pendahuluan masalah (project based learning).

Dalam kegiatan pendahuluan, guru: c. Keterampilan

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik Keterampilan diperoleh melalui kegiatan
untuk mengikuti proses pembelajaran; mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji,
dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan
b. memberi motivasi belajar siswa secara subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar keterampilan harus mendorong siswa untuk
dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu
internasional; melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang (discovery/inquiry learning)dan pembelajaran yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
materi yang akan dipelajari; (project based learning).
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau 3. Kegiatan Penutup
kompetensi dasar yang akan dicapai; dan

17
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik a. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga
secara individual maupun kelompok melakukan Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan
refleksi untuk mengevaluasi: pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan
hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara pengawasan dalam bentuk supervisi akademik dan
bersama menemukan manfaat langsung maupun supervisi manajerial. Pengawasan yang dilakukan
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
berlangsung; diwujudkan dalam bentuk Evaluasi Diri Sekolah.
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan 3. Proses Pengawasan
hasil pembelajaran;
a. Pemantauan
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik tugas individual maupun Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada
kelompok; dan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui
d. menginformasikan rencana kegiatan antara lain, diskusi kelompok terfokus,
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara,
dan dokumentasi.
A. Penilaian Hasil Dan Proses Pembelajaran
b. Supervisi
Penilaian proses pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian otentik (authentic Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada
assesment)yang menilai kesiapan siswa, proses, tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara
penilaian ketiga komponen tersebut akan lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan pelatihan.
belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan
c. Pelaporan
dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi
pembelajaran. proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan
untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan
Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru
keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.
untuk merencanakan program perbaikan
(remedial), pengayaan (enrichment), atau d. TindakLanjut
pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian
otentik dapat digunakansebagai bahan untuk Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam
memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan bentuk:
Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses
pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran 1) penguatan dan penghargaan kepada guru yang
dengan menggunakan alat: angket, observasi, menunjukkan kinerja yang memenuhi atau
catatan anekdot, dan refleksi. melampaui standar; dan

B. Pengawasan Proses Pembelajaran 2) pemberian kesempatan kepada guru untuk


mengikuti program pengembangan keprofesionalan
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan berkelanjutan.
melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, Sedangkan sistem penilaian yang disarankan dalam
pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan pendidikan abad ke-21 menurut Jeannette Vos yaitu
berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran sebagai berikut :
dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan
pengawas.  50 persen penilaian diri sendiri
 30 persen penilaian teman
1. Prinsip Pengawasan
 20 persen penilaian guru atau atasan.
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan
transparan guna peningkatan mutu secara 2.5. Prinsip Sistem Program Pembelajaran
berkelanjutan dan menetapkan peringkat akreditasi. Berkualitas Di Sekolah
Sistem pembelajaran standar minimal disekolah
2. Sistem dan Entitas Pengawasan (satuan pendidikan) menurut penulis (2016) itu
terdiri dari : adanya sistem dan model yang
Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala teritegrasi, memiliki visi misi organisasi, sarana
sekolah, pengawas, dinas pendidikan dan Lembaga dan prasarana penunjang yang layak, adanya guru
Penjaminan Mutu Pendidikan.

18
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
dan murid, adanya kurikulum pembelajaran, tujuan utama, yaitu : “ Pertama, ia harus
adanya perijian dari fihak terkait (azas legalitas), menyediakan bagi semua orang yang ingin belajar
memiliki dana operasional yang memadai dalam peluang untuk mengunakan sumber-sumber daya
satu tahun ajarannya, adanya evaluasi dan yang ada pada suatu ketika dalam kehidupan
pengukuran kinerja individu maupun organisasi, mereka. Kedua, ia harus mengijinkan semua orang,
adanya input dan ouput pembelaharan. Kriteria yang ingin membagikan apa yang mereka ketahui,
kualitas dari sisi guru, siswa, proses pembelajaran, untuk menemukan orang yang ingin belajar dari
prosedur dan sistem pembelajaran, metode belajar, mereka. Dan akhirnya, ketiga, sistem pendidikan
hasil ouput pembelajaran terbaik dan alat ukur yang ini memberi peluang kepada semua orang yang
tepat. Walaupun dalam dunia pengembangan ingin menyampaikan suatu masalah ke tangan
kualitas istilah manusianya itu penulis lebih masyarakat untuk membuat keberatan mereka
senang memakai istilah SDI dari pada diketahui oleh umum. Sistem semacam itu
mengunakan istilah SDM, karena SDI tidak menuntut agar jaminan pendidikan menuntut
sekularistik yang tidak hanya mengadalkan konstitusi benar-benar ditegakan “.
kekuatan diri pribadi manusianya saja semata. Maka sekolah SMA/SMK menurut Undang-
Akan tetapi manusia tentunya mengandalkan undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bagian 3
kekuatan ilahiah (ketuhanan) selain kekuatan akal pasal 18 menyatakan, sebagai berikut :
budi dirinya dalam mengemban tugas dimuka bumi
sebagai khalifahtullah. Pendidikan menengah merupakan lanjutan
Berikut beberapa tema yang berkaitan dan pendidikan dasar.
berhubungan sesuai tema yang akan dibahas Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan
dalam penelitian ini, yaitu : menengah Atas (SMA), Madrasyah Aliayah
A. Model dan Sistem Sekolah SMA (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Sekolah (School) adalah satuan pendidikan yang dan Sekolah Aliayah Kejuruan (MAK), atau
melaksanakan proses penyelengaraan sistem bentuk lain yang sejenis.
pendidikan secara formal, non formal, dan informal
dengan sumberdaya tersedia pada ruang lingkup B. Perancangan Program Pembelajaran Bagi
jenjang dan jenis pendidikan. Sekolah SMA/SMK/MA
Menurut Murni Suciwati (Pikiran Rakyat, Pengertian pembelajaran menurut undang-undang
2015 :27) menyebutkan bahwa sekolah yang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 adalah proses
diangap unggul karena input siswa unggul adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
hal biasa karena bisa dilihat dari proses belajar pada suatu lingkungan belajar. Maka peran
pembelajaran, guru dan siswa sedang berhadapan kurikulum dan proses input pembelajaran siswa
dengan siswa-siswa yang sudah pandai. Berbeda mutlak dibutuhkan dan diperlukan, walaupun
dengan sekolah yang melahirkan siswa-siswa tetap fleksibel dan tidak kaku dilaksanakan oleh
unggul, padahal asalnya siswa itu dianggap bodoh, pematerinya.
nakal, bermasalah dengan prestasi akademik biasa- Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan
biasa saja, menurut saya itulah hal yang sangat luar untuk semua yang berasal dari UNICEF (2000: 11)
biasa. Hal itu pun jarang atau tidak ditemukan yaitu :“ penyedian intervensi terpadu (kesehatan,
disekolah negeri. gizi, psiko-sosial) untuk tumbuh kembang dan
Ia memberikan pengertian sekolah unggul itu peningkatan kemampuan belajar”. Karena
adalah sekolah yang siap menerima apapun pengetahuan beralih menjadi “ kemampuan diri “,
kondisi fisik, mental, social, budaya dan agama artinya pengalihan dari yang berbasis pengetahuan
siswanya (sekolah insklusi). Sekolah ini siap ke yang berbasis kemampuan dan kompetensi
menjadi sekolah media pengembangan nyata. Kemampuan dan kompetensi tersebut
keberagaman potensi kecerdasan siswa. Disekolah meliputi reasoning kuantitatif, menyelesaikan
ini , semua siswa adalah juara, tidak ada anak masalah, pemikiran yang kritis, memilki
bodoh, tidak ada anak nakal, tidak ada anak yang kemampuan berkomunikasi, keterampilan dan
tidak berbakat apalagi diprediksi bermasa depan kecakapan hidup (life skill).
suram. Semua potensi kecerdasan siswa beragam Berikut input elemen program minimal yang
sangat diapresiasi dan dihargai sebagai bentuk dijalankan satuan pendidikan (sekolah swasta
pendidikan kemanusiaan. maupun negeri) yang diantara sebagai berikut ini :
Lain halnya menurut “ Hero Katolik Kiri” yang 1. Adanya kurikulum pembelajaran
bernama Ivan Illich (2000:99-100, 2. Adanya perencanaan pembelajaran siswa
Rohmandar,2016) yang dikenal sebagai seorang 3. Adanya metode dan alat peraga pembelajaran
intelektual humanisme radikal (Katolik kiri) dari 4. Adanya tambahan pembelajaran lokal dan
Amerika latin, Meksiko, berkelahiran Wina tahun khusus
1926. Ia memberikan ciri-ciri lembaga pendidikan 5. Adanya tempat sarana prasarana yang
yang baru. Ia menuliskan bahwa suatu sistem memadai
pendidik yang baiksetidaknya harus memiliki tiga

19
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
6. Terjadinya interaksi edukasi secara internal Pendidikan dan pembelajaran berkualitas itu
maupun eksternal artinya bukan hanya mencerdasakan dan
Maka selain dari pada elemen program diatas dapat intelektual saja, tetapi pendidikan perlu mempunyai
dikatakan pengembangan program baru dan roh yang hidup yaitu edukasi yang berfungsi untuk
penyisipan materi baru. Desain atau perancangan membebaskan, mencerahkan, dan memiliki
kerangka pembelajaran yang direncanakan perlu keunggulan spiritualitas insaninya. Untuk
sesuai dengan tujuan dari output kompetensi dan mewujudkan hasil output pendidikan yang
kurikulum yang disyaratkan. berkualitas tentunya diperlukan pengendalian-
Adapun perencanaan pembelajaran menurut pengendalian, perbaikan-perbaikan metode yang
(Hamzah B. Uno, 2007:85-88) harus melibatkan relevan, dan evaluasi-evaluasi yang tepat bagi
semua variable pembelajaran. Inti dari desain sisitem yang masih relative lemah atau berkontibusi
pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode yang tidak sinergis dengan tujuan utama
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri yang tercatum dalam
yang telah ditetapkan. Berikut dasar dari perlunya undang-undang sitem pendidikan nasional. Maka
perencanaan desain pembelajaran, yaitu : perlunya adanya konten pembelajaran yang dibuat
1. Perbaikan kualitas pembelajaran memperhatikan kecenderungan perubahan kedepan,
2. Pembelajaran dirancang dengan pendekatan kencederungan pasar global, inklusifitas dan
sistem spiritualitas agama.
3. Desain pembelajaran mengacu pada bagaimana Pengendalian proses pembelajaran merupakan
seorang pelajar bagian dari evaluasi pendidikan. Dalam undang-
4. Desain pembelajaran diajukan pada siswa undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 disebutkan
perorangan pengertian tentang evaluasi pendidikan adalah
5. Desain pembelajaran harus diajukan pada kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan
tujuan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
6. Desain pembelajaran muaranya kemudahan pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis
belajar pendidikan sebagai bentuk pertangungjawaban
7. Desain pembelajaran melibatkan variable penyelenggara pendidikan.
pembelajaran Secara umum menurut Nana S. Sukmadinata, dkk
8. Desain pembelajaran menetapkan untuk (2006:4) bahwa instrument pengendalian dan
mencapai tujuan evaluasi pendidikan ditetapkan pada ruang lingkup
C. Pengendalian Proses Pembelajaran Yang yang sama, yaitu : pengajaran, bimbingan, dan
Berkualitas manajemen pendidikan. Perbedaannya terletak
Proses Pembelajaran itu terdiri dari mengajar yang pada kegiatan pembelajaran dan fasilitas praktik.
bersifat intruksional, belajar yang bersifat Dalam hal ini, bobot praktik SMK lebih banyak.
meningkatkan kemampuan seseorang atau Dewasa ini, baik SMK, SLTP/MTs maupun
sekelompok orang, kultur dan struktur yang SMU/SMA/Aliayah menerapkan pendekatan
bersifat jembatan dan pengendalian, system yang kompetensi (life skill), tetapi segi kompetensinya
bersifat interaksi intensif antar elemen yang telibat. berbeda. SMK lebih lebih menekankan pada
Artinya keberadaan proses dan fungsi dari kompetensi (life skill) dalam bidang vokasional
pembelajaran tersebut yaitu agar setiap peserta atau pekerjaan sedangkan SLTP/MTs dan
didik (siswa) dapat memperoleh kemudahan dalam SMU/SMA pada kompetensi (life skill) akademis,
mengoptimalisasi input-proses dan ouput atau penerapan dan aplikasi ilmu dalam kehidupan
pembelajaran yang di tempuh. nyata.
Pengelolaan penyelenggaraan pendidikan sesuai Proses pembelajaran yang dilakukan, secara umum
dengan Peraturan Pemerintah no. 19 tentang biasanya dilakukan ditempat pembelajaran sekolah,
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar adalah sebagai berikut ini :
kriteria minimal, diatur oleh Peraturan Pemerintah a. Belajar Di Kelas ( Formal dan Terprogram);
No. 19 yang memberikan isi arahan tentang b. Belajar Di Luar Sekolah ( Informal dan
delapan standar nasional pendidikan, yang Lingkungan Sekitar);
meliputi: (a) standar isi; (b) standar proses; (c) c. Belajar Demontrasi hasil karya siswa dan
standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik pameran bersama;
dan tenaga kependidikan; (e) standar sarana dan 2.6. Evaluasi Kinerja Sekolah
prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar Evaluasi kinerja sekolah adalah evaluasi dan atau
pembiayaan; dan (h) standar penilaian pendidikan pengukuran kinerja target program yang telah
(Meilanikasim, 2017). direncanakan dan dilakukan dengan metode yang
Pembelajaran Kualitas artinya pembelajaran yang ditetapkan dalam periode tertentu untuk
bermutu baik, layak, memenuhi standard minimal mengetahui perkembangan maupun kemunduran
dan dapat diandalkan hasil output produk atau sebuah satuan pendidikan, bisa dalam waktu
layanannya. caturwulan, semester, tahunan dan kelipatan waktu
tertentu. Metode evaluasi dan pengukuran kinerja

