Anda di halaman 1dari 7

STUDIUM GENERAL

“PENDIDIKAN HARMONI UNTUK MEMBANGUN SDM YANG


UNGGUL, BERKARAKTER DAN PROFESIONAL”

Dr. Muhammad Guntur, M. Pd.


(Dosen Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Palopo)

Disampaikan pada acara :


PEMBUKAAN KULIAH PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO

Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Palopo
21 Maret 2023
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semuanya.


Salam sehat, salam bahagia dan salam kebajikan.

Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin, was-sholaatu wassalaamu 'alaa asyrofil


anbiyaa-i wal mursaliin, sayyidina muhammadin, wa'ala alihi wa'ashabihi
aj'ma'iin

Yang terhormat,
Rektor IAIN Palopo, Prof. Dr. Abdul Pirol, M.Ag.

Yang kami hormati.


Para wakil Rektor IAIN Palopo
Direktur ,dan wakil direktur PPs IAIN Palopo
Para dosen dan tenaga kependidikan PPs IAIN Palopo
Para Mahasiswa baru PPs IAIN Palopo
Serta Para Undangan dan Hadirin,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, mengawali segala sesuatunya


tentu meniscayakan pada kita semua selaku insan yang beriman untuk
senantiasa memanjatkan puji syukur, doa dan harapan kehadirat Illahi Robbi
sehingga pada pagi hari ini diberikan kesempatan, panjang usia dan diberikan
harapan sehingga masih terus bisa berkontribusi untuk ibu pertiwi dan
berkarya untuk anak bangsa, dalam rangka, membangun sebuah dialektika
untuk menghadirkan sebuah model pendidikan yang kita bingkai menjadi
sebuah kegiatan bertajuk Stadium General. Selanjutnya Selawat dan salam
kita curahkan kepada junjungan Nabiullah Muhammad saw., para
keluarganya, para tabiin dengan doa dan harapan semoga kita senantiasa
istiqomah memegang ajarannya hingga kelak dan memperoleh syafaat
darinya.
Pertama‐tama, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang
setinggi‐tingginya kepada Direktur program pascasarjana IAIN Palopo dan
panitia yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada saya
untuk sharing dan berbagi untuk menyampaikan beberapa perkembangan
terkait integrasi nilai harmoni dalam membangun SDM unggul dan
berkarakter di era merdeka belajar.
Pada momen dan kesempatan yang istimewa ini, perkenankanlah pula
saya menyampaikan selamat datang kepada mahasiswa program pascasarjana
yang telah bergabung di k a m p u s h i j a u IAIN Palopo.

Bapak/Ibu yang saya hormati dan para mahasiswa yang saya banggakan.

Dalam kehidupan sekarang saat ini ada turbulensi besar, ada disruption
dan ada perubahan yang berkelanjutan yang mau tidak mau harus kita

2
lakukan mitigasinya agar kehidupan kedepan bisa kita kelola dengan lebih
baik. Pada hakikatnya kita semua diberikan amanat dan mandat oleh Allah
swt., untuk bisa mengelola kehidupan tersebut dengan bijaksana. Didalam
setiap kita mengelola kehidupan, selalu dihadapan kita ada tantangan yang
memang sengaja diciptakan oleh yang maha kuasa, tentu ini bagian besar
yang harus di carikan solusinya. Ketika ayat pertama diturunkan oleh Allah
swt, bukan perintah untuk shalat, bukan perintah puasa, bukan perintah
berzakat, bukan perintah untuk berhaji tetapi perintahnya adalah untuk
membaca. Esensi belajar disini adalah mempelajari apa yang ada didepan
kita untuk bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Dunia adalah lahan
yang luas untuk kita jadikan sebagai objek sekaligus subjek pembelajaran,
maka proses belajar diletakkan pada sumberdaya manusianya.(Fakruollah,
2021)

