Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KELOMPOK

MANUSIA DALAM MENGHADAPI MASA DEPAN

Dosen pengampu:
Dr. M. BADERUN, M.Pd..

Disusun Oleh:
1. FIZA ASRUL SANIA 20214210104664
2. HIMATUN NAFI’AH 20214210104669
3. INTAN NURJANAH 20214210104671
4. LUTHFIANA MUHIMMATUL ULYA 20214210104674
5. MALINDA FITRI DARMA N. 20204210104595
6. MUHAMAD SOFIULLOH 20214210104681
7. MUHAMMAD FASHIHUDIN 20214210104684
8. MUHAMMAD KRISNA GIAN RAMA 20214210104685
9. NURIL APRILIANA 20214210104691
10. RAHMA AFIDATUL AULIA 20214210104697

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILM TARBIYAH (STIT0
ALMUSLIHUUN TLOGO BLITAR
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita, Nabi
Muhammad SAW sebagai contoh panutan yang baik bagi seluruh umat manusia Syukur
Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok SOSIOLOGI PENDIDIKAN dengan judul “MANUSIA DALAM
MENGHADAPI MASA DEPAN”-

Kami sangat sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Kami
berharap makalah ini bisa memberikan manfaat bagi mahasiswa lainnya.

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB 1: PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 1
3. Tujuan Penulisan 2
BAB II: PEMBAHASAN 3
1. Keadaan Penduduk Indonesia Dewasa Ini 3
2. Arti Dan Tujuan Pendidikan (Population Education) 5
3. Pelaksanaan Pendidikan kependudukan 11
4. Hubungan Kehidupan Keluarga Dengan Kecerdasan Manusia 14
5. Hubungan Antara Besar Keluarga dan Test IQ 16
BAB III: PENUTUP 17
1. Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 19

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

ٰٰ Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Mutu bangsa dikemudian hari
tergantung pada pendidikan yang dicapai anak-anak sekarang. Melalui pendidikan baik yang
bersifat formal ataupun non formal anak didik akan mengalami suatu proses perubahan dalam
dirinya baik dalam pengetahuan ataupun dalam kelakuan. Proses perubahan diri ini
dinamakan dengan belajar. Secara tradisional belajar dianggap sebagai tindakan atau
perbuatan untuk menambah pengetahuan. Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar mencapai kedewasaan. Pendidikan di
Indonesia sebagian besar dilaksanakan di Lembaga-lembaga sekolah. Melalui lembaga
sekolah ini para orang tua mempercayakan anaknya untuk dapat dibantu dalam hal
perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya menjadi lebih baik. Pendidikan
sekolah berarti serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi, termasuk kegiatan dalam
rangka proses belajar mengajar di dalam kelas, yang bertujuan untuk menghasilkan
perubahan-perubahan positif di dalam diri anak yang sedang menuju ke kedewasaan, sejauh
berbagai perubahan itu dapat diusahakan melalui usaha belajar. Pendidikan merupakan suatu
hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam
keluarga, masyarakat dan bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat
keberhasilan pendidikan. Keberhasilan pendidikan akan tercapai apabila ada usaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk
membantu peserta didik dalam usaha mengembangkan dan menitikberatkan pada
kemampuan pengetahuan, kecakapan nilai sikap serta pola tingkah laku yang berguna bagi
hidupnya.

ٰB. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan pendudduk Indonesia Dewasa ini?


2. Apa Arti Dan Tujuan Pendidikan (Population Education)?
3. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan kependudukan itu?
4. Jelaskan Hubungan Kehidupan Keluarga Dengan Kecerdasan Manusia!
5. Jelaskan Hubungan Antara Besar Keluarga dan Test IQ!

1
ٰC. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang keadaan pendudduk Indonesia Dewasa ini
2. Mengetahui Arti Dan Tujuan Pendidikan (Population Education
3. Mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan kependudukan itu
4. Mengetahui hubungan kehidupan keluarga dengan kecerdasan manusia
5. Mengetahui Hubungan Antara Besar Keluarga dan Test IQ

2
BAB II
PEMBAHASAN

MANUSIA DALAM MENGHADAPI MASA DEPAN


1. KEADAAN PENDUDUK INDONESIA DEWASA INI
Menurut perkiraan, penduduk Indonesia pada tahun 1973 se- banyak 125 juta orang.
Sensus penduduk Indonesia pada bulan Desember 1971, memberi gambaran bahwa penduduk
Indonesia pada saat itu sebanyak 119.182.542 jiwa. Sedang sensus penduduk pada tahun
1970, tercatat 115.567.507 jiwa. Jadi pertambahan penduduk dalam 1 tahun saja (1970-1971)
bertambah sebanyak 3.615.035 jiwa.

Sehubungan dengan hal ini maka Dr. Suwarjono Ketua BKKBN mengungkapkan
adanya kemungkinan-kemungkinan penduduk Indonesia pada tahun 2.000 sebagai berikut:

1.Jika program keluarga berencana berhasil sangat baik, pen- duduk Indonesia akan menjadi
185,6 juta.

2.Jika program keluarga berencana berhasil sedang, penduduk Indonesia akan menjadi
219,8 juta.

3.Jika program keluarga berencana berhasil kurang baik, penduduk Indonesia akan menjadi
282,6 juta.

