Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA MODERN


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah: Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu: Dr. Mohamad Sodiq, M.Pd.I

Disusun Oleh :

M. KRISNA GIAN RAMA 20214210104685

MUHAMMAD FASHIHUDIN 20214210104684

MUHAMAD SOFIULLOH 20214210104681

RAAFI ALMAYDA YUDISTIRA 20214210104695

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-MUSLIHUUN TLOGO BLITAR

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.Tuhan yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang.Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan karunianya, sehingga kita semua dapat menjalankan kewajiban kita yaitu
menuntut ilmu sebagai bekal kesempurnaan ibadah kita kepada –Nya. Shalawat serta salam
tercurah kepada suri tauladan umat baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan juga
pengikutnya sampai akhir zaman. Amin.
Atas segala kehendak-Mu Makalah yang berjudul “Kebudayaan Islam Pada Masa
Modern “ dapat diselesaikan dalam rangka penugasaan kelompok Mata Kuliah Sejarah Peradaban
Islam.
Kami menyadari bahwa segala apa yang telah dicapai tidak akan pernah terwujud tanpa
izin dan kehendak Allah SWT, dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kami haturkan kepada
bapak pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan nasehat kepada kami selama masa
perkuliahan ini sampai selesai.
Semoga Makalah ini bisa menjadi tolak ukur bagi kami serta dapat bermanfaat bagi para
mahasiswa lainnya.

Blitar, 19 Oktober 2022

Penyusun

ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PEDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
A. Pengertian masa modern Islam........................................................................................... 3
B. Faktor-faktor yang memengaruhi ...................................................................................... 3
C. Hasil kebudayaan Masa modernisasi Islam ..................................................................... 6
D. Modernisasi Islam di Indonesia .......................................................................................... 9
BAB III ......................................................................................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum membicarakan soal perkembangan peradaban Islam, ada baiknya penulis
memberikan definisi terlebih dahulu tentang variabel-variabel judul di atas. Kata
“Perkembangan” berasal dari kata kembang, yang berarti mekar, terbuka atau terbentang
menjadi luas, banyak dan sebagainya.1 Secara harfiyah, peradaban Islam berasal dari
bahasa Arab yaitu: al-Hadarah al-Islamiyah, yang berarti kemajuan (kecerdasan,
kebudayaan) lahir batin.

Sedangkan masa adalah waktu, modern adalah baru. Secara umun, istilah modern
berasal dari kata moderna yang artinya: “sekarang” (Jerman: Jetzeit). Dengan pengertian
itu, ditahui bahwa yang disebut modern, manakala semangat kekinian menjadi kesadaran
seseorang. Jadi, kalau ada orang atau masyarakat yang hidup di era sekarang tetapi
kesadarannya berada di abad pertengahan, maka pertanda mereka belum modern, dan bisa
dikatakan manusia primitif. Abad modern ini merupakan spirit zaman baru (zeitgeist) yang
dimulai pada abad ke-19. Sebagai bentuk peradaban dan semangat zaman, modernitas
dicirikan oleh tiga hal yaitu: indifidualistik, rasionalisme dan kemajuan.

Dalam bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern,
modernisasi, atau modernisme. Masyarakat Barat menggunakan istilah modernisme
tersebut untuk suatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma baru. Istilah ini
disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu
pengetahuan maupun teknologi. Dari penjelasan definisi di atas dapat diartikan bahwa
perkembangan pemikiran dan peradaban berarti terbukanya pikiran manusia dan
kebudayaannya pada era saat ini. Untuk itu, pada makalah ini penulis akan membahas
tentang: Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada abad modern ini? Serta bidang-
bidang apa saja yang berkembang pada abad ini?

B. Rumusan Masalah

1. Apakah masa modern islam itu?

2. Apa sajakah faktor-faktor yang melatarbelakangi modernisasi Islam

1
Lihat Kamus Umum Bahasa Indonesia, susunan W.J.S. Poerwadarminta, ed.3, dioleh Balai Pustaka, Jakarta.
2003. cet.I. hal. 556

1
3. Apa sajakah hasil-hasil serta kebudayaan yang berkembang pada masa modernisasi
Islam?

4. Bagaimanakah Proses modernisasi islam yang terjadi di Indonesia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang modernisasi Islam

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi modernisasi Islam

3. Untuk mengetahui hasil-hasil serta kebudayaan yang berkembang pada masa


modernisasi Islam

4. Untuk Mengetahui bagaimanakh modernisasi islam yang ada di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian masa modern Islam

Masa moderen, menurut Harun Nasution dimulai dari tahun 1800 – sekarang.
Masa ini disebut dengan zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon Bonaparte di
Mesir yang berakhir tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama di Turki dan
Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam. Raja dan pemuka-pemuka Islam
mulai berpikir dan mencari jalan untuk mengembalikan kejayaan Islam. 2

Padahal pada periode klasik, Islam menjadi panglima dalam peradaban.


