Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : FATMA RAMADHANI BR SIAGIAN
KELAS : XI-2
JURUSAN : AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN(SMK)N 1 RANTAU UTARA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr .Wb.
Syukur alhamdulillah saya ucapkan kehadiran Allah SWT,yang telah memudahkan
segala urusan hamba-Nya.Atas nikmat Kesehatan dan kesempatan dan
diberikannya kemudahan bagi saya dalam menyelesaikan pembuatan makalah
dengan judul “Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan”dengan tepat
waktu.Sholawat dan salam tak lupa dihadiahkan pada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW,semoga syafaat beliau tercurah bagi saya dan pembaca
sekalian.Tidak lupa Saya sampaikan terima kasih kepada Guru bidang study PAI
Ibu Fitriani yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan
makalah ini,dan orang tua saya yang selalu mendukung kelancaran tugas ini.Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai periodisasi sejarah islam,masa kejayaan islam
serta hikmah kemajuan peradaban pada masa kejayaan islam.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak
kekurangan,baik dari segi isi maupun susunan bahasanya,untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini
sehingga makalah ini dapat lebih baik lagi dan bermanfaat bagi para pembaca dan
pihak-pihak yang membutuhkannya sebagai bahan untuk menambah pengetahuan.
Aamiin…..
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Rantauprapat ,20 Maret 2023

Penulis

FATMA R AMADHANI BR.SIAGIAN

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………......ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………...…………………1
A. Latar Belakang…………………………………………...……………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..…2
C. Tujuan………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………3
A. Periodisasi Sejarah Islam…………………………………………...…3
1. Periode Klasik (650-1250 M)…………………………………..…3
2. Periode Pertengahan (1250-1800 M)………………………...……4
3. Periode Modern (1800 M-dan seterusnya)……………………...…5
B. Masa Kejayaan Islam………………………………………………….7
1. Fase Kemajuan(650-1000 M)…………………………………..…7
2. Fase Disintegrasi(1000-1250)……………………………………..8
C. Tokoh-Tokoh Pada Masa Kejayaan Islam………………………...…12
D. Hikmah Kemajuan Peradaban Pada Masa Kejayaan Islam……….…15
BAB III PENUTUP………………………………………….………………….17
A. Kesimpulan………………………………………………………...…17
B. Saran……………………………………………………………….…17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Eksistensi peradaban manusia dapat menentukan kemajuan atau
kemunduran sebuah peradaban itu sendiri. Kemajuan atau kemunduran tersebut
dapat dilihat dan dianalisa dari berbagai aspek sudut pandang. Salah satu faktor
yang menjadi unsur pembentuk sebuah peradaban yaitu sudut pandang yang dapat
berupa sumber daya manusia, pemimpin, dan gaya kepemimpinan yang digunakan
untuk mengatur segala urusan masyarakatnya di dalam wilayah kekuasaannya.
Peradaban yang diartikan sebagai sesuatu yang merupakan bukan bagian dari
kebutuhan pokok, melainkan halhal yang berada di luar kebutuhan pokok manusia.
Merujuk pada apa yang ditulis oleh Koentjaraningrat, peradaban adalah bagian-
bagian yang halus dan indah seperti seni masyarakat yang telah maju dalam
kebudayaan tertentu berati memiliki peradaban yang tinggi.
Penggunaan istilah peradaban sendiri sering kali digunakan utuk menamai
suatu aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan kebudayaan manusia yang
bersifat baik, indah, luhur, serta memiliki manfaat bagi manusia sebagai pemilik
kebudayaan tersebut. Berawal dari hal ini, pemahaman mengenai peradaban
berangkat dan berkembang bahwa yang dimaksud dengan peradaban adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas manusia didalamnya, yang bukan
merupakan hal pokok, dan mengandung estetika serta budaya masyarakat setempat.
Dan berbicara tentang peradaban, terdapat beberapa klasifikasi atau
pengelompokan peradaban. Salah satunya yaitu sejarah peradaban Islam yang
menjadi salah satu penyumbang sejarah terbesar di dunia. Pada abad pertengahan,
peradaban Islam mulai menguat dan mendominasi. Islam menjadi “pusat kiblat”
masyarakat Eropa yang mulai meniru budaya Islam yang memiliki suatu peradaban
yang maju pada masa itu. Pada masa ini, Islam mencapai puncak masa kejayaan
yang disebut sebagai “The Golden Age of Islam” atau dapat diartikan sebagai masa
keemasan Islam. Kemajuan dunia Islam tentang ilmu pengetahuan umum tentunya
tidak terlepas dari sifat keterbukaan terhadap hal baru, baik budaya dan ilmu dari
berbagai bangsa oleh pemerintahan Islam pada masa itu. Salah satu gerakan
keilmuan yang dilaksanakan pada masa keemasan ini adalah gerakan penerjemahan
terhadap buku-buku yang berasal dari berbagai bangsa, dengan bahasa yang
berbeda-beda ke dalam bahasa Arab. Gerakan tersebut berlangsung dari masa
kepemimpinan Khalifah Al-Mansyur (745-775 M) hingga Harun Al-Rasyid yang
berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan umum, terutama di bidang
astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, farmasi, biologi. Dengan adanya gerakan
untuk mengembangkan peradaban Islam tersebut, menjadi tanda munculnya