Sementara itu, Biro Pusat Statistik, telah mengeluarkan angka-angka berdasarkan


penelitian sebagai dokumen sensus sample tahun 1971 yang diolah dengan komputer, sebagai
berikut:

a. 41,01% dari 80,4 juta penduduk yang berumur 10 tahun ke atas pada tahun 1971 tidak
pernah bersekolah.

b. 32,97% belum tamat Sekolah Dasar.

c. 19,38% tamat Sekolah Dasar.

d. 4,30% tamat Sekolah lanjutan Pertama.

e. 2,03% tamat Sekolah Lanjutan Atas.

f. 0,31% Akademi dan Universitas.

3
Lebih jauh Biro Pusat Statistik mengumumkan bahwa prosentase penduduk :

a. Umur 10 tahun ke atas yang tidak bersekolah tercatat 64,9%.

b. Penduduk laki-laki yang bisa baca tulis = 59,8%.

c. Penduduk wanita yang bisa baca tulis = 34.1%.

Menurut susunan umur pada tahun 1971, Biro Pusat Statis- tik mencatat bahwa :

a. Penduduk 14 tahun ke bawah = 44,21%.

b. Penduduk 15-64 tahun = 53,4%.

c. Penduduk 65 tahun ke atas = 2,5%.

Perlu diketahui bahwa pada tahun 1966, para pemimpin negara-negara anggota PBB
termasuk Indonesia, menandatangani suatu pernyataan yang kemudian disampaikan kepada
Sekretaris Jenderal PBB, waktu itu U Thant pada tanggal 10 Desember 1966. yang berbunyi
sebagai berikut :

Pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, sangat merintangi perbandingan taraf


hidup, kemajuan pendidikan, peningkatan kesehatan dan sanitasi, pemeliharaan kesehatan,
peningkatan kebudayaan, kesempatan berekreasi dan untuk banyak negara merin- tangi
pemberian pangan yang cukup kepada rakyat. Ringkasnya cita-cita umat manusia seluruh
dunia memperoleh kehidupan yang lebih baik diganggu dan dibahayakan oleh pertumbuhan
penduduk yang tak dikendalikan itu. Kami para pemimpin negara-negara yang sangat
memperihatinkan masalah-masalah kependudukan sependapat bahwa: "Masalah
kependudukan perlu menjadi unsur utama dalam rencana pembangunan jangka panjang ona
negara- negara itu ingin mencapai tujuan ekonomi sebagai cita-cita oleh rakyat. Sebagian
besar daripada orang tua ingin memperoleh pengetahuan tentang cara-cara merencanakan
keluarga, dan adalah menjadi hak tiap-tiap manusia untuk menentukan jumlah dan
menjarangkan kelahiran anaknya1.

1
Candra Mustika, PENGARUH PDB DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA, Jurnal
Paradigma Ekonomika Vol.1, No.4Oktober2011

4
Perdamaian yang sesungguhnya dan kekal, sangat bergantung pada cara kita
menanggulangi pertumbuhan penduduk. Tujuan keluarga berencana adalah untuk
memperkaya kehidupan umat manusia, bukan untuk mengekangnya, bahwa dengan keluarga
berencana tiap-tiap orang akan memperoleh kesempatan yang lebih baik untuk mencapai
kemuliaan hidup dan mengembangkan bakat- bakatnya.

Sadar bahwa gerakan keluarga berencana adalah untuk kepentingan keluarga dan
negara, maka kami para penanda tangan sangat berharap pemimpin-pemimpin seluruh dunia
dan bersama- sama kami menanggulangi tantangan besar ini demi kesejahteraan dan
kebahagiaan seluruh umat manusia.

2. ARTI DAN TUJUAN PENDIDIKAN (POPULATION EDUCATION)

Pendidikan Kependudukan (Population Education) adalah istilah yang sangat populer


dewasa ini. Istilah ini berasal dari Prof. Sloan Wayland yang diucapkan kira-kira tujuh tahun
yang lalu. Oleh Sloan Wayland dibedakan antara istilah population, sex education dan family
planning education. Jadi walaupun Pendidikan Kependudukan sangat erat hubungannya
dengan sex educa- tion dan family planing education, tetapi tidak sama identitasnya.
Rumusan atau definisi tentang Pendidikan Kependudukan cukup banyak jumlah dan jenisnya,
kebanyakan definisi itu dinyatakan secara operasional untuk mencapai tujuan tertentu yang
bersifat umum dan khusus dengan tekanan yang berbeda2.Sifatnya instruksional dengan
harapan bahwa anak didik itu kemudian dapat menarik kesimpulan dan mengambil keputusan
yang rasional.

Menurut Seminar Nasional Pendidikan Kependudukan tahun 1970, Pendidikan


Kependudukan dirumuskan sebagai berikut:

Pendidikan Kependudukan adalah program pendidikan yang membina anak didik agar
memiliki pengertian, kesadaran sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab tentang
pengaruh perkembangan penduduk terhadap aspek-aspek kehidupan manusia yang
menyangkut segi-segi sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, negara dan dunia.3

Perlu diketahui, bahwa ada hubungan yang erat antara Pendidikan Kependudukan dan
Program Keluarga Berencana. Keluarga Berencana dalam usahanya dinyatakan dalam bentuk
2
I Wayan Cong Sujana, FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN INDONESIA, Jurnal Pendidikan DasarVolume. 4,
Nomor 1 April 2019
3
Soedihardjo, Pendididkan Kependudukan Dalam Sekolah Pembangunan, Majalah Arena Guru No. 12, Kabin
PMUP, DIY, Hlm. 6.