Sebaliknya, di Barat pada masa itu masih mengalami kegelapan. Sedangkan masa
modern ini ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dirinya
dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi saat itu negara-negara Islam
banyak dijajah oleh penjajah. Banyak negara muslim mengikuti gerakan pembaruan
tersebut, sehingga lahirlah suatu tatanan baru dalam dunia Islam, yaitu kebangkitan
dunia Islam, baik bidang ilmu pengetahuan, politik, pendidikan, maupun kebangkitan
melawan penjajah.

B. Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan masa modern Islam

Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam dikenal dengan gerakan


modernisasi atau pembaruan yang didorong oleh tiga faktor.

1. Pemurnian ajaran Islam dan unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab
kemunduran Islam.
2. Menimba gagasan-gagasan pembaruan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Hal ini
dengan pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki, Mesir, dan India ke
negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dilanjutkan dengan gerakan
penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa Islam.
3. Kondisi negara-negara Arab, seperti Mesir, Turki di bawah jajahan negara-negara
Eropa, khususnya Perancis.

2
Abd. Rahman dan Hery Nugroho, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas
X,(Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2021), hal 299-300

3
Masa pembaruan islam ini dikenal pula dengan istilah TAJDID dan sering
diartikan sebagai upaya-upaya para tokoh pembaharu islam dalam hal menyesuaikan
paham keislaman dengan kemajuan IPTEK sehingga bisa meraih kejayaan kembali.
Pembaruan di beberapa negara tidak terlepas dari peran tokoh-tokohnya.

Sayyed Hossein Nasr pernah mengungkapan jika tidak semua muslim


menerima paham modernisme tapi banyak juga muslim yang mengagumi paham
modernisme ini. Nasr mengungkapkan setidaknya terdapat dua alasan dibalik
perbedaan pendapat tersebut, yakni: Pertama,modernisme diterima karena banyak
yang terpukau dengan istilah modern dengan makna inovatif, kreatif yang selaras
dengan perjalanan waktu. kedua, penolakan atas modernisme terjadi disaat muslim
menyadari ada aspek kebenaran yang hilang seperti ketidakjelasan, ketidakpastian
serta ketajaman mental dan artistik yang menjadi ciri khas modernismeitu sendiri.
Selain ketidakjelasan dan ketidakpastian .Nasr pun juga menegaskan jika Syariah
tetaplah pijakan dalam agama. Salah satu negara yang berhasil memodernisasi
hukum dan tidak bertentangan dengan ketentuan agama adalah Indonesia. Pada
tahun 1989, Indonesia berhasil mengakomodir hukum peradilan agama untuk
urusan keagamaan.

Ketegangan muslim dalam menolak ataupun menerima modernisme


memuncak dalam tulisan Hossein Aghababa yang berjudul Modern Islam versus
Islamic Modernity. Aghababa menilai, secara historis, hubungan antara Islam dan
modernitas tidak pernah berjalan dengan baik dan tanpa rintangan. Satu-satunya
titik temu yang mungkin terjadi antara Islam dan modernisme adalah penggunaan
istilah modern Islam bukan sebaliknya. hal ini disebabkan, Islam telah mengklaim
sebagai modern itu sendiri. Islam merupakan agama yang memberikan tawaran
baru berbasis kemaslahatan dan kebaikan dan menciptakan keseimbangan. Bagi
Aghababa, salah satu bentuk modernisasi Islam adalah eksistensi sikap toleransi di
tengah masyarakat. Dalam analisa terakhirnya, Aghababa menyebut peluang dialog
antara Islam dan barat masih diharapkan terutama yang melibatkan beberapa elemen
masyarakat. pola masyrakat modern yang sangat melekat seperti HAM. Sebagaimana
disampaikan sebelumnya, upaya modernisasi yang terjadi di Indonesia memberikan
warna tersendiri bagi Islam di dunia. Pengaruh konflik timur tengah yang
mempengaruhi dunia Islam,dalam kaca mata positif, memberikan peluang bagi
Indonesia memunculkan corak pemikiran Islam yang modern dan toleran terhadap

4
perbedaan. Secara definitif, istilah yang diungkapkan oleh beberapa pemikir
Islam di Indonesia menyebut dengan Islam moderat atau Islam wasatiyyah. Para
pemikir Indonesia merujuk Islam wasatiyah dari surat Al-Baqarah ayat 143 yang
berbunyi:

Artinya: “dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia
dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas(perbuatan) kamu. Dan Kami
tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi
orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan Allah tidak akan menyia-
nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada
manusia.”

