Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FALSAFAH KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE DAN LEININGER

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

Fitrina Badri

Arif Priadi

Sukaima

PROGRAM SI RPL ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

STIKER MERCUBAKTIJAYA PADANG

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah Keperawatan. Makalah ini memuat tentang “Teori
Keperawatan Florence Nightingale dan Leininger”. Makalah ini tidak akan selesai tepat pada
waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam proses
penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada kurang dan salahnya, sehingga
penulis memiliki harapan besar kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Padang, 18 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2

1.3 Tujuan.................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................................3

2.1 Teori Keperawatan Menurut Florence Nightingale ...........................................................3

2.2 Teori Keperawatan Menurut Leininger .............................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................12

3.2 Saran...................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan adalah pelayanan atau asuhan keperawatan profesional yang bersifat


humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan
dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan keperawatan atau pelayanan
keperawatan yang dilakukan.

Florence Nightingale lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di Florence Italia dan meninggal
dunia pada tanggal 13 Agustus 1910 di London Inggris pada usianya yang ke-90 tahun. Pada
masa remajanya Florence Nightingale lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar
yang membutuhkan. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, hingga akhirnya pada
usianya yang cukup muda ia hanya menghabiskan waktu untuk merawat orang-orang yang sakit,
Florence Nightingale menghidupkan konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru
rawat. Kemudian, Florence Nightingale dikenal dengan nama, ‟Bidadari Berlampu (The Lady
With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang
Krimea.

Florence Nightingale adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau dikenal
sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta
sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu keperawatan. Teori Florence Nightingale
lebih mengemukakan tentang lingkungan.

Teori Leininger adalah tentang culture care diversity dan universality, atau yang lebih
dikenal dengan transcultural nursing. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan
pelayanan kesehatan berbasis budaya, serta di dalam teorinya membahas khusus culture, culture
care, diversity, universality, ethnohistory. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah

iv
mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga tercipta praktik
keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini yaitu :
1. Bagaimana Teori Keperawatan menurut Florence Nightingale?
2. Bagaimana Teori Keperawatan menurut Leininger?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk dapat memahami Teori Keperawatan menurut Florence Nightingale?
2. Untuk dapat memahami Teori Keperawatan menurut Leininger?

v
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Keperawatan Menurut Florence Nightingale


2.1.1 Sejarah Florence Nightingale

Florence Nightingale, pendiri keperawatan modern, lahir pada tanggal 12 Mei 1820, di
Florence, Italia, ketika orang tuanya sedang berada dalam perjalanan wisata ke Eropa yang
diperpanjang, dia diberi nama berdasarkan tempat kelahirannya. Keluarga Nightingale adalah
keluarga yang terdidik, makmur, keluarga aristokrat Victoria yang tinggal di Derbyshire dan
Hampshire.

Selama perang Krimea, Nightingale menerima permintaan dari Sidney Herbert (seorang
teman keluarga dan Sekretaris perang) untuk melakukan perjalanan ke Scutari, Turki, bersama
sekelompok perawat untuk merawat tentara Inggris yang terluka. Untuk mencapai misinya
memberikan asuhan keperawatan, ia harus mengatasi masalah lingkungan yang ada, termasuk
kurangnya sanitasi dan adanya kotoran (beberapa pispot, air yang terkontaminasi, seprei yang
terkontaminasi, dan septik tank yang meluap). Selain itu, para prajurit dihadapkan dengan
pencahayaan, suhu dingin, investasi kutu, infeksi luka, dan penyakit oportunistik ketika mereka
pulih dari luka akibat pertempuran.

Kerja Nightingale dalam memperbaiki kondisi yang menyedihkan ini membuatnya


populer dan dihormati oleh para tentara, tapi dukungan dari dokter dan perwira militer kurang
antusias. Dia di sebut The Lady of the Lamp, seperti diabadikan dalam puisi "Santa Filomena"
(Longfellow, 1857), karena dia berkeliling bangsal pada malam hari, memberikan kenyamanan
emosional kepada para prajurit. Di Scutai, Nightingale mengalami sakit yang kritis akibat
demam Krimea, yang berpotensi menjadi tipus atau brucellosis dan yang kemungkinan
mempengaruhi kondisi fisiknya selama bertahun-tahun setelah itu.

