Disusun Oleh :
Alfiah
(1710005)
Prodi : S1 TK 1 A
Di susun Oleh :
Alfiah 1710005
MENYETUJUI
Pembimbing Fasiitator
Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berisi “Teori Florence
Nightinghale”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang membantu
mengerjakan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besar
nya apabila ada kekurangan atau kesalahan penulisan pada makalah ini.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami
tentang teori florence nightingale menjadikan keterbatasan kami pula, untuk itu
kami meminta kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya
untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita Akhir kata kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.
Surabaya,22 Oktober 2018
Alfiah
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, kami menggunakan literature yaitu dengan metode
media internet
D.Sistematika Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. Masa Kecil
Florence Nightingale lahir di Florence, Italia pada 2 Mei 1820 dan diberi
nama berdasarkan kota dimana ia dilahirkan. nama depannya, Florence
menunjukkan kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia dan dalam bahasa
Inggrisnya Florence. semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar
dan mewah milik ayahnya,William Nightingale yang merupakan seorang tuan
tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. ibunya adalah keturunan ningrat dan
keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. florence mempunyai saudara
perempuan yang bernama Parthenope.
3. Masa Remaja
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan
Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah.
sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang
membutuhkan. Pada saat Florence berusia dua puluh tahun, dia merasa yakin
bahwa panggilannya adalah merawat orang sakit. Tetapi pada tahun 1840-an, para
gadis Inggris terhormat tidak akan bersedia menjadi perawat.
5
B. Perjalanan Keperawatan Florence Nightingale
a) Perjalanan Ke Jerman
Pada tahun 1846 ia mengunjungi kaiserswerth, jerman, dan
mengenal lebih jauh tentang rumah sakit modern pionir yang di pelopori
oleh pendeta Theodor dan istrinya dan di kolola oleh biarawati Loteran
(katolik). Di sana Florence terpesona akan komitmen dan kepedulian
yang dipraktekkan oleh para biarawati terhadap pasien. Ia jatuh cinta
pada pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang kembali ke Inggris
dengan membawa angan-angan tersebut. Di usia dewasa Florence
menolak untuk menikah karena merasa terpanggil untuk mengurus hal-
hal yang berkaitan dengan kemanusiaan.
b) Belajar Merawat
Tahun 1851 saat Florence menginjak usia 31 tahun ia dilamar oleh
Richard Monckton Milnes (seorang penyair dan seorang ningrat) namun
lamaran tersebut ditolaknya karena pada tahun tersebut Florence sudah
membulatkan tekadnya untuk mengabdikan dirinya didunia keperawatan.
Keinginan Florence menjadi perawat ditentang keras oleh ibu dan
kakaknya karena pada saat itu ditempatnya perawat dianggap sebagai
pekerjaan hina. Perawat pada masa itu hina karena: Perawat disamakan
dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga tentara yang miskin)
yang mengikuti kemana tentara pergi.Profesi perawat banyak berhadapan
langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka, sehingga dianggap
profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan banyak pasien
memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit
dengan tidak senonoh Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-
laki daripada perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas.Ayahnya
setuju jika Florence mengabdikan diri untuk kemanusiaan, namun
ayahnya tidak setuju jika ia menjadi perawat di rumah sakit, karena saat
itu rumah sakit adalah tempat yang kotor dan menjijikan. Tetapi Florence
berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan
pelatihan bersama biarawati di sana. Selama empat bulan ia belajar di
Kaiserwerth, Jerman di bawah tekanan dari keluarganya yang takut akan
implikasi sosial yang timbul dari seorang gadis yang menjadi perawat
dan latar belakang rumah sakit yang Katolik sementara keluarga Florence
adalah Kristen Protestan.
6
c) Kembali Ke Inggris
Tanggal 12 Agustus 1853, Florence kembali ke London dan
bekerja sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of
Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil di Upper Harley Street,
London. Posisi ini ia tekuni hingga Oktober 1854. Di sini ia
beragumentasi sengit dengan Komite Rumah Sakit karena mereka
menolak pasien yang beragama Katolik.
C. Perang Krimea
Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara
Inggris bersama tentara Perancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak
prajurit yang gugur dalam pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi
adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka.
