Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERADABAN ISLAM MASA DAHULU DAN SEKARANG

Mata Kuliah : Pendidikan Agama


Dosen Pengampu : Dra. Gusneti, MPd.I

Disusun oleh :
Kelompok 3
 Fitra Raharja Ashshiddiq (2070111029)
 Bima Okta Muhamad (2070111058)
 Muhammad Raditya (2070111067)
 Tiar Wahyudi (2070111072)
 Mia Amalia (2070111077)
Kelas : P2K RJM (D)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan kehendak-Nya lah kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
mampu menyelesaikannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari
Ibu Dra. Gusneti, MPd.I pada mata kuliah Pendidikan Agama.
Kami berterima kasih kepada pembaca yang sudah meluangkan waktunya untuk
membaca makalah ini dan kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah  ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat pada masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih

Jakarta, Juni 2021

Penyusun

Page | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN ..............................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah............................................................................................3

C. Tujuan ..............................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................

A. Sejarah Peradaban Islam……......................................................................... 4

B. Peradaban Islam di Masa

Sekarang.................................................................10

C. Langkah-langkah ...........................................................................................12

BAB III :

PENUTUP........................................................................................................14

A. Kesimpulan....................................................................................................

14

B. Saran...............................................................................................................

14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 15

Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti perabadan lain, Islam juga mengalami beberapa periode dalam
sejarah. Ada satu periode dimana Islam bisa menunjukan eksistensinya di Eropa
bahkan dunia. Periode tersebut terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan, dan
insinyur muslim bisa memberikan banyak konstribusi terhadap perkembangan
teknologi dan kebudayaan. Mereka melakukannya baik dengan menjaga tradisi
yang telah ada maupun dengan menciptakan penemuan-penemuannya sendiri.
Sebaliknya, bangsa Eropa waktu itu justru sedang berada di zaman
kegelapan (dark ages). Ketika Eropa sedang berada dalam masa kegelapan,
masyarakat Islam justru mengalami kemajuan dalam bidang filsafat, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Mereka mengambil ilmu-ilmu yang ada di Yunani
dan Romawi kemudian diterjemahkan dalam bahasa Arab.
Selain itu, perkembangan Islam juga dihubungkan dengan letak
geografis. Sebelum Islam datang, kota Mekah merupakan pusat perdagangan di
Jazirah Arab, Nabi Muhammad SAW sendiri juga berasal dari golongan
pedagang. Tradisi Ziarah Mekah membuat kota itu menjadi pusat pertukaran
gagasan dan barang. Pengaruh yang dipegang oleh para pedagang muslim dalam
jalur perdagangan Afrika-Arab dan Asia-Arab sangat besar dan penting. Hal
tersebut membuat peradaban Islam tumbuh, berkembang dan meluas dengan
berdasarkan perekonomian dagangnya.

Page | 3
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai batasan dalam pembahasannya. Beberapa masalah tersebut
antara lain :
1. Bagaimana sejarah peradaban Islam?
2. Apa penyebab kemunduran Islam pada zaman sekarang?
3. Apa langkah-langkah yang harus diambil dalam menumbuhkan kembali
kemajuan peradaban Islam pada masa sekarang?

C. Tujuan
1. Untuk memberikan wawasan kepada pembaca tentang sejarah peradaban
Islam
2. Menumbuhkan kesadaran demi kemajuan peradaban Islam di masa sekarang
3. Agar dapat mengetahui langkah yang harus diambil dalam mengembangkan
peradaban Islam di masa sekarang

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Peradaban Islam


Periode klasik merupakan awal pembabakan peradaban Islam. Periode
ini dimulai ketika Rasulullah diangkat menjadi rasul. Dalam periode ini terdapat
tiga fase penting yaitu; pertama, fase penciptaan komunitas baru sebagai hasil
transformasi nilai-nilai Islam yang semula berbentuk kesukuan menjadi
masyarakat bercorak Islam. Dalam fase ini Rasulullah mulai membangun sosial
masyarakat dengan berasaskan al-ikho’ (persaudaraan), al-Musawah
(persamaan), al-Tasamuh (toleransi), al-Tasyawur (musyawarah), al-Ta’awun
(saling menolong) dan al-‘Adalah (keadilan). Embrio format negara Islam
berkecambah sejak Rasululllah hijrah ke Madinah. Bidang garapannya adalah
sosial masyarakat, politik, ekonomi dan peribadatan. Seluruh bidang
tersentralisasikan pada masjid.

