Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL DIALOG PUBLIK dan PELANTIKAN BEM STAI ALQODIRI JEMBER

A. Latar Belakang Agak miris lihat kondisi saat ini. Institusi pendidikan tidak ubahnya seperi pencetak mesin ijazah. Agar laku, sebagian memberikan iming-iming : lulus cepat, status disetarakan, dapat ijazah, absen longgar, dsb. Apa yang bisa diharapkan dari pendidikan kering idealisme seperti itu. Ki hajar dewantoro mungkin bakal menangis lihat kondisi pendidikan saat ini. Bukan lagi bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa tapi lebih mirip mesin uang yang mengeluarkan produk yang sulit diandalkan kualitasnya. Pendidikan lebih diarahkan pada menyiapkan tenaga kerja (buruh) pada saat ini. Bukan lagi mencetak output pemikir pemikir handal yang siap menganalisa kondisi dan realita. Karena pola pikir buruh, segala macam hafalan dijejalkan kepada anak didik dan semuanya hanya demi satu kata : IJAZAH. ya, ijazah, ijazah dan ijazah yang diperlukan untuk mencari pekerjaan. Sangat minim idealisme untuk mengubah kondisi bangsa yang morat marit ini, sangat minim untuk mengajarkan filosofi kehidupan, dan sangat minim pula dalam mengajarkan moral. Apa sebaiknya hakikat pendidikan? saya setuju dengan katamencerdaskan kehidupan bangsa. Tapi, ini masih harus diterjemahkan lagi dalam tataran strategis/taktis. kata mencerdsakan kehidupan bangsa mempunyai 3 komponen arti yang sangat penting : 1. Cerdas 2. Hidup 3. Bangsa. (1) Cerdas. Cerdas itu berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan real. Cerdas bukan berarti hapal seluruh mata pelajaran, tapi kemudian terbengong-bengong saat harus menciptakan solusi bagi kehidupan nyata. Cerdas bermakna kreatif dan inovatif. Cerdas berarti siap mengaplikasikan ilmunya. (2) Hidup Hidup itu adalah rahmat yang diberikan oleh Allah sekaligus ujian dari-Nya. Hidup itu memiliki filosofi untuk menghargai kehidupan dan melakukan hal-hal yang terbaik untuk kehidupan itu sendiri. Hidup itu berarti merenungi bahwa suatu hari kita akan mati, dan segala amalan kita akan dipertanggung jawabkan kepada-Nya. Patut dijadikan catatan, bahwa jasad yang hidup belum tentu memiliki ruh yang hidup. Bisa jadi, seseorang masih hidup tapi nurani kehidupannya sudah mati saat dengan santainya dia menganiaya orang lain, melakukan tindak

korupsi, bahkan saat dia membuang sampah sembarangan. Filosofi hidup ini sangat sarat akan makna individualisme yang artinya mengangkat kehidupan seseorang, memanusiakan manusia, memberikannya makanan kehidupan berupa semangat, nilai moral dan tujuan hidup. (3) Bangsa Manusia selain sesosok individu, dia juga adalah makhluk sosial. Dia adalah komponen penting dari suatu organisme masyarakat. Sosok individu yang agung, tapi tidak mau menyumbangkan apa-apa bagi masyarakatnya, bukanlah yang diajarkan agama maupun pendidikan. Setiap individu punya kewajiban untuk menyebarkan pengetahuannya kepada masyarakat, berusaha meningkatkan derajat kemuliaan masyarakat sekitarnya, dan juga berperan aktif dalam dinamika masyarakat. Masyarakat yang dimaksud adalah identitas bangsa yang menjadi ciri suatu masyarakat. Era globalisasi memang mengaburkan nilai-nilai kebangsaan, karena segala sesuatunya terasa dekat. Saat terjadi perang Irak misalnya, seakan-akan kita bisa melihat Irak di dalam rumah. Tapi masalahnya, apakah kita mampu berperan aktif secara nyata untuk Irak selain dengan doa ataupun aksi. Peran aktif kita dituntut untuk masyarakat sekitar...dan siapakah masyarakat sekitar? tidak lain adalah individu sebangsa. Dalam sistem pendidikan yang baru ini pemerintah akan membagi jalur pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu jalur formal standar dan jalur formal mandiri. Pembagian jalur ini berdasarkan perbedaan kemampuan akademik dan finansial siswa. Jalur formal mandiri diperuntukkan bagi siswa yang mapan secara akademik maupun finansial. Sedangkan jalur formal standar diperuntukkan bagi siswa yang secara finansial bisa dikatakan kurang bahkan tidak mampu. Dengan kata lain jalur formal mandiri adalah jalur bagi siswa kaya sedangkan jalur formal standar adalah jalur bagi siswa miskin. Konyol memang. Masyarakat sampai tidak habis pikir mengapa pendidikan distratakan berdasarkan tingkat finansial dari peserta didik. Dalam hal ini, pemerintah berdalih bahwa pada jalur formal mandiri akan disediakan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu miskin agar dapat menuntut ilmu pada jalur ini. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah Berapa banyak sich beasiswa yang disediakan?. Pemerintah sendiri menyatakan bahwa setidaknya akan ada lima persen siswa miskin yang bersekolah di setiap sekolah yang menyelenggarakan jalur formal mandiri. Ini juga merupakan salah satu bentuk kebodohan yang lain. Coba saja kita bayangkan seandainya ada seorang siswa miskin yang memperoleh beasiswa untuk bersekolah di jalur formal mandiri yang nota bene tempat sekolahnya siswa kaya. Bukankah kondisi seperti ini malah menjadikan siswa miskin ini menjadi minder dan rendah diri. Ketika teman-temannya selalu mengenakan seragam yang bersih dan tersetrika dengan rapi dengan menggunakan pelembut dan pewangi pakaian sedangkan siswa miskin ini hanya mampu mengenakan seragam bekas alias seragam warisan dari tetangganya, bukankah kondisi seperti ini malah menjadikan siswa miskin ini menjadi objek

tontonan bagi siswa-siswa kaya? Apakah pembagian jalur pendidikan ini merupakan salah satu misi pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa?

