Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PEMURNIAN DAN PEMBAHARUAN DI DUNIA MUSLIM

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : AIK III ( Kemuhammadiyahan )
Dosen Pengampu : Noormawanti, M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Raihan faturrahman ( 20640003)
Maysa Hasna Nabila ( 20640004 )
Patonah Sandra Dewi ( 20640006 )

D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i|Page
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
AIK III ( Kemuhammadiyahan ) yang berjudul “PEMURNIAN DAN
PEMBAHARUAN DI DUNIA MUSLIM “.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Noormawanti, M.Pd.I. yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
selesai tepat waktu. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca di kemudian hari.

Metro, 20 September 2021

Penyusun

i|Page
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kemajuan Peradaban Islam Dalam Berbagai Bidang....................................2
B. Sebab – Sebab Kemundurannya.....................................................................3
C. Perlunya Pemurnian Dan Pembaharuan.........................................................4
D. Tokoh – Tokoh Pembaharu Dalam Dunia Islam............................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................7
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gerakan pembaruan merupakan gerakan pemurnian yang dilakukan
sang pembaru dengan mengusung perlunya tafsir Islam murni untuk
kepentingan zamannya. Frame yang digunakan al-ruju ila al-Qur’an wa al-
sunnah yang pada perkembangannya menjadi landasan normative di
kalangan Islam modernis. Terpuruknya nilai-nilai pendidikan dilatar
belakangi oleh kondisi internal islam yang tidak lagi menganggap ilmu
pengetahuan umum sebagai satu kesatuan ilmu yang harus diperhatikan.
Selanjutnya, ilmu pengetahuan lebih banyak diadopsi bahkan
dimanfaatkan secara komprehensif oleh barat yang pada masa lalu tidak
pernah mengenal ilmu pengetahuan. secara garis besar ada beberapa faktor
yang mendorong terjadinya proses pemurnian dan pembaharuan islam.
Pertama faktor internal, yaitu faktor kebutuhan pragmatis umat islam yang
sangat memerlukan satu sistem yang betul-betul bisa dijadikan rujukan
dalam rangka mencetak manusia-manusia muslim yang berkualitas,
bertaqwa, dan beriman kepada Allah. Kedua faktor eksternal adanya kontak
islam dengan barat juga merupakan faktor terpenting yang bisa kita lihat.
Di sini pulalah gerakan pemurnian keagamaan menjadi keniscayaan
untuk diketengahkan pada diskursus keagamaan maupun di dalam gerakan
keagamaan.  Dengan gerkan tersebut, agama tidak hanya bernuansa mistik
dan “melangit”, tetapi lebih membuka cakrawala pembaruan dari “Islam a-
ilahiah” menjadi “Islam ilahiah”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kemajuan peradaban islam dalam berbagai bidang?
2. Apa saja sebab – sebab kemundurannya?
3. Kenapa diperlukannya pemurnian dan pembaharuan?
4. Siapa saja tokoh – tokoh pembaharu dalam dunia islam?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kemajuan peradaban islam dalam
berbagai bidang.
2. Untuk mengetahui apa saja sebab – sebab kemundurannya.
3. Untuk mengetahui mengapa diperlukannya pemurnian dan
pembaharuan.
4. Untuk mengetahui tokoh – tokoh pembaharu dalam dunia islam.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemajuan Peradaban Islam Dalam Berbagai Bidang


Pemerintahan Dinasti Umayyah dianggap sebagai masa penyebaran
benih kebudayaan yang berkembang subur di masa Dinasti Abbasiyyah.
Banyak ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa Dinasti Umayyah,
seperti ilmu-ilmu keagamaan (ilmu qira’at, ilmu fiqh, ilmu tafsir, ilmu
kalam, ilmu hadis, ilmu tasawuf dan ilmu bahasa) dan juga ilmu arsitektur.
Selain banyaknya ilmu pengetahuan yang berkembang dan
memunculkan ulama-ulama besar di berbagai bidang, Dinasti umayyah juga
berperan besar dalam perkembangan Islam di dunia. Karena pada masa
inilah, pemerintahan Islam berhasil menaklukan wilayah-wilayah yang
sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Romawi dan Byzantium. Bahkan pada
masa pemerintahan Dinasti Umayyah, wilayah kekuasaan Islam terbentang
sampe ke Andalusia, Afrika Utara, Persia, Asia Tengah dan wilayah Hindia.
Adapun upaya yang dilakukan oleh para pemimpim di masa
pemerintahan Dinasti Umayyah, yang mampu menunjang kemajuan
peradaban Islam adalah membangun bidang administrasi di pemerintahan
seperti sentralistik pemerintahan, mendirikan departemen (diwan) yang
membantu tugas-tugas pemerintahan, yang pada masa Dinasti Umayyah,
didirikan empat departemen atau diwan.
Empat departemen (diwan) tersebut adalah Diwan Rasail yang
mengurus surat-surat negara kepada para gubernur, Diwan Kharaj yang
mengurusi tentang perpajakan, Diwan Jund yang mengurus tentang
ketentaraan negara (militer negara) dan Diwan Khatam yang mengurusi
perihal catat-mencatat. Selain mendirikan empat departemen tersebut,
pemerintahan Dinasti Umayyah juga menjadikan bahasa arab sebagai
bahasa resmi administrasi negara.
Selain bidang administrasi, bidang-bidang lain juga dikembangkan
sebagai penunjang kemajuan peradaban Islam seperti bidang seni dan
budaya. Selain itu juga mencetak mata uang dengan bahasa Arab, kemudian

3
4

mendirikan pabrik industri dan gedung, seperti pabrik kain sutra, gedung
pemerintahan dan membangun kota Basrah dan Kufah sebagai pusat
perkembangan ilmu dan sastra.
Walaupun Dinasti Umayyah dianggap sebagai dinasti yang tidak
terlalu memperhatikan bidang pendidikan, karena lebih focus kepada politik
dan militer, namun Dinasti Umayyah juga mempunyai andil besar dalam
pengembangan ilmu-ilmu agama Islam, sastra dan filsafat. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya Kuttab (lembaga pendidikan dasar dan
menengah) dan masjid yang dibangun, dan dijadikan pusat pembelajaran
Islam.
Keberhasilan Dinasti Umayyah dalam melakukan futuhat atau
perluasan wilayah, tidak bisa dilepaskan dari kemajuan bidang politik dan
militer Dinasti Umayyah pada waktu itu. Kekuatan militer dan kebijakan-
kebijakan politik yang dijalankan oleh para pemimpin Dinasti Umayyah
sangat berperan penting pada saat itu. Oleh karena itu, pada masa Dinasti
ini, bidang politik dan militer merupakan bidang yang paling diperhatikan.
Dengan perhatian pemerintah terhadap dua bidang ini, Islam bisa masuk dan
menaklukan wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Romawi dan
Byzantium.