Page | 4
Pasca Rasulullah wafat kepemimpinan dilanjutkan oleh para kholifah.
Pada masa ini terjadi banyak pengembangan sekaligus perubahan baik dalam
bidang, sosial masyarakat, ekonomi, terutama bidang politik, pada masa ini pula
embrio ilmu pengetahuan dan sastra Islam yang terinspirasi dari al-Quran serta
arsitektur muncul. Seperti adanya ijtihad hukum syariah pada masa Umar bin
Khattab ra dan kodifikasi al-quran pada masa Usman bin Affan ra yang
dibarengi munculnya ilmu-ilmu kebahasaan dan bacaan Al-quran. Pada masa
inilah fase kedua dimulai, dimana nilai-nilai Islam dijadikan sebagai dasar
institusi kenegaraan dan elit perkotaan. Sedangkan fase ketiga yaitu peranan
masyarakat Islam dalam mengubah mayoritas masyarakat Timur Tengah
menjadi komunitas kokoh berlandaskan monotheistik. Ciri yang paling menonjol
adalah terjadinya ekspansi kekuasaan Bani Umayyah yang meliputi Spanyol,
Afrika Utara, Timur Tengah sampai ke perbatasan Tiongkok. Dalam catatan
sejarahkeberhasilan ini melebihi kekuasaan yang dicapai Romawi pada masa
kejayaanya.
Perubahan menonjol dalam bidang politik pada masa Umayyah I adalah
bahwa sistem pemerintahan menganut faham monarchi heridetis (kerajaan turun
temurun) dari Persia dan kekaisaran Byzantium, yang sebelumnya menganut
faham “demokrasi”. Hal yang sama di bidang sosial kemasyarakatan dimana
struktur masyarakat dan keanggotaanya berbeda dengan zaman Nabi SAW. Jika
pada zaman Nabi SAW keanggotaan masyarakat berdasarkan religiusitas yaitu
muslim dan non muslim sedangakan pada masa ini terdiri dari bangsa Arab dan
Mawali(bangsa selain Arab yang telah masuk Islam dan menjadi pendukung
bangsa Arab) serta Ahlul zimmah(non muslim yang berada dalam perlindungan
orang muslim). Pada masa ini pula terjadi gerakan Arabisme. Penguasa Daulah
ini berambisi membangun bangsa Arab sekaligus masyarakat muslim. Usaha
yang ditempuh antara lain membuat akte kelahiran berbangsa Arab bagi
masyarakat di tanah taklukan dan mewajibkan berbahasa Arab, termasuk
menyalin peraturan-peraturan tertulis dengan bahasa Arab.
Dalam bidang militer dibentuk Al-jund (AD), Al-Bahriyah(AU) dan As-
Syurtoh(kepolisian). Dalam bidang ekonomi dibangun pelabuhan di Basroh
untuk memperlancar perdagangan ke Tiongkok. Dalam bidang kerajinan
kholifah Abdul Malik membangun pabrik-pabrik tekstil. Begitu juga dalam
bidang seni lukis dan arsitektur, terdapat banyak lukisan beraliran hellenisme

