Anda di halaman 1dari 160

MAKALA

TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGLE

DI SUSUN OLEH :

NAMA : -USMAN KODOBO (1601035)

-FITRI PURNAMASARI DJUFRI (200128)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES MUHAMMADIYAH MANADO

TAHUN AJARAN 2019-2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Allah swt , tuhan semesta alam , atas izin dan karuni anya
kami dapat menyelasaikan makalah tepat waktu tanpa kurang satu pun . tak lupa kami
hanturka salawat serta salam junjungan rasullah Muhammad saw. Semoga syafaatnya
mengalir pada kita nanti kelak.

Penulisan makalah berjudul filosofi dan teori keperawatan tenrang teori floronce ninghtingale
dapat di selesaiakn karena bantuan banyak pihak . kami berharap makalah tentang floronce
ningtingale ini menjadi referensi pihak yang tertarik . kami juga berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah pembaca makalah ini

Penulis menyadari makalah bertema tentang teori floronce ningtingale ini msih memerlukan
penyempurnaan. Maka menerima saran dan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini,
apabila terdapat keselahan pada makalah ini kami memohon maf.

Demekian yang dapat kami sampaikan, akhir kata , semoga makalah ini dapat bermanfaat
Manado 8 desember 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................................... i

Daftar isii ............................................................................................................................ ii

Bab I pendahulan ................................................................................................................ 1

1.1 latar belakang ............................................................................................................... 2


1.2 rumusa masalah ............................................................................................................. 3
1.3 tujuaan .......................................................................................................................... 4
1.4 Manfaaat ...................................................................................................................... 5

Bab II Pembahasan ............................................................................................................. 6

2.1biografi floronce nightingale.......................................................................................... 7

a.2.1 paradigma keperwatan menurut floronce nightingale............................................. 8


2.2.1manusia ................................................................................................................. 9

2.2.2 lingkungan............................................................................................................. 10

2.2.3 keperawatan .......................................................................................................... 11

2.2.4 kesehatan .............................................................................................................. 12

2.3 hubungan keperawatan dalam proses tim kesehatan .................................................. 13

2.4 proses keperawatan menurut floronce ningtingale ...................................................... 14

2.5 huhungan teori floronce ningtingale dengan teori teori lain ........................................ 15

Bab III penutup ................................................................................................................... 16

3. 1 kesimpulan ................................................................................................................ 17

3.2 saran ........................................................................................................................... 18

Daftar pustaka .................................................................................................................. 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Keperawatan adalah pelayanan atau asuhan keperawatan profesional yang bersifat


humanistic menggunakan pendekatan holistic dilakukan berdasrkan ilmu dan kiat keperawatan
yang beriontasi pada kebuthan objektif klien yang mengacu pada standar professional
keperawatan yang menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama . teori keperawatan
berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain yang bertujuan untuk
menggambarkan menjelaskn perkiraan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang di
lakukan .Toeri eviromental nigthtingale di cetuskan oleh Florence nightingale ‘’ ibu dari
keperawatan modern ‘meletakan keperawatan menjadi sesuatu yang sacral untuk di penuhi
oleh seorang wanita .konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi kehangatan ,cahaya
,diet,kebersihan dan ketenangan .Hampir semua model keperawatan yang di aplikasikan dalam
praktek keperawatan professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama di sebut
dengan paradigm keperawatan yakni :

A orang yang menerima asuhan keperawatan

B lingkungan

C kesehatan

D keperawatan

Teori keperawatan nightingale sangat bermanfaat bagi dunia keperawatan yang meletakan
pada dasar teori melal ui filosofi keperawatan yakni dengan mengindentifikasi peran perawat
dalam menemukan kebutuhan dasar manusia klien serta pentingnya pengaruh linkungan
didalam perawat orang sakit yang di kenal dengan teori lingkungan nya.selain itu Florence juga
membuat standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien.

1.2 rumusan masalah

a. apa definisi dari paradigm floronce ningtingale?


b. Bagaimana pejelasan keperawatan menurut floronce ningtingale?
c. Apa kelemahan teori floronce ningtingale?
d. Apa kelebihan teori floronce ningtingle?
e. Bagaimana penjelasan hubungan teori floronce ningthngale?

1.3 tujuan penulisan

I agar mahasiswa mampu mengaplikasikan teori keperawatan Florence nightingale

II Tujuan khusus

1 menjelaskan boigrafi Florence nightingale


2 menjelaskan teori keperawatan menurut floronce nighringale

3 menjelaskan paradigm keperawaatan menurut Florence nighatale

4 menjelaskan hubungan perawat menurut floronce nighringale

5 menjelaskan proses keperawatan menurut floronce nightringale

6 menjelaskan hubungan teori floronce nigthitingale dengan teori lain

1.4 Manfaat

Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu teori keperawatan pada masyarakat dalam berbagai
kondisi dan situasi

BAB II TINJAUN PUSTAKA

2.1 biografi floronce nightingale

Nightingale lahir pada tahun 1820 di Florence, italia orang tua nighatele sangat kaya dan
sering melakukan perjalanan ke luar negeri nightingale adalah wanita cantik yang di harapkan
untuk berperilaku seperti wanita victoria lainya mengisi waktunya sebelum menikah dengan
music membaca bordir belajar bagaiamana menjadi nyonya rumah yang sempurna (brown
1998) dalam (aligood 2006)

Ketika floronce berusia 17tahun ia mulai merasakan simpati terhadap orang orang di
sekitarnya .hingga akhirnya pada usia 24 tahun floronce memutuskan untuk membantu rakyat
di rumah sakit .namun hal tersebut mendapat penolakan dari keluarganya sam[ai suatu ketika ia
pergi ke kaiseworth jerman, dan belajar keperawatan dari intitusi daikones( brown 1998
woodham smith 1951) dalam (aligood 2010) karena pekerjaan di keperawatan dan pendidikan
keperawatan ai di kenal sebagai pendiri keperawatan modern (dennis dan Prescott 1985)
dalam (aligood 2010) dia mulai sekolah keperawatan di rumah sakit st Thomas diinngris dan
menulis banyak naskah tentang rumah sakit reformasi dan perawatan (brown 1998)
menjelaskan bahwa ‘’pengetahuan keperawatan berbeda dengan pengetahuan medis’’

2.2 paradigm kepewatan menurut floronce nightingale

Paradigma dalam di siplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan sikap
lingkungan yang akan mempengaruhi dalam berfikit kognitif bersikap efektif dan betingkah
laku (konatif) vardiansyah 2010

Paradigma floronce nightingale beriorentasi pada lingkungan .dia percaya bahwa lingkumgan
pasien harus diubah untuk memungkinkan alam bertindak atas pasien (nc kenna 1977
:nightingale 1969) dalam aliggod 2006.

Menurut nightingale ada empat paradigm keperawatan:

2.2.1Manusia

Meskipun sebagaian besar tulisan nigthtingale merujuk kepda orang sebagai orang
,menirima perawatan dia percaya bahwa orang tersebut adalah mahluk yang di nanis
dan kompleks. Reed dan zuroskowi (1966) menyatakan ‘’nightingale membayangkan
orang karena membandingkan fisik’’ untuk sebagaian besar nigthtingale juga
mengambarkan orang pasein pasif dalam hubungan ini

2.2.2Lingkungan

Lingkungan dapat di definiskan sebagai sesuatu yang memanipulasi untuk menepatkan


pasien dalam kondisi terbaik bagi alam yang bertindak (selanders 1988) teori ini
memiliki komponen baik fisik maupun psikilogis komponen fisk dari lingkungan
mengacu pada ventilasi ,hangat, ringan, nutrisi, obat obatan stimulasi, ruang dan suhu
dan aktivitas (lobo 2002 nightingale 1969 redd dan zurakoski 1996 selanders 2006)
dalam aligood 2006)
Komponen psikologis meliputi menghindari memberikan harapan yang terlalu muluk
mensehati yang berlebihan tentang penyakitnya terdapat pula komponen social
diantaranya hubungan intrapersonal interpersonal dan juga ekstrapersonal

2.2.3 Keperawatan

Nightingale percaya bahwa keperawatan sebagai panggilan jiwa perawat adalah untuk
membantu alam yang menyembuhkan pasein (chindan Kramer 2008 ningtingale 1969
reed zurakowski 1996) dia mendefiniskan berbagai jenis keperawatan sebagai
keperawatan yang tepat yang tepat (perawatan orang sakit) keperawatan umum(
promosi kesehatan ) dan kebidan dan keperawatan (reed dan zurakowski 1966)
2.2.4 Kesehatan
Nightingale (1954) menulis’’ kesehatan hanya menjadi baik tetapi dapat menggunakan
dengan baik setiap kekuatan yang kita dimiliki ‘’ dari peryataan ini,kita dapat
menyimpulkan bahwa ia percaya dalam pengcehan dan promosi kesehatan disamping
merawat pasein dari sakit hingga sehat.

2.3 hubungan proses keperawatan dalam tim kesehatan

Nigthgale menepatkan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan dan perhatian dimana
merawat perhatian perlu memahami seluruh proses penyakit merupakm upaya awal untuk
memisahkan antara profesi keperwatan dan kedokteran

Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang sibuk dengan masalah pemberian
uadara lampu kenyamanan dan lingkungan kebersihan ketenangan dan nutrisi yang adekuat.

Perawat selalu membantu proses penyembuhan pasien dimana perawat lebih di tuntut harus
bisa membuat lingkungan fisik psikologis dan social pasien selalu nyaman dengan lingkungan
yang bersih

2.4 proses keperawatan menurut floronce ninghtingale

Proses keperawatan menurut floronce yakni;


I. Pengkajian pengunpulan data
Data pengkajianfloronce ninghtingale lebih menitiberatkan pada kondisi ligkungan
(lingkungan fisik dan pskis dan social)
II. Diognosa keperawatan
1 faktor lingkungan
2 penyusain terhadap lingkungan
3 pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan
III. Perencanaan
Upaya dasar dalam mempengaruhi pertumbuhan klien dan konteks lingkungan yang
sehat dan nyaman
IV. Implementasi
Mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang
baik dengan perkembangan invidu
V. Evaluasi
Mengobservasi dampak lingkungan terhadap kesehatan individu.

2.5 hubungan teori floronce nightingale dengan teori lain

Teori keperwatan floronce nightingale merupaka teori keperawatan pertama yang ada di
dalam dunia keperawatan teori ini merupakn induk dari semua teori teori yang berkembang
setelanya dengan kata lain dari teori floronce ini dapat di turunkan teori teori keperwatan
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori keperawatan floronce nightingale lebih memprioritaskan lingkungan sebagai aspek yang
paling utama dalam proses penyembuhan pasien jika seseorang yang sakit maka lingkungannya
harus di perbaiki sedemikian rupa agar mendukung proses penyembuhan pasein

Menurut floronce pelajarang yang paling penting yang dapat di berikan kepada perwat adalah
mengajari mereka apa yang harus di amati bagaimana mengamati apa gejala yang
menunjukan keadaan pasien yang membaik apa yag penting dari tidak ada apa bukti kelalain
dan apa jenis kelalaian

Floronce mengajarkan kepada perawat untuk berfikir tentang memberikan keanyamana n


lingkungan pada pasein baik fisik maupun psikilogis
Kelebihan dari floronce adalah pengkajian menggunakan data angka sedangkan kekurangan
dari teori floronce adalah floronce adalah belum adanya model keperawatan seperti model
keperawatan betty neuman. Teori floronce ini masih bersifat filosofi yakni yang hanya
sebatas pengalaman saat merawat korban perang

3.2 saran

Saran bagi mahasiswa agar lebih memaham mengerti dan mengaplikasikan teori floronce
ninghtingale kedalam praktik asuhan keperawatan

Saraan bagi pembaca agar memberikan saran dan masukan untuk melengkapi teori
keperawatan floronce ninghtingale

DAFTAR PUSTAKA

Aligood mr 2010 nursing theory utilization dan application ed ke 4 USA mosby Elsevier

Tomey ann mariner danmartha alie aliggod 2006 nursing theory and their work ed ke 6
usamosby elsiveir

Crip jakiec cathirine taylor 2010 potter dan perry fundamentalas of nursing 3e vers austalia
moby elsiver
MAKALAH

TEORI PEPLAU

Dosen Pengampuh : Ns. Sarwan, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Nama Nirm

1. Devi Clara Uada (2001066)

2. Sri Wahyuni Abdula (2001067)

3. Samsir Andia (1601036)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKEOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2020-2021

(Jl. Raya Pandu, Kec. Bunaken-Manado)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat


dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ‘’Teori
Peplau’’ dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah
ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari
teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Semoga makalah makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca makalah ini dan dapat mengetahui tentang Teori Peplau. Kami
mohon maaf apabila makalah ini banyak kekurangan, karena keterbatasan
penulis masih dalam pembelajaran. Oleh karena itu kritik saran dari pembaca
yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami dalam pembuatan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Manado, 13 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………………………………

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………...

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..

1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………

1.4 Manfaat………………………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………

2.1 Sejarah Peplau………………………………………………………………………………..

2.2 Pengertian Teori Peplau………………………………………………………………….

2.3 Model Keperawatan Peplau…………………………………………………………….

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Peplau…………………………………………

2.5 Konsep Mayor Dari Teori Peplau…………………………………………………….


BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………….

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………….

3.2 Saran………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan


kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
dalam praktik keperawatan professional. Untuk tercapainya suatu keperawatan
professional diperlikan suatu pendekatan, yang disebut ‘’Proses Keperawatan’’
dan ‘’Dokumentasi’’ keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang
penyampaian informasi (komunikasi, penerapan sesuai standart praktik, dan
pelaksanaan proses keperawatan .

Ilmu keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses
keperawatn adalah etode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada llmu dan etik keperawatan. Keperawatan sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan
kesehatan. Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak teori keperawatan
yang digunakan, salah satunya adalah Hildegard E Peplau. Model konsep dan teori
keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan
dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


A. Apa yang dimaksud dengan peplau
B. Apa saja model-model dari peplau
C. Apa tujuan dari teori keperawatan peplau
D. Apa saja kelebihan dan kekurangan peplau
E. Bagaimana hubungan antara tahapan peplau dan proses keperawatan

1.3 TUJUAN
A. Mengetahui bagaimana teori keperawatan peplau
B. Mengetahui bagaimana tahapan model keperawatan peplau
C. Mengetahui bagaimana hubungan antara tahapan peplau dan proses
keperawatan
D. Mengetahui konsep 4 besar oleh peplau

1.4 MASALAH
A. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang model-
model konsep keperawatan.
B. Menjadi penyemangat dan menambah kinerja kita sebagai perawat agar
tidak pantang menyerah dalam merawat pasien dan memperjuangkan
nasip perawat.
C. Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan.
D. Menjadi dasar bagi mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
E. Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain-lain, makalah ini sangat
bermanfaat karena lingkungan merupakan hal yang harus di perhatikan
dalam perawatan pasien.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH PEPLAU

Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus


Diploma Keperawatan dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari
Bennington College bidang interpersonal Psychology 1943, dan lulus MA bidang
Keperawatan jiwa (Psychiatrict) 1947 dan Doktor PEndidikan bidang
pengembangan kurikulum 1953. DR Peplau memiliki pengalaman kerja dibidang
keperawatan baik di rumah sakit swasta maupun pemerintah, 2 tahun di
Kemiliteran US, Penelitan keperawatan, dan praktek paruh waktu di keperawatan
jiwa swata. Dia telah mengajar bidang keperawatan jiwa selama beberapa tahun
dan professor emeritus dari Universitas Rutgers. Lulusan sarjana bidang
keperawatan yang pertama eropa pusat di fasilitasi oleh DR. Peplau di belgia.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya ‘’hungan interpersonal dalam


keperawatan’’ 1952 ia juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah
professional dengan topic mulai konsep interpersonal sampai issue terkini dalam
bidang keperawatan. Pampletnya ‘’prinsip dasar bagi konseling keperawatan’’
yang berasal dari hasil penelitianya dan lokakaria (pengalaman kerja)

Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan


dari Pottstown Rumah Sakit Sekolah Keperawatan pusat jiwa swasta, ia
belajar masalah psikologis dengan Erich Fromm, Frieda Fromm-Reichmann, dan
Harry Stack Sullivan .Pekerjaan seumur hidup Peplau sebagian besar berfokus
pada pengembangan teori interpersonal yang Sullivan untuk digunakan dalam
praktik keperawatan.
2.2 PENGERTIAN TEORI PEPLAU
Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia.

2.3 MODEL KEPERAWATAN PEPLAU

Pada model peplau ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang
diarahkan kepada hubungan interpersonal atau psikoterapi. Secara bertahap
pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memnuhi kebutuhan sendiri dan menyalurkan energy kearah
realisasi potensi. Pada, awalnya peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk
keprihatinan terhadap praktik keperawatan ‘’Custodial Care’’, sehingga sebagai
perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya
mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam
memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat
terapeutik. Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien
mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan mejelaskan jenis
pelayanan yang tersedia.

Dengan berkembangnya hungan antara perawat dank lien bersama sama


mendefisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalah. Dari hubungan ini
klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia
untuk memnuhi kebutuhan dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan
kecemasan yang berhungan dengan masalah kesehatan. Artinya seorang perawat
berusaha mendorong kemandirian pasien.

2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI PEPLAU


Kelebihan :

1. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.

2. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.

3. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.

4. Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.

Kekurangan :

1.Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya

2.Teori peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa
mengekspresikan kebutuhannya

2.5 Konsep Mayor Dari Teori Peplau

Empat konsep mayor dari teori Peplau:

1. Manusia

Manusia adalah organisme yang hidup dalam keseimbangan yang tidak


stabil. dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri
untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu
merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang
telah terbentuk dan penting untuk proses interpersonal.

2. Lingkungan

Peplau mendefenisikan lingkungan sebagai bentuk di luar organisme dalam


konteks kebudayaan, dari sini kebudayaan dan kepercayaan diaktualisasikan.
budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menghadapi kehidupan

3. Keperawatan
Keperawatan adalah alat pendidikan untuk kekuatannya bertujuan untuk
mendukung kekuatan seseorang dalam kreativitas langsung, produktivitas, dan
sikap individual dari kehidupan masyarakat. sebagai perkembangan kepribadian
dan proses kemanusiaan yang berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif,
konstruktif dan produktif.

4. Kesehatan

Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai gerak progresif individu dan


proses makhluk lain secara terus menerus dalam kelangsungan kreativitas,
produktivitas dan sikap individual dari kehidupan masyarakat. Sebagai proses
interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal merupakan materina force
dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam
konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami
klien dan mencapai resolusi masalah.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses


interaktif.Hildegard E. Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan
klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan
adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai
kemantapan pengembangan kepribadian. Teori dan gagasan Peplau
dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab
itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien
dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali.

3.2 SARAN

Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai system


holistik yang terdiri dari bio-sosial-spiritual. Pada teori peplau ini mempunyai
kelemahan yaitu lebih minitikbebarkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat
dibuktikan pada gagasan peplau yang di kembangkan pada pemantapan
perkembangan kepribadian. Diharapkan kepada semua perawat untuk dapat
mengembangkan ilmunya dalam melaksanakan asuhan keperawatan atau
pengabdian masyarakat, serta dapat mengaplikasikan langsung teori-teori yang
sudah ada dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Konsep_dasar_keperawatan_makalah_model_konsep_danteori_keperawatan_m
enurut_Hildegrad_E_Peplau

Makalah_teori_dan_konsep_keperawatan_menurut_peplau

http://www.masbied.com/2012/08/19/teori-keperawatan-hildegard-e-peplau/

http://panda5ice.wordpress.com/2011/08/25/hildegard-e-peplau/

http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/12/model-konseptual-peplau/

http://en.wikipedia.org/wiki/Hildegard_Peplau

http://nursekartikaps.blogspot.co.id/2011/12/makalah-teori-peplau.html
MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN CALISTHA ROY

Dosen Pengampuh : Ns. Sarwan, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh KELOMPOK 3 :

NAMA NIRM

1. PRATIWI ISMAIL (2001064)


2. MILTA DATUKARAMAT (2001077)

S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt.Yang telah memberikan


rahmat dan hidayah Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah “Teori Keperawatan Calistha Roy”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Falsafah ilmu dan teori keperawatan”.

Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih


kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, atas
semua bantuan, bimbingan dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Meskipun telah berusaha dengan segenap
kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
belum sempurna sehingga kritik, koreksi dan saran dari semua pihak untuk
menyempurnakan makalah kami senjutnya senantiasa akan kami terima dengan
tangan terbuka.

Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ns.
Sarwan, S.Kep, M.Kep selaku dosen yang telah memberikan serta membimbing
kami untuk tugas makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami
maupun kepada pembaca umumnya.
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.3 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah

2.2 Filosofi Model

2.3 Asumsi Dasar Teori

2.4 Aplikasi Teori Keperawatan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai indivdu,
kelompok situasi, atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan desiplin yang
spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan peryataan
yang berfokus pada suatu kejadian dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual
keperawatan di kembangkaan atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang
keperawatan dari parakdikma keperawatan. Model konseptual keperawatan
dapat memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat untuk
menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat.
Ada berbagai model konseptual keperawatan berdasarkaan pandangan ahli
dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Roy. Roy
dalam teorinnya menjelaskan empat macam elemen esensian dalam adaptasi
keperawatan yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan .model
adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu meningkatkan
kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif menurut
teori Roy.
1.2 Tujuan
a) Mampu memahami konsep model keperawatan menurut teori Roy
b) Mampu menghubungkan teori Roy dengan proses keperawatan
c) Mampu menilai proses keperawatan di rumah sakit dengan konsep
Roy
1.3 Manfaat
a) Mahasiawa dapat memahami konsep model teori Roy
b) Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori model Roy dalam
keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah

Roy lahir pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California.


Roy menyelesaikan pendidikan Diploma Keperawatan pada tahun 1963 di
Mount Saint Mary’s College, Los Angeles dan menyelesaikan Master
Keperawatan di California University pada tahun 1966. Roy menyelesaikan
PhD Sosiologi pada tahun 1977 di Universitas yang sama. Roy bersama
Dorothy E. Johnson mengembangkan teori model konseptual keperawatan.
Ketika bekerja sebagai perawat anak, Roy melihat suatu perubahan besar pada
anak dan mereka berkemampuan untuk beradaptasi dalam respon yang lebih
besar terhadap perubahan fisik dan psikologis. Roy mengembangkan dasar
konsep keperawatannya pada tahun 1964- 1966 dan baru dioperasionalkan
pada tahun 1968. Pada saat itu Mount Saint Mary’s College mengadopsi teori
adaptasi sebagai dasar filosofi kurukulum keperawatannya. Roy menjabat
sebagai asisten Professor pada Departemen Nursing di Mount Saint Mary’s
College pada tahun 1982.

2.2 Filosofi Model


Adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dan banyak
digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan
keperawatan. Roy menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk biopsikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia
selalu dihadapkan berbagai persoalan yang kompleks, sehingga dituntut untuk
melakukan adaptasi. Penggunaan koping atau mekanisme pertahanan diri,
adalah berespon melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara
integritas diri dari keadaan rentang sehat sakit dari keadaan lingkungan
sekitarnya.

Jadi ada 4 faktor penting dari Roy adalah manusia, sehat-sakit,


lingkungan dan keperawatan yang saling terkait, yaitu sbb:

a) Manusia
Sistem adaptasi dengan proses koping menggambarkan secara
keseluruhan bagian – bagian terdiri dari individu atau dalam kelompok
(keluarga, organisasi, masyarakat, bangsa dan masyarakat secara
keseluruhan). Sistem adaptasi dengan cognator dan regulator, subsistem
bertindak untuk memelihara adaptasi dalam 4 model adaptasi : fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan saling ketergantungan.
b) Lingkungan
Semua kondisi, keadaan dan pengaruh lingkungan sekitar,
pengaruh perkembangan dan tingkah laku individu dalam kelompok
dengan beberapa pertimbangan saling menguntungkan individu dan
sumber daya alam.
Tiga jenis stimulasi : fokal stimulasi, kontekstual stimulasi, dan
residual stimulasi. Stimulasi bermakna dalam adaptasi semua manusia
termasuk perkembangan keluarga dan budaya.
c) SEHAT-SAKIT
Kesehatan merupakan pernyataan dan proses keutuhan dan
keseluruhan refleks individu dan lingkungan yang saling menguntungkan.
 Adaptasi : proses dan hasil dimana dengan berfikir dan merasakan
seperti individu dan kelompok, menggunakan kesadaran dengan
memilih untuk membuat kesatuan individu dan lingkungan.
 Respon adaptif : respon yang meningkatkan integritas dalam masa
antara tujuan dan sistem individu, yang bertahan, tumbuh,
reproduksi, penguasaan, personal dan perubahan lingkungan
 Inefektif respon : respon tidak berkontribusi untuk keutuhan
pencapaian tujuan. Tujuan adaptasi menunjukkan kondisi proses
kehidupan yang menggambarkan tiga perbedaan level yaitu :
integrasi, kompensasi dan kompromi.
d) KEPERAWATAN
Keperawatan adalah ilmu dan praktek yang memperluas
kemampuan adaptasi dan mempertinggi perubahan individu dan
lingkungan.
Tujuan adalah meningkatkan adaptasi untuk individu dan
kelompok dalam empat adaptasi model yang berkontribusi untuk
kesehatan, kualitas hidup dan kematian dengan bermartabat. Ini adalah
pekerjaan pengkajian tingkah laku dan faktor-faktor yang mempengaruhi
adaptasi dan intervensi untuk mempertinggi kemampuan dan memperluas
interaksi lingkungan.
2.3 Asumsi Dasar Teori
Model Adaptasi dari Roy ini dipublikasikan pertama pada tahun 1970
dengan asumsi dasar model teori ini adalah :
Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun
negatif. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen
yaitu ; penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan dan
pengalaman beradaptasi. Individu selalu berada dalam rentang sehat – sakit,
yang berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk
memelihara kemampuan adaptasi.
Roy menjelaskan bahwa respon yang menyebabkan penurunan
integritas tubuh akan menimbulkan suatu kebutuhan dan menyebabkan
individu tersebut berespon melalui upaya atau perilaku tertentu. Setiap
manusia selalu berusaha menanggulangi perubahan status kesehatan dan
perawat harus merespon untuk membantu manusia beradaptasi terhadap
perubahan ini.
Terdapat 3 tingkatan stimuli adaptasi pada manusia, diantaranya;
 Stimuli Fokal yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan
seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang
individu.
 Stimuli Kontekstual yaitu stimulus yang dialami seseorang dan
baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi,
kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara subyektif.
 Stimuli Residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan
yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian
dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.