20
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
dalam penelitian disini akan mengunakan analisis 5. Sukses menjadikan Knowledge Sharing
IPOD organisasi, Selajutnya akan dicek hasil sebagai budaya dalam lingkungan organisasi
masing-masing dengan alat ukur specifik seperti 6. Sukses menjadikan budaya organisasi sebagai
kriteria SETS, CASE dan RAISE selajutnya organisasi pembelajar
didokumentasikan secara total bagi IPOD 7. Efektif mengelola knowledge pelangan guna
Scorecard Management School. meningkatkan loyalitas atau nilai (value) dari
Menurut Bela H. Banathy, Instructional System stakeholder
( 1968; Rusyai Padmawidjaya, 1995) menyebutkan 8. Mampu untuk mengelola knowledge menjadi
bahwa, “Efektivitas suatu system pembelajaran nilai tambah bagi semua stakeholder
dapat diukur dengan jalan menilai seberapa besar organisasi.
pembelajaran itu memberi kemudahan belajar para
siswa memperoleh tujuan belajarnya. Efektivitas Model-model sistem diatas untuk memperkuat
komponennya meliputi : pesan, orang, bahan, alat, sebuah IPOI/MPKD satuan pendidikan sangatlah
teknik (cara, metode) dan lingkungan”. diperlukan agar IPOI Skoring Managementnya
2.7. Keterkaitan Sistem dengan Organisasi dapat memberikan perbaikan-perbaikan
Satuan Pendidikan Sekolah berkelanjutan.
Secara umum dalam mewujudkan visi misi
organisasi yang berhasil baik, setiap organisasi 3. Organisasi Pembelajaran Model Turbo
memerlukan upaya perumusan dan dokumentasi Vision Dan Hipotesis Matematisnya
program, sosialisasi, ekternalisasi, internalisasi dan
kombinasi/kemitraan. Menurut Lendy Widyana Dalam melakukan evaluasi siswa, organisasi,
(2005:31-32) bahwa setiap organisasi perlu teknologi maupun personil sekolah tentunya
menyelaraskan visi misi atau tata kelola memakai metode dan cara yang sesuai dengan visi-
pengetahuan (Knowledge Management) dengan misi dan tujuan sekolah sekolah, maka metode hal
tujuan organisasi yang dimodifikasi seperlunya leh tersebut tentu alat ukurnya harus bisa memberikan
penulis bagi penyesuaian objek organisasi edukasi penilaianya yang integral dan menyeluruh baik dari
yaitu sebagai berikut : sisi internal maupun eksternal satuan pendidikan.
Mendiagnosis Tingkat KM Akan tetapi selama ini belum memberikan sesuatu
Organisasi
yang berkualitas bagi pengembangan Sumber Daya
Mengadakan Sharing Vision Insani, bahkan prestasi IPM dan SDM Indonesia
Secara Periodik
kalah jauh dari negara-negara yang baru merdeka
Membentuk Organisasi sekalipun.
Pembelajar

Mengubah Setiap
Adapun langkah-langkah dalam mendesain dan
Knowledge Menjadi
Tindakan mengelola organisasi pembelajaran dengan
menggunakan model Turbo Vision, adalah sebagai
Mengukur Efektifitasnya
berikut :

Mengukur Efisiensi metode

INPUTANNYA
Melembagakan Solusi

Gambar 2.3. TERBAIK


Langkah Penyelarasan Visi Misi Menjadi Tindakan
(Modifikasi penulis)
Untuk mengembangkan budaya kualitas edukasi
yang baik, sebaiknya satuan pendidikan kita dapat PROSESNYA
memakai kriteria MAKE= Most Admired TERBAIK
Knowledge Enterprises ( Lendy Widyana, 2005 :
67-69) yaitu : TURBO VISION
1. Sukses menjadikan budaya
OUPUTNYA
organisai/perusahaan yang berdasarkan TERBAIK
Knowledge
2. Manajemen puncak mendukung pengelolaan
knowledge organisasi DAMPAKNYA
3. Memiliki kemampuan untuk membuat dan OPTIMAL
menyalurkan barang/jasa/solusi berbasis
knowledge Gambar 3.1 : Model Desain View Pembelajaran
4. Sukses memaksimalkan nilai modal intelektual Turbo Vision
organisasi (Rohmandar, 2016)

21
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
3.1. Kerangka Proses Belajar Mengajar Turbo Ketiga, Memahami materi pembelajaran berbasis
Vision (IPO Learning) OOP (Oriented Object Programs)
Pengertian proses belajar mengajar yaitu yang Materi pembelajaran berbasis OOP adalah sebuah
menunjukan kepada serangkaian peristiwa interaksi kerangka pembelajaran objektif yang terprogram
antara guru dan siswa secara teratur dan bertujuan dengan mengunakan metode-metode baru terbaik
dalam suatu situasi pendidikan (Abin Syamsudin yang sudah teruji dan terimplementasi secara baik
Makmun,1982 :21). dilapangan dalam bentuk-bentuk pelatihan-
Seorang Entrepreneur Sukses dan Bankir, James pelatihan pengembangan SDM, SDI, PPHMM
Riady (Campus Asia, 2009 :76, Rohmandar, 2016) (Pengembangan Peningkatan Harkat dan Martabat
menyebutkan tentang interaksi guru dan siswa Manusia) dan Pembelajaran. Tetapi konten dan
secara filosofis dengan pendekatan agama dan isinya disesuaikan dengan tingkatan siswa
spiritualitas, yaitu : “ Theocracy in education does pembelajarnya maupun muatan kurikulumnya.
not mean turning every teacher in the classroom Karena lebih menitik beratkan kepada objek
into teachers of religion.No. But it means making metode pembelajarannya bukan kepada isi materi
realize that whatever they teach should be atau sub materi pembelajaran.
integrated with their faith- a way life in which Seorang siswa yang telah mengenyam
knowledge, faith and character are integral part of a pembelajaran sejak dari pra sekolah, Sekolah Dasar
life-long process of learning. Theocracy in dan Sekolah menengah Pertama, maka ketika
education means teachers know how to integrate peserta didik masuk di SMA/SMK tentunya otak
faith, knowledge and character when teaching kepalanya telah memliki bahan pelajaran yang
history, mathematics, astronomy, sudah terisi dan tidak kosong. Isi pengetahuan yang
chemistry and any other school lesson”. ada dalam otak siswa itulah yang menjadi modal
Berikut menurut penulis mengenai serangkaian bagi individu atau seorang peserta didik untuk
beberapa proses interaksi belajar mengajar terbaik menerima pengetahuan baru yang akan
didalam kelas maupun di luar kelas serta disampaikan di SMK/SMA/ MA atau yang
lingkungan sekitarnya, yaitu : sederajatnya.
Pertama, prasyarat teknik dan persiapan mengajar Maka perode ini dan dalam waktu pembelajaran
kreatif dan efektif di kelas yang dilakukan selama di SMA dan sederajat,
Sebagai bahan untuk pengetahuan saja teknik- seorang siswa dan guru melakukan transformasi
teknik mengajar efektif dan kreatif, yang dapat pembelajaran bersama untuk mempelajari dan
seorang guru gunakan dan lakukan ketika pra memecahkan setiap objek masalah yang diajarkan
maupun awal proses pembelajaran berbagai mata langsung maupun objek masalah yang menerpanya
pelajaran, berikut beberapa caranya, yaitu : dalam kehidupan sehari-hari.
a. Adanya identifikasi gaya dan tingkat Menurut penulis yang berhasil disimpulkan dari
kecerdasan siswa berbagai sumber, bahwa cara-cara atau pendekatan-
b. Adanya bahan peraga pembelajaran yang pendekatan praktis sudah teruji dan terbaik diera
memadai global dan digital yang dapat dilakukan antara guru
Kedua, adanya perencanaan sistem pembelajaran dan siswanya, diataranya sebagai berikut :
yang terintegrasi dengan dunia nyata, diataranya :  Pendekatan belajar bersama (cooperative
a. Adanya kunjungan industry learning
b. Adanya praktik seni dan budaya  CTL (contextual teaching and learning)
c. Menuntaskan desain pembelajaran yang telah  Belajar Cepat (quick and speed Learning)
ditentukan  Cara membaca cepat (quick reading).
d. Adanya pembuatan tugas penelitian /Laporan  Pendekatan belajar dengan peta pikiran ( Mind
ilmiah Map Learning)
e. Adanya penilaian dan evaluasi metode  Pendekatan belajar hipnontis pembelajaran
mengajar setiap guru (Hypnoteaching and learning)
f. Adanya forum motivasi belajar semesteran  Belajar dengan cara The King Bob Foster
atau tahunan  Belajar dengan cara kuantum ( Quantum
g. Adanya jaringan belajar antar siswa Learning)
h. Adanya media aktualisasi siswa dan guru  Belajar dengan kuantum ikhlas (Quantum
i. Melaksanakan keberagaman dan keadilan itu Ikhlas)
indah Model extra pembelajaran lainnya yang cocok
j. Melaksanakan demontrasi pembelajaran di dengan budaya belajar siswa.
Laboratorium yang tersedia Keempat, Gunakan bahan-bahan atau materi
k. Memberikan tugas membaca di perpustakaan pembelajaran kompilasi dari multimedia yang
l. Adanya pemberian kesempatan kepada sisiwa tersedia;
untuk memimpin kegiatan di sekolah Kelima, Buat dan buka ruang bertanya langsung
m. Melakukan advokasi masalah yang terjadi maupun tidak langsung secara online 24 jam;
disekolah atau diluar sekolah.

22
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
Keenam, Beri perhatian lebih siswa yang memiliki f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai
banyak kendala pembelajaran; dengan kecepatan belajar masing-masing
Ketujuh, gunakan multimedia dan multimetode dan tidak menyimpang dari ketentuan
dalam praktik proses belajar mengajarnya; batas waktu yang ditetapkan.
kedelapan, disela materi pelajaran sisipkan atau 2. Setiap peserta didik berkewajiban :
selingi dengan permainan (game ) yang mendidik. a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk
Kesembilan, Pemagangan dan praktik kerja tahunan menjamin keberlangsungan proses dan
bagi SMK atau tiga tahun sekali bagi SMA keberhasilan pendidikan;
3.2. Siswa Menengah Atas Dan Kejuruan Yang b. Ikut menangung biaya penyelengaraan
Belajar Unggul dan Bermutu pendidikan, kecuali bagi peserta didik
Pengertian anak didik (siswa) menurut Syaeful B. yang dibebaskan dari kewajiban tersebut
Djamarah (2000:51 ) adalah setiap orang yang sesuai dengan peraturan perundang-
menerima pengaruh dari seorang atau sekelompok undangan yang berlaku.
orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. 3. Warga negara asing dapat menjadi peserta
Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa, didik pada satuan pendidikan yang
maka Sutari Iman Barnadib, Suwarno dan Siti diselengarakan dalam Wilayah Negara
Mechati (dalam Syaeful B. Djamarah, 2000: 52, Kesatuan Republik Indonesia.
Rohmandar,2016) memiliki ciri dan karakteristik Pengertian siswa SMA adalah setiap peserta didik
tertentu, yakni : yang melakukan interaksi timbal balik keilmuan
1. Belum memiliki pribadi dewasa susila dengan guru langsung dan lingkunganya dalam
sehingga masih menjadi tangung jawab satuan pendidikan menengah yang dimasukinya.
pendidik (guru); atau Peserta didik (siswa, pembelajar) yang unggul
2. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari adalah seorang pembelajar yang dapat mengenali,
kedewasaannya, sehingga masih menjadi memahami, mengolah dan mengaplikasikan hasil
tangung jawab pendidik; belajarnya secara benar, optimal dan prestatif,
3. Masih memiliki sifat-sifat dasar manusia yang dengan mengunakan atau mengaplikasikan
sedang berkembang secara terpadu, yaitu : ilmunya yang berasal dari proses pembelajaran
kebutuhan biologis, rohani, social, inteligensi, diri dengan guru, media dan lingkungan sekitarnya.
emosi, kemampuan berbicara, anggota tubuh Jadi siswa pembelajar yang unggul adalah siswa
untuk bekerja (kaki,tangan, jari), latar belakang yang dapat meningkatkan kemampuan dirinya dan
social, latar belakang biologis (warna kulit, hasil belajarnya secara mandiri dari multimedia
bentuk tubuh, dan lainnya), serta perbedaan yang ada maupun dengan bimbingan pengarahan
individu. keilmuan guru-gurunya selama belajar (kurun
Maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang waktu tertentu) di kelas sekolah formal.
masih sekolah dan atau masih mengenyam mencari 3.3. Aktivitas Proses Pembelajaran Siswa SMA
ilmu di satuan pendidikan tingkat SMA/SMK Yang Baik
adalah peserta didik yang sedang didewasakan, Pengertian belajar menurut Hamka A. Azis
dimatangkan, digodok dikawah candradimuka (2010:12) adalah aktivitas yang sangat penting bagi
supaya nantinya naik kelas dengan menjadi seluruh manusia, karena dengan itu (proses belajar,
mandiri lahir batin untuk mengarungi kehidupan pen), manusia dapat mengetahui, mengerti, dan
nyata. memahami sesuatu.
Mengenai peserta didik setiap satuan pendidikan Istilah mengenai pembelajar baik dan efektif itu
telah diatur dalam undang-undang Sisdiknas No. 20 adalah seorang pribadi yang selalu membaca dan
Tahun 2003 pasal 12 , ayat 1-3, yang berbunyi : literatif, informatif, melakukan cara-cara belajar
1. Setiap peserta didik pada satuan pendidikan cepat yang tepat, cermat, menghargai waktu, focus
berhak : materi, tuntas, tekun, pantang menyerah, memilki
a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai gaya serta metodik jitu, memiliki target nilai
dengan agama yang dianutnya dan belajar, mengunakan multimedia, bereksperimen,
diajarkan oleh pendidik seagama; mengaplikasikan hasil belajar, berkarya dan
b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai meraih nilai maksimal bagi prestasi-prestasi
dengan bakat, minat dan kemampuannya; hidupnya hari ini serta dimasa depan.
c. Mendapatkan beasiswa bagi yang Proses belajar tentunya membutukan tindakan
berprestasi yang orang tuanya tidak pembelajaran antara guru dengan peserta didiknya.
mampu membiayai pendidikannya; Maka proses pembelajaran dapat berlaku pra
d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi sekolah, proses sekolah maupun pasca sekolah,
mereka yang orang tuanya tidak mampu karena pembelajaran berlandasakan pada belajar
membiayai pendidikannya; sepanjang hayat selama manusia hidup. Dan
e. Pindah ke program pendidikan pada jalur tentunya dalam melaksanakan pembelajarannya
dan satuan pendidikan yang setara; membutuhkan guru langsung dan tak langsung.
Guru langsung yaitu jabatan guru yang ditugasi