5
mengendalikan dan membatasi angka kelahiran. Sedang Pendidikan Kependudukan
merupakan suatu proses pembentukan nilai dan sikap yang mungkin makan waktu lama dan
bahkan dapat merupakan life long education = pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan
Kependudukan sebagai bagian integral daripada Pendidikan Nasional, merupakan suatu
proses yang harus mengantar dan membimbing anak didik pada nilai dan sikap yang tepat
terhadap persoalan kependudukan hingga akan bersikap penuh tanggung jawab dalam
mengambil keputusan yang tepat.

Direktur Jenderal Pendidikan, Dr. Makagiansar, dalam kata sambutan pada


Pembukaan Latihan Critical Mass. Pendidikan Kependudukan di Ciloto tanggal 31 Agustus
1973 menjelaskan antara lain, sebagai berikut:

Pendidikan Kependudukan merupakan suatu usaha baru yang berhubungan dengan


pembangunan negara, khususnya dalam menanggulangi masalah kependudukan, terutama
pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara cepat dan perlu dikendalikan

Pengertian dasar tentang dinamika pertumbuhan penduduk dan pengaruhnya terhadap


kehidupan sehari-hari dari rakyat terhadap kesejahteraan negara, merupakan pengetahuan
yang patut dimiliki oleh setiap warga negara yang bertanggung jawab.

Diperkirakan bahwa akseptiasi daripada Keluarga Berencana tidaklah cukup jika


hanya diusahakan melalui “crash program” atau pun penerangan tentang Keluarga Berencana.
Akseptasi Keluarga Berencana yang baik adalah, jika didukung oleh suatu pengertian yang
konkrit tentang sebab-sebab daripada konsep tersebut dan sesuai dengan itu suatu sikap yang
tepat dalam penerimaan Keluarga Berencana sebagai suatu “way of life”.

Melalui pendidikan kependudukan diharapkan bahwa pengertian dan sikap diperlukan


untuk mendukung akseptasi daripada Keluarga Berencana itu, dapat dipupuk dan dibina pada
anak didik yang masih bersekolah maupun pada mereka yang dididik melalui program
pendidikan luar sekolah, sehingga akseptasi dari Keluarga Berencana merupakan “way of
life”.

Departemen P dan K dengan bekerja sama BKKBN turut mengembangkan program


Pendidikan Kependudukan. Untuk berhasilnya program Pendidikan Kependudukan ini akan
sangat tergantung daripada pengertian dan kesediaan yang dapat diberikan oleh para
pendidik, guru atau pembina, dan para pejabat administrasi yang diserahi pelaksana program

6
itu. Jika berhasil, akan menguntungkan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara lebih merata di Indonesia.

Kesungguhan tanpa pamrih dalam melaksanakan program tersebut akan


menguntungkan kehidupan daripada bangsa dan negara di masa depan. Dengan
diintroduksikan Pendidikan Kependukan di dalam pendidikan di sekolah maupun di luar
sekolah perlu kita tinjau konsep ini secara teliti.

Pendidikan Kependudukan adalah suatu usaha yang mutlak dan perlu sebagai
bahagian dari pendidikan sekarang dengan maksud memberikan pengertian tentang
kependudukan yang merupakan

Progam Pendidikan Kependudukan sebagai suatu usaha yang akan dilaksanakan

dalam program pendidikan di sekolah maupun pendidikan di luar sekolah , merupakan suatu

program yang wajar mendapatkan perhatian daripada semua unsur yang bergerak di bidang

pendidikan.4

Tujuan Pendidikan Kependudukan

Lembaga Pengembangan Guru dan Tenaga Teknis, Badan Pengembangan Pendidikan,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam sarannya mengemukakan tujuan umum

dan tujuan khusus dalam Pendidikan Kependudukan.

Tujuan umum Pendidikan Kependudukan adalah :

1. Agar anak didik memiliki pengertian dan kesadaran mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan perkembangan penduduk yang cepat serta interaksi yang erat antara

perkembangan penduduk dengan program pembangunan untuk menaikkan tingkat

hidup rakyat.

4
Laporan Latihan Critical Mass Pendidikan Kependudukan Pusat Dan Daerah, 31 - 8 sampai dengan 13 - 9 –
1973 di Ciloto, Dirjrn Pendidikan 1973.

7
2. Agar anak didik memiliki pengertian dan kesadaran akan sebab akibat dari besar

keciilnya keluarga terhadap situasi kehidupan dalam lingkungan keluarga dan

masyarakat.

3. Agar anak didik memiliki sikap yang rasional dan bertanggung jawab dalam

lingkunga kehidupan bangsa ( Negara dan dunia ).

4. Agar anak didik memiliki sikap yang rasional dan bertanggung jawab dalam

lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat.5.