B. Sebab – Sebab Kemundurannya


Setelah peradaban Islam mencapai puncaknya, kemudian mengalami
kemunduran- bagaikan rembulan yang telah menjadi purnama, maka
malam-malam berikutnya cahayanya perlahan-lahan redup dan hilang
ditelan keremangan malam yang pekat. Sedangkan sebab-sebab kehancuran
dunia Islam itu antara lain;

A. Menurunnya Kreativitas Keilmuan Umat Islam


Pemikiran rasional dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana
tingginya kedudukan akal seperti terdapat dalam al-Qur’an dan hadits.
Persepsi ini bertemu dengan persepsi yang sama dari Yunani melalui
filsafat dan sains Yunani yang berada di kota-kota pusat peradaban
Yunani di dunia Islam zaman klasik, seperti Aleksandria (Mesir),

4
5

Jundisyapur (Irak), Antakia (Syria) dan Bactra (Persia). Di sana


memang telah berkembang pemikiran rasional Yunani.
Pertemuan Islam dan peradaban Yunani pada masa awal Islam-
melahirkan pemikiran rasional di kalangan ulama Islam zaman klasik.
Tapi, perlu ditegaskan di sini bahwa ada perbedaan antara pemikiran
rasional Yunani dan pemikiran rasional Islam zaman klasik. Di Yunani
tidak dikenal agama Samawi, maka pemikiran bebas, tanpa terikat pada
ajaran-ajaran agama, tumbuh, dan berkembang. Sementara pada masa
Islam klasik pemikiran rasional ulama terikat pada ajaran-ajaran agama
Islam sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits.[3]

B. Kesatuan Integral; antara Agama dan Negara dalam Islam


Islam tidak memisahkan antara agama dan negara. Sebagaimana al-
Qur’an membicarakan tentang Allah dan keesaannya, surga dan neraka,
pahala dan dosa, juga menetapkan puasa dan shalat, serta menganjurkan
umat Islam untuk berakhlak mulia. Ajaran Islam juga mensyariatkan
tentang undang-undang jual beli, ijarah, hudud, hukum waris, masalah
peperangan, problem solving rumah tangga, dan lain-lain.[8]
Ketidakterpisahan itu, tergambar jelas pada keseharian Rasulullah,
selain menjadi pemimpin umat, beliau juga memimpin pasukan,
membuat perjanjian, melakukan pengiriman delegasi-delegasi
negaranya ke wilayah lain. Demikian juga yang dilakukan oleh para
khalifah sesudah beliau.[9]

C. Islam Agama yang Sesuai dalam setiap Zaman dan Tempat


Dalam ajaran Islam ada adagium yang menyatakan bahwa Islam
adalah agama yang selalu sesuai dalam setiap zaman dan tempat. Tetapi
dalam prakteknya ada yang beranggapan- bahwa ajaran Islam itu tidak
mungkin di praktekkan umat Islam selalu sesuai dengan zaman dan
tempat di mana mereka hidup.
Padahal, sebagaimana yang dikemukakan ulama, bahwasanya
ajaran tauhid dan akhlak yang baik adalah mutlak- dan tentu termasuk
keberadaan akal yang sehat- karena sangat berguna bagi umat manusia.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa agama Islam adalah agama
yang diperuntukkan bagi kebahagiaan umat manusia di dunia dan
akhirat.[13] 

5
6

Oleh karena itu, Islam sangat menghargai posisi akal dan mengajak
umat manusia untuk mempergunakannya sebaik mungkin. Seperti yang
disinyalir Allah Swt, dalam al-Qur’an Surat, Yasiin [36]: 68, sebagai
berikut;
“Dan Barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami
kembalikan Dia kepada kejadian(nya). Maka Apakah mereka tidak
memikirkan?,” (QS. Yasiin [36]: 68).
Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya- bahwa ajaran
Islam diturunkan ke muka bumi untuk kebahagiaan umat manusia di
dunia dan akhirat. Hal itu ditandai dengan pembahasan ajaran Islam
yang menyentuh seluruh ranah aspek kemanusiaan umat manusia.
Diantaranya membahas hal-hal yang berkenaan dengan
spiritual, civilization, konsep ketuhanan, kredo tentang surga, neraka,
dan hari kebangkitan. Dalam urusan muamalah, misalnya membahas
tentang jual beli, penggadaian, problem solving rumah tangga, harta
warisan, dan lain-lain.[14]

D. Hancurnya ketahanan moral umat Islam


Hancurnya ketahanan moral umat Islam, lebih disebabkan- karena
umat Islam dihinggapi “penyakit” wahn (hubbundunya wa karahiyatul
mauwt). Umat Islam dilanda sikap hidup berfoya-foya, korup, dan tidak
dekat lagi dengan kehidupan para mustadh’afin dan nasib yang
menimpa para dhu’afa. Ibnu khaldun mengemukakan, “Kemewahan itu
merupakan pertanda bahwa peradaban suatu bangsa yang dibangun
akan mengalami kehancuran.[17]  
Hal yang penting bahwa banyak cendekiawan Muslim masa itu
yang menentang penguasa Baghdad, bahkan bergabung dengan bangsa
Mongol. Khawaja Nashiruddin Thusi, salah seorang cendekiawan
Syi’ah termasyhur (1201-1274) dan dihormati oleh Imam Khomeini,
juga bergabung dengan penakluk dari Mongol, Hulaghu, ketika dia
melewati Iran dalam perjalanannya ke Baghdad. Ini menimbulkan
tuduhan keterlibatan dalam penaklukan.[19]

E. Berkembangnya Sikap hidup Fatalistis


Berkembangnya sikap hidup fatalis umat Islam- yang bergantung
dan mengembalikan segala keuntungan dan penderitaan kepada Tuhan.

6
7

Sikap hidup yang fatalis ini ditandai dengan tidak lagi percaya kepada
kemampuannya untuk maju atau mengatasi problem keagamaan dan
kemasyarakatan. Mereka lari dari kenyataan dan hanya mendekatkan
diri kepada Tuhan.