Wasatiyah merupakan satu konsep yang berasal dari epistemologi


Islam. Wasatiyyah diartikan sebagai penengah diantara duahal yang salin
berhadapan. Salah satu negara yang telah menerapkan Wasatiyyah adalah Malaysia.
Secara konseptual, Wasatiyyah difungsikan sebagai bentuk perlawanan terhadap
ekstermisme. Menurut Abdullah MD Zin, wasatiyyah dapat diartikan sebagai
keadilan dan keseimbangan, tidak ketat dan tidak longgar. Artinya, wasatiyyah
diposisikan sebagai penengah dari dua perkara yang memiliki perbedaan satu
sama lain tanpa memperlihatkan kecondongan ke satu pihak manapun. Sebagai
penunjang peradaban Islam, Wasatiyyah memosisikan dirinya sebagai bentuk
keseriusan, ketersinambungan dengan penuh komitmen untuk memperoleh hasil
yang maksimal tanpa memisahkan antara agama dan tugas negara Secara teknis,
konstruksi konsep wasatiyyah terfokus dalam beberapa hal, seperti:

(1) Pemerintahan yang baik berdsarkan prinsip-prinsip Islam dan demokratik

(2) Antoposentris dan petumbuhan ekonomi inklusif berdasarkan pada prinsip-


prinsip ekonomi Islam.

(3) Kepemimpinan dengan integritas moral yang tinggi;membawa perdamaian,


keharmonisan dan kolaborasi dengan kalangan non muslim.

(5) Perbaikan pendidikan yang holistic

5
(6) Kesadaran untuk membangun mental para pemuda muslim.

(7) keseimbangan dan sinergi antara tradisi agama Islam, santifik dan proses
teknologi.

Sedangkan menurut Mohd Shukri Hanapi konsep Wasatiyyah tediri


dari beberapa hal, yakni:

(1) Wasatiyyah pada aspek kebebasan beragama

(2) Al-Wasatiyyah dalam pendisitribusian harta

(3) Al-Wasatiyyah dalam hal distribusi kekuatan politik

(4) Al-Wasatiyyah dalam penggunaan Bahasa

(5) Al-Wasatiyyah dalam pendidikan.3

C. Hasil Kebudayaan pada masa Islam Modern


Peradaban Islam pada masa modern mengalami kemajuanyang dilihat dari negara-
negara Islam, khususnya di Mesir, Arab Saudi, Irak, Iran, Malaysia, Brunai Darussalam,
Kuwait, danIndonesia. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam beberapabidang, yaitu
arsitektur, sastra, dan kaligrafi yang akan dijelaskan di bawah ini.
a. Arsitektur
Seni arsitektur yang bercorak Islam, di antaranya masjid, makam, madrasah, istana,
benteng, pasar, dan banyaklagi lainnya. Setelah ditemukannya ladang minyak pada tahun
1933, Saudi Arabia menjadi negara yang kaya raya. Dengan kekayaannya yang melimpah,
Saudi Arabia banyak membangun jalan raya antarkota, jalan kereta api antara Kota Riyad
dengan Kota Pelabuhan Ad-Dammam di pantai Teluk Persia. Selain itu, membangun
Maskapai PenerbanganInternasional di Jeddah, Zahran, dan Riyad. Di bidang perhotelan
telah dibangun hotel-hotel mewah bertaraf internasional, antara lain terdapat di sekitar
Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Masjidil Haram artinya masjid yang dihormati atau dimuliakan. Masjid ini
berbentuk empat persegi terletak di tengah-tengah kota Mekah, serta merupakan masjid
tertua di dunia. Di tengah-tengah masjid itu terdapat Ka’bah, yangjuga disebut Baitullah
(Rumah Allah) dan Baitul Atiq (Rumah Kemerdekaan), yang telah ditetapkan oleh Allah Swt.
sebagai kiblat umat Islam di seluruh dunia dalam menunaikan salat.Selain itu, terdapat pula

3
Mohamad Deny Irawan, IslamWaşatiyyah,TAJDID Vol. XVI, No. 2, Juni -Desember2017

6
Hajar Aswad (batu hitam yang terletakdi dinding Kakbah), makam Ibrahim, Hijr Ismail, dan
sumur Zamzam yang letaknya tidak jauh dan Kakbah.
Keadaan Masjidil Haram pada masa Nabi Muhammad Saw. dengan keadaan Masjidil
Haram sekarang ini jauh berbeda. Pada masa Nabi Saw. masihhidup, keadaan Masjidil
Haram tidak begitu luasdan bersifat sederhana. Sekarang ini, keadaan Masjidil Haram
sangat luas dan merupakan bangunan yang begitu megah dan indah. Masjidil Haram
sekarang ini berlantai empat yang untuk naik dari lantai dasar ke lantai di atasnya sudah
disediakan eskalator.
Masjid Nabawi adalah sebuah masjid yang megah dan indah juga sangat luas. Kalau