Proses adaptasi yang dikemukakan Roy:

 Mekanisme koping. Pada sistem ini terdapat dua mekanisme yaitu


pertama mekanisme koping bawaan yang prosesnya secara tidak
disadari manusia tersebut, yang ditentukan secara genetik atau
secara umum dipandang sebagai proses yang otomatis pada tubuh.
Kedua yaitu mekanisme koping yang didapat dimana coping
tersebut diperoleh melalui pengembangan atau pengalaman yang
dipelajarinya
 Regulator subsistem. Merupakan proses koping yang menyertakan
subsistem tubuh yaitu saraf, proses kimiawi, dan sistem endokrin.
 Cognator subsistem. Proses koping seseorang yang menyertakan
empat sistem pengetahuan dan emosi: pengolahan persepsi dan
informasi, pembelajaran, pertimbangan, dan emosi.

Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi yang akan


berdampak terhadap respon adaptasi diantaranya, sbb:

 Fungsi Fisiologis : Sistem adaptasi fisiologis diataranya adalah


oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit,
indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin.
 Konsep diri : Bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi
sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
 Fungsi peran : Proses penyesuaian yang berhubungan dengan
bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi
sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
 Interdependen : Kemampuan seseorang mengenal pola-pola
tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan
secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.

Terdapat dua respon adaptasi yang dinyatakan Roy yaitu :

 Respon yang adaptif dimana terminologinya adalah manusia dapat


mencapai tujuan atau keseimbangan sistem tubuh manusia.
 Respon yang tidak adaptif dimana manusia tidak dapat mengontrol
dari terminologi keseimbangan sistem tubuh manusia, atau tidak
dapat mencapai tujuan yang akan diraih. Respon tersebut selain
menjadi hasil dari proses adaptasi selanjutnya akan juga menjadi
umpan balik terhadap stimuli adaptasi.

Roy menjelaskan bahwa Lingkungan digambarkan sebagai stimulus


(stressor) lingkungan sebagai stimulus terdiri dari dunia dalam (internal) dan
diluar (external) manusia. (Faz Patrick & Wall,1989). “Stimuluis Internal adalah
keadaan proses mental dalam tubuh manusia berupa pengalaman, kemampuan
emosional, kepribadian dan Proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang
berasal dari dalam tubuh individu. Stimulus External dapat berupa fisik, kimiawi,
maupun psikologis yang diterima individu sebagai ancaman”(dikutip oleh
Nursalam : 2003).

 Tingkat Adaptasi
Tingkat adaptasi merupakan kondisi dari proses hidup yang tergambar
dalam 3 (tiga kategori), yaitu 1) integrasi, 2) kompensasi, dan 3) kompromi.
Tingkat adaptasi seseorang adalah perubahan yang konstan yang terbentuk
dari stimulus. Stimulus merupakan masukan ( Input ) bagi manusia sebagai
sistem yang adaptif. Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
jenis stimulus, antara lain: 1) stimulus fokal, 2) stimulus kontektual, dan 3)
stimulus residual.
 Stimulus Fokal

yaitu stimulus yang secara langsung dapat menyebabkan keadaan sakit


dan ketidakseimbangan yang dialami saat ini. Contoh : kuman penyebab
terjadinya infeksi.
 Stimulus Kontektual.

yaitu stimulus yang dapat menunjang terjadinya sakit (faktor


presipitasi) seperti keadaan tidak sehat. Keadaan ini tidak terlihat langsung
pada saat ini, misalnya penurunan daya tahan tubuh, lingkungan yang tidak
sehat.

 Stimulus Residual

yaitu sikap, keyakinan dan pemahaman individu yang dapat


mempengaruhi terjadinya keadaan tidak sehat, atau disebut dengan Faktor
Predisposisi, sehingga terjadi kondisi Fokal, misalnya ; persepsi pasien
tentang penyakit, gaya hidup, dan fungsi peran.

Sehat-Sakit (Adaptive dan Maladaptif)

Kesehatan dipandang sebagai keadaan dan proses menjadi manusia


secara utuh dan integrasi secara keseluruhan . Integritas atau keutuhan manusia
meyatakan secara tidak langsung bahwa kesehatan atau kondisi tidak terganggu
mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari
pemenuhan potensi manusia. Jadi intergrasi adalah sehat sebaliknya kondisi
tidak ada integrasi adalah kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak
adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi baik.

Dalam model adaptasi keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan


konsep adaptasi. Adaptasi yang tidak memerlukan energi dari koping yang tidak
efektif dan memungkinkan manusia berespon terhadap stimulus yang lain.
Mengurangi dan tidak menggunakan energi ini dapat meningkatkan
penyembuhan dan mempertinggi kesehatan, ini adalah pembebasan energi yang
dihubungkan dengan konsep adaptasi dan kesehatan. Adaptasi adalah komponen
pusat dalam model adaptasi keperawatan didalamnya menggambarkan manusia
sebagai sistem yang dapat menyesuaikan diri .

Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap stressor dan


produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistik untuk
mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses
adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan dan dua bagian
proses. Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan perubahan dalam
lingkungan internal dan eksternal yang membutuhkan sebuah respon. Perubahan-
perubahan itu adalah stressor-strassor atau stimulus focal dan ditengahi oleh
faktor-faktor kontekstual dan residual. Bagian bagian stressor menghasilkan
interaksi yang biasanya disebut stress, bagian kedua dari stress adalah nekanisme
koping yang merangsang menghasilkan respon adaftif atau inefektif .
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam
istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi:
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan pengeuasaan yang disebut Intergritas.
Kondisi akhir ini adalah kondisi keseimbangan dinamik yang meliputi
peningkatan dan penurunan respon respon. Setiap kondisi adaptasi baru
dipengaruhi oleh tingkat adaptasi, sehingga keseimbangan dinamik dari manusia
berada pada tingkat yang lebih tinggi.

Lingkup yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya


manusia sebagai adaptive sistem. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada
tingkat-tingkat yeng lebih tinggi pada keadaan baik atau sehat. Adaptasi kemudian
disebut adalah suatu fungsi dari stimulus yang masuk dan tingkatan adaptasi lebih
spesifik, fungsi yang lebih tinggi antara stimulus fokal dan sistim adaptasi.

Roy menggambarkan keperwatan sebagai disiplin ilmu dan praktek .


Sebagai ilmu, keperawatan “mengobservasi, mengklasifikasi dan menghubungkan
“ proses yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan (1983) Sebagai
disiplin praktek keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan secara
ilmiah untuk menyediakan pelayanan pada orang-orang (1983) Lebih spesifik
dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu dan praktek dari peningkatan
adaptasi untuk tujuan mempengaruhi kesehatan secara positif.

Keperawatan adalah sepanjang menyangkut seluruh kehidupan manusia


yang berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan jawaban terhadap stimulus
internal dan eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak
biasa (focal stimulus) atau koping mekanisme yang lemah membuat upaya
manusia yang biasa menjadi koping yang tidak efektif manusia memerlukan
seorang perawat. Ini tidak harus, bagaimanapun diinterpretasi untuk memberi arti
bahwa aktivitas tidak hanya diberikan ketika manusia itu sakit . Roy
menyetujui pendekatan holistic keperawatan dilihat sebagai proses untuk
mempertahankan keadaan baik dan tingkat fungsi yang tinggi .

Keperawatan terdiri dari dua yaitu tujuan keperawatan dan aktivitas


keperawatan . Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia
dengan lingkungan. Jadi peningkatan adaptasi dalam tiap 4 cara menyesuaikan
diri : yaitu fungsi fisiologi, konsep diri , fungsi peran dan interdependensi.
Harapan terhadap peningkatan integritas adaptasi dan berkontribusi terhadap
kesehatan manusia, kualitas hidup dan kematian yang bermanfaat. Tujuan
keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada didalam suatu area tingkatan
adapatasi manusia, dan ketika stimulus fokal tersebut tidak ada dalam area ,
manusia dapat membuat suatu penyesuaian diri atau respon efektif.
 Menurut Roy, kapan Keperawatan itu dibutuhkan?
Jawabannya adalah: Manusia sebagai Sistem Adaptive (dapat
menyesuaikan diri), sakit atau memilki potensi sakit. Biasanya ketika
mengalami stress atau kelemahan/kekurangan mekanisme Coping,
biasanya manusia berusaha untuk menanggulangi yang tidak efektif.
Menusia berusaha meminimalkan kondisi yang tidak efektif yang
memelihara yang adaptive. Dengan peningkatan adaptasi menusia terbebas
dari pemakaian energi dan enegi tersebut dapat digunakan untuk stimulus
yang lain.
 Hubungan komponen Dasar dalam Model Adaptasi Keperawatan.
Adaptasi adalah konsep sentral dan konsep yang menyatukan
konsep-konsep lain dalam model ini. Penerima pelayanan keperawatan
adalah manusia sebagai adaptif sistem yang menerima stimulus dari
lingkungan internal dan eksternal. Stimulus-stimulus ini mungkin berada
dalam area atau di luar area adaptasi manusia dan subsistem regulator dan
kognator digunakan untuk mempertahankan adaptasi dengan
memperhatikan 4 cara penyesuaian diri. Saat stimulus jatuh dalam area
adaptasi manusia, respon adaptif akan terjadi dan energi dibebaskan untuk
berespon terhadap stimulus lain. Dalam hal ini meningkatkan integritas
atau kesehatan. Keperawatan mendorong adaptasi melalui penggunaan
proses keperawatan dengan tujuan meningkatkan kesehatan.
2.4 Aplikasi teori keperawatan
 Fungsi Fisiologis
Contohnya : oksigenasi yaitu kebutuhan tubuh terhadap oksigen seperti
ventilasi peertukaran gas dan transport gas memenuhi kebutuhan integritas
kulit dengan memandikan pasien yang tidak sadar atau kondisinya lemah.
 Konsep diri
Contohnya : memenuhi kebutuhan spiritual maksudnya melaksanakan
orientasi, membantu pasien beribadah, memperhatikan setiap keluhan
pasien.
 Fungsi peran
Contoh : meyakinkan pada pasien bahwa ia adlah tetap sebagai individu
yang berguna bagi masyarakat dan keluarga, bersifat terbuka dan
komunikatif pada pasien.
 Interdependen
Contoh : membantu pasien memenuhi kebutuhan makan dan minum
membantu pasien memenuhi kebutuhan kebersihan diri.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dan banyak


digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan
keperawatan. Roy menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk biopsikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia
selalu dihadapkan berbagai persoalan yang kompleks, sehingga dituntut untuk
melakukan adaptasi. Memandang klien sebagai system yang adaptif.

Roy menggambarkan keperwatan sebagai disiplin ilmu dan praktek .


Sebagai ilmu, keperawatan “mengobservasi, mengklasifikasi dan
menghubungkan “ proses yang secara positif berpengaruh pada status
kesehatan (1983) Sebagai disiplin praktek keperawatan menggunakan
pendekatan pengetahuan secara ilmiah untuk menyediakan pelayanan pada
orang-orang (1983) Lebih spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai
ilmu dan praktek dari peningkatan adaptasi untuk tujuan mempengaruhi
kesehatan secara positif.

Keperawatan adalah sepanjang menyangkut seluruh kehidupan


manusia yang berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan jawaban
terhadap stimulus internal dan eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Ketika
stressor yang tidak biasa (focal stimulus) atau koping mekanisme yang lemah
membuat upaya manusia yang biasa menjadi koping yang tidak efektif
manusia memerlukan seorang perawat. Ini tidak harus, bagaimanapun
diinterpretasi untuk memberi arti bahwa aktivitas tidak hanya diberikan
ketika manusia itu sakit . Tujuan keperawatan : membantu orang untuk
beradaptasi terhadap perubahan tersebut, Kebutuhan untuk perawatan timbul
pada saat klien tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan

3.2 SARAN

Mahasiswa keperawatan perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih


jauh tentang pemerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Roy
dilapangan atau di rumah sakit, sehingga dpat diketahui apakah teori Roy
dapat diaplikasikan dengan baik dlam pelayanan keperwatan atau asuhan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Mariner, A.(1998). Nursing Theorists And Their Works. (4th ed) Philadelphia:
Lippincott: Raven Publisher

Pearson A., Vaughan B. (1986). Nursing Model For Practice. Bedford Square
London, William Heinemann Medical Books

Dwidiyanti M. Aplikasi model konseptual Keperawatan, Semarang: Akper


Dep.Kes. 1987.

George B.J. Nursing Theorist: The Base for Profesional Nursing Practice,
California: Appleton & Lange. 1990.

Kozier, E.B, Erb, G. L, et. All. Fundamental of Nursing: Concept, Process and
Practice. 5 th ed. California: Addison-Wesley Publ. 1995.

Marriner-Tommey, A. Nursing Theorist and Their Work, 3rd ed. St. Louis:
Mosby Company. 1994.

Roy S.C-Andrews H.A. The Roy Adaptation Model: The Definitive Statement,
California: Appleton & Large. 1991.
"MAKALAH"
TEORI KEPERAWATAN MENURUT KING

DOSEN PENGEMPUH
Ns. Sarwan, S.Kep.M.Kep

DISUSUN OLEH KEL.4


Raga Satria (2001072)
Amelia Maasawet (2001075)
Puja Yanti Manimaes (2001081)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES


MUHAMADIYAH MANADO

T.A 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alah Swt. Yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan rahmat -Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah “Teori keperawatan menurut King” ini dalam
waktu yang telah ditentukan.

Sholawat serta salam selalu tercurahkan buat rasulullah SAW yang telah mengubah zaman
sehingga kita bisa menentukan yang haq dan yang bathil.

Dengan adanya penulisan makalah ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita
dan bisa menyelesaikan masalah-masalah, yang khususnya dalam Teori Keperawat Keperawatan
King. Disamping itu kami menyadari bahwa mungkin terdapat banyak kesalahan baik dari
penulisan ataupun dalam penyusunan nya yang tidak kami ketahui.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................
A. Biografi Tokoh...................................................................................................................
B. Isi Teori................................................................................................................................
BAB III ANALISA TEORI.....................................................................................................
A. Sumber Teori (Origins) ...................................................................................................
B. Makna (Meaning) .............................................................................................................
C. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy) .........................................................................
D. Manfaat (Usefulness) ......................................................................................................
F. Generalisasi (Generalizability) .....................................................................................
G. Parsimony...........................................................................................................................
H. Testability...........................................................................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................
Kesimpulan ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan


keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secera berkelanjutan keperawatan
di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan mapun di taanan
praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi
sehingga keperawatan yang dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan
ilmuan yang kokoh.
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset
keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai
landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan
(Body of Knowledge).

Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka
kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan teliti, sehingga hasil penelitian akan kurang
bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan
akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.

Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek keperawatan
tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset
keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory
Analysis mempunyai prosedur antara lain originis, meaning, logical adequacy, usefulness,
generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan,
keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan
pengujian atau validasi.

Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment yang
di perkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapai tujuan merupakan teori
yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi,
persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang ( Marriner, A.
1986 ).

B. Rumusan Masalah

Adapun beberapa masalah yang akan di rumuskan dalam memecahkan masalah

Konsep keperawatan antara lain :

1. Bagaimana biografi tokoh Imogene King?


2. Apa isi dari teori Imogene King?

3. Bagaimana analisa teori Imogene King?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan di buatnya makalah ini adalah :


1. Memberikan informasi tentang teori keperawatan menurut Imogene King.
2. Mengetahui asumsi model keperawatan Imogene King.

3. Mengetahui model konsep dan teori keperawatan Imogene King.


4. Mengetahui konsep paradigma Imogene King.Mengetahui proses keperawatan menurut
Imogene King.

BAB II
TUJUAN TEORI

A. Biografi Tokoh

Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point, Iowa. Karir
keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St John's Hospital School of
Nursing, St Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis bedah sambil kuliah di
Bachelor of Science dalam Keperawatan di St Louis University pada tahun 1948. Dia
mengajarkan keperawatan bedah kedokteran selama 10 tahun di St John's Hospital School of
Nursing dan menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St Louis University. Pada
tahun 1959 Dr King melanjutkan pendidikan di Columbia University, New York, Dr Montag
sebagai ketua, dan mendapatkan Sgelar Dokter Pendidikan pada tahun 1961.
Dr King dikenal pada tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan.
Namun, pada 1960-an ia dikenal karena keahlian dalam kurikulum dan pengajaran. Dia ditunjuk
oleh fakultas di Universitas Loyola Chicago pada tahun 1961 dan memimpin sebuah komite
fakultas untuk mengembangkan kurikulum lulusan mengarah ke Master of Science dalam
Keperawatan. Pada saat yang sama, Dr King adalah anggota komite dari Illinois Nurses
Association untuk mengeksplorasi inisiasi Bachelor of Nursing di Chicago. Setelah lulus
program di keperawatan, King kemudian mempersiapkan Klinik Spesialis (konsep baru dalam
perawatan) bagi guru dan administrator untuk program sarjana Community College (Sebuah
konsep yang cukup baru pada waktu itu), Dr King memiliki artikel berjudul Perawatan Teori:
Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr Rogers. Dia juga menghabiskan dua tahun
dalam penelitian dalam pembagian Keperawatan, Biro tenaga kerja Kesehatan dan diangkat
sebagai kepala Komite Penasehat Wanita di Service.

Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago mengajar mahasiswa


pascasarjana dan menerbitkan teori tentang keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981). Dia
berpartisipasi dalam konferensi teori nasional dan internasional dan terus mempublikasikan
berbagai teorinya dalam jurnal. Proses transaksi dalam teori pencapaian tujuan mengarah pada
hasil yang memberikan latihan berbasis bukti di abad 21.

Dr King adalah anggota aktif dari ANA selama lebih dari 50 tahun asosiasi di Kabupaten
dan Negara. Ia menjabat pada banyak komite dan menerima banyak penghargaan di tingkat
negara bagian, lokal dan nasional dan yang terakhir adalah Florida Nurses Association Hall of
Fame (2003) dan American Nurses Association Hall of Fame (2004). Saat pensiun, ia tetap aktif
dalam organisasi profesi, kuliah tamu dan publikasi.

Sepanjang karirnya, ia juga aktif dalam olahraga sebagai pengamat basket dan permainan
sepak bola dan sebagai peserta aktif dalam tenis dan golf, dan ia terus bermain di liga Perempuan
di Florida. Ia sangat menyukai seni dan setelah bertahun-tahun, ia menghabiskan hidupnya
dengan melukis pemandangan - pemandangan yang indah.
B. Isi Teori King

Pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan social dalam keperawatan. Berdasarkan
kerangka kerja konseptual (conceptual framework) pencapaian tujuan (theory of goal attainment).
Element utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal system ,dimana dua orang
(perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan
kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan
fungsi dan perannya. Menurut king, intensitas dan interpersonal sistem sangat menentukan dalam
menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktifitas-
aktifitas yang saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan.

Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan nya adalah sebagai berikut :
1. Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan orang
dengan orang, dipresentasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang diarahkan untuk
mencapai tujuan.
2. Presepsi sebagai presentasi setiap orang tentang realita
3. Komunikasi sebagai proses pemberitauan informasi dari satu orang ke orang berikutnya,
baik secara langsung atau pun tak langsung.
4. Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan.
5. Peran sebagai seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki posisi
dalam system social, peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban.
6. Stress adalah ingkatan dinamis dalam interaksi antara manusia dengan lingkungan.
7. Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus menerus dalam dirii individu
secara selular, molekuler, dan tingkat-tingkat aktifitas perilaku kondusif untuk menolong
individu- individu yang bergerak menuju kedewasaan.
8. Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.
9. Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu merupakan
durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap manusia.

BAB III
ANALISIS TEORI

A. Sumber Teori (Origins)

Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang


dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia”
( General Concepts of Human Behavior ). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui
penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka
Kerja Konseptual Keperawatan” (Conceptual Framework for Nursing).
Selanjutnya pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
1. Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan
keperawatan.
2. Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional
tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori
keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”.

Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung
pengembangan interaksi yang dinamis”. King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga
sistem interaksi: personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social
systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang
disebut dengan Dynamic Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika
tujuan keperawatan concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta
suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada
akhirnya kerangka kerja konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide-ide. Menurut
King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai
individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan
berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal
Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu dan ruang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model teori induktif yang
memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan lain-lain.

B. Makna (Meaning)

King mendefinisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan
jelas dan dapat diaati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge), yang diperkuat oleh dua metode:
1. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.
2. Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan
pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment.

# Manfaat dari teori ini adalah:


1. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
2. Dapat dijadikan sebagai rujukan dala oleh memperbaiki praktek keperawatan.
3. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk
menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik.
Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan dasar praktek
keperawatan profesional.
4. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.
5. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori.

C. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)

Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek,
sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan
logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.
D. Manfaat (Usefulness)

Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan
klien dan system pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat
segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program pendidikan
keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu
didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru dapat diaplikasikan.

Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus
mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal
Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu
sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini
merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk
dalam desain kurikulum pendidikan keperawatan.

E. Generalisasi (Generalizability)

Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian
besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya
penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya:
Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.

F. Parsimony

Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat
dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.

G. Testability

Teori ini dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui


penetapan hypothesis dalam penelitian.

konsep teori keperawatan King, dapat disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut
King adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dengan klien yang secara bersama-
sama memberi yang masing-masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui
komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan meyetujui maksud untuk
mencapai tujukan informasi tentang persepsi meraka dalam situasi keperawatan dan sebagai
proses interaksi humanis antara perawat dengan klien.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka
kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being. Teori
pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) berfokus pada interpersonal systems. Menurut
King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai
individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan
berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu: interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang.

Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat
diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada
pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan
dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru
dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi
keperawatan yang spesifik. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten, Konsep yang satu
dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat
menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.
Selain dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat dipergunakan dan
menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini
juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu
berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus
psikiatri. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus
mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal
Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu
sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz Alimul Hidayat, Konsep Dasar keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika, 2008.
Kozier, Et al., Fundamental Of Nursing ; Consepts, Process, and Practice, Fifth Edition,
California; Addison Wesley, 1995.
Kathleenkoening Blais, Et al,. Praktik Keperawatan Profesional, Konsep dan Perspektif, Edisi 4,
Jakarta: EGC, 2006.

Http ://www.scribd.com/doc/model konsep keperawatan king/


TUGAS MAKALA

TEORI BETTY NEUMAN

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK V

NAMA : NIRM :

WULANDARI HAMZA 2001069

MARCIANI GINTULANGI 2001114

SURYADI ASIS 1601120

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH MANADO

TAHUN 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

2. TUJUAN

3. RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. HIDUPAN DAN PRESTASI YANG DI RAIH NEUMAN

B. SUMBER – SUMBER TORI BETTY NEUMAN

C. PENGGUNAAN BUKTI EMPIRIS DARI TEORI MODEL

D. KONSEP UTAMA DAN DEFENISI TEORI MODEL

E. ASUMSI TEORI MODEL NEUMAN

F. PERNYATAAN TEORI SISTEM MODEL NEUMAN

G. BENTUK LOGIKA TEORI MODEL NEUMAN

H. MODEL NEUMAN DALAM LINGKUNGAN KOMUNITAS

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan

tugas mata pelajaran Falsafah dan Teori Keperawatan dengan membahas Betty Neuman dalam

konsep dan teori-teori keperawatan dalam bentuk makalah.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan dan bimbingan rekan-rekan kami, sehingga kendala-kendala yang penulis

hadapi teratasi. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata pelajaran falsafah dan Teori Keperawatan.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk

itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan

makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada rekan-rekan yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.Semua pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan

makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka

yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin

Yaa Robbal ‘Alamiin.


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk

pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya

ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan

merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian

juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan

kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang .

Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia

umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi

keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya,

perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah

dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang

dapat di organisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan

merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model

keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata

atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang

didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara

langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau

menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai

dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, dan model konsep
keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini

adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat

profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada

keyakinan dan nilai dasar keperawatan.

B. RU MUSAN MASALA H

1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan

teori dan model keperawatan?

2. Bagaimanakah karakteristik teori Betty Neuman tentang keperawatan dan apa

sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi teori keperawatan?

3. Bagaimanakah pandangan Betty Neuman tentang model konsep dan teori

keperawatan?

C. TUJUAN

1. Mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori dan model keperawatan.

2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

teori keperawatan.

3. Mengetahui pandangan Betty Neuman tentang model konsep dan teori

keperawatan.

4. Mengetahui latar belakang kehidupan dan prestasi-prestasi yang di raih Betty Neuman.

BAB II
PEMBAHASAN

A. KEHIDUPAN DAN PRESTASI YANG DI RAIH NEUMAN

Betty Neuman lahir di Ohio tahun 1924, dia anak kedua dari 3 bersaudara dan merupakan

anak perempuan satu-satunya.Ketika berumur 11 tahun bapaknya meninggal setelah 6 tahun

dirawat karena CRF. Pujian bapaknya terhadap perawat mempengaruhi pandangan Neuman

tentang perawat dan komitmennya menjadi perawat terbaik yang selalu dekat dengan

pasien.Pekerjaan ibunya sebagai bidan di desa juga sangat mempengaruhi secara signifikan.