23
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
sebagai guru atau memang oleh sebagian rinci untuk membiasakan belajar yang lebih
pengikutnya sebagai guru. Sedangkan guru yang efisien, yaitu : 1). Miliki dahulu tujuan belajar
tidak langsung adalah guru-guru yang telah secara pasti, 2). Usahakan adanya tempat belajar
membuat sebuah karya-karya nyata seperti buku, yang memadai, 3). Jaga kondisi fisik jangan sampai
kitab, hasil kerja dan hal-hal yang dapat dipelajari mengangu konsentrasi dan keaktifan mental, 4).
oleh pembelajar (peserta didik). Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk
Untuk menentukan dan melaksankan pembelajaran belajar, 5). Selingilah belajar itu dengan waktu-
yang baik, terstandar, unggul, tuntas dan baik waktu istirahat yang teratur, 6). Carilah kalimat-
memiliki variansi bentuk dan para ahli sampai kalimat topic atau inti pengertian dari setiap
sekarang belum ada standar yang baku mengenai paragrap, 7). Selama belajar gunakan metode
hal tersebut, tetapi beberapa ahli psikologi pengulangan dalam hati dan pikiran (silent and
pendidikan memberikan ciri-ciri pembelajar yang mind recitation), 8). lakukan metode keseluruhan
baik dan tuntas secara akademik. Adapun faktor- (whole method) bila memungkinkan, 9). usahakan
faktor yang mempengaruhinya berasal dari internal agar membaca cepat tetapi cermat,10). buatlah
(dalam) diri sendiri siswa dan berasal dari factor catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun
eksternal (luar) pembelajarnya. rapai,11). adakan penilaian terhadap kesulitan
Berikut hasil kesimpulan penelitian yang pernah bahan untuk dipelajari lebih lanjut, 12). susun dan
dilakukan mengenai cara-cara (metode) belajar buatlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat, dan
yang baik sebelumnya, yang pernah dilakukan oleh usahakan/cobalah untuk menemukan
beberapa ahli psikologi dan pendidikan yang dapat jawabannya,13). pusatkan perhatian dengan
menjadi acuan awal sebagai pegangan para sunguh-sunguh pada waktu belajar,14). pelajari
pendidik maupun para siswa pembelajar, yakni : dengan teliti table-tabel, grafik-grafik, dan bahan-
1. Menurut Rudolf Pintner ( dalam M. Ngalim bahan ilustrasi lainnya,15) biasakanlah membuat
Purwanto,1997:113-115, Rohmandar,2016) rangkuman dan kesimpulan, 16). buatlah kepastian
menyebutkan ada sepuluh macam cara-cara untuk melengkapi tugas-tugas belajar itu, 17).
(metode) belajar yang baik, yaitu : metode pelajari baik-baik pernyataan (statement) yang
keseluruhan kepada bagian (whole to part dikemukakan oleh pengarang, dan tentanglah jika
method), metode keseluruhan lawan bagian meragukan kebenarannya, 18). telitilah pendapat
(whole versus part method), metode campuran beberapa pengarang, 19). belajarlah mengunakan
antara keseluruhan dan bagian (mediating kamus dengan sebaik-baiknya, 20). analisalah
method), metode resitasi (recitation method), kebiasaan belajar yang dilakukan, dan cobalah
jangka waktu belajar (length of practice untuk memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
periods), pembagian waktu belajar 3.3. Melengkapi Pembelajaran dari Multimedia
(distribution of practice periods), membatasi Dan Buku Umum
kelupaan (counteract forgetting), menghapal Ismail Kusmayadi menulis bahwa belajar mandiri
(cramming), kecepatan belajar yang lewat multimedia dalam hal ini literasi media dapat
berhubungan dengan ingatan (quick learning mempengruhi daya kritis siswa (Pikiran Rakyat,
mean quick for getting), asosiasi dan interrelasi 2015 :27; Barry Duncan dalam Guntarto &
pengaturan focus belajar (Retroactive Dina :2002, Rohmandar, 2016), ia menulis dan
inhibition=larangan atau penolakan). menyebutkan bahwa : “ literasi media sangat
2. Menurut Crow and Crow (dalam M. Ngalim membantu siswa mengembangkan suatu
Purwanto, 1997:116-121, Rohmandar, 2016) pemahaman yang penuh informasi dan kritis
bahwa belajar yang baik secara praktis mengenai sifat (the nature) dari media massa,
diperlukan persiapan teknik belajar yang baik teknik-teknik yang digunakan dan dampak dari
pula, seperti berikut : adannya tugas-tugas teknik-teknik tersebut. Lebih spesifik, literasi
yang jelas dan tegas, belajar membaca dengan media merupakan pendidikan untuk meningkatkan
baik, gunakan semua metode yang cocok dan pemahaman dan pengetahuan siswa tentang
diperlukan, pelajari dan kuasailah bagian- bagaimana media (pembelajaran, pen) bekerja “.
bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari, Bahkan Abdul Rahmat (2010) menuliskan bahwa
buatlah outline dan catatan-catatan pada waktu salah satu prinsip pengajaran yang efektif adalah
belajar, kerjakan atau jawablah pertanyaan- mengunakan pendekatan atau metode dan media
pertanyaan yang diberikan guru, hubungkan yang bervariasi sesuai mood peserta didik, dengan
bahan-bahan baru dengan bahan lama, slogan mantap “ pedekatan multi metode-multi
gunakan bermacam-macam sumber dalam media “. Karena dengan mengunakan pendekatan
belajar sesuatu, pelajari baik-baik mengenai metode dan media yang bervariasi, perbedaan-
table, peta, grafik, gambar dan symbol lainnya, perbedaan (keragaman) individual dapat terlayani,
dan buatlah rangkuman (summary) dan disamping pembelajaran menjadi lebih menarik
simpulan belajar/review. karena sering terjadi pergantian kegiatan.
Selain persiapan belajar Crow and Crow Menurut Muhammad Romyan Fauzan (Pikiran
(Rohmandar, 2016) juga memberikan saran secara Rakyat, 2013:30) menyebutkan bahwa : “ untuk

24
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
menunjang keilmuan sebuah materi pelajaran, Hasil atau ouput belajar ialah terdapatnya
rasa-rasanya referensi berupa buku yang bersifat perubahan tingkah laku pada diri individu yang
umum haruslah diperhatikan. Ini akan sangat dimanifestasikan dalam tingkah laku, perbuatan,
membantu bagi terciptanya keluwesan dan skill, pengetahuan dan konsep diri kebiasaan, dan
keluasan berpikir siswa. Dengan adanya pemberian sikap (Nurdin, 1984:40; J. Haryanto, 1988:16).
wawasan yang lebih di sela-sela pembelajaran Identifikasi factor-faktor yang dapat mempengaruhi
tersebut dan otomatis ketika seseorang merasa hasil belajar siswa dapat ditinjau dari berbagai
memiliki sesuatu, ia akan menjalaninya dengan sudut pandang. Misalnya dapat dipandang dari
hati “. sudut pelajar, proses belajar, atau situasi belajar
Jadi ketika menjalankan proses kurikulum apapun (Surya :1979:36; J. Haryanto, 1988:16) Mengenai
nama dan bentuknya, antara guru dan siswa cepat capaian hasil belajar yang sesuai dengan KKM
beradaptasi secara kompatibel (selaras, sinergis dan (Kriteria Kompetensi Minimal) yang telah
sinkron). Karena sejak dari sekarang selalu ditetapkan dapat dicapai dengan berbagai factor
mengajarkan dengan multiinput terbaru dan hal (internal dan internal) dan langkah-langkah tertentu
tersebut sangat sesuai dengan proses maupun (strategi) yang sesuai budaya dan kebiasaan belajar
output edukasi turbo vision. siswanya.
3.5. Kendala-kendala Pembelajaran Peserta Didik Menurut penulis (2016), bahwa ketika
Dalam melaksanakan pembelajaran tuntas yang karakteristik diatas oleh anda sudah terpenuhi dan
sesuai target individual siswa dan target petujuk internalisasi sebagai manusia yang mempunyai
instruksional kurikulum oleh guru tentunya motivasi tinggi, maka anda termasuk manusia yang
memiliki kendala-kendala dan hambatan-hambatan. memiliki produktifitas pembelajaran. Karena telah
Biasanya hambatan umum belajar tersebut memiliki output yang surplus. Produktifitas
menurut hasil peneliti lain, pakar dan penulis pembelajaran itu adalah rasio perbandingan antara
adalah sebagai berikut : output belajar dan input awal belajar. Produktifitas
1. Tidak focus dan kurang konsentrasi ketika pembelajaran artinya sesuatu yang dapat dihasilkan
guru memberikan materi pelajaran sesuai dengan output pembelajaran yang
2. Tidak melakukan peninjauan, verifikasi atau ditargetkan bahkan bisa melebihi target yang
membaca ulang bahan pembelajaran diharapkan. Jika kita gambarkan produktifitas itu
3. Kecepatan membaca siswa masih rendah menunjukan jumlah output yang dicapai dari sekian
dengan rata-rata 170 kpm, padahal rata-rata banyak input. Hubungan dari output dan input
minimal untuk siswa SMP 200 kpm dari 400 tersebut dapat di rumus matematiskan sebagai
siswa di 10 sekolah pada periode 2008-2009 berikut :
( hasil penelitian LPM Tajug, Kompas, 2009) Jumlah Produktifitas belajar = Jumlah Output
4. Belum mempraktekan atau belum melihat belajar/ jumlah input awal belajar.
secara nyata materi yang dipelajari Untuk mewujudkan aspek vital produktifitas
5. Mengenai faktor motivasi, kreatifitas, gaya pembelajaran tersebut dipastikan membutuhkan
belajar dan respon terhadap pembelajaran aspek efisiensi dan aspek efektifitas. Aspek
masih belum optimal sesuai KKM (kriteria efektifitas biasanya berkaitan dan berhubungan
kompetensi minimum). dengan tujuan-tujuan yang diharapkan oleh kita,
6. Belum memiliki spirit belajar keras yang sedangkan aspek efisiensi sangat berhubungan
tuntas (mastery) dengan bagaimana memanfaatkan bermacam
7. Adanya kebiasaan, kultur dan budaya belajar sumberdaya yang tersedia secara optimal (input di
dirumah/diasrama/dikost yang masih rendah kombinasikan). .
dan buruk. Secara teori metacognition yang mendasari strategi
8. Mengalami stress dan malas belajar kognitif peoses belajar dan hasil belajar siswa.
9. Disorientasi belajar tuntas Yang teori tersebut menjelaskan bahwa siswa yang
10. Dan kendala kekurangan gizi siswa (menurut belajar memilki keterampilan tertentu untuk
hasil wawancara pendahuluan sangat sulit mengatur dan mengontrol apa yang dipelajarinya.
dicarikan solusinya) Keterampilan ini berbeda antara individu yang satu
Menurut penulis bahwa pembelajar SMA yang dengan individu yang lain sesuai dengan
unggul dan bermutu yaitu seorang atau sekelompok kemampuan proses berpikirnya (Anita E.
siswa yang dapat melampaui KKM (Kriteria Woolfolk, 1997: 261-262; Hamzah B. Uno, 2008:
Kompetensi Minimum) yang telah ditetapkan oleh 134).
lembaga resmi bagi satuan pendidikan dalam Metacognition menurut A.E. Woolfolk (Hamzah B.
kurikulum melalui berbagai test semesteran dan Uno, 2008 : 134), meliputi beberapa jenis
tugas-tugas lainya yang dierikan oleh pendidik dan keterampilan, diantara sebagai berikut ini :
dapat menyelesaikan hambatan-hambatan yang a. Keterampilan pemecahan masalah (problem
terjadi kepada dirinya. solving), yakni suatu keterampilan seseorang
4. Output Dan Target Dari Pembelajaran Yang siswa dalam mengunakan proses berpikirnya
Perlu Dilaksanakan untuk memecahkan masalah melalui

25
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
pengumpulan fakta, analisis informasi, yang jurusan
menyusun berbagai alternative pemecahan, dan strategis Belum ada
memilih pemecahan masalah yang paling  Sudah orientasi
efektif. terakredita penelitian
b. Keterampilan pengambilan keputusan si A guru-guru
(decision making), yakni keterampilan  Memiliki Perpustakaann
seseorang mengunakan proses berpikirnya jaringan ya belum
untuk memilih suatu keputusan terbaik dari alumi yang memadai
beberapa pilihan yang ada melalui banyak Orientasi
pengumpulan informasi, perbandingan  Sudah kompetensiny
kebaikan dan kekurangan dari setiap memiliki a masih
alternative, analisis informasi, dan laboratoriu bersifat umum
pengambilan keputusan terbaik berdasarkan m dan belum
alasan yang rasional  Jumlah spesifik
c. Keterampilan berpikir kritis (critical waktu
thingking), yakni keterampilan seseorang efektif
dalam mengunggunakan proses berpikirnya dalam satu
untuk menganalisis argument dan memberikan tahun
interprestasi berdasarkan persepsi yang sahih pelajaran
(valid, pen) melalui logical reasoning, analisis (dua
asumsi dan bias dari argument dan interpretasi semester)
logis (D. Ausubel). adalah
d. Keterampilan berpikir kreatif (creative minimal
thingking), yakni keterampilan seseorang 34-38
dalam menggunakan proses berpikirnya untuk minggu
menghasilkan suatu ide baru, konstruktif, dan  Total
baik berdasarkan konsep-konsep, prinsip- jumlah
prinsip yang rasional, maupun persepsi dan beban
intuisi (Gagne,1988). belajar
e. Selain keterampilan diatas, bahwa pembelajar
metacognition juga memiliki keterampilan an
berpikir menyeluruh dan berpikir integral SMA/MA
(total thingking), yakni keterampilan bagi kelas
seseorang dalam mengunakan seluruh proses X s.d. XII
berpikir dalam waktu bersamaan dalam untuk berjumlah
tindakan tertentu dengan tepat dan cermat 1292-1482
sesuai dengan ketiga keterampilan diatas. (A. jam
Rohmandar, 2015); dan pembelajar
f. Keterampilan berkuasa (power Thingking), an yang
yakni keterampilan seseorang untuk setara
membangun sinergisitas kekuasaannya secara 58140 –
sinkron dan berkelanjutan (A. Rohmandar, 66690
2016). menit.
Jika melihat demikian adanya bahwa SMK Aluminya
 Kompeten
metacognition itu tidak tetap, tetapi berkembang Telkom belum banyak
sinya
terus dari hal yang paling individual dan kecil Belum ada
berorientas
kepada hal perkembangan mengenai keterampilan akreditasi
i kerja
yang lebih luas dan kompleks. jurusan
 Adanya
Ada beberapa target jangka pendek dan target Baru terdaftar
ikatan
jangka panjang keluaran yang diharapkan dari ijinya
dinas
sebuah perancangan program pembelajaran, yaitu : Perpustakaann
4.1. Kelebihan dan Kelemahan SMA Dan SMK  Peminatny
a cukup ya dan
Telkom Bandung laboratriumny
Adapun kelebihan dan kelemahan dari objek tinggi
 Adanya a terbatas
penelitian yaitu sebagai berikut : Guru muda
kemitraan
 Adanya dan belum
Nama Kelebihan Kelemahan
pembelajar berpengalama
Sekolah
an n
SMA  Memiliki Hanya
Telkom tempat memiliki dua pemanfaat

