Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pemikiran Modern dalam Islam”
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN
PEMIKIRAN ISLAM MODERN DI INDONESIA” ini.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pemikiran Modern dalam Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
ibu Dr. Hj. Umi Hanik, M.Ag. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari,
makalah yang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
TUJUAN ..............................................................................................................................................
KESIMPULAN ...................................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Kemajuan umat Islam di Indonesia tidak lepas dari peran tokoh dan berbagai
organisasi keislaman yang secara aktif melakukan kegiatan amal usaha yang
meliputi bidang agama,
pendidikan, kemasyarakatan, dan lain sebagainya. Munculnya tokoh dan berbagai
organisasi Islam merupakan pendorong bagi proses transformasi sosial dan
budaya yang signifikan dalam sejarah bangsa Indonesia. Kolonialisme dan
kehidupan masyarakat dalam masa tradisional feodal ditengarai sebagai faktor
pendorong yang dominan bagi lahirnya berbagai organisasi keagamaan yang pada
umumnya ingin menggunakan organisasi tersebut sebagai wadah gerakan sosial
keagamaan.
Masyarakat kolonial yang eksploitatif dan penguasa feodal yang opresif dianggap
sebagai biang keladi bagi kemiskinan dan keterbelakangan yang melilit kehidupan
masyarakat pada umumnya. Kemiskinan dan keterbelakangan menimbulkan
berbagai penyakit masyarakat seperti bid’ah, takhayul, khurafat, serta perilaku
yang bertentangan dengan agama Islam. Masalah masyarakat yang kompleks itu
menjadi setting bagi munculnya berbagai gerakan sosial keagamaan di berbagai
tempat di Indonesia. Dalam tulisan ini, akan dijelaskan kondisi bagi lahirnya
beberapa gerakan sosial Islam, dan usaha yang dilakukan, serta peran kaum
modernis dalam perkembangan pemikiran Islam yang terjadi di negeri ini.
B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana sejarah munculnya gerakan pembaharuan Islam di Indonesia
b) Siapa saja tokoh pembaharuan Islam di Indonesia
C. Tujuan
a) Mengetahui sejarah perkembangan pemikiran modern Islam di Indonesia
b) Mengetahui latarbelakang pemikiran modern Islam di Indonesia
c) Mengetahui tokoh-tokoh gerakan pembaharuan Islam di Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pembaruan pemikiran Islam yang dimulai pada abad 17-19 M dan dapat
ditemukan pengaruhnya di Indonesia sejak permulaan abad ke-20 melalui
kehadiran Muhammadiyah dan Persatuan Islam, yang menjadikan purifikasi atau
pemurnian akidah sebagai tema utama gerakan mereka. Sebagaimana pemikiran
pembaruan Ahmad bin Abdul Wahhab dan Muhammad Abduh, episode awal
sejarah modernisme Islam Indonesia juga dicirikan oleh semangat untuk keluar
dari ikatan-ikatan kaum ortodoks dengan mengedepankan ijtihad dari pada taqlid,
menekankan pentingnya qiyas agar dapat merebut semangat hukum yang
tersimpan dalam tulisan hukum; dan memilih mengurangi ketergantungan pada
Hadis demi mendahulukan al Quran dan Sunnah Nabi.
2
tertandingi sejak abad kesepuluh, sehingga kebenarannya di bidang hukum Islam
tidak perlu diragukan. Dengan alasan inilah para ulama tradisionalis
memperlakukan taqlid terhadap prinsip-prinsip hukum yang diajukan para imam
mazhab. Perseteruan ini pada saatnya mendorong para kiai untuk membentuk
suatu organisasi sosial keagamaan yang sangat berpengaruh di Indonesia,
Nahdlatul Ulama (NU), yang didirikan pada tahun 1926 sebagai puncak dari
reaksi kaum konser-vatif terhadap gerakan modernis Muhammadiyah.
