Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AIK III

“PEMURNIAN DAN PEMBAHARUAN DI DUNIA MUSLIM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

 AFRIZA DIYASTARI
 SRI IRMA WULANDARI
 BOBI GRAMUC
 DESWITA RAHMA DINI
 AZFIRATUL AMALIAH
 HANOEM NOVANDRA

DOSEN PENGAMPU:DR.TAUFIK HIDAYAT,MA.

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

TA 2021/2022

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT


“KATA PENGANTAR”

Puji sukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
kemuhammadiyahan dengan judul “pemurnian dan pembaharuan di dunia muslim” tanpa ada
kendala suatu apapun.

Solawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
telahmembawa kita dari jaman jahilia hingga jaman yang terang menderang sekarang
ini.Seperti halnya manusia yang tidak sempurna di mata manusia lain ataupun di mata
AllahSWT, makalah ini tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan penyajian mengingat
akanketerbatasan kemampuan yang kami miliki untuk itu kami selalu harapkan kritik dan
saranyang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua.
“DAFTAR ISI”

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 1

BAB. II PEMBAHASAN

A. Kemajuan Peradaban Islam .......................................................... 2

B. Sebab-sebab Kemunduran Peradaban Islam ................................ 3

C. Perlunya Pemurnian dan Pembaharuan ........................................ 5

D. Tokoh-tokoh Pembaharuan dalam Islam ...................................... 6

BAB. III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................14"
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses pemurnian
dan pembaharuan islam. Pertama faktor internal, yaitu faktor kebutuhan pragmatis umat
islam yang sangat memerlukan satu sistem yang betul-betul bisa dijadikan rujukan dalam
rangka mencetak manusia-manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada
Allah. Kedua faktor eksternal adanya kontak islam dengan barat juga merupakan faktor
terpenting yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan
membawa perubahan pragmatik umat islam untuk belajar secara terus menerus kepada barat,
sehingga ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini
terinci sebagai berikut.

1. Apa saja kemajuan peradaban islam dalam berbagai bidang ?

2. Apa sebab-sebab kemunduran pembaharuan di dunia islam ?

3. Mengapa perlunya pemurnian dan pembaharuan di dunia islam ?

4. Siapa saja kah tokoh-tokoh pembaharu dunia islam?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui kemajuan peradaban islam dalam berbagai bidang.

2. Untuk mengetahui sebab-sebab kemunduran pembaharuan di dunia islam.

3. Untuk mengetahui perlunya pemurnian dan pembaharuan di dunia islam.

4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh pembaharu dunia islam


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kemajuan Peradaban Islam Dalam Berbagai Bidang

Dalam memahami peradaban Islam, amat penting untuk mengingat tidak hanya
keragaman seni dan ilmu pengetahuan, tetapi juga keragaman interpretasi teologis dan
filosofis pada doktrin-doktrin Islam, bahkan pada bidang hukum Islam. Tidak ada kesalahan
yang serius daripada pendapat yang menegaskan bahwa Islam adalah realitas yang seragam,
dan peradaban Islam tidak mengapresiasi ciptaan atau eksistensi beragam. Meskipun kesan
adanya keseragaman sering mendominasi segala hal yang berkaitan dengan Islam, sisi
keragaman di bidang interpretasi agama itu sendiri selalu ada, sebagaimana juga terdapat
aspek beragam pada pemikiran dan kultur Islam. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw sebagai
pembawa ajaran Islam, menganggap bahwa keragaman pendapat para pemikir Muslim adalah
sebuah karunia Tuhan. Sedangkan periode penyebaran Islam dan peradabannya yang dimulai
sejak masa Rasulullah saw pada abad ke-6 M hingga saat ini, terdapat masa-masa kejayaan
peradaban Islam yang kemudian diwarisi oleh peradaban dunia. Dan pereodisasi peradaban
Islam tersebut, secara umum terbagi menjadi 3 periode, yang antara lain :

Periode klasik

Pada masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Sebelum wafatnya
Nabi Muhammad saw (632 M), seluruh semenanjung Arabia telah tunduk ke bahwah
kekuasaan Islam, yang kemudian dilanjutkan dengan ekspansi keluar Arabia pada masa
khalifah pertama Abu Bakar ash-Shiddiq, hingga berlanjut pada kekhalifahan berikutnya.