Bapak/Ibu yang saya hormati dan para mahasiswa yang saya banggakan

Diera society 5.0 sekarang, dibutuhkan sumberdaya manusia yang


berkualitas untuk mendukung keberhasilan proses pembangunan yang lebih
baik. Pendidikan pada hakikatnya adalah mewujudkan manusia yang utuh
dan berkarakter agar dapat berkembang dengan lebih baik. Untuk
membangun karakter haruslah dikelola dengan baik agar kreativitas dapat
berkembang dengan hasil yang diinginkan.
Sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana
disebutkan dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.1
Fungsi pendidikan seperti yang tergambarkan di atas, sebenarnya
merupakan antisipasi kreatif para pemuka bidang pendidikan Indonesia
dalam upaya untuk melakukan adaptasi pendidikan terhadap perkembangan
zaman. Saat ini ketika globalisasi telah melanda seluruh ummat manusia di
muka bumi sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama di bidang transportasi, travel dan teknologi informasi
mengakibatkan dunia menyatu tanpa batas dalam masyarakat global yang
berinteraksi satu sama lain menjadi masyarakat dunia yang penuh keragaman
(heterogen), dibanjiri dengan informasi bervariasi dari sumber yang juga
beragam, selain itu juga iptek yang berkembang sangat pesat, juga
berkonsekuensi mengakibatkan munculnya permasalahan manusia yang
sangat kompleks, serta perubahan yang cepat di berbagai bidang kehidupan
manusia.
Memang sebenarnya fungsi pendidikan selayaknya terus
bermetamorfosis sejalan dengan perkembangan zaman, kalau pada awalnya

1
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 3, Surabaya: Wacana
Intelektual, cet I tahun 2009, hlm, 338

3
pendidikan hanya merupakan media untuk pendidikan dan pewarisan nilai
nilai (agent of education), maka kemudian pendidikan pun harus beralih
kepada fungsi lainnya yaitu pengembangan ilmu pengetahuan melalui
penelitian (research), lalu pendidikan pun harus menjadi wahana
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta transformasinya
(science and technological development) dan yang paling penting pendidikan
harus merupakan wahana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
pada berbagai bidang kehidupan khususnya bidang ekonomi
(entrepreneurship).(Wahidin, 2020)

Bapak/Ibu yang saya hormati dan dirahmati Allah Subhanahu wa ta’ala.

Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan implementasi dan upaya


kreatif dari setiap unsur pelaksana pendidikan untuk mendukung tercapainya
tujuan yang sangat mulia tersebut. Para pendidik dan peserta didik
diharapkan memiliki kemampuan mewujudkannya melalui pelaksanaan
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas, melalui kegiatan
intrakurikuler maupun ekstra kurikuler atau melalui kurikulum yang telah
disiapkan.
Namun demikian dalam praktiknya masih banyak terjadi ketimpangan
dan ketidakseimbangan pada ketiga unsur yaitu unsur kognitif, afektif dan
psikomotorik sehingga tujuan dari pendidikan nasional masih jauh dari
harapan.(Marzuki, 2012)
Namun, tentu untuk mewujudkan SDM unggul tidaklah mudah,
tantangan demi tantangan terus silih berganti, dari era revolusi industri,
pandemi Covid-19 hingga Era Society 5.0. Maka, diperlukan terobosan-
terobosan yang mumpuni untuk menciptakan sistem pendidikan yang dapat
melahirkan generasi SDM unggul dan berkarakter. Era Society 5.0 adalah
masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan
sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi
Industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala
sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam
jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
(Indarta et al., 2022).

Bapak/Ibu yang saya hormati dan dirahmati Allah Subhanahu wa ta’ala.

Kurikulum Merdeka Belajar hadir sebagai jawaban atas ketatnya


persaingan sumber daya manusia secara global di abad ke-21. Lukum dalam
Putriani & Hudaidah menyatakan bahwa terdapat tiga kompetensi besar di
abad ke-21, yaitu kompetensi berpikir, bertindak dan kompetensi hidup di
dunia. Kompetensi berpikir meliputi berpikir kritis, berpikir kreatif, dan
pemecahan masalah. Kompetensi bertindak meliputi komunikasi, kolaborasi,
literasi digital dan literasi teknologi. Sedangkan kompetensi hidup di dunia
meliputi inisiatif, mengarahkan diri, pemahaman global serta tanggung jawab
sosial. Kompetensi inilah yang mestinya diterapkan dalam pembelajaran

4
abad ke-21 dikarenakan pada era ini akan memerlukan orang-orang yang
inovatif serta kreatif untuk dapat beradaptasi dengan cepat.(Putriani, 2021)
Hal lain yang perlu kita camkan dan menjadi target kita bersama adalah
bahwa inovasi-inovasi baru harus kita munculkan melalui perguruan tinggi
dan mengapa ini muncul karena memang harus kita menyadari bahwa tingkat
inovasi anak bangsa berada pada urutan 85 dari 131 negara, bahkan kalau
kita telusuri induk dari inovasi atau asal muasal dari inovasi sebetulnya
adalah kreativitas. Berbicara tentang kreativitas, para ahli mengatakan bahwa
30% kreativitas diberikan atau diturunkan dari bapak ibu kita tapi yang 70%
diperoleh melalui proses pendidikan dari tingkat terendah sampai tingkat
tertinggi. 70%,,, artinya kalau kita menghadapi kenyataan bahwa kreativitas
anak bangsa masih rendah, maka pihak yang paling ditunjuk dan
bertanggung jawab adalah dunia pendidikan karena dunia pendidikan lah
yang memberikan konstribusi terbesar dalam penciptaan anak-anak bangsa
yang kreatif (Wahidin, 2021).