vi
Setelah perang, Nightingale kembali ke Inggris untuk menerima penghargaan yang besar.
Dia di anugerahi sejumlah dana sebagai pengakuan terhadap hasil kerjanya ini, yang kemudian
digunakan untuk membangun sekolah-sekolah untuk pelatihan keperawatan di St. Thomas's
Hospital dan King's College Hospital di London. Dalam beberapa tahun, sekolah Nightingale
mulai menerima permintaan pembangunan sekolah-sekolah baru dibanyak rumah sakit di seluruh
dunia, dan reputasi Florence Nightingale sebagai pendiri keperawatan modern semakin
meningkat.

Nightingale mencurahkan tenaganya tidak hanya untuk pengembangan keperawatan


sebagai suatu kejuruan (profesi), bahkan lebih dari itu untuk mengatasi masalah sosial pada
tingkat lokal, nasional, dan internasional, dalam upaya meningkatkan lingkungan hidup
masyarakat miskin dan untuk menciptakan perbaikan sosial. Dia terus berkonsentrasi pada
perbaikan sanitasi tentara, fungsi rumah sakit tentara, sanitasi di India, serta sanitasi dan
perawatan kesehatan bagi masyarakat miskin di Inggris. Tulisan-tulisannya, Notes on Matters
Affecting the Health. Efficiency, and Hospital Administration of the British Army Founded
Chiefly on the Experience of the Late War (Nightingale, 1858a), Notes on Hospital (Nightingale,
1858b), dan Report on Measures Adopted for Sanitary Improvements in India, from June 1869 to
June 1870 (Nightingale, 1871), mencerminkan perhatiannya yang terus menerus tentang masalah
ini.

Selama hidupnya, karya Nightingale diakui melalui berbagai penghargaan yang dia
terima dari negaranya sendiri dan dari banyak orang lain. Dia mampu bekerja hingga usia 80-an
hingga dia kehilangan penglihatannya; dia meninggal dalam tidurnya pada 13 Agustus 1910, di
usia 90 tahun. Komunitas keperawatan di Amerika Serikat tetap terpesona oleh kehidupan dan
karya Nightingale. Selama karier profesional mereka, Kalisch & Kalisch (1983a, 1983b, 1987)
menerbitkan beberapa kritik atas penggambaran media yang kurang berimbang dan dianggap
dapat memberikan pemahaman dangkal tentang sejarah Florence Nightingale; teknik mereka
disarankan dapat memberikan metode analisis bukan publikasi yang lebih banyak lagi dari
peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk dipelajari oleh orang yang tertarik mempelajari kehidupan
dan karya Nightingale. Buku Dossey (2000) yang komprehensif, Florence Nightingale: Mystic,
Visionary, Healer, memberikan sejarah dan interpretasi mendalam yang lain atas kehidupan
pribadi dan karya Nightingale. Dalam pengantar/pendahuluan untuk deskripsinya tentang

vii
spiritualitas untuk kehidupan perawat berdasarkan tulisan Nightingale, Macrae (2001)
mengeksplorasi spiritualitas pribadi Nightingale saat dia menafsirkannya setelah meninjau
berbagai tulisan dan dokumen. Lorentzon (2003) baru-baru ini telah memberikan review dan
analisis tentang surat yang ditulis antara Nightingale dengan salah satu mantan muridnya yang
dengan jelas menunjukkan perannya sebagai mentor.

Akhirnya, semua tulisan Nightingale selagi masih hidup dalam proses diterbitkan sebagai
The Collected Works of Florence Nightingale. Sampai saat ini, empat belas volume dari enam
belas volume telah diterbitkan di bawah kepemimpinan sosiolog dan mahasiswa Nightingale
Lynn McDonald (McDonald, 2001- sekarang). Selain itu, dia telah menerbitkan biografi baru
Nightingale (Mcdonald, 2010a).