26
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016

an Sedangkan menurut Mantan Dekan FPBS UPI


teknologi Bandung, A. Chaedar Al-wasilah
digital ( Percikan Iman, 2002 : 13) bahwa kriteria
 Sudah manusia unggul adalah pertama, diakui oleh
mempunya bangsa lain. Kedua, tinggi tingkat pendidikannya.
i website Ketiga, kepandaian dan kepintarannya berkualitas,
 Jaringan hal ini dapat dilihat dengan jumlah buku yang
SMK yang dibaca, jumlah tulisan yang dihasilkan dan
luas dipublikasikan.
 38 minggu Lain halnya dengan W.S Rendra ( Percikan Iman,
dalam satu 2002 : 14-15) menyebutkan bahwa unggul identik
tahun dengan gizi dan pendidikan yang bagus
pelajaran. (berkualitas, pen). Bahkan seorang pakar SDI
 Total (Sumber Daya Insani) yang bernama Mohamad
beban Hidayat, ia menyebutkan pula ciri-ciri SDI yang
belajar unggul, yaitu : pertama, Al-qowi, yaitu orang yang
SMK/MA kuat : kuat moralnya, kuat fisiknya, kuat ilmunya
K X s.d dan kuat mentalnya. Kedua, al-amin (kejujuran),
XII 1368 maksudnya disini kejujuran yang professional.
jam Pembelajar dan Insan unggul itu kalau saya
pelajaran memberikan kriteria dan menghipotesakannya
yang setara adalah seorang manusia yang LUCUK+H, yang
dengan artinya : L= Langkahnya langsung pasti dan
61560 mantap yang dilandasi ketaqwaan kepada Allah swt
menit atau ( Tuhan-Nya), U= Ucapannya cermat dan
1026 jam pikirannya cemerlang, C= menjadi Cahaya inovasi
perubahan dan perbaikan diri, U= Usaha belajarnya
bernilai dan tindakannya yahud, K= memiliki
Tabel 4.1 : Perbedaan Karakteristik IPOI SMA Dan Konsistensi passion belajar yang keras tiada
SMK Telkom pantang mundur maupun kendur, Plus H= yang
4.2. Untuk jangka pendek tentunya plus Hasilnya pun sangat luar biasa.
Adapun hasil output lulusan untuk jangka 2. Generasi Inovatif, seorang atau sekelompok
pendeknya diorientasikan memiliki sikap sebagai siswa yang melakukan sebuah atau banyak
berikut : karya bagi dirinya serta masyarakat.
1. Siswa yang menghargai waktu sebaik-baiknya 3. Generasi prestatif, seorang atau sekelompok
2. Siswa kompetensi Plus siswa yang berprestasi dalam berbagai jenis
3. Siswa berdaya saing kompetisi yang diikutinya secara langsung
4. Siswa terampil maupun tidak langsung.
5. Siswa aplikatif 4. Generasi pembelajar, seorang dan sekolompok
6. Siswa melek teknologi orang yang melakukan system pembelajaran
7. Siswa kreatif terfokus sesuai dengan hobi dan kelebihan
8. Siswa siap guna potensinya
9. Siswa siap kerja 5. Generasi bervisi kemanusiaan dan keadilan
10. Siswa bertangung jawab social, seorang dan sekelompok komunitas
11. Siswa pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kepedulian terhadap berbagai
12. Siswa yang kritis isu kemanusian dan keadilan social dengan
13. Siswa berahlaq mulia (bekerja keras, teliti, mengerakannya secara berkelanjutan.
tekun dan taat beribadah) 6. Generasi berwawasan global, seorang atau
4.3. Untuk jangka panjang sekelompok orang yang memiliki wawasan
Tujuan Edukasi yang dijalankan dalam jangka bagi perkembangan dan kemajuan keadilan
waktu panjang, diantaranya sebagai berikut ini : global.
1. Generasi unggulan 7. Generasi kreatif sepanjang hayat, seorang atau
Manurut Mantan Mendiknas, Yahya Muhaimin sekelompok komunitas yang melakukan
( dalam wawancara Percikan Iman edisi No. 6, pembelajaran kreatif sepanjang hayat dalam
tahun III, Juni 2002 : 19) menyebutkan bahwa ciri- berbagai bidang kehidupan
ciri generasi unggulan itu memiliki 3 ciri utama, 8. Generasi spiritual, seorang atau sekelompok
yaitu : Pertama, memilki keunggulan dibidang komunitas yang memberikan pencerahan
ilmu pengetahuan. Kedua, memilki keunggulan mengenai spiritualitas insani.
dibidang moral. Ketiga, memiliki keunggulan fisik Adapun proses-proses, metode-metode, perbaikan-
yang sehat, kuat, dan tidak sakit-sakitan. perbaikan dan kekurangan lainya dibenahi, sesuai

27
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
dengan penemuan dan inovasi pendidikan. Maka 9. Mengambil tindakan berupa tindakan korektif
tujuan pendidikan yang diharapakan hari ini serta atas penyimpangan yang terjadi atau
dimasa depan akan terealisasi dengan sempurna standarisasi terhadap aktivitas sesuai.
dan nyata, bahkan bukan suatu yang mustahil bila 5.1. Alat Pemetaan IPOI Dengan Cara CASE,
rakyat Indonesia seutuhnya menjadi manusia- RAISE, SETS
manusia pembelajar unggul, berkepribadian 5.1.1. Alat SETS ( Salingtemas)
tangguh, terpelajar, terdidik, steril dari segala Istilah SETS atau salingtemas ini pertama kali
bentuk penyimpangan prilaku, menjungjung nilai dibuat secara konseptual dasar oleh Ahmad
etika dan moralitas, menghargai perbedaan dan Binanja akan tetapi oleh penulis dicoba
keragamam, mementingkan keadilan, berani dikembangkan lebih detail standar kriterianya
karena benar, mengedepankan kehormatan dan rasa sebagai pendukung dari kriteria IPOD Scoring
malu, memiliki spiritualitas yang adi luhung Management (2016) dengan memasukan unsur
sebagai insan kamil bahkan dapat dipastikan antribut dan indikatornya dari hasil metode Turbo
menjadi khoiru ummah (umat yang terbaik). Vision. Sebelum kepada Objek IPOD yang lebih
5. Pentingnya Manajemen Kualitas Pendidikan teknis, sebelumnya dilakukan dengan Analisis
Komponen-komponen bahan dasar kaji tindak bagi Matrik SETS. Pendidikan yang bervisi SETS jika
pengukuran kinerja organisasi pendidikan, yaitu : di implementasikan akan menumbuhkan kualitas
Sekolah sebagai kepenjangan dari pendidikan atau peserta didik yang seimbang mengenai
ujung tombak dari sisdiknas merupakan sebuah kemampuan nalar, akal budi, analisa pemecahan
sistem mikro yang akan berdampak langsung solusi, mengambil keputusan, secara ilmiah serta
kepada sistem makronya yaitu sistem pendidikan ilmiah illahiyah (Rohmandar, 2016).
nasional. Maka semakin banyak sekolah kualitas
akan semakin meningkatkan kualitas makro 5.1.2. Alat CASE
pendidikan nasional, bahkan dapat memberikan Menurut saya untuk mengukur dan menegevaluasi
keadilan akses terhadap masyarakat bagi capaian dari proses pembelajaran maupun organisasi dapat
pendidikan secara lokal, nasional, regional bahkan juga mengunakan metoda dan teknik CASE ( dari
global. Prof. D. Lockwood). Berikut arti CASE yang
Menurut Vincent Gasversz (1997) mengemukan berhasil dimatrikulasikan oleh penulis, yaitu :
bahwa manajemen kualitas bagi industri jasa
( dalam hal ini Pendidikan), harus dimulai dari :
a. Transformasi visi (Visionary Transformation)
b. Infrastruktur ( Infrastructure)
c. Kebutuhan untuk perbaikan ( Need For N Dimensi Item variabelnya
Improvement) o Komponen
d. Custumer Focus ( Focus Pelangan) CASE
e. Empowerment (Pemberdayaan) 1 C=  Profesionalism
f. Pandangan Baru Tentang Kualitas (New Views Capability e
of Quality) To  Kapasitas
g. Komitmen Manajemen Puncak ( Top Communicat Pengajar
Management Commitment) e effectively  Kualitas
h. Implementasi (Implementation). Learning komunikasinya
Adapun langkah-langkah program perbaikan  Efektifitas
kualitas (Vincent gaspersz, 1997:61) dapat mengajar
dilakukan langkah-langkah berikut :  Proses
1. Memilih dan menetapkan program perbaikan pembelajarann
kualitas ya
2. Mengemukan alasan mengapa memilih  Metode
program itu mengajar
3. Melakukan analisis situasi melalui pengamatan instruktur
situasional 2 A= Advaced  Isi
4. Melakukan pengumpulan data selama beberapa Knowledge pembelajaran
waktu and know-  Pengetahuan
5. Melakukan analisis data know in yang
6. Menetapkan rencana perbaikan melalui Management dibutuhkan
penetapan sasaran perbaikan kualitas Learning  Inovasi
7. Melaksanakan program perbaikan selama
pengetahuan
waktu tertentu
 Prinsip-prinsip
8. Melakukan studi penilaian terhadap program
manajemen
perbaikan kualitas
pembelajaran

28
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016

 Teknologi dan pendidikan yang dijalankan, karena adanya


tool/alat masalah pembelajaran dari pengalaman, adanya
belajarnya pekerja sambilan (nyambi), kinerja yang rendah,
 Basis relevansi akuntabilitas yang rendah, tidak
pembelajaran berkesinambungan, kurang realistis, masih
3 S= Skilled  Kemampuan bermental proyek. Maka dibutuhkan indikator yang
In Teaching pengajar memiliki perbaikan dengan paradigma baru yaitu
and Able to  Pemanfaatan dengan membuat program percontohan, kompetisi
effectively dan fungsi berlapis, mendorong partisifasi semua stakeholder,
utilise kurikulumnya adanya evaluasi diri, memuat rancangan dan
management  Kebutuhan mekanisme seleksi, adanya dampak yang jelas, dan
learning kurikulumnya implementasi lanjut, pelatihan bagi pengusul,
pelatihan bagi evaluator. Agar memberikan efek
 Nilai
manfaat bagi kepentingan negara atau pangilan
kompetensinya
bangsa, berdampak kepada usaha yang jelas
 Nilai
program nasional, dapat meningkatkan rasa
kinerjanya
memiliki, bertindak efisien dan berkesinambungan,
 Tujuan dan memiliki relevansi dan akuntabilitas tinggi,
strategi memupuk suasana akademik, dan efisiensi dan
pembelajarany produktifitas nasional. Raise ini dapat mengurangi
a dampak negatif pendanaan, memperkuat budaya
4 E=  Fokus sasaran dan sikap, membangun komitment dan konsistensi,
Education, belajarnya memahami perundang-undangan yang berlaku.
Suitably  Keberlanjutan Agar IPOD pendidikan Model Nusantara Baru
qualifed kualitas menjadi lebih bermutu, merata, kuat, berkarakter
learning to pendidikan dan pemenang global.
obtain  Kelayakan 5.2. IPOD Scorecard Management
respect from belajarnya
the clients  Tangung
N Dimensi Indikator
jawab
O
lembaganya
1 Relevance Berkaitan
 Mutu ( Relevansi) Berkesesuian
layanannya Keterhubungan
 Standar Kedekatan
kualitasnya
 Hasil
2 Academic Budaya
evaluasinya
Atmosphere Intelektualitas
 Standarisasi ( Atmospir Pemikiran
kinerja total Akademik) Budaya
proses belajar Pembelajaran
mengajar/ Pengkajian
pelatihannya. Fokus
Penelitian
3 Internal Metode
Gambar 5.1 : Kriteria Alat CASE (Rohmandar,
Management Proses
2016)
and Prosedur
5.1.3. Alat RAISE Organization Pelayanan
Khusus mengenai pemetaan dan pengukuran ( Tata Kelola Pengorganisasi
kinerja mutu dampak (Impact) bisa dilakukan Internal Dan an
dengan metode analisis indikator RAISE Organisasi) Kriteria dan
( Relevance, Academic Atmosphere, Internal standirisasi
Management and Organization, Sustainability, dan kinerja
Efficiency and Productivity). Akronim RAISE ini 4 Sustainability Tangung
ditemukan pertama kali oleh penulis dari tulisan (Berkelanjutan) jawab sosial
Bagyo Y. Moeliodiharjo (Tranformasi, April Lingkungan
2000;21). Masyarakat
Kesinambunga
Analisis metode Raise ini berfungsi untuk n
memberikan pembaharuan dan perbaikan sistem 5 Efficiency and Efektifitas
Productivity Efisiensi
(Efisiensi dan sumber daya
Produktivitas) Kecermatan 29
Produktif
Prestasi
Jumlah Karya
Kecepatan
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
Pengajaran literasi informasi setiap individu 11. Employee Learning And
pembelajar sangat memerlukannya terutama dalam Motivation (Pembelajaran karyawan dan
proses pembelajaran cepat. Karena metode motivasi)
pencarian informasi sumber belajar mengunakan 12. Employee And Satisfaction
metode tertentu akan terus berkembang. Seperti (karyawan dan kepuasan)
pengelolaan informasi belajar dan penilaian hasi- 13. Vision and Mision Process (visi
hasil belajar yang objektif. dan misi proses kerja)
Melalui bahan literasi informasi kita dapat 14. Process Management (proses tata
menyerap, menginplementasikan dan mengavaluasi kelola)
diri secara cermat dan tepat. Karena literasi 15. Value Creation Process (nilai
informasi merupakan survival skill, bekal sukses, tambah kreativitas dan proses)
dan belajar sukses untuk abad 21. Agar supaya 16. Support Process (daya dukung
dapat meningkatkan kompetensi dan kompetitif diri proses layanan)
dalam persaingan kerja, membuat keputusan dan 17. Operational Planning
kualitas kehidupan diri sendiri semakin (perencanaan operasinal)
berkembang lebih baik. 18. Method and Implementation
Item yang ditetapkan berdasarkan prilaku dan Learning ( cara dan penerapan
interaksi sistem yaitu berdasarkan penetapan pembelajaran)
kriteria IPOD kinerja. Adapun kriteria penetapan 19. Evaluation Learning (evaluasi
kinerja tersebut berlandasakan: proses belajar mengajar/pembelajaran)
 Tujuannya 20. Prestasi Guru (catatan prestasi
 Berkaitan secara langsung guru)
 Prosedur yang dijalankan 21. Prestasi Peserta Didik (catatan
 Kriteria yang dibuat hanya yang penting prestasi siswa)
dan utama saja 22. Prestasi Organisasi (prestasi
 Lebih kepada persyaratan pelangan dan institusi)
sasaran organisasi 23. Class Inovation (inovasi
 Lebih kepada aliran kinerja IPOD. pembelajaran kelas)
24. Education Result (hasil
Tabel 5.2: RAISE pendidikan dan belajar siswa)
(Bagyo Y. Moeliodiharjo ,Tranformasi, 25. Customer-focused result ( hasil
April 2000;21 ) dari fokus layanan konsumen)
26. Financial and Market Result
Adapun kriteria 31 item dasar yang berhasil (daya dukung keuangan dan hasil
diidentifikasi dalam pembagian IPOD Vol.1-nya penjualan)
terdiri dari 4 dan 5 dimensi pokok Input (input 27. Insani Resources Result ( hasil
Utama, Input program), Proses, output, dan Impact dari SDI/SDM/PHMM)
(dampak). Berikut ke 31 item tersebut yang dapat 28. Organization Effectiveness
dijadikan kriteria yaitu : Results (hasil dari efektivitas organisasi)
1. Vision And Mision organization 29. Leadership and Social
(visi dan misi organisasi) Responsibility Result (kepemimpinan dan
2. Strategy development (strategi tangung jawab sosial)
pembangunan) 30. Prestasi output stakeholder
3. Strategy Deployment (strategi ( prestasi keluaran bagi stakeholder)
pelaksanaan) 31. Identifikasi dan target Dampak
4. Programs (perumusan program) Jangka Pendek Satuan Pendidikan (analisa
5. Vision and Mision Teacher (visi target dampaknya)
dan misi guru, Kepala Sekolah)
6. Visi and Mision Student (visi 5.4. Hasil Orientasi Alat Hitung Strategi IPOI
dan misi peserta didik)
7. Customer and market focus Dari hasil data pengukuran yang didapat akan
( Peserta didik dan layanannya) diolah untuk dianalisa sebagai bahan mengambil
8. Customer Relationship and kesimpulan, rekomendasi yang mengunakan
satisfaction ( hubungan belajar dan hukum fisika, matematika dan kimia yang telah
kepuasan) disederhanakan, antara lain :
9. Information and Knowledge Jika kita matematiskan dengan hukum aksi massa
Management (informasi dan tata kelola kimia ( hukum Goelderberg dan Waage), bahwa
pengetahuan) ouput edukasi itu adalah hasil aksi keseluruhan
10. Works system (sistem kerja) antara input dan proses edukasi yang dilakukan.
Karena setiap aksi dan reaksi menyatakan :