pada masa Nabi MuhammadSaw. luas Masjid Nabawi ± 2.500 m2 kini luasnya menjadi
±

165.000 m2 (luas seluruh kota Madinah pada masa RasulullahSaw). Hal ini mengakibatkan
makam Nabi Muhammad Saw., Abu Bakar r.a., dan Umar bin Khatthab r.a. yang dulu berada
diluar masjid sekarang berada di dalam masjid. Demikian jugatempat pemakaman umum
(maqbarah) baqi yang dulu beradadi pinggir kota Madinah, sekarang ini berada di samping
ataudi pinggir halaman masjid.
Masjid Nabawi bertambah indah dan megah denganadanya sepuluh buah menara
yang menjulang tinggi, 95 buah pintu masjid yang lebar dan indah, juga kubah masjid yang
dapat terbuka dan tertutup. Selain itu, pada atap Masjid Nabawi bagian belakang, yaitu di atas
pintu Al-Majidi darisebe!ah barat memanjang ke timur, telah dibangun tingkat dua yang
dimanfaatkan untuk perkantoran, perpustakaan, gudang, peralatan dan selebihnya
digunakan sebagai tempat salat, apabila jamaah di lantai bawah terlalu padat. Perlu pula
diketahui bahwa seluruh ruangan dari lantai bawah Masjid Nabawi sekarang ini memakai
pendingin ruangan (AC).
Arsitektur yang berfungsi untuk melayani kepentingan agama dan kepentingan
sekuler, selain terdapat di Saudi Arabia, juga terdapat di negara lain, terutama di negara
berpenduduk mayoritas Islam. Misalnya di Turki sekarang inimemiliki tidak kurang dari
62.000 masjid dan pembangunanmasjid mencapai 1.500 buah per tahun. Selain itu, telah
dibangun lebih dari 2.000 unit sekolah Al-Qur’an.
Pada masa pembaharuan di Irak, selain terdapat arsitektur yang berfungsi melayani
keagamaan, seperti masjid, madrasah, dan makam, juga terdapat arsitektur yang berfungsi
melayani kepentingan sekuler misalnya bangunan-bangunanindustri, jalan kereta api yang
menghubungkan Basrah dan Bagdad, jalan-jalan yang beraspal antarkota, dua bandara

7
internasional di Basrah dan Bagdad, serta dua pelabuhan internasional di Basra dan Um Al-
Qasar.

Di Indonesia juga berdiri dengan megah, masjid Istiqlal di Jakarta.

b. Sastra
Pada masa pembaharuan telah bermunculan para sastrawan yang karya-karya sastranya
bersifat islami di berbagai negara, misalnya:
1) Muhammad Iqbal, lahir di Pakistan 1877. Ia mengungkapkan filsafatnya dalam bentuk puisi
dengan menggunakan bahasa Urdu dan Persi. Karya puisinya yang terkenal adalah Asrari
Khudi. Ia juga telah menulis beberapa prosanya dalam Bahasa Inggris dan Arab.
2) Mustafa Luffi Al-Manfaluti (1876 - 1926) seorang sastrawan dan ulama Al-Azhar (Mesir)
termasuk pengarang cerita pendekbergaya semi klasik dan semi modern.
3) Muhammad Husain Haekal (1888 - 1956) penulis dari Mesirterkenal, yang telah menulis
Hayatu Muhammad (Sejarah Hidup Nabi Muhammad Saw.). Ia seorang sastrawan dan
dianggap perintis karya sastra modern. Di antara novelnya yang berjudul Zainab terbit tahun
1914. Beliau juga banyak menulis kritik sastra dan cerita pendek.
4) Jamil Siqdi Az-Zahawi (1863 - 1936) di Irak terkenal sebagai perintis sajak modern dan
seorang penyair tua yang bernada keras dan dikenal sebagai pembela hak-hak wanita
bersama-sama dengan Ma’ruf Ar-Rasafi (1877 - 1945).
5) Abdus Salam Al-Ujaili (lahir 1918) adalah seorang sastrawan di Suriah yang juga seorang dokter
medis, aktif dalam penulisannovel dan cerita pendek.
6) Aisyah Abdurrahman, sastrawan perempuan dari Mesir. Ia meraih gelar doktor dalam
sastra klasik, terkenal sebagai sastrawati, wartawati, dan editor harian Al-Ahram Mesir. Selain
itu, beliau banyak menekuni Al-Qur’an, lalu menulis tafsir Al-Qur’an dari segi sastra.
Sastrawati lainnya seperti Fatwa Tawqan dan Nazek Al-Malaikah (Palestina) serta Layla
Ba’albaki(Lebanon).