Pencapaian kemenangan Islam pada masa ini adalah dapat dikuasainya Irak pada tahun 634
M, yang kemudian meluas hingga Suria, kemudian pada masa Umar bin Khattab, Islam
mampu menguasai Damaskus (635 M) dan tentara Bizantium di daerah Syiria pun
ditaklukkan pada perang Yarmuk (636 M), selanjutnya menjatuhkan Alexandria (641 M) dan
menguasai Mesir dengan tembok Babilonnya pada masa itu. Dan kekuasaan Islampun meluas
hingga Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir. Pada masa khalifah Utsman bin Affan,
Tripoli dan Ciprus pun tertaklukkan. Walaupun setelah itu terjadi keguncangan politik pada
masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, hingga wafatnya.
Pada bidang ekonomi dan pembangunan, Bani Umayyah di bawah pimpinan Abd al-Malik,
telah mencetak alat tukar uang berupa dinar dan dirham. Sedangkan pembangunan yang
dilakukan adalah pembangunan masjid-masjid di Damaskus, Cordova, dan perluasan masjid
Makkah serta Madinah, termasuk al-Aqsa di al-Quds (Yerussalem), juga pembangunan
Monumen Qubbah as-sakhr, juga pembangunan istana-istana untuk tempat peristirahatan di
padang pasir, seperti Qusayr dan al-Mushatta.

Periode pertengahan

Pada periode ini, terdapat periode kemunduran Islam pada sekitar 1250-1500 M. Yang mana
satu demi satu kerajaan Islam jatuh ke tangan Mongol, dan kerajaan Islam Spanyol pun
mampu ditaklukkan oleh raja-raja Kristen yang bersatu, hingga orang-orang Islam Spanyol
berpindah ke kota-kota di pantai utara Afrika.

Namun dengan demikian, terdapat kebangkitan kembali kedinastian Islam pada masa 1500-
1800 M. Di sana terdapat 3 kerajaan besar, yang menjadi tonggak bejayanya peradaban Islam
yang ke-2. Kerajaan besar tersebut adalah Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi Persia,
dan Kerajaan Mughal di India.

Periode Modern

Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam, yang mana dengan berakhirnya
ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka mata umat Islam akan kemunduruan dan
kelemahannya di samping kemajuan dan kekuasaan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam
mulai berpikir mencari jalan keluar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan, yang
telah pincang dan membahayakan umat Islam. Sebab Islam yang pernah berjaya pada masa
klasik, kini berbalik menjadi gelap. Bangsa Barat menjadi lebih maju dengan ilmu
pengetahuan, teknologi dan peradabannya.

PEMBARUAN ISLAM

A. Menurunnya Kreativitas Keilmuan Umat Islam

Pemikiran rasional dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana tingginya kedudukan akal
seperti terdapat dalam al-Quran dan hadits. Persepsi ini bertemu dengan persepsi yang sama
dari Yunani melalui filsafat dan sains Yunani yang berada di kota-kota pusat peradaban
Yunani di dunia Islam zaman klasik, seperti Aleksandria (Mesir), Jundisyapur (Irak), Antakia
(Syria) dan Bactra (Persia). Di sana memang telah berkembang pemikiran rasional Yunani.
Pertemuan Islam dan peradaban Yunani pada masa awal Islam- melahirkan pemikiran
rasional di kalangan ulama Islam zaman klasik. Tapi, perlu ditegaskan di sini bahwa ada
perbedaan antara pemikiran rasional Yunani dan pemikiran rasional Islam zaman klasik. Di
Yunani tidak dikenal agama Samawi, maka pemikiran bebas, tanpa terikat pada ajaran-ajaran
agama, tumbuh, dan berkembang. Sementara pada masa Islam klasik pemikiran rasional
ulama terikat pada ajaran-ajaran agama Islam sebagaimana yang terdapat dalam al-Quran dan
hadits.

B. Kesatuan Integral; antara Agama dan Negara dalam Islam

Islam tidak memisahkan antara agama dan negara. Sebagaimana al-Quran membicarakan
tentang Allah dan keesaannya, surga dan neraka, pahala dan dosa, juga menetapkan puasa
dan shalat, serta menganjurkan umat Islam untuk berakhlak mulia. Ajaran Islam juga
mensyariatkan tentang undang-undang jual beli, ijarah, hudud, hukum waris, masalah
peperangan, problem solving rumah tangga, dan lain-lain.