30
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
F aksi= - F reaksi (lihat hukum Newton 3) yang program dari organisasi sekolah bersangkutan.
ditemukan pertama kali oleh Isaac Newton seorang Hasil Hipotesi Turbo Vision.
ahli fisika (1642-1727). Dikembangkan oleh Hasil hipotesa dan postulat matematis tentang
Goelderberg dan Waage, yang ahli Kimia, mereka IPOD, adalah :
menyimpulkan bahwa koefisien-koefisien zat  Maka jika dimatematiskan nilai daya
dalam persamaan reaksi= orde reaksi, maka dapat guna perbaikan kualitas = jumlah target
dirumuskan dengan orde reaksi terhadap zat A=a hasil akhir kompetensi siswa dikurangi
(inputan edukasi); orde reaksi terhadap B=b (proses nilai awal masuk sekolah dibagi biaya-
metode dan program pembelajaran); maka orde biaya serta waktu masukan yang
reaksi keseluruhan antara a+b=n. dilaksanakan. Hipotesis perbaikan sistem
IPOD itu jika di bahasa matematiskan dan
Tetapi jika kita ingin menjadi pusat edukasi dirumuskan adalah sebagai berikut :
unggulan, maka dapat dirumuskan dengan  Daya Kompetensi plus = hasil total
dimodifikasi menjadi Aksi masukan variable (a) + belajar + nilai dampak – nilai awal masuk
Aksi proses variable (b) ≠ X, maka jika antara sekolah/ biaya dan waktu total masukan
nilai variabel aksi a + b= X atau - X itu artinya semua proses.
hanya edukasi batas minimal dan sejajar atau
 Daya kompetensi siswa (DKS)= Hasil
hasilnya biasa-biasa. Yang ungulan itu antara aksi
Total Usaha Belajar (HTUB) + Nilai
variable a + b = X plus artinya harus melampaui
Dampak (ND) – Nilai Awal Masuk
dari batas minimal tersebut secara nilai, manfaat,
Sekolah (NAMS) / Biaya (B) + Waktu
dan kelebihan bentuk lainnya yang terukur maupun
Total Masukan atau Input Semua Proses
yang agak sulit terukur (Rohmandar, 2016).
(Wt)
A= F aksi = Masukan (input), B= F Reaksi=Proses  Input + Prosess = Output +dampak
Treatment, X Plus= F hasil aksi dan reaksi =  Output + Dampak- Input= Proses
Keluaran (output) atau disebut IPO Turbo Vision  Output +Dampak- Prosess = Input
OOP (hukum Asroh). Hukum diatas jika  Total Variabel Input Proses= Total
digambarkan secara sederhana, adalah sebagai Hasil Output Dampak.
berikut dibawah ini : 5.5. Hasil Perhitungan Simulatif Kuesioner
Nilai interval yang digunakan yaitu untuk rendah 0-
Aksi Input Education
50, Sedang 51-75 untuk sedang, dan 76-100 untuk
HASIL PENGUKURAN
tinggi. Dari hasil tabel perhitungan simulatif
& REKOMENDASI,
SARAN, EVALUASI
Reaksi process
Education kuesioner yang berkategori nilai rendah, sedang,
TINDAK LANJUT
dan tinggi ditemukan masing-masing pilihan item
dari para responden, yaitu sebagai berikut :

 Kategori Rendah sebanyak 7 item dari 25


Tools (alat ukur Result Output
item yang dijadikan kriteria
kinerja dan kualitas ) Education

 Kategori sedang sebanyak 12 item dari 25


item yang dijadikan kriteria

Desain New for  Kategori tinggi sebanyak 6 item dari 25


EvaluationTransforma Resul impact educatiin
tion School item yang dijadikan kriteria

Adapun syarat batas kriteria aman bagi ketiga


Gambar 5.1 : Model Orientasi Proses Edukasi
kriteria tersebut yaitu :
Jika demikian adanya seperti proses orientasi
edukasi diatas maka tujuan pendidikan yang  1-8 item tidak boleh berada dalam batas
berkualitas akan cepat tercapai, yang seharusnya maksimal yakni 8 item berkategori rendah
tidak mesti harus menunggu relative lama. Karena
 8-16 item merupakan batas toleransi
jika kita mampu mengelola dan mencetak Sumber
sekaligus batas aman kategori sedang
Daya Insani (SDI) yang meningkatkan harkat dan
martabat manusia akan menghasilkan serta  17-25 item merupakan rasio target yang
memproduksi pengetahuan itu sendiri yang perlu dicapai dengan tinggi
dibutuhkan hari ini maupun dimasa mendatang.
Akan tetapi hal tersebut membutuhkan alat evaluasi Maka dari hasi simulasi diatas dapat dikelompokan
dan alat ukur yang dapat memberikan hasil yang item mana saja yang berkategori rendah, sedang,
tepat bagi perwujudan visi, misi, sasaran, dan dan tinggi. Berikut hasil-hasilnya yaitu :

31
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016

Kriteria No. Item Pernyataan Item 16, 17, yang dianut


Rendah 7, 12, Menunjukan 20,21,23 sesuai dengan
15, 19, kemampuan tahap
22, 25 berpikir logis, perkembangan
kritis, kreatif remaja (peserta
dan inovatif didik)
Menerapakan Memahami
nilai-nilai kekurangan
kebersamaan dan kelebihan
dalam diri sendiri
kehidupan Menunjukan
sekolah, sikap percaya
masyarakat, diri didalam
berbangsa, dan dan diluar
bernegara sekolah
Dapat Memahami
menerapkan keberagaman
pola hidup agama,
bersih, sehat, budaya, suku,
bugar, aman ras, dan antar
dan golongan
memanfaatkan sosial ekonomi
waktu luang dalam
dengan baik kehiduapan
Menunjukan sehari-hari
kegemaran Mencari dan
membaca dan menerapkan
menulis informasi dari
naskah,makala lingkungan
h, dan sekitar dan
penelitian sumber-sumber
sederhana lain secara
Mampu logis, kritis,
melaksanaan dan kreatif.
pekerjaan Menunjukan
sesuai kemampuan
tingkatan dan menganalisis
jurusannya dan
sesuai memecahkan
pelajaran yang masalah dalam
diberikan kehidupan
dalam sehari-hari,
kurikulum baik secara
Mengetahui mandiri
dan maupun
berkemampuan berkelompok
melaksanakan Mendeskripsik
aturan an gejala alam
kehidupan dan sosial
sehari baik Berkomunikasi
mengenai hak dan
dan kewajiban berinteraksi
dirinya secara efektif
maupun dan santun
kehidupan terhadap
organisasi sesama teman
yang maupun orang
dimasukinya tua
Sedang 1,2,3, Pengamalan Memahami
5,6,9,11, ajaran agama hak dan

32
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016

kewajiban diri kemampuan


dan orang lain untuk berkarya
dalam berbagai secara baik
pergaulan Mampu
disekolah menghargai
maupun berbagai
dimasyarakat perbedaan
Menunjukan pendapat
keterampilan dengan
menyimak, stakeholder
berbicara, sosialnya
membaca, dan Memiliki sifat,
menulis dalam praktis, dan
bahasa jiwa
Indonesia kewirausahaan
maupun bahasa
asing lainya
Menguasai
ilmu Tabel 5.26 : Hasil Perhitungan dan Pengelompokan
pengetahuan ( dari Penulis)
yang
diperlukan 5.6. Hasil Hipotesis SMA/SMK Telkom Bandung
untuk
Adapun hasil dari kanji tindak ini kesimpulan
mengikuti
hipotesisnya yaitu : “ Sekalipun kedua organisasi
pendidikan
satuan pendidikan yang bernama SMA dan SMK
selanjutnya
Telkom Bandung sudah memiliki visi misi dan
Mampu
standar output yang unggul, akan tetapi dalam
mengembangk
input prosesnya masih belum dilaksanakan secara
an ilmu yang
konsisten, dengan metode belajar efektif, guru
didapat
profesionalnya belum optimal dan sistematis.
menjadi
Akibat dari tidak adanya guru hebat dan dahsyat “.
sesuatu yang
bermanfaat 6. Kesimpulan Dan Saran
bagi dirinya
dan orang lain Dari pembahasan berbagai aspek penelitian diatas,
maka saya memberikan kesimpulan dan saran.
Tinggi 4,8,9,13, Mematuhi 6.1. Kesimpulan
14, 18, aturan-aturan
24 sosial yang Berikut ini beberapa kesimpulan dan saran
berlaku dalam menurut penulis hasil dari penelitian ini, yaitu :
lingkungan
sekolah dan a. Bahwa turbo vision secara nyata dapat
lebih luas diterapkan dalam metode penelitian
Menunjukan masalah sosial dan semi eksak maupun
kemampuan dalam pemograman komputer.
belajar secara b. Sudah selayaknya bahwa paradigma
mandiri sesuai filosofi pendidikan kita perlu
dengan potensi diorientasikan kepada filosofis edukasi
yang yang tepat dengan akar budaya Nusantara
dimilikinya yang multikultural dan multiorientasi
dan didapatnya terbaik
Menghargai c. Yayasan Telkom termasuk anak
karya sendiri, perusahaannya yang meliputi SMA/SMK
seni orang lain telah memiliki visi misi yang cukup
dan budaya unggul, sekalipun belum terukur dengan
nasional baik dan berkelanjutan.
Menghargai d. Perancangan, implementasi, dan
tugas pengukuran sistem informasi pendidikan
pekerjaan dan bagi peningkatan kualitas guru, peserta
memiliki didik dan stakeholdernya.

33
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
e. Pola pendidikan dan kurikulum yang kerja maupun dalam kewirausahaan secara
dilaksanakan lebih berorientasi kepada teruji baik dan tingkat keberhasilan
pengembangan sumber daya manusia kompetensi vokasionalnya belum dapat
(PSDM) dibandingkan kepada terukur. Karena masih membutuhkan
pengembangan sumber daya insani dan proses waktu dan treatment lebih lanjut.
harkat martabat manusia (PSDI & HMM). o. Belum adanya optimalisasi reaksi atau
Maka IPOD Turbu Vision dapat aksi bagi perbaikan IPOD oleh stakholder
memperkuat paradigma PSDI & PHMM. yang berperan dan terlibat.
f. Metode IPOD dan MBO Edukasi tersebut p. Bahwa pendidikan profesional ditingkat
dapat memberikan nilai tambah bagi lokal dan nasional belum tentu profesional
pendidikan karakter Pancasila yang ditingkat global, karena guru profesional
multikultural dan majemuk untuk kohesi ditingkat global bukan hanya memiliki
sosial maupun modal sosial. empat kompetensi guru akan tetapi perlu
g. Kerangka IPOD Management dapat memiliki metode pembelajaran yang
memperkuat dan sinergis dengan agenda efektif dan memiliki life skill yang dapat
ekosistem pendidikan dalam jangka diterima ditingkat global.
pendek, karena dapat dijadikan landasan q. Sekolah SMK sudah seharusnya
alat ukur yang cukup komprehensif. menerapkan Kurtilas bagi ajaran baru
h. IPOI Turbo Vision dapat Memperkuat 2017/2018
learning Organization (Organisasi r. Sekalipun istitusinya sudah memiliki visi
Pembelajar) bagi lembaga Sekolah dan misi dan standars kualitas global akan
pendidikan. Bahkan dapat memperkuat tetapi dalam organisasi SMK/SMA yang
pendidikan berkarakter dalam era global. diteliti belum ada guru yang bersertifikasi
i. Untuk tata aturan dan prosedur Internasional.
pembukaan jurusan baru yang sesuai s. Budaya keprofesian dan budaya
dengan kebutuhan vokasional perlu profesionalisme guru yang ada di
diperjelas. SMA/SMK Telkom School masih belum
j. Kepemimpinan yang ada belum berjalan dengan optimal dan menyeluruh.
sepenuhnya berkarakter Diamond Apalagi dalam UU Guru dan Dosen ada
Leadership yang memberikan energi diskriminasi LPTK Negeri, LPTK Swasta,
prestasi dahsyat bagi peserta didiknya. dan tenaga kependidikan non akademik.
Baru sebatas kepemimpinan normatif. t. Capaian kompetensi siswa dengan capaian
k. Belajar itu merupakan interaksi pro aktif kompetensi guru sangatlah berbeda,
panca indera dengan terpadu, sekaligus karena tujuan indikator capaian belajarnya
mengerakan pergulatan jiwa untuk pun berbeda.
mengerti, merebut atau mengambil, u. Bagi peserta didik/siswa SMK dituntut
melihat, mendengar, dan menerima lebih banyak untuk mengaplikasikan
kebenaran-kebenaran dengan kekuatan pengetahuannya secara vokasional bahkan
sabar siaga mengikuti proses perlu memiliki life skill lebih jika
kemenjelmaan yang datang menjelang dibandingkan dengan peserta didik
pada diri kita karena mencintai kebenaran SMA/MA. Dikarenakan seting dan
sejati adalah bentuk cinta kepada Tuhan sekenario kurikulumnya untuk didesain
YME. demikian.
l. Pengembangan manusia seutuhnya yang v. Belum semua guru mengenali metode
benar dan spiritualistik adalah pembelajaran yang efektif, maka perlu
pengembangan Sumber Daya Insani (SDI) diadakan pelatihan atau lokakarya yang
dan pengembangan harkat martabat khusus membahas jenis-jenis metode
manusia (PHMM) bukan Sumber Daya pembelajaran beserta aplikasinya.
Manusia, karena SDI tidaklah sekularistik w. Kedua sekolah baik SMA-SMK belum
tetapi lebih spiritualistik dan agamis. memberikan jaminan mutu kualitas ouput
m. Kedua sekolah yaitu SMA/SMK telkom ataupun dampak pendidikannya secara
telah memberikan dasar-dasar sekolah excellence dan champion.
yang berorientasi unggul, walaupun proses x. Program yang dilaksanakan selama ini
dan arahnya masih belum komprehensif belum berlandaskan insklusifitas edukasi
dan berdaya saing tinggi. yang berintegritas tinggi.
n. Belum adanya sinergisitas dan kualitas y. Jika dilakukan secara komprehensif dan
unggul antara rangkaian urutan proses terpadu, bahwa turbo vision yang
IPOD yang dijalankan terutama di SMK, konsisten dapat membentuk aktivitas
karena masih belum teruji hasil lulusannya prilaku individual maupun 0rganisasi
yang disebabkan belum diterima dipasar