Setelah lulus SMA Neuman tidak dapat melanjutkan pendidikan keperawatan. Dia bekerja sebagai

teknisi pada perusahaan pesawat terbang dan sebagai juru masak di Ohio dalam rangka menabung

untuk pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya. Adanya program wajib militer di

keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke sekolah keperawatan.Neuman lulus program

diploma RS Rakyat (sekarang RSUP Akron Ohio) tahun 1947. Neuman menerima gelar BS pada

keperawatan Kesehatan Masyarakat tahun 1957 dan MS Kesehatan Masyarakat serta Konsultan

Keperawatan Jiwa tahun 1966 dari Universitas California LA.

Tahun 1985 Neuman menyelesaikan PHD dalam bidang Clinical Psychology dari

Universitas Pasific Western. Dia mempraktekkan bed side nursing sebagai staf kepala dan Private

Duty Nurse di berbagai RS. Pekerjaannya di komunitas termasuk di sekolah-sekolah, perawatan

di perusahaan dan sebagai kepala perawatan di klinik obstetric suaminya dan konseling intervensi

krisis di keperawatan jiwa di komunitas. Tahun 1967, enam bulan setelah mendapat gelar MS dia

menjadi kepala fakultas dari program dimana ia lulus dan memulai kontribusinya sebagai guru,

dosen, penulis dan konsultan dalam berbagai disiplin ilmu kesehatan. Tahun 1973, Neuman dan

keluarga kembali ke Ohio, sejak itu dia sebagai konsultan kesehatan jiwa, menyediakan program

pendidikan berkelanjutan dan melanjutkan perkembangan dari modelnya, dia yang pertama kali
mendapatkan California Licensed Clinical Fellows of the American Association of Marriage &

Family Therapy dan tetap melakukan praktek konseling. Model Neuman aslinya berkembang

tahun 1970 ketika itu ada permintaan lulusan Universitas of California LA untuk pembukaan

kursus yang memberikan wawasan tentang aspek fisiologi,psikologi,sosiokultural dan aspek

pengembangan dari kehidupan manusia (Neuman 1995). Model ini dikembangkan untuk

menyediakan struktur yang terintegrasi dari aspek-aspek diatas secara holistic.Setelah dua tahun

dievaluasi model tersebut dipublikasikan dalam 3 edisi (1982, 1989, 1995).

B. SUMBER – SUMBER TORI BETTY NEUMAN

Model mempunyai beberapa kesamaan dalam teori Gestalt. Teori Gestalt mempertahankan

bahwa cara hemoestatic adalah suatu cara yang mana tubuh mempertahankan keseimbangan dan

sebagai akibat dari kesehatan mengubah kondisi sehat atau sakit. Teori model Betty Neuman juga

menerapkan ide dari teori sistem umum tentang sifat dasar kehidupan sistem terbuka yang

merupakan gabungan semua elemen yang berinteraksi dalam struktur organisasi tubuh kita yang

kompleks. Neuman juga memilah konsep G. Kaplan tentang tingkatan tindakanpemecahan.

C. PENGGUNAAN BUKTI EMPIRIS DARI TEORI MODEL

Betty Neuman mengemukakan teori berdasarkan penelitian yang ia lakukan untuk

mengetahui kondisi mental atau psikologi. Evaluasi yang ia lakukan juga turut membantu dalam

membangun suatu konsep tentang kombinasi antara tindakan dan respon mental. Tetapi tidak

selamanya hal diatas dapat dijadikan evaluasi dan bukti statistik yang mendukung. Jadi empiris

tidak terlalu diutamakan dalam konsep ini.

D. KONSEP UTAMA DAN DEFENISI TEORI MODEL


Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan yang termasuk

dalam konsep mayor menurutnya adalah:

1. Tekanan

Rangsangan yang timbul diakibatkan kondisi sekitar pandangan Neuman tentang

tekanan yaitu : Intara Personal : Secara individu atau perorangan.

InterPersonal : Antara individu yang satu dengan individu yang lain lebih dari satu.

Ekstra Personal: Diluar individu

2. Struktur Pokok Sumber Energi

Merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas.

3. Tingkat Ketahanan

Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan.

4. Garis Normal Pertahanan

Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di batas normal.

5. Gangguan Pertahanan

Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.

6. Tingkat Reaksi

Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.

7. Intervensi

Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.

8. Tingkat-Tingkat Pencegahan

Dibagi menjadi:

a) Pencegahan primer : Sebelum terjadi tindakan

b) Pencegahan sekunder : Ketika terjadi tindakan


c) Pencegahan tersier : Adaptasi atau pengaruh kerusakan

9. Penyesuain Kembali

Adaptasi dari tindakan yang berasal dari sekitar baik interpersonal. Intra personal dan

ekstra personal.

Faktor yang perlu di perhatikan adalah:

a. Fisiologi individu

b. Psikologi individu

c. Sosial cultural

d. Perkembangan individu

E. ASUMSI TEORI MODEL NEUMAN

Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap
tekanan yaitu:

1. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan
merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual.
2. Lingkungan

Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar

klien atau sistem klien.

3. Sehat

Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat merupakan

keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau

mengatasi stressor.

F. PERNYATAAN TEORI SISTEM MODEL NEUMAN


Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap klien dengan tingkatan

yang menyangkut bermacam-macam pengaruh terhadap respon klien akibat tekanan atau

stress.Klien dalam hubungannya timbal balik dengan lingkungan sekitarnya selalu membuat

keputusan yang menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat kepadanya.

Ada 4 faktor yang merupakan konsep mental klien:

1. Individu atau pasien itu sendiri


2. Lingkungan sekitarnya

3. Kesehatan

4. Pelayanan

G. BENTUK LOGIKA TEORI MODEL NEUMAN

Bentuk Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam mengembangkan teori

modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan teori modelnya

dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari pengamatan dan

pengalaman selama ia bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan.

H. MODEL NEUMAN DALAM LINGKUNGAN KOMUNITAS

Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara

memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan

tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu:

1. Intervensi yang bersifat promosi

Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel

yang berupa:

a. Pendidikan kesehatan
b. Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien

dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.

2. Intervensi yang bersifat prevensi

Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :

a. Deteksi dini gangguan kesehatan Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga

dan lain-lain.

b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling

pranikah

3. Intervensi yang bersifat kuratif

Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.

4. Intervensi yang bersifat rehabilitatif

Dilakukan pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang terganggu.

Komonitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua aktor utama : komonitas yang

merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang

terdiri dari 5 tahapan :

a. Pengkajian

b. Diagnosis keperawatan komonitas

c. Perencanaan

d. Pelaksanaan

e. Evaluasi

Sehat Adalah keadaan baik. Sehat adalah suatu titik yang bergerak pada rentang

negentrophy paling besar ke entrophy maksimum. Saat semua bagian pada klien berada dalam
keadaan harmonis atau seimbang ketika semua dibutuhkan untuk bertemu,

kesehatan optimal tercapai. Kesehatan adalah juga energi.

Manusia terdiri dari Fisiologi, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

Diwakili untuk struktur sentral, garis pertahanan dan garis perlawanan.

Klien adalah manusia yang diancam atau diserang oleh stressor lingkungan.

Lingkungan adalah semua faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi klien dan system

klien. Tiga type lingkungan yang telah diidentifikasi ; internal, eksternal dan , lingkungan yang

diciptakan. Stressor adalah bagian dari lingkungan, lingkungan internal berisi dalam batas system

klien. Lingkungan eksternal berisi kekuatan-kekuatan diluar system klien. Lingkungan yang

diciptakan merupakan mobilisasi yang tidak disadari klien terdiri dari struktur komponen-

komponen sebagai faktor energi, stabilitas dan integritas.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara garis besar teori sistem model Neuman mengemukakan bahwa dalam memberikan

tindakan keperawatan terhadap klien atau pasien yang mengalami stress (gangguan mental)

perawatan harus melaksanakan pendekatan-pendekatan perorangan secara total dengan

memperhatikan faktor-faktor :

1. Tekanan

2. Struktur pokok sumber energy

3. Struktur ketahanan

4. Garis normal pertahanan

5. Gangguan ketahanan

6. Intervensi

7. Tingkat-tingkat pencegahan

8. Penyusunan kembali

B. SARAN

Mengingat permasalahan kesehatan mental (stress) perlu kita ketahui beberapa konsep

yang membahas permasalahan kesehatan mental. Sebagai perawat ada baiknya kita harus tahu

tindakan apa yang harus kita berikan jika menghadapi kondisi pasien atau klien yang memberikan

respon atau tindakan yang diakibatkan adanya tekanan terhadap pasien dan akibat yang mungkin

bisa terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Merriner, Ann. 1986. Nursing Theory and Their Work. Masby Company.

Mubarak, Iqbal Wahit. 2005. Pengantar Keperawatan Komonitas 1. Cv Sagung Seto.Jakarta.

Perry and Potter. Fundamental Keperawatan. EGC.

Clark, MJD. 1999. Nursing in the Community: Dimensions of Community Health Nursing 3th Ed.

Stamford: Appleton & Lange (p.391).

Di unduh di situs internet pada tanggal 25 desember 2010

di http://7afainfo.blogspot.com/2009/04/betty-neuman.html

Di unduh di situs internet pada tanggal 25 desember 2010 di http://akperppni.ac.id/tag/betty-

newman
MAKALAH
TEORI DOROTHEA OREM

Dosen pembimbing : Ns. Sarwan,S.kep.M.kep

Disusun oleh kelompok 6 keperawatan (C ) :


1. Putri miranti tamburian(2001063)
2. Larassati biya (2001082)
3. Nasrul Tahane (1601104)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2020-2021
Alamat:Raya Pangiang, Kec. Prov., Jl. Pandu 2, Molas, Bunaken, Manado City,
North Sulawesi, Indonesia
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak
lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul “TEORI DOROTHEA OREM” bertujuan untuk memenuhi
tugas mata falsafah keperawatan. Pada makalah ini diuraikan tentang model konsep
keperawatan menurut dorothea orem.
Akhirul kalam, kami dari kelompok 6 menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik
dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………..
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………….
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………
2.1 Biografi dorothea E. orem ……………………………………………………………
2.2 Filosofi orem……………………………………………………………………………
2.3 Teori keperawatan menurut orem……………………………………………………
2.4 Teori orem dan proses keperawatan…………………………………………………
2.5 Kekuatan dan kelemahan teori orem………………………………………………..
2.6 Paradigma keperawatan………………………………………………………………
2.7 Karakteristik keperawatan……………………………………………………………
2.8 Asuhan keperawatan menurut orem…………………………………………………
2.9 Model konsep keperawatan menurut orem………………………………………….
2.10 Tujuan model keperawatan menurut orem…………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………...
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………
.
3.2 Saran………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa aspek realitas
keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena, menjelaskan
hubungan-hubungan antar fenomena, memprediksi risiko-risiko dan menetapkan
asuhan keperawatan.Di dunia keperawatan banyak fenomena dan masalah yang
terjadi yang sulit untuk dijelaskan dan diselesaikan. Namun, keperawatan memiliki
teori-teori keperawatan yang bisa digunakan untuk menjelaskannya dan memberi
solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.
Para ahli teori keperawatan mengemukakan berbagai solusi yang bisa diterapkan
di berbagai lingkup keperawatan.Teori-teori tersebut terus dikembangkan sehingga
akan lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan. Salah satu ahli
teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak digunakan dalam tatanan pelayanan
keperawatan adalah Dorothea Orem. Dalam teori self care-nya ia menganggap
bahwa perawatan diri merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian individu
yang akan meningkatkan taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit, ia
membutuhkan bantuan dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya kembali.
Teori ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja
untuk meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan bukan
menempatkan klien pada posisi bergantung karena self care merupakan perilaku
yang dapat dipelajari. Teori Dorothea Orem merupakan teori yang cukup menarik
untuk dikaji dan dibahas karena termasuk teori yang cukup banyak digunakan
dalam aplikasi praktik keperawatan dan penulis tertarik untuk menelaah teori ini,
dimana ia hanya berfokus pada lingkup praktik keperawatan.

1.2 Rumusan masalah

1. Siapakah Dorothea E. Orem?


2. Bagaimana filosofi orem ?
3. Apa saja teori yang dikemukakan oleh Dorothea Orem meliputi : teori self
care,teori self care deficit, teori nursing system.?
4. Bagaimana proses teori orem dalam keperewatan ?
5. Apa kekuatan dan kelemahan teori orem ?
6. Bagaiaman paradigm keperawatan dalam teori orem ?
7. Apa karakteristik keperawatan ?
8. Pengertian asuhan keperawatan menurut orem ?
9. Apa saja Model Konsep Keperawatan Orem?
10. Apa tujuan dari Keperawatan model Orem?
11. Bagaimana Aplikasi dari Model Keperawatan Orem?

1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengenal Dorothea E. Orem.
2. Mengetahui filosofi orem
3. Untuk mengetahui teori Dorothea Orem yang meliputi : teori self care,teori self
care deficit, teori nursing system.
4. Dapat mengetahui proses dalam keperawatan.
5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan teori orem
6. Mengetahui paradighma keperawatan orem.
7. Mengetahui karakteristik keperawatan.
8. Mengetahui pengertian asuhan keperawatan menurut orem.
9. Mengetahui model konsep keperawatan dari Dorothea Orem
10. Mengetahui Tujuan Keperawatan Model Orem.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Dorothea Orem

Dorothea Orem adalah salah satu teoritis keperawatan terkemuka di Amerika,


Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914, Ia memperoleh gelar
sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan master keperawatan pada tahun 1945, selama
kariernya dia berkerja sebagai staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik,
perawat administrasi, dan perawat konsultan (1970). Ia menerima gelar Doktor pada
tahun 1976, Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas katolik.
Dia mengukur kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi
keperawatan, ia pertama kali mempublikasikan ide-idenya dalam keperawatan tentang
perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun
1971). Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tahun 1985
mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu ; Theory self care,
theory self care deficit, theory system nursing.
Dorothea E.Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit Providence di
Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939 pendidikan
keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika selama perjalanan
kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat tugas pribadi, pendidik,
administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970).
1. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian
pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan

2. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali

3. Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk model


teori keperawatan komunitas

4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan, yang


menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan

5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa

6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik


Amerika tentang teori keperawatan

7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri


sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971).

8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama
diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.

9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu ;
Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

2.2 Filosofi orem


Orem (2001, dalam Alligood, 2014) menyatakan bahwa keperawatan
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada orang yang benear-
benar membutuhkan pelayanan perawatan kesehatan karena memiliki gangguan
kesehatan. Menurutnya keperawatan memiliki karakteristik sosial dan interpersonal
yang mencirikan hubungan saling membutuhkan kepada pelayanan keperawatan. Awal
mulanya, Orem mengakui bahwa keperawatan adalah bidang keilmuan yang terdepan
dalam praktik sehingga membutuhkan tubuh pengetahuan keperawatan yang terstruktur.
Sumber utama munculnya ide-ide Orem adalah pengalamannya selama di dunia
keperawatan.
Orem mampu merefleksi dan mengidentifikasi situasi dan objek keperawatan
dengan tepat. Orem menemukan kondisi dimana manusia membutuhkan perawat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya, dan ini menjadi objek dan focus Orem
dalam menentukan domain dan batas-batas keperawatan dalam bidang pengetahuan
maupun praktik keperawatan. Orem fasih dalam literature dan pemikiran keperawatan
kontemporer sehingga ini mempengaruhi pengembangan karyanya Self-care Deficit
ursing Theory (SCDNT) Orem adalah system filsafat realisme moderat dimana
mengungkapkan konsistensi antara pandangan orem mengenai sifat realitas, manusia,
lingkungan, dan keperawatan sebagai ilmu yang terkait.
Orem tidak membahas secara khusus sifat realitas, namun pernyataan yang
diungkapkan mencerminkan sebuah pandangan realis moderat. Orem (2001, dalam
Alligood, 2014) ada empat kategori entitas yang membangun ontology dari SCDNT.
Keempat kategori tersebut adalah orang dibatasi oleh ruang dan waktu, atribut dan
karakter dari manusia, gerakan atau perubahan, dan produk yang dihasilkan.Hal ini
sejalan seperti pendapat Marriner (2001), yang menyatakan bahwa di tahun 1958, Orem
memiliki pandangan spontan mengenai mengapa individu-individu yang memerlukan
dan dapat dibantu melalui perawatan yang memudahkannya merumuskan dan
mengekspresikan konsep keperawatannya, sehingga Orem melakukan strategi dalam
menyusun pengembangan teorinya. Strateginya dilihat dari pandangan spontan Orem
membawanya untuk memformalkan dan kemudian mengekspresikan suatu konsep
umum ilmu keperawatan. Generalisasi hal itu memungkinkan membuat cara berpikir
deduktif mengenai keperawatan (Mariner, 2001). Pendapat lain menyatakan wawasan
Orem menuntun pada formalisasi awal dan ekspresi berikutnya dari konsep umum
keperawatan. Generalisasi ini kemudian memungkinkan pemikiran induktif dan
deduktif tentang keperawatan (Alligood, 2014)
2.3 Teori keperawatan menurut Dorothea Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentangSelf Care
Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
1. Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai
dengan kebutuhan Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh
seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan
antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem
mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal,
persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
1) Pemeliharaan intake udara
2) Pemeliharaan intake air
3) Pemeliharaan intake makanan
4) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
7) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok
sosial sesuai dengan potensinya
Tiga kategori self care :
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan
sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap
manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya
mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang dimaksudkan
adalah :
1) Pemeliaharaan kecukupan intake udara
2) Pemeliharaan kecukupan intake cairan
3) Pemeliaharaan kecukupan makanan
4) Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat
5) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia
6) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.
7) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang
dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.
2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat
perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan
dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat
dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau
ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
2. Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang
menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan
pada saat perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang
tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif
Teori self care deficit diterapkan bila :
1) Anak belum dewasa
2) Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3) Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.
3. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi
oleh perawat, pasien atau keduanya.
Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care"dan
kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1. The Wholly compensatory system
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan
memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
2. The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena
sakit atau kecelakaan.
3. The supportive - Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari,
agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4. Metode bantuan :
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima
metode bantuan yang meliputi :
1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2. Mengajarkan klien

3. Mengarahkan klien
4. Mensupport klien
Keyakinan dan nilai - nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu
koping dan efeknya.
2. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan
perkembangan.
3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan
self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang


dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan
perkembangan.

2.4 Teori Orem dan Proses Keperawatan


Menurut Orem (1991), proses keperawatan adalah istilah yang digunakan oleh
perawat untuk menunjukkan proses profesional-teknologi dari tindakan keperawatan
beserta proses perencanaan dan evaluasi. Perbandingan antara proses keperawatan Orem

1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi

1) Diagnosa dan resep dokter


2) Merancang system keperawatan dan perencanaan untuk melaksanakan self
care
3) Produksi dan manajemen system keperawatan

Orem (1991) menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu:


Step 1 : Diagnosa dan resep keperawatan
Tahap ini menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan. Analisa dan interprestasi
membuat keputusan tentang perawatan dini, juga memberikan manajemen kasus.

“Diagnosa keperawatan penting untuk pemeriksaan dan pengumpulan data


tentang kemampuan pasien dalam perawatan diri dan kebutuhan akan terapi perawatan
diri serta hubungan antara keduanya” (Orem, 1991, hal. 270)
Step 2 : Merancang system keperawatan dan merencanakan pelaksanaan perawatan diri
Merancang system keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan data yang
valid tentang kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran dari perawat dan pasien dalam
hubungan melakukan self care, mengatur kebutuhan terapi perawatan diri , melindungi
pengembangan kemampuan perawatan diri. ( Orem, 1991)
Step 3 : Produksi dan manajemen sistem keperawatan (Planning and Controlling)
Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan pasien
secara terus menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri yang telah
ditentukan dan mengatur kemampuan untuk mengembangkan perawatan diri. Di tahap
ini, tindakan perawat adalah menghasilkan dan mengatur system keperawatan. (Orem,
1991)

2.5 Kekuatan Dan Kelemahan Teori Orem


Teori Orem menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan keperawatan.
Teori ini dapat digunakan dalam keperawatan profesional pada area pendidikan, tindakan
klinis, administrasi, riset, dan system informasi keperawatan.

Kekuatan umum yang dimiliki teori ini adalah aplikasinya untuk pelaksanaan
praktek keperawatan sebagai pekerja klinik baru. Konsep self-care, nursing system,
dan self-care deficit mudah dipahami oleh mahasiswa keperawatan dan dapat
dikembangkan dengan ilmu pengetahuan dan penelitian.

Kelemahan dari model Orem adalah ia berpendapat bahwa kesehatan bersifat


statis, namun dalam kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah.
Kesan lain dari model konsep ini adalah untuk penempatan pasien dalam system
mencakup kapasitas individu untuk gerakan fisik.
2.6 Paradigma Keperawatan

Keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi.Tujuan dari


keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya mampu melakukan perawatan
sendiri, diantaranya mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi
kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari
penyakit/kondisi yang kronis atau kondisi ketidakmampuan.
2.7 Karakteristik Keperawatan
Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang
berhubungan dengan konsep keperawatan,juga memiliki karakteristik diantaranya :

pertama,teori keperawatan menggidentifikasi menjabarkan konsep khusus yang


berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori keperawatan
didasarkan pada kenyataan –kenyataan yang ada di alam.
kedua,teori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai dengan
kenyataan yang ada.

2.8 Asuhan keperawatan menurut orem


Menurut orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
memenuhi kebutuhan hidup,memelihara kesehatan dan kesejahteraannya. Oleh karena
itu teori ini dikenal dengan self care (perawatan diri) / defisit teori.

2.9 Model Konsep Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem


Teori keperawatan yang Orem kemukakan merupakan teori umum yang terdiri
dari tiga teori yang terkait yang meliputi; teori perawatan diri, yang menjelaskan
mengapa dan bagaimana seseorang merawat diri mereka sendiri; teori
ketergantungan perawatan, yang menjelaskan bagamana anggota keluarga dan/atau
teman – teman pasien memberikan perawatan untuk orang yang ketergantungan
secara social; teori deficit perawatan diri, yang menggambarkan dan menjelaskan
mengapa orang dapat dibantu melalui keperawatan dan teori system keperawatan,
yang menggambarkan dan menjelaskan hubungan yang harus dilakukan dan
dipelihara untuk menghasilkan keperawatan. Konsep
terbagi menjadi tiga kategori yaitu tiga yaitu sistem kompensatori penuh (wholly
compensatory system), sistem kompensatori sebagian (partly compensatory system)
dan sistem dukungan-pendidikan (supportive-educative system).
Pertama yaitu sistem keperawatan kompensatori penuh (wholly compensatory
nursing system)memandang bahwa individu tidak mampu melakukan kemandirian
dan ambulasi yang terkontrol atau penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari
aktivitas sehingga individu tidak mampu terlibat dalam tindakan pemenuhan
kebutuhan self-care. Perawat membantu secara penuh kebutuhan self-care pasien
contoh pada pasien koma.
Kedua, sistem keperawatan kompensatori sebagian (partly compensatory
nursing system) memandang Situasi dimana baik perawat dan klien melakukan
tidakan care atau tindakan lain yang bersifat manipulatif atau ambulasi dan
mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan tindakan perawatan. Perawat
mambantu pemenuhan kebuttuhan self-care pasien sebagian. Contoh pada pasiien
kasus keterbatasan gerak.
Ketiga, sistem keperawatan dukungan-pendidikan (supportive-educative
nursing system)yang berupa pemberian pendidikan kesehatan untuk mendukung
klien melakukan self-care tindakan berupa pemulihan ringan.
2.10 Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
1) Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
2) Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
3) Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk
memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh
karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien. Tujuan keperawatan pada model Orem's yang
diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
1) Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik
2) Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
3) Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang
diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

BerdasarkanModel konsep Menurut Dorothea E. Orem setiap individu dituntut


untuk mampu melakukan perawatan diri (self care) secara Mandiri untuk memenuhi
kebutuhan dasar agar dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari
penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya, tetapi pelaksanaaan
perawatan diri berdasarkan tingkat kemampuan setiap individu seperti faktor usia atau
perkembangan, contohnya bayi dan lansia termasuk kelompok individu yang tidak
dapat melakukan perawatan diri sendiri sedangkan dewasa yang masih memiliki
kemampuan dapat melakukan perawatan secara mandiri.

B. Saran
Mahasiswa diharapkan lebih menambah pengetahuan tentang sejarah-sejarah
keperawatan agar dapat mengetahui secara Luas tentang Keperawatan sehingga dapat
mambantu dalam proses pembelajaran dan tindakan-tindakan yang akan kita lakukan.

DAFTRA PUSTAKA

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Marriner Tomey, Ann ., Raile Alligood, Martha . 2002. Nursing Theorist and Their
Work. United State of America : Mosby Elsevier
Goerge, B. Julia. 1995. Nursing Theories The base for Professional Nursing Practice.
Fourth Edition
Alligood, R, M., (2001). Pakar teori keperawatan dan karya mereka. (Achir Yani
S. Hamid & Kusman Ibrahim, penerjemah). Jakarta: Elsevier bekerjasama
dengan AIPNI.
Alligood, R. M & Tomey, A. (2002). Nursing theorists and their work. (6th ed).
Toronto: Mosby.
Asmadi. (2005). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Fawcett, J. (2006). Contemporary nursing knowledge: Analysis and evaluation of
nursing models and theoriest. (2nd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Marriner, A. (2001). Teori ilmu keperawatan: Para ahli dan berbagai
pandangannya. (Ismail Ekawijaya & Ridlo Riyono, penerjemah). Jakarta.
Orem, D., E. (2001). Nursing concepts of practice.(6th ed). St. Louis: Mosby. Inc.
Petiprin, A. (2016). Nursing theory. October 19, 2016.
TEORI LEININGER

DOSEN PENGAMPUH :
Ns. Sarwan, S.Kep, M.Kep

DI SUSUN OLEH :
KELOMKPOK 7

Arbie Chandra Abas (2001061)


Firdha Faris Tan (2001059)
Maulani Riska Ismail (2001068)

S1 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa karna atas rahmat dan
karunia-Nya, makalah tentang teori leininger ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing dan juga
teman-teman sekalian yang telah mensuport kita agar bisa menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan tepat waktu.

