Oleh Kelompok 1 :
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah filsafah dan teori
keperawaratan tentang teori Florence nigtingale.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusid dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah filsafah dan teori keperawaratan tentang teori
Florence nigtingale ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun.
iii
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan…………………………………………………………………………………………………….. ii
Kata pengantar…………………………………………………………………………………………………………… iii
Daftar isi…………………………………………………………………………………………………………………….. iv
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latarbelakang,……………………………………………………………………………………………………… v
1.2. Rumusan masalah………………………………………………………………………………………………… v
1.3. Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………. vi
1.4. Manfaat……………………………………………………………………………………………………………….. vi
Bab 2 Pembahasan
2.1. Latar belakang teori Florence Nigtingale………………………………………………………………. 1
2.2. Paradigma dan Kerangka Konsep…………………………………………………………………………. 6
2.3. Definisi keperawatan menurut Florence Nightingale…………………………………………….. 8
2.4. Konsep Mayor…………………………………………………………………………………………………….. 9
2.5. Penjelasan Skema/Bagan Model Keperawatan Florence Nigtingale……………………….. 10
2.6. Aplikasi Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan…………………………… 16
2.7. Kelebihan dan kelemahan…………………………………………………………………………………… 19
Bab 3 Penutup
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………… 20
3.2. Saran…………………………………………………………………………………………………………………. 20
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………………. 21
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Teori Keperawatan Nightingale sangat bermanfaat bagi dunia keperawatan, yang meletakan
dasar teori keperawatan melalui filosofi keperawatan yakni dengan mengidentifikasi peran
perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh
lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain itu
Florence juga membuat standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien.
v
d. Apa Kelemahan teori Florence Nigtingale ?
e. Apa Kelebihan teori Florence Nigtingale ?
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui Latar belakang Florence Nigtingale
b. Untuk mengetahui Definisi dan konsep mayor
c. Dapat menjelaskan skema/bagan model keperawatan Florence Nigtingale
d. Untuk mengetahui Kelebihan teori Florence Nigtingale
e. Untuk mengetahui Kelemahan teori Florence Nigtingale
1.4. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan berbagai teori keperawatan terpilih dalam
berbai situasi.
vi
BAB 2
PEMBAHASAN
1
dilakukan putrinya ini, juga tidak ingin Florence menjadi perawat. Karena pada masa itu, pekerjaan
sebagai perawat memang dianggap pekerjaan yang hina. Adapun alasannya adalah sebagai berikut:
a. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara yang miskin)
yang mengikuti ke mana tentara pergi,
b. Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka sehingga profesi
ini dianggap sebagai profesi yang kurang sopan untuk wanita baik-baik, selain itu banyak pasien
memperlakukan wanita yang tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak sopan
(tidak senonoh),
c. Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena alasan-alasan di
atas,
d. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak dibandingkan menjalankan tugasnya
sebagai seorang perawat.
Meskipun mengahadapi hambatan dari keluarga dan alasan-alasan Florence tetap memiliki
keinginan yang kuat untuk menjadi seorang perawat. Ketika berumur 20 tahun Florence meminta
izin kepada orang tuanya untuk bekerja di rumah sakit dan belajar tentang keperawatan. Akan
tetapi orang tuanya tetap tidak mengijinkannya karena keadaan rumah sakit pada saat itu sangaat
memprihatinkan. Walaupun mendapat larangan dari kedua orang tuanya semangat Florence untuk
menjadi perawat tidak hilang.
Pada suatu hari nenek Florence sakit. Saat itu Florence mendapat kesempatan untuk merawat
neneknya sampai pada akhirnya beliau meninggal. Dengan pengalaman merawat neneknya
tersebut bertambahlah pengalaman Florence dalam merawat orang sakit. Florence berpendapat
bahwa ia perlu menuntut ilmu agar dapat menjalankan pekerjaan perawat dengan baik karena
menolong sesama manusia sama halnya dengan mengabdikan diri kepada Tuhan. Florence
bertanya kepada seorang dokter tamu dari Amerika, Dr. Samuel Howe, “Apakah pantas bagi
seorang gadis Inggris mencurahkan hidupnya untuk menjadi seorang perawat?” Dr. Samuel Howe
menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak biasa dianggap tidak layak. Tetapi bukanlah sesuatu yang
tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi seorang wanita terhormat bila melakukan suatu
pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang lain.”
Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic Sisters of
Charity yang memberikan jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya dengan melayani
orang lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di Jerman, didirikan oleh
Pendeta Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi ratusan tempat
2
tidur, sekolah perawatan bayi, sebuah penjara berpenghuni dua belas orang, sebuah rumah sakit
jiwa untuk para yatim, sekolah untuk melatih para guru, dan sekolah pelatihan untuk para perawat
disertai ratusan diaken. Setiap kegiatan selalu diikuti dengan doa. Florence sangat tertarik dan
bersemangat menanggapi cerita Dr. Howe dan mengatakan bahwa Kaiserworth adalah tujuannya.
Pada bulan Juli 1850 saat ia telah berusia 30 tahun, Florence pergi ke Kaiserworth di Jerman.
Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal selama tiga bulan. Dia pulang dengan sikap
baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya harus membebaskan diri dari kehidupannya yang
terkekang.
Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai
pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed Circumstances. Dia
memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi itu dan menerapkan beberapa ide yang
revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai, elevator untuk mengangkut makanan pasien,
dan para pasien dapat langsung memanggil para perawat dengan menekan bel.
Dia juga menetapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte, institusi tersebut
menerima semua pasien dari semua denominasi dan agama. Di sini florence beragumentasi sengit
dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik. Florence
mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini merubah peraturan tersebut dan
memberinya izin tertulis berbunyi; “rumah sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama
Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan
dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam”
Menanggapi anccaman Florence ini, Komite Rumah Sakit pada akhirnya merubah peraturan
tersebut sesuai permintaan Florence.
Pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Rusia untuk
menguasai Krimea dan Konstantinopel (pintu gerbang menuju Timur Tengah). Banyak prajurit
yang gugur dalam pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya
perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka.
Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea.
Dalam tulisannya untuk harian TIME wartawan tersebut menuliskan bagaimana prajurit-prajurit
yang luka bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, “Apakah
3
Inggris tidak memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan
kemanusiaan yang mulia ini?”.
Hati rakyat Inggris pun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa saatnya telah tiba
abgi dirinya untuk bertindak, ia pun menulis surat kepada menteri perang saat itu, Sidney Herbert,
untuk menjadi sukarelawan di perang krimea..
Pada pertemuan antara Florence dan Sidney Herbert terungkap bahwa Florence adalah satu-
satunya wanita yang mendaftarkan diri. Dijelaskan bahwa banyak prajurit-prajurit yang mati di
Krimea bukan karena peluru ataupun bom, namun hal tersebut disebabkan karena tidak adanya
perawatan, dan perawat pria yang ada jumlahnya tidak memadai. Ia meminta Florence untuk
memimpin gadis-gadis sukarelawan dan Florence menyanggupinya.
Sebagai Menteri Perang, Sidney Herbert meminta Florence untuk mengepalai sebuah tim
perawat bagi rumah sakit militer di Scutari, Turki. Florence menggunakan kesempatan tersebut
dengan baik. Dia berangkat bersama sebuah tim pilihan yang terdiri dari 38 orang perawat. Hanya
14 orang perawat yang mempunyai pengalaman di lapangan sementara 24 orang lainnya adalah
anggota lembaga keagamaan yang terdiri dari Biarawati Katolik Roma, perawat rumah sakit
Protestan, dan beberapa biarawati Anglikan yang berpengalaman di bidang penyakit kolera.
Teman-temannya, Charles dan Selina Bracebridge juga turut bersama tim tersebut untuk
mendorong semangatnya.
Tiba bulan November 1854 di Barak Selimiye, di Scutari dengan 38 rekanrekannya, mereka
mendarat di sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat tiba disana kenyataan yang mereka
hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa gadis sukarelawan
terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak
dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar
tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat.
Florence melihat para prajurit yang terluka tidak mendapat perawatan dengan baik. Obat-
obatan yang minim ditambah dengan tidak diperhatikannya kebersihan sering membawa akibat
yang fatal bagi pasien. Peralatan untuk menyiapkan makanan bagi para pasien pun tidak tersedia.
Selama perang berlangsung, Florence menghadapi tantangan berat untuk meyakinkan para
dokter militer bahwa para perawat wanita pun diperlukan di sebuah rumah sakit militer.
Dokter -dokter bekerja cepat pada saat pembedahan, mereka memotong tangan, kaki, dan
mengamputasi apa saja yang membahayakan hidup pemiliknya, potongan-potongan tubuh tersebut
4
ditumpuk begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk membuangnya jauh-jauh ke tempat
lain. Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah menggunung menjadi satu dan mengeluarkan
bau tak sedap.
