DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
KELAS: M20D
ALFIRAH KIDANG
MUH. REFALDI
MANAJEMEN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
Daftar isi........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang.................................................................................................................................. 1
Rumusan masalah............................................................................................................................. 2
Tujuan makalah................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan....................................................................................................................................... 11
Saran................................................................................................................................................. 11
Daftar pustaka................................................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Secara teologis Islam merupakan sistem nilai dan ajaran yang bersifat ilahiah
(transenden). Dalam posisi ini Islam merupakan pandangan dunia (weltanschaung) yang
memberikan “kacamata” pada manusia untuk memahami dan memaknai realitas yang ada.
Meski demikian secara sosiologis Islam adalah fenomena peradaban dan realitas sosial
kemanusiaan. Pada wilayah ini nilai-nilai Islam bertemu dan berdialog secara intens dengan
kenyataan hidup duniawi yang selalu berubah dalam partikularitas konteksnya.
Dialog antara universalitas nilai dan partikularitas konteks menjadi penting dan harus selalu
dilakukan agar misi Islam sebagai rahmat bagi semesta alam dapat diwujudkan.
Ketidakmampuan berdialog dapat menjebak agama pada posisi keusangan dan kehilangan
relevansi dengan kebutuhan hidup. Bahkan pada titik tertentu agama akan kehilangan
otoritasnya sebagai pedoman hidup manusia. Maka misi menghadirkan Islam dalam konteks
yang berbeda menjadi tugas yang harus dilakukan oleh pemeluk-pemeluknya.
Tantangan terbesar yang dihadapi umat Islam terjadi saat dunia memasuki era modern. Di era
ini dunia Barat mengalami pasang naik di segala bidang, khususnya politik, ekonomi, dan
ilmu pengetahuan. Di saat bersamaan dunia Islam sedang jatuh dalam jurang kemerosotan di
segala bidang pula. Kondisi ini membuat posisi umat Islam menjadi inferior berhadapan
dengan Barat. Dan kolonialisasi pun semakin menjerumuskan dunia Islam ke dalam titik
nadir peradabannya.
Meski demikian, di tengah ‘zaman kegelapan’ dunia Islam itu muncul banyak tokoh dan
gerakan yang mencoba membangkitkan kembali umat Islam. Mereka ini biasa disebut
sebagai kaum pembaharu. Keberadaan mereka ini hampir mereta di seluruh dunia Islam. Tida
terkecuali wilayah Nusantara. Tulisan ini mencoba membahas tokoh-tokoh dan gerakan
pembaruan era modern yang ada di Nusantara. Pembahasan difokuskan pada peran isu-isu
penting yang mereka hadapi. Sebelum ke fokus kajian, tulisan ini akan terlebih dahulu
membahas konsep modernitas dan pembaruan Islam secara umum. Baru kemudian masuk ke
fokus kajian. Kajian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan historis
1
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berbeda dengan masa sebelumnya pola pembaruan yang berpusat pada tokoh
sentral dengan kekuatan jaringannya, pada awal abad ke-20 ini terjadi pergeseran
pola pergerakan dalam pembaruan. Merujuk Deliar Noer, pembaruan di awal abad
20 dapat dilihat dalam dua bentuk yang disebutnya sebagai; Pertama, Asal-usul dan
pertumbuhan gerakan Modern Islam dalam bentuk gerakan pendidikan Islam. Kedua,
Asal-usul dan pertumbuhan gerakan modern Islam dalam bentuk gerakan politik.
Beberapa titik yang menjadi awal bagi pembaruan pendidikan Islam di abad ke 20 adalah:
3
Dalam membicarakan daerah Minangkabau pada abad ke-20 yang pertama
sekali disebut adalah Syaikh Ahmad Khatib yang menyebarkan pemikiran-
pemikirannya dari Mekkah ke tanah kelahirannya di Minangkabau yang ditransmisi
oleh jemaah haji yang pulang dari Makkah, Para jemaah haji yang berasal dari
Nusantara selama musim haji berguru kepadanya dan ketika pulang menjadu guru di
daerah masing-masing. Syaikh Ahmad Khatib mencapai kedudukannya yang tinggi
di Makkah sebagai Imam dari Mazhab Syafi’i di Masjid Al-Haram di masa itu.