Page | 5
dan dibangun masjid Damaskus yang sangat menawan pada masa kholifah
Walid.
Demikianlah kekuasaan Islam pada masa Bani Umayyah I yang berpusat
di Damaskus dengan corak Monarchi dan mengandalkan panglima-panglima
dari lapisan aristokrat yang sebenarnya sangat bertolak belakang dengan
kebijakan-kebijakan Nabi SAW dan para kholifah sebelumnya, namun demikian
kemajuan peradaban mulai berkembang disegala bidang kehidupan.
Hal serupa ketika kekuasaan Daulah Umayyah pindah ke bagian Eropa
Timur Andalusia (cordova). Bahkan pada masa khalifah Al-Nasir terjalin
hubungan kerja sama antara masyarakat Islam dan pihak-pihak non Islam,
seperti raja Otto dari Jerman(334 H/945 M), kerajaan Perancis, Italia dan kaisar
Bizantium(911 M–959 M). Hal ini terbukti ketika Bizantium memberi
sumbangsih berupa pembuatan mihrab masjid Agung Cordova.
Anggota masyarakat pada masa ini lebih majemuk dibanding struktur
masyarakat pada masa sebelumnya, yang terdiri dari bangsa Arab, penduduk asli
Spanyol, kaum Barbar, Yahudi dan golongan Slavia. Pada pemerintahan Ad-
Dakhil cordova disulap menjadi ibu kota yang elok permai. Banyak didirikan
istana-istana lengkap dengan taman dan kolam tak ketinggalan masjid. Salah
satu peninggalan monumental yaitu masjid jami’ Cordova didirikan tahun
170H/786 M yang sekarang menjadi gereja setelah ditaklukkan oleh Fernando
III (1236 M).
Gambaran kemajuan Andalusia dapat dilihat dari data statistika, jumlah
penduduk ±500.000 jiwa, sedangkan rumah penduduk ±13.000 bangunan belum
termasuk istana, 300 pemandian umum dan 3000 buah masjid. Dapat
dibayangkan hampir sekitar 4-5 rumah mempunyai masjid dan setiap pemandian
terdapat 43 orang. Diantara peningglannya pula al-Qasr al-kabir, al-Rushfa,
jembatan Cordova, al-Zahra dan al-Zahiro.
Tidak hanya bidang arsitektur saja, perkembangan ilmu pengetahuan
demikian pesat. Bahasa Arab dipelajari oleh setiap lapisan masyarakat. Kata
Dozy (dikutip oleh Salaby) bahwa orang Spanyol telah melupakan bahas Latin
hingga mereka tidak dapat membaca kitab suci mereka. Di Kota Cordova dan
Toledo ketika masa Alfonso VI (1065 M tak jarang orang-orang Nasrani lebih
fasih berbahasa Arab dari pada orang Arab asli. Puncaknya pada permulaan
abad IX menurut Syalaby mengutip keterangan Nicholson bahwa bahasa Arab

Page | 6
sudah menjadi bahasa resmi di Andalusia. Menunurut Philip K. Hitti bahwa
sebelum bahasa Arab menjadi bahasa sehari-hari lebih dahulu bahasa Arab
mencapai kemenangan dalam bidang keilmuan.
Banyak para ilmuwan Andalus yang pergi ke ulama timur sebelumnya.
Seperti dalam ilmu fiqh terkenal nama Abu Bakar muhammad (w. 422 H/1031
M) juga Ibnu Hazm (w.455H/1063 M) dengan karyanya al-fashl fi al-milal wa
al-ahwa fi al-nihal. Dalam ilmu filsafat tokohnya yaitu al-Jabili (347 H/952 M),
dalam ilmu astronomi dikenal nama Abu Qosim Abas Ibnu Faras. Dalam ilmu
kedokteran ada Ahmad Ibnu Iyas al-Qurtuby, dan dalam ilmu sejarah ialah
Yahya Ibnu Hakam. Dan masih banyak lagi sederetan nama yang masyhur
dalam bidangnya. Yang menarik dalam hal ini adalah bahwa setiap ulama
mempunyai kemampuan interdisipliner. Seorang filsuf sekaligus sastrawan ahli
astronomi, dokter, teolog dan sebagainya.
Prestasi gemilang ini tidak diraih dengan tiba-tiba melainkan kerja keras
yaitu menyalin berbagai macam literatur yang beda bahasa seperti : Persia,
Yunani, India dll, disamping ada harmonisasi kerja sama antara penguasa,
hartawan dan ulama. Walhasil bahwa ketika masa ini hampir tidak ada orang
yang buta hurup di Andalusia. Dan dapat dikatakan bahwa umat Islam tidak
hanya berperan sebagai jembatan penghubung warisan budaya lama dari zaman
klasik ke zaman baru melainkan pencipta teori-teori baru yang sangat berguna
bagi pengembangan keilmuan dan peradaban selanjutnya.
Setelah panggung kekuasaan Daulah Umayyah direbut oleh Bani Abbas
(750 H) dan ibu kota dipindahkan ke Baghdad budaya keilmuan terus
dikembangkan hingga mencapai puncaknya. Dibawah pemerintahan Abu Abbas
As-Shaffah gerakan penterjemahan manuskrip-manuskrip berbahasa asing
terutama Yunani dan Persia. Pada masa ini pula didirikan perpustakaan-
perpustakaan umum yang besar-besar seperti Baitul Hikmah oleh al-Makmun
yang tidak hanya sebagai pusat keilmuan tetapi juga sebagai pusat observasi
dalam bidang filsafat terkenal nama al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Bajah, Ibnu Taufil
dan Ibnu Rusyd yang mampu mentransformasikan pikiran-pikiran dengan
contoh, metafor, analogi dan imaginatif. Lahir pula empat mazhab besar yang
sampai sekarang dianut oleh seluruh lapisan umat muslim di dunia. Mazhab
Hanafiah oleh Abu Hanifah(w. 767 H), mazhab malikiyah oleh Malik Ibnu Anas