34
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
untuk survivalbility (kesuksesan) dalam tata kelola organisasinya, hal tersebut
berbagai situasi. mengakibatkan kurangnya pencapaian
z. Sekalipun hasil dari IPOD dan OOP peserta didik dalam kualitas dan
learning ini belum distandarisasi akan percepatan pencapaian KKM siswa.
tetapi akan dapat digunakan sebagai kk. Belum adanya pewajiban target membaca
pengukuran dan evaluasi organisasi satuan buku selain buku pegangan siswa dalam
pendidikan. Terutama bagi variabel dasar setahun, telah mengakibat tradisi menulis
standarisai berbasis IPOD Turbo Vision. siwa maupun guru lemah.
aa. IPOD Turbo Vision dapat menjadi acuan, 6.2. Saran
strategi, metode dalam memberikan Untuk memperbaiki kualitas guru kedepan
supervisi bagi para pengambil kebijakan sebaiknya antara YPT dan LPTK melakukan
dan para pengawas pendidikan. penyamaan persepsi mengenai masalah hambatan
bb. IPOD management dapat dijadikan alat tujuan proses pendidikan dan pentingnya penguatan
evaluasi makro satuan pendidikan maupun kualitas guru. Penulis memberikan saran-saran
unit kerja karena berdasarkan satuan objek yang memungkinkan dalam jangka pendek yaitu
aktivitas. sebagai berikut :
cc. Semakin baik Input dan proses 1. Perlunya pendataan asset sekolah
pembelajaran akan semakin baik pula SMA/SMK secara online untuk
output/outcome-nya. memudahkan regulasi yang lebih tepat
dd. Jika Input dan proses sudah baik akan sasaran dan pengembangan pemetaan
tetapi hasil outputnya sama, perlu selanjutnya.
perbaikan dan perubahan metode dalam 2. Jika profesi guru tidak menyatu dalam
proses pembelajaran. satu wadah dan satu kode etik akan
ee. Kelebihan dari metode Turbo Vision dan banyak hambatan menjadikan guru
MBO dalam pelaksanaanya, jika ada sebagai profesi yang Profesional sejati.
objek baru dapat ditambahkan atau Kecuali lembaganya benar-benar
direkayasa/ didesain yang kompatibel menjalankan kode etik yang cukup ketat.
bahkan dapat diberikan pengertian baru 3. Perlu adanya pendidikan dan pelatihan
oleh peneliti untuk disesuikan dengan keprofesian semua guru baru yang bekerja
proses yang di inginkan. Makanya akan sama antara LPTK dengan YPT bagi guru
menghasilkan sesuatu yang baru bahkan yang UKG/PKG-nya kurang dibawah
sedikit lebih sempurna dari teori atau standar yang ditetapkan.
konsep yang pernah ada. 4. Perlu adanya pengukuran internal yang
ff. Sekalipun kurikulum KTSP 2006 dan ditetapkan baik metode maupun caranya
Kurtilas 2013 cukup baik akan tetapi secara berkelanjutan.
belum komprehensif bagi peningkatan, 5. Untuk mengatasi peningkatan pendidik
pemerataan kualitas dan penguatan SMK kedepan, maka diperlukan
kualitas SDM/SDI/PHMM bagi peserta reorientasi kompetensi dari guru biasa
didik yang ada. menjadi guru berkompetensi tinggi supaya
gg. Guru dan kepala sekolah belum bisa ditempatkan dalam pendidikan
melaksanakan prinsi-prinsip dasar vokasional dan berfungsi sebagai pendidik
pengembangan kurikulum KTSP ataupun produktif.
Kurtilas secara utuh dan optimal terutama 6. Rekrutasi guru perlu dilakukan jangan
dalam tataran operasionalisasi dan sembarangan dengan tidak mengunakan
implementasinya. banyak pintu atau banyak jendela. Kalau
hh. Jika dibandingkan bahwa jumlah waktu bisa satu pintu terpadu.
belajar yang ditempuh oleh anak SMK 7. Rekrutlah guru-guru lulusan terbaik dari
lebih lama dari waktu jam belajar pada Universitas atau Perguruan tinggi menjadi
anak SMA. prioritas utama
ii. Lemahnya kualitas pendidikan selama ini 8. Carilah calon guru atau guru siap kerja
lebih disebabkan oleh birokratisasi yang memiliki motivasi yang tinggi dan
kewenangan pendidikan yang berjalan kreatif.
selama ini. 9. Perlunya reposisi guru umum yang
jj. Masih terjadinya mis management kurang produktif menjadi guru SMK yang
(kurangnya tata kelola), mis information lebih berkualitas dan produktif lewat
(lemahnya informasi), mis handling pelatihan keprofesian dan kekhususan
(kurang kuatnya pegangan), yang disesuaikan dengan perkembangan
maladministrasi ( administrasi yang teknologi serta perlunya
buruk) dan mis pengelolaan isi kurikulum pelibatan/pendampingan dari CEO dunia
( lemahnya isi muatan kurikulum) dalam industri.

35
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
10. Dalam satuan pendidikan perlu seorang 22. Bahkan kedepan perlu juga merevisi
pengolah informasi internal yang undang-undang Sisdiknas, karena selama
profesional. ini pemegang kewenangan pendidikan
11. Sebagai langkah awal YPT/LPTK bisa berada di lebih dari dua lembaga
saling tukar menukar informasi dengan kementrian yaitu Kemendikbud,
SEAMEO yang merupakan organisasi Kemendagri, Depag, dan Kemenristek
Menteri Pendidikan Se-Asia. Dan Dikti. Bahkan banyak departemen
12. YPT/LPTK dapat terus mendorong dan lain yang memilikinya. Hal tersebut
mengembangkan pembelajaran digital bertentangan dengan undang-undang yang
yang meliputi SEA digital Class atau berlaku selama ini yaitu UU No. 20 tahun
pembelajaran antar kelas, Ujian dalam 2003 tentang Sisdiknas. Apalagi undang-
jaringan (UDJ) atau online exam, dan undang yang ada sudah mencapai siklus
lainya. 13 tahunan. Akan tetapi revisinya perlu
13. YPT/LPTK/Dinas terkait perlu disesuaikan dengan kurikulum yang baru.
membentuk tim sukses kualitas guru dan Terbukti bahwa sistem perundang-
kualitas kurikulum secara bersama-sama. undangan yang berlaku di Indonesia masih
14. Semua guru yang ditugaskan diwajibkan belum selaras.
ikut keprofesian selama 1 tahun yang 23. Surat Keputusan Dewan Pengurus
dilaksanakan oleh LPTK. Bahkan harus Yayasan Pendidikan Telkom Dan Yayasan
direkrut dari semua lulusan terbaik Sandhy Kara Putra Telkom
Universitas dengan insentif standar No. Kep. 0377/00/DGA-02/YPT/2015
BUMN. dan Kep. O135/00/DGA-02/YSPT/2015
15. Perlu sistem insentif bagi guru produktif Tentang Bantuan Beasiswa Bagi Yang
dan peneliti yang jelas dan layak untuk Melaksanakan Pendidikan Pada Lembaga
merangsang kreatifitas, inovasi dan Pendidikan di Lingkungan Telkom
profesionalitas-nya. Foundation perlu dijalankan dengan
16. Organisasi pendidikan dibawah YPT konsisten dan terbuka.
perlu dievaluasi dengan alat ukur yang 24. Perlunya pengendalian manajemen
komprehensif secara periodik yaitu 2-3 kualitas proses dan pengendalian tugas
tahun sekali oleh tim Independen. kerja secara berkesinambungan.
17. Masih adanya penerapan dualisme 25. Perlunya peninjauan ulang sistem nilai,
kurikulum, perlu segera diantisipasi oleh mutu dan strategi jangka pendek maupun
dinas terkait, agar proses pendidikan dan jangka menengah.
proses belajar sesuai dengan tujuan 26. LPTK/YPT & YSPT perlu memperkuat
penguatan kualitas dan kesetaraan budaya keprofesian guru-guru yang
pendidikan nasional. dibawah standar.
18. Setiap urutan I+P+O+D jika diterapkan 27. Perlunya buku pegangan siswa/guru atau
secara komprehensif pada setiap LKS yang mengunakan metode MEL,
tingkatan perlu pembuatan sistem IPOD karena masih hampir semuanya
ada alat ukur dan standarnya. mengunakan UBT sekarang ini (2016-
19. Perlu adanya lembaga penguji kompetensi 2017).
bersama agar tidak berbayar atau lebih 28. Untuk memperkuat kelembagaan dan
murah. landasan kerja legal formal para pegawai
20. Semua calon guru, guru, Kepala Sekolah, YSPT serta stakeholder terkait dalam
dan Dinas terkait perlu mengetahui penguatan Good Education Governance
masalah-masalah pembelajaran siswa dan (GEG), seharusnya ada kajian
pendidikan, agar bisa mengantisifasinya komprehensif antara Undang-undang
ketika mengajar atau memimpin satuan ketenaga kerjaan, Undang-undang
pendidikan. Perseroan Terbatas, Undang-undang guru
21. Dapat melakukan standard evaluasi dan dosen, AD/ART YSPT, Undang-
penilaian (PKG/PKD) dengan metoda dan undang Sisdiknas, Peraturan
teknik akronim CASE ( dari Prof. D. pemerintah/Peraturan SNP/Akreditasi,
Lockwood). C= Capability To Undang-undang yayasan, Undang-undang
Communicate effectively Learning, Perguruan tinggi, undang-undang otonomi
A= Advaced Knowledge and know-know daerah, Undang-undang Tipikor, Undang-
in midle Management Learning, S= undang Lingkungan dan Peraturan tentang
Skilled In Teaching and Able to PNS/Non PNS.
effectively utilise management learning,
E= Education, Suitably qualifed learning
to obtain respect from the clients.

36
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
7. DAFTAR REFERENSIKU 18. Alfons Taryadi, Guru, Majalah
(Bibliografi) Matabaca, Juli 2008.
19. Alex Iskandar, Bahasa Sebagai Suatu
1. Al-quran dan Al-hadist. Sistem, Majalah Ilmiah Wawasan
2. Aam Muamar, Implementasi Tridharma, Edisi No.9 Tahun 1,
Kurikulum 2013 Dan Perubahan Maret 1989.
Paradigma Pembelajaran, Hibar 20. Alex Sobur, Membangun Kesalehan
Sabilulungan Edisi Khusus, Bandung, Sosial, Pikiran Rakyat, 6/6/2016.
Februari 2014. 21. Andi Mappiare, Psikologi Orang
3. Abdul Rahmat, Kearifan Cinta Sang Dewasa, Usaha Nasional, Surabaya-
Guru, MQS Publishing, Bandung , Indonesia, 1983.
2010 22. Andi Hakim Nasution, Dilarang
4. Abdullah Gymnastiar, Amanah : Membaca : Hukuman Berat Bagi
Manajemen Qolbu Untuk Pelajar, Majalah Transformasi, Vol.1,
Kepemimpinan, MQS Publishing, No.3, Oktober-Desember, Percetakan
Bandung, 2004. IPTN, April 2000.
5. Abdullah Afif, Islam Dalam Kajian 23. Andi Hakim Nasoetion, Pengantar Ke
Sain, Penerbit Al-ikhlas, Surabaya, Filsafat Sains, Litera Antarnusa,
1994. Bogor, 1989.
6. Abu Azmi Azizah, Bagaimana 24. Andreas Harefa, Menjadi Manusia
Berpikir Islami, Penerbit Intermedia, Pembelajar, Kompas, Jakarta,
Karang Asem, Lawean, 2002. Agustus 2000.
7. Abuhasan Asya’ri, Taqdir Dan Dunia 25. A Helmy Faishal Zaini, Dari
Yang Sedang Tumbuh, Ilmu dan Kemerdekaan ke Kemerdekaan,
Budaya, No.10-11, Juli-Agustus Republika, 16 Agustus 2016.
1989. 26. A. Prijosaksono & R. Sembel,
8. Adang Suwandi Ahmad, Peningkatan Menjadi Kreatif Dan Produktif, Sinar
Reputasi STT Telkom Melalui Harapan, 2002.
Pendidikan Berbasis Pembelajaran 27. Arif Prastisto, Cara Mudah
dan Berorientasi Riset, Makalah Mengatasi Masalah Statistik Dan
Balon Ketua STT Telkom 2006-2010. Rancangan Percobaan Dengan SPPS
9. Ade Iskandar, Kepala Sekolah 12, Elex Media Komputindo, Jakarta,
Inspiratif, Pikiran Rakyat, 23 Januari 2004
2016. 28. Asma Nadia, Kurangi Jam Sekolah
10. Adji W. Kamsirin, Diktat Kuliah : Dan Mata Pelajaran, Republika dalam
Permodelan Sistem, Sekolah Tinggi Resonasi, 13 Agustus 2016.
Teknologi Bandung. 29. Asep Rohmandar, Berpikir
11. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Membangun Komitmen Diri Sendiri
Evaluasi Kinerja SDM, Refika Untuk Kebersamaan, Makalah yang
Aditama, Bandung, 2005. belum terpublikasi, Bandung, April
12. Aceng Abdullah, Beban Sosial Anak- 2011.
Anak, Pikiran Rakyat, 6 Juni 2016. 30. A. Rohmandar, Pilih Pemimpin Muda
13. A. Dubi, Monte Carlo Aplications In : Untuk Menjadi Bangsa “ High Trust
System Engineering, John Wiley & Society”, Makalah Pra Kongres
Sons, Ltd, Baffins Lane, Chichester, Kaum Muda Jabar, Dayeuhkolot, 16
West Sussex, PO19 IU, England, Oktober 2008.
2000. 31. Asep Rohmandar, Saatnya
14. Agus Hermawan, Belajar dari Model Berdayakan Perpustakaan Desa/
Kehidupan : Refleksi Dan Pemikiran Kelurahan Supaya Masyarakat
Seorang Guru, EduSmart, April 2009. Cerdas, Materi/Makalah Diskusi
15. Agus Nggermanto, Quantum Quotient Anggota APDK, 2010.
(QQ) : Kecerdasan Kuantum, Penerbit 32. Asep Rohmandar, Perlunya
Nuansa, 2002. Kepedulian Bagi Rakyat Miskin,
16. Ahmad Izzan, Menjadi Muslim Makalah, Bandung, 22 April 2011.
Pembelajar, Oase Mata Air Makna, 33. A. Rohmandar, Saatnya
Bandung, 2007. Kepemimpinan Kaum Muda
17. Ali Abdul Halim Mahmud, Fikih Berkeadaban Berperan Ditahun 2014,
Responsibilitas : Tangung Jawab Makalah, Dayeuhkolot, 2013.
Muslim Dalam Islam, Penerbit Gema 34. Asep Rohmandar, Berpikir
Insani Press, Jakarta, 1998. Membangun Komitmen Diri Sendiri