1
periode kreativitas besar, di mana ketertarikan untuk menguasai ilmu pengetahuan
sangat besar dan lahirlah keilmuan-keilmuan baru yang berasal dari para ahli pikir.
Terdapat beberapa aspek yang menjadi penunjang adanya kemajuan ini,
seperti tradisi keilmuan, membaca, dan menganalisis suatu hal yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Sehingga, pada masa itu perkembangan ilmu
pengetahuan sangat pesat dan mengakibatkan lompatan kemajuan di bidang
keilmuan yang menghasilkan berbagai karya ilmiah. Menurut Thomas Brown,
proses asimilasi terjadii saat peradaban Islam sudah kuat dan mengakar, sains,
filsafat dan kedokteran Yunani diadopsi, dan melebur menjadi satu dengan
lingkungan pandangan hidup Islam (Islamic Worldview). Proses ini menunjukkan
bahwa kreativitas ilmuwan muslim pada masa itu sangatlah tinggi, dan akhirnya
dapat melahirkan pemikiran yang berbeda dengan pemikiran Yunani.

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana pengembangan peradaban islam pada masa kejayaan ?
2.Bagaimana pembagian periodisasi sejarah islam ?
3.Siapa saja tokoh-tokoh pada masa kejayaan islam ?
4.Apa hikmah yang didapat dari kemajuan peradaban pada masa kejayaan
islam ?

C.Tujuan
1.Untuk memenuhi tugas dengan bidang study PAI
2.Untuk menambah wawasan mengenai pengembangan peradaban islam
pada masa kejayaan
3.Untuk mengetahui pembagian periodisasi sejarah islam
4.Untuk mengetahui tokoh-tokoh pada masa kejayaan islam
5.Untuk mengetahui hikmah yang didapat dari kemajuan peradaban pada
masa kejayaan islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Periodisasi Sejarah Islam


1.Periode Klasik (650-1250 M)
Periode masa kejayaan islam di tahun 650-1250 M sering disebut sebagai
periode klasik dalam sejarah Islam. Periode klasik dibagi ke dalam dua fase, yakni
fase ekspansi, integrasi, dan kemajuan (650 M–1000 M) dan fase disintegrasi
(1000 M–1250 M).Pada kurun waktu tersebut, terdapat dua kerajaan besar yang
dikenal sebagai Daulah Umayyah dan Daulah Abbasiyah.
Masa kejayaan Islam pada masa Bani Umayyah ditandai dengan meluasnya
wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat
dakwah.Sementara itu, masa kejayaan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai
dengan pesatnya ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam di masa ini terjadi pada
bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, arsitektur, sosial, dan militer.
Tentu, masa kejayaan umat Islam pada masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah
tidak terjadi secara serta merta, melainkan terdapat faktor pendorong yang
mendasarinya. terdapat dua faktor pendorong kemajuan peradaban Islam di masa
kejayaan:
1. Faktor Internal
· Konsistensi dan keistiqamahan umat muslim pada ajaran Islam,
· Ajaran Islam yang menjadi pendorong umatnya untuk maju,
· Islam sebagai rahmatan lil 'alamin atau rahmat seluruh alam,
· Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam meraih kehidupan
duniawi dan ukhrawi.
2.Faktor Eksternal
· Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa lainnya yang sudah
lebih dulu mengalami perkembangan ilmu pengetahuan. Pada saat itu, pengaruh
Persia sangat penting di bidang pemerintahan. Tak hanya itu, mereka banyak
memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Kemudian
pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemah dalam beberapa

3
bidang ilmu, terutama ilmu filsafat.
· Adanya gerakan terjemah pada periode klasik yang dilakukan dengan giat.