2.1.2 Sumber Teori untuk Pengembangan Teori

Sumber Teori untuk Pengembangannya adalah pandangan Florence Nightingale yang


timbul dari filosofi spiritual yang tumbuh pada masa remaja dan dewasa. Dan menggambarkan
perubahan dalam kebutuhan masyarakat. Beliau memandang peran keperawatan sebagai “Tugas
menjaga kesehatan seseorang”, yang berdasarkan pengetahuan. Florence Nightingale
memberikan perawat cara berpikir tentang klien dan lingkungannya. Ia mengajarkan untuk
membantu, mengumpulkan berbagai informasi atau fakta, untuk membantu keamanan hidup dan
meningkatkan kesehatan dan kenyamanan. Seperti pada perang Crimean, Florence mempelajari
dan menerapkan metode untuk memperbaiki sanitasi lapangan perang.

2.1.3 Konsep Utama dan Definisi

Teori Nightingale berfokus pada lingkungan, namun Nightingale menggunakan istilah


Surroundings Lingkungan dalam tulisannya. Dia mendefinisikan dan menjelaskan konsep
ventilasi, kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan kebisingan komponen-komponen lingkungan
yang biasanya disebut sebagai environment lingkungan dalam diskusi karyanya. Ketika
membaca Notes on Nursing (Nightingale, 1969) orang dapat dengan mudah mengidentifikasi
adanya penekanan pada lingkungan fisik. Dalam konteks masalah, Nightingale mengidentifikasi
dan berjuang untuk meningkatkan (lingkungan yang dilanda perang dan rumah sosial untuk
gelandangan), penekanan ini tampaknya menjadi hal yang paling tepat (Gropper, 1990).

viii
Keprihatinannya tentang lingkungan sehat melibatkan pengaturan rumah sakit di Krimea
dan Inggris, juga diperluas ke publik dalam rumah pribadi mereka dan untuk kondisi kehidupan
fisik orang miskin. Dia percaya bahwa lingkungan yang sehat diperlukan untuk perawatan yang
tepat dan pemulihan pemeliharaan kesehatan. Karya teoritisnya pada lima koponen penting dari
kesehatan lingkungan (udara murni, air murni, drainasi yang efisien, kebersihan, dan cahaya)
tetap relevan pada hari ini seperti 150 tahun yang lalu.

Ventilasi yang tepat bagi pasien tampaknya menjadi perhatian terbesar Nightingale;
pesannya kepada para perawat untuk "menjaga udara yang dihirup saat bernapas semurni udara
luar, tanpa mendinginkannya" (Nightingale, 1969, hal. 12). Penekanan Nightingale pada ventilasi
yang tepat menunjukkan bahwa ia mengenali lingkungan sebagai sumber penyakit dan
pemulihan. Selain membahas ventilasi di kamar atau rumah, Nightingale memberikan deskripsi
dalam mengukur suhu tubuh pasien melalui palpasi ekstremitas untuk memeriksa kehilangan
panas (Nightingale, 1969). Perawat diperintahkan untuk menata lingkungan untuk
mempertahankan ventilasi dan kehangatan pasien dengan menggunakan pemanasan yang baik,
membuka jendela, dan memosisikan pasien di dalam ruangan benar.

Konsep cahaya juga penting dalam teori Nightingale. Secara khusus, ia mengidentifikasi
sinar matahari langsung sebagai kebutuhan tertentu bagi pasien. Dia mencatat bahwa "cahaya
memiliki cukup efek nyata dan jelas pada tubuh manusia. Siapa yang tidak mengamati efek
cahaya yang memurnikan, terutama dari sinar matahari langsung, pada udara ruangan?"
(Nightingale, 1969, hal.84-85). Untuk mencapai efek menguntungkan dari sinar matahari, para
perawat diinstruksikan untuk menggerakkan dan memosisikan pasien untuk mengekspos mereka
terhadap sinar matahari.

Kebersihan adalah komponen paling penting lain dari teori lingkungan Nightingale
(Nightingale, 1969). Dalam hal ini, dia secara khusus menunjukkan pada pasien, perawat, dan
lingkungan fisik. Dia mencatat bahwa lingkungan yang kotor (lantai, karpet, dinding, dan seprei)
adalah sumber infeksi melalui bahan organik bisa menciptakan area kotor, oleh karena itu,
penanganan dan pembuangan kotoran tubuh dan limbah yang tepat diperlukan untuk mencegah
kontaminasi lingkungan. Akhirnya, Nightingale menganjurkan pasien sering mandi, bahkan
setiap hari, pada masa itu praktik ini bukan hal yang biasa. Dia mengharuskan perawat juga
mandi setiap hari, pakaian mereka menjadi bersih, serta sering mencuci tangan (Nightingale,

ix
1969). Konsep ini menyimpan makna khusus untuk perawatan pasien individu, dan itu sangat
penting dalam mengikatkan status kesehatan masyarakat miskin yang tinggal di dalam kondisi
lingkungan yang sesak dan bermutu rendah, dengan penanganan limbah yang tidak memadai dan
akses yang terbatas pada air murni (Nightingale, 1969).