Page | 7
(w. 795 H), mazhab Syafi’iyah oleh Muhammad Idris As-Syafi’i(w. 820 H) dan
mazhab Hanbaliyah oleh Ahmad Ibnu Hanbal(w. 855 H).
Selain bidang keilmuan, bidang ekonomi juga berkembang pesat hal itu
terlihat pada sektor perdagangan yang telah menjalin kerja sama dengan Cina.
Banyak produk pertanian yang di ekspor ke Cina di samping produk tekstil. Di
bidang telnologi, industri kertas patut menjadi rujukan bagi seluruh dunia.
Sehingga taraf kehidupan sosial masyarakat lebih mapan. Kesuksesan bidang
ekonomi tidak terlepas oleh posisi Baghdad sebagai penghubung antara dunia
timur dan barat.
Tak kalah pentingnya adalah terciptanya stabilitas politik yang relatif
kondusif sehingga mampu menghantarkan Daulah Abbasiah pada zaman
keemasan peradaban Islam. Sejak naiknya Abu Abbas As-Shaffah ke tampuk
kepemimpinan reformasi politik adalah misi pertamanya. Karena di akhir
kepemimpinan Daulah Umayyah banyak terjadi penyelewengan, terutama
kebijakan politik yang cenderung mengarah pada sekulerisasi, jauh dari nilai-
nilai agama, korup dan memihak sebagian kelompok. Dengan berdalih
menegakkan idiologi keagamaan Abu Abbas As-Shaffah mengadakan
propaganda-propaganda ke suluruh lapisan masyarakat. Kontan saja program ini
di dukung oleh pihak-pihak yang termarjinalisasikan, seperti kaum kawarij,
syiah dan mawali. Gerakan inilah yang menghantarkan Bani Abbasiyah mampu
menciptakan zaman keemasan peradaban Islam. Namun setelah 112 tahun
menguasai percaturan politik, tepatnya pada masa Khalifah Mutawakkil (850 H)
terlibat perang saudara yang terus berkelanjutan sehingga Daulah Abbasiyah
kehilangan citranya dan akhirnya runtuh di tangan bangsa Mongol Tartar(1258
H) tamat sudah riwayat Daulah Abbasiyah yang megah.
Dengan lumpuhnya Baghdad kekuatan-keuatan Islam menyebar di
berbagai belahan dunia. Pada masa inilah menurut Marsal G.S. Hodgson
digolongkan masa pertengahan awal(945-1258) atau pereiode penyebaran global
Masyrakat Islam abad XIII-XVIII. Pada periode penyebaran global ini Islam
bukan hanya menjadi agama masyarakat Timur Tengah, melainkan juga telah
menjadi agama masyarakat Asia Tengah, Cina, India, Asia Tenggara, Afrika dan
Masyarakat Balkan. Proses penyebaran Islam ditandai dengan interaksi nilai-
nilai Islam dengan nilai-nilai budaya masyarakat setempat. Dalam periode ini
pula berlangsung konsolidasi ketiga kerajaan besar dengan beberapa negara di