F. Sikap Hidup Umat Islam yang kurang Toleran


Sikap-sikap tidak toleran dan fanatik kepada madzhab atau
golongan sendiri itulah yang menyebabkan umat Islam mundur. Tidak
saja karena sikap-sikap itu menyedot energi masyarakat, tapi juga
memalingkan perhatian orang dari hal-hal yang lebih mendasar dan
menentukan perkembangan dan kemajuan peradaban. Syeikh
Muhammad Rasyid Ridla, seorang tokoh pemikir Islam Zaman Modern
dari Mesir (murid dan teman Syeikh Muhammad ‘Abduh), dalam
mukaddimahnya untuk penerbitan kitab al-Mughni (oleh Ibn Qudamah)
menggambarkan sikap-sikap tidak toleran itu demikian.

G. Jatuhnya Kekhalifahan Abbasiyah


Jatuhnya kerajaan Abbasiyah oleh serangan orang-orang Tartar dan
Mongol pada masa pertengahan abad ke-13 M., ketika kota Baghdad
sebagai pusat ilmu dan kebudayaan hancur sama sekali. Sekitar 800.
000 penduduk Baghdad dibunuh. Perpustakaan dihancurkan, ribuan
rumah penduduk diratakan. Dalam peristiwa tersebut, umat Islam
kehilangan lembaga-lembaga pendidikan dan buku-buku ilmu
pengetahuan yang sangat berharga nilainya.
Musnahnya beribu-ribu buku, baik buku-buku tentang keagamaan
maupun ilmu-ilmu sains- mempengaruhi perkembangan intelektualisme
Islam, apalagi yang menyangkut kelestarian ilmu-ilmu pengetahuan dan
sains dalam Islam. Berbagai literatur sains telah lenyap. Sedangkan di
kalangan masyarakat yang bebas dari bencana kaum Mongol tidak ada
yang menguasai berbagai bidang sains dan  filsafat. Inilah salah-satunya
yang mempersulit umat Islam untuk mengembalikan kekayaan
intelektual yang berharga seperti pada masa kejayaan semula.

H. Dikuasainya Sektor Prekonomian oleh Eropa


Eropa yang telah menemukan kebangkitan intelektual, mulai
meninggalkan umat Islam. Bangkitnya rasionalisme dan intelektual

7
8

telah menuntun orang-orang Eropa menemukan sumber-sumber


kekayaan di luar Eropa, seperti Amerika, Australia, dan Timur Jauh.
[22]
Penemuan Tanjung Harapan pada abad ke-15 M, oleh pelaut-pelaut
Eropa Barat sangat memukul prekonomian Islam. Jalur perdagangan
Timur Jauh dan Barat yang dahulu dikuasai oleh Islam karena harus
melewati jalur darat milik Islam, berpindah melalui jalur laut melalui
Tanjung Harapan sehingga negara-negara Barat dapat menggantikan
kedudukan Islam sebagai penguasa perdagangan jalur Barat.
Ekonomi yang meningkat dan pemikiran rasional yang berkembang
baik membawa Eropa ke zaman modern yang ditandai dengan
kemajuan dalam pemikiran dan sains serta teknologi. Setelah lama
Eropa tak mempunyai adikuasa, mulailah muncul di sana pada abad
kedelapan belas M. Dua adikuasa yaitu, Inggris dan Perancis.
Ketiga adikuasa Islam, Kerajaan Turki ‘Ustsmani, Safawi, dan
Mughal kini menghadapi saingan. Sementara  itu, pemikiran rasional
dan orientasi dunia, yang telah hilang dari dunia Islam- digantikan
dengan pemikiran tradisional dan orientasi akhirat- tidak bisa
mengembangkan sains dan teknologi. Di Eropa berkembang dengan
cepat sains dan teknologi.
Maka dalam persaingan ini Inggris dan Prancis dengan sains dan
teknologi modernnya mengungguli ketiga adikuasa Islam tersebut.
Persenjataan Kerajaan, Utsmani, Safawi, dan Mughal yang masih
tradisional tak dapat mengimbangi persenjataan Inggris dan Perancis
yang modern. Maka dalam peperangan-peperangan antara dunia Islam
dan Barat, dunia Islam senantiasa mengalami kekalahan.
Jangankan melawan Inggris dan Prancis, melawan Spanyol dan
Portugal, keduanya hanya merupakan dunia kecil, dunia Islam tak
sanggup. Portugal menyerang dunia Islam sebagai balas dendam
terhadap umat Islam yang menguasai daerah mereka di Eropa untuk
lebih dari 700 tahun. Di Timur Jauh Spanyol dan Portugal dapat
menjajah beberapa daerah seperti Filipina oleh Spanyol dan Timor
Timur oleh Portugal.

8
9

I. Sunnatullah
Sungguh, keadaan umat Islam yang jauh tertinggal oleh bangsa-
bangsa lain memang sangat memilukan. Namun barangkali tida perlu
disesali sedemikian rupa sehingga kita kehilangan kemampuan melihat
ke depan dengan penuh harapan. Kemunduran dunia Islam dapat dilihat
sebagai wujud operasi Sunnatullah. Salah satu unsur penting hukum itu
ialah adanya prinsip perputaran (mudawalah). Yaitu, prinsip bahwa
nasib umat manusia, tinggi dan rendah, terjadi secara berputar dan
bergilir antara mereka, sehingga suatu bangsa atau umat adakalanya
berada di atas (menang, unggul, maju, dll.) dan juga adakalanya di
bawah (kalah, merosot, terbelakang, dll).