Walaupun sebagai Imam Mazhab Syafi’i, Syaikh Ahmad Khatib
membebaskan murid-muridnya mempelajari tulisan-tulisan Muhammad Abduh.
Beberapa muridnya yang berasal dari Minangkabau kemudian menjadi tokoh
pembaruan di Minangkabau; Syaikh Muhammad Tahir Jalaluddin, Syaikh
Muhammad Djamil Djambek, Haji Abdul Karim Amrullah (Ayah HAMKA) dan
Haji Abdullah Ahmad. Nama kedua adalah Syaikh Taher Djalaluddin, hampir sama
dengan Syaikh Ahmad Khatib, sekembalinya dari Makkah ia menetap di Malaya.
Akan tetapi melakukan komunikasi dengan muridnya di Minangkabau dilakukan
melalui majallah Al-Imam dan Sekolah yang didirikannya bersama Raja Haji Ali Bin
Ahmad di Singapura, Al-Iqbal Al-Islamiyah. Majalah Al-Imam dalam terbitannya
bulanan memuat artikel pengetahuan populer, opini terhadap perkembangan dunia
Islam dan masalah-masalah keagamaan serta selalu mempropagandakan perlunya
ummat Islam mencapai kemajuan dan berkompetisi dengan dunia barat.
b. Muhammadiyah
Ide berdirinya Organisasi ini bersal dari pertemuan yang bersifat berkala diadakan di
rumah salah seorang anggota kelompok yang berasal dari Sumatera yang bertempat
tinggal di Bandung. Akan tetapi lama kelamaan anggota kelompok ini berkembang
bukan hanya dari orang Sumatera saja. Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus
banyak mengemukakan pikiran-pikiran tentang masalah-masalah keagamaan dalam
pertemuan rutin ini. Bahkam membahas masalah aktual masa itu seperti masalah yang
4
diulas dalama majalah Al-Manar, masalah komunis yang berhasil menyusup ke dalama
Syarikat Islam.
Sebagai organisasi Persis kurang berminat untuk membuka cabang di tempat lain
sebagaimana organisasi lainnya akan tetapi Persis konsen menyebarkan cita-citanya
dengan mengadakan pertemuan-pertemuan umum, tabligh, kelompok-kelompok studi,
mendirikan sekolah-sekolah, menyebarkan pamflet-pamflet, majalah dan kittab-kitab.
Terbitan dari organisasi ini dpakai di sekolah-sekolah Al-Irsyad dan Muhammadiyah.
Organisasi mendapat dukungan yang kuat dari tokoh A. Hassan dan dianggap sebagai
tokoh utama Persis dan didukung oleh tokoh muda, Muhammad Natsir yang dianggap
sebagai juru bicara.
5
Selain Sarekat Islam yang kemudian berobah menjadi partai politik dengan
Partai Syarekat Islam, adaorganisasi yang bersentuhan langsung dengan politik
keberadaannya di luar Jawa tepatnya di Minangkabau. Organisasi ini dulunya adalah
sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, partai ini bernama Partai
Muslimin Indonesia disingkat PMI atau kemudian menjadi Permi. Partai ini digagas
oleh Haji Ilyas Yaqub seorang yang pernah menempuh pendidikan di Makkah dan
Mesir dan Muchtar Lutfi seorang yang melakukan pengembaraan dari Malaya , ke
Mesir dan Makkah. Sekembalinya ke Minangkabau mereka melihat pertentangan
antara Syarekat Islam dan PNI, mereka mempunyai gagasan mendirikan partai yang
berbasis kebangsaan dan keagamaan, karena kedua hal itu tidak dapat dilepaskan
dalam kehidupan manusia.
Partai ini kemudian mempunya basis yang kuat di beberapa daerah pada saat
yang sama Permi menjaga hubungan baik dengan PNI. Kkarena pada awalnya Permi
adalah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, pada tahun 1931 Permi
mendirikan Islamic Collage di Padang, mendirikan Gerakan Kepanduan, Al-Hilal
dan juga aktif bergerak di bidang ekonomi.
Adapun faktor gerakan pembaharuan abad 20 dakam sejarah islam didorong oleh
ajaran islam itu sendiri, yaitu ketika pengalaman dalam ajaran islam telah mengalami
pergeseran dari sumber utama ajaran islam itu sendiri dalam hal ini al quran as
sunnah al-maqbullah . Sementara itu, cepatnya kemunculan gerakan ialah
adanya faktor ajaran Islam itu sendiri ajaran Islam mendorong untuk
melakukan pembaharuan). Seperyi yang terdapat dalam hadis, yang berkaitan
dengan apa yang saya ketahui tentang Rasulullah beliau bersabda:
sesungguhnya Allah akan mengutus untuk umat ini pada setiap seratus orang
yang akan memperbaharui agamanya. Dari hadist tersebut berarti bahwa
gerakan pembaharuan dalam Islam tidak akan pernah berhenti dilakukan oleh
suatu kelompok umat Islam hingga kehidupan dunia ini tidak ada lagi. Ketika
Islam yang dipahami oleh umat untuk memenuhi kehidupan di masanya tidak
lagi memadai untuk kehidupan kekinian yang dihadapi, maka gerakan
pembaharuan akan muncul ke permukaan sebagai bentuk responnya.
Faktor kedua, ialah faktor eksternal yang melatarbelakangi adanya suatu
tindakandalam pembaharuan Islam, khususnya masa modern, menurut klaim
Barat, gerakan Islam yang muncul pada masa modern dipengaruhi oleh Barat.
Pengaruh ini tampak pada tekanan tema-tema pembaharuan yang diusungnya.
Dalam hal ini modernisasi dalam bidang pendidikan, politik, perdagangan,
kebudayaan dan teknologi dalam kehidupan umat Islam terus dilakukan untuk
6
merupakan respon atas kehadiran Barat di dunia Islam. Selain pembaharuan
yang dianjurkan Rasulullah juga dapat dilihat bahwa adanya keterpurukan
kaum Muslim Indonesia dalam beberapa bidang tersebut, sehingga kedua
faktor tersebutlah yang memicu betapa pentingnya sebuah pembaharuan bagi
Islam di era modern, terkhusus di Indonesia
Masa pembaharuan di abad xx (modern) bagi dunia Islam adalah masa yang
dimulai dan tahun 1900 M sampai sekarang. Masa pembaharuan ditandai
dengan adanya kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya
dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dimasa ini banyak
perkembangan dalam kehidupan Islam, melputi pendidikan, politik,
perdagangan dan kebudayaan.Menjelang dan pada awal-awal masa
pembaharuan, umat Islam di berbagai negara,telah menyimpang dari ajaran
Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis.Penyimpangan itu
terdapat dalam hal :
7
Dari segi penguasaan ilmu dan teknologi, masyarakat Muslim
Indonesia terbelakang.Penvimpangan-penyimpangan umat Islam
terhadap ajaran agamanya tersebutlah yang sudahseharusnya menjadi
pendorong lahirnya para tokoh pembaharu, yang berusaha
menyadarkan umat Islam agar kembali kepada ajaran Islam yang
benar, yang bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunnah (Hadis).
8
politik, masyarakat Muslim Indonesia terjajah. Dari segi penguasaan ilmu dan
teknologi, masyarakat Muslim Indonesia terbelakang. Dengan kata lain,
Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan dijadikan sebagai sarana untuk
mendorong masyarakat Muslim Indonesia meraih kemajuan dalam berbagai
bidang kehidupan.
9
3. Tipe sekolah/Diknas; TK, SD, SMP, SMA/SMK, Universitas/ ST/
Politeknik/Akademi
4. Madrasah Diniyah, dan lain-lain.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada Abad 20 ada banyak perubahan perubahan positif yang dilakukan pola
pembaruan yang berpusat pada tokoh sentral dengan kekuatan jaringannya, pada
awal abad ke-20 ini terjadi pergeseran pola pergerakan dalam pembaruan. Merujuk
pembaruan di awal abad 20 dapat dilihat dalam dua bentuk yang disebutnya sebagai;
Pertama, Asal-usul dan pertumbuhan gerakan Modern Islam dalam bentuk gerakan
pendidikan Islam. Kedua, Asal-usul dan pertumbuhan gerakan modern Islam dalam
bentuk gerakan politik. Salah satu tokoh pembaharu slam di masa modern iyalah
KH. Ahmad Dahlan. Sebagai pendiri salah satu organisasi pemabaharu
(Muhammadiyah) dia melakukan berbagai perubahan-perubahan yang mendorong
kemajuan islam di indonesia.
SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12