Pendidikan adalah satu satunya jalan bagi bangsa indonesia dalam mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain. Kami cukup salut dengan pemerintah Kamboja dan Thailand yang mulai berbenah diri dengan berfokus pada pendidikan warga negaranya. Kedua negara ini mulai merintis pendidikan gratis bagi warga nya. Pemerintah Kamboja sendiri mulai mengalihkan sembilan belas persen dari total anggarannya yang biasanya digunakan sebagai anggaran militer untuk mendukung pengembangan pendidikan. Lantas bagai mana dengan visi dan misi pendidikan di Indonesia? Mau dibawa ke mana pendidikan di Negara kita? Apakah pendidikan sudah menjadi barang dagangan yang nantinya menghasilkan outputan berupa selembar sertifikat dan ijazah? bukannya keahlian dan daya analitis? Dan apakah pendidikan hanya menjadi milik dan hak orang kaya saja? Berangkat dari problematika tersebut, kami panitia pelaksana bermaksud mengadakan Dialog Publik tentang Pendidikan di Indonesia dengan harapan, pasca acara ini nantinya pendidikan Indonesia akan mengalami perubahan yang sangat baik dimana pendidikan tidak hanya diperuntukkan peserta didik yang tingkat financialnya menengah keatas melainkan juga peserta didik yang financialnya menengah kebawah juga bisa merasakan pendidikan yang layak. Pendidikan bukanlah menciptakan bangsa yang cerdas dan kaya akan tetapi pendidikan merubah bangsa yang miskin, bodoh, kolot, ketinggalan zaman dan sebagainya menjadi bangsa yang transformative, inovatif, dan mampu menciptakan bangsa Indonesia bebas dari keterpurukan moral, intelektual dan spiritual.

B. Nama Kegiatan Kegiatan ini bernama Dialog Publik dan Pelantikan Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAI Al-Qodiri Jember C. Thema Kegiatan Peran Ulama dan Umaro dalam Menyikapi Problematika Pendidikan di Indonesia D. Maksud dan Tujuan 1. Umum Menyatukan persepsi dan inisiatif antara ulama, pemerintah dan masyarakat demi terciptanya Pendidikan yang merata bagi setiap masyarakat Indonesia. 2. Khusus

a. Mampu menciptakan inovasi signifikan dalam pendidikan Indonesia b. Menjalin silaturrahmi dengan Pemerintah, Ulama dan Masyarakat serta menciptakan harmonisasi dan saling berinteraksi demi terbentuknya system pendidikan yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. c. Selain itu juga bersilaturrahmi dengan seluruh lapisan masyarakat yang terdiri dari berbagai aspek yaitu masyarakat akademis, tokoh, organisatoris, pemerintah, masyarakat edukatif dan yang lainnya. E. Yang diharapkan Rakyat indonesia memahami akan peran ulama dan umaro dalam dunia pendidikan Indonesia yang semakin hari semakin terkotak kotak dan pemahaman tentang pentingnya pendidikan bagi seluruh masyarakat. F. Sasaran Kegiatan Dialog Publik ini terbuka untuk umum, siswa, mahasiswa, santri, tokoh masyarakat, aktifis, pendidik, pimpinan semua lembaga pendidikan, dan sebagainya. G. Bentuk Kegiatan Kegiatan ini akan diawali acara pelantikan Pengurus BEM STAI Al-Qodiri Jember kemudian dilanjutkan dengan acra dialog interaktif yang akan di isi oleh 2 orang Nara Sumber yang menyajikan materi berkenaan dengan thema acara didampingi oleh seorang moderator. H. Materi Seminar Acara ini bernama DIALOG PUBLIK dan PELANTIKAN PENGURUS BEM STAI AL QODIRI Jember Periode 2010/2011. Materi dari seminar ini disajikan berorientasi pada thema utama yaitu Peran Ulama dan Umaro dalamMenyikapi Problematika Pendidikan di Indonesia. I. Pembicara dan Moderator A. pembicara Seminar Moderator J. Waktu & Tempat Pelaksanaan Acara Pelantikan Dan Seminar Nasional ini akan dilaksanakan pada : Hari, Tanggal : Minggu, 06 Februari 2011

Waktu Lokasi

: 07.30 WIB s/d Selesai : Halaman Kampus STAI Al-Qodiri Jember

K. Panitia Pelaksana Adapun panitia pelaksana kegiatan ini sebagaimana terlampir

L. Estimasi Dana Pelantikan dan Seminar Nasional ini membutuhkan dana sebesar Rp. ,- Adapun rinciannya sebagaimana terlampir. M. PENUTUP Demikian proposal acara Dialog Publik dan Pelantikan Pengurus BEM STAI Al-Qodiri Ini kami buat, besar harapan kami atas terealisasinya acara tersebut demi terciptanya maksud dan tujuan pelaksanaan sebagaimana disebutkan dalam lampiran proposal diatas. Kesalahan dan kekurangan senantiasa kami miliki, maka dari itu kami mengucapkan beribu ribu maaf. Atas segala perhatian dan partisipasinya kami sampaikan banyak terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai