Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

GERAKAN PEMBARUAN ISLAM DI INDONESIA ABAD KE XX

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

KELAS: M20D

ALFIRAH KIDANG

MUH. REFALDI

MUH. AFDHALUL QADRI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MANAJEMEN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 20 Desember 2020

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................................................. i

Daftar isi........................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang.................................................................................................................................. 1

Rumusan masalah............................................................................................................................. 2

Tujuan makalah................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembaharuan Islam ........................................................................................... 3

B. Pembaharuan Islam Awal Abad ke- XX ............................................................................ 3

C. Urgensi dan tantangan dalam Pembaharuan Islam di Era Modern ...................................... 6

D. Masa Pembaharuan Islam (Era Modern) ............................................................................. 7

E. Tokoh Pembaharuan Islam Di Abad Xx (Era Modern) ............................................... 8

F. Pembaharuan Hasil Menurut Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan.................................. 9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan....................................................................................................................................... 11

Saran................................................................................................................................................. 11

Daftar pustaka................................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Secara teologis Islam merupakan sistem nilai dan ajaran yang bersifat ilahiah
(transenden). Dalam posisi ini Islam merupakan pandangan dunia (weltanschaung) yang
memberikan “kacamata” pada manusia untuk memahami dan memaknai realitas yang ada.
Meski demikian secara sosiologis Islam adalah fenomena peradaban dan realitas sosial
kemanusiaan. Pada wilayah ini nilai-nilai Islam bertemu dan berdialog secara intens dengan
kenyataan hidup duniawi yang selalu berubah dalam partikularitas konteksnya.

Dialog antara universalitas nilai dan partikularitas konteks menjadi penting dan harus selalu
dilakukan agar misi Islam sebagai rahmat bagi semesta alam dapat diwujudkan.
Ketidakmampuan berdialog dapat menjebak agama pada posisi keusangan dan kehilangan
relevansi dengan kebutuhan hidup. Bahkan pada titik tertentu agama akan kehilangan
otoritasnya sebagai pedoman hidup manusia. Maka misi menghadirkan Islam dalam konteks
yang berbeda menjadi tugas yang harus dilakukan oleh pemeluk-pemeluknya.

Tantangan terbesar yang dihadapi umat Islam terjadi saat dunia memasuki era modern. Di era
ini dunia Barat mengalami pasang naik di segala bidang, khususnya politik, ekonomi, dan
ilmu pengetahuan. Di saat bersamaan dunia Islam sedang jatuh dalam jurang kemerosotan di
segala bidang pula. Kondisi ini membuat posisi umat Islam menjadi inferior berhadapan
dengan Barat. Dan kolonialisasi pun semakin menjerumuskan dunia Islam ke dalam titik
nadir peradabannya.

Meski demikian, di tengah ‘zaman kegelapan’ dunia Islam itu muncul banyak tokoh dan
gerakan yang mencoba membangkitkan kembali umat Islam. Mereka ini biasa disebut
sebagai kaum pembaharu. Keberadaan mereka ini hampir mereta di seluruh dunia Islam. Tida
terkecuali wilayah Nusantara. Tulisan ini mencoba membahas tokoh-tokoh dan gerakan
pembaruan era modern yang ada di Nusantara. Pembahasan difokuskan pada peran isu-isu
penting yang mereka hadapi. Sebelum ke fokus kajian, tulisan ini akan terlebih dahulu
membahas konsep modernitas dan pembaruan Islam secara umum. Baru kemudian masuk ke
fokus kajian. Kajian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan historis

1
RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan pembaharuan islam


2. Bagaimana awal gerakan islam abad ke XX
3. Bagaimana urgensi pembaharuan islam di era modern
4. Tokoh pembaharu islam di abad 20
5. Apa pemabaharu menurut Kh. Ahamd dahalan

TUJUAN

1. Untuk memahami apa itu pembaharuan islam


2. Bagaimana pembaharuan islam di awal abad ke- XX
3. Seperti apa urgensi pembaharuan islam di era modern
4. Apa tujuan dari Tokoh pembaharu di abad 20
5. Untuk mengetahui perubahan menurut Kh. Ahmad Dahlan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBAHARUAN ISLAM


Hakikat pembaharuan merujuk pada makna kata Tajdid. Tajdid disini
mencerminkan suatu tradisi yang berlanjut, yakni suatu upaya menghidupkan
kembali keimanan islam beserta praktik-praktiknya dalam komunitas kaum muslim.
Pembaharuan dalam islam bukan dalam hal menyangkut dasar ajaran islam,
yang artinya bahwa pembaruan islam bukan dimaksudkan untuk mengubah,
memodifikasi atau merevisi nilai- nilai dan prinsip islam agar supaya sesuai dengan
selera zaman. Melainkan lebih terkait dengan penafsiran terhadap ajaran-ajaran dasar
agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan semangat zaman kaum muslim.
Pembaharuan islam yang terjadi ditengah masyarakat muslim dimanapun
mereka berada memiliki dasar yang kuat pada warisan pengalaman sejarah kaum
muslimin.
Terkait dengan ini, dapat dipahami bahwa pembaruan merupakan aktualisasi
ajaran tersebut dalam perkembangan sosial. Pembaruan ini dengan tujuan yang tidak
dapat dilepaskan dari misi yang diemban oleh gerakan tersebut. Pembaharuan islam
memiliki misi ganda, yaitu misi purifikasi (pemurnian) dan misi implementasi ajaran
agama islam di tengah tatangan zaman.

B. PEMBAHARUAN ISLAM AWAL ABAD KE- XX

Berbeda dengan masa sebelumnya pola pembaruan yang berpusat pada tokoh
sentral dengan kekuatan jaringannya, pada awal abad ke-20 ini terjadi pergeseran
pola pergerakan dalam pembaruan. Merujuk Deliar Noer, pembaruan di awal abad
20 dapat dilihat dalam dua bentuk yang disebutnya sebagai; Pertama, Asal-usul dan
pertumbuhan gerakan Modern Islam dalam bentuk gerakan pendidikan Islam. Kedua,
Asal-usul dan pertumbuhan gerakan modern Islam dalam bentuk gerakan politik.

1. Gerakan modern Islam dalam bidang pendidikan

Beberapa titik yang menjadi awal bagi pembaruan pendidikan Islam di abad ke 20 adalah:

a. Wilayah Sumatera Bagian Barat (Minangkabau)


Pertumbuhan gerakan pembaruan Islam dengan pola gerakan pendidikan
dipetakan oleh Deliar Noer ke dalam; dengan menyebut daerah Minangkabau;
Masyarakat Arab; Perserikatan Ulama, Muhammadiyah dan Persatuan Islam.

3
Dalam membicarakan daerah Minangkabau pada abad ke-20 yang pertama
sekali disebut adalah Syaikh Ahmad Khatib yang menyebarkan pemikiran-
pemikirannya dari Mekkah ke tanah kelahirannya di Minangkabau yang ditransmisi
oleh jemaah haji yang pulang dari Makkah, Para jemaah haji yang berasal dari
Nusantara selama musim haji berguru kepadanya dan ketika pulang menjadu guru di
daerah masing-masing. Syaikh Ahmad Khatib mencapai kedudukannya yang tinggi
di Makkah sebagai Imam dari Mazhab Syafi’i di Masjid Al-Haram di masa itu.
Walaupun sebagai Imam Mazhab Syafi’i, Syaikh Ahmad Khatib
membebaskan murid-muridnya mempelajari tulisan-tulisan Muhammad Abduh.
Beberapa muridnya yang berasal dari Minangkabau kemudian menjadi tokoh
pembaruan di Minangkabau; Syaikh Muhammad Tahir Jalaluddin, Syaikh
Muhammad Djamil Djambek, Haji Abdul Karim Amrullah (Ayah HAMKA) dan
Haji Abdullah Ahmad. Nama kedua adalah Syaikh Taher Djalaluddin, hampir sama
dengan Syaikh Ahmad Khatib, sekembalinya dari Makkah ia menetap di Malaya.
Akan tetapi melakukan komunikasi dengan muridnya di Minangkabau dilakukan
melalui majallah Al-Imam dan Sekolah yang didirikannya bersama Raja Haji Ali Bin
Ahmad di Singapura, Al-Iqbal Al-Islamiyah. Majalah Al-Imam dalam terbitannya
bulanan memuat artikel pengetahuan populer, opini terhadap perkembangan dunia
Islam dan masalah-masalah keagamaan serta selalu mempropagandakan perlunya
ummat Islam mencapai kemajuan dan berkompetisi dengan dunia barat.

b. Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terpenting di Indonesia


sebelum perang dunia ke 2. Organisasi ini didirikan oleh K. H. A. Dahlan di Yogyakarta
pada 18 November 1912 atas saran murid-muridnya dan beberapa temannya di Budi
Utomo agar ide –ide nya dalam pendidikan dan permasalahan umat Islam saat itu
terwadahi dengan baik.37 Dan kehadiran Muhammadiyah merupakan respon terhadap
gagasan Islam transnasional yang berangkat dari keprihatinan terhadap cengkraman
kolonialisme dan seruan untuk bangkit dan memajukan diri dalam bidang keagamaan,
pendidikan bahkan bidang politik.38 Dan tidak dapat dinafikan pengaruh pembaruan di
dunia Islam juga mempengaruhi K. H. A. Dahlan dan para muridnya dalam mendirikan
Muhammadiyah.

Ide berdirinya Organisasi ini bersal dari pertemuan yang bersifat berkala diadakan di
rumah salah seorang anggota kelompok yang berasal dari Sumatera yang bertempat
tinggal di Bandung. Akan tetapi lama kelamaan anggota kelompok ini berkembang
bukan hanya dari orang Sumatera saja. Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus
banyak mengemukakan pikiran-pikiran tentang masalah-masalah keagamaan dalam
pertemuan rutin ini. Bahkam membahas masalah aktual masa itu seperti masalah yang

4
diulas dalama majalah Al-Manar, masalah komunis yang berhasil menyusup ke dalama
Syarikat Islam.

Sebagai organisasi Persis kurang berminat untuk membuka cabang di tempat lain
sebagaimana organisasi lainnya akan tetapi Persis konsen menyebarkan cita-citanya
dengan mengadakan pertemuan-pertemuan umum, tabligh, kelompok-kelompok studi,
mendirikan sekolah-sekolah, menyebarkan pamflet-pamflet, majalah dan kittab-kitab.
Terbitan dari organisasi ini dpakai di sekolah-sekolah Al-Irsyad dan Muhammadiyah.
Organisasi mendapat dukungan yang kuat dari tokoh A. Hassan dan dianggap sebagai
tokoh utama Persis dan didukung oleh tokoh muda, Muhammad Natsir yang dianggap
sebagai juru bicara.