Page | 8
Asia Tenggara, Afrika dan wilayah lain. Masing-masing sistem kekuasaan Islam
mendasarkan kehidupan peradabannya pada keyakinan, kultur, dan institusi
sosial Islam yang berinteraksi dengan organisasi kemanusiaan, sistem produksi
dan pertukaran ekonomi dengan bentuk-bentuk kekeluargaan, kesukuan dan
dengan etnis non Islam atau kultur pra Islam.
Selanjutnya peradaban Islam dititipkan pada tiga kerajaan besar yaitu
Pertama, kerajaan Turki Usmani(1300 H). Setelah kalah menghadapi serangan
Inggris, kelompok oposisi Turki memaksa harus mengadakan reformasi
sehingga lahirlah nama Turki Muda(1860 M) dan akhirnya dibawah kekuasaan
Mustafa Kemal At-Tartuk (1922 M) melakukan perubahan-perubahan radikal
Turki yang menganut sistem Khalifah menjadi Republik parlementer, sebuah
pembaruan dari westernisasi ke sekularisasi. Kedua, kerajaan Mongol di
India(1526 M-1857 M) yang berkuasa selama ± 3 abad. Pada tahun 1600 M
Inggris datang dengan motif berdagang yang berujung adanya perlawanan.
Akhirnya terjadi perang tiga serangkai Islam, pihak Inggris dan kelompok
Budha yang sebelumnya telah mengadakan pemberontakan kepada kerajaan.
Setelah India mendapatkan kemerdekaan Pasca Perang Dunia ke II terjadi
disintegrasi, yang menyebabkan Kaum muslimin membentuk negara Pakistan
dengan 6 Propinsi. Seiring dengan itu berdiri negara-negara Islam sekitar India
yaitu Bangladesh, Srilangka dan Kepulauan Maladewa. dan ketiga, Safawi di
persia (Iran)(1501 M-1732 M) yang sebelah selatan jatuh di tangan Rusia dan
sebelah Utara jatuh di tangan Turki Utsmani.
Dengan tamatnya ketiga kerajaan Islam ini berarti keberadaan Islam
sebagai institusi negara telah habis selanjutnya Islam diambil alih oleh kerajaan-
kerajaan kecil yang tak punya pengaruh kuat dalam menciptakan peradaban
Islam seperti sebelumnya bahkan setelah ada campur tangan bangsa Eropa
banyak kerajaan-kerajaan tersebut yang berubah menjadi negara kesatuan yang
secara politis tidak membawa bendera Islam. Kedatang imperialisme Eropa
mengakibatkan peradaban imperium Islam secara umum merosot, karena terjadi
kekacauan dan konflik internal keagamaan, kemunduran ekonomi dan
kebangkitan ekonomi dan teknologi bangsa Eropa. Kondisi ini mendorong
beberapa kelompok muslim mengadakan pembaharuan(abad XIX) melalui
gerakan-gerakan modernisasi. Pengaruh dan kekuatan Eropa pada masing-
masing wilayah berbeda sehingga pada gilirannya melahirkan keragaman tipe

Page | 9
masyarakat Islam Kontemporer. Ciri menonjol dalam perkembangan peradaban
masyarakat Islam periode ini adalah peradaban yang merupakan produk
interaksi antar masyarakat Islam regioanal dengan pengaruh Eropa.
Periode transformasi modern peradaban Islam secara garis besar dapat di
bagi menjadi tiga fase, yang sekaligus memperlihatkan beberapa gambaran
umum yang berlaku diseluruh kawasan muslim.
Fase pertama, merupakan periode antara akhir abad XVIII sampai awal
abad XX, yang ditandai dengan hancurnya sistem kenegaraan muslim dan
dominasi teritorial dan komersial Eropa. Dalam fase ini elite politik, agama dan
kesukuan masyarakat muslim berusaha menetapkan pendekatan keagamaan dan
idiologi baru bagi perkembangan internal masyarakat mereka.
Fase kedua, yaitu fase pembentukan nasional yang berlangsung setelah
Perang Dunia I sampai pertengahan abad XX. Dalam fase ini kalangan elite
negeri-negeri muslim berusaha membawakan identitas politik modern terhadap
masyarakat mereka dan berusaha memprakarsai pengembangan ekonomi serta
perubahan nasional.
Fase ketiga, ialah fase konsolidasi negara-negara nasional diseluruh
kawasan muslim. Fase yang berlangsung sekitar pasca Perang Dunia II ini
ditandai dengan pertentangan antara kecenderungan terhadap perkembangan
yang tengah berlangsung dan peran utama Islam.