Tujuan-tujuan khusus Pendidikan Kependudukan dikemukakan sebagai

berikut :

1) Agar anak didik memiliiki pengertian dan kesadaran mengegnai faktor-faktor yang

menyebabkan perkembangan pendudukyang cepat serta interaksi yang erat antara

perkembangan-perkembangan untuk menunaikan tingkat hidup rakyat, dapat diperinci

menjadi :

a) Memiliki pengerrtian tentang konsep-konsep dan proses-proses dasar demografi.

b) Memiliki pengertian tentang pertambahan penduduk yang cepat dan sebab-sebabnya.

c) Memiliki pengertian tentang sebab-akibat yang timbul dari pertambahan penduduk

yang cepat

d) Memiliki pengertian tentang hubungan antara kesejahteraan manusia dengan

program pembangunan ekonomi sosial.

e) Memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang kebijaksanaan pemerintah mengenai

perencanaan dalam rangka pembangunan.

f) Memiliki pengertian dan kesadaran tentang arti dan pentingnya keseimbangan alam.

5
Lembaga Pengembangan Guru dan Tenaga Teknis BPP, Dept. P dan K, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Kependudukan, sebuah saran, Jakarta, 1971, halaman 2.

8
2) Agar anak didik memiliki pengertian dan kesadaran tentang sebab akibat dari besar

kecilnya keluarga terhadap situasi kehidupan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat,

dapat diperinci menjadi :

a) Memiliki kesadaran terhadap kenyataan bahwa besarnya keluarga dapat diatur dan

bukan semata-mata ditentukan oleh nasib.

b) Memiliki sebab akibat dari keluarga yang besar.

c) Memiliki kesadaran terhadap standar kehidupan keluarga kecil sebagai yang layak

dan diinginkan serta hubungan antara besarnya keluarga dan kualitas kehidupan

d) Memiliki kesadaran terhadap hubungan antara memelihara kesehatann ibu,

kesejahteraan anak dan kecilnya keluarga

e) Memiliki penghargaan terhadap keluarga yang kecil sebagai dasar untuk mencapai

kualitas kehidupan masyarakat yang tinggi.

f) Memiliki pengertian mengenai pengaruh buruk dari penduduk yang padat serta
bertambah dengan pesat terhadap situasi sekelilingnya dan kesukaran-kesukaran yang
ditimbulkannya.
g) Memiliki pengertian dan kesadaran terhadap kenyataan bahwa tindakan individu
dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat.
3) Anak didik harus memiliki sikap yang rasional dan bertanggung jawab dalam lingkungan
kehidupan bangsa (negara) dan dunia, dapat diperinci, menjadi:
Memiliki sikap dan tingkah laku yang rasional dan bertanggung jawab terhadap
program pemerintah mengenai kependudukan.
4) Agar anak didik memiliki sikap yangrasional dan bertanggung jawab dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat, dapat diperinci menjadi:
1) Memiliki sikap dan tingkah laku yang rasional dan bertanggung jawab terhadap
besar kecilnya keluarga.
2) Memiliki penghargaan dan sikap positif terhadap usaha-usaha pemeliharaan
lingkungan hidup yang lebih sehat bagi keluarga dan masyarakat.

9
Apa yang disarankan oleh Lembaga Pengembangan Guru dan Tenaga Teknis, BPP,
Dept. P dan K itu sejalan dengan tujuan Pendidikan Kependudukan yang dikemukakan oleh
Prof Sloan Wayland, sebagai berikut:

1. Mengembangkan pengertian beberapa konsep dan proses dasar demografis.


2. Mengembangkan pengertian di antara generasi muda tentang gejala penting dunia
modern, yakni pertambahan penduduk yang cepat dan sebab-sebabnya.
3. Mengembangkan pengertian tentang pengaruh arus kependudukan terhadap bermacam-
macam aspek kehidupan manusia.
4. Mengembangkan pengertian mengenai interaksi yang erat antara pertambahan peduduk
dan proses pengembangan dengan referensi khusus pada program pembangunan umtuk
meningatkan hidup rakyat.
5. Mengembangkan pengertian tentang efek dari kehidupan penduduk pada situasi
sekelilingnya dan kesukaran-kesukaran yang ditimbulkannya untuk menghindari
population.
6. Mengembangkan pengertian tentang kemajuan ilmiah kedokteran yang memungkinkan
untuk lebih meningkatkan control terhadap lapangan, penyakit, dan kematian yang belum
waktunya.
7. Mengembangkan pengertian terhadap factor-faktor biologis dan gejala reproduksi yang
menyebabkan berlangsungnya kehidupan suatu makhluk.
8. Mengembangkan kesadaran terhadap:
a. Standart keluarga kecil sebagai sesuatu yang layak dan dipinginkan.
b. Hubungan antara besertanya penduduk dan kualitas kehidupan.
c. Kenyataan bahwa besarnya keluarga adalah semata-mata masalah pilihan dan
pengaturan manusia bukannya soal nasib atau kekuatan diluar kontrol manusia.
9. Mengembangkan sesuatu sikap bertanggung jawab dan saling menolong serta kerja sama
dalam semua aspek kehidupan perseorangan dan keluarga.
10. Mengembangkan kesadaran terhadap hubungan anatara pemeliharaan kesehatan ibu,
kesejahteraan anak-anak dan kecilnya keluarga.
11. Mengembangkan kesadaran terhadap kenyataan bahwa tindakan-tindakan tiap anggota
perorangan dari suatu masyarakat mempengaruhi yang lain. Keputusan perorangan dan
nasional mengenaibesarnya keluarga mempunyai konsekuensi jangka panjang bagi
seluruh dunia.