2. Gerakan modern Islam dalam bidang politik

Gerakan politik Islam pertama di Indonesia adalah Sarekat Islam,


sebelumnya partai ini sebelumnya adalah sekelompok pedagang di Solo yang
termarginalkan dengan pedagang Cina dan Kaum Bangsawan, sehingga terbentuk
Serikat Dagang Islam. Kemudian berobah menjadi Serikat Islam untuk memperluas
cakupan organisasi ini hal ini ditandai dengan penyusunan anggaran dasar dan
hubungan antara pusat dan organisasi daerah, baru dapat dirumuskan pada 11
November 1911 dengan tokoh utama Raden Mas Adi Tirtoadisurjo yang pada saat itu
termasuk orang yang mendapat pendidikan yang tinggi.
Pada saat organisasi berkembang pesat di daerah-daerah lainnya di daerah
Jawa, Residen Surakarta membekukan Sarekat Islam karena dianggap sebagai
penyebab terjadinya pemogokan pekerja perkebunan dan perkelahian yang terjadi
dengan kelompok Cina, tetapi kemudian dicabut dengan syarat organisasi ini hanya
dibatasi bergerak hanya disekitar Surakarta.
Pada tahun 1912 Omar Said Tjokroaminoto bergabung dengan Sarekat Islam
atas ajakan Haji Samanhudi. Tjokroaminoto membuat anggaran dasar baru Sarekat
Islam untuk seluruh Indonesia, akan tetapi ditolak oleh Belanda, akan tetapi Serikat
Islam yang bersifat lokal di masing-masing daerah diakui keberadaannya oleh
Belanda.Perjuangan Serikat Islam dalam usaha perbaikan nasib kaum buruh, mencari
keadilan dan mencegah perbuatan sewenang-wenang dan menghapuskan tindakan
yang sesuka hati dan membantu pemogokan-pemogokan buruh. Serikat Islam juga
memberikanbimbingan, pembinaan dan memberikan bantuan dalam kepemimpinan
pergerakan buruh.
Dalam tingkatan tertentu serikat Islam berhasil memperjuangkan hak-hak
masyarakat, namun di dalam tubuh Serikat Islam juga terjadi perselisihan dengan
penyusupan faham komunis dan masalah ini juga yang melemahkan Serikat Islam.

5
Selain Sarekat Islam yang kemudian berobah menjadi partai politik dengan
Partai Syarekat Islam, adaorganisasi yang bersentuhan langsung dengan politik
keberadaannya di luar Jawa tepatnya di Minangkabau. Organisasi ini dulunya adalah
sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, partai ini bernama Partai
Muslimin Indonesia disingkat PMI atau kemudian menjadi Permi. Partai ini digagas
oleh Haji Ilyas Yaqub seorang yang pernah menempuh pendidikan di Makkah dan
Mesir dan Muchtar Lutfi seorang yang melakukan pengembaraan dari Malaya , ke
Mesir dan Makkah. Sekembalinya ke Minangkabau mereka melihat pertentangan
antara Syarekat Islam dan PNI, mereka mempunyai gagasan mendirikan partai yang
berbasis kebangsaan dan keagamaan, karena kedua hal itu tidak dapat dilepaskan
dalam kehidupan manusia.
Partai ini kemudian mempunya basis yang kuat di beberapa daerah pada saat
yang sama Permi menjaga hubungan baik dengan PNI. Kkarena pada awalnya Permi
adalah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, pada tahun 1931 Permi
mendirikan Islamic Collage di Padang, mendirikan Gerakan Kepanduan, Al-Hilal
dan juga aktif bergerak di bidang ekonomi.

C. URGENSI DALAM PEMBAHARUAN ISLAM AWAL ABAD KE- XX

Adapun faktor gerakan pembaharuan abad 20 dakam sejarah islam didorong oleh
ajaran islam itu sendiri, yaitu ketika pengalaman dalam ajaran islam telah mengalami
pergeseran dari sumber utama ajaran islam itu sendiri dalam hal ini al quran as
sunnah al-maqbullah . Sementara itu, cepatnya kemunculan gerakan ialah
adanya faktor ajaran Islam itu sendiri ajaran Islam mendorong untuk
melakukan pembaharuan). Seperyi yang terdapat dalam hadis, yang berkaitan
dengan apa yang saya ketahui tentang Rasulullah beliau bersabda:
sesungguhnya Allah akan mengutus untuk umat ini pada setiap seratus orang
yang akan memperbaharui agamanya. Dari hadist tersebut berarti bahwa
gerakan pembaharuan dalam Islam tidak akan pernah berhenti dilakukan oleh
suatu kelompok umat Islam hingga kehidupan dunia ini tidak ada lagi. Ketika
Islam yang dipahami oleh umat untuk memenuhi kehidupan di masanya tidak
lagi memadai untuk kehidupan kekinian yang dihadapi, maka gerakan
pembaharuan akan muncul ke permukaan sebagai bentuk responnya.
Faktor kedua, ialah faktor eksternal yang melatarbelakangi adanya suatu
tindakandalam pembaharuan Islam, khususnya masa modern, menurut klaim
Barat, gerakan Islam yang muncul pada masa modern dipengaruhi oleh Barat.
Pengaruh ini tampak pada tekanan tema-tema pembaharuan yang diusungnya.
Dalam hal ini modernisasi dalam bidang pendidikan, politik, perdagangan,
kebudayaan dan teknologi dalam kehidupan umat Islam terus dilakukan untuk

