Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarokatuh

Alhamdulillahilladzi ja’alal qalama lil kitabah wal kitabah lil qira’ah wal qira’ah lil ma’rifah wal
ma’rifah lil ‘ibadah wal ‘ibadah lillahi ta’ala

Yang saya hormati bapak/ibu juri

Yang saya hormati segenap panitia penyelenggara yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
namanya.

Dan tak lupa juga seluruh generasi muda Indonesia yang saya banggakan

Selamat siang bapak/ibu guru yang saya hormati dan teman – teman sekalian yang saya cintai.

Segala puji dan rasa syukur kita panjatkan kepada Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kita bisa berkumpul seperti sekarang ini. Saya ucapkan juga terimakasih
kepada bapak/ibu guru dan murid-murid sekalian karena telah bersedia hadir di ruangan ini.

Berangkat sekolah menggunakan dasi 


Hari senin upacara bendera
Marilah kita jaga toleransi
Demi keutuhan bangsa dan negara

Dalam kesempatan yang berbahagia ini saya ingin menyampaikan pidato dengan judul :

Pendidikan Sebagai Kunci Keberhasilan Bonus Demografi

Indonesia tercatat sebagai negara kepulaun terbesar didunia dengan jumlah 13.466 pulau,
1.128 suku bangsa serta jumlah penduduk yang lebih dari 252 juta  jiwa maka pantas jikalau
bangsa Indonesia masuk dalam jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Oleh karena itu secara
kuantitas jumlah penduduk bangsa Indonesia sudah tidak diragukan akan tetapi secara kualitas
dan kesejahteraanlah bangsa Indonesia masih diragukan.

Jika kita cermati lebih mendalam, luas Negara Indonesia yang memiliki jumlah penduduk begitu
banyak juga diimbangi pula dengan jumlah kemiskinan masyarakatnya, pada September 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis penduduk miskin di Indonesia yang mencapai 26,50 juta
orang atau secara presentase sekitar 9,71%. Hal ini adalah angka yang cukup fantastis
mengingat dengan kekayaan sumber daya alam melimpah dan jumlah penduduk yang banyak
seharusnya diimbangi dengan kesejahteraan masyarakatnya.

Namun seolah problema itu disambut dengan sebuah angin segar ketika harapan baru yang
banyak berdatangan, mulai dari kalangan akademisi, pegawai negri,  politisi, mentri, presiden,
masyarakat biasa hingga mahasiswa bergiat membahas tentang bonus demografi yang
diprediksi akan dialami bangsa Indonesia pada tahun 2020-2030.

Secara tekstual Menurut Wongboonsin (2003)  pengertian bonus demografi  sebagai keuntungan
ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya rasio ketergantungan sebagai hasil penurunan

1
fertilitas jangka panjang. Dalam arti yang sederhana bonus demografi adalah sebuah peluang
bagi bangsa Indonesia untuk bisa bangkit dan bergerak mewujudkan kesejahteraan sepenuhnya.

Melalui peluang bonus demografi yang menunjukan sekitar 60 persen penduduk Indonesia
tergolong dalam kelompok usia produktif nantinya diharapkan pada tahun 2020-2030
berdampak positif pula terhadap input dan produktivitas negara dan semua perwujudan itu
sangat bergantung pada kualitas sumberdaya manusia.

Kualitas sumber daya manusia sendiri yang paling awal sekaligus kunci adalah pendidikan
sebab dengan pendidikan kita semua akan mampu menjadi raja dinegri sendiri dan tanpa
pendidikan kita akan menjadi babu di negri sendiri.

Peran pendidikan dalam mempersiapkan bonus demografi menjadi hak dasar setiap manusia,
begitu pentingnya sebuah pendidikan, agamapun juga mengatur bahwa setiap orang, laki-laki
maupun perempuan wajib mencari ilmu.
Tidak cukup sampai disitu, beberapa ahli menyatakan bahwa pendidikan diarahkan untuk
merubah tabiat atau kebiasaan. Dimana perubahan tabiat itu terjadi seketika proses belajar itu
berlangsung. Oleh karena itu letak pendidikan dalam keberhasilan demografi sangatlah
fundamental ibarat sebuah kata: Pendidikan adalah ruh dalam sebuah negara tanpa
pendidikan niscaya pembangunan akan kehilangan ruh-nya.