Florence diajak mengelilingi neraka tersebut oleh Mayor Prince, dokter kepala rumah sakit
tersebut dan menyanggupi untuk membantu. Kenyataan yang demikian membuat Florence
semakin yakin bahwa yang membunuh para prajurit justru kondisi tempat perawatan yang sangat
buruk. Sekembalinya ke Inggris, Florence mengumpulkan lebih banyak bukti yang disodorkannya
kepada Komisi Kesehatan Angkatan Darat. Ia melaporkan betapa banyaknya prajurit yang
meninggal akibat buruknya kondisi di barak-barak. Hal inilah yang kemudian memengaruhi karier
keperawatan Florence.
Akhir Hidup
Florence Nightingale meninggal dalam tugasnya pada tanggal 13 Agustus 1910 pada usia 90
tahun karena penyakit tifus. Florence telah berjasa besar bagi dunia medis, khususnya menetapkan
fondasi keperawatan. Betapa perawat adalah profesi yang penting dan harus diperlengkapi dengan
pendidikan khusus. Tidak heran, bila profesi ini kini menjadi profesi yang sangat mulia, jauh
melebihi pandangan masyarakat Inggris sebelumnya.
Salah satu warisan yang sangat berharga dari Florence ialah sistem kesehatan publik. Sistem
tersebut menunjukkan keyakinannya akan hukum Tuhan, Sang Pencipta segalanya, selain itu
pendekatannya juga menyeluruh. Ia juga menekankan pentingnya kesehatan dan pencegahan
penyakit secara konsisten. Ia mencetuskan perilaku hidup yang sehat dengan:
1. rumah yang layak huni (sesuatu yang langka di masanya, bahkan bagi mereka yang hidup
makmur);
2. air dan udara yang bersih;
3. nutrisi yang baik;
4. kelahiran yang aman (tingkat kematian dalam proses kelahiran maupun pasca kelahiran
karena demam, lebih tinggi);
5. perawatan anak yang benar, yang ditunjukkan dengan tidak satu anak pun yang menjadi
pekerja.
Florence juga memegang peranan yang sangat penting dalam mengangkat harkat para perawat.
Meskipun bila kita cermati, hal ini sudah dilakukan sejak Pendeta Theodor Fliedner dan istrinya
5
membangun rumah sakit di Kaiserswerth, Florence yang berperan menaikkan derajat para perawat
sebagai profesional yang dihargai. Pada tahun 1860, ia mendirikan Nightingale Training School bagi
para perawat di Rumah Sakit St. Thomas.
6
bersih, pemeliharaan yang efisien kebersihan, serta penerangan atau pencahayaan.
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis
yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan
sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka
yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang
daripada mengkaji fisik atau tubuhnya.
3. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal
mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi
dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor lingkungan meliputi:
1) Kebersihan,
2) Minuman,
3) Nutrisi,
4) Kelembaban,
5) Jalan udara,
6) Saluran air.
Yang mempengaruhi kesehatan menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui
pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses perbaikan, tubuh
berusaha untuk memperbaiki masalah. Juga merupakan suatu kesempatan untuk
meningkatkan pandangan spiritual. Oleh karena itu, Nightingale sangat menekankan bahwa
kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan rumah sakit tetapi juga komunitas.
4. Keperawatan
Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan
sebagai mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik, sehingga alam
akan menyembuhkan pasien. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan
pendidikan tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita
menciptakan atau membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yang pada
dasarnya bertujuan untuk mencegah penyakit.
7
2.3. Definisi keperawatan menurut Florence Nightingale
Teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari
keperawatan modern”. Meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi oleh
seorang wanita. Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi kehangatan, cahaya, diet,
kebersihan, dan ketenangan. Kesehatan adalah usaha untuk menjaga agar tetap sehat sebagai
upaya menghindari penyakit yang berasal dari factor kesehatan lingkungan. Wabah
penyakit adalah proses penyebaran secara alami karena adanya sesuatu yang kurang
diperhatikan.
a) Hubungan Teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep
1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan
a. Individu/manusia
Memiliki kemampuan besar untuk memperbaiki kondisinya dalam menghadapi
penyakit.
b. Keperawatan
Bertujuan membawa/mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat
melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
c. Sehat/sakit
Fokus perbaikan untuk sehat.
d. Masyarakat/lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.
8
lingkungan.
e. Implementasi
Upaya dasar merubah mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan
terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan
pertumbuhan fisik dan perkembangan individu.
f. Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.