Ketidakterpisahan itu, tergambar jelas pada keseharian Rasulullah, selain menjadi pemimpin
umat, beliau juga memimpin pasukan, membuat perjanjian, melakukan pengiriman delegasi-
delegasi negaranya ke wilayah lain. Demikian juga yang dilakukan oleh para khalifah
sesudah beliau.

C. Islam Agama yang Sesuai dalam setiap Zaman dan Tempat

Dalam ajaran Islam ada adagium yang menyatakan bahwa Islam adalah agama yang selalu
sesuai dalam setiap zaman dan tempat. Tetapi dalam prakteknya ada yang beranggapan-
bahwa ajaran Islam itu tidak mungkin di praktekkan umat Islam selalu sesuai dengan zaman
dan tempat di mana mereka hidup.

Padahal, sebagaimana yang dikemukakan ulama, bahwasanya ajaran tauhid dan akhlak yang
baik adalah mutlak- dan tentu termasuk keberadaan akal yang sehat- karena sangat berguna
bagi umat manusia. Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa agama Islam adalah agama
yang diperuntukkan bagi kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat.

D. Hancurnya ketahanan moral umat Islam

Hancurnya ketahanan moral umat Islam, lebih disebabkan- karena umat Islam dihinggapi
penyakit wahn(hubbundunya wa karahiyatul mauwt). Umat Islam dilanda sikap hidup
berfoya-foya, korup, dan tidak dekat lagi dengan kehidupan para mustadhafin dan nasib yang
menimpa para dhuafa. Ibnu khaldun mengemukakan, Kemewahan itu merupakan pertanda
bahwa peradaban suatu bangsa yang dibangun akan mengalami kehancuran.

Musuh-musuh Islam melihat dengan jelas kerusakan dalam masyarakat Muslim. Dalam
kaitan dengan runtuhnya Daulah Abbasiyah- duta dari Mongol, Hulaghu Khan, menggunakan
argumen kaum Muslimin, yang didukung oleh referensi dari al-Quran Suci, untuk
membenarkan tindakan mereka. Hulaghu Khan menulis surat, Doa-doa melawan kami tidak
akan di dengar karena kalian telah memakan yang diharamkan dan kata-kata kalian kotor,
kalian mengingkari sumpah dan janji, dan ketidakpatuhan dan perpecahan terjadi di antara
kalian.

E. Berkembangnya Sikap hidup Fatalistis

Berkembangnya sikap hidup fatalis umat Islam- yang bergantung dan mengembalikan segala
keuntungan dan penderitaan kepada Tuhan. Sikap hidup yang fatalis ini ditandai dengan tidak
lagi percaya kepada kemampuannya untuk maju atau mengatasi problem keagamaan dan
kemasyarakatan. Mereka lari dari kenyataan dan hanya mendekatkan diri kepada Tuhan.

F. Sikap Hidup Umat Islam yang kurang Toleran

Sikap-sikap tidak toleran dan fanatik kepada madzhab atau golongan sendiri itulah yang
menyebabkan umat Islam mundur. Tidak saja karena sikap-sikap itu menyedot energi
masyarakat, tapi juga memalingkan perhatian orang dari hal-hal yang lebih mendasar dan
menentukan perkembangan dan kemajuan peradaban. Syeikh Muhammad Rasyid Ridla,
seorang tokoh pemikir Islam Zaman Modern dari Mesir (murid dan teman Syeikh
Muhammad Abduh), dalam mukaddimahnya untuk penerbitan kitab al-Mughni (oleh Ibn
Qudamah) menggambarkan sikap-sikap tidak toleran itu demikian.