10
12. Mengembangkan kesadaran tentang politik dan program-program kependudukan dari
negaranya.
13. Memberi murid-murid perbendaharaan dasar demografis sehingga mereka dapat
membaca dan menafsirkan bahan-bahan demografi.

3. PELAKSANAAN PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN

Ketua Proyek Nasional Pendidikan Kependudukan. Drs. J.W. Kandou mengemukakan


bahwa dalam melaksanakan pendidikan kependudukan sebagai suatu program untuk
dilaksanakan, ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian, yakni aspek pendidikan dan
aspek kependudukan. Tentang aspek kependudukan ia berpendapat bahwa hal itu menjadi
tanggung jawab instansi tertentu (dalam hal ini ialah BKKBN), sedangkan sebagai subject
matter (mata pelajaran) materi itu diberikan kepada anak didik sebagai aspek pendidikan,
yakni sebagai suatu proses yang pelaksanaannya dipertanggungjawabkan kepada instansi-
instansi lain, misalnya Departemen P dan K.

J.W. Kandou masih menanyakan kebijaksanaan dan strategi dalam pelaksanaan


Pendidikan Kependudukan. Apakah dalam ini akan menyerahkan pelaksanaan Pendidikan
Kependudukan selalu kepada Departemen P dan K, karena melihatnya sebagai suatu
membulatkan pengetahuan anak didik agar ia dapat mengambil keputusan yang tepat dan
bertanggung jawab di kemudian hari. Kalau memang demikian J.W. Kandou berpendapat
bahwa hal itu berarti akan lebih sesuai dengan Surat Keputusan Presiden No. 34 tahun
1972, tentang Pendidikan dan Latihan. Kalau benar demikian, maka fasilitas perlu
disediakan berupa keuangan dan material yang diperoleh dari dalam dan luar negeri
kepada pelaksana Pendidikan Kependudukan.

Tentang hal ini, Dr. Suwardjono Surjoningrat, Ketua BKKBN sendiri pernah
menyatakan:

Fungsi Departemen P dan K sebagai alat pendidikan nasional sebetulnya sangatlah


luas. Pendidikan dapat pula diartikan penerangan, membuka mata atau menyandarkan.
Mulai pendidikan yang paling ideal sebenarnya jika yang di didik itu masih kosong, yaitu
masa anak-anak. Tetapi orang dewasa pun mempunyai kekosongan dan kekosongan ini
harus diisi. Tetapi seringkali mendidik orang dewasa berarti merubah dalam soal keluarga
berencana kadang-kadang kita harus merubah, yakni merubah sikap.

11
Terlebih dahulu telah kami singgung bahwa dalam rencana jangka panjang kesadaran
masyarakat harus kita ciptakan dengan membentuk sikap sejak dari anak-anak atau
sebelum mereka jadi orang tua. Maka dalam hal ini dari Departemen P dan K dapat
diharapkan sumbangannya dalam bidang-bidang tersebut di bawah ini :

a. Pendidikan di Sekolah Dasar = Family Life Education


b. Pendidikan di Sekolah Lanjutan Scientific = Sex Education dalam pelajaran-
pelajaran biologi
c. Population Education:
 Aspek-aspek demografi
 Aspek-aspek ekonomi
 Aspek-aspek pembangunan
d. Education of the adult:
 Pendidikan di luar sekolah-sekolah formal
 Kepanduan
 Pendidikan kemasyarakatan
 Dan lain-lain.

Demikian juga Dr. Suwardjono dalam memberikan sambutan pada Pembukaan


Latihan Critical Mass Pendidikan Kependudukan di Ciloto tanggal 31 Agustus 1973.
menegaskan, sebagai berikut:

Program Pendidikan Kependudukan merupakan bagian yang penting di dalam pola


pelaksanaan program nasional Keluarga Berencana di Indonesia, Sebab, bagi pemerintah
Indonesia, Keluarga Berencana bukanlah merupakan masalah yang menyangkut berbagai
aspek kehidupan. Oleh karena itu, pelaksanaan progam nasional Keluarga Berencana bukan
hanya dilakukan oleh Departemen kesehatan tetapi juga bisa dilakukan di Departemen di
bidang kesehatan, penerangan, pendidikan dan lain-lain. BKKBN ini juga diberi amanah
untuk bertanggung jawab mengkoordinir seluruh kegiatan yang dilakukan pemerintah
maupun badan masyarakat swasta.

Pentingnya program Pendidikan Kependudukan dalam program nasional Keluarga


Berencana ialah untuk mencapai tujuan pokok progam nasional. Kita letakkan pada kegiatan
penerangan dan motivasi yang meliputi pentingnya masalah kependudukan hubungan dalam
usaha meningkatkan taraf kehidupan rakyat dan menanamkan rasa tanggung jawab.

12
BPP Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah mengadakan seminar dan
lokakarya tentang Pendidikan Kependudukan dan penataran para petugas guru. Dulu ada ada
proyek pemerintah (Pilot Project) yang telah resmi diterapkan di sekolah sebagai percobaan
(try out).