Nightingale memasukkan konsep tenang dan diet dalam teorinya. Perawat diperlukan
untuk menilai kebutuhan terhadap ketenangan dan melakukan intervensi yang diperlukan untuk
mempertahankannya (Nightingale, 1969), Kebisingan yang diciptakan oleh kegiatan fisik di
daerah sekitar kamar pasien harus dihindari karena bisa membahayakan pasien. Nightingale juga
memberikan perhatian terhadap diet pasien (Nightingale, 1969). Dia menginstruksikan para
perawat tidak hanya menilai asupan makanan, tetapi juga jadwal makan dan efeknya pada
pasien. Dia percaya bahwa pasien dengan penyakit kronis bisa mati kelaparan yang tidak
disengaja, dan perawat yang cerdas seharusnya bisa memilih kebutuhan gizi pasien dengan baik.

Komponen lain dari tulisan Nightingale adalah deskripsi tentang manajemen kecil
(administrasi keperawatan) (Nightingale, 1969). Dia menunjukkan bahwa perawat adalah
pengendali lingkungan baik secara fisik maupun administratif. Keberadaan perawat adalah untuk
melindungi pasien dari menerima berita menjengkelkan, melihat pengunjung yang dapat
menimbulkan efek negatif terhadap pemulihan, dan mengalami gangguan tidur yang tiba-tiba.
Selain itu, Nightingale mengakui bahwa kunjungan hewan peliharaan (hewan kecil) bisa saja
menjadi kenyamanan bagi pasien. Nightingale percaya bahwa perawat tetap bertanggung jawab
atas lingkungan, bahkan ketika dia tidak hadir secara fisik, karena dia seharusnya mengawasi
orang lain yang bekerja ketika ia tidak bertugas.

2.1.4 Penggunaan Temuan Empiris

Pada saat Perang Crimean, Florence Nightingale menjadi relawan dan mengunjungi
Rumah Sakit disana,dimana kondisi fasilitas dasar (sanitasi dan nutrisi) disana sangat buruk.
Kemudian beliau ditugaskan untuk mengatur dan memperbaiki kualitas dari sanitasi. Sebagi
hasilnya, angka kematian pada Rumah Sakit Barracks si Scutari menurun dari 42,7% menjadi
2,2% dalam 6 bulan (Donahue,1996; Woodham-Smith,1983). Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa penggunaan temuan ini masih digunakan sampai sekarang di dalam
keperawatan.Teori kebutuhan Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori

x
Florence N, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi
dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang
bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan
kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.

2.1.5 Paradigma Keperawatan

Menurut Nightingale ada empat komponen paradigma keperawatan, yakni :

1. Manusia
Meskipun sebagian besar tulisan Nightingale merujuk kepada orang sebagai orang yang
menerima perawatan, dia percaya bahwa orang tersebut adalah makhluk yang dinamis
dan kompleks. Reed dan Zurakowski (1996) menyatakan, "Nightingale membayangkan
orang karena membandingkan fisik". Untuk sebagian besar, Nightingale juga
menggambarkan seorang pasien pasif dalam hubungan ini. Namun, ada referensi khusus
untuk pasien melakukan  perawatan diri bila mungkin dan khususnya, menjadi terlibat
dalam waktu dan substansi makanan, dengan demikian, pasien bukan individu yang
benar-benar  pasif.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasi untuk
menempatkan pasien dalam kondisi terbaik bagi alam untuk bertindak (Selanders, 1998).
Teori ini memiliki komponen baik fisik maupun psikologis. Komponen fisik dari
lingkungan mengacu pada ventilasi, hangat, ringan, nutrisi, obat-obatan, stimulasi, ruang,
suhu, dan aktivitas (Lobo, 2002; Nightingale, 1969; Reed & Zurakowski, 1996;
Selanders, 1998) dalam (Alligood,2006). Komponen psikologis meliputi menghindari
memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang
penyakitnya. Terdapat pula komponen Sosial diantaranya hubungan intrapersonal,dan
juga ekstrapersonal
3. Keperawatan  
Nightingale percaya keperawatan sebagai panggilan jiwa. Perawat adalah untuk
membantu alam yang menyembuhkan pasien (Chinn & Kramer, 2008;  Nightingale,
1969; Reed & Zurakowski, 1996; Selanders, 1998). Dia mendefinisikan berbagai jenis
keperawatan sebagai keperawatan yang tepat (Perawatan orang sakit), keperawatan