c. Kaligrafi
Kata kaligrafi berasal dari Bahasa Yunani, kaligrafia ataukaligraphos. Kallos berarti indah
dan grapho berarti tulisan. Jadi, kaligrafi berarti tulisan (aksara) indah yang mempunyai nilai
estetis. Dalam Bahasa Arab kaligrafi disebut khat, yang berarti tulisan indah yang memiliki
nilai estetis. Kaligrafi (khatt) merupakan satu-satunya seni Islam, yang murni dihasilkan
oleh orang Islam, berbeda dengan seni Islam lainnya seperti seni lukis dan ragam hias

8
yang terpengaruhunsur non-Islam. Kaligrafi terdiri dari bermacam-macam gaya, antara lain,
enam macam gaya yang disebut Al-AqlamAs-Sittah (The Six Hands/Styles).

Seni kaligrafi berkembang sangat cepat ke seluruhpelosok dunia, khususnya ke


negara-negara yangpenduduknya mayoritas umat Islam seperti Indonesia. Seni kaligrafi
dipakai sebagai hiasan di masjid-masjid, penyekat ruang, hiasan dinding rumah, kotak
penyimpananperhiasan, alat-alat rumah tangga dan lain-lain. Media yang digunakannya pun
beragam yakni dari kertas, kain, kulit, kaca, emas, perak, tembaga, kayu, dan keramik.

D. Modernisasi Islam Di Indonesia

Dari berbagai penvimpangan umat Islam yang muncul, menyebabkan keresahan yang
serius bagi umat Islam yang dapat menghambat terciptanya masyarakat baldatun
toyyibatun warobun ghofur serta umat Islam yang sudah seharusnya berpegang teguh
pada kitabullah, hal itu mengharuskan lahirnya para tokoh pembaharu Islam diera
modern, dan pada era tersebut salah satu tokoh yang merespon berbagai persoalan umat
isalm ialah K. H. Ahmad Dahlan, beliau merupakan tokoh pembaharu Islam diera
modern yang mampu mendirikan sebuah organisasi masyarakat yang sering disebut
muhammadiyah, sebuah organisasi Islam yang digagas oleh KH. Ahmad Dahlan.
Sebagai pendiri Muhammadiyah Ahmad Dahlan telah melihat adanya keterpurukan
kaum Muslim Indonesia. Sehingga kondisi itulah yang mendorong beliau mendirikan
Muhammadiyah. Dengan demikian, kehadiran Muhammadiyah dijadikan Ahmad
Dahlan sebagai instrumen untuk melakukan perubahan masyarakat Muslim Indonesia
yang berkemajuan dengan berbasiskan ajaran Islam.

Gagasan Ahmad Dahlan tersebut beralasan karena Islam di tangan Nabi telah mampu
menjadi kekuatan untuk melakukan perubahan masyarakat Arab. Dengan demikian,
tampaknya gerakan tajdid (pembaharuan) yang dirumuskan ini, Muhammadiyah
bermaksud menjadikan Islam sebagai bagian penting dari kemajuan Indonesiadi tengah
kehidupan sosial yang terus berubah sebagaimana Islam ditangan Nabi yang dapat
menjadi bagian dari kemajuan bangsa Arab itu sendiri. Oleh karena itu,
Muhammadiyah sebagai gerakan di Indonesia diberi nama Muhammadiyah yang
berarti pengikut Muhammad. Dengan memiliki nama Muhammadiyah,diharapkan
gerakan Islam yang lahir di Yogyakarta padatanggal 8 zulhijjah tahun 1330 H ini dapat
menjadikan Islam di Indonesia seperti Islam yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad
saw., yaitu Islam yang telah menjadi rahmat bagi semesta alam.

9
Langkah pembaruan lainnya ialah dalam merintis pendidikan “modern” yang
memadukan pelajaran agama dan umum. Gagasan pendidikan yang dipelopori KH
Ahmad Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek “iman”
dan “kemajuan”, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu
hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya. Lembaga pendidikan Islam
modern bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah,
tentunya gerakan tajdid yang dilakukan Ahmad Dahlan yaitu dengan tujuan untuk
membangun masyarakat Muslim Indonesia menjadi masyarakat Muslim yang maju dan
sejajar dengan bangsa-bangsa lain dengan basis agama. Hal ini tidak lain karena
keadaan masyarakat Muslim waktu itu memprihatinkan di hampir berbagai segi
kehidupan. Dari sisi ekonomi, masyarakat Muslim Indonesia banyak yang miskin. Dari
segi politik, masyarakat Muslim Indonesia terjajah. Dari segi penguasaan ilmu dan
teknologi, masyarakat Muslim Indonesia terbelakang. Dengan kata lain,
Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan dijadikan sebagai sarana untuk mendorong
masyarakat Muslim Indonesia meraih kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan

A. PEMBAHARUAN HASIL PEMIKIRAN K.H. AHMAD DAHLAN

Secara institusional, pada perempat pertama abad ke-20 Muhammadiyah


dikenal sebagai simbol perubahan, kemajuan, dan karenanya dikenal sebagai
gerakan modern. Pemikiran Ahmad dahlan masa itu mampu memperbaharui pola
pikir serta pandangan masyarakat pada umumnya, yaitu masyarakat yang
dahulunya memiliki pandangan umat Islam yang eksklusif, tertutup, dan kolot,
terpatahkan oleh seorang anggota Muhammadiyah yang memiliki watak rasional
dan terbuka.