Dalam rencana project Desain Pendidikan Kependudukan di SMP jawa dan bali telah
ditetapkan Dasar hukum yang meliputi Landasan Idiil, Landasan Strukturil, Landasan
Operasional, Kurikulum, dan Perencanaan program. Menetapkan progam pendidikan diluar
sekolah (out of school) tentang tujuan opersional da nisi kurikulum.

Menyambut acara penutupan latihan Critical MassPendidikan Kependudukan pada


tanggal 12 September 1973, Ketua Proyek Nasional Pendidikan Kependudukan, Drs. J.W.
Kandou berpesn diantaranya, sebgai berikut:

Pentingnya Program Pendidikan Kependudukan dan Keluarga Berencana harus dilihat pada
latar belakang kepercyaan agama, adat istiadat dan kebiasaan dari golongan dalam
masyarakat. Pengertian terhadap nilai-nilai yang berlaku secara tradisional tentang soal-soal
kehidupan keluarga dan masyarakat.

Tugasnya yaitu meliputi, antara lain :

1. Pemberian dukungan Administratip dan sosial kepada program Pendidikan Kependudukan


dan dimana perlu memimpin pengembangannya.

2. Mengikutsertakan berbagai kelompok dalam masyarakat setempat dalam usaha


pengembangan itu melalui pertemuan, seminar, lokarya etc,. setempat.

3. Memberikan informasi secara vertical maupun horizontal dalam instansi dimana bekerja
agar dapat dimatangkan kondisi yang diperlukan untuk instansi-instansi secara bertahap
daripada progam Pendidikan Kependudukan.

Dalam segala keraguan maka kesungguhan dari saudara dalam penyelesaian tugas ini
akan merupakan kunci dalam mencapai sukses progam Pendidikan Kependudukan.

Masalah Pertumbuhan Kependudukan terutama oleh saudara-saudara harus dilihat dan


diresapkan sebagai suatu hal yang harus ditanggulangi.

Sesuatu yang tidak selalu terjadi demikian, dikarenakan kita tidak merasakan masalah
itu sebagai suatu problem karena kita sendiri, dan bahkan menjadi penyebab problem yang
mungkin dapat menjadi jauh lebih berat untuk diatasi bagi generasi-generasi yang akan

13
datang, yang merupakan keturunan kita sendiri. Kepada merekalah kita harus
mempertanggungjawabkan perbuatan kita, apakah kehidupan mereka adalah suatu
perkembangan suatu drama6

4. HUBUNGAN KEHIDUPAN KELUARGA DENGAN KECERDASAN MANUSIA

Pengalaman menunjukkan bahwa kemampuan seseorang dalam mengatasi atau


menyelesaikan kesulitan ditentukan oleh kecerdasannya. Semakin pintar seseorang, semakin
mudah mengatasi kesulitan. Oleh karena itu, kecerdasan merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan atau kebahagiaan dalam hidup. Begitu pula semakin cerdas seseorang maka
semakin cepat pula ia menyerap segala jenis ilmu pengetahuan.

Pertanyaan yang diajukan: Apakah ada hubungan antara kehidupan keluarga dan
kecerdasan manusia? Jawabannya iya".

Banyak sekali faktor yang menentukan perkembangan kehidupan manusia. Faktor-


faktor tersebut adalah:

1. Faktor genetik, yaitu faktor yang ada dalam diri manusia.


2. Faktor lingkungan, yaitu faktor yang ada di luar yang diperoleh sejak lahir sebagai
manusia.

Warisan yang akan diwariskan kepada anak ada dua macam, yaitu warisan biologis
atau yang berupa kelahiran, dan warisan psikis atau rohani yang merupakan gabungan kedua
orang tuanya. Kuatnya pengaruh salah satu orang tua tergantung pada faktor dominannya
menurut hukum Mendel. Faktor psikologis orang tua sangat menentukan tumbuh kembang
anak. Bagaimana kondisi kejiwaan ayah dan ibu sejak pembuahan hingga anak lahir?
Keadaan mental ayah dan ibunya saat itu berbeda, padahal ayah dan ibunya sama.

Kondisi biologis dan psikologis akan memberikan pengaruh mendasar pada anak.
Apakah orang tuamu sehat atau sakit, dekat dengan Tuhan atau jauh, dekat dengan sesama
atau jauh? Faktor biologis dan psikologis orang tua terhadap anaknya menentukan keadaan
dan mutu “bahan baku” atau “bahan sandang” anaknya. Contohnya padi, gandum, jagung,
singkong atau emas. perak, kompor, timah, kain besi atau sutra, kain wol, tetoron, blaco atau
lurik. Namun jika manusia itu ibarat bahan mentah, maka di kemudian hari yang menentukan

6
Ibid. hal. 10

14
adalah faktor dari luar, terutama setelah lahir. Misalnya emas jika dijadikan kalung, gelang,
senjata atau yang lainnya, serta bahan lainnya. Oleh karena itu, kain sutra hanya akan
digunakan untuk membuat pakaian, selendang, taplak meja atau serbet.

Di sinilah pengaruh lingkungan alam menentukan bentuk akhir bahan bakunya.