2.4. Konsep Mayor
Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam
upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan
keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuate (jumlah vitamin atau
mineral yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan
pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik
keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga
akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya
memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat
mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep Florence
Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari
lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.
9
beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkanpenerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan
bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
c. Lingkungan psikologi (Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang cukup dan
aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk dapat mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,
komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan
dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat
memberikan rasa nyaman.
d. Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik (khusus),
kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi
(pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih sekadar data-data yang
ditunjukan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan
dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi
lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang
berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
10
3) Kehangatan yang cukup
Kehangatan yang diperlukan untuk proses pemulihan.
4) Pengendalian kebisingan
Suatu cara agar pasien merasa nyaman dan tidak terganggu oleh kebisingan (keributan).
5) Pengendalian effluvia (bau yang berbahaya)
Menjauhkan pasien dari bau yang menyebabkan gangguan dalam kesehatan.
6) Tempat tidur
Tempat tidur yang kotor akan mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang dan juga
pola tidur yang kurang baik akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.
7) Kebersihan kamar dan halaman
Kebersihan kamar dan halaman sangat berpengaruh bagi kesehatan. Oleh karena itu,
pembersihan sangat perlu dilakukan pada kamar dan halaman.
11
8) Kebersihan pribadi
Kebersihan pribadi sangat mendukung kesehatan seseorang karena merupakan bagian
dari kebersihan secara fisik.
9) Pengambilan nutrisi dan makanan
Pengambilan nutrisi sangat perlu dalam hal menjaga keseimbangan tubuh. Adanya
nutrisi dan pola makan yang baik sangat berpengaruh bagi kesehatan.
a. Pengkajian/pengumpulan data
12
Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitik beratkan pada kondisi
b. Analisa data
f. Evaluasi
13
g. Implementasi (Pelaksanaan)
2. Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya
berperan penting pada setiap individu dalam berespon adaptif (baik) ataumal adaptif (tidak
baik).
4. Teori stress.
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus ditangani.
Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat mendorong
individu untuk mengambil tindakan positip dalam mencapai keinginan atau kebutuhan. Stress
juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu tidak dapat
mengatasi. Florence Nightingale, menekankan penempatan pasien dalam lingkungan yang
optimum sehingga akan menimumkan efek stressos, misalnya tempat yang gaduh,
membangunkan pasien dengan tiba-tiba, semuanya itu dipandang sebagai
suatu stressor (penyebab stress) yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai
pengaruh kuat pada kemampuan koping(pertahan terhadap stress) individu.
14
Melalui observasi (pengamatan) dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan antara
status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil, yang menimbulkan perbaikan
kondisi hygiene (bersih) dan sanitasi selama perangCrimean. Kondisi hygene (bersih) penting untuk
membantu pasien tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku.
Di zaman sekarang ketika seseorang sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau
menyikat gigi atau membersihkan kuku; bernapas atau mengatasi nyeri tampak lebih penting. Oleh
karenanya, perawat perlu melihat apakah pasien dapat membersihkan diri mereka sendiri dan
membantu mereka bila mungkin.
Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka
menginginkan bantuan. Praktik budaya dan agama dapat membedakan
praktik hygiene (bersih). Hygiene adalah sangat pribadi dan masing-masing individu mempunyai
ide yang berbeda tentang apa yang mereka ingin lakukan.
Jika memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi kebutuhan pribadinya dari
pada melakukan standar rutin. Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan
penyakit tetapi tidak untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah
merawat orang yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu
dalam proses penyembuhan penyakit.
Itulah beda perawat dan dokter. Perawat juga bukan hanya memberikan obat
untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien tetapi mereka juga harus bisa membuat
lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka merasa sehat atau sembuh dari
penyakit baik lahir maupun batin (kejiwaan) mereka tenang dan nyaman.
Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan
kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan dalam
perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.
15
2.6. Aplikasi Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan
Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien yang
diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama dalam
menentukan penyembuhan pasien.
a. Udara segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus merupakan
prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara yang
harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.
b. Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada pasien. Oleh
karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga kebersihannya.
c. Saluran pembuangan yang efesien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya,
jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga terpenuhinya kebutuhan pasien
secara efisien.
d. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat memerlukan
kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Focus perawatan klien
menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat
dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.
e. Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya matahari.
Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi rmanfaat yang besar bagi kesehatan klien.
Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar
matahari selama tidak terdapat Kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).