Pandangan dunia akan Muhammadiyah yang menjauhkan diri dari kehidupan dunia
diganti dengan pandangan yang menyebutkan bahwa Islam membolehkan umatnya
untuk memperoleh kebahagiaan duniawi. Sikap keagamaan yang intolerant diganti
dengan toleran; pandangan keilmuan yang membatasi pada ilmu agama diganti
dengan wawasan bahwa ilmu tidak hanya terbatas pada ilmu agama. Stigma sosial
yang menggambarkan orang Muslim itu malas, miskin, bodoh terbantahkan oleh
semangat yang dikembangkan oleh warga Muhammadiyah yang kerja keras,
memiliki penghasilan, dan memiliki pengetahuan untuk menekuni profesinya. Dari
hal tersebutlah pola pikir masyarakat mulai terarahkan.

10
Selain hal tersebut pemikiran Ahmad Dahlan yang menjadi dasar penggerak
muhammadiyah dalam usahanya memberikan makna pembaharuan ke dalam dua
gerakan, yaitu gerakan purifikasi dan modernsisasi(pembaharuan). Gerakan
purifikasi(Pemurnian), yaitu kembali kepada semangat dan ajaran Islam yaitu untuk
memurnikan agama dari syirik serta membebaskan umat Islam dari Tahayul, Bid'ah
dan Khurafat. Karena umat Islam dahulu cara ibadah mereka mulai bercampur
dengan kemusyrikan, takhayul, bid’ah, dan lain sebagainya. Kemudian dalam hal
pemikiran, umat Islam saat itu cenderung telah mengalami stagnasi (berfikir tetap)
pemikiran. Pola pikir yang dikedepankan cenderung taklid (mengikuti saja) tanpa
mau mencari dasarnya.

Gerakan pembaharuan (modernis) merupakan ajaran Islam yang mengikuti


perkembangan zaman dengan tetap berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-
Sunnah dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan, karena hal itu Ahmad
Dahlan melakukan pembaharuan diberbagai bidang seperti Dalam bidang
Pendidikan beliau mendirikan dan menyelenggarakan sistem pendidikan modern,
karena Muhammadiyah yakin bahwa Islam bisa menjadi rahmatan lil-‘alamin,
menjadi petunjuk dan rahmat bagi hidup dan kehidupan segenap manusia jika
disampaikan dengan cara-cara modern. Dasarnya adalah Allah berfirman: “Wahai
jama’ah jin dan manusia, jika kalian sanggup menembus (melintasi) pejuru langit
dan bumi, maka lintasilah. Kamu sekalian tidak akan sanggup melakukannya
melainkan dengan kekuatan (ilmu pengetahuan)”(QS. Ar-rahman/55:33).

Muhammadiyah konsekwen untuk mencetak elit muslim terdidik lewat jalur


pendidikan. Berikut beberapa tipe pendidikan Muhammadiyah:

1. Tipe Muallimin/Mualimat Yogyakarta (pondok pesantren)

2. Tipe madrasah/Depag; Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah

3. Tipe sekolah/Diknas; TK, SD, SMP, SMA/SMK, Universitas/ ST/ Politeknik/


Akademi

4. Madrasah Diniyah, dan lain-lain.

Untuk meraih tujuan pendidikannya Muhammadiah memprioritaskan pembaharuan


di bidang pendidikan sehingga Muhammadiyah mampu untuk mencetak peserta
didik/lulusan sekolah Muhammadiyah, sebagai berikut:

11
1. Kader yang memiliki jiwa Tauhid yang murni,

2. Kader dengan keyakinan dan menjalankan ibadahnya hanya kepada Allah,

3. Kader yang berbakti kepada orang tua serta bersikap baik terhadap kerabat,

4. Kader yang memiliki akhlaq yang mulia,

5. Kader dengan pengetahuan luas serta memiliki kecakapan, dan

6. Kader yang dapat berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka setiap lembaga pendidikan Muhammadiyah


diwajibkan memasukkan mata pelajaran Al-Islam atau Kemuhammadiyahan (AIK)
sebagai bagian integral dari kurikulum dengan harapan dapat mempengaruhi
karakter para peserta didik baik selama proses pendidikan berlangsung terlebih
setelah mereka lulus.