3
sinkretisme dan formalisme. Mula-mula dengan mengubah arah kiblat yang
sebenarnya, kemudian mengajak memperbaiki jalan dan parit di Kauman. Robert
W Hefner, Indonesianis asal Amerika Serikat, menyebut Dahlan merupakan sosok
pembaharu Islam yang luar biasa di Indonesia, bahkan pengaruhnya melampaui
batas puncak pemikiran Muhammad Abduh dari Mesir. Ahmad Dahlan wafat di
Yogyakarta pada 23 Februari 1923 dan dimakamkan di Karang Kuncen,
Yogyakarta.
2. Ahmad Surkati
Dalam Muktamar Islam I di Cirebon pada 1922, terjadi perdebatan antara
Ahmad Surkati dari Al-Irsyad dan Semaun dari Sarekat Islam Merah. Temanya
mentereng: “Dengan apa Indonesia ini bisa merdeka. Dengan Islamis mekah atau
komunisme?” Perdebatan berlangsung alot. Masing-masing kukuh pada
pendapatnya. Toh, ini tak mengurangi penghargaan di antara mereka. “Saya suka
sekali orang ini, karena keyakinannya yang kokoh dan jujur bahwa hanya dengan
komunismelah tanah airnya dapat dimerdekakan,” ujar Surkati.
3. Ahmad Hasan
Sekalipun kerap berpolemik, Bung Karno pernah berpolemik dan
melakukan surat-menyurat dengan Ahmad Hassan, sebagaimana tersurat dalam
surat-surat dari Endeh dalam buku di Bawah Bendera Revolusi. Tak heran jika
Bung Karno begitu menghargai pemikiran Islam Hassan. Nama kecilnya Hassan
4
bin Ahmad, lahir di Singapura pada 1887 dari keluarga campuran, Indonesia dan
India. Semasa remaja dia melakoni beragam pekerjaan; dari buruh hingga penulis,
di Singapura maupun Indonesia. Hassan pernah tinggal di rumah Haji Muhammad
Junus, salah seorang pendiri Persatuan Islam (Persis), di Bandung.
5
Belanda dan sejarah Indonesia. Dalam buku Tradisi Pesantren: Studi tentang
Pandangan Hidup Kyai, Zamakhsyari Dhofier manggambarkan Hasyim Asy’ari
sebagai sosok yang menjaga tradisi pesantren.
Di masa Belanda, Hasyim bersikap nonkooperatif. Dia mengeluarkan
banyak fatwa yang menolak kebijakan pemerintah kolonial. Yang paling
spektakuler adalah fatwa jihad: “Wajib hukumnya bagi umat Islam Indonesia
berperang melawan Belanda.” Fatwa ini dikeluarkan menjelang meletusnya
Peristiwa 10 November di Surabaya. Hasyim Asy’ari wafat pada 25 Juli 1947.
Dalam perjalanannya, NU larut dalam politik praktis hingga akhirnya kembali ke
khitah 1926.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembaruan Islam yang dimulai pada abad 17-19 M dan dapat ditemukan
pengaruhnya di Indonesia sejak permulaan abad pemikiran ke-20 melalui
kehadiran Muhammadiyah dan Persatuan Islam, yang menjadikan purifikasi atau
pemurnian akidah sebagai tema utama. Berkembangnya pembaharuan Islam di
Indonesia adalah respons terhadap kemunduran Islam sebagai agama di Indonesia.
Karena pada praktek-prakteknya yang menyimpang, keterbelakangan para
pemeluknya dan adanya invasi politik, kultural, dan intelektual dari dunia barat.
Yang kemudian muncul berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di
Indonesia, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan
lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring
dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan
politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan
mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam,
baik di tingkat nasional maupun internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Junus, Mohammad. 1985. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:
Hidakarya Agung.
Masykur, Fuad. Sejarah dan Dinamika Pemikiran Islam di Indonesia dari Masa
Klasik hingga Modern (Akhir abad ke XIX-awal abad ke XX). Tarbawi, Vol. 5
No. 1 Februari 2022
Noer, Deliar. 1985. Gerakan Modernisasi Islam di Indonesia Tahun 1840-1942.
Jakarta: LP3ES.
6
Pasha, Musthafa Kamal dan Adaby Darban. 2002. Muhammadiyah Sebagai
Gerakan Islam dalam Perspektif Historis dan Ideologis. Yogyakarta: Lembaga
Pengkajian dan Pengamalan Islam.