Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Palopo
21 Maret 2023
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yang terhormat,
Rektor IAIN Palopo, Prof. Dr. Abdul Pirol, M.Ag.
Bapak/Ibu yang saya hormati dan para mahasiswa yang saya banggakan.
Dalam kehidupan sekarang saat ini ada turbulensi besar, ada disruption
dan ada perubahan yang berkelanjutan yang mau tidak mau harus kita
2
lakukan mitigasinya agar kehidupan kedepan bisa kita kelola dengan lebih
baik. Pada hakikatnya kita semua diberikan amanat dan mandat oleh Allah
swt., untuk bisa mengelola kehidupan tersebut dengan bijaksana. Didalam
setiap kita mengelola kehidupan, selalu dihadapan kita ada tantangan yang
memang sengaja diciptakan oleh yang maha kuasa, tentu ini bagian besar
yang harus di carikan solusinya. Ketika ayat pertama diturunkan oleh Allah
swt, bukan perintah untuk shalat, bukan perintah puasa, bukan perintah
berzakat, bukan perintah untuk berhaji tetapi perintahnya adalah untuk
membaca. Esensi belajar disini adalah mempelajari apa yang ada didepan
kita untuk bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Dunia adalah lahan
yang luas untuk kita jadikan sebagai objek sekaligus subjek pembelajaran,
maka proses belajar diletakkan pada sumberdaya manusianya.(Fakruollah,
2021)
Bapak/Ibu yang saya hormati dan para mahasiswa yang saya banggakan
1
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 3, Surabaya: Wacana
Intelektual, cet I tahun 2009, hlm, 338
3
pendidikan hanya merupakan media untuk pendidikan dan pewarisan nilai
nilai (agent of education), maka kemudian pendidikan pun harus beralih
kepada fungsi lainnya yaitu pengembangan ilmu pengetahuan melalui
penelitian (research), lalu pendidikan pun harus menjadi wahana
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta transformasinya
(science and technological development) dan yang paling penting pendidikan
harus merupakan wahana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
pada berbagai bidang kehidupan khususnya bidang ekonomi
(entrepreneurship).(Wahidin, 2020)
4
abad ke-21 dikarenakan pada era ini akan memerlukan orang-orang yang
inovatif serta kreatif untuk dapat beradaptasi dengan cepat.(Putriani, 2021)
Hal lain yang perlu kita camkan dan menjadi target kita bersama adalah
bahwa inovasi-inovasi baru harus kita munculkan melalui perguruan tinggi
dan mengapa ini muncul karena memang harus kita menyadari bahwa tingkat
inovasi anak bangsa berada pada urutan 85 dari 131 negara, bahkan kalau
kita telusuri induk dari inovasi atau asal muasal dari inovasi sebetulnya
adalah kreativitas. Berbicara tentang kreativitas, para ahli mengatakan bahwa
30% kreativitas diberikan atau diturunkan dari bapak ibu kita tapi yang 70%
diperoleh melalui proses pendidikan dari tingkat terendah sampai tingkat
tertinggi. 70%,,, artinya kalau kita menghadapi kenyataan bahwa kreativitas
anak bangsa masih rendah, maka pihak yang paling ditunjuk dan
bertanggung jawab adalah dunia pendidikan karena dunia pendidikan lah
yang memberikan konstribusi terbesar dalam penciptaan anak-anak bangsa
yang kreatif (Wahidin, 2021).
Kita sadar betul dari berbagai bacaan dan lain-lainnya bahwa persaingan
kedepan akan ada pada tingkat penguasaan informasi dan teknologi. Ketika
sumberdaya manusia harus bersaing dengan google, tentu kalah, daya ingat
dan daya kecepatan tentulah kalah, karena kemampuan mesin bisa
ditingkatkan terus menerus sedangkan kemampuan manusia ada batasnya
dan kemudian menurun seiring dengan bertambahnya usia. Tetapi karakter
sumberdaya manusia yang tidak bisa ditinggalkan walau teknologi sangat
berkembang seperti sekarang ini, yaitu yang pertama integritas. Hal ini
menjadi landasan bagi semuanya, kedua yaitu berpikir positif, kreatif dan
inovatif, ketiga siap bekerja, bersinergi dan berkolaborasi dalam tim
(Wahidin, 2021). sejalan nilai-nilai budaya kerja di kementerian agama RI.
Pertama integritas yang berarti keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan
perbuatan yang baik dan benar, kedua profesionalitas berarti bekerja secara
5
disiplin, kompoten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik, ketiga inovasi yaitu
menyempurnakan yang ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik,
keempat tanggung jawab yaitu bekerja secara tuntas dan konsukuen dan
terakhir keteladanan yang berarti menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Indarta, Y., Jalinus, N., Waskito, W., Samala, A. D., Riyanda, A. R., & Adi, N. H.
(2022). Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar dengan Model Pembelajaran
Abad 21 dalam Perkembangan Era Society 5.0. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 4(2), 3011–3024. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2589
Wahidin, D. (2021). “Orasi Ilmiah” dan Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu
Pendidikan IPA.
6
7