B. PEMBAHARUAN ISLAM MENURUT KH. HASYIM ASYARI

Secara umum pemikiran kyai Hasyim baik dalam pendidikan dan sosial ialah
mengedepankan Akhlak yang tujuannya adalah menjaga nilai luhur dan martabat
bangsa dan menjaga kesantuan Bangsa dan Negara. Agama dalam pandangan kyai
Hasyim tidak hanya membimbing manusia untuk menyembah satu tahun, tetapi
juga merupakan petunjuk dasar dalam aspek-aspek sosial ekonomi masyarakat.
Juga dalam Tasawuf, kyai Hasyim membantah tasawuf falsafi.

Begitu pula dalam bidang-bidang yang lain. kyai Hasyim melanjutkan dakwahnya
dengan asas moderat sebagai berikut

1. Komitmen Keumatan dan Kebangsaan

Kesejahteraan umat merupakan ajaran yang diwariskan oleh Rasulullah


SAW. Seorang pemimpin harus senantiasa memikirkan nasib umat dan
mencarikan solusi terbaik untuk menyelamatkan mereka dari kemiskinan. Kyai
Hasyim senantiasa mencontohkan kepada umat dengan kesederhanaan,
kedisiplinan, dan ketulusannya dalam mengabdi untuk kemajuan umat dan
kejayaan agama. kyai Hasyim juga memperhatikan pemberdayaan kalangan
perempuan.

12
Pemikiran itu memberikan makna yang sangat baik bagi peningkatan kualitas
keilmuan kalangan perempuan dan peran mereka, baik dalam rumahtangga
maupun ruang publik yang lebih luas. Puncak dari komitmen ini ialah
menyelamatkan umat dari kebodohan, kemiskinan, dan ketidak adilan yang
diwujudkan dengan mendirikan wadah organisasi NU yang dirintis bersama
tokoh-tokoh yang lain, utamanya kyai Wahab Hasbullah.

Dalam berbangsa dan bernegara, negara adalah rumah setiap penduduk yang
tidak boleh digadaikan. Hal ini dilakukan oleh beliau saat ditawari oleh ratu
Belanda Wilhelmina pada tahun 1937 untuk mendapatkan bintang kehormatan,
yang terbuat dari perak dan emas. Dengan tegas kiai hasyim menolak
penghargaan tersebut sembari menasehati para santrinya di Pesantren Tebuireng
agar tidak tergiur dengan godaan penjajah. Salah satu ekspresi dari cinta Tanah
Air adalah membela kedaulatan dan mendorong kemerdekaan dari segala bentuk
penjajahan. Menjadi komitmen bersama, khususnya di kalangan pesantren,
dalam rangka memelihara solidaritas kebangsaan yang mulai tumbuh di negeri
tercinta ini.

2. Ahlussunnah wal Jama'ah

Ahlussunnah wal Jama'ah yang didakwahkan kyai Hasyim ialah berpegang


pada salah satu mazhab yang empat dalam Fikih. Dalam Akidah, bermazhab
kepada Imam Abul Hasan al-Asy'ari. Inilah yang menjadi karakteristik ajaran
NU. Konsep Ahlussunnah wal Jama'ahNU dituangkan oleh kyai Hasyim Asy'ari
dalam bukunya Risalah Fi Ahlu al-Sunnah wa al-Jama'ah. Pembahasan
Ahlussunah sangat erat kaitannya dengan bid'ah.

Bid'ah dalam pandangan kyai Hasyim ialah segala kebajikan yang tidak ada pada
zaman Nabi, tetapi didalamnya ada nilai ketauhidan dan keislmaan yang tinggi.
Paham Ahlussunnah wal Jama'ah yang dirancang kyai Hasyim merupakan
sebuah acuan yang diterjemakan dalam pendidikan keagaamaan yang
berkembang di pesantren serta metode pengambilan hukum dalam forum-forum
keagamaan dan forum kemasyarakatan. Karakteristik dalam konsep ini, adalah
paradigma jalan tengah yang mencerminkan keseimbangan. Dengan demikian,
paham ini merupakan sebuah paham yang terbuka, yang dapat menyentuh segala
13
aspek kehidupan, baik pada teman, individu, keluarga, negara, dan pascanegara
sekalipun.

3. Ilmu Sebagai Fondasi Umat

Iman dan ilmu merupakan dua hal yang sama-sama mulia. Kedudukan
keduanya sangatlah sentral dan vital dalam islam. Berilmu saja tidak cukup, dan
beriman saja juga belum sempurna. Di dalam realitas, ilmu akan melahirkan
iman, dan sebaliknya. Keduanya tidak perlu dipertentangkan. Di dalam pesantren
mempunyai keunikan tersendiri karena sebagai lembaga pendidikan keagamaan,
tidak hanya agama saja tapi pesantren juga menguasai ilmu-ilmu keagamaan
secara komprehensif, seperti lingustik, sejarah, tafsir, logika, dan hukum.

Kiai Hasyim ASyari juga tidak menolak adanya ilmu-ilmu barat (skuler) sebagai
syarat untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia sehingga terjadi keseimbangan
baik kebahagiaan di dunia maupun Akhirat. Juga, salah satu bentuk
pembaharuannya dalam bidang ini ialah menitik beratkan system pendidikan
kepada metode musyawarah, diskusi atau debat dengan didasari argumentasinya
dengan referensi yang di nukilkan dari ulama abad pertengahan.

4. Persaudaraan dan Toleransi

Persaudaraan dan tolenrasi merupakan prasyarat untuk melahirkan sikap-


sikap keberagamaan yang moderat. Dalam tradisi Islam, silaturrahmi merupakan
salah satu dimensi yang paling fundamental dalam membangun persaudaraan
toleran. Sebab, silaturahim merupakan perintah yang dapat membangun sikap
keterbukaan dan dialog, dalam rangka menghindari upaya-upaya melakukan
kerusakan dimuka bumi. Toleransi adalah sebuah fondasi untuk tatanan
masyarakat yang damai dan berkeadaban. Jika sebuah masyarakat semakin
toleran, akan membangun sebuah masyarakat maju.

Sebaliknya, jika masyarakat tidak mampu membangun toleransi, mayarakat akan


berada dalam kebangan keterpurukan. Persaudaraan dan toleransi merupakan
nilai yang sangat penting di dalam masyarakat. Keduanya merupakan sesuatu
yang sangat esensial karena akan menjadi prasyarat untuk membentuk
masyarakat dan bangsa yang kuat.

14
Menurut kiai hasyim, perbedaan pandangan keagamaan, khususnya masalah-
masalah partikular, rentan menimbulkan perpecahan di antara umat, yang
menyebabkan hilang persaudaraan dan toleransi. Perbedaan dalam ijtihad hukum
islam, yang disampaikan ulama terdahulu, merupakan jembatan emas bagi siapa
pun yang melaksanakan.

Jika benar, akan mendapatkan dua pahala, jika salah pun akan mendapatkan satu
pahala. Penuturan Kiai Hasyim semakin meneguhkan bahwa persaudaraan dan
toleransi merupakan nilai yang harus membatin dalam setiap Muslim. Dua nilai
tersebut penting untuk komunitas muslim sendiri karena akan memberikan teladan
dan citra yang sangat baik bahwa Islam adalah agama perdamaian dan anti
kekerasan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan modernisasi yang terjadi pada dunia islam, alangkah baiknya hal tersebut benar-
benar kita jadikan pondasi untuk hidup bermasyarakat. serta berfikir ilmiiah-rasional sangat
dihargai oleh masyarakat untuk memahami Islam dan mengembangkannya. Sikap yang
perlu dikembangkan dalam memahami Islam pada masa modern adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai rujukan utama dan berusaha menangkap
nilai serta ajarannya.

2. Melihat kenyataan alam dan lingkungan serta fenomena yang ada; dan hal ini
membutuhkan pengetahuan tentang dunia.

3. Mendialogkan, menafsirkan keduanya dengan menghubungkannya.

Selain itu, perkembangan Islam pada abad modern dapat disikapi dengan melihat sejarah.
Hal ini dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk mengadakan
perubahanperubahan supaya lebih maju dengan cara yang efektif dan efisien. Problema-
problema masa lalu dapat menjadi pelajaran dalam bidang yang sama pada masa yang
selanjutnya. Pembaharuan dapat dilakukan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah
bidang kebudayaan.

16
Daftar Pustaka
Kamus Umum Bahasa Indonesia, susunan W.J.S. Poerwadarminta, ed.3, dioleh Balai
Pustaka, Jakarta. 2003. cet.I
Rahman, Abd. dan Hery Nugroho, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk
SMA/SMK Kelas X,(Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2021)
Irawan, Mohamad Deny, Islam Waşatiyyah,TAJDID Vol. XVI, No. 2, Juni -Desember2017

Muthahhari, Murtadha, 1986, Gerakan Islam Abad XX, terj. Rineka Cipta, Jakarta

Karim, M. Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. II. Yogyakarta: Pustaka
Book Publister, 2007.

https://www.kompasiana.com/korongemmas/5a2e006916835f3ed30ab6b2/kyai-hasyim-asy-
ari-revolusi-dan-moderasi?page=all&page_images=1 di akses pada 20 oktober 2022 pukul
00:26

17

Anda mungkin juga menyukai