C. Perlunya Pemurnian Dan Pembaharuan


Mulai abad pertengahan merupakan abad gemilang bagi umat Islam.
Abad inilah daerah-daerah Islam meluas di barat melalui Afrika Utara
sampai Spanyol, di Timur Melalui Pesia sampai India. Daerah-daerah ini
kepada kekuasaan kholifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah,
kemudian di Damaskus, dan terakhir di Bagdad. Dabad ini lahir para
pemikir dan ulama besar seperti ;Maliki, SyafiI, Hanafi, dan Hambali.
Dengan lahirnya pemikiran para ulama besar itu, maka ilmu
pengetahuan lahir dan berkembang dengan pesat sampai ke puncaknya, baik
dalam bidang agama, nono agama maupun dalam bidang kebudayaan
lainnya. Memasuki benua Eropa melalui Spanyol dan Sisilia, dan inilah
yang menjadi dasar dari ilmu pengetahuan yang menguasai alam pikiran
orang barat (Eropa) pada abad selanjutnya. Di pandang dari segi sejarah
kebudayaan, maka maka tugas memelihara dan menyebarkan ilmu
pengetahuan itu tidaklah kecil nilainya dibanding dengan mencipta ilmu
pengetahuan.
Di antara yang mendorong timbulnya pembaharuan dan
kebangkitan Islam adalah:
Pertama, paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah bercampur
dengan kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat-tarekat,

9
10

pemujaan terhadap orang-orang yang suci dan hal lain yang membawa
kepada kekufuran.
Kedua, sifat jumud membuat umat Islam berhenti berfikir dan berusaha,
umat Islam maju di zaman klasik karena mereka mementingkan ilmu
pengetahuan, oleh karena itu selama umat Islam masih bersifat jumud dan
tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak mungkin mengalami kemajuan,
untuk itu perlu adanya pembaharuan yang berusaha memberantas
kejumudan.
Ketiga, umat Islam selalu berpecah belah, maka umat Islam tidaklah
akan mengalami kemajuan. Umat Islam maju karena adanya persatuan dan
kesatuan, karena adanya persaudaran yang diikat oleh tali ajaran Islam.
Maka untuk mempersatukan kembali umat Islam bangkitlah suatu gerakan
pembaharuan.
Keempat, hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan
Barat. Dengan adanya kontak ini umat Islam sadar bahwa mereka
mengalami kemunduran dibandingkan dengan Barat, terutama sekali ketika
terjadinya peperangan antara kerajaan Usmani dengan negara-negara Eropa,
yang biasanya tentara kerajaan Usmani selalu memperoleh kemenangan
dalam peperangan, akhirnya mengalami kekalahan-kekalahan di tangan
Barat, hal ini membuat pembesar-pembesar Usmani untuk menyelidiki
rahasia kekuatan militer Eropa yang aru muncul. Menurut mereka
rahasianya terletak pada kekuatan militer modern yang dimiliki Eropa,
sehingga pembaharuan dipusatkan di dalam lapangan militer, namun
pembaharuan di bidang lain disertakan pula.

D. Tokoh – Tokoh Pembaharu Dalam Dunia Islam


1. Al - Tahtawi
Biografi :
Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi adalah pembawa pemikiran
pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama dari abad
ke sembilan belas di Mesir. Dalam gerakan pembaharuan Muhammad
Ali Pasya, at-Tahtawi turut memainkan peranan.

10
11

Ia lahir pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir


bagian selatan, dan meninggal di Cairo pada tahun 1873. Ketika
Muhammad Ali mengambil alih seluruh kekayaan yang dikuasai itu, ia
terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan dari keluarga ibunya.
Ketika berumur 16 tahun ia pergi ke Cairo untuk belajar di al-Azhar.
Setelah lima tahun menuntut ilmu ia selesai dari studinya di al-Azhar
pada tahun 1922.

Pemikiran-pemikiran Pembaharuan :
a. Jika umat Islam ingin maju harus belajar ilmu pengetahuan
sebagaimana kemajuan yang terjadi  Barat (Eropa). Untuk itu umat
Islam harus berani belajar dari Barat.
b. Negara yang baik adalah Negara yang pandai meningkatkan
ekonomi rakyat, sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman
Fir’aun.
c. Kekuasaan Raja sangat absolut, sehingga perlu dibatasi oleh
Undang-undang Syariat yang yang dipimpin oleh majlis syura
(ulama). Oleh karena antara Raja dengan ulama harus  bisa
berunding untuk melaksanakan hukum syariat.
d. Umat Islam harus menguasai bahasa asing jika ingin maju di
samping bahasa Arab. Bahasa Arab adalah berfungsi untuk
memahami al-Qur’an dan al-Hadits, bahasa asing berfungsi untuk
menerjemahkan dan memahami ilmu dan peradaban Barat.
e. Ulama Islam harus memahami ilmu-ilmu pengetahuan modern jika
tidak ingin umat Islam ketinggalan.
f. Umat Islam tidak boleh bersikap fatalis (pasrah dengan keadaan)
tanpa berusaha sekuat tenaga untuk mencapai cita-cita.

2. Ir. Soekarno
Biografi :
Ir. Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo pada
tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Ayahnya bernama Raden

11
12

Sukemi Sosrodihardjo, seorang guru diSurabaya. Ibunya berasal


dari Bali. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di
Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan
bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak
Soekarno tinggal di Surabaya. Di sana Soekarno banyak bertemu
dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin
Tjokroaminoto saat itu.
Soekarno seorang pribadi yang lengkap. Namanya harum di mana-
mana. Soekarno tercacat sebagai salah satu fragmen dari “The founding
father” Indonesia. Sikap revolusioner, berwibawa, tegas dan didukung
pula oleh pemikiran yang brilian menempatkan beliau pada posisi
penting dalam sejarah pemikiran politik Indonesia. Hasilnya, lahir ide
besar “Nasionalisme Indonesia”. Menurut Soekarno, seorang nasionalis
sejati adalah orang yang bersedia berbakti dan memperbaiki nasib kaum
kecil dari segala kemelaratan serta melindungi rakyat dari penindasan.

Pemikiran-pemikirannya :
a. Nasionalisme khas Indonesia, Soekarno menyebutnya dengan
Marhaenisme. Marhaenisme adalah azas yang menghendaki
susunan masyarakat dan negeri di dalam segalanya. Marhaenisme
harus diperjuangkan secara revolusioner, Sehingga cara
perjuangannya menghendaki hilangnya kapitalisme dan
imperialisme di bumi Nusantara.
b. Marhaenisme lahir ketika Soekarno berumur 20 tahun. Pada waktu
ia sedang enggan pergi kuliah dan bersepeda memutari Bandung
Selatan, dan bertemu dengan seorang petani miskin
bernasib malang bernama Marhaen. Terjadilah percakapan antara
Soekarno dengan petani tersebut. Pembicaraan berbentuk imajiner,
sehingga dari kejelian Soekarno dalam melihat realitas sosial
masyarakat Indonesia, maka kemudian lahirlah ideologi
Marhaenisme khas Indonesia.