B. Peradaban Islam di Masa Sekarang


Bertolak dari sejarah masa lalu yang kelam, sudah saatnya kita segera
menyikapi dan menentukan sikap untuk merencanakan generasi masa depan
yang lebih baik. Kalau tidak segera diambil langkah-langkah konkrit, sistematik
dan istiqomah maka besar kemungkinan generasi masa depan akan lebih parah,
tragisnya mereka kehilangan peradaban Islam baik secara fisik maupun
maknanya. Kemampuan masyarakat muslim untuk menyaring pengaruh
peradaban Yunani, Roma, Persia, India dan Cina dan memadukannya dengan
nilai-nilai ajaran Islam adalah potret yang patut kita contoh. Sedangkan ciri
yang mencolok mata dari masyarakat muslim masa kini yang gagal untuk
menyamakan langkah dengan kemajuan masa kini haruslah menjadi pelajaran
berharga untuk dapat kembali bangkit dari keterpurukan. Sebagai langkah awal
perlu dikembangkan konsep kesadaran baik sebagai individu, masyarakat, umat

Page | 10
dan manusia secara universal. Pengembangan kesadaran ini dipandang penting
karena dengan kesadaranlah kita dapat mempertahankan dan melestarikan nilai-
nilai tradisional yang merupakan jalan untuk mempertahankan lapisan penyekat
sistem muslim.
Sifat pengemabangan kesadaran ini tergantung pada herarkis. Kalau kita
tidak mengembangkan kesadaran tentang masa depan dalam diri kita, maka kita
tidak akan mampu mempengaruhi kesadaran masyarakat, bila demikian
keadaannya kita tidak bisa berharap dapat mempengaruhi umat dan akhirnya
kita tidak punya sistem kesadaran kemanusiaan secara universal.
Pengembangan diri banyak diwujudkan Iqbal dalam puisinya dengan
kata Khudi. Hilangnya Khudi merupakan kehilangan yang paling menyedihkan.
Menurut Iqbal masa depan orang muslim tergantung pada penemuan kembali
diri mereka. Dengan demikian orang muslim akan dapat menunjukkan
eksistensi kediriannya, seperti jika orang muslimmenghadapi orang muslim
akan bisa lebih lembut dari sutra. Dan jika harus berjuang membela kebenaran
dia bisa berubah lebih keras dari baja.
Konsep kesadaran diri berasal dari ajaran Al-Quran “Tazkiyah” .
Khursyid Ahmad mengetengahkan enam komponen tazkiyah, yaitu: zikir,
ibadah, taubat, sabar, muhasabah dan doa. Komponen-komponen nilai inilah
yang akan memudahkan tumbuhnya kesadaran diri yang nilai-nilai ini tidak
dimiliki oleh peradaban barat.
Disamping kesadaran diri yang kita butuhkan adalah kesadaran
masyarakat. Konsep pengembangan masyarakat akan memainkan peranan
penting dalam pengembangan alternatif-alternatif masa depan muslim. Tujuan
akhirnya adalah membebaskan golongan-golongan miskin dilapisan bawah.
Usaha ini untuk mengarahkan tiga cita-cita dasar, yaitu: kemandirian,
pengembangan diri masyarakat dan pengembangan strategi-strategi yang selalu
berubah-ubah untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan merangsang timbulnya
kesadaran akan kondisi sosial serta tekanan politik.
Mempersatukan manusia, menumbuhkan semangat kerja, menciptakan
solidaritas yang dinamis dan meningkatkan saling pengertian, semua ini adalah
ajaran Islam. Adapun kesadaran umat pada hakekatnya merupakan realisasi
ajaran-ajaran ini. Semangat yang dicontohkan Nabi SAW ketika mensaudarakan
kaum muhajirin dan ansor adalah bentuk kesadaran umat yang menjadi dasar