37
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
Untuk Kebersamaan, Makalah, Keadilan, Rosda Karya, Bandung,
Bandung, 2012 1999.
35. A. Rohmandar, Quick And Speed 51. Bobbi De Porter, Quantum Success :
Learning, Dalam Proses Finalisasi Delapan Kunci Meraih Kesuksesan
Penerbitan, 2015. Luar Biasa, terjemahan, Kaifa,
36. Asep Rohmandar, Membangun Bandung, 2007
Kepemimpinan Yang Berhasil Bagi 52. Burhanuddin Tola, UN ( Bukan, pen)
Public, artikel yang belum sebagai Penjaminan Mutu, Republika,
terpublikasin, 2015. 3 Nopember 2016.
37. A. Rohmandar, Kepemimpinan 53. Bustanuddin Agus, Pengembangan
Pancasilais Dalam Menjawab Ilmu-ilmu sosial : Studi Banding
Tantangan Global di Era Digital, Antara Pandangan Ilmiah Dan Ajaran
makalah yang belum terpublikasi, Islam, Gema Insani, Jakarta, 1999.
2015. 54. Cucu Komara & Deuis Fitni, Strategi
38. Asep Sumaryana, Radikalisme Belajar Tuntas, CV. Bina Budhaya,
Pendidikan, Pikiran Rakyat, 30 Bandung, 1999
Januari 2016. 55. Christopher Gleeson, S.J.,
39. Ari Ginanjar Agustian, ESQ : Menciptakan Keseimbangan :
Emotional Spiritual Quotient, Mengajarkan Nilai Dan Kebebasan,
Penerbit Arga Publishing, 2008. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana
40. Arifin Wardiman, Dengan ilmu Indonesia bekerja sama dengan
Pengetahuan, Teknik Dan Seni, Kita Universitas Sanata Darma, Jakarta-
Gunakan hak dan laksnakan Yogyakarta, 1997.
kewajiban Sebagai Warga negara 56. Dadang S. Anshori, Revolusi
untuk menyiapkan diri menyongsong Pendidikan : Membongkar Mitos
tingal landas, makalah, ITB, 14 Pendidikan ? (Bag : 2), Pikiran
Agustus 1991. Rakyat, tidak ada tangal maupun
41. A. Surjadi, Membuat Siswa Aktif tahun.
Belajar, Penerbit Binacipta, Bandung, 57. Dadang Kahmad, Metode Penelitian
1983. Agama : Perspektif Ilmu
42. Atep Kurnia, Menemukan “ Guru Perbandingan Agma, Pustaka Setia,
Tangtu ... “, Harian Umum Pikiran Bandung, 2000.
Rakyat, Selisik, 6 Juni 2016, hal 23. 58. Darta, Matematika & Karakter
43. A.T. Sugeng Priyanto, dkk., Manusia, Pikiran Rakyat, 31 Mei
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk 2016.
Kelas IX, edisi ke 4, Pusat Perbukuan 59. Deddy Mulyana & Jalaluddin
Depdiknas, dicetak PT. Elisa Surya Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya :
Dwitama, Bandung, Juli 2008. Panduan Berkomunikasi Dengan
44. Bagyo Y. Moeliodiharjo, Pembaruan Orang-Orang Berbeda Budaya, Rosda
Sistem Pendidikan Tinggi Melalui Karya, Bandung, 1996.
Penerapan Paradigma Baru, 60. Derek Lockwod, Desain Pelatihan
Tranformasi, Bandung, April 2000. Efektif, PT. Gramedia Pustaka
45. Bambang Sumantri, Jalan Kesuksesan Utama, Jakarta, 1994.
Hidup, Penerbit Elex Media 61. Dewi Sandi Guna, Analisis Sistem
Komputindo, Jakarta, 1999. Dan Prosedur Tahap Kajian TDP PT.
46. Bambang M. Eska, Pengantar Hidup Telkom, Laporan Kerja Praktek,
Sukses, CV. Bintang Pelajar, 1987. Jurusan Teknik Industri Sekolah
47. Bandung Mawardi, Kita Dalam Tinggi Teknologi Telkom, Bandung,
Kosmologi Pohon, Kompas, 27 1999.
Februari 2010.
48. Bayraktar Bayrali, Eksistensi Manusia 62. Dewiyatini & Siska Nirmala,
: Perspektif & Filsafat Mengatasi Menyebar Sang Pengajar, Pikiran
Problema Eksistensial Manusia, Rakyat, 19 Desember 2015.
Perenial Press, Jakarta 2000.
49. Beni Suhendar, Sistem Pendidikan 63. Devi Apriyanto, dkk., Buku Siswa
Sepanjang Hayat : Alternatif Madrasah Aliyah Kelas XI Pelajaran
Penyelamat Anak Bangsa, Harian Bahasa Arab : Pendekatan Saintifik
Umum Galamedia, 25 Juli 2000. Kurikulum 2013, Direktorat
50. Bismar Siregar, Catatan Bijak : Pendidikan Madrasyah, Dirjen
Membela Kebenaran Menegakan

38
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
Pendidikan Islam, Kementrian Agama 81. Gordon Dryden & Jeannette Vos, The
RI, 2015. Learning Revolution (terjemahan)
64. Dian Hendrayana, Tiga Langkah Buku 1 dan Buku 2, Penerbit Kaifa
Mengajari Siswa, Pikiran Rakyat, Bandung, Cetakan ke-IV, 2002
Selisik, 6 Juni 2016. 82. Gordon Brown, A Payment Plan For
65. Djoko Widagdho, Dkk, Ilmu Budaya Universal Education, The Jakarta
Dasar (Edisi Revisi), Penerbit Bumi Post, Tuesday January 26, 2016.
Aksara, Jakarta-Semarang, 1991. 83. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran
66. Djalaludin Dan Ramayulis, Pengantar : Menciptakan Proses Belajar
Ilmu Jiwa Agama, Kalam Mulia, Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif,
Jakarta, 1998. Bumi Aksara, Cet : 3, Jakarta, 2008
67. Donni Junipriansa, Kebiasaan efektif, 84. Hari Moekti, Generasi Muda Islam :
Employee Development Training Dari Masalah Putauw Sampai
Program, YPT+PDC+Dodik Bela Sekularisme, Rosda Karya, Bandung,
negara Rindam III Siliwangi Cikole 1998.
Lembang, 17-21 Maret 2014 85. Hari Lubis, Metodelogi Penelitian,
68. Endang Komara, SMK & Jiwa Jurusan Teknik Industri, Bandung,
Kewirausahaan, Pikiran Rakyat, 31 Pebruari 1995.
Mei 2016. 86. Hamka Abdul Aziz, Pendidikan
69. Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Berkarakter Berpusat Pada Hati, Al-
Filsafat Dan Agama, PT. Bina Ilmu, Mawardi Prima, Jakarta, 2011
Surabaya,1987. 87. Harun Yahya, Pernahkah Anda
70. Endri Listiani, Komunikasi yang Merenung Tentang Kebenaran,
efektif, Jurusan Komunikasi Bisnis, Robbani Press, Jakarta, 2002.
Telkom University. 88. Harsono Taroepratjeka, Teknik
71. Engkoswara dan Danny Meirawan, Industri : Pengembangan Keahlian,
Revitalisasi Budaya Bangsa : Menuju Keilmuan Dan Perannya Pada Abad
Indonesia Modern Dan Sejahtra 2020, Ke-21, Sekolah Tinggi Teknologi
Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Bandung, 2 Oktober 2000.
Pendidikan UPI Bandung, Bandung, 89. Herman Soewardi, Nalar :
2007 Kontemplasi Dan Realita, Program
72. Erbe Sentanu, Quantum Ikhlas : Pasca Sarjana, Universitas
Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati, Padjadjaran, Bandung, 1996.
Elex Media Komputindo, Kelompok 90. Hidayat, Pendidik Profesional Dalam
Gramedia, Jakarta, 2008. Pendidikan Insklusif, Harian Umum
73. Ester Lince Napitupulu, Mereka Yang Pikiran Rakyat, Minggu 14 Juni 2005
Berinovasi Di Bidang Pendidikan, hal : 18
Kompas, tahun terbit tidak diketahui. 91. H.R. Hidayat Suryalaga, Konsep
74. Fajar Kurnia Harseno, Introspeksi, Pembinaan Desa/Wilayah/Mandala
Penerbit dan tahun terbit tidak Budaya sebagai masyarakat Inti
diketahui dalam mewujudkan Peradaban baru
75. Fadil Fuad Basymeleh, Menyiapkan Indonesia Untuk Mencapai
Mental Untuk Menjadi Entrepreuneur, Masyarakat Indonesia yang beriman-
Makalah Seminar Kewirausahaan Bertaqwa Mandiri sejahtra dan
Mahasiswa, KKMB, 11 Maret 2000. bermartabat, Makalah 475, 15
76. Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, Oktober 2008.
Penerbit Andi Yogyakarta, 1996. 92. H.R. Hidayat Suryalaga, Filsafat
77. Freddy Faldy Syukur, Menjadi Guru Sunda : Sekilas Interpretasi Folklor
Dahsyat Guru Yang Memikat, Sunda, Penerbit Yayasan Nur
Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Hidayah, Bandung, 2010.
Cetakan 3 : 2011 93. Hidayat Nataatmadja, Krisis Manusia
78. Furqon, Pendidikan Kita (Tak) Gawat Modern, Al-Ikhlas Surabaya-
!, Pikiran Rakyat, 19 Desember 2015. Indonesia, 1994
79. Gari Rakai Sambu, Strategi Tepat : 94. H.K. Rampersad, Total Performance
Memperoleh Pekerjaan Dengan Scorecard, Penerbit PT Gramedia
Mudah, Penerbit Absolut, Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
Yogyakarta, 2002. 95. H.K. Rampersad, Pertajam
80. Gunawan Undang, Administrasi Kompetensi Anda Melalui Personal
Sekolah Dan Guru Sekolah Dasar, Balanced Scorecard, Penerbit PPM,
CV. Siger Tengah, 1997. Jakarta, 2006.

39
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
96. H. Oong Komar, Pancasila Dan 113.J. Winardi, Entrepreuner &
Filsafat Pendidikan Pancasila, Pikiran Entrepreunership, Penerbit Prenada
Rakyat, tanggal terbit tidak diketahui. Media, Jakarta, 2003.
97. Iip D. Yahya, Asep Suryana & 114.K.G. Saiyidain, Percikan Filsafat
Transformasi IM Telkom, Institut Iqbal Mengenai Pendidikan, Penerbit
Manajemen Telkom, Bandung, Mei C.V. Diponegoro, Bandung, 1978.
2010. 115.Koordinator Perkuliahan Konsep
98. I.L. Pasaribu & B. Simanjuntak, Teknologi, Konsep Teknologi, ITB,
Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bandung, 1 Agustus 1990.
Tarsito, Bandung, 1983. 116.Khalil Gibran, Kata-kata mutiara,
99. Irwanto, dkk., Psikologi Umum, Kerja Pustaka Jaya, Jakarta, 1992.
Sama APTIK dengan Penerbit 117.Laporan Makalah Unicef Jabar,
Gramedia Pustka Utama, Jakarta, Pendidikan Untuk Semua : Tantangan
1994. Dan Upaya. Unicef-Jawa Barat, 7
100.Ismail Kusmayadi, Literasi Media Oktober 2000.
Dan Daya Kritis Siswa, Harian 118.Lendy Widyana, Knowledge
Umum Pikiran Rakyat, Senin 15 Juni Management : Meningkatkan Daya
2015, hal :27 Saing Bisnis, Bayumedia Publishing,
101.Ivan Illich, Bebaskan Masyarakat Malang- Jatim, Februari 2005
Dari Belenggu Sekolah, Yayasan 119.Lilik Leksono, Pengantar Ilmu
Obor Indonesia, Jakarta, 2000. Komunikasi, Makalah, Tanggal dan
102.Iwan Pranoto, Merdeka Berilmu- tahun tidak diketahui.
Pengetahuan, Kompas, 20 Juni 2013 120.Made Pidarta, Perencanaan
hal : 6. Pendidikan Partisipatori : Dengan
103.Iqbal Alfajri, Film dan Pendidikan Pendekatan Sistem, Rineka Cipta,
keluarga, Opini Pikiran Rakyat hal: Jakarta, 1990.
26, Sabtu, 28 Mei 2016. 121.Majalah E-Indonesia, V0l. I/N.12,
104.Jalaluddin & Abdullah Idi, Filsafat Edisi Juni 2006.
Pendidikan, Penerbit Gaya Media 122.M. Ahmad Abdul Jawwad,
Pratama, Jakarta, 1997. Mengembangkan Inovasi &
105.Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Kreatifitas Berpikir Pada Diri Dan
: Pendekatan Praktis, Penerbit PT. Organisasi Anda, Penerbit Syaamil
Rosda Karya, Bandung, 1998. Cipta Media, Bandung, 2002.
106.Jay Kesler, Tolong ! : Aku Punya 123.Majalah Guruku, No.5. Jakarta, Edisi
Anak Remaja, Terjemahan, PT. bulan Juni 2009
Gunung Mulia, 1984. 124.Majalah Campus Asia, The Failure of
107.J.C. Tukiman Taruna, Patok-Duga Secular Education, Volume 2 No. 10,
Pendidikan, Kompas, September Edition May-July 2009.
2009. 125.Majalah Percikan Iman, edisi No.6,
108.Jean Marie Stine, Mengoptimalkan Tahun III, Juni 2002, Yayasan
Daya Pikir : Meningkatakan Daya Percikan Iman Bandung.
Ingat Dengan Mengarahkan Seluruh 126.Materi Pelatihan, Pemahaman Kriteria
Kemampuan Otak, Delaprastasa Bisnis MBNQA 2005 Untuk TTC,
Publishing, Jakarta, 1997. Edisi Revisi, Center of Human
109.Jejen Musfah, Budaya Orang Resurce Development, Training
(Ber,pen) Pendidikan, Republika, 22 Center Telkom.
Agustus 2016. 127.Mamat Ruhimat, dkk., Ilmu
110.Jemain Yogha, Action Plan, Makalah Pengetahuan Sosial (IPS) : Untuk
Pelatihan Perpustakaan, Kelas VII SLTP, Penerbit Grafindo
Bapusda/Bapusipda Pemprop Jawa Media Utama, Bandung, 2008.
Barat, 2008. 128.M. Agus Nuryanto, Mazhab
111.Jim Dornan & John C. Maxwell., Pendidikan Kritis : Menyikap Relasi
Strategi Menuju Sukses, Injoy, inc Pengetahuan Politik Dan Kekuasaan,
dan network twentyone, USA, 1998. Resist Book, Yogyakarta, Juli 2008
112.Johan Haryanto, Pengaruh Tes Sub 129.Marilyn Kourilsky Dan Lory
Formatif Terhadap Hasil Belajar Quaranta, Effective Teaching :
Siswa Dalam Pelajaran Matematika Principles and Practice, scoot,
Di kelas II SMPK I BPK Bandung, Foresman and Company, Illinois-
Skripsi, FPMIPA IKIP Bandung, USA, Printed 6, 1987.
1988.