12
13

3. Jamaluddin al-Afghani (1839-1897)


Biografi :
Jamaluddin al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan
dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah-pindah
dari satu negara Islam ke negara Islam lain. Ia lahir di Afghanistan pada
tahun 1839 dan meninggal pada tahun tahun 1897 diIstanbul, Turki.  Ia
banyak berkiprah dalam pembaharuan yang lebih terfokus pada dalam
bidang politik di samping persoalan keagamaan.

Pemikiran-pemikiran pembaharuannya :
a. Islam adalah agama yang sesuai dengan segala keadaan dan waktu.
Islam merupakan agama yang mengajarkan dinamisme dalam
berfikir dan berperilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.
b. Islam bukanlah agama yang mengajarkan faham fatalis dan statis
c. Qadla dan Qadar Allah sesungguhnya merupakan sesuatu yang
terjadi karena sebab musabab, bukan semata-mata  langsung dari
Tuhan. Artinya, bahwa manusia bisa menentukan taqdirnya sendiri
melalui usaha yang maksimal.
d. Lemahnya persaudaraan di kalangan umat Islam juga menyebabkan
umat Islam mundur, dari kalangan awam sampai ulama hingga raja
tidak ada lagi rasa persaudaraan, sehingga umat Islam lemah tidak
memilki kekuatan untuk maju bersama.
e. Sistem pemerintahan otokrasi harus diganti dengan demokrasi yang
berdasarkan musyawarah.
f. Umat Islam di setiap Negara harus membangun semangat
nasionalisme dan internasionalisme agar umat Islam dapat bersatu.
Hanya dengan persatuan umat Islamlah, Islam dapat berkembang
dan maju, tetapi tanpa persatuan di kalangan umat Islam
mustahillah kemajuan dapat diraih.

4. K.H Ahmad Dahlan


Biografi :
K.H.  Ahmad Dahlan nama kecilnya Muhammad Darwis putra
K.H. Abu Bakar, lahir tahun 1285 H / 1869 di Kauman Yogyakarta.
Kedudukan ayahnya sebagai penghulu Kraton dan khatib Masjid Agung
Yogyakarta.
K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi yang
bertujuan, ‘anyebaraken piwucalipun Kanjeng Nabi Muhammad Saw.
Wonten ing karesidenan Ngayogyokarto”. Sesuai dengan tujuan ini,
nama yang dianggap tepat bagi organisasi ini adalah “Muhammadiyah”
yang artinya umat Muhammad. Organisasi ini didirikan pada tanggal 18

13
14

Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan 12 Nopember 1912


M.  di Yogyakarta.

Pemikiran-pemikirannya :
a. Berkaitan dengan sosial kemasyarakatan yang ada di Jawa
khususnya, Ahmad Dahlan menawarkan 3 konsep pemikiran, yaitu
modernisme, tradisionalisme dan jawanisme. Menghadapi
modernisme Dahlan menyikapinya dengan mendirikan sekolah-
sekolah model Barat. Tradisionalisme disikapi Ahmad Dahlan
dengan metode tabligh, yaitu mengunjungi murid-muridnya untuk
melakukan pengajian, ini merupakan perlawanan terhadap
pemujaan tokoh dan perlawanan terhadap mistisisme agama yang
bertentangan ajaran Islam.
b. Pembaharuan Islam dilakukan melalui agenda perbahan sosial
dengan metode ijtihad dan tajdidnya. Ahmad Dahlan dalam
melakukan proses ijtihad tanpa harus memperhatikan berbagai
persyaratan yang ketat bagi seorang mujtahid. Hal penting dalam
berijtihad adalah berpedoman kepada al-Qur’an dan al-Hadits.
c. Melakukan perbaikan kehidupan masyarakat Jawa agar sesuai
dengan pemahaman Islam yang benar yaitu kembali kepada al-
Qur’an dan al-Hadits, pemurnian ajaran tauhid dan tidak beriman
secara taqlid.

5. K.H. Hasyim Asy’ari


Biografi :
K.H. Hasyim Asy’ari nama aslinya adalah Muhammad Hasyim,
lahir di Demak pada tahun 1876 M. Dilihat dari silsilah, dapat diketahui
bahwa M. Hasyim berasal dari keluarga dan keturunan pesantren yang
terkenal. Pendidikan  ke berbagai pesantren ditempuh Muhammad
Hasyim mulai beranjak usia lima belas tahun, berpindah dari satu
pesantren ke pesantren lain di Jawa dan Madura. Dikabarkan bahwa
beliau pernah belajar bersama-sama dengan K.H. Ahmad Dahlan di
Semarang sebagai kawan sekamar.
Muhammad Hasyim selama tujuh tahun bermukim di Mekkah, di
antaranya berguru kepada Syeikh Mahfudz Al-Tarmisi (ahli Hadits) dan
Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau. Dari berbagai perjalanan mencari
ilmu dari pesantren ke pesantren baik Indonesia maupun luar negeri
pengetahuannnya pun semakin luas. Oleh karena itu, dada Muhammad
Hasyim telah dipenuhi ilmu agama, sehingga beliau diberi gelar Kiai.

14
15

Pemikiran-pemikirannya :
a. Berusaha melestarikan ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal
jamaah yang bermazhab, dalam bidang theologi  bermazhab
kepada Abu Hasan Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi, dan
bidang fiqh (hukum)  bermazhab kepada 4 mazhab, yaitu Abu
Hanifah, Anas bin Malik, Muhammad Idris As Syafi’i dan Ahmad
bin Hanbal, dan bidang tasawuf mengikuti tasawuf Imam Ghazali
dan bidang tihariqah mengikuti Thariqoh Qadariyah
dan Naqsabandiyah.
b. Melestarikan budaya dan adat istiadat yang memiliki kemanfaatan
serta yang tidak bertentangan dengan aqidah islamiya.
c. Ijtihad telah tertutup, dengan alasan persyaratan untuk menjadi
seorang mujtahid harus memilki persyaratan yang cukup berat dan
permasalahan hukum telah cukup betittiba’/taqlid  kepada 4
mazhab.
d. Di bidang pendidikan NU banyak mengelola pesantren sebagai
basis perjuangan mengusir penjajah di samping sebagai tempat
menuntut ilmu agama.
e. Selain pesantren NU juga mendidrikan madrasah-madrsah, sebagai
upaya pengembangan kemajuan terhadap system pesantren.