6
merupakan respon atas kehadiran Barat di dunia Islam. Selain pembaharuan
yang dianjurkan Rasulullah juga dapat dilihat bahwa adanya keterpurukan
kaum Muslim Indonesia dalam beberapa bidang tersebut, sehingga kedua
faktor tersebutlah yang memicu betapa pentingnya sebuah pembaharuan bagi
Islam di era modern, terkhusus di Indonesia

D. MASA PEMBAHARUAN ISLAM (ERA MODERN)

Masa pembaharuan di abad xx (modern) bagi dunia Islam adalah masa yang
dimulai dan tahun 1900 M sampai sekarang. Masa pembaharuan ditandai
dengan adanya kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya
dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dimasa ini banyak
perkembangan dalam kehidupan Islam, melputi pendidikan, politik,
perdagangan dan kebudayaan.Menjelang dan pada awal-awal masa
pembaharuan, umat Islam di berbagai negara,telah menyimpang dari ajaran
Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis.Penyimpangan itu
terdapat dalam hal :

 Ajaran Islam tentang ketauhidan telah bercampur dengan


kemusyrikan. Hal ini ditandai dengan banyaknya umat Islam yang
selain menyembah Allah SWT, juga memuja makam yang dianggap
keramat dan meminta tolong dalam urusan gaib kepada dukun-dukun
dan orang-orang yang dianggap sakti. Selain itu, ada juga kelompok
umat Islam yang mengkultuskan dan beranggapan bahwa sultan adalah
orang suci yang segala perintahnya harus ditaati.
 Adanya kelompok umat Islam, yang selama hidup di dunia ini, hanya
mementingkan urusan akhirat dan meninggalkan dunia. Mereka
beranggapan hahwa memiliki harta benda yang banyak, kedudukan
yang tinggi dan ilmu pengetahuan tentang dunia adalahntidak perlu,
karena hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara, sedangkan
hidup diakhirat bersifat kekal dan abadi.
 Banyak umat Islam yang menganut paham fatalisme, yaitu paham
yang mengharuskan berserah diri kepada nasib dan tidak perlu
berikhtiar, karena hidup manusia dikuasai dan ditentukan oleh nasib.
Dari sisi ekonomi, masyarakat Muslim Indonesia banyak yang miskin.
 Dari segi politik, masyarakat Muslim Indonesia terjajah.

7
 Dari segi penguasaan ilmu dan teknologi, masyarakat Muslim
Indonesia terbelakang.Penvimpangan-penyimpangan umat Islam
terhadap ajaran agamanya tersebutlah yang sudahseharusnya menjadi
pendorong lahirnya para tokoh pembaharu, yang berusaha
menyadarkan umat Islam agar kembali kepada ajaran Islam yang
benar, yang bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunnah (Hadis).