xi
umum (promosi kesehatan), dan kebidanan keperawatan (Reed dan Zurakowski, 1996;
Selanders, 1998).  Nightingale melihat keperawatan sebagai "ilmu manajemen
lingkungan" (Whall, 1996). Perawat yang menggunakan akal sehat, pengamatan, dan
kecerdasan memungkinkan alam untuk efektif memperbaiki pasien
4. Kesehatan
Nightingale (1954) menulis, “kesehatan bukan  hanya menjadi baik tetapi untuk dapat
menggunakan dengan baik setiap kekuatan yang kita miliki ". Dari  pernyataan ini, kita
dapat menyimpulkan bahwa ia percaya dalam pencegahan dan promosi kesehatan di
samping merawat pasien dari sakit hingga menjadi sehat.
2.2 Teori Keperawatan Menurut Leininnger
2.2.1 Latar Belakang Leininger

Madeline Leininger adalah pelopor keperawatan transkulturan serta teori asuhan


keperawatan dan seorang pemimpin dalam keperawatan transkulturan serta teori asuhan
keperawatan yang berfokus pada manusia. Ia adalah perawat profesional pertama meraih
pendidikan dokter dengan ilmu antropologi sosial dan budaya. Dia lahir di Sutton, Nebraska, dan
memulai karir keperawatannya setelah tamat dari program diploma di ST.anthony’s school of
nursing di Denver. Tahun 1950 ia meraih gelar sarjana dalam ilmu biologi dari Benedictine
College, Atchison Kansas dengan peminatan pada studi filosofi dan humanistik. Setelah
menyelesaikan pendidikan tersebut ia bekerja sebagai instruktur, staf keperawatan dan kepala
keperawatan pada unit medikal bedah serta membuka sebuah unit keperawatan psikiatri yang
baru dimana ia menjadi seorang direktur pelayanan keperawatan pada St. Joseph’s Hospital di
Omaha. Tahun 1945 Leininger meraih gelas M.S.N dalam keperawatan psikiatrik dari Chatoloc
University of America di washington, D.C.

Pada tahun 1960, Leininger bersama C. Hofling menulis sebuah buku yang diberi judul
“Basic Psiciatric Nursing Consept” yang dipublikasikan ke dalam sebelas bahasa dan digunakan
secara luas di seluruh dunia. Selama bekerja pada unit perawatan anak di Cincinnati, Leininger
menemukan bahwa banyak staf yang kurang memahami mengenai faktor budaya yang
mempengaruhi perilaku anak-anak. Dimana diantara anak-anak memiliki latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Ia mengobservasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam asuhan
dan penanganan psikiatri pada anak-anak tersebut.

xii
Melihat masalah tersebut, Leininger memutuskan untuk melanjutkan studinya ke program
dokter (Ph.D) yang berfokus pada kebudayaan, sosial dan antropologi psikologi pada Universitas
Washington. Dari studinya yang dalam pengalaman pertama dengan masyarakat Gadsup, ia terus
mengembangkan teori perawatan kulturalnya dan metode etno nursing. Teori dan penelitiannya
telah membantu mahasisrwa keperawatan untuk memahami perbedaan budaya dalam perawatan
manusia, kesehatan dan penyakit.

Tahun 1950-an sampai 1960-an, Leininger mengidentifikasi beberapa area umum dari
pengetahuan dan penelitian antara perawatan dan anthropologi formulasi konsep perawatan
transkultural, prakter dan prinsip teori. Bukunya yang berjudul Nursing and Anthropology: Two
Words to Blend; yang merupakan buku pertama dalam keperawatan transkultural, menjadi dasar
untuk pengembangan bidang keperawatan transkulturan, dan kebudayaan yang mendasari
perawatan kesehatan. Buku berikutnya, “Transcultural Nursing: Consepts, theories, research, and
pracrice (1978)”. Mengidentifikasi konsep mayor, ide-ide teoritis, prakter dalam keperawatan
transkultural, bukti ini merupakan publikasi definitif pertama dalam prakter perawatan
trankultural.