G. Jatuhnya Kekhalifahan Abbasiyah

Jatuhnya kerajaan Abbasiyah oleh serangan orang-orang Tartar dan Mongol pada masa
pertengahan abad ke-13 M., ketika kota Baghdad sebagai pusat ilmu dan kebudayaan hancur
sama sekali. Sekitar 800. 000 penduduk Baghdad dibunuh. Perpustakaan dihancurkan, ribuan
rumah penduduk diratakan. Dalam peristiwa tersebut, umat Islam kehilangan lembaga-
lembaga pendidikan dan buku-buku ilmu pengetahuan yang sangat berharga nilainya.
H. Dikuasainya Sektor Prekonomian oleh Eropa

Eropa yang telah menemukan kebangkitan intelektual, mulai meninggalkan umat Islam.
Bangkitnya rasionalisme dan intelektual telah menuntun orang-orang Eropa menemukan
sumber-sumber kekayaan di luar Eropa, seperti Amerika, Australia, dan Timur Jauh.
Penemuan Tanjung Harapan pada abad ke-15 M, oleh pelaut-pelaut Eropa Barat sangat
memukul prekonomian Islam. Jalur perdagangan Timur Jauh dan Barat yang dahulu dikuasai
oleh Islam karena harus melewati jalur darat milik Islam, berpindah melalui jalur laut melalui
Tanjung Harapan sehingga negara-negara Barat dapat menggantikan kedudukan Islam
sebagai penguasa perdagangan jalur Barat. Ekonomi yang meningkat dan pemikiran rasional
yang berkembang baik membawa Eropa ke zaman modern yang ditandai dengan kemajuan
dalam pemikiran dan sains serta teknologi.

2.3 Perlunya Pemurnian dan Pembaharuan

Mulai abad pertengahan merupakan abad gemilang bagi umat Islam. Abad inilah daerah-
daerah Islam meluas di barat melalui Afrika Utara sampai Spanyol, di Timur Melalui Pesia
sampai India.

Daerah-daerah ini kepada kekuasaan kholifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah,
kemudian di Damaskus, dan terakhir di Bagdad. Dabad ini lahir para pemikir dan ulama besar
seperti ;Maliki, SyafiI, Hanafi, dan Hambali.

Di antara yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan Islam adalah:

Pertama, paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah bercampur dengan kebiasaan-
kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat-tarekat, pemujaan terhadap orang-orang yang suci
dan hal lain yang membawa kepada kekufuran.

Kedua, sifat jumud membuat umat Islam berhenti berfikir dan berusaha, umat Islam maju di
zaman klasik karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan, oleh karena itu selama umat
Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak mungkin
mengalami kemajuan, untuk itu perlu adanya pembaharuan yang berusaha memberantas
kejumudan.

Ketiga, umat Islam selalu berpecah belah, maka umat Islam tidaklah akan mengalami
kemajuan. Umat Islam maju karena adanya persatuan dan kesatuan, karena adanya
persaudaran yang diikat oleh tali ajaran Islam. Maka untuk mempersatukan kembali umat
Islam bangkitlah suatu gerakan pembaharuan.

Keempat, hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan Barat. Dengan adanya
kontak ini umat Islam sadar bahwa mereka mengalami kemunduran dibandingkan dengan
Barat, terutama sekali ketika terjadinya peperangan antara kerajaan Usmani dengan negara-
negara Eropa, yang biasanya tentara kerajaan Usmani selalu memperoleh kemenangan dalam
peperangan, akhirnya mengalami kekalahan-kekalahan di tangan Barat, hal ini membuat
pembesar-pembesar Usmani untuk menyelidiki rahasia kekuatan militer Eropa yang aru
muncul.

2.4 Tokoh-tokoh Pembaharu dalam Dunia Islam

AL- TAHTAWI

Biografi

Rifaah Badawi Rafi al-Tahtawi adalah pembawa pemikiran pembaharuan yang besar
pengaruhnya di pertengahan pertama dari abad ke sembilan belas di Mesir. Dalam gerakan
pembaharuan Muhammad Ali Pasya, at-Tahtawi turut memainkan peranan.

Ia lahir pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian selatan, dan
meninggal di Cairo pada tahun 1873. Ketika Muhammad Ali mengambil alih seluruh
kekayaan yang dikuasai itu, ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan dari
keluarga ibunya. Ketika berumur 16 tahun ia pergi ke Cairo untuk belajar di al-Azhar. Setelah
lima tahun menuntut ilmu ia selesai dari studinya di al-Azhar pada tahun 1922.