Page | 11
peradaban Islam di Madinah. Kesadaran inilah yang tidak ada pada masa-masa
sekarang, sehingga muncul banyak kekacauan diantara sesama muslim. Karena
modal dasar mereka dalam membangun peradaban melalui kekuatan dan
kekuasaan untuk mengalahkan. Puncaknya adalah terciptanya kesadaran
manusia dan dunia yang merupakan pesan akhir dari konsep sosial masyarakat
dalam ajaran Quran. Dimana kemakmuran, keadilan, keamanan dan kedamaian
dalam kontek untuk mengabdi dan kembali kepada Allah dapat dirasakan oleh
semua lapisan manusia. Kasus kejahatan-kejahatan kemanusian yang di
lancarkan oleh barat baik secara politis maupun teknologis terhadap umat
muslim dunia yang menyebabkan mereka dalam kondisi terpuruk adalah salah
satu bentuk ketidak adanya kesadaran kemanusian. Ketika Iraq, dibombardir
Amerika, Lebanon dihancurakan Zionis Israel dunia Islam tak mampu berbuat
apa-apa. Oleh karena itu perlu digalang pengembangan kesadaran muslim mulai
diri sendiri, masyarakat, umat dan manusia global.

C. Langkah – Langkah Dalam Memajukan Peradaban Islam


Langkah yang harus kita tempuh adalah melakukan perencanaan-
perencanaan secara sistematik dan simultan yang menyangkut sub sistem-sub
sistem yang terdapat dalam sistem masyarakat muslim sebagai berikut:
subsistem sosial, subsistem politik, subsistem pendidikan, subsistem ekonomi,
subsistem imajinasi, subsistem komunikasi, subsistem teknologi, subsistem
informasi dan subsistem kebijaksanaan. Semua subsistem harus bergerak secara
berkesinambungan dan saling terkait. Kemudian menentukan langkah-langkah
pasti yaitu:
1. Relitas masa kini dari sistem; yaitu perencanaan mengambil lingkungan
tertentu dengan latar tertentu dengan sangat memahami sumber-sumber
yang ada, potensi dari lingkungan dan batasan-batasan latar tersebut
kemudian memberikan penilaian.
2. Masa depan logis dari sistem muslim; yaitu suatu proyeksi langsung dari
kecenderungan-kecenderungan masa kini ke masa depan.
3. Masa depan sistem muslim yang dinginkan; yaitu dengan menentukan visi
misi masyarakat muslim yang jelas yang didasarkan pada model negara
madaniyah.

Page | 12
4. Alternatif-alternatif masa depan muslim; yaitu menuliskan skenario-
skenario terhadap kemungkinan-kemungkinan mengubah arah pergerakan.
5. Perencanaan normatif jangka panjang; yaitu upaya mengartikulasikan cita-
cita dengan tingkat kedalaman dan kecanggihan yang tinggi serta melewati
proses mufakat.
6. Perencanaan terpadu jangka menengah; di sini merupakan tahap bagaimana
kebijakan-kebijakan dirumuskan, sumber-sumber dialokasi dan strategi-
strategi ditetapkan untuk mencapai cita-cita.
7. Perencanaan operasi; yaitu suatu tahapan yang di dalamnya tindakan aktual
diambil.
8. Tanggapan sistem; tahapan akhir yang didalamnya terjadi perubahan-
perubahan terencana dan dikehendaki.

Page | 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah peradaban Islam pada masa lalu memang mengalami kemajuan
yang hebat. Dari kilas balik sejarah peradaban di atas dapat kita ambil
perngertian bahwa pada masa pembabakan asas yang dibangun oleh Rasulullah
adalah nilai-nilai yang ditransformasikan dari Al-quran. Meskipun dalam
konteks politik Rasulullah sebagi penguasa tunggal. Hal ini lebih dikarenakan
tidak adanya figur yang mampu sebagai transmisi nilai-nilai al-quran.
Sedangkan pada masa kholifah lebih bersifat demokratis-praktis. dan
fase-fase selanjutnya bercorak monarki sebagai hasil dari pengaruh peradaban-
peradaban sebelumnya. Disinilah sebenarnya ruh Islam yang diemban Nabi
SAW yaitu rohmatal lil’alamin telah hilang dan berujung pada kehancuran.
Namun demikian sisi lain yang kita patut berbangga bahwa peradaban keilmuan
dibangun mampu memberi sumbangan terbesar bagi peradaban umat manusia
selanjutnya.

B. Saran
1. Membaca sejarah agar termotivasi untuk membangkitkan kembali kemajuan
peradaban Islam
2. Mulai menumbuhkan kesadaran pada diri seorang muslim di zaman sekarang
guna mengembangkan peradaban Islam.