6. Muhammad Abduh
Biografi :
Ia  lahir di suatu desa (tidak jelas nama desanya) pada tahun 1849
M. BapakMuhammad Abduh bernama Abduh Hasan Khaerullah,
berasal dari Turki yang telah lama tinggal di Mesir. Ibunya menurut
riwayat berasal dari bangsa Arab yang silsilahnya meningkat sampai
kepada Umar bin Khattab

Pemikiran-pemikirannya :
Faktor penyebab terjadinya kemunduran di kalangan umat Islam adalah:
1) Paham jumud, yaitu paham yang beku, tidak berkembang, statis di
kalangan umat Islam. Paham ini berpendapat, bahwa dalam ajaran
Islam tidak perlu lagi didakan perubahan-perubahan sebab sudah
menjadi tradisi yang dilakukan secara turun-temurun.
2) Faham fatalis (jabbariyah), yaitu bahwa nasib manusia itu secara
mutlak sudah ditentukan oleh Allah SWT, sehingga manusia tidak
perlu untuk merubahnya. Sikap fatalis ini sudah mewabah di
kalangan umat Islam sebagai akibat faham tasawuf yang keliru
yang berkembang sejak abad 11- 13 M. Umat Islam melakukan
tasawuf  karena sikap frustasi dan putus asa sebagai akibat
kekalahan politik umat Islam, terutama sejak hancurnya Baghdad

15
16

pada abad XIII. Akibat dari perilaku tasawuf ini, umat Islam tidak
lagi mencintai ilmu pengetahuan sebagaimana pernah terjadi pada
abad II hijriyah ( abad VII M).

Problem solving :
Untuk memecahkan permasalahan umat Islam yang harus dilakukan
adalah :
a. Membangkitkan kembali semangat ijtihad yang telah teetutup.
Dengan ijtihad ummat Islam bekembang ilmu pengetahuan dan
peradabannya.
b. Menghilangkan sikap fatalis (pasrah) pada keadaan di kalangan
umat Islam, sebab Allah telah mencipakan akal yang memilki
kemauan bebas (free will) dan free act(bebas berbuat) berdasarkan
hukum sunnatullah (hukum sebab akibat).
c. Ummat Islam harus menguasai ilmu dunia sebagaimana Barat
sehingga ummat Islam akan mengalami kemajuan dan
kemenangan.

7. Muhammad Abdul Wahhab (1703-1787)


Biografi :
Muhammad Abdul Wahhab dilahirkan di daerah Najd Saudi
Arabia. Setelah menyelesaikan pelajarannya di Madinah ia pergi
merantau ke Basrah dan tinggal di kota ini selama empat tahun.
Selanjutnya ia pindah ke Baghdad dan di sini ia memasuki hidup
perkawinan dengan seorang wanita kaya. Lima tahun kemudian, setelah
isterinya meninggal dunia, ia pindah ke Kurdistan, selanjutnya ke
Hamdan dan ke Isfahan. Di kota yang tersebut akhir ini ia sempat
mempelajari falsafat dan tasawuf. Setelah bertahun-tahun merantau ia
akhirnya kembali ke tempat kelahirannya di Nejd.

Ajaran dan Pemikiran-pemikirannya :


Ajaran serta pemikiran Muhammad Abdul Wahhab yang paling
mendasar dalam Islam adalah persoalan tauhid.
1) Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah dan orang yang
menyembah selain Allah telah menjadi musyrik, dan halal
darahnya (boleh dibunuh).
2) Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut faham tauhid yang
sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan lagi dari
Allah, tetapi dari syeikhatau wali dan dari kekuatan gaib. Orang
Islam demikian juga telah menjadi musyrik.
3) Menyebut nama Nabi, syeikh atau malaikat sebagai perantara doa
(permohonan)  juga syirik.

16
17

4) Meminta syafaat selain dari Tuhan adalah syirik.


5) Bernazar kepada selain dari Tuhan juga syiirk.
6) Memperoleh pengetahuan selain dari al-Qur’an, hadits dan qiyas
(analogi) merupakan kekufuran.
7) Tidak percaya kepada qadla dan qadar Allah juga merupakan
kekufuran.
8) Demikian pula menafsirkan al-Qur’an dengan ta’wil (interpretasi
bebas) adalah kafir.

8. Mustafa Kemal ( Tokoh Pembaharuan Di Turki)


Biografi :
Mustafa lahir pada di Salonika (Turki) pada tahun 1881 M. Ia
diberikan gelar Attartuk yang artinya Bapak Turki. Gelar itu diperoleh
karena ia telah menyelamatkan bangsa Turki dari penjajahan Barat
yaitu, Yunani yang dibantu oleh tentara sekutu (Inggeris, Perancis dan
Amerika), yang mendarat di Turki pada tanggal 15 Mei 1919 M.
Kelahiran Mustafa Kemal merupakan kebangkitan baru bagi
bangsa Turki untuk mengusir penjajah dari bumi Turki. Di samping itu
ia telah mengembalikan kejayaan bagi  Kerajaan Turki Usmani yang
waktu itu dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II. Abdul Hamid II adalah
sosok sultan yang diktator, namun kekuasaannya tidak memiliki
pengaruh apa-apa bagi kemajuan bagi bangsa Turki, sebab ia hanyalah
boneka yang merupakan tangan panjang penjajah bangsa Barat.
Untuk melawan Sultan Abdul Hamid II, ia bersama dengan teman-
temannya ( Ali Fuad, Rauf, dan Refat), mendirikan perkumpulan
rahasia yang bernamaVatan ve Hurriyet yang berarti : Tanah Air dan
Kemerdekan. Perkumpulan ini merupakan cikal bakal lahirnya Partai
Nasionalis di Turki.

Pergerakan  dan Pemikirannya :
a. Pergerakan Mustafa Kemal
Setelah Mustafa Kemal menjadi seorang pemimpin dalam
Partai Nasionalis Turki, untuk melawan Sultan Abdul Hamid II, ia
mendirikan Pemerintah Tandingan di Anatolia. Ia dan kawan-
kawan mengeluarkan maklumat yang berisi tentang pernyataan-
pernyataan sebagai berikut :
1) Kemerdekaan Tanah Air dalam keadaan  bahaya
2) Pemerintah di ibu kota berada  di bawah kekuasaan sekutu
dan  oleh karena itu tidak dapat menjalankan tugas.
3) Rakyat Turki harus berusaha sendiri untuk membebaskan
tanah air dari kekuasaan asing.