Kalau “bahan mentah” itu berkualitas tinggi, apapun bentuknya, kualitasnya akan selalu sama
dengan bahan bakunya, meski tidak cocok, sayang sekali. Emas menjadi pisau, emas tetap
ada. Emas Bungkalan tetaplah emas, tetap meraih penghargaan. Besi juga bisa dijadikan
kalung atau gelang. Tapi bagaimana dengan kualitas atau harga? Akan sangat disayangkan
jika sutra atau wol hanya menjadi serbet saja.

Ayah seorang dokter dan demikian juga ibunya, seorang dokter yang cakap. Anaknya
memiliki warisan kejiawaan dari orang tuanya, yaitu kecerdasan. Orang tuanya ingin agar
anaknya itu kelak menjadi dokter juga. Berdasarkan test IQ yang dilaksanakan di sekolah,
anak tersebut memiliki kecerdasan yang tinggi. Akan tetapi, suatu nasib menimpanya. Kedua
orang tua anak itu meninggal karena kecelakaan. Nasib anak itu terkatung-katung. Akibatnya,
dia tidak mampu menempuh ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena terhalang biaya.
Ia cerdas, namun tidak dapat menjadi dokter jika dia tidak melanjutkan studi Fakultas
Kedokteran.

Faktor yang datang dari luar sejak manusia itu belum lahir hingga sepanjang hayatnya
menentukan perkembangan anak. Sebelum dilahirkan pun, faktor dari luar juga akan
berpengaruh serta menentukan kondisi biologis dan psikologis orang tuanya. Kondisi biologis
dan psikologis tersebut kemudian akan menurun kepada anaknya secara langsung. Saat di
dalam kandungan, pengaruh kondisi ibunya (biologis dan psikologis) secara langsung akan
berpengaruh kepada bayi yang ada di perutnya. Lingkungan dan orang-orang di sekitar
seorang ibu sangat berpengaruh bagi kondisi seorang ibu. Dalam hal ini secara tidak langsung
kondisi dari lingkungan sekitar tersebut akan berpengaruh kepada ibu, kemudian pengaruh
(positif atau negatif) seorang ibu akan menurun kepada anaknya.

Dr. T.R. Flaiz mengatakan bahwa masa depan kesehatan seorang anak ditentukan
sebelum ia lahir. Kesehatan ibu banyak mempengaruhi turunannya. Seorang ibu yang tengah
mengandung hidup normal, senang, tenteram akan memperoleh anak yang sehat segar
dibanding dengan ibu yang selalu cemas, marah dan suka merokok serta minum minuman
keras.

15
Keadaan lingkungan hingga sesuatu batas tertentu dapat mempengaruhi kesehatan
anak. Seorang ibu tidak boleh bertindak berdasakan kemauannya sendiri (bersifat negatif)
pada saat periode yang penting dalam perkembangan seorang bayi. Kestabilan emosi sangat
penting pada saat ini, baik pada ibu maupun anak. Oleh karena itu, tekanan dan kecemasan
ibu harus dihindari.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, misalnya: makanan, pemeriksaan


labolatorium, kebutuhan vitamin maupun susu, serta gerak badan semuanya di bawah
pengawasan seorang dokter. Bila ada sesuatu kekurangan mengenai hal-hal tersebut, maka itu
dapat membahayakan hidup ibu maupun anak pada waktu melahirkan dan meminta resiko
penderitaam yang lama di hari depan.7

Dalam hal ini Dr. Zakiah Darajad mengatakan:

…… sikap ibu bapak sewaktu si anak masih dalam kandungan, ikut mempengaruhi
jiwa si anak nantinya. Misalnya apakah anak yang akan lahir itu mendapat sambutan baik
atau tidak, apakah orang tuanya gembira menanti kelahirannya atau apakah si ibu susah,
menyesal dan ketakutan. Demikian pula kesehatan ibu sewaktu hamil, akan mempengaruhi
sikapnya terhadap bayi yang akan lahir itu. Andaikata sikap itu negatif, maka si bayi tidak
akan mendapat perhatian secukupnya dari si ibu. Jika hubungan ibu dan bapak waktu itu
sedang retak, maka si bayi tidak akan menerima pemeliharaan yang nanti akan membawa
kepada rasa kasih sayang dan ia akan dibesarkan tanpa kasih sayang ibu sebagaimana
mestinya.

5. HUBUNGAN ANTARA BESAR KELUARGA DAN TEST IQ


Ada hubungan antara rangsangan intelek dengan jumlah besarnya keluarga. Makin
besar keluarga, meminta perhatian ibu dan ayah lebih besar, tentang hal ini penyelidikan
Tautan pH.D mengungkapkan bahwa : Pada Umumnya keluarga mempunyai banyak anak
dapat meningkatkan Sosio ekonomis yang rendah. Orang tua yang berasal dari Sosio
ekonomi tinggi dan menengah cenderung membatasi anak anak mereka dengan jumlah yang
relatif kecil sehingga sanggup membelanjai pendidikan sampai tingkat tinggi.
Sebagai perbandingan, apa yang dikemukakan oleh Tauran. pH.D. itu sejalan dengan
hasil penelitian Prof. Dr. Ismangoen yang pernah dikemukakan dalam pidato pengukuhan
sebagai guru besar yang dilangsungkan dalam upacara pidato pengukuhan di muka Rapat
Senat Terbuka Universitas Gajah Mada pada tahun 1968. Beliau mengatakan bahwa
lingkungan hidup anak mempengaruhi keadaan jasmani dan perkembangan jiwanya.
Pengawasan dan pemeliharaan kesehatan anak sampai berumur 6 tahun haru dilakukan agar