E. TOKOH PEMBAHARUAN ISLAM DI ABAD XX (Era Modern)

Dari berbagai penvimpangan umat Islam yang muncul, menyebabkan


keresahan yang serius bagi umat Islam yang dapat menghambat terciptanya
masyarakat baldatun toyyibatun warobun ghofur8 serta umat Islam yang
sudah seharusnya berpegang teguh pada kitabullah,hal itu mengharuskan
lahirnya para tokoh pembaharu Islam diera modern, dan pada era tersebut
salah satu tokoh yang merespon berbagai persoalan umat isalm ialah K. H.
Ahmad Dahlan, beliau merupakan tokoh pembaharu Islam diera modern yang
mampu mendirikan sebuah organisasi masyarakat yang sering disebut
muhammadiyah, sebuah organisasi Islam yang digagas oleh KH. Ahmad
Dahlan. Sebagai pendiri Muhammadiyah Ahmad Dahlan telah melihat adanya
keterpurukan kaum Muslim Indonesia. Sehingga kondisi itulah yang
mendorong beliau mendirikan Muhammadiyah. Dengan demikian, kehadiran
Muhammadiyah dijadikan Ahmad Dahlan sebagai instrumen untuk
melakukan perubahan masyarakat Muslim Indonesia yang berkemajuan
dengan berbasiskan ajaran Islam.
Langkah ialah dalam merintis pendidikan “modern” yang memadukan
pelajaran agama dan umum. Gagasan pendidikan yang dipelopori KH Ahmad
Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek
“iman” dan “kemajuan”, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar
yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya.
Lembaga pendidikan Islam modern bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan
perkembangan Muhammadiyah, tentunya gerakan tajdid yang dilakukan
Ahmad Dahlan yaitu dengan tujuan untuk membangun masyarakat Muslim
Indonesia menjadi masyarakat Muslim yang maju dan sejajar dengan bangsa-
bangsa lain dengan basis agama. Hal ini tidak lain karena keadaan masyarakat
Muslim waktu itu memprihatinkan di hampir berbagai segi kehidupan. Dari
sisi ekonomi, masyarakat Muslim Indonesia banyak yang miskin. Dari segi

8
politik, masyarakat Muslim Indonesia terjajah. Dari segi penguasaan ilmu dan
teknologi, masyarakat Muslim Indonesia terbelakang. Dengan kata lain,
Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan dijadikan sebagai sarana untuk
mendorong masyarakat Muslim Indonesia meraih kemajuan dalam berbagai
bidang kehidupan.

F. PEMBAHARUAN HASIL MENURUT PEMIKIRAN K.H. AHMAD


DAHLAN
Secara institusional, pada perempat pertama abad ke-20 Muhammadiyah
dikenal sebagai simbol perubahan, kemajuan, dan karenanya dikenal sebagai
gerakan modern. Pemikiran Ahmad dahlan masa itu mampu memperbaharui
pola pikir serta pandangan masyarakat pada umumnya, yaitu masyarakat yang
dahulunya memiliki pandangan umat Islam yang eksklusif, tertutup, dan kolot,
terpatahkan oleh seorang anggota Muhammadiyah yang memiliki watak
rasional dan terbuka.
Pandangan dunia akan Muhammadiyah yang menjauhkan diri dari kehidupan
dunia diganti dengan pandangan yang menyebutkan bahwa Islam
membolehkan umatnya untuk memperolehkan kebahagiaan duniawi. Sikap
keagamaan yang intolerant diganti dengan toleran; pandangan keilmuan yang
membatasi pada ilmu agama diganti dengan wawasan bahwa ilmu tidak hanya
terbatas pada ilmu agama. Stigma sosial yang menggambarkan orang Muslim
itu malas, miskin, bodoh terbantahkan oleh semangat yang dikembangkan
oleh warga Muhammadiyah yang kerja keras, memiliki penghasilan, dan
memiliki pengetahuan untuk menekuni profesinya.12 Dari hal tersebutlah pola
pikir masyarakat mulai terarahkan.Selain hal tersebut pemikiran Ahmad
Dahlan yang menjadi dasar penggerak bagi umat dalam usahanya memberikan
makna pembaharuan ke dalam dua gerakan, yaitu gerakan purifikasi dan
modernsisasi(pembaharuan) .Gerakan purifikasi(Pemurnian), yaitu kembali
kepada semangat dan ajaran Islam yaitu untuk memurnikan agama dari syirik
serta membebaskan umat Islam dari Tahayul, Bid'ah dan
Khurafat.Muhammadiyah konsekwen untuk mencetak elit muslim terdidik
lewat jalur pendidikan.