Pada makalah ini, kita membahas mengenai teori laininger yang dikemukakan
oleh Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan. Sumber dari makalah ini
diambil dari beberapa buku dan juga dari internet. Kita memohon kritik dan saran
yang membangun atas makalah kami sehingga bisa menjadi pembelajaran untuk
kedepannya.

Terima Kasih,

Manado, Desember 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….

A. Latar belakang………………………………………………………………
B. Rumusan masalah…………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….

1. Biografi Madeleine Leininger……………………………………………....


2. Teori Leininger……………………………………………………………...
3. Tujuan Teori Leininger……………………………………………………..
4. Kelebihan dan Kelemahan Teori Leininger………………………………...
5. Penerapan Teori Leininger Dalam Keperawatan…………………………...

BAB III PENUTUP…………………………………………………………..........

A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHLUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang


memberikan pelayanan kesehatan langsungbaik kepada individu, keluarga,
dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga professional, keperawatan
menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat di
pertanggung jawabkan. Yaitu memiliki pengetahuan body of knowledge
yang dapat diuji kebenarannyaserta ilmunya dapat diimplementasikan
kepada masyarakat langsung.
Sebagaimana yang disebutkan oleh teori model Madeleine Leininger
bahwa teori ini memiliki tujuan yaitu menyediakan bagi pasien pelayanan
spesifik secara cultural. Untuk memberikan asuhan keperawatan dengan
dengan budaya tertentu, perlu memperhitungkan tradisi kultur pasien dan
nilai-nilai kepercayaan pasien ke dalam rencana asuhan keperawatan.
Maka dalam makalah ini kita akan membahas tentang teori leininger
dan penerapan teori leininger dalam praktek keperawatan, sehingga bisa
menjadi referensi bagi teman-teman profesi keperawatan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan teori leininger?
b. Apa tujuan dari teori leininger?
c. Apa kelebihan dari teori leininger?
d. Apa kelemahan dari teori leininger?
e. Bagaimana penerapan dari teori leininger dalam praktek
keperawatan?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari teori leininger
b. Untuk mengetahui tujuan dari teori leininger
c. Untuk mengetahui kelebihan dari teori leininger
d. Untuk mengetahui kelemahan dari teori leininger
e. Untuk mengetahui penerapan teori leininger dalam praktek
keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

1. Biografi Medeleine Leininger

Medeleine M. Leininger lahir di Suton, Nebraska. Dia Menempuh


pendidikan diploma pada tahun 1948 di St.Anthony Hospital School of
Nursing, di daerah Denver. Dia juga mengabdi di oeganisasi Cadet Nurse
Corps, sambil mengejar pendidikan dasar keperawatannya. Pada tahun
1950, dia meraih gelar sarjana dalam bidang ilmu biologi dari Benedictine
College di Kansas. Setelah menyelesaikan studi keperawatannyadi
Creighton University, Ohama,, dia menempuh pendidikan magister dalam
bidang keperawatan jiwa di Chatolic University, Washington DC,
Amerika. Dia merupakan perawat pertama yang mempelajari ilmu
Antropologi pada tingkat doctoral, yang diraih di University of
Washington. Dan pada tahun terakhir, dia tinggal di ohama, Nebraska.

Pada pertengahan tahun 1950. saat leininger bekerja untuk


membimbing anak-anak rumahan di Cincinnati, dia menemukan bahwa
salah satu dari stafnya tidak mengerti tentang faktor budaya yang
mempengaruhi perilaku anak-anak. Dia menyimpulkan, bahwa diagnosa
keperawatan dan tindakannnya belum membantu anak secara memadai.
Pengalaman tersebut, mendorong leininger untuk menempuh pendidikan
doctoral dalam ilmu antropologi. Awalnya dia menulis pada akhir tahun
1970, karya tulisnya itu berfokus membahas caring dan transcultural
nursing. Dia melanjutkan untuk menulis mengenai permasalahan tersebut
tetapi sebelumnya dia telah mempublikasikan teori mengenai caring dalam
keanekaragaman budaya dan univertalitas.

Leininger mempunyai peran dalam bidang edukasi dan administrasi.


Dia sempat menjadi dekan keperawatan di University of Washington dan
Utah. Dia juga merupakan direktur dari organisasi Center of Health
Research di Wayne States University, Michigan. Sampai akhirnya dia
pensiun sebagai profesor emeritus. Dia juga belajar di New Guinea sampai
program doctoral, dia telah mempelajari 14 macam budaya di daerah
pedalaman. Dia merupakan pendiri dan pimpinan dari bidang transcultural
nursing dan dia telah menjadi konsultan di bidang tersebut dan teorinya
tetang culture care around the globe. Dia juga telah mempublikasikan
jurnal yang berjudul the journal of transcultural nursing in 1989 yang
telah direvisi selama 6 tahun. Dia berhasil mendapatkan honor yang tinggi
dan meraih penghargaan nasional dan menjadi penceramah di lebih dari 10
negara.

2. Teori Leininger (Cultural Diversity and Universality)

Garis besar teori leininger adalah tantang culture care diversity and
universality, atau yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing.
Awalnya, Leininger memfokuskan pada pentingnya sifat caring dalam
keperawatan. Namun kemudian dia menemukan teori cultural diversity
and universality yang semula disadarinya dari kebutuhan khusus anak
karena didasari latar belakang budaya yang berbeda. Transcultural nursing
merupakan subbidang dari praktik keperawatan yang telah diadakan
penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan
pelayanan kesehatan berbasis budaya.

Bahasan yang khusus dalam teori Leininger, antara lain adalah :

a. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan,
kepercayaan, norma, cara hidup dari kelompok tertentu yang
mengarahkan anggotanya untuk berfikir, membuat keputusan, serta
motif tindakan yang diambil.
b. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang
berkaitan dengan nilai yang diwariskan, kepercayaan, dan motif
cara hidup yang membantu, menfasilitasi atau memampukan
individu atau kelompok untuk mempertahankan kesejahteraannya,
memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau
kematian.
c. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan,
dan adat kesehatan, serta asuhan keperawatan.
d. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik
terkait konsep sehat dan asuhan keperawatan.
e. Worldview
Cara seseorang memandang dunianya
f. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok,
budaya, lembaga, terutama sekelompok orang yang menjelaskan
cara hidup manusia dalam sebuah budaya dalam jangka waktu
tertentu.

Untuk membantu perawat dalam menvisualisasikan Teori Leininger,


maka Leininger menjalaskan teorinya dengan model sunrise. Model ini
adalah sebuah peta kognitif yang bergerak dari yang paling abstrak, ke
yang sederhana dalam menyajikan faktor penting teorinya secara holistik.

Sunrise model dikembangkan untuk memvisualisasikan dimensi


tentang pemahaman perawat mengenai budaya yang berdeda-beda.
Perawat dapat menggunakan model ini saat melakukan pengkajian dan
perencanaan asuhan keperawatan, pada pasien dengan berbagai latar
belakang budaya. Meskipun model ini bukan merupakan teori, namun
setidaknya model ini dapat dijadikan sebagai panduan untuk memahami
aspek holistik, yakni biopsikososiospiritual dalam proses perawatan klien.
Selain itu, sunrise model ini juga dapat digunakan oleh perawat komunitas
untuk menilai faktor cultural care pasien (individu, kelompok, khususnya
keluarga) untuk mendapatkan pemahaman budaya klien secara
menyeluruh. Sampai pada akhirnya, klien akan merasa bahwa perawat
tidak hanya melihat penyakit serta kondisi emosional yang dimiliki pasien.
Namun, merawat pasien secara lebih menyeluruh. Adapun, sebelum
melakukan pengkajian terhadap kebutuhan berbasis budaya kepada klien,
perawat harus menyadari dan memahami terlebih dahulu budaya yang
dimilki oleh dirinya sendiri. Jika tidak, maka bisa saja terjadi cultural
imposition.

3. Tujuan Teori Leininger

Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah mengembangkan


sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga tercipta praktik
keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal (Leininger,
dalam Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009). Dalam hal ini, kebudayaan
yang spesifik merupakan kebudayaan yang hanya dimiliki oleh kelompok
tertentu. Misalnya kebudayaan Suku Anak Dalam, Suku Batak, Suku
Minang.
Sedangkan kebudayaan yang universal adalah kebudayaan yang
umumnya dipegang oleh masyarakat secara luas. Misalnya, kebiasaan
mencuci tangan sebelum makan merupakan perilaku yang baik, untuk
meminimalisir tubuh terkontaminasi oleh mikroorganisme ketika makan.
Dengan mengetahui budaya spesifik dan budaya universal yang dipegang
oleh klien, maka praktik keperawatan dapat dilakukan secara maksimal.

4. Kelebihan Toeri Leininger

• Kelebihan teori leininger :


a. Merupakan perspektif teori yang bersifat unik dan kompleks,
karena tidak kaku memandang proses keperawatan. Bahwa
kebudayaan klien juga sangat patut diperhatikan dalam
memberikan asuhan.
b. Pengaplikasiannya memaksimalkan teori keperawatan lain, seperti
Orem, Virginia Henderson, dan Neuman.
c. Teori transkultural ini dapat mengarahkan perawat untuk
membantu klien dalam mengambil keputusan, guna meningkatkan
kualitas kesehatannya.
d. Mengatasi berbagai permasalahan hambatan budaya yang sering
ditemukan saat melakukan asuhan keperawatan.

• Kelemahan teori leininger :


Teori ini tidak mempunyai metode spesifik yang mengcakup proses
keperawatan.
5. Penerapan Teori Leininger dalam keperawatan

a. Riset (research)
Teori Leininger telah diuji cobakan menggunakan metode
penelitian dalam berbagai budaya. Pada tahun 1995, lebih dari 100
budaya telah dipelajari dipelajari. Selain itu juga, digunakan untuk
menguji teori ethnonursing. Teori transcultural nursing ini,
merupakan satu-satunya teori yang yang membahas secara spesifik
tentang pentingnya menggali budaya pasien untuk memenuhi
kebutuhannya.

Kajian yang telah dilakukan mengenai etnogeografi dilakukan


pada keluarga yang salah-satu anggota keluarganya mengalami
gangguan neurologis yang akut. Hal yang dilihat disini, adalah
bagaimana anggota keluarga yang sehat menjaga anggota keluarga
yang mengalami gangguan neurologis, tersebut. Akhirnya, anggota
keluarga yang sehat di wawancara dan diobservasi guna
memperoleh data. Ternyata mereka melakukan penjagaan terhadap
anggota keluarga yang sakit, selama kurang lebih 24 jam. Hanya
satu orang saja yang tidak ikut berpartisipasi untuk merawat
anggota yang sakit. Setelah dikaji, ada beberapa faktor yang
memengaruhi kepedulian anggota keluarga yang sehat untuk
menjaga anggota yang sakit. Faktor tesebut, dintaranya adalah
komitmen dalam kepedulian, pergolakan emosional, hubungan
keluarga yang dinamis, transisi dan ketabahan. Penemuan ini
menjelaskan pemahaman yang nyata. Bahwa penjagaan terhadap
pasien merupakan salah ekspresi dari sifat caring dan memperikan
sumbangsih pada pengetahuan tentang perawatan peka budaya.

Tujuan dari kajian kedua adalah untuk mengidentifikasi dan


menganalisis ekspresi dari pelaksaan sifat caring warga Anglo
Amerika dan Afrika Amerika dalam sift caring jangka panjang
dengan menggunakan metode ethonursing kualitatif. Data
dikumpulkan dari 40 orang partisipan, termasuk di dalamnya
adalah para penduduk Anglo Amerika dan Afrika Amerika, staf
keperawatan, serta penyedia pelayanan. pemelihara gaya hidup
preadmission, perawatan yang profesional dan memuaskan bagi
penduduk, perbedaan yang besar antara appartemen dengan rumah
para penduduk, dan sebuah lembaga kebudayaan yang
mencerminkan motif dan pelaksanaan keperawatan. Penemuan ini
berguna bagi masyarakat dan para staf profesional untuk
mengembangkan teori culture care diversity and universality.
b. Edukasi (education)
Dimasukannya keanekaragaman budaya dalam kurikulum
pendidikan keperawatan bukan merupakan hal yang baru.
Keanekaragaman budaya atau dalam dunia keperawatan mulai
diintegrasikan ke dalam kurikulum keperawatan pada tahun 1917,
saat komite kurikulum dari National League of Nursing (NLN)
mempublikasikan sebuah panduan yang berfokus pada ilmu
sosiologi dan isu sosial yang sering dihadapi oleh para perawat.
Kemudian, tahun 1937 komite NLN mengelompokan latar
belakang budaya ke dalam panduan untuk mengetahui reaksi
seseorang terhadap rasa sakit yang dimilikinya.

Promosi kurikulum pertama tentang Transcultural Nursing


dilaksanakan antara tahun 1965-1969 oleh Madeleine Leininger.
Saat itu Leininger tidak hanya mengembangkan Transcultural
Nursing di bidang kursus. Tetapi juga mendirikan program perawat
besama ilmuwan Ph-D, pertama di Colorado School of Nursing.
Kemudian dia memperkenalkan teori ini kepada mahasiswa
pascasarjana pada tahun 1977. Ada pandangan, jika beberapa
program keperawatan tidak mengenali pengaruh dari perawatan
peka budaya, akan berakibat pelayanan yang diberikan kurang
maksimal.

Teori Leininger memberikan pengaruh yang sangat besar


dalam proses pembelajaran keperawatan yang ada di dunia.
Namun, Leinginger merasa khawatir beberapa program
menggunkannya sebagai fokus utama. Karena saat ini pengaruh
globalisasi dalam pendidikan sangatlah signifikan dengan
presentasi dan konsultasi di setiap belahan dunia.

Di Indonesia sendiri, sangat penting untuk menerapkan teori


transcultural nursing dalam sistem pendidikannya. Karena kelak,
saat para perawat berhadapan langsung dengan klien, mereka tidak
hanya akan merawat klien yang mempunyai budaya yang sama
dengan dirinya. Bahkan, mereka juga bisa saja menghadapi klien
yag berasal dari luar negara Indonesia.

c. Kolaborasi
Asuhan keperawatan merupakan bentuk yang harus
dioptimalkan dengan mengacu pada kemungkinan variasi
pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan
asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu,
kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan
dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi
(Leininger, 1985).

Dalam mengaplikasikan teori Leininger di lingkungan


pelayanan kesehatan memerlukan suatu proses atau rangkaian
kegiatan sesuai dengan latar belakang budaya klien. Hal ini akan
sangat menunjang ketika melakukan kolaborasi dengan klien,
ataupun dengan staf kesehatan yang lainnya. Nantinya,
pemahaman terhadap budaya klien akan diimplentasikan ke dalam
strategi yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Strategi ini merupakan strategi perawatan peka budaya yang
dikemukakan oleh Leininger, antara lain adalah :

▪ Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya


Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya
pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan
sesuai dengan nilai-nilai yang relavan, misalnya budaya
berolah raga setiap pagi.

▪ Strategi II, Mengakomodasi atau negosiasi budaya


Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap
ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi
terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih
dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil
mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka
ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani atau
nabati lain yang nilai gizinya setara dengan ikan.

▪ Strategi III, Mengubah atau mengganti budaya pasien


Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya
yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat
berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang
biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana
hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan
dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
d. Pemberi perawatan (Care Giver)
Perawat sebagai care giver diharuskan memahami konsep teori
Transcultural Nursing. Karena, bila hal tersebut diabaikan oleh
perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock atau culture
imposition. Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu
kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan
perbedaan nilai budaya. Culture imposition adalah kecenderungan
tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam maupun
terangterangan memaksakan nilai budaya, keyakinan, dan
kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pada individu, keluarga, atau
kelompok dan budaya lain karena mereka meyakini bahwa
budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain.

Contoh kasus, seorang pasien penderita gagal ginjal memiliki


kebiasaan selalu makan dengan sambal sehingga jika tidak ada
sambal pasien tersebut tidak mau makan. Ini merupakan tugas
perawat untuk mengkaji hal tersebut karena ini terkait dengan
kesembuhan dan kenyamanan pasien dalam pemberian asuhan
keperawatan. Ada 3 cara melaksanakan tindakan keperawatan yang
memiliki latar budaya atau kebiasaan yang berbeda. Dalam kasus
ini berarti perawat harus mengkaji efek samping sambal terhadap
penyakit gagal ginjal pasien, apakah memberikan dampak yang
negatif atau tidak memberikan pengaruh apapun. Jika memberikan
dampak negatif tentunya sebagai care giver perawat harus
merestrukturisasi kebiasaan pasien dengan mengubah pola hidup
pasien dengan hal yang membantu penyembuhan pasien tetapi
tidak membuat pasien merasa tidak nyaman sehingga dalam
pemberian asuhan keperawatan.

Pemahaman budaya klien oleh perawat sangat mempengaruhi


efektivitas keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien
yang bersifat terapeutik. Bila perawat tidak memahami budaya
klien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga tidak akan
terjadi hubungan terapeutik.

e. Manajemen
Dalam pengaplikasiannya di bidang keperawatan Transcultural
Nursing bisa ditemukan dalam manajemen keperawatan.
Diantaranya ada beberapa rumah sakit yang dalam memberikan
pelayanan menggunakan bahasa daerah yang digunakan oleh
pasien. Hal ini memugkinkan pasien merasa lebih nyaman, dan
lebih dekat dengan pemberi pelayanan kesehatan. Bisa saja, tidak
semua warga negara Indonesia fasih dan nyaman menggunakan
bahasa Indonesia. Terutama bagi masyarakat awam, mereka justru
akan merasa lebih dekat dengan pelayanan kesehatan yang
menggunakan bahasa ibu mereka. Hal ini dikarena nilai-nilai
budaya yang dipegang oleh tiap orangnya masih cukup kuat.

f. Sehat dan Sakit


Leininger menjelaskan konsep sehat dan sakit sebagai suatu hal
yang sangat bergantung, dan ditentukan oleh budaya. Budaya akan
mempengaruhi seseorang mengapresiasi keadaan sakit yang
dideritanya.

Apresiasi terhadap sakit yang ditampilakan dari berbagai


wilayah di Indonesia juga beragam. Contohnya, Si A, yang berasal
dari suku Batak mengalami influenza disertai dengan batuk.
Namun, dia masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya secara
normal. Maka dia dikatakan tidak sedang sakit. Karena di Suku
Batak, seseorang dikatakan sakit bila dia sudah tidak mampu untuk
menjalankan aktivitasnya secara normal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity dan
universality, atau yang lebih dikenal dengan transcultural nursing.
Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan
berbasis budaya, serta di dalam teorinya membahas khusus culture, culture
care, diversity, universality, worldview, ethnohistory.

Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah mengembangkan


sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga tercipta praktik
keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal. Dalam teori ini
terdapat beberapa kelebihan dan juga kekurangan yang perlu diperbaiki
dan dipertahankan.

Selain itu teori ini juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang/aspek
diantaranya bidang riset, edukasi, kolaborasi, pemberi perawatan,
manajemen, dan sehat sakit.

B. Saran
Kita sebagai calon profesi keperawatan selain belajar untuk melakukan
asuhan keperawatan, juga harus membuka wawasan kita untuk
mempelajari ilmu yang lain atau mempelajari teori-teori keperawatan yang
sudah ada, sehingga kita bisa menjadi seorang profesi perawat yang
professional dan berwawasan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Johnson, Betty M & Pamela B. Webber. 2005. Theory and Reasoning in Nursing.
Virginia: Wolters Kluwer

Sagar, Priscilla Limbo. 2014.Transculural Nursing Education Strategies. United


States: Spinger Publishing Company.

George, J.B. 1995. Nursing Theories. 4th ed. New Jersey: Prentice Hall

Aplikasi Teori Transcultural Nursing dalam Proses Keperawatan oleh Rahayu


Iskandar, Ners, M.Kep. Diperoleh, 12 Desember 2020, dari,
https://www.academia.edu/5611692/Aplikasi_Leininger

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Diakses, 12 Desember
2020, dari
https://books.google.co.id/books?id=LKpz4vwQyT8C&printsec=frontcover&hl=i
d#v=onepage&q&f=false

Janes, Sharyn & Karen Saucier Lundy. 2009. Community Health Nursing-Caring
for the Public’s Health-Third Edition. United States: Jones & Barklett Learning.
Diakses, 12 Desember 2020, dari
https://books.google.co.id/books?id=OYAmBgAAQBAJ&pg=PA286&dq=sunris
e+model&hl=id&sa=X&ei=nMbqVIHPK4eLuATx1oKwCw&redir_esc=y#v=one
page&q=sunrise%20model&f=false
MAKALAH
TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 8
NAMA : ALYA RAHMA LAOH 2001076
M TAUFIK SALEH 1601013

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH MANADO T.A 2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................


KATA PENGANTAR ............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................
A.Biografi Jean Watson ....................................................................................
B.Teori Jean Watson .........................................................................................
C.Aplikasi Teori Jean Watson No creative fastors caritas proceses .................
BAB III PENUTUP ................................................................................................
A.Kesimpulan ...................................................................................................
B.saran .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga kami uapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memeberikan ide-ide dan usaha dalam mencari materi sehingga makalah ini bisa disusun dengan
baik dan rapi
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca, Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehimgga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Manado, 1 januari 2021

Kelompok 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nursing The Philosophy and Science of Caring (1979) adalah buku pertama dan pintu masuk

Watson ke dalam karya ilmiah. Buku tersebut diterbitkan sebelum perhatian formal diberikan

kepada teori keperawatan sebagai dasar untuk disiplin keperawatan dan sebelum banyak focus

telah diarahkan ke landasan filosofis yang bermakna untuk ilmu keperawatan, pendidikan, dan

praktik. Pekerjaan “muncul dari pencariannya untuk membawa makna barudan martabat untuk

pekerjaan dan dunia keperawatan dan perawatan pasien” (Watson 1997:49). Konsep teoritis

diturunkan dan muncul dari pengalaman pribadi dan professional saya, mereka secara klinis

dilantik, secara empirisdidasarkan, dan dikombinasikan dengan latar belakang filosofis,

etika,intelektual, dan pengalaman.Momen kepedulian dapat menjadi titik balik bagi perawat,

dalam hal ini melibatkan jeda, memilih untuk “melihat”, ini adalah tindakan yang diinformasikan

yang dipandu oleh kesengajaan dan kesadaran tentang bagaimana berada disaat yang sepenuhnya

hadir, terbuka bagi orang lain,terbuka terhadap belas kasih dan koneksi, diluar fokus kendali-ego

yang sangat umum.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang teori dari Jean Watson.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Jean Watson

Jean Watson lahir 10 Juni 1940 di Williamson, West Virginia. Jean Watson lulus dari sekolah

keperawatan Lewis Gale di Roanoke, Virginia, pada tahun 1961. Ia melanjutkan studinya di

Universitas Colorado diBoulder, mendapatkan gelar B.S. pada tahun 1964, mendapat gelar

seorang M.S. dalam keperawatan kesehatan mental dan psikiatri pada tahun 1966,dan gelar Ph.D.

Dalam psikologi pendidikan dan konseling pada tahun1973. Ia juga telah dianugerahi Sembilan

gelar doctor kehormatan di enam negara. Jean Watson adalah seorang ahli teori perawat dan

professor perawat Amerika yang paling dikenal karena teori kepeduliannya kepada manusia. Dia

adalah penulis banyak buku, termasuk keperawatan salah satunya yaitu The Philoshopy and

Science of Caring. Penelitian Watson tentang kepedulian telah dimasukan kedalam pendidikan

dan perawatan pasien diratusan sekolah perawat dan fasilitas kesehatan diseluruh dunia.

B. Teori Jean Watsona.

1. Teori Nursing The Philoshopy and Science of Caring

Peduli ilmu sebagai titik awal untuk keperawatan, studi menawarkan landasan disipliner

yang berbeda untuk profesi. Jean Watson memberikan narasi yang etis, bermoral, dan bernilai

untuk sainsdan fenomena manusianya, pendekatannya terhadap alam yang peduli

penyembuhan. Ia juga memperkenalkan kembali dimensi roh dan suci kedalam pekerjaan dan

kehidupan dunia kita. Hal ini memungkinkan reuni antara metafisika dan dunia materi fisik

sains modern. Dalam memanfaatkan ilmu peduli sebagai konteks disiplin danyang memandu

pengembangan professional dan kedewasaan. Watson mengakui bahwa ada perbedaan antara

disiplin keperawatan dan profesi keperawatan. Sudah diketahui secara luas bahwa disiplin
(bidangapapun) harus menginformasikan profesi. Ilmu kepedulian menginformasikan dan

berfungsi sebagai titik awal moral filosofi teoritis dasar untuk pendidikan keperawatan,

perawatan pasien, penelitian, dan bahkan praktik administrasi. Peduli ilmu pengetahuan

semakin menegaskan bahwa kesatuandan keterhubungan ada diantara semua hal dalam

lingkaran besar kehidupan: Perubahan, penyakit, penderitaan, kematian, dan kelahiran

kembali. Orientasi ilmu kepedulian menggerakan manusia lebih dekatke komunitas, lebih

dekat dengan hubungan damai, dengan komunitas lain, negara, dan waktu.

2. Konsep Utama dan Definisi

a. Ten Carative Carative Watson terus mengembangkan pemikirannya tentang keperawatan,

mulai dari pandangannya, teori dan aplikasi keperawatan. Manusia diyakini sebagai

person as a wholeas a fully functional integrated self Jean Watson mendefinisikan sehat

sebagai kondisi yangutuh dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan

dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersiapkan dan diri yang diwujudkan. Dari

beberapa konsep sehat dan sakit di atas, dapat dikemukakan beberapa prinsip, antara lain :

1. Sehat menggambarkan keutuhan kondisi seseorang yang bersifat multidimensional,

dan fluktuatif, tergantung dari intelerasi antara faktor-faktor yang memengaruhinya.

2. Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseoranguntuk beradaptasi

terhadap lingkungan, baik internal maupuneksternal.

3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik

tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kepastiannya untuk berfungsi pada

lingkungan yang dinamis.

b. Ten carative factors digunakan sebagai kerangka kerja dalamkeilmuan dan praktik

keperawatan. Pada perjalanannya Watson mengembangkan “Caritas” yang


menghubungkan caring dan love secara eksplisit dan disebut sebagai clinical caritas

processes. Setiap carative factors dan clinical caritas processes menggambarkan proses

caring dalam rangka mencapai dan mempertahankan kesehatan pasienatau meninggal

dengan damai. Konsep utama dan definisi Ten Carative Factors meliputi :

1. Terbentuknya sistem yang Humanistic dan altruistic pada hubungan perawat-pasien.

Faktor ini menggambarkan adanya kepuasaan perawat bila ia dapat menggunakan

dirinya untuk membantu pasien.

2. Menumbuhkan harapan pasien. Faktor ini menunjukkan peran perawat dalam

meningkatkan kesejahteraan pasien dengan membantu pasien mengadopsi perilaku

sehat, dengan menggunakan sugesti secara positif, dan dengan mengembangkan

hubungan perawat-pasien yang efektif.

3. Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain. Bila perawat dapat mengekspresikan

perasaannya, dia akan mampu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk

mengekspresikan perasaan mereka.

4. Mengembalikan hubungan saling percaya. Pada hubungan saling percaya, perawat

akan jujur, ikhlas, empati, berbicara dengan nada suara yang tidak tinggi, dan

berkomunikasi dengan jelas.

5. Menerima ekspresi perasaan positif dan negatif dapat membuat perasaan pasien atau

perawat tidak enak. Perawat perlu mempersiapkan diri dan juga mempersiapkan

pasien untuk menerima, terutama perasaan negatif.

6. Menggunakan proses penyelesaian masalah dalam pengambilan keputusan.

Penggunaan proses keperawatan pada pemberian asuhan keperawatan merupakan

metode penyelesaian masalah pasien. Halini menunjukkan bahwa perawat memiliki


otonomi untuk menetapkan tindakan keperawatan, tidak hanya melalui tindakan

medik semata

7. Meningkatkan proses belajar mengajar melalui proses interpersonal.

8. Menyediakan lingkungan biopsikososial dan Cultural yang suportif dan proektif.

9. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar. Perawat membantu pasien dalam memenuhi

kebutuhan biopsikososial dan spiritual.

10. Memberi kesempatan pada pasien untuk mempelajari fenomena yang terjadi. Hal ini

dapat dilakukan dengan memberikan pasien suatu pengalaman atau pemikiran yang

dapat meningkatkan pemahamannya terhadap dirinya dan orang lain.

c. Asumsi Dasar Teori Watson terletak pada Tujuh asumsi dasar yang menjadi kerangka

kerja dalam pengembangan teori, yaitu :

1. Caring dapat dilakukan atau dipraktikkan secara interpersonal.

2. Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasanterhadap

pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

3. Caring yang efektif akan meningkatkan status kesehatan dan perkembangan individu

serta keluarga.

4. Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagaiseseorang pada saat

ini, tetapi bagaimana seseorang tersebut di masadepannya.

5. Caring environment yaitu menyediakan perkembangan potensi danmemberikan

keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah

ditentukan.
6. Caring bersifat healtogenic, daripada curring praktik caring mengintegrasikan

pengetahuan biospikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan dan

untuk membantu pasien yang sakit, dimana caring melengkapi curring

7. Caring merupakan inti dari keperawatan.

d. Konsep Utama Keperawatan Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean

Watson meliputi : manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri terintegrasi (ingin

dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu). Manusia pada dasarnya

ingin merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa menjadi

bagian dari kelompokatau masyarakat, dan merasa dicintai serta mencintai. kesehatan

kesehatan merupakan sebuah keutuhan dari pikiran, fungsi fisik, dan fungsi sosial. Hal ini

menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk mengingatkan fungsi dalam

pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan juga merupakan keadaan bebas dari

keadaan sakit. lingkungan berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan

konstanta dalam setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari

generasi ke generasi berikutnya, akan tetapi diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai

strategi untuk melakukan mekanisme coping terhadap lingkungan tertentu. keperawatan

keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring

ditujukan untuk pasien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

C. Aplikasi Teori Jean WatsonNo Carative Factors Caritas Processes

1. Membentuk sistem nilai humanistic Altruistic menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang,

kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran dalam caring.

2. Menanamkan keyakinan dan harapan hadir dengan sepenuhnya untuk mewujudkan serta

mempertahankan sistem kepercayaan dalam dunia kehidupan subjektif dari dirinya danorang

yang dirawat.
3. Mengembangkan sensitivitas untuk dirisendiri dan orang lainMemberi perhatian terhadap

praktik- praktik spiritual dan trans personal diri orang lain, melebihi ego dirinya.

4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu mengembangkan dan mempertahankan

suatu hubungan caring yang saling membantu dan saling percaya.

5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative hadir untuk menampung

dan mendukung ekspresi positif negative sebagai suatu hubungan dengan semangat yang

dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.

6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan

menggunakan diri sendiri dan semuacara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian dari

proses caring untuk terlibat dalam penerapan caring healing yang artistic.

7. Meningkatkan proses belajar mengajari intrapersonal Terlibat dalam pengalaman belajar

mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri orang laindan berusaha memahami

sudut pandang orang lain.

8. Menyediakan lingkungan yang mendukung melindungi dan memperbaiki mental,social

kultural dan spiritual menciptakan lingkungan healing pada seluruh lingkungan baik fisik

maupun nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energy dan kesadaran yang memiliki

keholistikan ,keindahan, kenyamanan, martabat dan kedamaian.

9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia membantu terpenuhinya kebutuhan

dasar dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan human care essentialis yang

memunculkan penyesuaian jiwa raga dan pikiran,serta keholistikan dan kesatuan diridalam

seluruh aspek care dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.10

Mengembangkan factor kekuatan eksistensial fenomenologis menelaah dan menghargai


misteri spiritual dan dimensional eksistensial dari kehidupan dan kematian seseorang soul

care bagi diri sendiridan orang yang dirawat.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori Jean Watson mengajarkan kita tentang cara mengekspresikan kepedulian kita kepada

pasien, merawat adalah pusat praktik keperawatan, dan mempromosikan kesehatan lebih baik

daripada penyembuhan medis sederhana menurut Jean Watson kepedulian yang diwujudkan

dalam keperawatan telah ada disetiap masyarakat, namun sikap peduli tidak ditransmisikan dari

generasi kegenerasi.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini, kami mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi referensi

untuk teman-teman sesama mahasiswa maupun perawat professional yang ada di rumah sakit dan

lembaga kesehatan lainnya. Kami mengharapkan bahwa kita sebagai perawat dapat menerapkan

teori yang diberikan Jean Watson yaitu Caring yang mengajarkan tentang kepedulian kepada

pasientanpa memandang perbedaan, suku dan agama. Kami sadar bahwa makalah yang kami buat

masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami mengharapkan teman-teman dan pembaca

memberikan saran dan kritik yang membangun, agar kami di lain waktu dapat membuat makalah

yang lebih baik


DAFTAR PUSTAKA

Parker. Marilyn.E (2001).Nursing Theories and Nursing Practice.

Philadelphia :Davis Company Teting, Bernarda (2018). Teori Caring dan Aplikasi Dalam Pelayanan
Keperawatan. Edisi I. Yogyakarta : ANDI Watson. J (2008).

Nursing The Philosophy and Science of Caring. Revisi Edisi.Colorado : University Press Bagikan
dokumen Ini bagikan atau Tanam Dokumen Opsi Berbagi kumen ini be
MAKALA

TEORI MARTHA E. ROGER

Dosen Pengampu : Ns. Sarwan, S.Kep, M.Kep

Di Susun Oleh Kelompok 9 Keperawatan 1C

Nurain Harun (2001080)

Galuh Septiani Puji Astuti (2001057)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH


MANADO

T.A 2020-2021

(Jl. Raya Pandu, Kec. Bunaken – Manado)


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil alamin, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayahnya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini,
sholawat beriring salam tidak lupa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir
zaman, amin ya robbal alamin. Karena anugerah dan bimbingan-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “ Teori kepribadian Menurut Martha Rogers ” yang
merupakan salah satu tugas dari mata kuliah” Falsafah dan Teori Keperawatan 1” tepat
waktu. Tetapi, Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak sekali
terdapat kekurangan ataupun kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari teman-teman dan dosen pengampuh yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Manado, 14 Desember 2020


DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................

1.3 Tujuan...................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Biografi Martha E. Roger.....................................................................................................

2.2 Pribadi Martha E. Roger.......................................................................................................

2.3 Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers...........................................................................

2.4 Asumsi Dasar Teori Roger...................................................................................................

2.5 Prinsip Homeodinamika.......................................................................................................

2.6 Kaitan Prinsip Homeodinamika...........................................................................................

2.7 Teori Roger Dan Metaparadigma Lansia............................................................................

2.8 Kegunaan Prinsip Roger Dalam Proses Keperawatan.........................................................

2.9 Teori Roger Dan Karakteristik Teori Roger........................................................................

2.10 Hubungan Teori Keperawatan Martha Dengan Riset Keperawatan..................................

2.11 Hubungan Teori Keperawatan Martha Dengan Pendidikan Keperawatan........................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................

3.2 Saran....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki


praktekkeperawatan, melalui riset keperawatan, dan praktik keperawatan memberikan
fenomena yang perlu dilakukan riset untuk dapat memperkokoh teori keperawatan. Teori-teori
keperawatan yangdisusun secara jelas meningkatkan pemahaman terhadap fenomena
keperawatan yang ada danmengarahkan perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek
keperawatan itu sendiri.
Teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
perkembanganpemikirandanideide yang dituangkan ahli keperawatan berdasarkan filosofi, pa
radigma, sertalatar belakang pendidikan dan kehidupan para ahli tersebut, sehingga masing-
masing teorimempunyai perbedaan asumsi terhadap praktek keperawatan. Akan tetapi pada
dasarnya semuateori keperawatan yang ada mempunyai apresiasi yang sama yaitu terhadap
proses pemberianasuhan keperawatan, dimana klien diberikan kesempatan dan ruang untuk
dapat berkembangsecara mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya selama rentang
kehidupan.Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan memberikan
dasarkerja dan memberikan kerangka kerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan.
Teorikeperawatan sekarang ini sedang berkembang pesat untuk menjadi sebuah sain
keperawatanmulai dari teori pada ranah filosofi, grand theory, middle range theory maupun
practice theory,dalam makalah ini akan dibahas tentang grand theory Menurut McEwen &
Wills (2006) yangtermasuk dalam grand theory adalah Myra E. Levine: The Conservation
Model, Martha E.Roger: Unitary of Human Being,Dorothea E. Orem: Self Care Deficit Theory
of Nursing,Imogene King: Interacting System Framework and Middle Range Theory of Goal
Attainment,Betty Neuman:System Model, Sister Calista Roy: Adaptation Model, Dorothy E.
Johnson:Behavior Syastem Model, Anne Boykin & Savina O.S.: Nursing as Caring : A Model
forTransforming Practice. Salah satu teori keperawatan yang dapat di terapkan oleh perawat
dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien adalah teori dari Martha E. Rogers tenta
ng “Unitary Human Beings”. Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia.
1.2 Rumusan Masalah

1. Mengeahui Biografi Martha Roger


2. Dapat mengetahui apa itu teori roger
3. Kaitan teori roger dengan dunia keperawatan
4. Menegetahui aumsi dasar teori roger
5. Mengetahui teroi roger dan defnisi teori roger

1.3 Tujuan

Tujuan dari Teori Martha adalah untuk menunjukkan bahwa lingkungan dan cara
seseorang berinteraksi dalam pengaruh ini dengan cara yang berbeda, sehingga menciptakan
kesatuan yang utuh. Artinya, manusia akan bereaksi sesuai dengan apa yang ada di
lingkungannya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Martha E. Rogers

Martha Rogers lahir 12 mei 1914 di Dallas, di negara bagian Texas. Dia adalah putri
dari Lucy Mulholland Keener dan Bruce Taylor Rogers. Dia memiliki tiga adik perempuan,
mungkin mereka yang harus dia urus untuk sebagian besar waktunya, sebuah fakta yang dapat
memengaruhi perkembangan empati terhadap perasaan orang-orang. Dari masa mudanya ia
terbukti menjadi orang yang berani dan berani belajar kedokteran di Universitas Tennessee,
meskipun itu tidak terlihat baik bagi seorang wanita. Bahkan, dia tidak bisa menyelesaikan
pengobatan sebelum diberi tekanan yang diberikan profesor dan orang lain di lingkungannya.
Meskipun jika ada sesuatu yang jelas adalah bahwa dia ingin membantu orang dengan masalah
kesehatan, jadi dia memutuskan bahwa jika dia tidak bisa menjadi dokter, bisa menjadi
perawat, dan karena itu mendaftar di Sekolah Rumah Sakit Umum Knoxville. Di sana dia lulus
pada 1936 dan setahun kemudian dia lulus dari George Peabody College di Nashville, Tenn..

Pada 1945 ia memperoleh gelar master dalam keperawatan kesehatan masyarakat dari
Teachers College di Universitas Columbia. Kemudian, pada tahun 1952 ia memperoleh gelar
Master di bidang Kesehatan Masyarakat dan pada tahun 1954 gelar Doktor Ilmu Pengetahuan
di Universitas Rumah Sakit John di Baltimore. Martha Rogers bekerja sebagai profesor di
Divisi Keperawatan di Universitas New York. Selama waktu ini dan tahun-tahun kemudian ia
mengembangkan pekerjaan pertamanya di keperawatan kesehatan masyarakat. Dia
memperoleh pengangkatan profesor emerita, yang dia pertahankan hingga kematiannya. Dia
mengawasi praktik dan pelatihan perawat kunjungan di Universitas New York, dan
memberikan ceramah di 46 negara bagian dan beberapa negara, seperti Cina, Belanda atau
Meksiko. Dia menerima beberapa penghargaan kehormatan dari berbagai universitas serta
berbagai penghargaan atas kontribusinya dan kontribusinya pada kepemimpinan dalam
keperawatan. Pada tahun 1996, setelah kematiannya, ia dimasukkan ke dalam Hall of Fame
Asosiasi Perawat Amerika, sebuah organisasi yang diciptakan untuk mengenali wanita dan pria
paling menonjol di bidang keperawatan. Beberapa penghargaan dan beasiswa yang diberikan
oleh organisasi ini disebut Martha Rogers.

2.2 Pribadi Martha E. Roger

Martha Rogers (1914-1994) adalah seorang perawat Amerika yang mendedikasikan


sebagian hidupnya untuk meneliti dan menerbitkan teori dan buku yang berkaitan dengan
bidang keperawatan. Ia dikenal di seluruh dunia karena teorinya Ilmu Makhluk Manusia
Bersatu dan bukunya Pengantar Dasar Teoritis Keperawatan. Keduanya merupakan bagian
penting dalam studi bidang kedokteran ini. Martha ingin mengubah konsep keperawatan, dan
bersama dengan wanita lain pada saat dia menyeberang, mungkin tanpa sadar, dia mengubah
pemahaman tentang bidang ini dan cara kerjanya. Nilai dan besarnya teorinya membuat
kontribusi besar untuk asuhan keperawatan. Misalnya teorinya Ilmu Makhluk Manusia Bersatu
(Teori Unitary Human Beings) membuat para perawat mendapatkan visi yang lebih luas
tentang pasien dengan lingkungan mereka dan dengan cara ekstra-sensor. Ini adalah salah satu

perubahan yang paling menonjol dalam keperawatan dan salah satu dari nilai-nilai
diperkenalkan yang paling penting dan masih diajarkan sampai sekarang.

2.3 Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang menggambarkan


danmemperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis
secaraumum dengan memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan
praktis.Ilmukeperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan
hubungannya dengan perkembangan manusia.Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang
didasari prinsip - prinsip kreatifitas, seni danimaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan
Rogers merupakan aktifitas yang berakar padadasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran
intelektual,danhatinurani.Rogermenekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang da
lam aktifitasnya mengedepankan aplikasiketerampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan
meliputipengkajian,intervensi,dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pe
mahaman manusia atau individuseutuhnya

2.4 Asumsi Dasar Teori Roger

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi,sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers
berfokuspada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang me
mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung.Berdasarkan pada
kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada lima dasarasumsi tentang
manusia, yaitu:

1). Manusia adalah satu kesatuan

proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih dan perbedaan dar
iijumlahbagianbagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang lenyap d
ari pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan secara konstan mengubah pola
ini.Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya
berbedadi beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika
semuanya jikadilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak
efektif bilaseseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan
terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.

2). Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi

Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material
satu samalain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada
seorangindividu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal..

3). Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat
diprediksi sepanjang ruang dan waktu.

Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya. Bahwa
proseskehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan
ruangwaktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau
menjadiseperti yang diharapkan semula.
4). Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola teladan
inimempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi
kesatuankeanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.

5).
Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi danemosi.

Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan keluasan dari alam
semesta ini.Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan
menerima danmempertimbangkan luasnya dunia.Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut,
terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha E. Roger
1.Sumber energy
2.Keterbukaan
3.Pola-pola perilaku
4.Ukuran-ukuran 4 dimensi
Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia
danlingkungannya.Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil
energi daninformasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk
lingkungan.Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan memba
tasi asumsi-asumsi utama Martha E. Roger Terdapat persamaan kekuatan antara anggapan
dasar Roger dan sistem teori umum lainnya.Menurut von Bertalanffy (1968), sebuah sistem
adalah kumpulan dari elemen-elemen yangdihubungkan, wujud manusia dan lingkungannya.
Seperti sebuah sistem hidup dan energi dasar,individu memiliki kecakapan dalam
memanfaatkan energi dan informasi dari lingkungan danenergi bebas dan informasi kepada
lingkungan.Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar tersebut dan menghadirkan
lima asumsitentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh.Manusia
danlingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang
tidakdapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu.
Haltersebutmerupakan pola kehidupan.Pada akhirnya seseorang mampu berbicara,
berfikir,merasakan, emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat
dimensi,medan energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-
ciri dantingkah laku yang berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu
pengetahuan yaitulingkungan, keperawatan dan kesehatan.
2.5 Prinsip Homeodinamika

Prinsip homeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu integral, resonansi dan
helicy(Roger (1970,1988, 1992)). Dengan kombinasi prinsip homeodinamika dan konsep
manusia daridefinisi perawat, sebuah teori menyatakan dapat dijadikan dalil.Sebuah teori yang
tepat mungkinmenyatakan jika perawat menggunakan prinsip homeodinamika untuk melayani
umat manusia.

a). Integral

Prinsip pertama adalah integral. Badan manusia dan lingkungannya tidak dapat
dipisahkan,rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi pembaharuan interaksi antara
badan manusiadan lingkungannya. Keduanya saling berinteraksi yang konstan dan saling
bertukar dimana pembentukan keduanya ditempatkan dalam waktu yang sama. Maka,integral
adalahkelanjutan proses interaksi antara manusia dan lingkungan.
b). Resonansi

Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam antara manusia
dan bidang lingkungan.Pertukaran adalah pola manusia dan bidang lingkungan disebarkan da
rigelombang yang berpindah dari gelombang yang lebih tinggi dari frekuensi rendah
kegelombang yang lebih pendek dari frekuensi yang lebih tinggi. Proses kehidupan dalam
badanmanusia adalah simfoni dari ritme yang bergerak dalam frekuensi tertentu. Pengalaman
manusia di lingkungannya seperti segaris kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka
dengan duniaistirahat.

c). Helicy

Terakhir, prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung pada
manusiaingkungan.ManusiadanlingkunganadalahDinamis,sistemterbukadalapertukaranadalah
hak berlanjut pada pertukaran yang konstan antara manusia dan bidang lingkungan.Pertukara
n ini juga mengalami pembaharuan.Jika, pertukaran tidak dapat diprediksi.Akhirnya, pertukar
anlangsung menuju peningkatan perbedaan dan kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat
di prediksi, dinamis, dan peningkatan perbedaan.Helicy meliputi konsep perubahan ritmis,
pengaruh evolusioner, dan kesatuan bidang lingkunganhidup manusia.Arah perubahan yang
terjadi
Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara melihat manusia dalam keutuhan
mereka. Perubahandalam proses kehidupan manusia yang tidak dapat kembali, nonrepeatable,
berirama, danmenyajikan keragaman pola tumbuh.

2.6 Kaitan Prinsip Hemeodinamika

Prinsip-prinsip yang homeodinamik erat keterkaitannya dengan prinsip teori terpilih.


Sistem prinsip umum homeodinamik dari helicy dapat dibedakan menjadiequifinaliti dannege
nytropi. Equifinality berarti bahwa sistem terbuka dapatmencapai keadaan waktukemandirian
kondisi awal dan ditentukan hanya olehparameter tujuan sistem itu. Prinsipnegentropic
mengatur bahwa sistem terbukamemiliki mekanisme yang dapat
memperlambat proses gerakan menuju kurangefisiensi. Pertukaran lingkungan dapat member
ikan dukunganuntuk mekanisme tersebut.Misalnya, kasus Susie kembar identik dan
Joanie.Setelah ulang tahunmereka dua bulan, salahsatu kembar, Susi, menghabiskan enam
minggudikakibilaterauntukmengobati cacat bawaan.
Akibatnya Susie dipertahankan di datarantinggi, dan Joanie terus mengembangkansep
anjang sumbu sekuensial. Susiemengalami pola perubahan perkembangan,
perbedaan perkembangan antara sikembar substansial, sedangkan pada bulan kedelapan perbe
daan telahsangat berkurang.Bagian equifinal dari perkembangan ini akan tercapai meskipun
lama.Perkembanganteori telah menunjukkan bahwa kompetensi bawaan bayi berkembang
melaluiwaktu.Sebagai contoh, Erikson (1963) tahapan perkembangan psikososial, dimulai
dengankepercayaan versus ketidakpercayaan dan otonomi versus keraguan malu,
melaluigenerativity versus penyerapan diri dan integritas ego versus putus asa,
mengakuipertumbuhanke depan dari seorang individu yang semakin kompleks.
Pembangunanadalah proses yang berkelanjutan dari mempelajari tugas-
tugas dasar pertamaberjalan, makan, dan berbicara untukmengontrol fungsi tubuh untuk
menyesuaikandiri dengan pensiun, dan / atau kematian pasangan.Contoh lain adalah
Piaget (Piaget & Inhelder, 1969) konsep pengembanganintelektual.Kohlberg (1973)
memvalidasi kerja Piaget menemukan bahwaperkembangan moral dimulaiketika proses
berpikir bergeser dari sebelum operasipada operasi konkret. Kohlberg
menemukanbahwalakilaki berkembang melaluiserangkaian tahapan, dari hukuman premoral
dan orientasiketaatan pada moralitasyang berprinsip dan orientasi prinsip universal
etika.Giligan (1982) telahmenantangteori perkembangan dan pengecualian mereka pemikiran
perempuandanpembangunan di presentasi pekerjaan mereka.
Perubahan stimultan pendakigunung dan kenaikannya konsisten dengan
prinsipintegral.Menurut Roy (Roy & Adrews, 1991), adaptasi individu dari konsep
diridipengaruhi oleh pengalaman sosial, yang mencerminkan stimulus
eksternal yangmengelilingi orang tersebut dan proses dari persepsi dan pembelajaran sosial.
PrinsipRogers tentang dalil helicy, setiap interaksitimbal balik yang baru
meningkatkanperubahan inovatif. Sebagai contoh, seorang wanita yangmenjadi seorang
istrisekaligus ibu mengembangkan diri konsep diri yang konsisten
dengan presepsiinteraksi dengan suaminya dan anak-
anaknya. Ketika wanita itu menjadimahasiswa,interaksinya dengan dosen, mahasiswa, dan
lingkungan kampus meningkatkan perubahan dan adaptasi dalam konsep-diri-
nya.Menjadi seorang ibu, istri sekaligus mahasiswamembuatnya mengalamiperubahan di
lingkungannya.Ini adalah perwakilan dari perkembangan.Pada titik tertentu dalam waktu
perubahan disebabkan oleh lingkungan baru yangmenciptakanperubahan dalam pola hidup di
mana wanita itu telah berfungsi.Perubahan inimempengaruhi kebiasaan yang berhubungan
dengan gaya hidupnya dahulu. Sebelum kuliah, ibu kan memasak untuk keluarganya, setelah
ia kuliah,tidak ada anggota keluarga yang berperanmemasak, sehingga fungsi keluargaberubah.
Sesuai dengan prinsip Roger, (helicy) perubahankebiasaan terjadi karena perubahan
lingkungan. Resonancy menguji variasi yang terjadi
selama proseskehidupan dari orang yang "utuh".

2.7 Teori Rogers dan Metaparadigma Lansia

Marta Rogers (1992) mengungkapkan metaparadigma lansia. Dia menyajikan lima


asumsitentang manusia. Setiap manusia diasumsikan sebagai kesatuan yang
denganindividualitas.Manusia secara kontinyu mengalami pertukaran energi
denganlingkungan.Manusia mampu abstraksi, citra, bahasa, pikiran, sensasi, dan
emosi.Manusiadiidentifikasi dengan pola dan mewujudkan karakteristik dan perilaku yang
berbeda dari bagiandan yang tidak dapat diprediksi dengan pengetahuan tentangbagian -
bagiannya.Lingkunganterdiri dari semua pola yang ada di luar individu.Keduanya, individu
dan lingkungan dianggapsistem terbuka.Lingkungan merupakan, tereduksi terpisahkan, energi
lapangan pandimensionaldiidentifikasi dengan pola dan integraldengan bidang
manusia.Perawatan utamanya adalah senidan ilmu dan humanistik kemanusiaan.Ditujukan
terhadap semua manusia dan berkaitan dengansifat dan arah pembangunan manusia. Tujuannya
untuk berpartisipasi dalam proses perubahansehingga orang dapat mengambil manfaat
(Rogers, 1992).
Kesehatan tidak secara khusus diatur,Malinski (1986) dikutip dari komunikasi pribadi
denganRogersdimanadinegarbagianRogers bahwa ia memandang kesehatan sebagai sebuah n
ilai. Komunikasi ini menegaskan kesimpulansebelumnya bahwa penyakit, patologi dan
kesehatan adalah sebuah nilai.