7
Flaiz, Bagaimana Perkembangan Anak Yang Sehat, Majalan Rumah Tangga No. 9, September 1973, hal. 7

16
anak selalu sehat. Kesehatan itu akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak sebagaimana mestinya.
Melihat hasil penelitian Tauran dan Prof. Ismangoen, kalau dalam kenyataan sekarang
para orang tua sudah banyak anak dan ibu banyak bekerja di luar rumah, apakah kemudian
menjadi ketakutan Data data itu hanya sebagai peringatan atau bahan renungan sehingga
segera menyesuaikan diri, memulai atau mengubah situasi baru, ditempat lain.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut perkiraan, penduduk Indonesia pada tahun 1973 se- banyak 125 juta
orang. Sensus penduduk Indonesia pada bulan Desember 1971, memberi gambaran
bahwa penduduk Indonesia pada saat itu sebanyak 119.182.542 jiwa. Sedang sensus
penduduk pada tahun 1970, tercatat 115.567.507 jiwa. Jadi pertambahan penduduk
dalam 1 tahun saja (1970-1971) bertambah sebanyak 3.615.035 jiwa. Pada tahun 2000-an
perkembangan penduduk Indonesia mengalami perkembangan yang begitu signifikan.
Hal ini berdampak pada perbandingan taraf hidup, kemajuan pendidikan, peningkatan
kesehatan dan sanitasi, pemeliharaan kesehatan, peningkatan kebudayaan. Maka dari
itulah Keluarga berencana ada untuk mengatasi masalah kesejahteraan keluarga-keluarga
di Indonesia.

Pendidikan Kependudukan (Population Education) adalah istilah yang sangat


populer dewasa ini. Istilah ini berasal dari Prof. Sloan Wayland yang diucapkan kira-kira
tujuh tahun yang lalu. Oleh Sloan Wayland dibedakan antara istilah population, sex
education dan family planning education.

Dalam melaksanakan pendidikan kependudukan sebagai suatu program untuk


dilaksanakan, ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian, yakni aspek pendidikan dan
aspek kependudukan. Tentang aspek kependudukan ia berpendapat bahwa hal itu
menjadi tanggung jawab instansi tertentu (dalam hal ini ialah BKKBN), sedangkan
sebagai subject matter (mata pelajaran) materi itu diberikan kepada anak didik sebagai

17
aspek pendidikan, yakni sebagai suatu proses yang pelaksanaannya
dipertanggungjawabkan kepada instansi-instansi lain, misalnya Departemen P dan K.

Pengalaman menunjukkan bahwa kemampuan seseorang dalam mengatasi atau


menyelesaikan kesulitan ditentukan oleh kecerdasannya. Semakin pintar seseorang,
semakin mudah mengatasi kesulitan. Oleh karena itu, kecerdasan merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan atau kebahagiaan dalam hidup. Begitu pula semakin cerdas
seseorang maka semakin cepat pula ia menyerap segala jenis ilmu pengetahuan.

Ada hubungan antara rangsangan intelek dengan jumlah besarnya keluarga.


Makin besar keluarga, meminta perhatian ibu dan ayah lebih besar, tentang hal ini
penyelidikan Tautan pH.D mengungkapkan bahwa : Pada Umumnya keluarga
mempunyai banyak anak dapat meningkatkan Sosio ekonomis yang rendah. Orang tua
yang berasal dari Sosio ekonomi tinggi dan menengah cenderung membatasi anak anak
mereka dengan jumlah yang relatif kecil sehingga sanggup membelanjai pendidikan
sampai tingkat tinggi. Kenyataannya sekarang para orang tua sudah banyak anak dan ibu
banyak bekerja di luar rumah, apakah kemudian menjadi ketakutan Data data itu hanya
sebagai peringatan atau bahan renungan sehingga segera menyesuaikan diri, memulai
atau mengubah situasi baru, ditempat lain.

18
DAFTAR PUSTAKA

Mustika, Candra. PENGARUH PDB DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP


KEMISKINAN DI INDONESIA, Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No. 4
oktober 2011
Sujana, I Wayan Cong. FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN INDONESIA, Jurnal
Pendidikan DasarVolume. 4, Nomor 1 april 2019
Soedihardjo, PENDIDIDKAN KEPENDUDUKAN DALAM SEKOLAH
PEMBANGUNAN, Majalah Arena Guru No. 12, Kabin PMUP, DIY.
Laporan Latihan Critical Mass Pendidikan Kependudukan Pusat Dan Daerah, 31 - 8
sampai dengan 13 - 9 – 1973 di Ciloto, Dirjrn Pendidikan 1973.

Lembaga Pengembangan Guru dan Tenaga Teknis BPP, Dept. P dan K, Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Kependudukan, sebuah saran, Jakarta, 1971.

Flaiz, BAGAIMANA PERKEMBANGAN ANAK YANG SEHAT, Majalan Rumah Tangga No. 9,
September 1973

19
20

Anda mungkin juga menyukai