Gerakan terjemahan ini terlihat pengaruhnya dalam perkembangan ilmu


pengetahuan umum, terutama di bidang astronomi, kedokteran, kimia, filsafat, dan
sejarah.

Pada periode ini, disebut juga sebagai masa keemasan di dalam sejarah
islam. Sebagai masa keemasan, masa ini sering dijadikan tolak ukur dan rujukan
keteladanan. Masa Nabi SAW yang hanya berlangsung kurang lebih 23 tahun. Pada
periode klasik, arab sangat menonjol karena memang Islam hadir di sana.

Pada masa klasik telah terwujud kesatuan budaya islam di bawah naungan
Islam dengan bahasa arab. Pada masa ini Islam meliputi dua masa kemajuan yaitu
masa Rasululah SAW, khulafaurrasyidin, bani umaiyah dan masa-masa permulaan
daulah Abbasiyah. Masa itu merupakan masa perluasan wilayah yang dimulai oleh
khulafaurrasyidin dilanjutkan Bani Umaiyah dan mencapai keemasan pada masa
bani Abbasiyah yang membuat islam menjadi negara besar.

Di masa ini peradaban Islam tumbuh menjadi peradaban baru. Dari sisi
perkembangan ilmu telah berkembang kajian-kajian teologi pada masa kini. Pada
awal islam pengaruh helenisme dan juga filsafat Yunani terhadap tradisi keilmuan
Islam sudah sangat kental, sehingga pada saat selanjutnya pengaruh itupun terus
mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikutnya.

2.Periode Pertengahan (1250-1800 M)

Pada periode pertengahan muncul tiga kerajaan besar Islam yang mewakili
tiga kawasan budaya, yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia,
dan kerajaan Mughal di India. Kerajaan-kerajaan islam yang lain, meski juga ada
yang cukup besar, tetapi jauh lebih lemah dibandingkan dengan tiga kerajaan ini,
bahkan berada dalam pengaruh salah satu diantaranya.

4
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang berdiri seperempat abad setelah
berdirinya Kerajaan Safawi, jadi diantar ketiga kerajaan besar tersebut Kerajaan
Mughal inilah yang termuda, walaupun kerajaan ini bukanlah kerajaan Islam yang
pertama di anak benua India.

Pada periode pertengahan, pembahasan yang paling banyak mendapat


tempat adalah percaturan politik di pusat Islam dan peradaban yang dibina oleh
dinasti-dinasti yang kebetulan berhasil memegang hegemoni politik, serta tiga
kerajaan besar Islam (Usmani, Safawi, dan Mughal) dan peradaban yang dibinanya.
Pada periode ini terjadi dua masa pada tiga kerajaan besar (Turki Utsmani, daulah
Shafawiyah, dan Daulah Mongoliyah) di India yakni mengalami kemajuan pada
tahun 1500 – 1700 M, dan mengalami kemunduran pada tahun 1700 – 1800 M.
Pada fase ini juga dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir
terdiri atas Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara
bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri atas Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia
tengah.

3.Periode Modern (1800 M-dan seterusnya)

Periode modern (1800 M–sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat


Islam yang mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih
tinggi. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir pada tahun 1801 M membuka
mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan
umat Islam. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan cara meningkatkan
mutu dan kekuatan umat Islam kembali.Kontak Islam dengan Barat sejak masa ini
berlainan sekali dengan kontak Islam dengan Barat periode klasik. Pada waktu itu,
Islam sedang naik dan Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam
tampak dalam kegelapan dan Barat tampak gemilang.

Dengan demikian, timbullah sesuatu yang disebut pemikiran dan aliran


pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan

5
pemikiran-pemikiran cara membuat umat Islam maju kembali, sebagaimana
yang terjadi pada periode klasik. Usaha-usaha ke arah itu mulai dijalankan di
kalangan umat Islam. Namun, Barat di sisi lain juga bertambah maju dalam hal
itu.Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan
awal (1800–1967) dan kebangkitan kedua (1967–sekarang). Pada periode
kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik
secara politik, militer, sosial, dan budaya.

Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun
1967 menjadi titik yang menggugah umat. Inilah yang kemudian menyebabkan
berkembangnya pemikiran-pemikiran filosofis dan metodologis dalam rangka
pembaharuan Islam pada era kontemporer.Beberapa tokoh pembaharu atau
modernisasi di kalangan dunia Islam, yaitu Muhammad bin Abdul Wahab di
Arabia; Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di
Mesir; Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah dan Muhammad Iqbal di India; H.
Abdul Karim Amrullah, K.H. Ahmad Dahlan, dan KH. Hasyim Asy’ari di
Indonesia; dan masih banyak yang lainnya.

6
B.Masa Kejayaan Islam
1.Fase Kemajuan 1(650-1000 M)
Peradaban Islam di dunia dimulai dari hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke
Madinah. Saat itu, Nabi tidak hanya menjadi pemimpin agama saja, melainkan juga
sebagai pemimpin penduduk kota. Di bawah kepemimpinannya, Islam pun semakin
kuat. Ini dibuktikan dari banyaknya peperangan yang dimenangkan oleh kaum
muslimin. Bahkan, seluruh semenanjung Arabia telah tunduk di bawah kekuasaan
Islam.

Namun, di tahun 632 M ketika Nabi Muhammad wafat mulai banyak kekacauan
yang terjadi. Ini dikarenakan setelah wafat, beliau tidak menunjuk siapapun sebagai
penggantinya. Hingga akhirnya, banyak suku yang melepaskan diri dari kekuasaan
Madinah. Bahkan, ada beberapa orang yang menolak agama Islam dan mengaku-
ngaku dirinya sebagai Nabi. Selain itu, orang-orang juga banyak yang nggak mau
bayar zakat. Padahal, selama Nabi masih hidup keadaan Madinah itu damai-damai
aja.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad, pergantian pemimpin pun silih berganti


Dimulai dari Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M), Umar bin Khattab (634-644
M), Usman bin Affan (644-656 M), dan Ali bin Abi Thalib (656 – 661 M).Setelah
berakhirnya masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, kemudian dilanjutkan oleh
Bani Umayyah (661 – 750 M).

pada Dinasti Bani Umayyah inilah pemerintahan yang tadinya demokratis


berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Ibu kota negara pun
dipindahkan dari Madinah ke Damaskus. Namun, pada zaman ini juga lah terjadi
ekspansi besar-besaran. Beberapa wilayah yang berhasil ditaklukan yakni meliputi
Afrika Utara, Palestina, Syria, Spanyol Irak, Persia, Afghanistan, Pakistan, Uzbek,
dan beberapa wilayah di Asia. Setelah berakhirnya dinasti Bani Umayyah,
kemudian digantikan oleh Khilafah Abbasiyah. Kekuasaannya berlangsung dari
750 M hingga 1000 M.

7
Pada masa pemerintahan Bani Abbas, ibu kota negara yang tadinya Al-
Hasyimiyah pun dipindahkan ke Baghdad. Tujuannya untuk menjaga stabilitas
negara. Pada masa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan
berkembang sangat pesat. Selain itu, banyak juga pembangunan seperti rumah sakit,
lembaga pendidikan, keperluan sosial, dan farmasi. Selain itu, banyak juga
penerjemah buku-buku yang bermunculan.

2.Fase Disintegrasi(1000-1250)

Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya sudah mulai terjadi pada akhir
zaman Dinasti Umayyah, tetapi memuncak pada zaman Dinasti Abbasiyah,
terutama setelah khalifah-khalifah menjadi boneka dalam tangan tentara pengawal.
Daerah-daerah yang letaknya jauh dari pusat pemerintahan melepaskan diri dari
kekuasaan khalifah di pusat dan timbullah dinasti-dinasti kecil.Masjid Qairawan
yang sampai sekarang terdapat di Tunis adalah peninggalan dari dinasti ini. Di
bawah pemerintahan dinasti ini, irigasi diperbaiki, ekonomi meningkat, dan Mesir
mulai menjadi pusat kebudayaan Islam. Ibnu Tulun mendirikan rumah sakit besar
di Fustat dan masjid yang diberi nama masjid Ibn Tulun, yang sampai sekarang
masih terdapat di Kairo.