Ia telah mempelajari 14 kebudayaan mayor secara lebih mendalam dan telah memiliki
pengalaman dengan berbagai kebudayaan. Disamping perawatan transkultural dengan asuhan
keperawatan sebagai fokus utama, bidang lain yang menjadi perhatiannya adalah administrasi
dan pendidikan komparatif, teori-teori keperawatan, politik, dilema etik keperawatan dan
perawatan kesehatan, metode riset kualitatif, masa depan keperawatan dan keperawatan
kesehatan serta kepemimpinan keperawatan. Theory of Cultural Care saat ini digunakan secara
luas dan tumbuh secara relavan serta penting untuk memperoleh data kebudayaan yang mendasar
sari kebudayaan yang berbada.

2.2.2 Konsep Teory of Cultural Care

xiii
Teori culture care lainiger dikenal dengan teori sunrise model yang digambarkan sebagai
penggerak matahari terbit yang bertujuan menggali keperawatan budaya sebagai simbol harapan
untuk menghasilkan pengetahuan Keperawatan yang baru. Teori model ini terdiri dari beberapa
faktor yaitu teknologi agama dan dan filosofi, kekeluargaan dan sosial, nilai budaya dan jalan
hidup, politik dan hukum, ekonomi dan pendidikan, membentuk sinar matahari yang
mempengaruhi sehat sakit individu keluarga dan masyarakat.

2.2.3 Paradigma Keperawatan


1. Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan serta melakukan tindakan. Menurut
laininger manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan kebudayaannya pada
setiap saat di manapun ia berada.
2. Kesehatan
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural
memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok
untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup.
3. Lingkungan
Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi
xiv
sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik dan atau susunan kebudayaan.
4. Keperawatan
Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta
disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan
untuk membantu memberikan dukungan memfasilitasi atau memampukan individu
maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam cara yang
menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang
agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Florence Nightingale ialah orang yang berpengaruh dalam dunia keperawatan. Florence
Nightingale merupakan seorang perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The
Lamp yang berarti sang wanita dengan lampu. Teori culture care lainiger dikenal dengan teori
sunrise model yang digambarkan sebagai penggerak matahari terbit yang bertujuan menggali
keperawatan budaya sebagai simbol harapan untuk menghasilkan pengetahuan Keperawatan
yang baru. Teori model ini terdiri dari beberapa faktor yaitu teknologi agama dan dan filosofi,
kekeluargaan dan sosial, nilai budaya dan jalan hidup, politik dan hukum, ekonomi dan
pendidikan, membentuk sinar matahari yang mempengaruhi sehat sakit individu keluarga dan
masyarakat.

1.2 Saran

xv
Diharapkan mahasiswa agar dapat meningkatkan pengetahuannya lagi mengenai teori
keperawatan menurut florence nightingale dan leininger. Dan bisa menjadikan teori keperawatan
ini sebagai pedoman untuk melakukan asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Muharni, Sri dan Utari Shristya Wardhani. 2021. Buku Ajar Falsafah dan Teori
Keperawatan. Surabaya. CV Jakad Media Publishing.

Alligood, MR (2010).PerawatanTeoriPemanfaatan&Aplikasi. Ed. Ke-4.AS: Mosby


Elsevier.

Renyah, Jackie,.Catherine Taylor. (2010).Potter & Perry’s Fundamentals of Nursing 3e.


Vers. Australia :Mosby Elseiver

Tomey, Ann Marriner., dan Martha Raile Alligood. (2006). Nursing Theorists andTheir
Work . Ed. Ke-6. USA : Mosby Elsevier

Zainurridha, Yuly Abdi. Falsafah dan Teori Keperawatan. 2022. Penerbit Media Sains
Indonesia. Bandung.

xvi
Aini, Nur. 2018. Teori Model Keperawatan. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang.

xvii

Anda mungkin juga menyukai