40
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
130. Masri Singarimbun dan Sofian 148.Permendiknas No. 22 Tahun 2006
Effendi (Editor), Metode Penelitian Tentang Standar Isi Kurikulum
Survai, LP3ES, Jakarta, 1989. Nasional versi Pdf, diakses tanggal
131. Materi Pelatihan, Service For Front 18 Desember 2016.
Liner YPT, Learning Center Telkom. 149.P. Ari Subagyo, Habitus (Tidak)
132. Majalah Gogirl !, Edisi 8/September Membaca, Opini Kompas, 2009.
2011. 150.Popon Sjarif Arifin, Perencanaan
133. Majalah Transformasi Vol. 1, No.2, Karir, Lembaga Penelitian Dan
Juli- September 2000, Yayasan Pengabdian Masyarakat, Universitas
Pengembangan Sumber Daya ARS Internasional, Bandung, 2004.
Manusia- Forum Rektor, Percetakan 151.Rachmad K. Dwi Susilo, Sosiologi
IPTN, Bandung, 2000. Lingkungan, Rajawali Press, Jakarta,
134. Majalah Swadaya, Edisi 69-VII, Mei 2008.
2008. 152.Ratno Dwi Santoso, dkk, Kamus
135. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Aksioma Hukum Dan Postulat Ilmiah,
Pendidikan, Remaja Rosda Karya, CV. Sajarindo, Bandung, 2008.
Bandung, 1997. 153.Rendra Krestyawan, Spiritualitas
136. Michael Yamin Dan Petrus Rudy, Manusia Masa Depan : Eskapisme
Turbo Vision V.2.0, Dinastindo, Psikologis atau Pencerahan
Jakarta, 1993 Kesadaran, LKPI dan Yayasan Al-
137.M. Sirozi, Politik Pendidikan, Raja Kahfi, Surabaya, Inteleksia No.1 Vol
Grafindo Persada, Jakarta, 2007 III, Agustus 2000
138.Mubiar Purwasasmita, Membangun 154.Ridwan Kamil, Menaklukan Dunia
usaha Desa, Nasional Dan Global Lewat Kreatifitas, Kompas, 23 Juni
Secara bersama, Institute Teknologi 2009.
Bandung, Bandung, 7 Oktober 1999. 155.Riza Muhida, dkk,. Membentuk Insan
139.Murni Sucianti, Sekolah Negeri Bertaqwa, Penerbit Seksi Perkuliahan
Belum Tentu Sekolah Unggul, Agama Dan Etika, Jurusan Mata
Harian Umum Pikiran Rakyat, Senin Kuliah Dasar Umum, ITB, 1995.
13 Juli 2015, Hal : 27 156.Richardus Eko Indrajit & Richardus
140.Mochtar Buchori, Bahasa Inggris Dan Djokopranoto, Konsep Dan Aplikasi
Alienasi Kultural, Kompas, 17 Januari Business Process Reenginering,
2009, hal 7. Grasindo, Jakarta, 2002.
141.Moro Sujatmiko, Psikologi Industri, 157.R. Kunjana Rahadi, Meluruskan
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, Kembali Persepsi Edukasi, Media
1999. Indonesia, hal 4, Kamis 3 Agustus
142.Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, 2000.
Pengendalian Mutu pendidikan 158.Rhenald Kasali, Re-code : Your
Sekolah Menengah, Refika Aditama, Change DNA, Penerbit PT Gramedia
Bandung, 2006. Pustaka Utama, Jakarta, 2007.
143.Nanang Fattah, Landasan 159.Rhonda Byrne, the Secret (Rahasia),
Manajemen Pendidikan, PT. Remaja Penerbit PT Gramedia Pustaka
Rosda Karya, Bandung, 2000. Utama, Jakarta,2008.
144.Nunu A. Hamijaya,dkk., Quick 160.Rohanda, Pemetaan Budaya Baca Di
Reading : Melejitkan DNA Membaca, Jawa Barat : Sosialisasi Hasil
Penerbit Simbiosa Rekatama, Pemetaan Budaya Baca Masyarakat
Bandung, 2008. Jawa Barat di 26 Kabupaten/Kota,
145.Oemar Hamalik, Pembinaan dan Bapusipda Jabar.
Pengembangan Kurikulum, Pustaka 161.R. Susanto, Hand Out
Martiana, Bandung, 1981. Kewirausahaan, Jurusan Teknik
146.Oky Syeiful Rahmadsyah Harahap, Industri Sekolah Tinggi Teknologi
Menjadi Manusia Langka Indonesia, Bandung (STTB), Bandung, 2004.
Makalah Launching Buku “ Mencari 162.Rusyai Padmawidjaya, dkk, Laporan
Indonesia : Meninjau Masa Lalu Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian
Menatap Masa Depan”, Universitas Pada Masyarakat : Seminar dan
Padjadjaran, Bandung, 30 Juni 2011. lokakarya konsep Dan Operasional
147.Paulus Winarno, Fist Step To Be An Pembelajaran Sosiologi Dan
Entrepreneur, Makalah Seminar, Antropologi Di SMU Negeri/Swasta
Telkom University, Titimangsa tidak Kodya Dan Kabupaten Bandung,
ada.

41
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS Yang Melaksanakan Pendidikan Pada
IKIP Bandung, 1995. Lembaga Pendidikan Di Lingkungan
163.Said Hawwa, Intisari Ihya Ulumudin Telkom Foundation.
Al-ghazali : Mensucikan Jiwa 179.Surya Darma, Meningkatkan
(terjemahan), Robbani Press, Jakarta, Kompentensi Sumber Daya Manusia
2000 Melalui Organisasi Pembelajaran
164.Saeful Bahri, Kebijakan Publik ( Learning ), Majalah Manajemen
Visioner : Meluruskan Makna Usahawan Indonesia, Edisi, No.01 Th
Pemberdayaan Masyarakat Untuk XXX Januari 2001.
Menyelamatkan Citarum, Jurnal 180.S. Hamid Hasan, Proses Belajar-
Peduli Citarum, April 2010. Mengajar Sosiologi Dan Antropologi,
165.Syahrudin El-Fikri, Minat Baca Yang Jurusan Pendidikan Sejarah-FPIPS
Rendah, Harian Umum Republika, 22 IKIP Bandung, 25 Nopember 1995.
Juli 2016. 181.Suwarma Al Muchtar,
166.Siska Nirmala & Ida Farida, Menguji Pengembangan Kompetensi Pendidik
Kompetensi Guru, Pikiran Rakyat, 19 Melalui Penulisan Karya Ilmiah,
Desember 2015. makalah seminar, Uninus Bandung, 2
167.Sondang P. Siagian, Sistem Informasi Desember 2009.
Managemen, Bumi Aksara, Jakarta, 182.Soeharsono sagir, Peran Pendidikan
2000. Tinggi Dalam Mengantisipasi
168.Steven J. Stein & Howard E. Book, Peluang dan Kebutuhan Industri dan
Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Jasa Menjelang Era Globalisasi
Kecerdasan Emosional Meraih Perdagangan Bebas AFTA 2003 Dan
Sukses, Kaifa, Bandung, 2002 APEC 2010, Makalah Kuliah Umum,
169.Statuta Yayasan Sandhykara Putra Kampus STTtelkom, Bandung, 5
Cabang Kantor Witel V Jawa Barat, Oktober, 1998.
Bandung, 7 Mei 1991. 183.Soetrisno Bachir, Sintesa Budaya &
170.Sukanto Mn & A. Dardiri Hasyim, Peradaban baru Indonesia,
Nafsiologi : Refleksi Analisis tentang Komunitas Masyarakat Baru, 2008.
Diri dan Tingkah laku Manusia, 184.Syamsudin Makmun, Perbandingan
Risalah Gusti, Surabaya, 1995. Keefektipan Proses Belajar Mengajar
171.Suhendi, Guru Dan Pendidikan Dengan Mengunakan Beberapa
Bermutu, Pikiran Rakyat, 26 Januari Model Sistem Intruksional,
2010, hal : 22. Rancangan Penelitian untuk Disertasi,
172.Suharsono, Melejitkan IQ, IE & IS, Sekolah Pasca Sarjana, IKIP
Inisiasi Press, Depok, 2001. Bandung, 1982
173.Suherman, Bacalah ! : Menghidupkan 185.Syaeful Bahri Djamarah, Guru Dan
Kembali Semangat Membaca Para Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,
Mahaguru Peradaban, MQS Rineka Cipta, Jakarta, 2000.
Publishing, Bandung, 2010. 186.Tajuk Rencana, Pikiran Rakyat, 19
174.Subagio Budi Prajitno, Habermas Pun Desember 2015 halaman 22.
Berbudi, Pikiran Rakyat, 17 187.Tim Dosen Teknik Elektro, MK
Desember 2015. Model Simulasi : TE-4802 & EE-
175.Suherman, Perpustakaan Sebagai 4432, Sekolah Tinggi Teknologi
Jantung Sekolah, MQS Publishing, Telekomunikasi, 2002.
Bandung, 2009. 188.T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi
176.Sukidi, New Age : Wisata Spiritual 2, BPFE Yogyakarta, 1997.
Lintas Agama, Penerbit PT. 189.Tim Penulis dan Ade Hendraputra
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, (ed), Analisis Dan Desain Sistem
2001. Informasi, Politeknik Telkom,
177.Supriyanto FZ, Pendidikan Untuk Bandung, 2009.
Remaja Agresif, Pikiran Rakyat, 190.Tim Penulis Rosda, Islam Untuk
tahun tidak diketahui. Remaja : Materi Pesantren Kilat,
178.Surat Keputusan Dewan Pengurus Remaja Rosda Karya, Bandung, 1997.
Yayasan Pendidikan Telkom Dan 191.Tim Redaksi Virginia Woolf, Is there
Yayasan Sandhy Kara Putra Telkom a Computer in your head, Terjemahan
No. Kep.0377/00/DGA-02/YPT/2015 ( Balada Manusia dan Mesin,
dan Kep. 2002:73-81), Penerbit Mizan,
O135/00/DGA-02/YSPT/2015 Bandung, 2002.
Tentang Bantuan Beasiswa Bagi

42
ASEP ROHMANDAR FROM MPM INDONESIA-NUSANTARA
2015/2016
192.Tim Penyusun Executive Summary, 208.Zubaedah Sujai, Ilmu Bahasa
Analisis Dampak Lingkungan (Linguistik Umum), Program
Kawasan Pendidikan Telkom, Pendidikan Bahasa Dan Sastra
September, 2008. Indonesia, Fakultas Keguruan Dan
193.Tim Penyusun ( Adhian Agung Ilmu Pendidikan, Universitas Islam
Yulianto, dkk), Analisis Dan Desain Nusantara,Bandung, 2008.
Sistem Informasi, Politeknik Telkom, 209.Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan
Bandung, 2009. Islam, Diterbitkan oleh Bumi Aksara
194.Toto Suparto, Saatnya Politisi yang bekerjasama dengan Direktorat
Berpikir, Kompas 15/5/2009. Jendral Pembinaan Kelembagaan
195.Tri Rusmi Widiyatun, Ilmu Prilaku, Agama Islam, Depag RI, 1995.
CV. Sagung Seto, Jakarta, 2009. 210.Zulfikri Anas, Merdeka Dari
196.Undang-undang Dasar Republik Kepalsuan (Pendidikan, pen),
Indonesia 1945, Penerbit “ Putra Republika, 22
Mandiri”, Surakarta, 2009-2011. 211.Brosur Penerimaan Siswa Baru
197.Undang-undang Rencana SMA/SMK Telkom Bandung,
Pembangunan Jangka Panjang 2016/2017.
Nasional Tahun 2005-2025, Sinar 212.www.ypt.co.id, diakses 18 Oktober
Grafika, Jakarta, Mei 2007. 2017.
198.Undang-Undang Sisdiknas (Sistem
Pendidikan Nasional) Republik
Indonesia No.20 Tahun 2003, Sinar
Grafika, Cetakan ke-4, Jakarta, 2007.
199.Victor Asih, Delapan Rahasia
Dahsyat Meraih Impian, Penerbit
Andi, Yogyakarta, 2008
200.Vincent Gasversz, Manajemen
Kualitas Dalam Industri Jasa,
Diterbitkan atas Kerja Sama Yayasan
Indonesia Emas, Institute Vincent
dengan Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1997.
201.www.informasi-pendidikan.com dan
www.kompetensi.info.com yang
diakses, 6/2/2016 dari Smartphone
Evercoss A5C.
202.www.smatelkomschool.sch.id &
www.smktelkomschool.sch.id
diakses, 8 Februari 2017
203.Waloejo Loekmanto, Peran Sains
Mendasari Terwujudnya Teknologi
Maju, Makalah Kuliah Umum Sidang
Senat Mahasiswa Baru STT Telkom,
1996.
204.Westriningsih, Jadi Pengusaha Siapa
Takut ?, Penerbit Cempaka Putih,
2008.
205.Win Wenger, Beyond Teaching &
Learning (Memadukan Quantum
mengajar dan belajar), Penerbit
Nuansa, Bandung, 2003.
206.Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama,
Penerbit Bulan Bintang, Jakarta,
1991.
207.Zamroni, Transformasi Pendidikan
Untuk Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia, Sintesis
No.07. Th.1. Oktober-November
1993.

43

Anda mungkin juga menyukai