Berikut beberapa tipe pendidikan Muhammadiyah


1. Tipe Muallimin/Mualimat Yogyakarta (pondok pesantren)
2. Tipe madrasah/Depag; Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah

9
3. Tipe sekolah/Diknas; TK, SD, SMP, SMA/SMK, Universitas/ ST/
Politeknik/Akademi
4. Madrasah Diniyah, dan lain-lain.

Untuk meraih tujuan pendidikannya Muhammadiah memprioritaskan


pembaharuan di bidang pendidikan sehingga Muhammadiyah mampu untuk
mencetak peserta didik/lulusan sekolah Muhammadiyah, sebagai berikut:
1. Kader yang memiliki jiwa Tauhid yang murni,
2. Kader dengan keyakinan dan menjalankan ibadahnya hanya kepada Allah,
3. Kader yang berbakti kepada orang tua serta bersikap baik terhadap kerabat,
4. Kader yang memiliki akhlaq yang mulia,
5. Kader dengan pengetahuan luas serta memiliki kecakapan, dan
6. Kader yang dapat berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama

Dalam Bidang lain Ahmad Dahlan mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah


dengan harapan agar umat Islam mampu berkarya mengembangkan kreatifitas
serta dapat bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka, adapun amal
usaha Muhammadiyah bidang sosial dan ekonomi terlihat melalui data berikut
:
1. Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Poliklinik
2. Panti Asuhan dan Santunan
3. Bank Perkreditan Rakyat
4. Baitut Tamwil Muhammadiyah (BMT)
5. Koperasi Warga Muhammadiyah BUMM berupa PT.

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Pada Abad 20 ada banyak perubahan perubahan positif yang dilakukan pola
pembaruan yang berpusat pada tokoh sentral dengan kekuatan jaringannya, pada
awal abad ke-20 ini terjadi pergeseran pola pergerakan dalam pembaruan. Merujuk
pembaruan di awal abad 20 dapat dilihat dalam dua bentuk yang disebutnya sebagai;
Pertama, Asal-usul dan pertumbuhan gerakan Modern Islam dalam bentuk gerakan
pendidikan Islam. Kedua, Asal-usul dan pertumbuhan gerakan modern Islam dalam
bentuk gerakan politik. Salah satu tokoh pembaharu slam di masa modern iyalah
KH. Ahmad Dahlan. Sebagai pendiri salah satu organisasi pemabaharu
(Muhammadiyah) dia melakukan berbagai perubahan-perubahan yang mendorong
kemajuan islam di indonesia.

SARAN

Makalah ini berisi materi yang bertujuan untuk menambah wawasan


dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh dari
kata kesempurnaan sebagaimana manusia yang tidak luput dari kesalahan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
umtuk kesempurnaan makalah makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amin,Samsul,2009,sejarah peradaban islam.jakarta ; amzah.

Achmad jainuri, Orientasi Ideologi Gerakan Islam: Konservatisme,


Fundamentalisme, Sekuralisme,dan Modernisme ( surabaya: Ipam, 2004), halaman 5
bamdingkan dengan akh. Minhaji’ Tradisi islah dan Tajdid Dlam Hukum
Islam,’’dalam profetika (Surakarta : Program Magister Studi Islam Univ
Muhammadiyah Surakarta 2001) Hlm 243-244

Achmad Januari , Ideologi Kaum Refornis , Melacak pandangan keagamaan


muhammadiyah periode awal ( surabaya : LPAM,2002)

Maarif, A. Syafi. Moderniasi abad 20 Muhammadiyah. Jakarta, Best media utama


2010

Mulkhan, Abdul Munir. Satu Abad Muhammadiyah: Gagasan pembaharuan sosial


keagamaan, Jakarta : kompas, 2010

12

Anda mungkin juga menyukai