2.8 Kegunaan prinsip Rogers dalam Proses Keperawatan

Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-
prinsiphomeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah
perkembanganindividu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik
keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia
dan lingkungannya, untukmemperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk
mengarahkan pola dari bidangmanusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan.
Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil menggunakan prinsip-
prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien
dalam proses keperawatan. Jika sesuatuatau seseorang di luar individu adalah bagian dari
lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa
klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses keperawatan.Akibatnya, hasil
keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jikaklien berusaha
mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan
klien, bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatanoleh perawat
menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah,atau segmen terbatas
pemenuhan kebutuhan. Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentangklien dan lingkungan
dikumpulkan.Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data, informasi
yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya.
Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang
mencerminkan Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya
akanmencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh
prinsiphelicy.Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa
pertanyaanuntuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien
merupakancerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu.Akibatnya, pola yang diidentifikasi
ini tidak statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan
pengalaman masalalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi
menggunakan merekasebagai referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat
klien seutuhnya. Iniakanmengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-
bagian secara berurutandalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan, adalah penilaian
dariseluruh keadaan manusiadan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau
statusmental.Inimerupakanpenilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilai
an dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki ked
udukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.Sebagai hasil dari penilaian keperawatan,
ditarik kesimpulan tentang kemandirian.Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan,
langkah kedua dalamproses keperawatan, dan itumencerminkan prinsip-prinsip
homeodynamik.
Irama,pola, keanekaragaman, interaksi, danvariasi proses kehidupan terlihat dengan
jelas.Diagnosis keperawatan bertujuan untukmengetahui pola pertukaran bagian-
bagiantersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-
lingkungan(Roger,1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa
keperawatan berdasarkan polakesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besa
r kegunaannyadengankerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih
tentangkeutuhanindividu.Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjangdiagnosa,
sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkintidak tepat (Smith,
1988).Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat
memberikanasuhankeperawatan.Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi
dalam lingkunganmaupun di dalam individu.

2.9 Teori Rogers dan karakteristik Teori

Teoridapatsalingberhubunganmenciptakanperbedaanpandangansuatufenomenatertentu.Teorikjigkeperawatan utamanya digunakan


dalam prinsip homeodynamic untuk pelayanan kemanusiaanmemaksa untuk melihat keperawatan
dengan cara berbeda.Teori harus murni logis. Pasti ada perkembangan logis dalam konstruksi
utama.Hasil perkembangan logis ini di proses dari identifikasi anggapan, melalui blok bangu
nan, dengan prinsip homeodynamic.Teori harus relatif sederhana namun umum. Telah
dinyatakan bahwa konsepsi Rogers manusiayang elegan di dalamnya terdapat kesederhanaan
(Fawcert,1989). Namun, teori jauh lebih sederhana dalam tingkat abstraksi dan berkontribusi
pada kesulitan pemahaman.
Sertadidasarkan pada penggunaan sistem terbuka yang kompleks.Teori dapat menjadi
dasar untuk hipotesis yang dapat diuji untuk memperluas teori.Teori berkontribusi dan
membantu meningkatkan pengetahuan umum tubuh dalam tanpamenghilangkan
kedisiplinan melalui penelitian yang dilakukan untuk memvalidasi mereka. Teoriini dirancang
untuk meminimalkan masalah penelitian, kurangnya kesederhanaan, definisioperasional, dan
instrumen yang valid untuk mengukur hasil sehingga keperawatan benar-benar bisa
mendapatkan keuntungan dari sistem abstrak Roger.Teori digunakan oleh praktisi untuk
membimbing dan meningkatkan praktek mereka. Ketika idetersebut diaplikasikan untuk
praktek keperawatan, pemahaman perilaku klien mengambildimensi baru. Selain itu,
intervensi keperawatan seperti sentuhan terapeutik dan penggunaancahaya, warna, musik,
dan gerakan telah diturunkan dari ajaran Rogers.
Teori harus konsisten dengan validasi teori lain, hukum, dan prinsip-prinsip. Sifat
abstrak darisistem menyediakan potensi besar untuk menghasilkan pertanyaan untuk studi
lebih lanjut danyang berasal intervensi untuk praktek keperawatan. Sistem Rogersjuga
telah berperan dalam pengembangan teori-teorilainnya. Newman (1994) Parse dan (1992)
karya dua contoh tersebut.

2.10 Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan

Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung


memilikihubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan.Model konseptualnya
memberikanarah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers
menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan
pemahamansepertikonsepMarthaERogersakanmenemukanmendapatkanpandanganyangjelastentangsepertiapakahsesungguhnya bekerja sebagai
perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha ERogermenunjukkan bahwa kebutuhan kritis
dalam keperawatan adalah merupakandasar pengetahuandalam aktifitas penelitian
keperawatan.“Tujuan dari keperawatan ad
alah untuk membantu semuaorang di manapunmereka berada dan menunjang kesejahteraan
yang maksimal bagi individu,keluargadan kelompok (Rogers, 1985)”. H.
Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik KeperawatanMartha E Rogers
mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkinuntuk di
terapkan dalam praktik keperawatan. Dibawah ini adalah konsep teori keperawatan yang
dikemukakan oleh Roger Martha

1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien


2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3. Penyesuaian terhadap pola
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses
penyembuhan.
5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

2.11 Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan

Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali


programundergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di
lakukannyasebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi
terhadapdefinisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di
pelajari,unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi
perawat untukmenempuh pendidikan dalam keperawatan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada intinya Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan mendukung
penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuandari ilmu-
ilmu dasardan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri,ilmu keperawatan
bertujuan untukmemberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk mengembangkan penelitian
ilmiah dan analisislogis dan kemampuan menerapkannyadalam praktik keperawatan. Inti
pengetahuan ilmiahkeperawatan merupakan hasilpenemuan terbaru mengenai keperawatan
secarahumanistik.membangun dasar teori yang luas dari berbagai disiplin. Rogers
mengembangkan prinsip-prinsip homeodynamics. Melekat pada prinsip-prinsip yang lima
asumsi dasarnya yaitu
a) Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik
b) Individu dan lingkungan terus exchenging materi dan energi dengan satu samal ain
c) Proses kehidupan manusia berkembang ireversibel dan unidirectionally
sepanjangwaktu;
d) Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif; dane.
e) Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir,
sensasidanemosi.
Prinsip-prinsip integral, helicy, dan resonancy dibandingkan dengan teori sistemumum,
teori pembangunan, dan teori adaptasi. Cara untuk menggunakan prinsip-
prinsip dalam proseskeperawatan dieksplorasi. Kesulitan dalam memahami prinsip-prinsip,
kurangnya definisioperasional, instrumen tidak memadai untuk pengukuran adalah
keterbatasan utama penggunaanefektif dari teori ini
3.2 Saran
Semoga kita Kita dapat mengacu pada teory proses keperawatan oleh roger’s untuk
acuan tindakan proses keperawatan dan dapat ememahami teori-teori keperawatan dan dapat
mengamalkanya dalam lingkungan kerja keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Aziz Alimul. A. 2009, pengantar konsep dasar keperawatan edisi 2, Salemba medika

, Jakarta. Merriner, Ann. 1986. Nursing Theory and Their Work. Masby Company. Mubarak,

Iqbal Wahit. 2005. Pengantar Keperawatan Komonitas 1. Cv Sagung Seto. Jakarta. Perry and

Potter. Fundamental Keperawatan. EGC

Honeyman-Buck J. Hubungan pelanggan. Dalam: Informatika Pencitraan Praktis: Yayasan dan

Aplikasi untuk Profesional PACS. 2009.

Phillips JR. Martha E. Rogers: Bidat dan Pahlawan. Nurs Sci Q. 2015.Rogers ME. Ilmu

Keperawatan dan Zaman Antariksa. Nurs Sci Q. 1992.


MAKALAHFALSAFATDANTEORIKEPERAWATAN

TEORIDOROYHYE.JOHNSON

Di
ajukanUnt
ukMemenuhi
TugasFal
saf
atDanTeor
iKeper
awat
an
DosenPengampuh:
Ns.
Sar
wan,
S.Kep,
M.Kep

Di
susunOl
eh:
Kel
ompok10
 [
2001079]Anggr
iani
M.Li
ka
 [
2001058]Anandi
taFant
ikaPonongoa

PROGRAM STUDIS1KEPERAWATAN
SEKOLAHTI
NGGII
LMUKESEHATANMUHAMMADI
YAHMANADO
T.
A2020-
2021

Al
amat
:Ray
aPangi
ang,
Kec.Pr
ov.
,Jl
.Pandu2,
Mol
as,
Bunaken,
ManadoCi
ty,
Nor
thSul
awesi
,I
ndonesi
a

1
KATAPENGANTAR

Puj
isyukurkehadi
ratAll
ahSWT, at
assegal
alimpahanr ahmat,
nikmatsert
akaruni
a-
Nyayangt akterni
laidantakdapatdihit
ungsehinggakamibi samenyusundan
menyel
esaikanmakalahini
.Makalahyangberj
udul“TEORIDOROYHYE.JOHNSON”
i
nidi
susununtukmemenuhi tugasmatakul
iahfal
safatdanteorikeper
awat
an.
Adapun,penyusunanmakalahiniki
ranyamasihjauhdar ikat
asempur na.Unt
uki tu,
kamimenghat ur
kanpermohonanmaafapabi l
at erdapatkesalahandalam makalah
i
ni.Kamupunber harappembacamakalahinidapatmember i
kankrit
ikdansarannya
kepadakamiagardikemudianharikamibi
samembuatmakal ahyanglebi
hbaiklagi.
Akhirkat
a,kamiucapkanter
imakasih.

Gor
ont
alo,
9Desember2020

2
DAFTARI
SI

KATAPENGANTAR 2

DAFTARI
SI 3

BABIPENDAHULUAN 4

A.Lat
arBel
akang 4

B.Tuj
uan 5

C.Manf
aat 5

BABI
IPEMBAHASAN 6

A.KonsepUt
amaTeor
iDor
thyE.Johnson(
Def
ini
si–def
ini
si) 6

B.PandanganDor
othyE.JhonsonMengenai
KonsepDanTeor
iKeper
awat
an 6

C.KonsepUt
amadanDef
eni
siDal
am Teor
iKeper
awat
an 8

D.Si
stem Per
il
aku(
Behav
ior
alSy
stem) 9

E.Subsi
stem 13

F.Model
KonsepDanTeor
iKeper
awat
anJohnson 14

G.Asumsi
-Asumsi 15

H.HubunganAnt
araModel
Konsept
ual
Keper
awat
andanPr
oseskeper
awat
an 16

BABI
IIPENUTUP 18

A.Kesi
mpul
an 18

B.Sar
an 18

DAFTARPUSTAKA 18

3
BABI
PENDAHULUAN

A.Lat
arBel
akang

Konsepmer
upakansuat
uidedi
manat
erdapatsuat
ukesany
angabst
arky
angdapat
di
organi
sirmenj
adisy
mbol
-sy
mboly
angny
ata,sedangkan konsep keper
awt
an
mer
upakan suat
uide unt
ukmeny
usun suat
u ker
angka konsept
ualat
au model
keper
awat
an. Teor
i i
tu sendi
ri mer
upakan sekel
ompok konsep y
ang
membent
uksebuahpol
ayangny
ataat
ausuat
uper
nyat
aany
angmenj
elaskansuat
u
pr
oses,per
ist
iwa,at
tau kej
adi
an y
ang di
dasar
iol
eh f
akt
a-f
akt
ayang t
elah
di
obser
vasi
tet
api
kur
angabsol
uteat
aukur
angbukt
isecar
alangsung.

Teor
ikeper
awat
an di
gunakan unt
uk meny
usun suat
u modelkonsep dal
am
keper
awat
ansehi
nggamodelkeper
awat
ani
nimengandungar
tiapl
i
kasidar
ist
rukt
ur
keper
awat
an i
tu sendi
riy
angmemungki
nkan per
awatmengi
ngatdal
am model
pr
akt
ekkeper
awat
anmengandungkomponendasarseper
tiadany
akey
aki
andanni
l
ai
y
angmendasar
isebuahmodel
,adany
atuj
uanpr
akt
eky
angi
ngi
ndi
capaidal
am
member
ikanpel
ayanankepadakebut
uhansemuapasi
enser
taadany
apenget
ahuan
danket
erampi
l
andal
am hali
nidi
but
uhkanol
ehper
awat
atdal
am mengembangkan
t
ujuanny
a.

Modelkonsept
ualkeper
awat
anmer
upakansuat
ucar
aunt
ukmemandangsi
tuasi
ker
ja mel
i
bat
kan per
awat di dal
amny
a. Model konsept
ual keper
awat
an
memper
li
hat
kanpet
unj
ukbagior
gani
sasi
dimanaper
awatmendapat
kani
nfor
masi
unt
ukmenj
adi
kanper
awat
pekat
erhadapapay
angt
erj
adipadasuat
usaatdengan
apay
anghar
usdi
ker
jakanpadasaati
tu.Modelkonsept
ualkeper
awat
andi
gunakan
dal
am pr
akt
ek,
penel
i
tiandanpengaj
aran.

Ol
ehkar
enai
tu,modelhar
usdi
per
kenal
kan unt
ukmemper
kuatpr
ofesiper
awat
khususny
a dal
am mengor
eksipemi
ki
ran y
ang sal
ah t
ent
ang pr
ofesiper
awat
an,
bahwaper
awatmer
upakanpembant
udokt
erdant
idaksedi
ki
tyangber
kir
anbahwa
per
awat hany
a mengi
kut
i per
int
ah dokt
er. Mengembangan dan per
luasan
penget
ahuanper
awatunt
ukmeni
ngkat
kanket
erampi
l
anper
awatakanmenj
adihal
y
ang cukup pent
ing dal
am pr
oses- pr
oses keper
awat
an y
ang akan
di
l
akukan,
ter
utamat
eor
i-t
eor
idankonsept
ualkeper
awat
any
angakanmember
ikan
4
panduant
erhadaphal
prakt
ek,
pendi
dikandanpenel
i
tiankeper
awat
an.

B.Tuj
uan

Dal
am peny
usunanmakal
ahi
ni,
adabeber
apat
ujuany
angi
ngi
ndi
capai
yai
tu:

1. Tuj
uanUmum.

2. Tuj
uanKhusus.

C.Manf
aat

Beber
apa manf
aaty
ang di
hasi
l
kan set
elah membaca makal
ah i
ni,y
ait
u bi
sa
menget
ahui
:

a. PandanganDor
othyE.Jhonsonmengenai
konsepdant
eor
ikeper
awat
an

b. Konseput
amadanbeber
apadef
ini
sidal
am kont
ekst
eor
ikeper
awat
an

c. Model
konsepdant
eor
ikeper
awat
anJhonson

d. Beber
apaasumsi
dal
am t
eor
iti
ngkahl
akuJhonson

5
BABI
I
PEMBAHASAN
A.KonsepUt
amaTeor
iDor
thyE.Johnson(
Def
ini
si–def
ini
si)
DorthyE.Johnsonmey akinibahwaasuhankeper awatandi lakukanunt ukmembant u
i
ndi vi
du memf asil
itasit i
ngkah l aku yang ef ektifdan ef isi
en unt uk mencegah
ti
mbul ny apeny akit.Manusi aadal ahmakhl uky angut uhdant erdi
ridari2si stem
yaitusistem bi ologidant i
ngkahl akuter
tentu.Li ngkungant ermasukmasy arakat
adalahsi stem ekst ernaly angberpengaruht er
hadapper il
akuseseor ang.Seseor ang
dikatakansehatj ikamampuber esponadapt i
fbai kfisik,ment al,emosidansosi al
terj
adap l ingkunagn i nternaldan ekst ernaldengan har apan dapatmemel ihara
kesehat anny a.Menur utJohnsonada4t ujuanasuhankeper awat ankepadai ndi
v idu,
yaituagart ingkahl akunyasesuaidengant untutandanhar apanmasy arakat,
mampu
beradapt asiterhadapper ubahanf ungsit
ubuhny a, bermanf aatbagidi r
inyadanor ang
l
ainat aupr oduktifser t
amampumengat asimasal ahkesehat any anglainnya.
TeorikeperawatanDor ot hyEJohnsondi ukurdengan‘ ’behavi
oralsistem t heory’’
.
Johnsonmener i
madef inisiperi
l
akuseper tidiyat
akanol ehparaahl iperilakudan
bi
ologi
:out putdar ist rukturdan pr
oses-proses int
ra-organismiky ang keduany a
di
koordinasidandiar ti
kul asidanbersi
fatresponsifterhadapper ubahan-per ubahan
dal
am sensor ist
imul at
ion.Johnsonmemf okuskanpadaper il
akuy angdi pengar uhi
ol
ehkehadi ranaktualdant aklangsungmakhl uksosi allainyangt el
ahdi tunjukkan
mempuny ai
signi
fikansiadapt i
futama.
Denganmemakaidef i
nisisistem olehrapoporttahun1968,Johnsonmeny atakan,”
Asy stem isawhol ethatf unct i
onsasawhol ebyv i
rtueoftheinterpedenceofi t’
s
part.” ( system mer upakan kesel uruhan y ang ber fungsi berdasarkan at as
ketergant unganantarbagi an-bagiannya)
.Johnsonmener imapernyataanchi ny akni
tedapat“ organisasi
,i
nteraksi,int
erpedensidanintegrasibagi
andanel emen- el
emen” .
Disampi ngi tu,manusiaber usahamenj agakeseimbangandal am bagi an-
bagi anini
mel aluipengaturandanadapat asiter
hadapkekuat anyangmengenai mereka.
B.PandanganDor
othyE.JhonsonMengenai
KonsepDanTeor
iKeper
awat
an
DorothyJohnsonl ahi
rkandiSav annah,Geor gi
a,pada1919.Di aseor angSar jana
MudaDal am IlmuPenget ahuanKeperawat andariUni
versi
tasVanderbilt
,Nashv il
le,
Tennesse,dant ent
angilmukesehatandar iHarvar
d.Diamemul aipenerbit
ani denya
tentangkeper awatansegerasetelahwisudadar iVander
bil
t.Kebanyakanwakt unya
untuk ber kari
ersebagaigur u diuniversit
as dariCalif
orni
a,Los Angl es.Di a
menger jakantugasnyasepertiGuruBesar,danpensiun,1Januari,
1978,danset elah
i
tuber adaFl or
ida.
DorothyJohnsonmempengar uhipr
ofesi
nyamelaluipenerbi
tankaryany
asej ak1950.
Sepanjang kar
ier
nya,johnson tel
ah menekan kepentingan daripeneli
ti
an yang
mendasariil
muper awatanolehperawatkepadakli
en.Johnsonialahpencetusawal
darikeperawat
ansebagaisat upengetahuansepertihalny
asat useni.Yang juga

6
seorang perawat y ang mempunyaisat u penget ahuan y
ang mencer mi
nkan
keduanya,y
ait
upenget ahuandanseni.Awalnya,Johnsonmengajukanbahwai lmu
pengetahuan dar
ikeper awat
an penti
ng bagiperawatan y
ang dil
aksanakan ol
eh
perawatsecaraef ekti
fyangmeli
putisat
usi nt
esekonsepkunciy angdiambildari
dasardanilmuterapan.
Pada 1968,Johonson mengusul kan model keper awat anny a sebagai wujud
perkembangandar i"
Efi
siendanFungsiTi ngkahLakuy angEf ektifpadaPasienuntuk
Mencegah Peny akit
”. Di i
dent i
fi
kasisebagaisatu sistem t ingkah laku dengan
subsist
im mul t
ipel
.Dalam posi siiniJohnson mul aimengi ntegrasi
kan konsep
berhubungan ke model si stem pekerjaanny
a,sel anjutnya di gambarkan oleh
pernyat
aan darikepercayaan bahwa keper awatan dikait
kan dengan sat u orang
sebagaisatukeutuhany angt eri
ntegr
asidanpadapenget ahuanspesi f
ikdar
iobjek
yangki t
aperlukan.Tidakhany aunt ukmemenuhikebut uhandanmempedul i
kan
keutamaankli
en.
Pada per tengahan 1970,beber apa juru keper awatan mener bi
tkan konsep dar i
keperawat any angber landaskanJohnsony ait
umodelsi st
em tingkahlaku.Gr ubbs,
Holaday ,Skol ny ,dan Ri ehl,Damus,dan Boradal ah beber apa pengar ang yang
mengi nterpretasikanJhonson.RoydanWudanor angl ainber bagikepercayaan
merekapadaper awatseki tarnyapadawakt uy angsama,danpengar uhJohnson,
sepertigur ubesarmer eka,benar -benardi cerminkanpadapeker jaanmer ekaPada
1980. Johnson mener bitkan konsepny a " Model Si st
em t i
ngkah l aku Dar i
Keperawat an".Kar yainimer upakankar ya per tamay angdi t
erbit
kanol ehJohnson
danmenj elaskansecar al engkapdef i
nisidar imodelsi stem ti
ngkahl aku.Evolusiny
a
pada pembangunan dar imodelkompl eks dengan j el
as dipertunj
ukkan pada
kemajuandar ii deny a,dar ipeker j
aannny at erpubli
kasipada1950kemudi ankar y
a
ter
akhi r
nyadi terbitkanpada1980.
Jhonsonadal ahsalahsatudar isekianbany akper awatahliteoridal
am sej
arah
perkembangani l
mudant eor
ikonsept ualkeperawatan.Padaper kembanganteor
i
keperawat
an,secarapri
nsi
p,berasaldaritor
i-t
eorisosial
,biol
ogi
,danmedis.Dengan
pengecual
iankaryaFlor
enceNightingal
epadat ahun1850- an.
Selama tahun 1970-an,suatu consensus ber kembang di antar
a pemuka
keperawatanbahwaunsurumum darikeperawat
anmencangkupsif
atkeper
awatan,
(peran/ t
indakan)
,resi
pien i
ndi
vi
dualdar iasuhan kl
i
en,kont
eks darii
nter
aksi
perawat-
kli
en.
Beberapa met ode t
elah digunakan untuk mengembangkan modelkonsept ual
keper
awat any angada.Padaawal any
a,ket i
kaparaperawatmendapatpendidi
kan
l
ebihlanjut,danmenjaditerbi
asadengant eoridandisi
pli
nlai
n,merekamengenali
bahwat eorii
niakanbergunadalam menjelaskanti
ndakankeperawat
an.Teor
i-t
eori
ter
sebutdipinj
am dar
idispl
inlai
n.
Contohpendekat
aniniadalahpenggunaant
eorisystem sebagaidasarunt
ukmodel
syst
em keperawat
an( 1980).Denganmengenalipenti
ngnyaper anyangdimai
nkan

7
t
eoridalam mengembangkandisi
pli
nilmi
ah,dankesadar
anbahwateor
idaridi
sipl
i
n
l
aint i
dak memadaiunt uk menggambarkan keperawat
an,par
a perawatmul ai
mengembangkant eor
imerekasendi
ri.
Jhonsonsendi r imencetuskant eor
inyay angj ugaberkai
tandenganteoril
ainyang
tel
ahadasebel umnya.Teorijhonsoni niber kai
taneratdengankonsepperil
akuyang
tel
ahdi uraikanolehbany akahl ipsikologipadat ahun-tahunperkembanganilmu
pengetahuanduni a,yangkemudi anber kesinambunganpadaahl i-ahl
iteor
isetel
ah
Drothyy angmengembangkankembal iteor i
-teor
iinisert
amenggunakanny apada
teor
i di
sipli
nlain.
Teorisy stem peril
aku Johnson tumbuh dar ikey aki
nan Ni
ghti
ngaleyaknit uj
uan
perawatanadal ahmembant uindi
vidu-i
ndividuunt ukmencegahataumengobat idari
penyakitat aucidera.Il
mudansenimer awathar usberf
okuspadapasi ensebagi
i
ndivi
dudanbukanpadaent it
asy angspesi f
ik.Johnsonmemanf aatkanhasilkerj
a
i
lmuper ilakudalam psikol
ogi,
sosiologidanet nol
ogiuntukmembangunt eori
nya.Ia
meny andar kansepenuhnyapadatoer isystem- si
stem danmenggunakankonsepdan
defi
nisidar iA.
Rapopor t
,R.Chi ndanW. Buckley.st r
ukt urteorisy stem peril
akudipolakansesudah
modelsy stem; sy stem dinyatakanterdiridaribagiany angberkaitanuntukmel akukan
fungsibersama- sama unt uk membent uk keselur uhan.
Dalam t ul
isanya,Johnson
mengkonsept ual kan manusi a sebagaisy st
em per il
aku di
mana f ungsinya pada
observasiperilakuadal aht eorisystem bi ol
ogi,y angmeny atakanbahwamanusi a
mer upakansy stem bi ol
ogiy angt erdi
ridaribagianbi ol
ogidanpeny akitadal
ahhasi l
gangguan sy stem bi ologi.Pengembangan t eoridar isebuah per spekti
ffil
osofis,
Johnsonmenul iskanbahwaper awat anmer upakankonst r
ibusipeny ediaanfungsi
peri
lakuef ekt
ifpadapasi ensebel um, selamadansesudahpeny akit
.
Iamemakaikonsepdar idisi
pli
ni l
mul ai
nsepertisosiali
sasi
,motivasi,sti
mul us,
kepekaan,adapt asidan modi fi
kasiper il
aku,untuk mengembangkan t eori
ny a.
Johnsonmencat atbahwameskil it
eratur
emenunj ukkani dedukunganl ainyai t
u
bahwamanusi amer upakansy stem peril
aku,sej
auhyangI atahu,
idetersebutadalah
aslidaridiri
nya.Penget ahuanbagi an-bagi
ansy st
em per i
lakudi
bahasdal am il
mu-
i
lmuper i
laku,tetapil i
terat
ureempi ri
smendukungdugaanbahwasy stem peri
laku
mer upakankesel ur uhany angbel um samasekal idikembangkan.Dal am system
biol
ogis ,penget ahuan at as bagian-bagi
anyal ebi
h dahul u dar
ipenget ahuan
keseluruahansy stem.
C. KonsepUt
amadanDef
eni
siDal
am Teor
iKeper
awat
an
TeorikeperawatanDor othyEJohnsondi ukurdenganbehav ioralsyst
em t heory.
Johnsonmener i
madef inisiperi
l
akuseper tidiyat
akanol ehpar aahliperilakudan
bi
ologi
:out putdar istr
ukt urdan proses-proses i
ntra-
or gani
smi ky ang keduany a
di
koordinasidandiarti
kulasidanbersif
atresponsiveterhadapper ubahan-per ubahan
dal
am sensor ist
imulati
on.Johnsonmemf okuskanpadaper i
l
akuy angdi pengar uhi
ol
ehkehadi ranactualdant akl
angsungmakhl uksociallainyangt el
ahdi tunjukkan