Setelah jatuhnya Dinasti Ibn Tulun, Mesir untuk beberapa tahun kembali ke
bawah kekuasaan khalifah Baghdad, tetapi pada tahun 935 M, dikuasai lagi oleh
dinasti lain, yaitu Dinasti Ikhsyid untuk kemudian jatuh ke tangan khalifah Fatimiah
pada tahun 969 M. Di sebelah utara Mesir, Dinasti Hamdani merampas Syiria pada
tahun 944 M dan mempertahankannya sampai tahun 1003 M. di sebelah timur
Baghdad, Dinasti Tahiti berkuasa di Khurasan dari Sejarah Peradaban Islam 29
tahun 820 M sampai tahun 872 M. Kemudian dinasti ini digantikan oleh Dinasti
Saffari sampai tahun 908 M. Dinasti Samani di wilayah Transoxania, melepaskan
diri dari kekuasaan Baghdad di tahun 874 M. Dinasti ini berumur 125 tahun. Pada
tahun 999 M daerah-daerah yang mereka kuasai di sebelah selatan Transoxania
dikuasai oleh Mahmud Ghazna,

8
sedangkan daerah-daerah di sebelah utara jatuh ke tangan Ikhsan dari
Turkistan. Mahmud Ghazna kemudian meluaskan daerah kekauasaannya sampai ke
India. Sementara golongan Syi'ah yang pada mulanya menjadi teman sekutu Bani
Abbasiyah mulai melancarkan aksi penentangan mereka. Pada tahun 869 M muncul
pemberontakan kaum Zanj di bawah pimpinan Ali bin Muhammad. Kaum Zanj
adalah budak-budak yang didatangkan dari Afrika untuk bekerja di pertambangan
di Irak. Ibnu Muhammad mengaku pengikut Ali dan datang untuk melepaskan
mereka dari kesulitan hidup yang mereka hadapi. Dari tahun 870-883 M kekuasaan
Bani Abbasiyah dikacaukan oleh pemberontakan Zanj ini. Satu gerakan lain ialah
gerakan Qaramithah yang dimulai pada tahun 874 M oleh Hamdan Qarmat, seorang
penganut faham Syi'ah Ismailiyah di Irak. Pada tahun 899 M, kaum Qaramithah
dapat membentuk negara merdeka di teluk Persia, yang kemudian menjadi pusat
kegiatan mereka dalam menentang kekuasaan Bani Abbasiyah. Pada tahun 930 M,
serangan-serangan mereka meluas sampai ke Mekah dan mereka membawa lari
Hajar Aswad, dan baru mengembalikannya dua puluh tahun kemudian. Gerakan
Hasysyasyin (Assasins) merupakan lanjutan dari gerakan Qaramithah.
Pemimpinnya ialah Hasan bin Sabbah (w. 1124 M) yang membuat Alamut di
sebelah selatan Laut Caspia sebagai pusat serangannya terhadap kekuasaan
Baghdad. Kaum Hasysyasyin ini tidak segan-segan mengadakan pemunuhan-
pembunuhan terhadap pembesar-pembesar negara yang memusuhi mereka.
Sementara itu ada pula pemuka-pemuka Syi'ah yang dapat membentuk dinasti yang
menguasai daerah-daerah tertentu. Salah satu Sejarah Peradaban Islam 30 di
antaranya ialah Ahmad bin Buwaihi yang dapat menguasai Isfahan, Syiraz, dan
Kirman di Persia. Di tahun 945 M, ia mengadakan serangan ke Baghdad dan Dinasti
Buwaihi menguasai ibu kota Bani Abbasiyah ini sampai tahun 1055 M. Para
khalifah Bani Abbasiyah tetap diakui, tetapi kekuasaan dipegang oleh sultan-sultan
Buwaihi. Kekuasaan Dinasti Buwaihi atas Baghdad kemudian direbut oleh Dinasti
Saljuk. Saljuk adalah seorang pemuka suku bangsa Turki yang berasal dari
Turkistan. Tughril Beg, seorang cucu dari Saljuk dapat memperluas daerah
kekuasaan mereka sampai ke daerah-daerah yang dikuasai Dinasti Buwaihi. Sultan-
sultan yang terkenal dari dinasti ini di samping Tughril adalah Alp Arselan (1063-
1072 M) dan Malik Syah (1072-1092 M). Sultan Alp Arselan mengalahkan