16
a. Aplikasi Teori Keperawatan
Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit merupakan hal yang
perlu dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat pasien merasa nyaman, pada saat memberi
makanan di rumah sakit misal dengan membersihkan meja tempat tidur dan yakinkan ada tempat
untuk semua piring. Makanan harus di hidangkan pada nampan bersih dan harus terlihat menarik.
Yakinkan ada alat makan yang digunakan.
17
Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan
kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan dalam
perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.
b. Contoh Kasus
Banyak kasus orang dipulangkan dari rumah sakit ke rumah ketika mereka masih
membutuhkan asuhan keperawatan, sehingga perawat sering memberikan perawatan di
rumah yamg hampir sama dengan yang mereka berikan pada pasien di rumah sakit.
Berdasarkan teori ada beberapa hal yang pelu di lakukan perawat atau beberapa contoh
peran perawat berdasarkan teori :
1. Pada saat memberikan nutrisi kepada pasien yang harus dilakukan perawat adalah :
a) Membuat pasien merasa nyaman,
b) Menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik,
c) Memposisikan pasien untuk makan,
d) Membuat lingkungan sekitar nyaman,
e) Jika perlu, perawat bisa membantu pasien makan.
2. Hal – hal lain yang perlu dilakukan perawat berdasarkan teori :
a) Memberikan kenyamanan dan ketenangan lingkungan kepada pasien,
b) Merawat pasien dengan benar,
c) Bekerja sama dengan dokter untuk mengobati pasien,
d) Melindungi pasien,
e) Menjaga lingkungan pasien dalam kondisi hygiene,
f) Menjaga pasien dari infeksi,
g) Memberikan udara kepada pasien agar pasien dapat bernapas dengan, tenang dan
nyaman,
h) Memberikan rasa aman kepada pasien,
i) Mengetahui dan mengontrol kondisi pasien setiap waktu.
18
2.7. Kelebihan dan kelemahan
a. Kelebihan teori Florence Nigtingale
1) Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia keperawatan.
2) Pada zaman keperawatan Florence Nightingale memandang pasien dalam kontek
keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.
3) Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara,
lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi adekuat.
4) Pengkajian atau observasi yang dilakukan Florence Nightingale bukan demi berbagai
informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyalamatan hidup dan
meningkatkan kesehatan dan keamanan.
5) Semua tindakan yang dilakukan penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan Y.M.E.
6) Asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan semangat semata-mata untuk
kesembuhan pasien.
b. Kelemahan teori Florence Nigtingale
1) Teori Keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan kemampuannya.
2) Perawat pada saat itu dianggap pekerjaan remeh dan disepelekan oleh banyak orang.
3) Kurangnya dukungan dari perawat lain dalam proses pelayanan dan perkembangannya
saat itu.
4) Kurangnya sarana dan pra-sarana yang menunjang.
19
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Teori model konsep Florence nightingale memposisikan lingkungan sebagai focus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu lagi memahami seluruh proses penyakit, dalam upaya
memisahkan antara profesi keperawatan dengan kedokteran. Model dan konsep ini memberikan
inspisi dalam perkembangan praktek keperawatan, sehingga dikembangkan secara luas dengan
tindakan yang hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang benar, akan tetapi lingkungan
dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien sehingga perlu diperhatikan. Nightingale tidak
memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan
pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan,kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat (Nightingale, 1860; Torres 1986).
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi tidak untuk
menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merwat orang yang sakit dan
dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses penyembuhan
penyakit. Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit tetapi
mereka juga harus bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, social pasien sembuh.
3.2. Saran
Floren Nightingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses keperawatan
dan proses penyembuhan penyakit. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan
penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita
saying. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita
tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad
untuk melakukannya dengan gigih dan penuh kasih sayang.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Alligood, M.R. (2010). Nursing Theory Utilization & Application. Ed. Ke-4. USA : Mosby Elsevier.
2. Tomey, Ann Marriner., dan Martha Raile Alligood. (2006). Nursing Theorists and Their Work . Ed. Ke-6.
USA : Mosby Elsevier.
3. Crisp, Jackie,.Catherine Taylor. (2010). Potter & Perry’s Fundamentals of Nursing 3e . Vers.
Australia :Mosby Elseiver
4. Potter. (1999). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
5. Sartono. (2011).. Aplikasi Florence Nightingale dalam Pelayanan Keperawatan dan Aplikasi Kasus yang
Relevan
6. https://ahmadjamal09.blogspot.com/2017/12/teori-florence-nightingale.html
21