Hadirin Sekalian Yang Saya Banggakan.

Lalu pertanyaanya pendidikan apakah yang harus kita miliki dalam menggapai keberhasilan
bonus demografi?,  jawabanya tidak lain adalah dengan pendidikan moral dan pendidikan
intelektual. Dimensi pendidikan moral kita dapatkan dari penanaman agama karena bangsa
Indonesia adalah bangsa beragama, sesuai dengan pancasila, sila ke-1: Ketuahan yang Maha
Esa.

Sedangkan pendidikan intelektual kita dapatkan dari berbagai sekolah formal atau berbagai
lembaga keterampialan yang menunjang dalam keberlangsungan hidup manusia untuk
memenuhi kebutuhanya.

Kedua pendidikan ini adalah “Dwi Tunggal” satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Apabila
ada satu saja pendidikan kita abaikan istilah kata kepincangan akan terjadi didalamnya. Orang
sekarang banyak sekali hanya mengjar pendidikan intelektual tinggi namun apa daya jika tidak
di imbangi dengan pendidikan moral yang terjadi adalah ledakan korupsi dimana-mana dan ini
tentu adalah salah-satu ancaman dari bonus demografi yang ada.

Begitupula apabila pendidikan hanya mengutaman moral tanpa intelektual ini juga salah,
karena orang paham dengan moral tapi kurang cakap dalam intelektual yang terjadi adalah
kepincangan dalam menjalankan roda kehidupan, misalnya saja masalah kemiskinan melanda
dimana-mana, jumlah penduduk meledak di seluruh Indonesia belum lagi masalah sosial
pemerdayaan manusia terganggu karena keterbatasan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu alangkah bijak jika peran pemuda disini dalam ikut serta mensukseskan bonus
demografi adalah dengan pendidikan yang meliputu dua dimensi, yakni pendidikan moral dan
pendidikan intelektual.

Hadirin Sekalian Yang Saya Banggakan.

2
Dari uraian yang telah disebutkan tadi dapat kita mengambil kesimpulan;

Pertama : Kunci dalam keberhasilan bonus demografi di Indonesia adalah pendidikan, karena
dengan pendidikan akan memudahkan pembangunan dengan pendidikan pula masyarakat
Indonesia akan mampu bersaing disaentero dunia.

Kedua : Pendidikan yang kita lakukan harus seimbang antara pendidikan moral dan pendidikan
intelektual, sebab kedua hal ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Ketiga : Dalam kesempatan yang baik ini saya mengajak kepada para hadirin sekalian
khususnya kepada kaum muda yang akan menjadi tobak pembangun sebuah negara bahkan
Bung Karno pun  pernah mengatakan hebatnya seoarang pemuda melalui pekikan “Bawakan
aku 10 orang pemuda maka akan aku gocangkan dunia” oleh karena itu marilah para pemuda
kita giat dalam menyambut bonus demografi dengan mempersiapkan diri melalui sebuah
pendidikan yang berkualitas tinggi.

Muda-mudahan dengan cara itulah kita akan menjadi generasi pejuang, bukan menjadi generasi
pecundang, muda-mudahan dengan cara itulah kita akan mempu menjadi generasipenerus
bukan menjadi generasi pemupus, muda-mudaahan kita semua akan menjadi genarsi luar bisa
bukan menjadi genarasi biasa diluar, muda-mudahan dengan cara seperti itu anak muda di
Indonesia ini akan menajdi genarsi pelopor bukan pengekor, muda-mudahan yang terahir kita
semua akan menjadi genenasi berkarakter bukan menjadi genarasi yang karaten. Amin

Barangkali cukup sekian yang dapat saya sampaikan, semoga dapat membuka pemikiran kita
terkait pentingnya pendidikan di sekolah sebagai keberhasilan bonus demografi.

Saya akhiri.

Wabillahi taufiq wal hidayah. Ilalliqa’ ma’assalam.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai