ISLAM NUSANTARA
Disusun Oleh:
NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Islam Nusantara dan Modernitas”. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa Islam dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan saat ini.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Amin Fadlillah, SQ., M.A. selaku dosen
pengampu mata kuliah Islam Nusantara karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyusun makalah ini. Serta kami ucapkan terima kasih pula kepada teman–teman yang telah
mendukung kami dan berpartisipasi dalam presentasi makalah ini.
Tentunya makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu besar
harapan kami sudilah kiranya pembaca memberikan kritik dan saran guna penyempurnaan makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut ilmu bahasa (etimologi), Islam berasal dari kata Arab salima, yang
berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata ini dibentuk kata aslama, yuslimu, dan
Islaman, yang berarti memelihara dalam keadaan selamat dan sentosa, dan juga berarti
menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Seseorang yang bertindak dengan cara ini
disebut muslim, yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri,
patuh, dan taat kepada Allah SWT.
Ini adalah pengertian Islam yang sesuai dengan tujuan ajaran Islam, yaitu
mendorong manusia untuk patuh dan tunduk kepada Tuhan sehingga terwujud
keselamatan, kedamaian, aman, dan sentosa. Ini juga sesuai dengan tujuan ajaran Islam,
yaitu menciptakan kedamaian di dunia dengan mengajak manusia untuk patuh dan
tunduk kepada Tuhan. Islam dengan misi ini adalah Islam yang dibawa oleh semua
Nabi, dari Adam AS hingga Muhammad SAW.
Modernisasi adalah gejala sosial yang terjadi di seluruh dunia, termasuk
Indonesia, dan bahkan di kalangan umat Islam. Arus modernisasi semakin merata di
negara-negara besar dan kecil, negara kaya dan miskin, dan negara-negara yang berada
di jalur lalu lintas internasional dan regional.
Menurut perspektif Islam, Al-Qur'an dan Hadis harus mengatur semua aspek
kehidupan manusia, termasuk kepercayaan, peribadatan, dan cara orang berinteraksi
satu sama lain. Dalam kehidupan modern, Islam telah memberikan kebebasan, tetapi
tidak dibiarkan liar, nilai-nilai harga diri dan kehormatan yang harus dihormati dan
tidak boleh direndahkan oleh siapapun.
2. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian dari modernisasi?
B. Apa saja gerakan modernisasi islam di Nusantara?
3. Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian dari modernisasi.
B. Untuk mengetahui gerakan modernisasi islam di Nusantara.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN MODERNISASI
Secara leksikal, kata “modernisasi” berasal dari kata “modern” (Inggris), yang secara
etimologi berarti “of the precent or recent time” (sesuatu yang terkait dengan zaman sekarang)
atau “yang baru dan up-to-date” (mengikuti perkembangan zaman ). Secara sederhana,
modernisasi berarti “usaha untuk menjadikan sesuatu itu sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
sekarang atau menurut perkembangan zaman (to make suitable for precent day needs; to bring
up-to-date)”.1 Modernisasi merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah (directed-change)
yang didasarkan pada perencanaan (planned-change). Dua ciri uatama peradaban modern
adalah rasionalisasi, yang berarti cara berfikir yang rasional, dan teknikalisasi, yang berarti cara
bertindak yang teknikal.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution pengertian modernisasi adalah pikiran, aliran,
Gerakan dan usaha untuk mengubah faham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan
sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang yang ditimbulkan oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Menurut Deliar Noer, terdapat 2 paradigma yaitu Islam tradisional dan Islam
modern yang dilihat dari 3 aspek, diantaranya:
• Semangat pemurnian ajaran
• Sikap terhadap tradisi berrmazhab
• Sikap terhadap perubahan dan rasionalitas
1
Halimah Dja’far, Modernisasi Keagamaan Islam Di Indonesia (Tela’ah Pemikiran A. Mukti Ali), vol. 21 no. 2,
KONSTEKTUALIA Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 2006, hal. 32
2
Beragamnya corak pemikiran keagamaan yang berkembang dalam sejara Islam
di Indonesia—dari Islam yang bercorak sufistik, tradisionalis, revivalis dan modernis
hingga neo-modernis—dengan jelas memperteguh kekayaan khazanah keIslaman
negeri ini. Fenomena ini juga membuktikan beragamnya pengaruh yang masuk ke
dalam wacana Islam yang berkembang di kepulauan Nusantara ini. Dalam perspektif
sejarah perkembangan intelektual, hal itu tak pelak lagi, menunjukkan bahwa telah
terjadi pergeseran visi dan orientasi di dalam corak pemahaman keagamaan di kalangan
Muslim Indonesia.