Bapak/Ibu yang saya hormati dan dirahmati Allah Subhanahu wa ta’ala.

Dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan tinggi akan yang menjadi


pihak yang bertanggung jawab, mulai meningkatkan level pendidikan sampai
menciptakan anak-anak bangsa yang kreatif. Kedepannya perguruan tinggi
harus bermetamorfosis dari yang awalnya hanya agent of education kita ubah
menjadi agent of research kemudian kita ubah menjadi agent of culture
knowledge dan teknologi transfer dan ujungnya universitas atau perguruan
tinggi harus berperan sebagai agent economi development bagi
mahasiswanya. Artinya bahwa perguruan tinggi harus menciptakan alumni-
alumni berdaya secara ekonomi disamping itu dilengkapi dengan karakter
(akhlak mulia) atau alumni-alumni unggul yang kelak menjadi tulang
punggung pembangunan bangsa menuju cita-cita yang dicanangkan sejak
awal (Wahidin, 2021).

Bapak/Ibu yang saya hormati dan dirahmati Allah Subhanahu wa ta’ala.

Kita sadar betul dari berbagai bacaan dan lain-lainnya bahwa persaingan
kedepan akan ada pada tingkat penguasaan informasi dan teknologi. Ketika
sumberdaya manusia harus bersaing dengan google, tentu kalah, daya ingat
dan daya kecepatan tentulah kalah, karena kemampuan mesin bisa
ditingkatkan terus menerus sedangkan kemampuan manusia ada batasnya
dan kemudian menurun seiring dengan bertambahnya usia. Tetapi karakter
sumberdaya manusia yang tidak bisa ditinggalkan walau teknologi sangat
berkembang seperti sekarang ini, yaitu yang pertama integritas. Hal ini
menjadi landasan bagi semuanya, kedua yaitu berpikir positif, kreatif dan
inovatif, ketiga siap bekerja, bersinergi dan berkolaborasi dalam tim
(Wahidin, 2021). sejalan nilai-nilai budaya kerja di kementerian agama RI.
Pertama integritas yang berarti keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan
perbuatan yang baik dan benar, kedua profesionalitas berarti bekerja secara

5
disiplin, kompoten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik, ketiga inovasi yaitu
menyempurnakan yang ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik,
keempat tanggung jawab yaitu bekerja secara tuntas dan konsukuen dan
terakhir keteladanan yang berarti menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

Bapak/Ibu yang saya hormati dan dirahmati Allah Subhanahu wa ta’ala.

Terakhir, kepada para mahasiswa, tetaplah bangun tradisi Iqro


Bismirabbikalladzikhalaq dan nun wal-qalam wa mā yasṭurụn.
Demikian bapak dan ibu, ringkas yang dapat saya sampaikan semoga
bermanfaat. Mohon maaf atas segala kekurangan. Terima kasih bapak
direktur, hadirin dan hadirat yang berbahagia, mohon maaf lahir dan bathin
Wallahul muwaffiq ila aqwamit-tharieq wassallammu’alaikum
warohmatullahi wabarakaatuh.

DAFTAR PUSTAKA

Fakruollah, Z. A. (2021). Desain Pendidikan Pada Era Turbulensi dan Disrupsi


dalam "Orasi Ilmiah " Wisuda Universitas Terbuka.

Indarta, Y., Jalinus, N., Waskito, W., Samala, A. D., Riyanda, A. R., & Adi, N. H.
(2022). Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar dengan Model Pembelajaran
Abad 21 dalam Perkembangan Era Society 5.0. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 4(2), 3011–3024. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2589

Marzuki. (2012). Pengintegrasian Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Di


Sekolah. Jurnal Pendidikan Karakter, 2(1), 33–44.
https://doi.org/10.21831/jpk.v0i1.1450

Putriani, J. D. (2021). Penerapan Pendidikan Indonesia di Era Revolusi Industri 4


. 0. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3), 831–838.
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i3.407

Wahidin, D. (2020). Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Di Abad 21. Ujmes,


05(01), 1.

Wahidin, D. (2021). “Orasi Ilmiah” dan Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu
Pendidikan IPA.

6
7

Anda mungkin juga menyukai