9
Bizantium di pertempuran Manzikart di tahun 1071 M, dan semenjak itu
sampai sekarang Asia Kecil menjadi daerah Islam. Malik Syah terkenal dengan
usaha pembangunan yang diadakannya. Pada masa pemerintahannya masjid-
masjid, jembatan-jembatan, irigasi dan jalan-jalan raya dibangun. Dalam bidang
ilmu pengetahuan ia juga dikenal sebagai sultan yang banyak menyokong
pembangunannya dan ini terutama terjadi dengan pimpinan Perdana Menterinya
Nizam alMulk, yang dikenal dalam sejarah Islam sebagai pendiri
madrasahmadrasah Nizamiah yang di antara guru-guru besarnya terdapat Imam al-
Haramain dan al-Ghazali. Di Mesir terdapat Dinasti Fatimiah yang mengambil
bentuk khilafah aliran Syi'ah dan yang menjadi saingan bagi khalifah aliran Ahlu
Sunnah di Baghdad. Khilafah Fatimiyah pada mulanya dibentuk oleh Ubaidullah di
Tunis pada tahun 909 M. Khilafah ini mempunyai angkatan laut yang mengadakan
serangan-serangan sampai ke pantai Eropa, terutama Italia dan Perancis. Pada tahun
969 M, seorang Jenderal Fatimi bernama Jawhar al-Siqilli dapat menguasai Fustat
di Mesir. Jawhar mendirikan kota Kairo sekarang dan masjid al-Azhar pada tahun
972 M yang kemudian dijadikan pusat perguruan tinggi Islam oleh Khalifah
Fatimiyah al-Aziz (975-996 M). Didirikan juga Sejarah Peradaban Islam 31 Dar al-
Hikmah pada tahun 1005 M. Khalifah Fatimiyah berkuasa di Mesir sampai tahun
1171 M. Di Spanyol, Abdul Rahman dari Dinasti Bani Umayyah pada tahun 756 M
membentuk suatu khilafah tersendiri. Dinasti Bani Umayyah Spanyol ini
mempertahankan kekuasaannya samapai tahun 1031 M. Abdul Rahman mendirikan
masjid Cordova yang masyhur itu. Cordova merupakan pusat kebudayaan Islam
yang penting di barat, sebagai tandingan Baghdad Timur. Kalau di Baghdad
terdapat Bait al-Hikmah serta Madrasah Nizamiyah dan di Kairo terdapat alAzhar
serta Dar al-Hikmah, di Cordova terdapat Universitas Cordova sebagai pusat ilmu
pengetahuan yang didirikan oleh Abdul Rahman III (929-961 M). Perpustakaannya
menurut riwayat memiliki ratusan ribu buku. Sesudah jatuhnya Dinasti Umayyah
Spanyol ini, Andalusia terbagi ke dalam beberapa Negara kecil yang selalu
berperang di antara mereka, seperti Dinasti Abbadi, Dinasti Murabit, Dinasti
Muwahhid, Dinasti Bani Nasr, dan sebagainya. Dalam periode ini terjadi pula
Perang Salib di Palestina. Dengan jatuhnya Asia Kecil ke tangan Dinasti Saljuk,
jalan berkunjung ke Palestina bagi umat Kristen di Eropa menjadi terhalang. Untuk