B. Pemikiran-pemikiran Pembaharuan.

1. Jika umat Islam ingin maju harus belajar ilmu pengetahuan sebagaimana kemajuan yang
terjadi Barat (Eropa). Untuk itu umat Islam harus berani belajar dari Barat.

2. Negara yang baik adalah Negara yang pandai meningkatkan ekonomi rakyat, sebagaimana
yang pernah terjadi pada zaman Firaun.

3. Kekuasaan Raja sangat absolut, sehingga perlu dibatasi oleh Undang-undang Syariat yang
yang dipimpin oleh majlis syura (ulama). Oleh karena antara Raja dengan ulama harus bisa
berunding untuk melaksanakan hukum syariat.
4.Umat Islam harus menguasai bahasa asing jika ingin maju di samping bahasa Arab. Bahasa
Arab adalah berfungsi untuk memahami al-Quran dan al-Hadits, bahasa asing berfungsi
untuk menerjemahkan dan memahami ilmu dan peradaban Barat.

5.Ulama Islam harus memahami ilmu-ilmu pengetahuan modern jika tidak ingin umat Islam
ketinggalan.

6.Umat Islam tidak boleh bersikap fatalis (pasrah dengan keadaan) tanpa berusaha sekuat
tenaga untuk mencapai cita-cita.

Faktor penyebab terjadinya kemunduran di kalangan umat Islam adalah :

Paham jumud, yaitu paham yang beku, tidak berkembang, statis di kalangan umat Islam.
Paham ini berpendapat, bahwa dalam ajaran Islam tidak perlu lagi didakan perubahan-
perubahan sebab sudah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun-temurun.

Faham fatalis (jabbariyah), yaitu bahwa nasib manusia itu secara mutlak sudah ditentukan
oleh Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu untuk merubahnya. Sikap fatalis ini sudah
mewabah di kalangan umat Islam sebagai akibat faham tasawuf yang keliru yang
berkembang sejak abad 11- 13 M. Umat Islam melakukan tasawuf karena sikap frustasi dan
putus asa sebagai akibat kekalahan politik umat Islam, terutama sejak hancurnya Baghdad
pada abad XIII. Akibat dari perilaku tasawuf ini, umat Islam tidak lagi mencintai ilmu
pengetahuan sebagaimana pernah terjadi pada abad II hijriyah ( abad VII M).

C. Problem solving :

Untuk memecahkan permasalahan umat Islam yang harus dilakukan adalah :

Membangkitkan kembali semangat ijtihad yang telah teetutup. Dengan ijtihad ummat Islam
bekembang ilmu pengetahuan dan peradabannya.

Menghilangkan sikap fatalis (pasrah) pada keadaan di kalangan umat Islam, sebab Allah telah
mencipakan akal yang memilki kemauan bebas (free will) dan free act (bebas berbuat)
berdasarkan hukum sunnatullah (hukum sebab akibat).

Ummat Islam harus menguasai ilmu dunia sebagaimana Barat sehingga ummat Islam akan
mengalami kemajuan dan kemenangan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1.Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara langsung
berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan anak didik. Keluarga adalah wadah yang
pertama dan utama dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam.

2.Sekolah adalah lanjutan dari pendidikan keluarga yang mendidik lebih fokus,teratur dan
terarah.

3.Pendidikan masyarakat merupakan pendidikan anak yang ketiga setelah sekolah. Peran
yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah bagaimana masyarakat bisa memberikan dan
menciptakan suasana yang kondusif bagi anak, remaja dan pemuda untuk tumbuh secara
baik.

B. SARAN

Kami bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Kami akan menerima
kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di
kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat kami selesaikan dengan hasil yang lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

http://mukhamadumar.blogspot.co.id/2013/12/para-tokoh-pembaharuan-dalam-dunia-
islam.html

Ahmad Syalabi, al-Mujtama Islami,Kairo: Maktabah an-Nahdhoh Mishriyah, 1958

Ahmed, Akbar S., Discovering Islam, Making Sense of Muslim History and Society,
Terjemah, Zulfahmi Andri, New Delhi: Vistaar Publication, 1990

Asrohah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, Cet. I, 1997.

al-Andalusi, Shaid, Kitab Thabaqat al Umam, ed. L. Cheiko, Beirut: al-Mathbaat al-
Katsulikiyah, 1912.

Anda mungkin juga menyukai