Florence merasa masanya telah tiba, ia pun menulis surat kepada menteri
penerangan saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan. Pada
tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh
Nightingale dan termasuk bibinya Mai Smith berangkat ke Turki menumpang
sebuah kapal. Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur
tempat-tempat tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun
tempat para penderita yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia
mengusahakan agar penderita yang berada di luar paling tidak bernaung di
bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda. Penjagaan dilakukan secara
teliti, perawatan dilakukan dengan cermat;
- Perban diganti secara berkala.
- Obat diberikan pada waktunya.
- Lantai rumah sakit dipel setiap hari.
- Meja kursi dibersihkan.
Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence
Nightingale datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki
sistem pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat
kematian menurun drastis.
7
D. Bidadari Berlampu
Saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu, seorang bintara datang
dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah pihak korban yang berjatuhan
banyak. Berangkatlah Florence bersama bintara. Mereka berenam ke bekas medan
pertempuran, semuanya pria, hanya Florence satu-satunya wanita. Florence
dengan berbekal lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang
bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa
diselamatkan, termasuk prajurit Rusia. Semenjak saat itu setiap terjadi
pertempuran, pada malam harinya Florence berkeliling dengan lampu untuk
mencari prajurit-prajurit yang masih hidup dan mulailah ia terkenal sebagai
bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita. Banyak nyawa tertolong yang
seharusnya sudah meninggal.
E. Pulang ke Inggris
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7
Agustus 1857. Nightingale pindah dari rumah keluarganya di Middle Claydon,
Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di Piccadilly. Sekembalinya Florence ke
London, ia diundang oleh tokoh- tokoh masyarakat. Mereka mendirikan sebuah
badan bernama “Dana Naightingale”, Florence menggunakan dana itu untuk
pembangunan sebuah sekolah perawat khusus untuk wanita yang pertama, saat itu
bahkan perawat- perawat pria pun jarang ada yang berpendidikan.
Florence beragumen bahwa dengan adanya sekolah perawat, maka profesi
perawat akan menjadi lebih di hargai.Sekolah tersebut didirikan di lingkungan
rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Dunia kesehatan pun menyambut baik
pembukaan sekolah perawat tersebut. Pada tahun 1860 Florence menulis buku
CatatanTentang Keperawatan (Notes On Nursing), dan menjadi buku acuan pada
kurikulum di sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Pada tahun 1883
Florence dianugerahkan kedali Palang Merah Kerajaan (the Royal Red Cross)
oleh Ratu Victoria.
Pada tahun 1908 ia di anugerahkan Honorary Freedom Of the City dari kota
London.Pada tahun 1869, Naightingale dan Elisabeth Blackwewell mendirikan
Universitas Medis Wanita.
F. Meninggal Dunia
Florence Naightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13
agustus 1910. ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East
Wellow, Hampshire, Inggris.
Untuk mengenang jasa Florence Naightingale, maka Internasional cauncil of
nurses (ICN) menetapkan tanggal lahir Florence Nightingale menjadi hari
keperawatan Sedunia, (12 mei) yang di peringati oleh perawat sedunia setiap
tahunnya.
8
G. Aplikasi teori Florence Nightingale
1. Penyesuaian terhadap lingkungan
2. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan
3. Perencanaan Upaya dasar dalam mempengaruhi pertumbuhan klien dalam
konteks lingkungan yang sehat dan nyaman.
4. Implementasi Mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya
kondisi lingkungan yang baik untuk mempengaruhi kehidupan,
pertumbuhan, dan perkembangan individu.
5. Evaluasi Mengobservasi dampak lingkungan terhadap kesehatan individu.
6. Hubungan Teori Florence Nightingale dengan Teori – teori lain Teori
keperawatan Florence Nightingale merupakan teori keperawatan pertama
yang da di dalam dunia keperawatan, teori ini merupakan induk dari
semua teori – teori yang berkembang setelahnya, dengan kata lain dari
teori Florence ini dapat diturunkan menjadi berbagai teori – teori
keperawatan.
9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
- http://indonesiannursing.com/2008/07/30/konsep-model-florence-nightingale/
- http://contoh-askep.blogspot.com/2008/08/konsep-model-florence-
nightingale.html
- http://sailormanyahya.wordpress.com/2010/09/05/model-konseptual-florence-
nightingale / (Diakses tanggal : 22 Maret 2012)
- http://askep-askeb.cz.cc/2009/12/florence-nightingale.html
11