10
membuka jalan itu kembali, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen
Eropa di tahun 1095 M agar mengadakan perang suci terhadap Islam. Oerang Salib
pertama terjadi antara tahun 1096 M dan 1099 M, perang Salib kedua antara tahun
1147 M dan 1149 M yang diikuti lagi oleh beberapa perang Salib lainnya hingga
akhirnya Palestina jatuh ke tangan Inggris. Disintegrasi dalam bidang politik
membawa pada disintegrasi dalam bidang kebudayaan, bahkan juga dalam bidang
agama. Perpecahan di kalangan umat Islam menjadi besar. Dengan adanya daerah-
daerah yang berdiri sendiri di samping Baghdad, sebagaimana dilihat timbul pusat-
pusat kebudayaan lain, terutama Kairo di Mesir, Cordova di Spanyol, Asfahan,
Bukhara, dan Samarkand di timur. Dengan timbulnya pusat-pusat kebudayaan baru
ini, terutama pusatpusat yang berada di bawah kekuasaan Persia, bahasa Persia
Sejarah Peradaban Islam 32 meningkat menjadi bahasa kedua di dunia Islam. Pada
zaman disintegrasi ini, ajaran-ajaran sufi yang timbul pada zaman kemajuan I
mengambil bentuk terikat. Di samping hal-hal negative tersebut, ekspansi Islam
pada zaman ini meluas ke daerah yang dikuasai Bizantium di barat, ke daerah
pedalaman di timur Afrika melalui gurun Sahara di selatan. Dinasti Salajiqah
meluaskan daerah Islam sampai ke Asia Kecil dan dari sana kemudian diperluas
lagi oleh Dinasti Usmani ke Eropa Timur. Ke India, ekspansi Islam diteruskan oleh
Dinasti Gaznawi. Raja-raja Hindu dikalahkan dan Punjab serta sebagian dari daerah
Sind masuk ke bawah kekuasaan Islam. Dinasti Ghuri kemudian melanjutkan
ekspansi Islam ke daerah-daerah lain di India sehingga Kerajaan Delhi jatuh pada
tahun 1192 M, dan tidak lama sesudah itu Bengal juga menjadi daerah Islam.
Sementara penyiaran Islam ke daerah-daerah sahara di Afrika dilakukan oleh Kaum
Murabit yang menguasai Maroko dan Andalusia. Mereka mengalahkan Kerajaan
Zanj di Ghana di pertengahan kedua dari abad ke-11 M.

11
C.Tokoh-Tokoh Pada Masa Kejayaan Islam

1.Ibnu Rusyd (520‒595 H)

Nama lengkapnya Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova


(Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H.
Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika astronomi,
kedokteran, dan filsafat. Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al-
Mujtahid (kitab yang membahas tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku tentang
kedokteran yang dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di
Eropa), Fasl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu Rusyd
berpendapat antara filsafat dan agama Islam tidak bertentangan, bahkan Islam
menganjurkan para penduduknya untuk mempelajari ilmu Filsafat.

2.Al-Ghazali (450‒505 H)

Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran
Utara pada tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H di Tus juga. Beliau dididik
dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak terhadap
duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita
sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan niat
beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani kehidupan
tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus.

Adapun jasa-jasa beliau terhadap umat Islam antara lain sebagai berikut:

1. Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru


besarnya.
2. Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fiqhdi Tus.
3. Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah,
mengenai tasawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqh.

Di antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihya ‘Ulum ad-Din, yakni membahas
masalah-masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan tasawwuf berdasarkan al-Qur’an

12
dan hadis. Dalam bidang filsafat, beliau menulis tahafu al-Falas ifah (tidak
konsistennya para filsuf). Al-Ghazali merupakan ulama yang sangat berpengaruh
di dunia Islam sehingga mendapat gelar Hujjatul Islam (bukti kebenaran Islam).

3.AI-Kindi (805‒873 M)

Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 805 M dan
wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk cendekiawan muslim yang
produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang filsafat, logika, astronomi, kedokteran,
ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak
bertentangan dengan agama karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran.
Beliau juga merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-
Arab (filosof orang Arab).

4.AI-Farabi (872‒950 M)

Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi,
lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun
950 M. Beliau keturunan Turki. Al-Farabi menekuni berbagai bidang ilmu
pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi,
dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar-Royu Ahlul al-
Madinah wa aI-Fadilah (pemikiran tentang penduduk negara utama).

5.Ibnu Sina (980‒1037 M)

Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa
Afsyana dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa
Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hokum Islam, teologi Islam, dan
ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal dan dipanggil untuk
mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku
dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanun Fi aṭ-Ṭib, yaitu
ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifa, ensiklopedi tentang filsafat dan
ilmu pengetahuan.

13
Berikut ini adalah tokoh-tokoh Islam yang memiliki semangat berijtihad dan
mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan, antara lain sebagai berikut.

1. Ilmu Filsafat
a. Al-Kindi (809-873 M)
b. Al Farabi (wafat tahun 916 M)
c. Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
d. Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H)
e. Ibnu Shina (980-1037 M)
f. Al-Ghazali (1085-1101 M)
g. Ibnu Rusyd (1126-1198 M)

2. Bidang Kedokteran
a. Jabir bin Hayyan (wafat 778 M)
b. Hurain bin Ishaq (810-878 M)
c. Thabib bin Qurra (836-901 M)
d. Ar-Razi atau Razes (809-873 M)

3. Bidang Matematika
a. Umar Al-Farukhan
b. Al-Khawarizmi

4. Bidang Astronomi
a. Al-Farazi: pencipta Astro lobe
b. Al-Gattani/Al-Betagnius
c. Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
d. Al-Farghoni atau Al-Fragenius

5. Bidang Seni Ukir


Badr dan Tariff (961-976 M)

14
6. Ilmu Tafsir
a. Ibnu Jarir ath Tabary
b. Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H)
c. As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H)
d. Muhammad bin Ishak dan lain-lain.