17
18

4) Gerakan-gerakan pembela tanah air yang telah ada harus


dikordinir oleh suatu panitia nasional pusat.
5) Untuk itu harus diadakan konggres.

Atas usaha Mustafa Kemal dan teman-temannya itu dapat


dibentuk Majlis Nasional Agung di tahun 1920. Dalam sidang
diAnkara yang sekarang menjadi ibu kota Republik Turki ia dipilih
sebagai Ketua. Dalam sidang itu diputuskan hal-hal sebagai
berikut:
1) Kekuasaan tertinggi terletak di tangan rakyat Turki, bukan lagi
di tangan sultan.
2) Majlis Nasional Agung merupakan perwakilan rakyat tertinggi.
3) Majlis Agung Nasional bertugas sebagai badan legislatif dan
eksekutif.
4) Majlis Negara yang anggotanya dipilih dari Majlis Agung
Nasional akan menjalankan tugas pemerintah.
5) Ketua Majlis Agung  Nasional merangkap jabatan Ketua
Majlis Negara.
Demikianlah, Mustafa Kemal dan teman-temannya dari
golongan nasionalis bergerak terus dan dengan perlahan-lahan
dapat menguasai situasi, sehingga akhirnya Sekutu terpaksa
mengakui mereka sebagai penguasa de facto dan dejure di Turki.
Pada tanggal 23 Jui 1923 ditanda tangani Perjanjian Lausanue, dan
pemerintahan Mustafa Kemal mendapat pengakuan Internasional.

b. Pemikiran-pemikirannya
Dalam pemikiran tentang pembaharuan Mustafa Kemal
dipengaruhi bukan oleh ide nasionalisme Turki saja, tetapi juga
oleh ide golongan Barat. Turki dapat maju hanya dengan meniru
Barat. Setelah perjuangan kemerdekaan selesai, demikian Mustafa
Kemal, perjuangan baru mulai, yaitu perjuangan untuk memperoleh
dan mewujudkan peradaban Barat di Turki. Peradaban Barat akan
diambil bukan hanya sebagian, tetapi dalam keseluruhannya.
Di antara pemikiran-pemikirannya adalah :
1) Perlu dihapuskannya jabatan Khalifah diganti dengan jabatan
Presiden yang dipilih oleh rakyat.
2) Negara tidak ada lagi hubungannya dengan agama.
3) Sembilan tahun kemudian, yaitu setelah prinsip sekulerisme
dimasukkan ke dalam Konstitusi di tahun 1937, barulah
Republik Turki dengan resmi menjadi Negara sekuler.

18
19

9. Rasyid Ridlo
Biografi :
Rasyid Ridla adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia
lahir pada tahun 1865 M. di desa Al-Qalamun Libanon. Menurut
riwayat ia berasal dari keturunan AL-Husein, cucu Nabi Muhammad
SAW. Oleh karena itu ia selalu memakai gelar Al- Sayyid di depan
namanya

Pemikiran-pemikirannya :
Pemikiran Rasyid Ridla tidak jauh berbeda dengan sang guru
(Muhammad Abduh). Menurut pendapat Rasyid Ridla, bahwa yang
menyebabkan kemunduran umat Islam adalah sebagai berikut :
a. Tidak adanya semangat pemikiran dan penelitian (ijtihad) di
kalangan umat Islam secara dinamis. Umat Islam beranggapan
bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Hilangnya semangat ijtihad ini
bertentangan dengan hukum sunnatullah yang selalu berkembang
dan  tidak pernah berhenti  Ajaran Islam yang tidak boleh dirubah
adalah mengenai masalah ibadah, yang secara tegas sudah diatur
secara jelas, (ibadah mahdlah.
b. Faham fatalis (jabbariyah), yaitu bahwa nasib manusia itu secara
mutlak sudah ditentukan oleh Allah SWT, sehingga manusia tidak
perlu untuk merubahnya. Sikap fatalis ini sebagai akibat tidak
difungsikannya peran akal secara maksimal
c. Untuk mewujudkan  kejayaan ummat Islam perlu digalang
persatuan umat Islam, dan agar persatuan umat Islam terwujud
perlu dibentuk khilafah islamiyah.  Rasyid Ridla tidak sependapat
dengan gurunya (Muhammad Abduh) yang terlalu liberal (bebas)
dan kebarat-baratan. Rasyid Ridla juga tidak sependapat dengan
paham nasionalime yang berkembang di Negara Islam (terutama di
Turki). Sebab nasionalisme tidak dikenal dalam Islam.  

10. Sayyid Ahmad Khan


Biografi :
Ia lahir di Delhi pada tahun 1817 dan menurut keterangan berasal
dari keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad saw melalui Fatimah dan
Ali. Ia mendapat pendidikan tradisional dalam pengetahuan agama dan
di samping bahasa Arab, ia juga belajar bahasa Persia. Ia orang yang
rajin membaca buku dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Sewaktu
berusia depalan belas tahun ia  masuk bekerja pada Serikat India Timur,
kemudian ia bekerja pula sebagai hakim. Tetapi di tahun 1846 ia pulang
kembali ke Delhi untuk meneruskan studi.