Pola pergeseran tersebut, bisa dimulai dari penjelasan Martin van Bruinessen,
seorang sarjana Belanda yang ahli dalam kajian Islam di Indonesia, bahwa pada masa-
masa awal berkembangnya Islam di Nusantara sejak abad ke-13 M corak Islam yang
berkembang adalah Islam yang bernuansa sufistik. Bentuk Islam yang seperti itu juga
mempengaruhi para pemikirpemikir Islam pada masa tersebut hingga setidaknya empat
abad kemudian. Lebih tepatnya, ia memberikan penilaian seperti berikut ini:
”Wajah Islam di Indonesia beraneka ragam, dan cara kaum Muslim di negeri ini
menghayati agama mereka bermacam-macam. Tetapi, ada satu segi yang sangat
mencolok sepanjang sejarah kepulauan ini: untaian kalung mistik yang begitu kuat
mengebat Islamnya! Tulisan-tulisan paling awal karya Muslim Indonesia bernapaskan
semangat tasawuf…”.
3
Karena aktifitas mereka di anggap cukup membahayakan keberadaan
kaum tua atau kaum adat, maka kaum tua meminta bantuan Belanda. Pada
tahun 1821-1837 M terjadilah Perang Paderi. Dalam pertempuran yang tak
seimbang itu kaum ulama mengalami kekalahan. Kekalahan ulama dalam
Perang Paderi dalam menghadapi Belanda tidaklah membuat patah
semangat para tokoh pejuang pembaharu itu, tetapi gerakannya semakin
hebat. Gerakan pembaharuan itu tidak lagi bersifat politik agama, tetapi di
alihkan ke dalam gerakan pembaharuan pendidikan.
b. Gerakan Reformisme
Gerakan reformis adalah suatu gerakan pembaharuan yang dilakukan
untuk kembali kepada dasar Islam yang asli. Kelompok ini berusaha
menerapkan sistem ajaran Islam seperti yang ada pada zaman Nabi SAW.
c. Gerakan Radikalisme
Gerakan ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh para
pembaharu Islam untuk membangkitkan kembali semangat masyarakat
Islam, sehingga mereka akan menjadi masyarakat yang maju. Namun
sebelum itu, unsur-unsur yang terdapat dalam ajaran Islam yang tercemar
oleh takhayul, bid‘ah dan khurafat harus dibersihkan terlebih dahulu.
Dalam tatanan pelaksanaan pembaharuan seperti ini, biasanya cara
yang ditempuh melalui bentuk-bentuk radikal yang tak jarang dengan
menggunakan kekerasan. Pada umumnya, gerakan ini menentang
kekuasaan Barat yang kafir.
d. Gerakan Neo-sufisme
Gerakan ini merupakan kelanjutan dari gerakan yang dilakukan para
pembaharu dari kelompok tarekat atau tasawuf dengan mengambil bentuk
baru. Bentuk baru itu adalah aktifisme.
Bentuk aktifisme dalam gerakan ini membuat masyarakat menjadi
dinamis. Bahkan dengan gerakan ini masyarakat dapat mengembangkan diri
tanpa banyak bergantung kepada uluran kelompok atau bangsa lain.
Di antara unsur aktifisme adalah jihad. Melalui kata kunci inilah umat
Islam melakukan modernisasi, terutama menentang segala bentuk
penjajahan dan keterbelakangan. Gerakan ini banyak mewarnai berbagai
pemberontakan Islam di tanah air dalam masa-masa penjajahan, misalnya
pemberontakan petani Banten pada tahun 1888 M.3
4
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Secara bahasa kata modernisasi diambil dari bahasa inggris “modern” , yang
secara etimologi artinya suatu yang terkait dengan zaman sekarang. Pada abad 17 dan
18 Islam di Indonesia mulai mengalami perubahan yang tidak hanya didominasi oleh
gerakan-gerakan pada tahun 20an-30an yang sebelum mengalami kemerdekaan.
Menurut Deliar Noer, terdapat 2 paradigma yaitu Islam tradisional dan Islam modern
yang dilihat dari 3 aspek, diantaranya: Semangat pemurnian ajaran,Sikap terhadap
tradisi berrmazhab,Sikap terhadap perubahan dan rasionalitas. Kemunculan beberapa
gerakan-gerakan di Indonesia untuk merubah konsep Gerakan Islam masa lalau dengan
gerakan yang memiliki kompetisi lebih baik untuk dapat bersaing, Beberapa gerakan
yang lahiir di Indonrsia yaitu : Serikat Islam, Muhammadaiyah, Nahdatul Ulama dan
gerakan lainnya yang dapat memajukan Islam. Dalam setiap gerakan memiliki
perbedaan cirri-ciri dan konsep sendiri.
2. Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari jika masih ada kesalahan dan
jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kami berharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk bisa lebih baik lagi kedepannya.
5
DAFTAR PUSTAKA
Asry, L. (2019). MODERNISASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM . At- Tanzir: Jurnal Prodi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, 135.
Dja'far, H. (2006). Modernisasi Kegamaan Islam di Indonesia (Tela'ah Pemikiran A. Mukti
Ali). KONSTEKTUALITA Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan , 32.
Ernawati, Dwi (2016) Modernisasi Islam dalam pola gerakan HMI koordinator Komisariat
UIN Walisongo Semarang. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang. Diakses dari https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6912
Wasito, W. (2016). Gerakan Sosial Modern Masyarakat Islam di Indonesia. Tribakti: Jurnal
Pemikiran Keislaman, 248-249.