8
mempuny
aisi
gni
fi
kansi
adapt
ifut
ama.
 Si
stem
Denganmemakai definisisitem olehRapopor ttahun1968,Johnsonmeny at
akan,
“Asy stem i sawhol et hatf ungti
onsasawhol ebyv i
rt
ueoft heinter
pedenceof
i
t s part.”(sy stem mer upakan kesel uruhan y ang ber
fungsiberdasarkan atas
ketergant unganant arbagi an-bagiannya).Johnsonmener i
maper nyataanChi n
yaknit edapat“ organisasi ,
interaksi,i
nterpedensidanint
egrasibagi
andanel emen
-el
emen” .Di sampi ng i t
u ,manusi a berusaha menjaga keseimbangan dalam
bagian- bagian inimel aluipengat uran danadapat asiterhadap kekuatan yang
mengenai mer eka.
D.Si
stem Per
il
aku(
Behav
ior
alSy
stem)
Bat
asanPer
il
aku
Peril
akumanusi a( humanbehav ior)mer upakansesuat uy angpent i
ngdanper l
u
dipahamisecar abaik.Halinidisebabkanper i
lakumanusi at er
dapatdidal am set i
ap
aspekkehi dupanmanusi a.Per i
lakumanusi atidakber di
r isendiri
.Per i
lakumanusi a
mencakupduakomponen,y ai
tusi kapat aument aldantingkahl aku(attitude).Sikap
ataument almer upakansesuat uy angmel ekatpadadi r
imanusi a.Ment aldiarti
kan
sebagair eaksimanusi at erhadap sesuat u keadaan at au perist
iwa,sedangkan
ti
ngkahl akumer upakanper buat ant ert
entudar imanusi asebagair eaksit erhadap
keadaanat ausi t
uasiy angdi hadapi.Per buatant er
tent
ui nidapatber sifatposi t
if
dapatpul anegative.Perl
upul adi tekankanbahwai ndiv
idudal am mer esponsat au
menanggapisuat uper i
sti
waat aukeadaan,sel aindipengar uhiolehsi tuasiy ang
dihadapi
,j uga dipengaruhil i
ngkungan at aupun kondi sipada saati t
u.Sel ai
n
pengerti
an tersebutdiat as penger ti
an perilaku dapatpul a diti
njau dar iaspek
biol
ogis.
Pengerti
anper il
akudar isegibiologisdapatdi ar
ti
kansebagaisuat ukegi atanatau
akti
vit
asor ganismey angber sangkut an.Per i
lakuor ganisasi,mi sal
ny amer upakan
kegiat
anat auakt i
v i
tas-aktivi
tasy angdi l
akukandal am or ganisasi.Adapunper il
aku
manusiadapatdi art
ikansebagaiakt ivi
tasmanusi ay angsangatkompl ekssi f
atnya,
antaralai
nper i
lakudal am ber bicara,berpakaian,berjal
andansebagai nya.Peril
aku
i
niumumny adapatdi amat iolehor angl ain.Namunadapul aper i
lakuy angt i
dak
dapatdiamat iolehor angl ai
nat aubi asadisebutsebagaii nternalactivi
ti
esseper ti
,
persepsi,
emosi ,piki
ran,danmot ivasi
.
Dalam duni a kesehatan,ada dua f actory ang mempengar uhiperi
l
aku manusi a.
Keduaf actortersebutadalahf actorketurunanat augeneticdanfactorl ingkungan
(envi
roment al
).Perspektifyangber pusatpadaper sonalmencakupf actorbi ologis
danf actorsosiopsikologi
s.Fact orbiologi
smemandangbahwaper ilakumanusi a
dipengaruhiolehwar isanbi ol
ogisdar ikeduaor angtua.Sedangkanf actory ang
mempengar uhiperubahan per il
aku,padahaki katnyaidenti
kdenganf act oryang
mempengar uhiperkembangani ndividu.Factoryangdi maksuddapatber upaf actor

9
pembawaan( her
edit
y)y angber si
fatalamiah,f actorl i
ngkungany angmer upakan
kondisiyangmemungki nkanber l
angsungnya pr osesper kembangan,danf actor
waktuy ai
tusaatt i
banyamasapekaat aukemat angan.Ket i
gaf actort ersebutdalam
prosesber l
angsungny aper kembangani ndivi
duber peransecar ai nt erakt
if
.Tel ah
dikemukakanbahwaper il
akumanusi adipengaruhiol ehf actorket urunanser tafactor
l
ingkunganol ehkarenaitu,keduafactorter
sebuti kutmenent ukanper i
lakumanusi a.
Factorketurunanmer upakanbawaandar iseseor angy angmel ekatpadadi ri
ny a
sebagaiwar i
sandar iorangt uanya.Termasukdal am f actori niant aral ai
nemosi ,
kemampuansensasi ,kemampuanber fi
ki
r(kecerdasan) .
Kat
a”Behavi
orisme”biasanyadi
gunakanunt
ukmeluki
skanisisejumlahteor
imy
ang
sal
i
ngberhubungandibidangpsi
kol
ogi,
sosi
ologi
dani
lmu-i
l
mut ingkahlaku.
I
lmuper i
lakuadal ahsuatuisti
l
ahbagipengel ompkany angmempuny aicakupanl uas
termasuk didal amny a antr
opologi,sosi ologi ,dan psi kologi .Yang ber tujuan
mengembangkanpemahamanmengenaikegi atanmanusi a,si kap,danni lai-nil
ai.
Setelahpsi kologibekembangl uasdi t
unt utmempuny aicirri-
cirisuatudi sipli
ni l
mu
penget ahuanmakaj iwadipandangterlaluabst rak.Sement arai tu,il
mupenget ahuan
menghendakiobj ekny abi
sadiamat i
,dicatat,dandi ukur.Psi
kol ogisebagaii l
muy ang
mempel ajar
itentangper i
l
akukar enaper i
lakudi anggapl ebihmudadi amat i
,dicat at,
dan di ukur.Ar tipril
aku mencangkup pr i
laku y ang kasatmat a sepertimakan,
menangi s,memasak,mel i
hat,bekerj
a,dan pr ilaku yang t ak kasat mat a,seper ti
fangtasi,mot i
vasi,dan[pr
osesy angterjadipadawakt useseor angdi am at ausecar a
fi
sikt i
dakber gerak.Sebagaiobjekstudiempi ris, pril
akumempuny aici
rri
-cirisebagai
berikut;
a.Peri
laku i
tu sendir
ikasatmata,tet
apipeny
ebab t
erj
adi
nya per
il
aku secar
a
l
angsungmungkintidakdapatdi
amat
i
b.Peri
laku mengenalsebagait i
ngkatan,yait
u peri
laku sederhana dan ster
iot
ip,
seper
tiperil
akubinat
angberselsat u;peri
lakukompl ekssepertiperi
lakusosial
manusia;peri
l
akusederhana,seper
tir
eflex,t
etapiada jugayangmel ibat
kanproses
mentalbiol
ogisy
anglebihti
nggi.
c.Peri
l
akuber v
ariasidengankl
asi
fi
kasi
;kogni
ti
f,af
ekti
f,danpsikomotori
k,y
ang
menunjukpadasif
atrasi
onal,
emosi
onal
,danger
akanfi
sikdal
am berper
il
aku.
d.Per
il
akubi
sadi
sadar
idanbi
saj
ugat
idakdi
sadar
i.
Kaum not i
visber anggapanbahwaf actormanusi al
ah( f
actorP)y ang berperang
dalam menent ukantingkahl akumanusi asehi nggaapabil
ahPber sif
atX( Px)maka
ti
ngkahlakuor angi t
umenj adixpul a(Bx).Demi ki
anpulaPyakanmeni mbulkanBy .
Sepert
iseseor angy angmemi l
i
kisi f
atpemar ahakanmar ahdalam menghadapi
sit
uasikesuli
tan.Sement ar
ai tu,seseorangy angsabarakanber t
ambahsabardal am
sit
uasiy ang ser upa.Dipi hak l ai
n,kaum empi ri
s berpendapat bahwa f actor
l
ingkunganlah( f
actorE)y angmenent ukansehi nggaExakanmeni mbulkanBx,dan
Eymenghasi l
kanBy .Misalny a,j
ikaseseorangdi marahimakai aakanmer asat i
dak

10
senang,sedangkanapabilahiadipuji
,iaakanmer asasenang.Darisegibi
ologis,
peri
laku adalah suat
u kegi
atan at
au akt
ivi
tas or
ganisme (makhl
uk hi
dup)y ang
bersangkutan.
Olehsebabi t
u, dari sudutpandangbi ol
ogis,semuamakhl ukhidupmulai daritumbuh
-t umbuhan,bi nat ang,sampaidengan manusi ai t
u berperil
aku,karena mer eka
mempuny aiakt i
vi
tasmasi ng-masing.Sehi nggay angdi maksuddenganper i
l
aku
manusi a,padahaki kat
ny aadalahtindakanat auakt vi
tasdar imanusiai tusendi ri
yang mempuny aibent angan yang sangatl uas antaral ai
n:ber j
alan,ber bi
car a,
menangi s,tertawa,beker ja,kul
iah,menulis,membaca,dansebagai nya.Dar iuraian
i
nidapatdi si
mpul kanbahway angdi maksudper il
akuadal ahsemuakegi atanat au
aktiv
itasmanusi abai ky ang dapatdiamat ilangsung,maupun y ang t i
dakdapat
diamat iol
ehpi hakl uar .
Skiner(1938)seor ang ahlipsikologi,mer umuskan bahwa peri
laku mer upakan
respons at
au reaksiseseorang t erhadap sti
mulus (r
angsangan dariluar).Oleh
karenait
u,peril
akuiniterj
adimel aluiprosesadanyast i
muluster
hadapor gani
sme,
dankemudi anorganismetersebutmer espons,
makat eoriSki
neri
nidisebutteori“
S-
O-R”atauStimul
usOr gani
smer espons.Ski nermembedakanadany aduar espons.
Berdasarkanbatasanperilakudar iSki
nert er
sebut
,makaperil
akukesehatanadalah
suaturesponsseseorang( organi
sme)t erhadapst
imul
usatauobjekyangber kai
tan
dengansaki tdanpeny akit,syst
em pelayanankesehat
an,makanan,danmi numan,
sert
alingkungan.Dari
bat asani ni
,peri
l
akukesehatandapatdikl
asi
fi
kasikanmenjadi
3kelompok;
1. Per
il
akupemel
i
har
aankesehat
an(
Heal
thmai
ntenance)
2. Peril
akupencari
andanpenggunaansystem at
aufasi
l
itaspelay
anankesehat
an,
at
auser
ingdisebutper
il
akupencar
ianpengobat
an(heal
thseekingbehav
ior
)
3. Per
il
akukesehat
anl
i
ngkungan
Bagaimanaseseor
angmeresponslingkungan,baikl
ingkunganfisi
kmaupunsosi
al
budaya,dan sebagai
nya.Sehingga lingkungan t
ersebut t
idak mempengar
uhi
kesehat
an.
a. Per
il
akuhi
dupsehat
Adal
ah per
il
aku-
peri
laku y
ang ber
kait
an dengan upaya at
au kegi
atan seseor
ang
unt
ukmemper t
ahankandanmeningkat
kankesehatanny
a.
Per
il
akui
nimencakupant
aral
ain;
1. Makandenganmenusei
mbang(
appr
opr
iat
edi
et)
2. Ol
ahr
agat
erat
ur
3. Ti
dakmer
okok
4. Ti
dakmi
num mi
numanker
asdannar
koba

11
5. I
sti
rahaty
angcukup
6. Mengendal
i
kanst
res
7. Per
il
akuat
augay
ahi
dupl
ainy
angposi
ti
fbagi
kesehat
an
b. Per
il
akusaki
t(i
l
lnessbehav
iour
)
Peril
aku saki
ti nimencakup r espons seseorang t
erhadap saki
tdan peny
aki
t,
persepsi
nyaterhadapsaki t,pengetahuant ent
ang;penyebabdangejal
apenyaki
t,
pengobatanpeny aki
t,dansebainya.
b.Per
il
akuper
angsaki
t(t
hesi
ckr
olebehav
ior
)
Darisegisosiologi,or
angsakitmempuny aiper angy angmencakuphak- haksakit
(r
ight)dankewaj i
bansebagaiorangsakit(obli
gation)
.Hakdankewaj i
baniniharus
diketahuiol
ehor angsakitsendi
riamupunor angl ai
n( t
erut
amakel uar
ganya),yang
selanjut
nyadisebutperi
lakuper
anseorangsakit(thesickrol
e).Per
il
akuinimeliput
i;
1.Ti
ndakanunt
ukmemper
olehkesembuhan
2.Mengenal
atausar
anapel
ayanan/peny
embuhanpeny
aki
tyangl
ayak
3.Mengetahuihak(misal
nya,hakmemper olehperawat
an,memperolehpelayanan
kesehat
an, dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit(member i
tahukan
penyaki
tny
at er
hadaporangl ai
nterut
amakepadadokt er/
petugaskesehat
an,ti
dak
menular
kanpenyakit
nyakepadaoranglai
n,dansebagai
nya)
Domai
nPer
il
aku
Meski pun perilaku adalah bent un respons atau reaksiterhadap sti
mulus atau
ransangandar iluarorganisme( or
ang),namundal am member ikanresponssangat
tergantung pada kar akt
eristi
k at au f aktor-
faktor lai
n dar i orang y ang
bersangkut an.
Hali niber ar
timeski pum st i
mulusny asamabagibeber apaor ang,
namunr esponst i
ap-ti
apor angber beda.Faktor-
faktoryangmembedakanr tespons
terhadapst imulusy angberbedadi sebutdeterminanperil
aku.Det er
minanperi
lakuini
dapatdi bedakanmenj adiduay akni;
1.Det
erminanataufact
orint
ernal,
yaknikar
akter
ist
ikorangyangber sangkut
an,y
ang
ber
sif
atgivenataubawahan,misal
nya;ti
ngkatkecerdasan,t
ingkatemosional,j
eni
s
kel
amin,dansebagai
nya.
2.Deteminanatauf act
orekst
ernal
,yaknilingkungan,bai
kli
ngkunganfi
sik,sosi
al,
budaya,ekonomi,poli
ti
kdansebagainya.Faktorli
ngkungani
niseringmerupakann
fact
oryangdominany angmewarnaiper
ilakuseseorang.
Dariurai
andiat asdapatdir
umuskanbahwaper i
l
akuadal ahmer upakant ot
ali
t as
penghayatandanakt i
vi
tasseseorangy angmerupakanhasi lber
samar esul
tant e
antarabebagaif
actor
,baikf
actori
nter
nalmaupunekst ernal
.Denganper kat
aanl ain
peri
lakumanusiasangatl
ahkompleks,danmempuny aibentanganyangsangatluas.
Benyamin Bloom (1908)seorang ahlipsikol
ogipendi di
kan membagiper i
laku

12
manusiait
ukedalam ti
gadomai n,r
anahat aukawasany
akni;a)kogni
ti
f,b)
afekt
if
,c)
psi
komotor.dal
am per kembanganny a, t
eori Bl
oom i ni di modifi
kasi untuk
pengukur
anhasilpendi
dikankesehatan,y
akni;
Penget
ahuan(
Knowl
edge)
Penget
ahuanmer upakanhasi
ldaritahu,danininterjadisetelahorangmel akukan
pengi
ndraant er
hadapsuatuobjektert
entu.Pengindraanterjadimelaluipancai
ndra
manusia,yaknii
ndrapengl
ihat
an,pendengaran,
penciuman, rasa,danraba.
a.Pr
osesAdopsi
Per
il
aku
Daripengal aman dan penel i
ti
an terbukt
ibahwa peril
aku yang disadar
iol eh
pengetahuan akan lebihlanggeng daripada peri
l
aku yang t
idak di
sadarioleh
pengetahuan.Penel i
ti
an Rogers(1974)mengungkapkan bahwa sebel um or
ang
mengadopsiper i
lakubar u(berper
il
akubar u)
,didal
am dirior
angt er
sebutterj
adi
prosesyangberurutanyakni.
1.Awar
eness(kesadar
an),yaknior
angt
ersebutmeny
adar
idal
am ar
timenget
ahui
st
imul
us(obj
ek)ter
lebi
hdahulu,
2.I
nter
est
,yakni
orangmul
ait
ert
ari
kpadast
imul
us
3.Eval
uasi(
menimbang-ni
mbangbaikdanti
daknyast
imul
ust
ersebutbagidi
ri
nya)
hali
niber
art
isi
kaprespondensudahl
ebi
hbai
klagi
,
4.Tr
ial
,or
angt
elahmencobamul
aiper
il
akubar
u
5.Adopt
ion,subjektel
ahber
per
il
akubar
usesuaidenganpenget
ahuan,kesadar
an,
dansi
kapnyaterhadapsti
mul
us.
Apabilapener i
maanper i
lakubaruat auadopsiper il
akumel aluiprosessepertiini
didasariol
ehpenget ahuan,kesadaran,dansikapyangpositi
f,makaper il
akuter
sebut
akanber sif
atl anggen(longlasti
ng).Sebalikny
aapabi l
aper il
akuitut i
dakdidasari
olehpenget ahuandankesadar anmakat i
dakakanber l
angsungl ama.Contohnyaibu
-i
bumenj adipeser t
aKB,kar enadiperint
ahkanol ehlurahat auket uaRT tampa
menget ahuimakna dan t ujuan KB,maka mer eka akan seger a keluar dari
keikut
sertaandal am KBsetel
ahbeber apasaatpemer i
ntatersebutdi
terima.
b.Ti
ngkatpenget
ahuandi
dal
am domai
nkogni
ti
f
Penget
ahuany
angt
ercakupdal
am domai
nkogni
ti
fmempuny
ai6t
ingkat
an
1.Tahu(
know)
2.Memahami
(compr
ehensi
on)
3.Apl
i
kasi
(apl
i
cat
ion)
4.Anal
i
sis(
anal
ysi
s)
5.Si
ntesi
s(ssy
nthesi
s)

13
6.Ev
aluasi
(ev
aluat
ion)

E.Subsi
stem
Kar enabehav ioralsi st
em memi l
ikibany akt ugasunt ukdi ker
jakan,bagi an-bagian
syst em ber ubah menj adisubsi stem- subsistem dengan t ugas t ert
entu.Suat u
subsi stem mer upakan“ sist
em keci ldengant ujuankhusussendi r
idanber fungsi
dapatdi j
agasepanj anghubungany adengansubsi tem lai
nat aul i
ngkungant idak
diganggu.Tuj uh subsi stem y ang dii dentif
ikasiol eh Johnson ber sif
att erbuka,
terhubungdansal ing ber kait
an( i
nterealated).Mot ivasimengendal i
kanl angsung
aktifit
as subsi st
em- subsi st
em i niy ang ber ubah secar a kontinyu dikarenakan
kedewasaan,pengal amandanpembel ajaran.sy stem y angdijel
askant ampakada
cross- cul
tural
lydandikont r
ololehf aktorbi ologis,psikol
ogidansosi ologi,tujuh
elemen y ang diidentif
ikasiadal ah af fil
iati
ve,dependency ,ingestive,eliminative,
sexual ,achi
evementdanaggr essiv e.
1.Subsistem Pencapai an (Achiev
ement )
, mer upakan t i
ngkat pencapaian
prestasimel al
uiket rampil
any angkreati
f,subsistem achi
evementber usaha
memani pulasil ingkungan.Fungsi ny
a mengont rolatau menguasaiaspek
pri
badiat aul ingkungan padabeber apastandarkesempur naan.cakupan
peri
lakupr estasit er
masukkemampuani ntel
ektual,fisi
ki
s,kreat
if
,mekani s
dansoci al.
2.Subsistem Perhubungan(afil
i
asi)
,pencapaianhubungandenganl i
ngkungan
yang adekuat.Subsist
em at t
acement-af
il
iati
ve mungkin mer upakan yang
pali
ng kr i
ti
s,karena subsistem inimembent uk landasan untuk semua
organisasisocial
.Padatingktanumum,hali tumember ikankelangsungan
(survi
val)dankeamanan( secur
it
y).Sebagaikonsekuensinyaadalahinklusi
social
,kedekatan( i
nti
macy )dansusunanser tapemeliharaanikatansocial
yangkuat .
3.Subsi
stem Peny erangan( agresi),Kopingt erhadapancamandil i
ngkungan
adal
ah perl
indungan ( protect
ion)dan pemel iharaan (preservati
on).Hali ni
mengikut
igarispemi kiranahliethologiseper t
iLor enzdanf eshbackbukany a
denganbantuanpemi kiranper i
l
akusekol ah.Di anggapper i
l
akuagr esift i
dak
hanya dipelaj
arit apimemi l
ikimaksud ut ama membahay akan yang lain.
Bagaimanapun,masy arakatmemi nta batasan-bat asan tersebutdi l
etakkan
pada mode per l
indungan di r
idan or ang-orang ser ta harta mil
ik mer eka
di
hormatidandili
ndungi .
4.Subsistem Ket er
gantungan ( Dependency)
, si st
em per i
laku dal am
mengadapt asikanbant uan,
kedamaian,keamanansertakeper cayaan.Dalam
halpalingl uas,subsistem dependencymembant umengembangkanper i
l
aku
yang memer l
ukan r espon pengasuhan .konsukuensi
ny a adalah bant
uan
persetujuan,per hat
ianataupengenalandanbantuanf i
sik.Pengembangany a,

14
peri
lakudependencyber ybahdarihamper
, ber
gantungtot
alkepadaorangl
ain
kear ahber gant
ungt otalkepadaorangl ai
nkear ahbergant
ungkepadadir
i
sendiridenganderajatyanglebi
hbesar.jumlahinter
pedencyter
tent
uadalah
pentinguntukkelangsungankelompoksocial
5.Subsi
stem El
iminasi
,Hal
-haly
angberhubungandenganpembuanganzat
-zat
yangt
idakdi
butuhkanol
ehtubuhsecar
abiologi
s.
6.Subsi
stem I
ngest
i,Hal
-hal
yangber
hubungandenganpol
amakan
7.Subsistem Seksual i
tas,pemenuhan kebut uhan di ci
ntai dan mencintai
.
Subsistem seksualmemi li
kifungsiganda y aknihasi l(procr
eati
on)dan
kepuasan( grati
fi
cati
on).Termasukt apiti
dakdi batasi
.Cour t
ingdanmat i
ng,
system responinidimulaidenganper kembangani denti
tasjeniskel
amindan
ter
masuk( dalam cakupany angluas)peri
l
aku-peri
lakuber dasarpri
nsi
pjenis
kelamin.
F.Model
KonsepDanTeor
iKeper
awat
anJohnson
Modelkonsepdant eorikeperawat
anmenur utJohnsonadal ahdenganpendekat an
sistem per
il
aku,di manaindivi
dudipandangsebagaisi tem per i
lakuy angselal
ui ngin
mencapai keseimbangandanst abi
l
itas,baikdi l
ingkungani nt
ernal maupunekst ernal,
j
ugamemi l
ikikeinginandalam mengat urdanmeny esuaikandar ipengaruhy ang
diti
mbulkany a.Lingkungan termasuk masy arakatadal ah sistem eksternaly ang
berpengaruh terhadap peril
aku seseorang.Sebagaisuat u sistem ,di dal
amny a
terdapatkomponen sub si stem yang membent uk sistem t ersebut,di
antarany a
komponensubsi stem yangmembent uksistem peril
akumenur utJohnsonadal ah:
1.I
ngest
if
,yai
tuberhubungandenganbagaimana,kapan,car
a,danbany
akny
a
makandanminum sebagaisuat
usubsi
stem t
ingkahl
aku.
2.Achi
evement,mer
upakan t
ingkatpencapai
an pr
est
asimel
aluikt
erampi
l
an
yangkr
eat
if.
3.Agr
esif
,merupakanbent
ukmekani
smepertahanandi
riat
auper
li
ndungandan
ber
bagaiancamanyangadadi
li
ngkungan.
4.Eli
minasi,berhubungandenganbagai
mana,kapan,car
a,danbanyakny
azat
yangtidakdibut uhkanolehtubuhdi
kel
uar
kansecarabil
ogi
ssebagaisuat
u
subsi
stem tingkahlaku.
5.Seksual,di
gunakan dal
am pemenuhan kebut
uhan sal
i
ng menci
ntaidan
di
cintai
.
6.Afi
li
asi
, mer upakan bent uk pemenuhan kebut uhan tambahan dalam
mempertahankan l i
ngkungan yang kondusifdengan penyesuai
an dal
am
kehi
dupansocial,keamanan,dankelangsunganhi
dup.
7.Ket
ergant
ungan,mer
upakanbagi
anyangmembentuksi
stem per
il
akudalam
mendapat
kan bantuan, kedamai
an, keamanan ser t
a kepercayaan.

15
Ber dasarkansubsistem tersebutdiat
as, makaakant erbentuksebuahsy st
em
perilakuindivi
du,sehi
nggaJohnsonmemi li
kipandanganbahwakeper awatan
dalam mengat asiper masalahan tersebuthar us dapatber f
ungsisebagai
pengat uragardapatmeny eimbangkansy st
em perilakut ersebut.Kl
iendalam
hali niadalahamanusi ayangmendapatbant uanper awat andengankeadaan
terancam at au pot ensial oleh kesaki tan atau ket i
dak sei mbangan
peny esuaiandenganl i
ngkungan.St atuskesehat any angi ngindicapaiadalah
mer eka y ang mampu ber peri
laku untuk memel ihara kesei mbangan at au
stabi l
i
tasdenganl i
ngkungan.
G.Asumsi
-Asumsi
1.Per
awat
an(
nur
sing)
Perawatan, seper
tiy ang di pandang Johnson, adal ah t i
ndakan ekst ernal
untukmemberikan organi
sasiper i
laku pasi
en keti
ka pasien dalam kondisistr es
denganmemakaimekani sasipengaturanyangber kesanataudenganpeny ediaan
sumber day
a.Senidan i l
mu,member i
kan ekster
nalbai k sebelum dan selama
gangguan keseimbangan sy st
em dan kar enany
a membut uhkan penget ahuan
tentangorder
,disorderdancont r
ol.Aktivi
tasperawat antadakber gantungpada
wewenangmedi stetapibersif
atpelengkap(komplement er
)bagimedi s/pengobatan.
2.Or
ang(
per
son)
Johnsonmemandangmanusi asebagaisy st
em per il
akudenganpol a,pengul angan
dancar aber si
kapdenganmaksudt er
tentuy angmenghubungkandi rinyadengan
l
ingkunganny a.Pola-
polar esponspesifikmanusi amembent ukkesel uruhany ang
teror
ganisasidanterint
egrasi.Personadalahsy stem daribagian-bagiani nter
pedent
yangmembut uhkanbeberapaat urandanpengat ur anuntukmenj agakesei mbangan.
pengeluaranenergiyangluarbiasa,yangmeny isakansedi ki
tenergiunt ukmembant u
proses-pr
osesbiologisdanpeny embuhan.
3.Kesehat
an(
heal
th)
Johnsonmemandangkesehat ansebagaisuatukondi
siyangsul
itdipahami
(el
usi
ve)
dandi namis,y
angdi pengar
uhiolehf actor
-fakt
orbi
ologi
s,psi
kologisdansocial
.
Kesehatanmenj adisuat
unilaiyangdi i
nginkanolehparapekerj
akesehatandan
memf okuskanpadapersonbukanyapeny aki
t.
Kesehatandi refl
eksikanolehor ganisasi
,inter
aksi,sali
ngketergantungansubsist
em
-subsi
stem dar isystem peri
l
aku.Manusi aberusahamencapaikesei mbangandalam
system iniyangakanmengar ahkeper i
l
akuf ungsional.Keseimbangany angkurang
baik dalam per syarat
an st ruct
uralat au f ungsionalcender ung mengarah ke
membur ukny akesehat an.Ket i
kasy stem membut uhkansejuml ahenergimini
mum
untukpemel iharaan,supl aiener giyangl ebi
hbesary angt ersedi
amempengar uhi
prosesbiologi danpenyembuhan.
4.Li
ngkungan

16
Dalam t eoriJohnson,l ingkungant erdir
idarisel
uruhf actoryangbukanbagi an
system per i
laku individu t etapi hal i tu mempengar uhi system, dan dapat
dimanipulasiolehper awatunt ukmencapaikesehat any angmenj aditujuanpasi en.
Indi
vidumenghubungkandi r
inyaunt ukber i
nter
aksidenganl i
ngkungan-ny a.System
peril
akuber usahamenj agaequi libri
um dal am r
espont erhadapfactorl i
lngkungan
dengan mengat urdan adapt asit erhadap kekuatan yang meny ertainya.Gay a
l
ingkungan y ang kuat secar a ber lebihan mengganggu kesei mbangan sy stem
peril
aku dan mengancam st abili
tas seseorang j
umlah ener giyang t i
dak t entu
dibutuhkan supay a sy stem membangun kembal ieqili
brium dalam menghadapi
tekanan-tekananber ikutny a.Ket i
kal ingkunganstabil
,indivi
dudapatmel anj
ut kan
denganper i
l
aku-peri
lakuy angbai k.
H.HubunganAnt
araModel
Konsept
ual
Keper
awat
andanPr
oseskeper
awat
an
ModelKonseptualKeperawatanadalahsuat
uabstr
aksiy
angdi
oper
asi
kandengan
menggunakanproseskeperawatanyangmencakup:
1.Pengkaj
i
an
Pengkaji
an data spesi
fi
k mengenaikebut
uhan kesehat an kl
i
en yang langsung
ber
hubungan dengan unitkedua modelkeperawatan yait
u kl
ien.Misal
nyat eor
i
Henderson,kli
en dipandang memil
iki14 kebut uhan dasar,maka dat ay ang
di
kumpul kanj
ugatentang14kebut
uhandasartersebut.
2.Di
agnosa
Dalam tahapi ni
,masal
ahkl
ienbaiky
angaktualmaupunpot
ensi
aldi
tul
i
ssebagai
suatudi agnosakeper
awat
any angdi
sesuai
kandenganmodelkeper
awatany
ang
digunakan.
3.Per
encanaan
Perencanaan i nt
ervensikeperawat
an juga di
kait
kan l
angsung dengan model
konseptualkeperawatan.I
nter
vensidenganmenyesuai
kanpadapol
ainterv
ensidar
i
model konseptualy
angdigunakan.
4.I
mpl
ement
asi
Melaksanakan r encana inter
vensiberdasarkan pengetahuan i
lmi
ah yang bukan
merupakanbagi andarimodelkeper awatan.Modelkeper awatanmenunjukkanapa
yang har us dil
akukan ol eh perawaty ang langsung mempengar uhiinter
vensi
keperawat anyangdirencanakan,tet
apiti
dakmenunj ukkanpadaperawatbagaimana
mener apkanrencanai t
u.
5. Ev
aluasi
Ev
aluasi
mer
upakanf
ungsi
per
awat
any
angber
lanj
ut.
 Bagai
manakl
i
enber
adapt
asi
danber
eaksi
 Apay
angdi
pandangkl
i
ensebagai
kebut
uhan

17
 Bagaimana kli
en mencapait uj
uan y
ang tel
ah di
tet
apkan Jawaban dar
i
pertany
aan per
tany
aantadiakanmembantuperawatmenil
aikeef
ekti
fandar
i
prosesper
awatsecarakesel
uruhandanmodelkeper
awatan

18
BABI
IIPENUTUP
A.Kesi
mpul
an
Teor ikeper awatanDor othyEJohnsondi ukurdengan‘ ’behav i
oralsistem t heory ’

.
Johnsonmener i
madef inisiper i
l
akuseper tidi yatakanol ehpar aahl iperilakudan
biologi:out putdar ist rukt urdan pr oses-proses i nt
ra-organismi ky ang keduany a
dikoordinasidandiar t
ikul asidanber sif
atr esponsi fterhadapper ubahan-per ubahan
dalam sensor istimulation.Johnsonmemf okuskanpadaper i
lakuy angdi pengar uhi
olehkehadi r anakt ualdant akl angsungmakhl uksosi allainy angt el
ahdi tunjukkan
mempuny aisignifi
kansiadapt ifutama.Teor ikeper awat anDor othyEJohnsondi ukur
dengan ‘ ’
behav ioralsi stem t heor y
’’
.Johnson mener ima def ini
siper i
laku seper t
i
diyatakanol ehpar aahl iper il
akudanbi ologi :out putdar istrukturdanproses- proses
i
nt r
a-organismi ky angkeduany adikoordinasidandiar t
ikulasidanber sif
atr esponsi f
terhadapper ubahan- perubahandal am sensor istimulation.Johnsonmemf okuskan
padaper il
akuy angdi pengar uhiol ehkehadi ranakt ualdant akl angsungmakhl uk
sosiallainyangt el
ahdi tunj ukkanmempuny ai signif
ikansi adapt i
futama.
B.Sar
an
Kamimeny adar
ibahwa dalam penul i
san makalah ininasij auh dar
isuatu
kesempurnaanuntukit
ukamimi ntakepadafasi
l
itatormemberikanmasukanatau
kri
ti
ikankepadakamiy angbersi
fatmembangunagardal am pembuatanmakalah
sel
anjutny
akami bi
sadenganbanardantepat
.
DAFTARPUSTAKA
ht
tps:
//www.
academi
a.edu/
29030299/
Teor
i_Dor
othy
_E_
Johnson
ht
tp:
//perawat
pedi
a.bl
ogspot
.com/
2014/
04/
teor
i-
keper
awat
an-
dor
othy
-e-
j
honson.html
?m=1
Thomas+r
i.%J&Teor
i!eper
awat
an"
orot
hy#.'
ohnson.
ht
tpAHHthomaG&'
5.
blogspot.
co.i
dH%J&*H&&Hteor
i-
keperawatan-
dor
othy
-e-
j
ohnson%/.
html
.di
aksesOktober%J&6Loung=ussi
nestgi
rl.%J&
Teori!eperawat
an " or
othy
.' ohnson. ht
tpAHHper
awat
pedi
a.bl
ogspot
.co.
iHteori
-
keper
awatan-dor
othy
-e- jhonson.ht
ml. diakses Okt
ober %J&6 Theor eti
cal
8oundat
ionsof4ursi
ng.
"or
othy '
ohnson he&ehavi
oral
Syst
em+odel
.
htt
pAHHnur
singt
heor
ies.
weebl
y.comHdor
othy
-j
ohnson.
html
.di
aksesOkt
ober%J&6

19
TEORI KEPERAWATAN MYRA ESTIN LEVINE

DOSEN PENGAMPU: NS. SARWN, S.KEP, M.KEP

DISUSUN OLEH:
o Putri Diva Pakaya (2001060)
o Dewi Putri F. Sundayana (2001073)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2020-2021
(Jln. Raya Pandu Pangiang Kel. Pandu Kec. Bunaken Manado- Silawesi Utara)
KATA PENGANTAR

Puji syukur Ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa Karena telah memberikan kesempatan pada kami
sehingga bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul TEORI KEPERAWATAN MYRA ESTIN LEVINE.
Atas Rahmat dan Hidayahnya-lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makala
ini di susun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan di STIKES
MUHAMMADIYAH MANADO. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Sarwan
selaku Dosen pada mata kuliah Falsafah Dan Teori Keperawatan, tugas yang telah di berikan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait materi yang kami tulis. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

MANADO, 09 DESEMBER 2020


DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..........................................................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................................

2.1 BIOGRAFI MYRA ESTRIN LEVINE...............................................................................................................

2.2 KONSEP UTAMA TEORI LEVINE................................................................................................................

2.3 KONSERVASI MODEL TEORI LEVINE.......................................................................................................

2.4 KONSEP UTAMA MODEL KONSERVASI TEORI..........................................................................................

2.5 APLIKASI TEORI LEVINE............................................................................................................................

2.7 TEORI LEVINE DALAM PROSES KEPERAWATAN.......................................................................................

2.7 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI LEVINE...........................................................................................

BAB III PENUTUP............................................................................................................................................

3.1 KESIMPULAN............................................................................................................................................

3.2 SARAN......................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berpikir
yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi
atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep merupakan suatu
ide dimana terdapat suatu kesan abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang
nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Salah satunya adalah Myra Estrin Levine, Teori
keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan tahun 1973,
menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan
beradaptasi terhadap lingkungannya. Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa
keperawatana dalam memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai
dengan peran keperawatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Menulis Biografi Myra Estrin Levine


2. Menjelaskan Konsep Utama Teori Levine
3. Menjelaskan Konservasi Model Teori Levine
4. Menulis Konsep utama Model Konservasi
5. Menjelaskan pengaplikasian teori Levine
6. Menjelaskan Teori Levine Dalam Proses Keperawatan
7. Menuliskan Kelebihan dan Kelemahan Teori Levine
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BIOGRAFI MYRA ESTRIN LEVINE

Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga
bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sakit
(mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan(George, 2002).

Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar
Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus,
Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan
administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di
Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembagaseperti
University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang
dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang dipublikasikan
berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia juga menerima gelar doktor
kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992(Tomey&Alligood, 2006).

Levine meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun. Levine pribadi
menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “Teori keperawatan,”
tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan
Medikal Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru
dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan
yang menurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif
dan perawatan pasien (George, 2002).

2.2 KONSEP UTAMA TEORI LEVINE

Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan berbagai teori
yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan. Seperti dia Konservasi
Model, semua berbagi teori empat konsep pusat atau utama: orang, lingkungan, keperawatan
dan kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan bergabung atau
menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena akan dibahas di bawah.

1. Orang

Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan dan
integritas dan satu "yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa lalu-sadar." The
keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup "individu memiliki artinya hanya dalam
konteks kehidupan sosial "(Levine, 1973, hal 17). Orang juga digambarkan sebagai individu yang
unik dalam persatuan dan kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem.

2. Lingkungan

Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Lingkugan terbagi menjadi 2 bagian yaitu


lingkungan internal dan eksternal :

a. Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari individu

dan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga adalah integrasi dari
fungsi tubuh yang menyerupai homeorhesis daripada homeostasis dan tunduk terhadap
tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk energi.

b. Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional, dan konseptual.


Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal yang individu menanggapi dengan
organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya, suara, sentuhan, suhu, kimia perubahan yang
berbau atau terasa, dan rasa posisi dan keseimbangan. Lingkungan operasional adalah bagian
dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak
memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk
radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Lingkungan konseptual adalah bagian dari lingkungan
eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan konsep dan penemuan dan mencakup
pertukaran bahasa, kemampuan berpikir dan pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama,
etnis dan tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang berasal dari pengalaman hidup.
3. Kesehatan

Sehat dan sakit merupakan pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan dan
kesatuan dan "merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan keperawatan adalah untuk
meningkatkan kesehatan. Levine (1991, hal 4) menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan
sebagai: "... yang jalan kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan yang
buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya sendiri ...
Ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak kembali ke hood diri, dimana
perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnya, dan individu bebas untuk mengejar
sekali lagi atau kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. "Di sisi lain, penyakit adalah" tidak diatur
dan tidak disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi ".

4. Perawatan

Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia" (Levine, 1973, hal.1). "Perawat
itu masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana saat-saat berbagi dalam waktu
beberapa sepele, beberapa dramatis-daun tandanya selamanya pada setiap pasien" (Levine,
1977, hal 845). Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara
keutuhan (kesehatan).

Seperti telah disebutkan di atas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara di mana
orang dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah fit dari orang dengan
kesulitan nya waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik membuat konservasi yang mungkin
terjadi pada berbagai tingkatan; molekuler, fisiologis, emosional, psikologis, dan sosial.
Tanggapan ini didasarkan pada tiga faktor (Levine, 1989): historisitas, spesifisitas dan redundansi.

2.3 KONSERVASI MODEL TEORI LEVINE

Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada tahun
1973, menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan
beradaptasi terhadap lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan
aktivitas konservasi , dengan konservasi energy sebagai pertimbangan utama
(Fawcett,1989).Sehat dipandang dari sudut konservasi energy dalam lingkup area sebagai
berikut , Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :

1. Konservasi Energi

Tujuan dari konversi energy ini adalah untuk menghindari penggunaan energy yang
berlebihan atau kelelahan.Karena individu memerlukan keseimbangan energy dan
memperbaharui energy sevara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup.Dalam praktek
keperwatan hal ini terlihat di ruang rawat pasien disamping tempat tidur pasien .

2. Konservasi Struktur Integritas

Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari intergritas struktur .Seorang perawat
harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan
intervensi keperawatan .

3. Konservasi integritas personal

Seorang perawat aharus dapat menghargai diri pasien .Hal ini bias terlihat ketika klien
dipanggil dengan namanya .Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai
personal yang menyediakan privasi selama prosedur.

4. Konservasi Integritas Sosial

Kehidupan berarti komunitas ,social dan kesehatan merupakan keadaan social yang telah
ditentukan .Oleh karena itu ,perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga
,membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal.

2.4 KONSEP UTAMA MODEL KONSERVASI

1. Wholeness (Keutuhan)

Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka: “Wholeness
emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversified functions and parts
within an entirety, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada
suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam
keseluruhan, batas-batas yang terbuka)” Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa “interaksi
terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka
dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan
lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”.
Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan
dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.

2. Adaptasi

Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas


individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil
dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.

Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan redundancy. Levin
menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin
keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi historis dan spesificity.
Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy
menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi.
Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan
yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.

a. Lingkungan

Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan internal
maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek
fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan
konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasi dunia
dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu
secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti
mkroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan
dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman.
b. Respon organisme

Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, yang
bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi, respon terhadap stress, dan kewaspadaan
persepsi.

1) Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima individu
baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui menyerang atau
menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan
untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera.

2) Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi


diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon individu
adalah menggunakan energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau
patogen yang merugikan, untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.

3) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak
spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara
bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan dengan pengaruh yang
menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap pelayanan keperawatan.

4) Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan


pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua
pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas
fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual
individu, hanya terjadi saat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan
cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan
keamanan dirinya.

c. Trophicognosis

Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa keperawatan. Ini


merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana keperawatan.
3. Konservasi

Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi menjelaskan
suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang
buruk. Dalam pengertian Konservasi juga, bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi dan
beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.

2.5 APLIKASI TEORI LEVINE

Praktisi keperawatan dalam melaksanakan fungsinya perlu menerapkan teori atau model
yang sesuai dengan situasi tertentu. Teori Levine ini dapat diaplikasikan sebagai berikut:

1. Perawatan penelitian - Prinsip-prinsip konservasi telah digunakan untuk pengumpulan data


dalam berbagai penelitian. Model Conservational digunakan oleh Hanson et al.in studi
mereka insidensi dan prevalensi ulkus tekanan pada pasien rumah sakit. Newport (nd)
digunakan prinsip konservasi energi dan integritas sosial untuk membandingkan suhu tubuh
bayi yang telah ditempatkan di dada ibu segera setelah lahir dengan mereka yang
ditempatkan di bagian hangat.
2. Pendidikan keperawatan - Model Conservational digunakan sebagai pedoman untuk
pengembangan kurikulum. Itu digunakan untuk mengembangkan program sarjana di
Allentown keperawatan perguruan St Fransiskus de Sales, Pennsylvania, Digunakan dalam
program pendidikan keperawatan disponsori oleh Kapat Holim di Israel.
3. Perawatan administrasi - Taylor (nd) dijelaskan panduan penilaian untuk pengumpulan data
pasien neurologis yang merupakan dasar untuk pengembangan rencana asuhan keperawatan
yang komprehensif dan dengan demikian mengevaluasi asuhan keperawatan. McCall (nd)
mengembangkan alat penilaian untuk pengumpulan data atas dasar empat prinsip
conservational untuk mengidentifikasi kebutuhan perawatan pasien epilepsy. Keluarga alat
penilaian dirancang oleh Lynn-McHale dan Smith (nd) untuk keluarga pasien dalam
pengaturan perawatan kritis.
4. Praktikkeperawatan Model Conservational telah digunakan untuk praktik keperawatan
dalam pengaturan yang berbeda. Bayley (nd) membahas perawatan seorang remaja parah
dibakar di dasar empat prinsip conservational dan dibahas pasien lingkungan persepsi,
operasional dan konseptual. Kolam (nd) menggunakan model konservasi untuk membimbing
asuhan keperawatan tunawisma di klinik, tempat penampungan atau jalan-jalan.

2.6 TEORI LEVINE DALAM PROSES KEPERAWATAN

Teori Keperawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses


Keperawatan. Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat
sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu
klien. Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama.

Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan klien
terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi atau semua
fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi
terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan besarnya
kemampuan partisipasi klien dalam perawatan. Dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua
metoda yaitu interview dan observasi. dalam pengkajian berfokus pada klien, keluarga, anggota
lainnya, atau hanya mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam membantu memecahkan
permasalahan kesehatanklien. Hal ini juga mempengaruhi kesiapan klien dalam menghadapi
lingkungan eksternal. Menurut Levine, jika anggota keluarga membutuhkan suatu perjanjian
maka keluarga harus menjadi sasaran pengkajian. Dalam pengkajian menyeluruh, perawat
menggunakan empat prinsip teori Levine yang disebut pedoman pengkajian. Perawat menitik
beratkan pada keseimbangan energi klien dan pemeliharaan integritas klien. Kemudian perawat
mengumpulkan sumber energi klien yaitu nutrisi, istirahat (tidur), waktu luang, pola koping,
hubungan dengan anggota keluarga/orang lain, pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi
yakni fungsi dari beberapa sistem tubuh, emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang
integritas struktur klien yaitu pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem diri
klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan integritas sosial yakni: proses keputusan dari klien
dan hubungan klien dengan orang lain serta kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain
atau masyrakat.
Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh. Analisa
ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat area
pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih banyak.
Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya. Dalam fase
perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas dari aktivitas
klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan atau
menekankan kebutuhan sebagai tujuan akhir.

Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai kondisii
sehat. Dalam fase perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan :

1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.

2. Menentukan tingakat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan

Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian


tahapan dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori, dan
pengetahuan tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat harus
meningkatkan kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan mengidentifikasi
tingkat partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan
lain. Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien.
Data dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat
bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien.

Teori Levine menyatakan bahwa :

1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.

2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.


3.Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan
perawatan.

4. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi perawatan
yaitu tentang pengobatan atau support.

Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada waktu sekarang
maupun masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan kesehatan membutuhkan intervensi
perawatan.

2.7 KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TEORI LEVINE

1. KELEMAHAN TEORI LEVINE - Meskipun kelengkapan teori dan aplikasi teori Levine luas, model
ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi levine berfokus pada penyakit
yang bertentangan dengan kesehatandemikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk
mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan
teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-
prinsip promosi dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari
praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus individu
dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki
tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berartisipasi dalam
perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk
berpartisipasi dalam keperawatan tidak cocok, ketidakcocokan ini akan menjadi daerah
konflik.

Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip model konservasi diterapkan.

• Pada konservasi energi, tujuan Levine adalah untuk menghindari penggunaan energi yang
berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakt samping tempat tidur
klien. Dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada
pasien mania, ADHD (Attention-Defict Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau
mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.
• Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur
anatomi. Ini sekali lagi memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur
anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti
dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat tambahan patudara dan liposuctions,
integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan
fisik dan epuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikia, proedur
tidak boleh dipromosikan.
• Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan
kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis
terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien
koma yaitu individu atau klien bunuh diri. Tujuan konservasi integritas sosial adalah
untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang
lain yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini,
adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-
anak, pasien psikiatris yagn tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang
tak sadar, fokus disini adalah tidak lagi pasien sendiri tetapi orang-orang yang terlibat
dalam perawatansakit samping tempat tidur klien. Dalam kasus dimana kebutuhan energi
untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD pada anak-anak atau mereka
dengan gerakan terbatas seperti pasien lumpu, teori lavine itu tak dapat berlaku.

2. KELEBIHAN TEORI LEVINE - Pada teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan
klien mempunyai partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam penjadwalan
keperawatan. Dan perawat yang dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara penuh.
Dengan didukung dari klien yang mampu beradaptasi dan melakukan persepsi dengan normal.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Myra Estrin Levine adalah seorang ahli yang memberikan penjelasan berbeda dari disiplin
ilmu keperawatan.Dalam teori Levine ini terdapat empat konsep konversi utama yaitu konversi
energy,integritas struktur,integritas personal dan integritas social.Semua teori ia bagi menjadi
empat bagian utama antara lain orang, lingkungan , kesehatan, keperawatan.Selain itu, Levine
juga membahas orang dan lingkungan yang tergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke
waktu.Menurutnya seorang perawat harus selalu mengobservasi, memberikan intervensi yang
tepat sesuai perencanaan dan mengevaluasi. Hal tersebut untuk membantu klien,sehingga
hubungan kerja sama antara perawat dengan klien harus baik agar terwujudnya tujuan kedua
belah pihak.

3.2 SARAN

Perawat harus mampu dalam memenuhi tujuan dari asuhan keperawatan yang dilakukan,
agar proses keperawatan benar-benar mampu menunjang proses pemulihan klien dan
memenuhi tujuan dari keperawatan sesuai dengan teori Levine yaitu klien sebagai mahkluk hidup
terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.Lervine percaya
bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi , dengan konservasi energy
sebagai pertimbangan utama.Dalam hal ini dituntut peranan perawat dalam mewujudkan
tindakan yang mencakup konversi-konversi tersebut dan mengobservasi klien, memberikan
intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini
bertujuan untuk membantu klien dalam mencapai kesehatan yang seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aῆonuevo, C. A., et al. (2005). Theoretical foundations of nursing. University of the Philippines
Open University: Quezon city, Philippines.
Current Nursing. (n.d.). Nursing theorities: Levine’s four conservation principles. Downloaded
from, http://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.html at
September 2010.
DeBruin, Debra A. (2004). Looking Beyond the Limitations of “Vulnerability”: Reforming
Safeguards in Research. The American Journal of Bioethics, 1536-0075, Volume 4, Issue 3, 2004,
Pages 76 – 78
George, J. B. (2002). Nursing theories: Base for professional nursing. (5th ed). Pearson Education.
Leach, M.J. (n.d.) Wound management: Using Levine’s Conservation Model to guide practice. Vol.
52, Issue No. 8. Diunduh dari: http://www.o-wm.com/article/6024 pada bulan September 2010.
Levine, M. E. (1967). The four conservation principles of nursing. Nursing Forum, 6(1), 45-49.
Levine, M. E. (1967). This I believe: About patient centered care. Nursing Outlook, 15(4), 53-55.
Levine, M. E. (1973). Introduction to clinical nursing. F. A. Davis Company: Philadelphia, PA.
Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing theorists and their work. (6th ed.). Elsevier Health
Sciences.
Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing Theory : utilization & application. Missouri : Mosby

Anda mungkin juga menyukai