19
20

Pemikiran-pemikiran Pembaharuan :
a. Bidang Politik  :
1) Peningkatan kemajuan umat Islam di India dapat diwujudkan
bukan melawan penjajah Inggris, tetapi harus bekerja sama
dengan Inggris sebagaimana yang dilakukan umat Hindu.
2) Umat Hindu lebih maju peradabanya dari pada umat Islam
sebab umat Hindu lebih senang  bekerja sama dengan Inggris.
3) Inggris maju dalam hal peradabannya karena lebih menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu umat Islam
harus belajar Iptek dari penjajah  Inggris.
4) Memberontak atau melawan Inggris tidak ada artinya apabila
umat Islam belum mampu melawan.
5) Berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa umat Islam bukan
musuh tetapi umat yang cinta damai.
6) Umat Islam adalah satu umat yang tidak dapat membentuk
suatu Negara dengan umat Hindu, oleh karena itu umat Islam
harus memiliki Negara sendiri.
b. Bidang agama  :
1) Umat Islam mundur dikarenakan faham fatalist (jabbariyah),
yaitu paham bahwa nasib manusia sudah ditentukan oleh
Tuhan, sehingga manusia tidak sanggup merubahnya. Akibat
dari paham ini menyebabkan umat Islam tidak memiliki
kemauan keras untuk maju, pasrah tanpa usaha serta lebih
senang menyerahkan persoalannya kepada Tuhan.  Padahal
Tuhan telah memberikan akal dan potensi lain yang
dianugerahkan kepada manusia untuk mencapai kemjuan-
kemajuan.
2) Sebenarnya manusia diberikan kebebasan untuk
memaksimalkan peran akalnya (free will) dan berbuat sesuatu
secara bebas (free act) namun tetap dalam koridor tauhid
kepada Allah dan tidak bertentangan dengan hukum Allah.
3) Kebebasan dalam berfikir umat Islam terhenti karena pendapat,
bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Akibat dari pendapat ini
umat Islam tidak memiliki gairah untuk menemukan teori-teori
baru melalui jalan ijtihad sebagaimana telah terjadi pada abab
II H, di mana umat Islam pernah mencapai kejayaan di semua
bidang pengetahuan.
4) Dalam kehidupan ini, Allah telah menentukan hukum alam
(nature law) yang telah ditetapkan sesuai kehendaknya.
Hukum itu berupa hukum sebab akibat yang berlaku bagi
setiap orang /manusia. Dalam menentukan hukum alam ini ,

20
21

manusia diberikan kebebasan untuk memilih (ikhtiyar) antara


baik atau jelek, dan antara maju atau mundur.

11. Muhammad Iqbal


Biografi :
Muhammad Iqbal  adalah The founding father of Pakistan (Bapak
pendiriPakistan), seorang filosof serta penyair. Ia berasal  dari keluarga
golongan menengah di Punjab dan lahir di Sialkot pada tahun 1876.
Untuk meneruskan studi ia kemudian pergi ke Lahore dan belajar
di sana sampai ia memperoleh gelar kesarjanaan MA.  Di kota itulah ia
berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang Orientalis, yang menurut
keterangan, mendorong pemuda Iqbal untuk melanjutkan studi di
Inggris. Di tahun 1905 ia pergi ke Negara ini dan masuk ke Universitas
Cambridge untuk mempelajari filsafat, Dua tahun kemudian dia pindah
ke Munich di Jerman, dan di sinilah ia memperoleh gelar Ph.D
(Philosophy of Doctor)  dalam tasawuf.  Tesis doctoral yang
dimajukannya berjudul : The Development of Metaphyscs in Persia.
Pada tahun 1908 ia berada kembali di Lahore dan di samping
pekerjaannya sebagai pengacara ia menjadi dosen falsafat.
Bukunya The Reconstruction of Religius Thought in Islam adalah hasil
ceramah-ceramah  yang diberikannya di beberapa  universitas di India.

Pemikiran-pemikirannya :
a. Bidang agama :
1) Ajaran Islam itu bersifat dinamis tidak statis. Dalam Islam ada
ungkapan : “ Al- Islam shalih li kulli zaman wa makan” (Islam
itu fleksibel dalam sitiuasi dan kondisi apapun).
2) Barat maju karena pemikiran Barat selalu dinamis, tidak
pernah berhenti. Barat sangat cinta ilmu pengetahuan dan
senantiasa berijtihad (mengadakan research/penelitian).
3) Umat Islam agar senantiasa menciptakan ide-ide baru dalam
dunia baru, tidak boleh pasrah terhadap keadaaan dan tidak
boleh lama-lama tidur. Umat Islam harus bangkit dari tidurnya.
Dalam pandangan Iqbal, bahwa orang kafir yang aktif lebih
baik dari pada muslim yang suka tidur. (pemikirannya serta
malas usaha).
b. Bidang Politik  :
1) Umat Islam bisa maju harus hidup dalam satu ikatan umatan
wahidah, yaitu adanya Pemimpin Islam dunia untuk
menyatukan umat Islam.

21
22

2) Iqbal menolak nasionalisme Barat yang membuat umat Islam


terpecah-pecah menjadi negara –negara kecil. Negara boleh
beda, tetapi bangsa tetap satu yaitu umat Islam.
3) Iqbal menolak kapitalisme dan imperialisme  Barat
yang menyengsarakan bangsa-bangsa, sebaliknya Iqbal lebih
tertarik sosialisme yang berkembang di Barat, sebab sosialisme
identik bahkan sebagian dari ajaran Islam.
4) Nasionalisme yang berkembang di India yang terdiri dari dua
kekuatan yaitu Islam dan Hindu ia setuju, tetapi sulit untuk
diwujudkan. Oleh karena itu ia berpendapat bahwa umat Islam
di India harus memilih antara tetap hidup di India dengan tetap
menjadi kaum minoritas, atau memisahkan diri dari India
dengan memiliki Negara dan kekuasaan sendiri. (ini
merupakan embrio kelahiran Negara Pakistan).

22
23

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembaharuan Islam adalah upaya untuk menyesuiakan paham
keagamaan Islam dengan perkembangan dan yang ditimbulkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan terknologi odern. Dengan demikian pembaharuan
dalam Islam ukan berarti mengubah, mengurangi atau menambahi teks Al-
Quran maupun Hadits, melainkan hanya menyesuaikan paham atas keduanya.
Adapun yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan Islam
adalah :
Pertama, paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah bercampur
dengan kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat-tarekat, pemujaan
terhadap orang-orang yang suci dan hal lain yang membawa kepada
kekufuran.
Kedua, sifat jumud membuat umat Islam berhenti berfikir danberusaha,
umat Islam maju di zaman klasik karena mereka mementingkan ilmu
pengetahuan, oleh karena itu selama umat Islam masih bersifat jumud dan
tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak mungkin mengalami kemajuan,
untuk itu perlu adanya pembaharuan yang berusaha memberantas kejumudan.
Ketiga, umat Islam selalu berpecah belah, maka umat Islam tidaklah akan
mengalami kemajuan.
Keempat, hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan Barat. 

23
24

DAFTAR PUSTAKA

Brainly. 2020. kemajuan peradaban islam di berbagai bidang.


https://brainly.co.id/tugas/28319468. Diakses tanggal 20 September 2021.

Subair. 2020 . Pemurnian dan pembaruan di dunia muslim.


https://subair3.wordpress.com/2020/09/30/pemurnian-dan-pembaruan-di-dunia-
muslim/. Diakses tanggal 20 September 2021.

24

Anda mungkin juga menyukai