7. Ilmu Hadis
a. Imam Bukhori (194-256 H)
b. Imam Muslim (wafat 231 H)
c. Ibnu Majah (wafat 273 H)
d. Abu Daud (wafat 275 H)
e. At-Tarmidzi, dan lain-lain

D.Hikmah Kemajuan Peradaban Pada Masa Kejayaan Islam

• Mendorong pemahaman yang benar dan tepat terhadap ajaran islam

Hal inilah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran bahwa nilai-nilai tauhid
dan akidah Islamiah adalah penggerak suatu peradaban. Dengan akidah
islamiah, perilaku kita akan sesuai dengan ajaran Islam dan terjaga dari sifat
tamak dan egois.

• Mengetahui rahasia kehebatan ilmuwan muslim masa kejayaan

Persatuan dan kesatuan adalah komponen yang penting bagi suatu


peradaban. Persatuan dan kesatuan umat Islam di Indonesia adalah
persatuan yang mengesampingkan perbedaan pendapat dan mazhab. Jangan
sampai terjadi konflik horizontal antarumat muslim sendiri yang hanya akan
merugikan umat Islam sendiri.

• Meneladani semangat,disiplin,kerja keras,dan integrasi ilmuwan muslim


masa kejayaan

15
Kemurnian ajaran Islam adalah ajaran Islam yang tidak tercampur dengan
budaya manusia dan pengaruh dari luar. Apabila suatu ajaran tercampur
dengan budaya manusia, maka ajaran tersebut akan menyimpang.
Perkembangan Islam pada masa modern masih banyak penyimpangan-
penyimpangan ajaran Islam. Umat Islam harus terlepas dari belenggu bidah,
khurafat, dan takhayul. Akan tetapi, jika budaya manusia tersebut tidak
melanggar syariat Islam, maka tidak masalah bila dijalankan.

• Pentingnya menghidupkan kembali perpustakaan di berbagai tempat


sebagai sumber ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah jembatan yang menghubungkan suatu peradaban


dengan lingkungan luar. Implikasinya dalam kehidupan adalah dengan ilmu
pengetahuan yang luas kita akan mampu eksis dalam menghadapi
perubahan zaman dan kemajuan global.

16
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Perkembangan Islam dapat kelompokkan menjadi tiga periode, yaitu periode
klasik (650-1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M) dan periode modern
(1800-sekarang). Dalam catatan sejarah, Islam mengalami pertumbuhan dan
perkembangan pesat pada masa klasik. Kemudian mengalami kemunduran pada
abad pertengahan. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang
utuh yang meliputi seluruh wilayah Islam pada masa klasik. Di abad pertengahan,
wilayah kekuasaan Islam muncul sebagai kerajaan atau negara-negara yang mandiri
dan terpisah dari kerajaan Islam klasik.
Dalam abad pertengahan ada beberapa perkembangan Islam yang sangat
positif dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini terjadi pada periode
puncak kerajaan-kerajaan Islam abad pertengahan. Pembangunan mesjid raya di
Cordoba pada tahun 785 menandakan bergeliatnya arsitektur Islam di Peninsula
Liberia dan Afrika Utara. Mesjid dengan gaya Moor sangat mencolok dengan
interior lengkungannya yang penuh dekorasi. Arsitektur Moor meraih masa
puncaknya dengan dibangunnya Alhambra, istana sekaligus benteng di Granada
dengan interior yang memiliki ruangan terbuka yang luas dan memungkinkan udara
mengalir secara lancar, dan didominasi dengan pemakaian warna merah, biru, dan
emas.

B. Saran
Sebagai generasi muda Islam, bangkit dan singsingkan lengan baju, untuk
menggapai kembali kejayaan Islam sebagaimana Islam pernah mengukir sejarah
peradaban dunia ini.

17

Anda mungkin juga menyukai