Page | 14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jabbar, umar, khulashah Nurul Yaqiin Fi shiirah sayyidil mursaliin, juz 1,
Surabaya : Maktabah wa Mathba’ah saalim Nabhan, TT.
Abdul Majid Bin Aziz Az-Zindani, Mukjizat al-Quran dan Sunnah Tentang IPTEK,
Gema Insani Press, Jakarta, 1997.
Al – Hasyim , ‘ Abdul Hamid , Dr., Kisah Nabi Muhammad untuk Remaja, Jakarta :
Robbani Press, 2002 . cet . kedua.
Al – Hasyim, Sayyid ahmad, Syarah Mukhtaarul ahaadits (terj.), Bandung : Sinar Baru
Algen sindo, 2005 .cet. Pertama Andi Rosadisastra, Metode Tafsir Ayat-Ayat Sains dan
Sosial, Amzah, Jakarta, 2007.
Anonim, al – Qur’an dan terjemahannya , Bandung : PT. Syaamil Cipta Media , s2005 .
Antonio, Muhammad Syafii, Ensiklopedia Leadership dan Manajemen Muhammad
SAW “The Super Leader Super Manager” Jilid 2. Bisnis dan Kewirausahaan, Jakarta,
Tazkia Publishing, 2010.
Bashier, Zakaria. Mekah Dalam kemelut sejarah, Jakarta : PT. Pustaka Firdaus , 1994 .
cet .Pertama.
Bassam Tibi, Krisis peradaban Islam Modern, (Yogyakarta. PT. Tiara Wacana 1994)
Danial Zainal Abidin, Quran Saintifik: Meneroka Kecemerlangan Quran Daripada
Teropong Sains, PTS Millenia, Kuala Lumpur, 2009.
Danusiri MA., Epistimologi dalam Tasawuf Iqbal. (Yogyakarta, Pustaka Pelajar 1996)
al.49
Djuhan, M. Widda, Sejarah Pendidikan Islam Klasik, STAIN Press, Ponorogo, 2010
Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam, (yogyakarta, LESFI 2004)

Page | 15
Dr. Fuad Muhammad Shibel. Kebudayaan Islam menurut Toynbee, Jakarta Bulan
Bintang 1977
Hasan Ibrahim, sejarah kebudayaan Islam, jild 1 dan 2. Jakarta kalam mulia 2003
Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam. (Jakarta, PT. Bulan Bintang)
Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlak, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset, 2011.
Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, terj. Ghufron A. Mas’udi. (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1999) jilid I, Hal ix.
Kosasih, Konsep Masyarakat Madani, Bogor, 2012.
Lutfi Abdul Badi’, al-Islam fi Asbani, (kairo maktabah an-nahdoh al-Misriyah, 1989)
Mahmud , Ali Abdul Halim , Dr., Akhlak Mulia , Jakarta : Gema Insani, 2004. cet.
Pertama.
Nurdin, Muslim dkk, Moral dan kognisi Islam, Jawa Barat : CV. Alfabeta, 2001.
Prof. S.I. poerdasisastra, sumbangan Islam kepada ilmu dan peradaban modern. Jakarta
P3M. 1986
Spiritual Islam dan peradaban masa depan, Yogyakarta, Sipperss 1996
Stanto, Charles Michael, Pendidikan Tinngi Dalam Islam, Logos Publishing House,
Jakarta,1994
Susrofi , M., Kunci sukses berwira usaha, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo 2003 .
terbitan pertama.
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Prenada Media, Jakarta, 2005
Syalabi , A. Prof. Dr., sejarah dan kebudayaan islam 1 , Jakarta : PT. Alhusna ZIkra,
1997. cet. Ke – IX.
Untung . Moh Slamet , Muhammad sang Pendidik , semarang : PT. Pustaka Rizki
Putra , 2005. cet. Pertama.
Wicaksana, Arif Cahya, Relevansi Nilai-Nilai Keteladanan Bisnis Rasulullah dengan
Pendidikan Akhlak, Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014.
Ziauddin Sardar, Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim. (Bandung, Mizan 1986)
Terj dari The Future Of Moslim Civilisation, Croom Helm London 1979.

Page | 16

Anda mungkin juga menyukai